Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Onggal Sihite, M.Si

DISUSUN OLEH :

Suhadi Dwi Cahyo (6202421010)

Rahmat Maulana Akbar (6201121010)

Rivelson Alfonsus (6203321039)

Nicolas Jeremia Lumban Gaol (6203321055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas Berkat dan
rahmat-Nya CBR ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
berterimakasih kepada Bapak Onggal Sihite. selaku dosen pengampu matakuliah ilmu
sosial budaya dasar yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
mewujudkan makalah ini.

CBR ini dibuat sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah ilmu sosial budaya dasar.
Penulis berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bilamana hendak
membandingkan isi buku ilmu sosial budaya dasar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan CBR ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk membuat saya baik dalam tugas.

Medan, 30 November 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2

C. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 2

D. Identitas Buku ..................................................................................................................... 3

E. Lampiran ................................................................................................................................ 3

BAB II RINGKASAN

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA ........................................................................................ 4

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING ........................................................................ 16

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN BUKU UTAMA ................................................................................ 20

3.2 PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING ................................................................... 20

3.3 PERBANDINGAN BUKU UTAMA DENGAN BUKU PEMBANDING .......... 21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 22

4.2 Saran ................................................................................................................................... 22

Daftar Pustaka ........................................................................................................................................... 23


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat


baca masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk
menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan.
Mengkritik buku (critical book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai
sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat
diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah
buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun
kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita
dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti
dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas
pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan
teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi
sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan
dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk
itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai
laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik
dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami
apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)

 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah


buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis


yang sama atau penulis lainnya.

 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.
D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
 Judul Buku : Sosiologi Komunikasi

 Penulis : Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin S.Sos, M.Si

 Penerbit : Kencana Prenada Media Grup

 Tebal Buku : xxii, 374 hlm; 23 cm

 Kota Terbit : Jakarta

 Tahun Terbit : 2006

 ISBN : 979-3925-38-8

BUKU PEMBANDING
 Judul Buku : Komunikasi Sosial Budaya

 Penulis : Suranto Aw

 Penerbit : Graha Ilmu

 Tebal Buku : x + 266 hlm; 23 cm

 Kota Terbit : Yogyakarta

 Tahun Terbit : 2010

 ISBN : 978-979-756-647-0
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB I. FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Pada mulanya, kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah


sesuatu yang tak pernah ada dalam ilmu pengetahuan. Masyarakat membutuhkan jalan
keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret manusia
membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itulah
lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan
masyarakat.

Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran
Karl Marx, gagasan awal tentang karl marx tidak pernah terlepas dari pemikiran-
pemikiran Hegel. Menurut ritzer, pemikiran hegel yang paling utama dalam melahirkan
pemikiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika
dan idealisme. Dialektika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia, dan idealisme
adalah sebuah proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang
berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah
tidak ada lagi.

Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies


makhluk, aktivitas yang berperasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal
membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi
sosial. Di antara kerja dan interaksi sosial, Mark hanya membahas kerja saja engan
mengabaikan interaksi sosial. Jadi, kata Habermas, ”ia hanya mengambil perbedaan antra
kerja dan interaksi sosial sebagai titik awalnya.”

Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut
sebagai the first philosopher of komunikasi itu dikenal hingga kini dengan filsafat
pragmatik-nya, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam
praktik. Jadi, gagasan-gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide
harus tersampaikan dan memberi kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide
membentuk tindakan dan perilaku dilapangan.
BAB II. RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, dengan struktur dan fungsi yang sangat
sempurna, disamping sebagai mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk spiritual.
Manusia adalah mahluk sosial maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri
di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun sosial budaya. Sosiologi
berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan berbagai
kebutuhan manusia diawali dengan melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi
satu dengan lainnya. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu
sendiri.

Beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah


konsep tentang sosiologi, community, komunikasi, telematika, merupakan konsep
penting yang kemudian melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan
sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.

Komunikasi di dalam masyarakat dibagi 5 jenis: Komunikasi antar pribadi,


komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi sosial adalah salah satu
bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komunikasi terjadi secara langsung
antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah
dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalaui kegiatan
inilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas, dan komunikasi massa.

