Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Batam, 11 Juli 2021
Jodi Syahindrawan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Menurut saya saat ini belum bisa dikatakan bahwa Indonesia mengalami krisis moneter karena
Apabila dibandingkan dengan krisis 1998, ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat dan sehat. Hal
tersebut tercermin pada beberapa aspek termasuk peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga
lima kali lipat menjadi 1,1 triliun Dolar AS, dan peningkatan cadangan devisa sekitar tujuh kali lipat
menjadi 129 miliar Dolar AS. Dan tahun 1998 dan 2020 mencatat depresiasi Rupiah yang serupa
yaitu sekitar Rp16.500 sampai Rp16.600. Hal yang berbeda di tahun 2020 adalah tingkat depresiasi
sebesar 16%, dari 500% di tahun 1998. Sehingga menurut saya saat ini belum bisa dikatakan krisis
moneter berdasarkan data diatas.
Dikutip dari Centre for Strategic and International Studies, tentang Perjalanan Reformasi Ekonomi
Indonesia 1997-2016. Pengalaman pemerintahan Indonesia di berbagai era dalam melakukan
reformasi ekonomi. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan Megawati cukup berhasil
dalam menjaga dan meningkatkan stabilitas makroekonomi, namun kurang
berhasil dalam melakukan reformasi pada tingkat mikroekonomi. Iklim investasi terus memburuk
pada periode Megawati. Hal ini pun menjadi warisan bagi pemerintahan berikutnya (SBY), dan
nampak menjadi salah satu agenda kebijakan terpenting dalam pemerintahan SBY. Akan tetapi,
meskipun menjanjikan, namun pelaksanaan sejumlah inisiatif dan reformasi ekonomi untuk
mengatasi permasalahan tersebut masih kurang efektif. Presiden SBY sendiri tidak terlalu dikenal
sebagai sosok yang reformis, dan nampak lebih menekankan stabilitas makroekonomi dalam
pengelolaan ekonominya. Meningkatnya sentimen nasionalisme dan proteksionisme, terutama
pada periode kedua SBY, juga menjadi hambatan dalam melakukan reformasi ekonomi yang
kurang populer meskipun sangat diperlukan. Sebaliknya, presiden selanjutnya, Jokowi, adalah
sosok pemimpin yang reformis yang memiliki sejumlah agenda reformasi ekonomi yang cukup
ambisius. Akan tetapi, meskipun berhasil dalam melaksanakan reformasi yang sulit secara
politis (seperti pada subsidi BBM), namun implementasi sejumlah reformasi mikro terkait iklim
investasi masih jauh dari harapan. Pernyataan reformis dan spirit keterbukaan investasi yang
sering disuarakan oleh Presiden Jokowi perlu diterjemahkan ke dalam regulasi dan kebijakan
konkrit yang ramah bagi investor (yang sebenarnya sudah mulai dilakukan melalui Paket Kebijakan
Ekonomi). Tantangan reformasi ekonomi saat ini adalah menyeimbangkan komitmen reformasi
di tingkat Presiden dengan mekanisme implementasi, pemantauan, dan evaluasi yang efektif di
tingkat lapangan (termasuk di tingkatan daerah).
Factor yang menentukan kesuksesan pelaksanaan reformasi ekonomi di Indonesia setelah krisis 1997.
Peran IMF sangat penting dalam meletakkan dasar bagi reformasi makroekonomi yang berhasil,
serta untuk memastikan bahwa reformasi tepat sasaran dan mencapai tujuannya. Amandemen UU
tentang Bank Indonesia, serta disahkannya UU Keuangan Negara merupakan dua langkah
reformasi utama selama periode Megawati, yang sangat mendukung bagi terciptanya stabilitas
makroekonomi di masa ini.
Pelaksanaan reformasi ekonomi biasanya menjadi sulit ketika harus melibatkan kepentingan
publik atau sentimen nasionalistik yang kuat. Pengalaman dalam hal privatisasi, pembatalan
amandemen UU Kelistrikan, penghapusan subsidi BBM yang terus tertunda, serta panjangnya
proses penyusunan rancangan regulasi atau UU di DPR, jelas mengindikasikan hal tersebut.
Reformasi ekonomi yang kurang berhasil dapat disebabkan oleh tidak adanya institusi pendukung
yang dapat ditunjuk untuk melaksanakan reformasi tersebut, atau sejumlah reformasi turunannya.
Akibatnya, upaya reformasi seringkali menjadi kurang efektif dan menimbulkan ketidakpastian.
Reformasi ekonomi seringkali melibatkan permasalahan koordinasi yang cukup signifikan. Salah satu
penyebab utama dari lambat dan kurang efektifnya implementasi kebijakan reformasi adalah bahwa
proses pengambilan kebijakan menjadi jauh lebih terfragmentasi setelah era Soeharto.
Sangat penting untuk mengembangkan sumber pertumbuhan yang berasal dari investasi swasta
dengan melakukan reformasi-reformasi ekonomi yang lebih berorientasi pada pemotongan
sumber-sumber hambatan regulasi maupun non-regulasi yang menyulitkan investor untuk
menanamkan modalnya. Reformasi ekonomi juga perlu memberikan insentif serta fasilitasi bagi
sektor swasta untuk melakukan investasi terutama di sektor-sektor strategis seperti jasa dan
infrastruktur, agar dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi yang menciptakan inefisiensi
perekonomian yang sangat tinggi. reformasi-reformasi ekonomi sejenis ini perlu terus dilanjutkan,
dipantau, dan dipastikan efektivitas penerapannya di lapangan.
Dikutip dari Berita Satu, Selasa, 27 Februari 2018 tentang Reformasi Ekonomi Pemerintahan
Indonesia menjalankan reformasi ekonomi dengan menggulirkan 16 paket kebijakan. Inti dari 16
paket kebijakan itu adalah memberikan kemudahan dalam urusan perizinan dan berusaha. Sejumlah
lembaga internasional telah memberikan apresiasi terhadap reformasi ekonomi yang dijalankan
pemerintah. Kelompok Bank Dunia akhir tahun lalu menaikkan peringkat kemudahan berinvestasi
atau ease of doing business (EODB) Indonesia dari posisi 91 ke posisi 72 dari total 190 negara.
Artinya, ada peningkatan kemudahan berinvestasi dari segi perizinan di Indonesia.
World Economic Forum (WEF) tahun lalu menaikkan peringkat daya saing Indonesia ke posisi 36
dari 140 negara yang dianalisis, atau naik lima level dibanding tahun sebelumnya yang masih di posisi
41. Di antara sesama negara ASEAN, posisi Indonesia mengungguli Vietnam, Filipina, dan Kamboja
yang masing-masing berada di posisi 55, 56, dan 94. Sedangkan Malaysia dan Thailand masing-
masing di peringkat 23 dan 34.
Bank Dunia pada akhir tahun lalu memberikan tiga rekomendasi reformasi untuk Indonesia dalam
upaya mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi corona atau Covid-19.
Pertama yang dapat dilakukan adalah mengimplementasikan Undang-Undang Omnimbus Law untuk
memitigasi hambatan investasi. Dengan peniadaan hambatan investasi, Omnimbus Law akan menjadi
struktur dasar investasi.
Perlunya reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggalakan investasi. Penyebabnya,
Indonesia saat ini masih mengalami kesenjangan di bidang infrastruktur hingga US$ 1,36 triliun.
Akselerasi kebijakan pajak. penurunan ekonomi akan berdampak pada pendapatan negara. Hingga
kuartal pertama tahun ini, ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,74%. Namun, pemerintah
memperkirakan ekonomi kuartal II 2021 akan tumbuh melesat di atas 7%.
Menurut saya berdasarkan beberapa data diatas reformasi ekonomi bisa menjadi solusi untuk
perbaikan ekonomi Indonesia walaupun terdapat beberapa masalah atau kekurangannya tapi reformasi
ekonomi ini bisa membuat ekonomi Indonesia jadi lebih baik. Reformasi harus dilakukan pemerintah
untuk memperbaiki ekonomi usai Pandemi Covid-19. Reformasi penting untuk meningkatkan potensi
ekonomi dari sisi suplai seperti kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan reformasi
birokrasi. Peningkatan kualitas SDM dalam reformasi pasca Covid-19 dilakukan melalui reformasi
perlindungan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Ketiga hal tersebut terus diperkuat untuk
meningkatkan produktivitas.
2. Dikutip dari CNN Indonesia. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan
Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya memiliki bank
syariah yang kuat. Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di
dunia.Penggabungan atau merger bank syariah BUMN bertujuan supaya bank-bank tersebut bertahan
di krisis pandemi covid-19.
c. Risk Management
Pengelolaan BSI akan meminimalisir risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan
bisnis perbankan di masa depan. Keberhasilan Bank Mandiri saat ini yang berawal dari hasil
merger empat bank sebelumnya menjadi pelajaran bahwa risiko perbankan bisa diminimalisir
jika ketiga bank syariah plat merah ini digabungkan menjadi satu.