Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI PERENCANAAN WILAYAH DI KAWASAN PESISIR INDONESIA

TERKAIT ANCAMAN BENCANA IKLIM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh :

Muhammad Tommy Hidayat

C.511.20.0007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG

KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke Hadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Strategi Perencanaan Wilayah di
Kawasan Pesisir Indonesia Terkait Ancaman Bencana Iklim ini tepat pada waktunnya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya mendapat banyak tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkaan terma kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Saya menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan
maupun materinnya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Demak, 25 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii

BAB 1.................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Tujuan dan Sasaran.............................................................................................................2

BAB 2.................................................................................................................................................3

PERMASALAHAN...........................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pesisir........................................................................................................................3


2.2 Perubahan Iklim.........................................................................................................................3
2.3 Dampak Perubahan Iklim..........................................................................................................3
2.4 Dampak Perubahan Iklim terhadap Kerentanan Kawasan Pesisir.......................................4
2.5 Pendekatan dan Strategi dalam Mengahadapi Bencana Perubahan Iklim............................4
2.4.1 Pendekatan Mitigasi........................................................................................................5
2.4.2 Pendekatan Adaptasi.......................................................................................................5

BAB 3.................................................................................................................................................6

PENUTUP..........................................................................................................................................6

3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................7

DAFTAR ISI......................................................................................................................................7

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang


Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik
bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah
tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada,
dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada
azas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003). Pelaksanaan perencanaan ruang wilayah
ini disinonimkan dengan hasil akhir yang hendak dicapai, yaitu tata ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayahnasional
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Selain itu, penataanruang diharapkan
dapat mengefisiensikan pembangunan dan meminimalisasikonflik kepentingan dalam
pemanfaatan ruang serta meminimalisasi dampak bencana yang akan muncul seperti
banjir, tanah longsor, dan penurunan kualitas lingkungan penduduk terutama di
perkotaan akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang
(Pemendagri No. 28,2008).

Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan bagian
wilayah pesisir yang memiliki fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria
karakteristik fisik, biologi, sosial, dan biaya untuk dipertahankan keberadaannya (UU
Nomor 27 Tahun 2007). Kawasan pesisir menurut batas ekologinya merupakan daerah
yang ke darat masih dipengaruhi laut dan ke laut masih dipengaruhi darat (Dahuri, 2008).
Potensi kekayaan yang sangat besar baik sumber daya alam di daratan maupun di
perairannya dimiliki oleh wilayah pesisir. Potensi yang sangat tinggi pada wilayah pesisir
dan keberadaannya yang relatif mudah untuk dijangkau menjadi sasaran wilayah yang
dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan aktivitas manusia baik berkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas ekonomi utama manusia (Marfai dan
King, 2008a). Intensitas pemanfaatan ruang pada wilayah pesisir umumnya cukup tinggi
mencakup kegiatan permukiman, kegiatan ekonomi utama seperti industri, budidaya

iv
perikanan, pelabuhan dan pariwisata. Kawasan pesisir yang masih 2 dipengaruhi oleh
laut saling berkaitan dengan kondisi yang terdapat pada perairan pesisir. IPCC (2007)
menyatakan bahwa perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akan memberi
dampak yang signifikan bagi perubahan lingkungan pesisir. Kenaikan muka air laut (Sea
Water Level Rise) akibat laju perubahan iklim dalam pengamatan menggunakan satelit
altimetry selama periode 1993-2003 menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan muka air
laut sebesar 3,1 ± 0,7 mm/tahun (Cazenave dan Nerem, 2004 dalam IPCC, 2007).
Temperatur rata-rata pada permukaan global meningkat 0,74oC pada akhir abad 19 dan
dipastikan temperatur bumi akan naik 4,5oC yang mengakibatkan es di kutub bumi
mencair dan terjadi kenaikan muka air laut yang ditandai dengan meningkatnya luas
wilayah yang tergenang akibat rob.

Perubahan iklim merupakan isu global yang disebabkan oleh meningkatnya gas
rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan
fungsi lahan (deforestasi). Meningkatnya konsentrasi beberapa jenis gas rumah kaca
mengakibatkan penyerapan energi matahari dan refleksi panas matahari menjadi semakin
tinggi sehingga meningkatkan suhu udara di bumi dan memicu terjadinya perubahan
iklim. Dampak perubahan iklim terhadap aspek kelautan dapat terjadi secara langsung
dan tidak langsung baik dalam jangka waktu pendek maupun pada masa yang panjang.
Seiring dengan meningkatnya suhu udara dan terjadinya pemanasan global, pemuaian air
laut dan mencairnya saljusalju abadi terjadi di daerah Arktik dan Antartik. Dampak
secara tidak langsung menambah volume air di samudera dan menyebabkan kenaikan
muka air laut (Putuhena, 2011).

1.4 Tujuan dan Sasaran


Tujuan penyususnan makalah ini adalah menghasilkan strategi atau upaya
adaptasi terhadap resiko perubahan iklim yang terjadi di kawasan pesisir.