Ranah sosiologi komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian
sosiologi dan kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat, dunia,
dan segala interaksinya. Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner
dan terbuka terhadap sumbangan disiplin ilmu lain, setiap bigdang ilmu dalam rumpun
ilmu sosial memiliki objek kajian formal yang sama yaitu manusia. Manusia adalah objek
yang tidak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang. Objek formal
manusia yang dimaksud adalah dalam kontek individu, kelompok, masyarakat dunia
serta aspek sosiologis yang mengitarinya. Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi
menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai mahluk sosial yang melakukan
aktivitas sosiologis.
BAB III. STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL

Aguste comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem


kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi, walapun memiliki
sisi yang berbeda, keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah
masyarakat secara umum. Sosial statis meliputi struktur sosial masyarakat berupa
kelompok dan lembaga sosial, lapisan serta kekuasan, sedangkan sosial dynamic adalah
fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial, perubahan sosial, atau bentuk
abstrak interaksi sosial.

Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau


kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang harus secara
gayub. Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-
masing kelompok tersebut. Kelompok formal sekunder, kelompok formal primer,
kelompok informal sekunder, kelompok informal primer.

Struktur dinamis ini dilihat memiliki kemikiripan dengan proses sosial. Proses
sosial yang dimaksud adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu,
berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata sosial
serta semua aspek kebudayaan, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial,
sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas sosial syarat terjadi interaksi sosial adalah
adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

BAB IV. PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT

Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang bermacam-macam, ragam


struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri.
Sedangkann substansi bentuk atau wujud komunikasi ditentukan oleh pihak yang terlibat
dalam komunikasi, cara yang di tempuh, kepentingan atau tujuan komunikasi, ruang
lingkup yang melakukannya, saluran yang digunakan, isi pesan yang disampaikan. Proses
komunikasi adalah sebuah proses media massa, namun secara akademik, kedua hal itu
dapat dibedakan satu dengan yang lainnya karena memiliki konsep dan substansi
permasalahan yang berbeda-beda.

Komunikasi massa adalah salah satu aktifitas sosial yang berfungsi dimasyarakat,
fungsi aktivias sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata yang dingginkan dan fungsi
tidak nyatayang tidak diinginkan, selain itu aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan
fungsi sosial lain baha manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna.
Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat
mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi pengawasan,fungsi sosial learning, fungsi
penyampaian informasi,fungsi transformasi budaya, dan hiburan.

Pendekatan sistem cenderung menganggap atau melihat semua aspek


sosiokulural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi. Sehubungan
dengan itu, maka komunikasi massa lebih banyak menjelaskan masalah-masalah proses
komunikasi, sedangkan media massa lebih banyak menjelaskan teknis teknologi dan
aspek-aspek yang dihasilkan dari teknologi itu sendiri.

BAB V. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan
pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
mengunakan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.

Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat meninggalkan


unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih mengunakan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang
serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada ingkat individual, kelompok,
masyarakat, negara, dan duniayang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam
perubahan sosial menyangkut aspek yaitu perubahan pola pikir masyarakat, perubahan
perilaku masyarakat, perubahan budaya materi. Konsep massa kemudian mengandung
pengertian secara keseluruhan masyarakat massa.

Budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya


populer dapat dikelompokan pada empat aliran yaitu budaya dibangun berdasarkan
kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja
sepanajang hari, kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional
kebudayaan menjadi menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis,
dan kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.
BAB VI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA

Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah


kehidupan manusia itu sendiri, ada empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi
manusia, yaitu : ditemukan bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia,
berkembangnya seni tulisan dan kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa,
berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata ulis dengan mengunakan alat
pencetak, dan lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga
televisi.

Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan


sosioteknologi, hubungan komunikasi dimasyarakat, dikenal empat era komunkasi, yaitu
era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, era media komunikasi interaktif.
Masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari
media tulis dan cetak, media tulis telah lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda
permulaan peradaban sebuah bangsa.

Media transmisi bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran, tetapi


informasi yang ditransmisikan seketika sebelm beritanya ketinggalan. Transmisi media
dibagi mejadi tiga kategori: komunikasi, penyiaran, jaringan.

Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan komputer


notebook multemedia yang berfungsi sebagai terminal media, platform teknologi
komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini
sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA atau asisten digital pribadi, dapat menerima
keenam media komunikasi antarpribadi dan media penyimpanan, dengan pada kita tidak
lagi membutuhkan komputer, telepon, mesin fax, mailbox suara dan e-mail untuk
komunikasi, karena pada telah menyediakan semuanya.

Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu


berhubungan dengan difusi inovasi, dimana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu
pengetahuan yang baru, ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu
inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur ini berlangsung
dalam sistem yang simultan, dimana masing-masing sistem itu berhubungan satu denagn
yang lainnya selama proses difusi inovasi itu berlangsung.
BAB VII. MASYARAKAT CYBER

Teknologi telah mengubah bentuk masyarakat manusia, masyarakat global adalah


sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-
budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar
bersama, dan lain-lain. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu
menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan
ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas
manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan
kehidupan masyarakat maya. Bahwa syarat-syarat interkasi sosial dalam masyarakat
nyata harus memiliki sossial contact dan adanya komunikasi.

Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan masyarakat nyata.


Perubahan sosial dalam dalam cyber community memiliki dampak-dampak budaya yang
sangat luas dan tajam, karena selain sifat perubahannya yang mengglobal, perubahan
sosial ini berlangsung dengan sangat cepat, sehingga banyak menyebabkan efek ganda
terhadap perubahan perilaku pada masyarakat maya dan nyata serta menyebabkan
gesekan-gesekan sosial yang tajam di dalam kedua belahan masyarakat tersebut.

Kehidupan cyber community selain merupakan peta analog kehidupan masa


depan masyarakat nyata, namun juga merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri,
sehingga dimungkinkan berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi
terhadap kejahatan yang selama ini kita temukan dimasyarakat. Salah satu karakter
umum cybercrime yang dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cyber
community, tanpa harus berada dalam satu Negara atau senegara denagn tempat dimana
server itu berada. Ruang maya dapat menafikan semua itu denagn sebanyak mungkin
menawarkan sifat utamnya, yaitu efisiensi ruang dan waktu.

BAB VIII. REALITAS MEDIA DAN KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA

Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan


bahwa manusia adalah actor yang kreatif dari realitas sosialnya. Dalam arti, tindakan
manusia tidak sepenuhnaya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya,
yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang menggambarkan
struktur dan pranata sosial. Paradigm definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang
ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi
simbolos.
Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang
relative bebas di dalam dunia sosialnya.

Realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial
terhadap dunia sosial di sekelilingnya, bahwa realitas dunia sosial itu ‘ada’ dalam diri
sendiri dan hukum yang menguasainya. Generalisasi yang paling tinggi, manusia
menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya
yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosil serta
memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.

Nilai perubahan sosila memiliki kaitan dengan kapitalisme terutama yang


menekankan gaya hidup modern serta menempatkan nilai materi sebagai puncak nilai
tertinggi. Nilai-nilai perubahan sosial juga memiliki kesamaan dengan nilai yang
dijunjung tinggi oleh kapitalisme, terutama karena keduanya mengagumkan materi dan
secera beriringan mengkonstruksi jalan pemikiran serta nilai-nilai yang membimbing
reduktur dan pada desk media massa dalam mengemas pemberitan-pemberitaan
mereka.

BAB IX. PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI

Perkembangan terakhir dunia komunikasi di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh


tiga paradigma besar. Pertama, paradigm teori konvensional, yaitu paradigm teori yang
dianut oleh para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuannya mengembangkan
teorinya secara linier. Kedua, paradigm kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigm
komunikasi yang dianut oleh pada sarjana yang awalnya belum mempelajari teori
komunikasi, kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut
perspektif komunikasi yang dilihatnya. Ketiga, paradigma teknologi media. Paradigm ini
lahir dari para peminat teknologi telematika, terutama oleh para sarjana teknologi
informasi. Jadi, arah pengembangan teori banyak dipengaruhi oleh paradigm teknologi
informasi.

Dari berbagai pandangan yang dikemukakan para ahli secara umum, ilmu
komunikasi mempunyai tiga karakteristik yaitu: pertama, ilmu komunikasi merupakan
ilmu sosial yang bersifat multidispliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu
komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-
akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai
kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan
dalam proses produksi sistem tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian
utama.

Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan.
Pertama, pendekatan non-ilmiah umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan
mencari kebenaran, melalui secara kebetulan, trial dan error, melalui otorisasi seseorang,
dan wahyu. Kedua, pendekatan ilmiah yang biasa sisebut pendekatan kritik-rasional, ada
dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang
pertama berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua penelitian ilmiah.

