Anda di halaman 1dari 19

Critical Book

Report

DISUSUN OLEH:

Nama : Maya Gustina


Nim : 5181131004
Matakuliah : Desain Produk
Dosen Pengampu : Dra. Rosnelli, M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan laporan ini guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Desain Produk.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Report ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 02 Desember 2020

Maya Gustina
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
C. Manfaat Penulisan .........................................................................................2
D. Identitas Buku ...............................................................................................2
BAB II RINGKASAN
2.1 Ringkasan Buku ..........................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Buku .........................................................................................14
3.2 Kelemahan Buku........................................................................................14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................16
4.2 Saran ..........................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca
masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book
report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa
buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan
pemahaman terhadap isi sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang
akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal
buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya
dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang
bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang,
cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau  resensi sangat bermanfaat
untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi
buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada  pembaca  agar mengetahui dan
memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan
baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa
yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)


Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu
tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)


 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.
 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.

D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
 Judul Buku :
 Penulis :
 Penerbit :
 Tebal Buku
 Kota Terbit :
 Tahun Terbit :
 ISBN :
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB I. FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Pada mulanya, kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu yang
tak pernah ada dalam ilmu pengetahuan. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari
permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret manusia membutuhkan ilmu
pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itulah lahirlah sosiologi sebagai
jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl
Marx, gagasan awal tentang karl marx tidak pernah terlepas dari pemikiran-pemikiran Hegel.
Menurut ritzer, pemikiran hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran
tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika
adalah cara berpikir dan citra tentang dunia, dan idealisme adalah sebuah proses yang kekal
dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada
walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi.
Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies makhluk,
aktivitas yang berperasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua
komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi sosial. Di antara kerja dan interaksi
sosial, Mark hanya membahas kerja saja engan mengabaikan interaksi sosial. Jadi, kata
Habermas, ”ia hanya mengambil perbedaan antra kerja dan interaksi sosial sebagai titik
awalnya.”
Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai the
first philosopher of komunikasi itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatik-nya, suatu
keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Jadi, gagasan-gagasan
seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide harus tersampaikan dan memberi
kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan perilaku dilapangan.
BAB II. RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, dengan struktur dan fungsi yang sangat
sempurna, disamping sebagai mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk spiritual. Manusia
adalah mahluk sosial maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini
baik sendiri dalam konteks fisik maupun sosial budaya. Sosiologi berpendapat bahwa tindakan
awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali dengan
melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan lainnya. Fokus interaksi sosial
dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri.
Beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep
tentang sosiologi, community, komunikasi, telematika, merupakan konsep penting yang
kemudian melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan sekaligus juga
sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.
Komunikasi di dalam masyarakat dibagi 5 jenis: Komunikasi antar pribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang
lebih intensif, dimana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan,
sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu
situasi integrasi sosial, melalaui kegiatan inilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas,
dan komunikasi massa.
Ranah sosiologi komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian sosiologi dan
kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat, dunia, dan segala
interaksinya. Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap
sumbangan disiplin ilmu lain, setiap bigdang ilmu dalam rumpun ilmu sosial memiliki objek
kajian formal yang sama yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tidak pernah habis dibahas
dari berbagai aspek dan sudut pandang. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam
kontek individu, kelompok, masyarakat dunia serta aspek sosiologis yang mengitarinya. Objek
formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai
mahluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis.
BAB III. STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL
Aguste comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem kehidupan yang
berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi, walapun memiliki sisi yang berbeda,
keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum. Sosial
statis meliputi struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembaga sosial, lapisan serta
kekuasan, sedangkan sosial dynamic adalah fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial,
perubahan sosial, atau bentuk abstrak interaksi sosial.
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang harus secara gayub. Ada empat
kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut.
Kelompok formal sekunder, kelompok formal primer, kelompok informal sekunder, kelompok
informal primer.
Struktur dinamis ini dilihat memiliki kemikiripan dengan proses sosial. Proses sosial
yang dimaksud adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu, berinteraksi, dan
berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek
kebudayaan, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya
adalah aktivitas sosial syarat terjadi interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi.
BAB IV. PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang bermacam-macam, ragam struktur dan
lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Sedangkann substansi
bentuk atau wujud komunikasi ditentukan oleh pihak yang terlibat dalam komunikasi, cara yang
di tempuh, kepentingan atau tujuan komunikasi, ruang lingkup yang melakukannya, saluran yang
digunakan, isi pesan yang disampaikan. Proses komunikasi adalah sebuah proses media massa,
namun secara akademik, kedua hal itu dapat dibedakan satu dengan yang lainnya karena
memiliki konsep dan substansi permasalahan yang berbeda-beda.
Komunikasi massa adalah salah satu aktifitas sosial yang berfungsi dimasyarakat, fungsi
aktivias sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata yang dingginkan dan fungsi tidak
nyatayang tidak diinginkan, selain itu aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan fungsi sosial lain
baha manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna. Begitu pula dengan
fungsi komunikasi media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat mempunyai beberapa fungsi
yaitu fungsi pengawasan,fungsi sosial learning, fungsi penyampaian informasi,fungsi
transformasi budaya, dan hiburan.
Pendekatan sistem cenderung menganggap atau melihat semua aspek sosiokulural dari
segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi. Sehubungan dengan itu, maka
komunikasi massa lebih banyak menjelaskan masalah-masalah proses komunikasi, sedangkan
media massa lebih banyak menjelaskan teknis teknologi dan aspek-aspek yang dihasilkan dari
teknologi itu sendiri.
BAB V. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau mengunakan pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat meninggalkan unsur-
unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih mengunakan unsur-unsur budaya dan
sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup
seluruh kehidupan masyarakat baik pada ingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan
duniayang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek
yaitu perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya
materi. Konsep massa kemudian mengandung pengertian secara keseluruhan masyarakat massa.
Budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer dapat
dikelompokan pada empat aliran yaitu budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak
substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanajang hari, kebudayaan populer
menghancurkan nilai budaya tradisional kebudayaan menjadi menjadi masalah besar dalam
pandangan ekonomi Marx kapitalis, dan kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes
dari atas.
BAB VI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA
Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan
manusia itu sendiri, ada empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu :
ditemukan bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia, berkembangnya seni tulisan dan
kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa, berkembangnya kemampuan reproduksi kata-
kata ulis dengan mengunakan alat pencetak, dan lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari
telegraf, telepon, radio, hingga televisi.
Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi,
hubungan komunikasi dimasyarakat, dikenal empat era komunkasi, yaitu era tulis, era media
cetak, era media telekomunikasi, era media komunikasi interaktif. Masyarakat percaya bahwa
perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari media tulis dan cetak, media tulis telah
lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda permulaan peradaban sebuah bangsa.
Media transmisi bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran, tetapi
informasi yang ditransmisikan seketika sebelm beritanya ketinggalan. Transmisi media dibagi
mejadi tiga kategori: komunikasi, penyiaran, jaringan.
Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan komputer notebook
multemedia yang berfungsi sebagai terminal media, platform teknologi komunikasi juga
membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini sudah dapat digunakan
dalam bentuk PDA atau asisten digital pribadi, dapat menerima keenam media komunikasi
antarpribadi dan media penyimpanan, dengan pada kita tidak lagi membutuhkan komputer,
telepon, mesin fax, mailbox suara dan e-mail untuk komunikasi, karena pada telah menyediakan
semuanya.
Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu berhubungan
dengan difusi inovasi, dimana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru,
ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu inovasi, saluran komunikasi,
waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur ini berlangsung dalam sistem yang simultan, dimana
masing-masing sistem itu berhubungan satu denagn yang lainnya selama proses difusi inovasi itu
berlangsung.
BAB VII. MASYARAKAT CYBER
Teknologi telah mengubah bentuk masyarakat manusia, masyarakat global adalah sebuah
kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama,
menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama, dan lain-lain.
Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia
global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi
masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan,
yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya. Bahwa syarat-syarat
interkasi sosial dalam masyarakat nyata harus memiliki sossial contact dan adanya komunikasi.
Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan masyarakat nyata.
Perubahan sosial dalam dalam cyber community memiliki dampak-dampak budaya yang sangat
luas dan tajam, karena selain sifat perubahannya yang mengglobal, perubahan sosial ini
berlangsung dengan sangat cepat, sehingga banyak menyebabkan efek ganda terhadap perubahan
perilaku pada masyarakat maya dan nyata serta menyebabkan gesekan-gesekan sosial yang tajam
di dalam kedua belahan masyarakat tersebut.
Kehidupan cyber community selain merupakan peta analog kehidupan masa depan
masyarakat nyata, namun juga merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri, sehingga
dimungkinkan berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap
kejahatan yang selama ini kita temukan dimasyarakat. Salah satu karakter umum cybercrime
yang dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cyber community, tanpa harus
berada dalam satu Negara atau senegara denagn tempat dimana server itu berada. Ruang maya
dapat menafikan semua itu denagn sebanyak mungkin menawarkan sifat utamnya, yaitu efisiensi
ruang dan waktu.
BAB VIII. REALITAS MEDIA DAN KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA
Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa
manusia adalah actor yang kreatif dari realitas sosialnya. Dalam arti, tindakan manusia tidak
sepenuhnaya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya, yang kesemuanya itu
tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata sosial.
Paradigm definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang
proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolos.
Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relative
bebas di dalam dunia sosialnya.
Realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap
dunia sosial di sekelilingnya, bahwa realitas dunia sosial itu ‘ada’ dalam diri sendiri dan hukum
yang menguasainya. Generalisasi yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna
simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi
dan mengatur bentuk-bentuk sosil serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.
Nilai perubahan sosila memiliki kaitan dengan kapitalisme terutama yang menekankan
gaya hidup modern serta menempatkan nilai materi sebagai puncak nilai tertinggi. Nilai-nilai
perubahan sosial juga memiliki kesamaan dengan nilai yang dijunjung tinggi oleh kapitalisme,
terutama karena keduanya mengagumkan materi dan secera beriringan mengkonstruksi jalan
pemikiran serta nilai-nilai yang membimbing reduktur dan pada desk media massa dalam
mengemas pemberitan-pemberitaan mereka.
BAB IX. PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI
Perkembangan terakhir dunia komunikasi di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh tiga
paradigma besar. Pertama, paradigm teori konvensional, yaitu paradigm teori yang dianut oleh
para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuannya mengembangkan teorinya secara linier.
Kedua, paradigm kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigm komunikasi yang dianut oleh
pada sarjana yang awalnya belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius
mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut perspektif komunikasi yang dilihatnya.
Ketiga, paradigma teknologi media. Paradigm ini lahir dari para peminat teknologi telematika,
terutama oleh para sarjana teknologi informasi. Jadi, arah pengembangan teori banyak
dipengaruhi oleh paradigm teknologi informasi.
Dari berbagai pandangan yang dikemukakan para ahli secara umum, ilmu komunikasi
mempunyai tiga karakteristik yaitu: pertama, ilmu komunikasi merupakan ilmu sosial yang
bersifat multidispliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya
merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-akademis, tetapi juga merupakan ilmu
pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya
teknologi komunikasi yang diperlukan
dalam proses produksi sistem tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian utama.
Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan. Pertama,
pendekatan non-ilmiah umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran,
melalui secara kebetulan, trial dan error, melalui otorisasi seseorang, dan wahyu. Kedua,
pendekatan ilmiah yang biasa sisebut pendekatan kritik-rasional, ada dua macam proses yang
dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang pertama berpikir kritis-rasional dan
cara yang kedua penelitian ilmiah.
Littlejohn mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan,
secara umum teori komunikasi dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut
kelompok teori-teori umum dan kedua teori-teori kontekstual. Ada empat jenis teori-teori umum
yaitu teori fungsional dan structural, teori behavioral dan cognitive, teori konvensional dan
interaksional serta teori kritis dan interpreatif. Semntara itu teori-teori kontekstual terdiri dari
teori antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa
dijelaskan mendetail dalam buku ini.
Dalam Four Theories of the press membagi pers di dunia dalam empat kategori, yaitu:
pertama, teori otoriter yaitu pers bisa dimiliki baik secara public atau perorangan, tetapi tetap
dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah.kedua, Teori liberal yaitu pers
harus mendukung menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media
yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan, dan siapapun yang
mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Ketiga, teori tanggung jawab sosial
bertujuan untuk member informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan untuk membawa
konflik kedalam arena diskusi, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen,
kode etik professional,dan dalam hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat
keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Keempat, teori komunis soviet
tujuan utama media dalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dalam
sistem soviet dimiliki dan dikontrol oleh Negara dan hanya sebagai kepanjangan tangan negara.
BAB X. PENELITIAN KOMUNIKASI
Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia
berdasarkan sifat ingin tau yang ada dalam hidup ilmuwan. Cara yang digunakan,
pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu kelaziman-kelaziman dalam kehidupan
sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah yang berdasarkan pada
kaidah-kaidah tertentu dan cara berfikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses
penelitian.

Penentuan rancangan penelitian adalah bagaimana penelitian merancangkan model


penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari rancangan problematik, teoritik, metodologik
sampai dengan rancangan analisis dan hasil penelitian. Penentuan problem teori yang akan
digunakan adalah bagaimana penelitian mentukan teori apa yang akan digunakan dan menjadi
acuan dalam penelitian ini , sehingga peneliti memiliki kejelasan tentang upaya maaping theory
mulai dari grand theory, middle theory sampai application theory. Penentuan problem aplikasi di
lapangan, yaitu bagaimana peneliti menetukan teknik pelaksanaan penelitian mulai dari uji coba
instrument penelitian, applikasi metode, dan pengumpulan data di lapangan sampai dengan
analisis data.
Fokus penelitian komunikasi kajian mikro komunikasi berkisar pada kajian-kajian yang
berhubungan antara komponen komunikator, pesan, media komunikasi, komunikan, dan efek.
Komponen makro, yaitu berhubungan dengan kajian-kajian komunikasi dalam perspektif yang
lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi
diperbesar dan membuka diri terhadap bidang-bidang sosial lainnya serta memungkinkan
lahirnya kajian-kajian baru dalam studi-studi komunikasi dalam rangka ‘membesarkan’ disiplin
ilmu komunikasi.
Penilitan komunikasi yang paling popular dan paling sering digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaimana
sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada
sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses
komunikasi yang terjadi. Sedangkan paradigm kuantitatif dalam komunikasi menekankan
pendekatannya pada bentuk-bentuk kejadian variable komunikasi, dimana komunikasi dipandang
sebagai variable yang dapat dihitung frekuensinya dan dicari hubungan-hubungan serta pengaruh
di sekitar kejadian variable itu.
BAB XI. EFEK MEDIA MASSA
Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluaran informasi, pendidikan dan
hiburan. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula
mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat
mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.
Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki typology yang mana
terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan,
kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, ketiga, efek
media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dank eras mempengaruhi
seseorang atau masyarakat, keempat, efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama,
sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, control sosial sampai dengan perubahan
kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya.
Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu
seperti propaganda, respons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan
agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama,
dengan efek media yang lama pula terjadi dimasyarakat, dalam waktu yang lama media dapat
menyebarkan difusi inovasi kepada seluruh lapisan masyarakat, efek merusak yang paling mudah
terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual yang berdampak pada perilaku
kelompok dan masyarakat. Efek merusak pada tatanan sikap dan norma-norma lain disekitar
sikap sepeti merusak sistem sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang
lebih luas. Efek media massa pada tahap ini kadang bersifat dahsyat, namun akan mudah
dilupakan orang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tersebut dimedia massa.
BAB XII. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA
Media massa adalah institusi yang berfungsi memberi, informasi, edukasi, dan hiburan,
maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam pengertian
sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi yang tidak edukatif
dan penyaji hiburan yang tidak edukatif pula.
Media massa saat ini menamakan diri sebagai agen perubahan dan juga agen perusak dan pemicu
maslah soaial di masyarakatnya. Tayangan mistik di media massa khususnya di televisi menjadi
mindstream, kebiasan menonton tayangan mistik ini menjadi budaya masyarakat masyarakat dan
sebuah petualangan batin seseorang, efek buruk yang ditimbulkan akan berdampak pada
kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak-anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik dan
tahayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku.
Kekuatan konstruksi soaial media massa itu terletak pada kekuatan media itu sendiri ,
saat ini karya-karya seni kreatif seperti iklan menjadi konsumsi masyarkat dalam berbagai media
massa, posisi perempuan ini menjadi sanagat potensial untuk dikomersilkan dan di eksploitasi,
karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan juga tambang uang yang tidak habis-
habisnya.
Media masa benar-benar ingin menunjukan kepada masyarakat konsumennya bahwa ia
adalah replikasi dari masyarkatnya yang bertujuan menonjolkan kengerian dan keseraman agar
membangkitkan emosi pemirsa dan pembaca karena semakin menyeramkan semakin banyak
ditonton dan dibaca.
Media massa jelas-jelas menyebarkan kekerasan, pornomedia, pembunuhan karakter
seseorang, yang acapkali menayangkan atau meberitakan informasi-informasiyang tak bermutu,
sampah, dan tak bermanfaat bagi masyarakat, maka berbagai kreativitas, seni, budaya dan ilmu
pengetahuan yang sengaja menjerumuskan manusia kepada sifat-sifat kehewanan, menjadi buruk
bagi masyarakatnya. Media massa telah teralienasi pada pilihannya sendiri menjadi media
kapitalis, sehingga mau ataupun tidak, media harus menjadi unit produk kapitalis, yang hanya
mencari keuntungan dari melipatgandakan modal yang ada, tanpa harus melihat persoalan
axiology itu sendiri.
BAB XIII. MASA DEPAN SOSIOLOGI
Studi-studi sosiologi komunikasi terbatas pada hubungan antar masyarakat dan media,
namun spectrum studi komunikasi begitu luas menyangkut hubungan-hubungan antara orang,
kelompok, dan antar masyarakat, bahkan hubungan anatara orang-kelompok-masyarakat dan
pranata-pranata sosial serta budaya yang menjadi pijakan maupun yang ada di sekitarnya.
Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen
terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru, karena tidak saja menyangkut
basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana
kosnstruksi soaial media massa member kontribusi terhadap kehidupan manusia secara
keseluruhan. Di sinalah peran sosiologi komunikasi member kontribusi kepada studi-studi lain.
Perkembangan teknologi media massa akhir-akhir ini, serta perubahan sosial yang terjadi
begitu cepat, maka bidang soskom ini ikut pula berkembang sangat pesat di berbagai setting unit
kehidupan masyarakat, sehingga tidak heran nanti soskom akan diajarkan di berbagai bidang
studi di berbagai bidang ilmu, bahkan akan menjadi disiplin ilmu yang berkembang secara
independen terlepas dari bidang sosiologi maupun bidang komunikasi itu sendiri.
Maka di waktu-waktu yang akan datang, kajian soskom memiliki massa depan yng
sangat luas dan memiliki bidang-bidang kajian yang sangat luas pula seirama dengan
perkembangan masyarakat dan teknologi media itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Buku
Pada buku yang berjudul “Sosiologi Komunikasi” merupakan buku karangan Prof. Dr.
H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan
teori, paradigma dan diskursus sosiologi komunikasi di masyarakat. Buku ini diterbitkan oleh
KENCANA PRENADA MEDIA GROUP dengan tebal buku 374 halaman.

Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga disajikan
dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada hakikat-hakikat
pembahasannya. Selain isi sub bab nya yang lengkap buku ini juga disajikan dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.

3.2 Kelemahan Buku

Dalam Buku ini materi yang dibahas dalam buku tersebut teralu banyak yaitu terdapat
xiii bab, sehingga pembaca agak sedikit sulit untuk memahami keseluruhan materinya. Dan buku
ini terlalu banyak menggunakan teori-teori sehingga membuat pembaca juga bingung dalam
memahaminya secara singkat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Sosiologi komunikasi merupakan interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi
yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan
kelompok maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi membahas bagaimana interaksi
(komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat
dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat
yang di dorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang
ditanggung masyarakat sebagai akibat darfi perubahan yang didorong oleh media massa itu.

4.2 SARAN
Saran penulis kepada pembaca supaya para pembaca dapat mempelajari Ilmu Sosial Budaya
Dasar dengan baik dan dapat memahami pembelajaran Ilmu Sosial Budaya Dasar tersebut.Sehingga
pembaca yang mempelajari pembelajaran tersebut dapat memimplementasikan dalam kehidupadan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Media

Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sembiring, Dermawan. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan : Unimed Press

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya di akses pada tanggal 20 November


2016

Anda mungkin juga menyukai