Sasaran yang hendak dicapai yaitu terlaksananya upaya-upaya atau strategi


mitigasi bencana di wilayah pesisir.

v
BAB 2

PERMASALAHAN

2.1 Pengertian Pesisir


Wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah wilayah tempat daratan
berbatasan dengan lautan. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh peristiwa di laut seperti
pasang-surut, angin laut dan intrusi garam. Sedangkan batas di laut ialah daerah-daerah
yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan
mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan
manusia di daratan (Putuhena, 2011).

2.2 Perubahan Iklim


Perubahan iklim merupakan salah satu dampak dari pemanasan global. Perubahan
iklim dapat diartikan sebagai fenomena peningkatan suhu global dari tahun ke tahun
akibat efek rumah kaca. Mereka menyerap sinar panas, yaitu sinar inframerah yang
dipancarkan oleh bumi, yang menyebabkan perubahan iklim di iklim global. Perubahan
iklim mengacu pada variasi kondisi iklim rata-rata suatu tempat atau variabilitasnya yang
signifikan secara statistik selama periode waktu yang lama. Selain itu, juga dijelaskan
bahwa perubahan iklim mungkin disebabkan oleh proses alam internal. atau ada
kekuatan eksternal atau aktivitas manusia yang terusmenerus mengubah komposisi
atmosfer dan tata guna lahan. Perubahan kondisi fisik atmosfer bumi meliputi suhu dan
distribusi curah hujan, serta mencairnya es di kutub yang berdampak luas di berbagai
wilayah, termasuk kenaikan muka air laut.

2.3 Dampak Perubahan Iklim


Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim berpengaruh pada seluruh sistem di
Bumi yang meliputi ekosistem, struktur komunitas, populasi dan sebagainya. Indikator
perubahan iklim mulai nampak dengan bergesernya periode musim dari waktu yang
biasanya. Perubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan ini disebabkan antara lain:
1. Kenaikan permukaan air laut;

vi
2. Kenaikan suhu;
3. Perubahan pola curah hujan; dan
4. Peningkatan frekuensi dan intensitas terjadinya iklim ekstrim seperti terjadinya
badai/gelombang tinggi (Putuhena, 2011).

2.4 Dampak Perubahan Iklim terhadap Kerentanan Kawasan Pesisir


Wilayah pesisir yang rawan tergenang akibat kenaikan muka air laut akan muncul
berbagai kerentanan bencana bagi masyarakat pesisir maupun lingkungan pesisirnya.
Harmoni (2005) menyebutkan beberapa permasalahan yang ditimbulkan dari kerentanan
bencana yang ada antara lain:
1) Kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. Bencana banjir atau rob yang diakibatkan
oleh kenaikan muka air lat akan merusak infrastruktur yang ada di wilayah pesisir.
Kerusakan tersebut terjadi karena infrastruktur tersebut akan tergenang oleh air laut
yang menyebabkan kerusakan fisik pada infrastruktur yang ada. Kerusakan
infrastruktur tersebut tentunya akan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk
upaya perbaikannya maupun perawatan pasca bencana tersebut jika terjadi.
2) Kerusakan kawasan-kawasan strategis. Wilayah pesisir seringkali memiliki kawasan-
kawasan strategis dalam perkembangannya. Berbagai kawasan yang memiliki peran
penting untuk fungsi ekologi dan fungsi ekonomi. Sebagai contoh adanya 9 kawasan
mangrove dan kawasan terumbu karang kemungkinan besar akan menjadi rentan bila
terjadi kenaikan muka air laut. Kerusakan habitat akan terjadi dan hal ini
menyebabkan terganggunya fungsi ekologis pesisir.
3) Pengaruh bagi masyarakat pesisir. Pengaruh kenaikan muka air laut bagi masyarakat
pesisir ditinjau berdasarkan 2 (dua) aspek yaitu aspek nyawa dan timbulnya berbagai
penyakit yang terjadi dan aspek keuangan dan hilangnya asset harta dan benda.

2.5 Pendekatan dan Strategi dalam Mengahadapi Bencana Perubahan Iklim di


kawasan pesisir
Dua strategi utama dalam menghadapi perubahan iklim berdasarkan konsep
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) 2007 adalah
mitigasi dan adaptasi. Mitigasi meliputi pencarian cara-cara untuk memperlambat emisi
gas rumah kaca atau menahannya, atau menyerapnya ke hutan atau penyerap karbon
lainnya. Adaptasi mencakup cara-cara menghadapi perubahan iklim dengan melakukan
penyesuaian yang tepat bertindak untuk mengurangi berbagai pengaruh negatifnya.

vii
UNDP Indonesia (2007) menyatakan bahwa adaptasi tidak hanya dilihat dari masalah
lingkungan saja akan tetapi memerlukan pertimbangan dampak perubahan iklim dalam
berbagai aspek seperti ketahanan pangan, pengendalian infrastruktur, perencanaan
perkotaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko bencana.