Littlejohn mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek


pengamatan, secara umum teori komunikasi dibagi dalam dua kelompok. Kelompok
pertama disebut kelompok teori-teori umum dan kedua teori-teori kontekstual. Ada
empat jenis teori-teori umum yaitu teori fungsional dan structural, teori behavioral dan
cognitive, teori konvensional dan interaksional serta teori kritis dan interpreatif.
Semntara itu teori-teori kontekstual terdiri dari teori antarpribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa dijelaskan mendetail dalam
buku ini.

Dalam Four Theories of the press membagi pers di dunia dalam empat kategori,
yaitu: pertama, teori otoriter yaitu pers bisa dimiliki baik secara public atau perorangan,
tetapi tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah.kedua,
Teori liberal yaitu pers harus mendukung menemukan kebenaran dan mengawasi
pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan
mencari keuntungan, dan siapapun yang mempunyai uang yang cukup dapat
menerbitkan media. Ketiga, teori tanggung jawab sosial bertujuan untuk member
informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan untuk membawa konflik kedalam
arena diskusi, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik
professional,dan dalam hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat
keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Keempat, teori
komunis soviet tujuan utama media dalah membantu keberhasilan dan kelangsungan
sistem soviet. Media dalam sistem soviet dimiliki dan dikontrol oleh Negara dan hanya
sebagai kepanjangan tangan negara.
BAB X. PENELITIAN KOMUNIKASI

Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual
manusia berdasarkan sifat ingin tau yang ada dalam hidup ilmuwan. Cara yang
digunakan, pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu kelaziman-kelaziman
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah
yang berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara berfikir yang sistematis yang
melingkupi keseluruhan proses penelitian.

Penentuan rancangan penelitian adalah bagaimana penelitian merancangkan


model penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari rancangan problematik, teoritik,
metodologik sampai dengan rancangan analisis dan hasil penelitian. Penentuan problem
teori yang akan digunakan adalah bagaimana penelitian mentukan teori apa yang akan
digunakan dan menjadi acuan dalam penelitian ini , sehingga peneliti memiliki kejelasan
tentang upaya maaping theory mulai dari grand theory, middle theory sampai application
theory. Penentuan problem aplikasi di lapangan, yaitu bagaimana peneliti menetukan
teknik pelaksanaan penelitian mulai dari uji coba instrument penelitian, applikasi
metode, dan pengumpulan data di lapangan sampai dengan analisis data.

Fokus penelitian komunikasi kajian mikro komunikasi berkisar pada kajian-kajian


yang berhubungan antara komponen komunikator, pesan, media komunikasi,
komunikan, dan efek. Komponen makro, yaitu berhubungan dengan kajian-kajian
komunikasi dalam perspektif yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang
lain yang memungkinkan kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap
bidang-bidang sosial lainnya serta memungkinkan lahirnya kajian-kajian baru dalam
studi-studi komunikasi dalam rangka ‘membesarkan’ disiplin ilmu komunikasi.

Penilitan komunikasi yang paling popular dan paling sering digunakan adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dalam komunikasi
menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna
dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh
berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi. Sedangkan
paradigm kuantitatif dalam komunikasi menekankan pendekatannya pada bentuk-
bentuk kejadian variable komunikasi, dimana komunikasi dipandang sebagai variable
yang dapat dihitung frekuensinya dan dicari hubungan-hubungan serta pengaruh di
sekitar kejadian variable itu.

BAB XI. EFEK MEDIA MASSA

Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluaran informasi,


pendidikan dan hiburan. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang
namun dapat pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek
media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya
masyarakat.

Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki typology yang
mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang
direncanakan, kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat
diperkirakan, ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat,
instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat, keempat, efek media massa
berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi
inovasi, control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan
perubahan budaya.

Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat
yaitu seperti propaganda, respons individu, kampanye media, news learning,
pembingkaian berita, dan agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat
dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi
dimasyarakat, dalam waktu yang lama media dapat menyebarkan difusi inovasi kepada
seluruh lapisan masyarakat, efek merusak yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan
fisik dan perilaku individual yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat.
Efek merusak pada tatanan sikap dan norma-norma lain disekitar sikap sepeti merusak
sistem sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang lebih luas.
Efek media massa pada tahap ini kadang bersifat dahsyat, namun akan mudah dilupakan
orang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tersebut dimedia massa.

BAB XII. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA

Media massa adalah institusi yang berfungsi memberi, informasi, edukasi, dan
hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam
pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi
yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak edukatif pula.

Media massa saat ini menamakan diri sebagai agen perubahan dan juga agen perusak dan
pemicu maslah soaial di masyarakatnya. Tayangan mistik di media massa khususnya di
televisi menjadi mindstream, kebiasan menonton tayangan mistik ini menjadi budaya
masyarakat masyarakat dan sebuah petualangan batin seseorang, efek buruk yang
ditimbulkan akan berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak-anak,
bahaya terbesar dari tayangan mistik dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan
perilaku.

Kekuatan konstruksi soaial media massa itu terletak pada kekuatan media itu
sendiri , saat ini karya-karya seni kreatif seperti iklan menjadi konsumsi masyarkat
dalam berbagai media massa, posisi perempuan ini menjadi sanagat potensial untuk
dikomersilkan dan di eksploitasi, karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan
juga tambang uang yang tidak habis-habisnya.

Media masa benar-benar ingin menunjukan kepada masyarakat konsumennya


bahwa ia adalah replikasi dari masyarkatnya yang bertujuan menonjolkan kengerian dan
keseraman agar membangkitkan emosi pemirsa dan pembaca karena semakin
menyeramkan semakin banyak ditonton dan dibaca.

Media massa jelas-jelas menyebarkan kekerasan, pornomedia, pembunuhan


karakter seseorang, yang acapkali menayangkan atau meberitakan informasi-
informasiyang tak bermutu, sampah, dan tak bermanfaat bagi masyarakat, maka
berbagai kreativitas, seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang sengaja menjerumuskan
manusia kepada sifat-sifat kehewanan, menjadi buruk bagi masyarakatnya. Media massa
telah teralienasi pada pilihannya sendiri menjadi media kapitalis, sehingga mau ataupun
tidak, media harus menjadi unit produk kapitalis, yang hanya mencari keuntungan dari
melipatgandakan modal yang ada, tanpa harus melihat persoalan axiology itu sendiri.

BAB XIII. MASA DEPAN SOSIOLOGI

Studi-studi sosiologi komunikasi terbatas pada hubungan antar masyarakat dan


media, namun spectrum studi komunikasi begitu luas menyangkut hubungan-hubungan
antara orang, kelompok, dan antar masyarakat, bahkan hubungan anatara orang-
kelompok-masyarakat dan pranata-pranata sosial serta budaya yang menjadi pijakan
maupun yang ada di sekitarnya.

Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi


sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru, karena
tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang
terpenting adalah bagaimana kosnstruksi soaial media massa member kontribusi
terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Di sinalah peran sosiologi komunikasi
member kontribusi kepada studi-studi lain.

Perkembangan teknologi media massa akhir-akhir ini, serta perubahan sosial


yang terjadi begitu cepat, maka bidang soskom ini ikut pula berkembang sangat pesat di
berbagai setting unit kehidupan masyarakat, sehingga tidak heran nanti soskom akan
diajarkan di berbagai bidang studi di berbagai bidang ilmu, bahkan akan menjadi disiplin
ilmu yang berkembang secara independen terlepas dari bidang sosiologi maupun bidang
komunikasi itu sendiri.

Maka di waktu-waktu yang akan datang, kajian soskom memiliki massa depan yng
sangat luas dan memiliki bidang-bidang kajian yang sangat luas pula seirama dengan
perkembangan masyarakat dan teknologi media itu sendiri.

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I. KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi Menurut Everett M. Rogers yaitu Komunikasi adalah suatu


proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut Rogers & O.
Lawrence Kincaid “Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang
atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti”.

Dari pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi bisa terjadi karena
adanya beberapa unsur yang terkait untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini
unsur pembangun komunikasi: (1) Kominukator, sumber informasi (source); (2) Pesan
(massage); (3) Saluran, media (channel);(4) Komunikan (receiver); (5) Umpan Balik
(feedback); (6) Gangguan (Noise/Barrier)
Model-model komunikasi

1. Model Laswell

Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan
dari batasan ilmu politik. Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu :
Pengawasan lingkungan, Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang
merespon lingkungan dan transmisi warisan sosial.

Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak
langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima
yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih
sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa.

2. Model Shannon dan Weaver

Model ini terdiri dari lima elemen :

a) Information Source adalah yang memproduksi pesan.

b) Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal.

c) Channel adalah saluran pesan.

d) Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari


sinyal.

e) Destination adalah dimana pesan sampai.

Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap
rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan
yang disampaikan. Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaber
adalah entropi dan redudansi. Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi
lainnya seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses
komunikasi.

3. Model DeFleur

Model ini menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi


antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para
ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia
menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase terpisah
dalam proses komunikasi massa.

4. Model Middleton
John Middleton (1975) menyajikan model komunikasi dengan gambar yang sederhana,
dengan melibatkan empat komponen yaitu, komunikator, pesan, komunikan dan umpan
balik.
BAB II. PENGERTIAN DAN HAKIKAT KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA

Pengertian komunikasi social budaya, ialah proses komunikasi yang melibatkan


orang-orang yang berasal dari lingkungan social budaya yang berbeda. Komunikasi social
budaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang social budaya yang
berbeda berinteraksi. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara
orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup
yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke
generasi (Tubbs, Moss: 1996)

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi social budaya adalah merupakan jenis


komunikasi yang sangat dominan, dan frekuensinya terjadi sangat tinggi. Karena peluang
berkomunikasi dengan orang yang berlatar belakang social budaya yang berbeda sangat
tinggi. Dan berkomunikasi dengan orang yang berbeda usia, jenis kelamin, status social
budaya dan sebagainya akan selalu terjadi.

Proses komunikasi jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Dalam kebanyakan
kasus, para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama. Sebuah
kata yang sama bunyinya, bisa jadi berbeda artinya . bahasa dapat terjadi dalam area baik
verbal maupun nonverbal. Khususnya, komunikasi nonverbal sangat rumit,
multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan. Orang-orang tidak
sadar akan sebagian besar perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir,
spontan, dan tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994).
BAB III. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI PADA KONTEKS KOMUNIKASI
SOSIAL BUDAYA

Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat
dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Setiap
perilaku mempunyai potensi komunikasi Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang
tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain
maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi
wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Setiap pesan komunikasi
mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi
hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi.
Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas
berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Setiap tindakan


komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan
yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan
dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada
tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan
respon dan berharap tujuannya tercapai). Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan
waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Tidak dapat dibayangkan


jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat.
Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas
dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas
sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.

BAB IV. MEMAHAMI PERBEDAAN LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA DALAM


BERKOMUNIKASI
Berbagai karakteristik budaya, diantaranya yaitu: (1) komunikasi dan budaya; (2)
penampilan dan pakaian; (3) makanan dan kebiasaan makan; (4) waktu dan kesadaran
waktu (5) penghargaan dan pengakuan; (6) nilai, dan norma; (7) rasa diri dan ruang; (8)
proses mental dan belajar, dan; (9) kepercayaan dan sikap (Khotimah, 2000:52).
Sementara itu menurut Mulyana (2003:34) bahwa untuk menghindari kesalahpahaman
dalam melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya, kita harus menjadi
komunikator yang efektif, karena hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan
lewat komunikasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyana (2003) untuk menjadi
komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses komunikasi dan prinsip-
prinsip dasar komunikasi yang efektif.

Menurut Mulyana (2002:36) bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif,


khususnya dengan orang yang berbeda budaya yang harus kita lakukan adalah: (1) kita
harus selalu menunda penilaian kita atas pandangan dan perilaku orang lain, karena
penilaian kita tersebut seringkali bersifat subyektif, dalam spengertian berdasarkan
persepsi kita sendiri yang dipengaruhi oleh budaya kita atau dengan kata lain, jangan
biarkan stereotif menjebak dan menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain; (2) kita harus berempati dengan mitra komunikasi kita, berusaha
menempatkan diri kita pada posisinya. Gunakan sapaan yang layak sesuai dengan
budayanya; (3) kita dituntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu
yang unik, bukan sebagai anggota dari suatu kategori rasial, suku, agama atau sosial
tertentu; (4) kita harus menguasai setidaknya bahasa verbal dan nonverbal dan sistem
nilai yang mereka anut.

BAB V. KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA : MENAFSIRKAN PERILAKU PIHAK LAIN DAN


PENGARUH KELOMPOK SOSIAL

BAB VI. MAKNA DIBALIK PESAN KOMUNIKASI VERBAL

BAB VII. MAKNA DIBALIK PESAN KOMUNIKASI NONVERBAL

BAB VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA

BAB IX. ETIKA KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA

BAB X. MEDIA DAN TEKHNOLOGI KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA


BAB XI. IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kritik Buku Utama

Buku utama yang berjudul “Sosiologi Komunikasi” merupakan buku karangan


Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si yang membahas tentang semua yang
berhubungan dengan teori, paradigma dan diskursus sosiologi komunikasi di
masyarakat. Buku ini diterbitkan oleh KENCANA PRENADA MEDIA GROUP dengan tebal
buku 374 halaman.

Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga
disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada
hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi sub bab nya yang lengkap buku ini juga
disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan
penyajian yang sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku
ini, sebab mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan.
Tetapi materi yang dibahas dalam buku ini teralu banyak yaitu terdapat xiii bab, sehingga
pembaca agak sedikit sulit untuk memahami keseluruhan materinya. Dan buku ini terlalu
banyak menggunakan teori-teori sehingga membuat pembaca juga bingung dalam
memahaminya secara singkat.

3.2 Kritik Buku Pembanding

Buku kedua yang berjudul “Komunikasi Sosial Budaya” merupakan buku


karangan Suranto Aw yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan
interaksi dan komunikasi dengan keberagaman latar belakang sosial budaya salah
satunya yaitu hakikat komunikasi sosial budaya, buku ini diterbitkan oleh GRAHA ILMU
dengan tebal buku 266 halaman. Dari segi fisik buku, buku ini agak besar dari dari pada
buku pertama, tetapi jumlah halamannya lebih sedikit juka dibandingkan dari buku
pertama.

Dari segi fisik buku, buku ini lebih besar dari pada buku pembanding yaitu buku
‘’Komunikasi Sosial Budaya’’ karangan Suranto Aw dengan penerbit GRAHA ILMU,
namun itu bukan berarti menjadi penghalang bagi pelajar ataupun mahasiswa yang ingin
mengupas atau membahas buku ini. Dari segi design isi ataupun pembahasan materi yang
ada dalam buku tersebut, teks yang ditulis dalam isi buku tersebut sangat tersusun secara
sistematis, antara judul besar dan sub-sub judul sudah dapat diketahuai dengan jelas
sehingga pembaca lebih mudah untuk memahaminya, dan materi yang ada di dalam
buku tersebut sangan simpel, dan terdapat juga pada sub-sub bab-babnya yang ada di
dalam buku ini tidak terlalu banyak sehingga para pembaca lebih mudah memahaminya.
Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus. Penulis buku ini tidak pernah
melanggar plagiarisme. Penulis selalu mencantumkan atau menuliskan secara jelas
sumber-sumber yang ia kutip dari buku lain. Dalam penyajiannya, ketika membahas atau
mendefenisikan suatu masalah selalu mengemukakan berbagai pandangan dari para ahli,
sehingga hal ini sangat membantu para pembaca untuk menemukan referensi dan
wawasan pembaca lebih luas.

3.3 Perbandingan Buku Utama Dengan Buku Pembanding

Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama jauh lebih tebal
daripada buku pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 374 halaman, sedangkan
pada buku pembanding yaitu 266 halaman. Namun, dari segi bentuk dan lebarnya, buku
pembanding jauh lebih besar daripada buku utama, oleh karena itu buku utama jauh
lebih simple dan praktis untuk dibawa kemana-mana daripada buku pembanding.

Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama
menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga
menjelaskan materi secara terperinci. Namun diantara keduanya hanya saja yang
berbeda sub-sub babnya, pada buka utama sub babnya lebih banyak yaitu xiii sub bab
sedangkan pada buku pembanding terdapat xi sub bab. Tetapi dengan perbedaan
tersebut bukan berarti kedua buku itu tidak baik, materi pada buku tersebut saling
melengkapi satu sama lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Sosiologi komunikasi merupakan interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau


komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para
individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi
membahas bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan
media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan
bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang di dorong oleh efek media
berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai
akibat darfi perubahan yang didorong oleh media massa itu.
4.2 SARAN
Buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi kekurangannya.
Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing buku
tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan
melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas
pemahamannya didalam buku utama maupun buku pembanding hendaknya bisa
diperluas.
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Media

Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sembiring, Dermawan. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan : Unimed Press

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya di akses pada tanggal 20


November 2016

De Vito, Josep A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Terjemahan Agus Maulana, Jakarta:
Profesional Books.

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Liliweri, Alo. 203. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai