Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : I PUTU GEDE JULIARDANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042215235

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4314 / PEREKONOMIAN INDONESIA

Kode/Nama UPBJ : 76 / JEMBER

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Strategi alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia, yaitu dengan cara :
 Meningkatkan efektivitas penurunan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi inklusif
 Pemerintah akan memantapkan kelompok menengah ke bawah juga melakukan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di luar pulau Jawa untuk memperkuat
infrastruktur konektivitas yang menghubungkan antara pusat ekonomi dan wilayah
penunjang sekaligus memperkuat pengembangan produk lokal dan jaringan rantai pasok
produk ekspor terus dilaksanakan.
 Melakukan reformasi anggaran subsidi.
 Peningkatan anggaran perlindungan sosial.
 Melakukan penguatan ekonomi domestik dan tata kelola impor.
 Dengan adanya program kartu pra kerja. Contoh Program yaitu BLK Komunitas yang
menyediakan 1.000 titik balai-balai latihan kerja komunitas yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masyarakat.
 Pemerintah harus menggenjot kewirausahaan.
 Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyat.

2.Latar belakang perlunya penetapan otonomi daerah di Indonesia :


Adanya sentralisasi keuangan, seperti sentralisasi sistem perpajakan dengan alasan efisiensi.
Sentralisasi tidak saja dalam kebijakan fiskal tetapi hampir di semua bidang, termasuk dalam sistem
perencanaan dan pelaksana pembangunan. Perencanaan, pelaksana pembangunan dan alokasi
dana pembangunan sudah ditentukan dari pemerintah pusat, sedangkan Pemerintah Daerah
tinggal melaksanakanya saja. Keadaan tersebut menyebabkan daerah memiliki ketergantungan
yang sangat kuat terhadap anggaran dan pusat. Sistem perencanaan pembangunan yang terpusat,
telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pola pertumbuhan ekonomi tinggi
masih juga dibarengi dengan terjadi ketimpangan, antara kota dan desa, Jawa dan luar jawa dan
antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI). Keadaan tersebut
merupakan hasil dari sistem sentralisasi selam pemerintahan Orde Baru yang mengarahkan
pembangunan lebih berpihak kepada efisiensi (pertumbuhan) ketimbang equity (keadilan). Belajar
dari kondisi tersebut maka perlu dilakukan desentralisasi fiskal termasukpembagian kewenangan
dia antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam hal penerimaan dan
pengeluarannya. Perubahan tersebut terjadi dengan ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah (Otonomi Daerah) sekarang menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 25
tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah secara umum dalam melaksanakan otonomi
daerah :
a) Ketidakcukupan sumber daya keuangan untuk menutup fiscal gap. Kondisi tersebut
disebabkan oleh :
 Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) sementara penerimaan daerah
(fiscal capacity) tidak cukup membiayai kebutuhan daerah.
 Kualitas pelayanan publik yang masih memprihatinkan.
 Rendanya kualitas sarana, prasarana dan infrastruktur wilayah.
 DAU dari pemerintah pusat yang tidak mencukupi.
 Belum diketahui potensi PAD yang mendekati kondisi rill.

b) Semakin tinggi masalah ekonomi biaya tinggi di daerah, yang disebabkan oleh politik uang, KKN
dalam proyek Pemerintah daerah, akibat mengejar target PAD banyak kebijakan daerah (Perda)
yang bertentangan dan tidak mengacu kepada kebijakan pusat dan menghambat investasi di
daerah.

4. Dampak Globalisasi Ekonomi

Meski sangat menjanjikan, globalisasi ekonomi menyimpan beberapa dampak yang harus dipahami
masyarakat sebagai bagian dari globalisasi dunia itu sendiri. Dampak yang terjadi bisa berupa
dampak positif dan negatif.

Dampak Negatif

Berikut dibawah ini adalah uraian mengenai dampak negatif globalisasi ekonomi.

 Meningkatkan Ketimpangan Pendapatan

Meskipun akan meningkatkan perekonomian suatu negara secara keseluruhan, tidak menutup fakta
bahwa globalisasi ekonomi menghasilkan  ketidakseimbangan dalam hal pendapatan. Sebab,
biasanya manfaat globalisasi hanya terjadi di daerah perkotaan yang jauh lebih maju. Sehingga
wilayah desa atau yang kurang maju tidak merasakan manfaat yang wilayah perkotaan rasakan.
Bahkan ketimpangan ini akan terjadi antara negara maju dan negara berkembang.