2.4.3 Pendekatan Mitigasi


Mitigasi adalah tindakan-tindakan untuk mengurangi atau meminimalkan
dampak dari suatu bencana terhadap masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut
tentunya pendekatan mitigasi bencana perubahan iklim ini lebih ditekankan pada
upaya-upaya untuk mengurangi terjadinya perubahan iklim dengan cara melakukan
tindakan-tindakan preventif seperti meminimalisasi limbah industri, pelestarian hutan
dan berbagai aktivitas perkotaan yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi
potensi terjadinya perubahan iklim (Miladan,2009).

2.4.4 Pendekatan Adaptasi


Adaptasi adalah penyesuaian dalam sistem ekologi, sosial atau ekonomi dalam
menanggapi rangsangan iklim dan dampaknya. Istilah ini mengacu pada perubahan
dalam proses mengimbangi potensi kerusakan atau untuk memanfaatkan peluang yang
terkait dengan perubahan iklim yang melibatkan penyesuian untuk mengurangi
kerentanan masyarakat, daerah, atau kegiatan terhadap dampak perubahan dan
variabilitas iklim (Miladan,2009).
Adaptasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
dampak perubahan iklim. Pendekatana adaptasi diarahkan pada tindakan-tindakan
langsung guna mengantisipasi dampak kenaikan muka air laut. Tiga strategi utama
pendekatan adaptasi antara lain:
1) Strategi protektif Strategi ini dilakukan dengan membangun bangunan-bangunan
fisik di kawasan pantai untuk mengantisipasi kerentanan kenaikan muka air laut.

2) Strategi akomodatif Strategi ini berusaha menyesuaikan dengan perubahan alam


akibat kenaikan muka air laut dengan memanfaatkan morfodinamika karakteristik
wilayah pesisir tersebut. Sebagai contoh yakni antisipasi yang dilakukan untuk
kawasan pemukiman di wilayah pesisir dengan membuat rumah panggung yang
didukung dengan dikembangkan mangrove sebagai buffer di sempadan pantai yang
ada.

viii
3) Strategi mundur Strategi ini menyesuaikan pada proses dinamika alami yang
terjadi dan menyesuaikan peruntukkan sesuai dengan kondisi perubahan alam yang
terjadi akibat kenaikan muka muka air laut. Adapun sebagai salah satu bentuk
program dari strategi ini yakni berupa relokasi penduduk pada kawasan yang
memiliki kerentanan kenaikan muka air laut.
Upaya non fisik yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan peta rawan
bencana yaitu peta yang memberikan informasi terkait dengan kerentanan wilayah
terhadap kenaikan muka air laut. Peta tersebut juga dijadikan sebagai acuan lokasi
relokasi dalam penentuan zonasi penetapan sempadan pantai dalam tata ruang dan
tata guna lahan pesisir. Upaya non fisik lainnya yaitu penyuluhan informasi tentang
perubahan iklim ke publik dan pelatihan simulasi bencana oleh pemerintah.
Kenaikan muka air laut yang mengakibatkan adanya intrusi air laut ke lahan
tambak akan menyebabkan meningkatnya kadar garam dalam tanah tambak. Hal
tersebut membutuhkan upaya rehabilitasi untuk mengurangi kadar salinitas lahan.

ix
BAB 3

PENUTUP

3.2 KESIMPULAN

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana iklim,wilayah pesisir
juga menjadi salah satu tumpuan dari berbagai aktivitas masyarakat. Aset berupa sumberdaya
dan infrastruktur yang berada di wilayah pesisir perlu dilindungi dari bencana. Upaya
Mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan kawasan hutan kota
dengan pemilihan vegetasi yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca (GRK) dengan
optimal. Adapun upaya adaptasi yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan
muka air laut secara umum berdasarkan jenis penggunaan lahan yaitu di kawasan tambak dan
kawasan permukiman. Beberapa upaya teknis yang dilakukan di kawasan adalah dengan
pembangunan tanggul sebagai penghalang intuisi air laut ke kawasan penduduk pesisir. Maka
perlunya sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir berupa
penyuluhan, edukasi, dan peningkatan kesadaran akan bahaya yang dipicu oleh perubahan
iklim juga menjadi kunci keberhasilan dari implementasi adaptasi perubahan iklim ini.

DAFTAR ISI

Adinda Putri Siagian. 2016. Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Berdasarkan Kenaikan
Muka Air Laut Di Wilayah Pesisir Kabupaten Gresik. Tesis Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Sipil Dan Perencanaan.

Khairunnisa, Angelia. 2019. Strategi Adaptasi Terhadap Dampak Perubahan Iklim Di Pesisir
Kota Makasar. Jurnal Teknik Pengembangan Wilayah Kota.

URL: https://repository.its.ac.id/72722/1/3314201023-Master_Thesis.pdf

Anda mungkin juga menyukai