 Mengurangi Tingkat Keamanan Pekerjaan

Karena ruang lingkup yang cukup besar, efek negatif yang dihasilkan dari globalisasi ekonomi adalah
tingkat keamanan kerja akan berkurang. Karena pasar yang terlibat dalam skala besar akan sulit
untuk menjamin keamanan selama pekerjaan atau transaksi.

 Meningkatkan Ketidakstabilan dan Ketidaksensitifan Ekonomi

Globalisasi Ekonomi Dunia akan memicu ketidakstabilan ekonomi dan ketidaksensitifan kepada
fenomena di semua negara. Contoh soalan yang paling sering disebabkan oleh hal ini adalah konflik
sosial budaya dan peperangan antara negara.

 Kerusakan Lingkungan di Tingkat Dunia

Globalisasi akan menembus batas negara dalam hal eksploitasi sumber daya alam. Sayangnya,
eksplorasi tanpa batas ini akan mempercepat kerusakan lingkungan di dunia. Eksploitasi yang
berlebihan umumnya didorong perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan lebih tanpa
memperhatikan aspek pemanfaatan sumber daya yang harmonis dan kebutuhan akan generasi
selanjutnya.

Dampak Positif

Tak hanya dampak negatif, sebenarnya globalisasi ekonomi menghasilkan berbagai dampak positif di
berbagai negara. Dampak tersebut harus dikembangkan sementara dampak negatif harus
diminimalisir semaksimal mungkin. Apa saja dampak positif yang bisa dinikmati ?
 Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Berbagai Negara Berkembang

Adanya globalisasi ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang,


termasuk Indonesia. Karena kemungkinan perdagangan internasional yang lebih menguntungkan
karena sebagian besar bisnis telah terbuka.

 Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Dunia Secara Keseluruhan

Selain merangsang perekonomian negara-negara berkembang, globalisasi dalam ekonomi juga akan
mempromosikan secara keseluruhan ekonomi di dunia. Salah satu cara adalah dengan secara efektif
mengubah lokasi industri, arus modal internasional, termasuk investasi internasional.

 Menurunkan Tingkat Kemiskinan Global dalam Jangka Panjang

Tingkat kemiskinan adalah salah satu masalah bersama oleh semua negara di seluruh dunia. Salah
satu yang dianggap paling efektif dalam mengurangi kemiskinan adalah  globalisasi ekonomi. Hal ini
memungkinkan peningkatan jumlah penerimaan negara bertambah dari perdagangan yang terjadi
secara internasional.

 Meningkatkan Variasi Komoditas Barang atau Jasa yang Tersedia di Berbagai Negara

Komoditas variasi atau jenis barang atau jasa yang ada di pasar dunia akan semakin  bertambah
berkat banyaknya jumlah negara yang menawarkan barang atau jasa ke negara lain. Masing-masing
negara pun akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan negara akan barang atau jasa yang tak
tersedia dalam negeri.

5.Filsafat Ilmu Ekonomi Pancasila :

Menurut Dawan Raharjo (2004) terdapat tiga landasan filsafat ilmu ekonomi Pancasila yaitu :

a) Aspek Ontologi adalah wacana mengenai kepribadian.

b) Aspek Epistemologi adalah merupakan cara pemahaman atau metode penilitian. Secara
epistemologis, ekonomi Pancasila berasumsi bahwa manusia bukan hanya makhluk
ekonomi, melainkan makhluk etis dan sosial. Ilmu ekonomi dipandang tidak bebas nilai,
tetapi sarat nilai dan pendekatanya haruslah multidisiplin. Dalam menjawab latihan ini,
bacalah kembali dengan teliti materi-materi yang terkait dengan pertanyaan tersebut dan
galilah dari bacaan –bacaan utama yang menjadi referensi kegiatan belajar ini.
c) Aspek Aksiologis adalah pembahasan mengenai nilai, khusunya nilai guna, yang dapat
tercermin dari tujuan, hasil atau output dari suatu proses dalam pelaksaan Sistem Ekonomi
Pancasila. Secara Aksiologis ekonomi Pancasila berupaya mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai