Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK

REVIEW MK. PEND. IPS SD

PRODI S1 PGSD

Skor Nilai :

PENGANTAR SOSIOLOGI DAN ILMU SOSIAL DASAR

(Harwantiyoko, Neltje L Katuk, 2010)

NAMA MAHASISWA : YUNI AMELIA

NIM : 1203111112

DOSEN PENGAMPU : SUJARWO, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS SD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2021
EXECUTIVE SUMMARY

Didalam buku yang saya analisis berjudul Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial
Dasar karya Harwantiyoko dan Neltje L Katuk menyatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari atau membicarakan tentang masyarakat yang meliputi gejala-gejala
social, struktur social dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Buku ini disusun untuk
membantu siapa saja yang sedang belajar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar. Sebab buku ini
membahas dari mulai pengantar hingga membahas banyak mengenai sosiologi di
masyarakat.
Di dalam pengertian sosiologi masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan
individu atau sebagai penjumlahan dari individu semata-mata, melainkan sebagai suatu
pergaulan hidup. Oleh karena manusia itu hidup bersama, dan masyarakat sebagai suatu
system yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Atau dapat dikatakan sebagai
suatu system yang terwujud dari kehidupan bersama manusia. Sosiologi masuk dalam
kategori rumpun-rumpun ilmu social, ini dikarenakan pokok permasalahan dalam ilmu
social pada umumnya membicarakan kehidupan social manusia. Masyarakat atau
kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang
masyarakat.
Dengan demikian jelas bahwa sosiologi merupakan bagian dari ilmu social, karena
yang menjadi bahasan adalah masyarakat. namun masyarakat yang dibahas dalam ilmu-
ilmu social lain selain sosiologi adalah pada segi-segi khusus dari masyarakat tersebut.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang MahaEsa yang telah senantiasa selalu memberi
kemudahan dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan IPS SD. Saya telah menyusun Critical
Book Report ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan
untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar tugas ini menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya, saya berharap semoga Critical Book Report ini bisa memberikan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca dan dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-
kata yang kurang berkenan.

Galang, November 2021

Yuni Amelia
(120311111)

ii
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ……………………………………………………....i


KATA PENGANTAR …………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………..……………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR ……………..……………………………… 1
B. Tujuan Penulisan CBR …………………………………………………. 1
C. Manfaat CBR …………………………………………………………….. 1
D. Identitas buku yang di review …………………………………………… 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. Bab I. Ruang Lingkup Sosiologi ………………………………………... 3
B. Bab II. Sejarah Perkembangan Sosiologi ……………………….……. 4
C. Bab III. Proses Sosial dan Interaksi …………………………………… 6
D. Bab IV. Kelompok Sosial …………………….…………………………... 7
E. Bab V. Kebudayaan Norma dan Lembaga Sosial ………………… ...........8
F. Bab VI. Lapisan-lapisan dalam Masyarakat ……………………………...10
G. Bab VII. Perubahan Sosial …………………………………………..........11
H. Bab VIII. Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi …………………….......13
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………......15
A. Pembahasan Isi Buku …………………………………………………......15
B. Kelebihan Dan Kekurangan Buku ………………………………………...17
BAB IV. PENUTUP ……………………………………………………………...18
A. Kesimpulan ……………………………………………………………......18
B. Rekomendasi ……………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….....19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membuat Critical Book Report pada
penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta
membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai
serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis
Seringkali kita temui banyak hal seperti bingung memilih buku referensi untuk kita
baca dan mudah untuk dipahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca
tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan
pembahasan, oleh karena itu penulis membuat Critical Book Report Mata Kuliah
Pendidikan IPS SD ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi
terkhusus pada pokok bahasa tentang Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar.

B. Tujuan Penulisan CBR


Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang Pengantar Sosiologi dan Ilmu
Sosial Dasar serta membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang
sama. Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya,
keterkaitan antar babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

C. Manfaat CBR
Manfaat yang dapat disimpulkan pada hal diatas ialah :
 Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian Sosiologi dan Ilmu Sosial
Dasar.
 Mempermudah pembaca untuk mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dlengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan buku, serta kekurangan dan
kelebihan pada buku tersebut.
 Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku yang dianalisis tersebut.

1
D. Identitas Buku :
Identitas buku Pertama yang akan saya analisis/review adalah :
1. Judul buku : Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Harwantiyoko dan Neltje L Katuk
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2003
6. Penerbit : Guna Darma
7. Tebal buku : 158 Halaman

Identitas buku Pembanding yang akan saya analisis/review adalah :


1. Judul buku : Ilmu Sosial Dasar
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Harwantiyoko dan Neltje L Katuk
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 1997
6. Penerbit : Guna Darma
7. Tebal buku : 145 Halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I RUANG LINGKUP SOSIOLOGI


 Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
Sosiologi dapat dikatakn sebagai suatu ilmu yang relative masih baru, walau
perkembangan tentang sosiologi telah cukup lama. Istilah sosiologi diperkenalkan oleh
Auguste Comte, seorang ahli filsafat dari Perancis pada tahun 1839. Auguste Comte
membuat istilah sosiologi dari gabungan dua kata yang berasal dari bahasa yang berlainan
yaitu, Socius yang berasal dari bahasa Latin yang berarti kawan, dan Logos yang berasal
dari kata Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi Sosiologi berarti berbicara
mengenai masyarakat.
Setelah Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi, kemudian banyak juga
pendapat yang mendefenisikan sosiologi. Untuk memberikan rumusan suatu defenisi yang
dapat mengemukakakn keseluruhan pengertian, sifat, dan hakekat yang dimaksud dari
suatu kata atau kalimat adalah sulit. Karena suatu defenisi tentang sosiologi adalah
beraneka ragam, tetapi pada dasarnya masing-masing pendapat menonjolkan segi
masyarakat dari berbagai sudut baik secara individu maupun kelompok.

 Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


Pada dasarnya ilmu pengetahuan mencakup dua aspek. Dengan demikian secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa ilmu itu meliputi :
1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Metode untuk memperoleh pengetahuan.
3. Disusun secara sistematis.
Atau dengan kata lain perkataan, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan ilmuah dan disusun secara sistematis. Jadi metode ilmiah itu bukanlah ilmu
itu sendiri akan tetapi sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya
kebenarannya. Sedangkan criteria agar suatu ilmu dapat diklasifikasikan sebagai ilmu
pengetahuan harus memenuhi empat sifat yaitu :
1. Bersifat empiris
2. Bersifat teoritis
3. Bersifat kumulatif

3
4. Bersifat non-etis.

 Obyek Sosiologi
Interaksi social adalah hubungan-hubungan social yang dinamis, yang menyangkut
hubungan anatar orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Dengan demikian, masyarakat sebagai obyek
dari sosiologi, pada dasarnya pembahasannya hanya mencakup pada tiga aspek yaitu :
1. Struktur social
2. Proses social
3. Perubahan-perubahan social

 Metode yang digunakan Sosiologi


Seperti ilmu-ilmu pengetahuan lain, yang berdiri sendiri yang memiliki metode
dalam mempelajari obyeknya, maka sosiologi dalam mempelajari obyeknya juga memiliki
cara kerja atau metode. Pada dasarnya dalam sosiologi terdapat dua macam metode macam
metode yaitu :
1. Metode kualitatif, mengutamakan bahan-bahan yang sukar dapat diukur
dengan menggunakan angka-angka ataupun dengan ukuran lain yang lebih
eksakta.
2. Metode kuantitatif, adalah metode yang mengutamakan bahan-bahan
keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat
diukur dengan mempergubnakan skala, indeks, table dan formula-formula
yang kesemuanya menggunakan ilmu pasti atau matematika.

B. BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Nama sosiologi diberikan oleh Aguste Comte. Beliau adalah seorang Filsuf Prancis
yang hidup pada awal abad 19 (1798-1857). Oleh sebab itu beliau dijuluki bapak sosiologi,
disamping itu pada zaman Aguste Comte ini dapat dikatakan sebagai patokan awal
perkembangan sosiologi.

Ada beberapa ahli yang menyebutkan bahwa sebelum Aguste Comte beberapa
orang lain : Plato, Aristoteles, Thomas More, Canpariella yang merupakan pemuka-
pemuka dalam perkembangan sosiologi.

4
Pada awalperkembangan sosiologi ternyata ada saja hambatan yang merintangi
perjalanan sosiologi tersebut. hal ini disebabkan perlawanan dari mereka yang meragukan
adanya kemungkinan mencapai tujuan yang dicita-citakan dan juga oleh karena di awal
perkembangan, sosiologi belum ada pada ahli-ahlinya.

Aguste Comte yang dijuluki sebagai bapak sosiologi beliau juga adalah orang
pertama yang memberdakan ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi
ilmu-ilmu pengetahuan lain.

Tahap pertama : tahap Teologis atau fiktif


Tahap kedua : tahap metafisika
Tahap ketiga : tahap terakhir perkembangan manusia.

Timbulnya sosiologi modern diawali dengan proses perubahan bentuk dari cabang
filsafat social kesuatu cabang ilmu. Hal ini memang terasa lambat, namun dapat dibedakan
bahwa sosiologi pertengahan abad 19 dan 20 menunjukkan adanya perubahan. Dan
beberapa orang yang dianggap berpengaruh di dalam hal ini antara lain : sosiolog Prancis
Emile Durkhelm (1858-1971) dan W.I Thomas (1863-1947).

Sosiologi di Indonesia sebelum Perang Dunia ke II (sebelum proklamasi), ternyata


sudah dikenalkan oleh pujangga dan pemimpin Indonesia melalui ajaran mereka antara lain
: Sri Paduka Mangkunegara IV dari Surakarta, mengajarkan Wulang Reh yaitu tata
hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan berbeda.
Disamping itu Ki Hajar Dewantoro, yaitu dalam konsep kepemimpinan dan kekeluargaan
yang diterapkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Dan pada perguruan Tinggi
Hukum satu-satunya sebelum perang dunia II telah diberikan Kuliah-kuliah sosiologi
walau belum dapat dikatakan mantap, akrena disamping sosiologi hanya sebagai pelengkap
bagi mata kuliah ilmu hukum, juga pada waktu itu mengajar di Indonesia bukanlah para
sosiolog.

C. BAB III. PROSES-PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

Proses-proses social pada pengantar sosiologi hanya dibatasi pada interaksi social
yaitu berbentuk yang Nampak bila orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
saling mengadakan hubungan satu dengan yang lain.

5
Pengertian dari proses social yaitu cara-cara berhubungan yang dapat dilihat
apabila orang perorangan dan kelompok manusia saling bertemu dan menentukan system
serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan yang
menyebabkan goyyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Proses social penting bagi para sosiolog karena dengan adanya pengetahuan tentang
proses social berarti memungkinkan seseorang memperoleh pengertian mengenai segi
dinamis (gerak dari masyarakat).

Dulu perhatian sosiolog hanya pada segi struktur masyarakat, sekarang perhatian
sosiolog yaitu baik dari struktur masyarakat juga segi dinamis (gerak dari masyarakat)

Interaksi social adalah kunci semua kehidupan social, tidak ada interaksi berarti
tidak mungkin ada kehidupan bersama.

Factor-faktor sebagai dasar berlangsungnya proses interaksi antara lain :

1. Factor Imitasi
2. Factor Sugesti
3. Factor Indentifikasi
4. Factor Simpati

Ada dua syarat terjadinya interaksi social :

1. Karena adanya kontak


2. Karena adanya komunikasi

Mengenai keadaan terasing dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

1. Secara badaniah seseorang diasingkan dari hubungan dengan orang lain.


2. Terasingnya seseorang karena cacat pada salah satu inderanya.
3. Karena perbedaan Ras/Agama.

Bentuk-bentuk interaksi social :

1. Kerjasama
2. Persaingan
3. Pertentangan atau pertikaian (conflict)
6
4. Akomodasi

Bentuk-bentuk Akomodasi :

1. Coercion
2. Compromise
3. Arbitrasion
4. Mediation
5. Conciliation
6. Toleration
7. Stalemate
8. Adjudication.

D. BAB IV. KELOMPOK SOSIAL

Kelompok social adalah himpunan dari individu-individu yang memiliki pola


prilaku dan saling berinteraksi, hingga diantara mereka memiliki hubungan erat dan
bahkan muncul adanya perasaan bersama.

In-group merupakan kelompok social dimana individu mengidentifikasikan dirinya


sedangkan Out-Group merupakan kelompok social yang oleh individu sering diartikan
sebagai lawan dari In-groupnya.

Kelompok primer adalah kelompok social dimana para anggotanya tidak saling
mengenal, dan merekapun tidak bertemu terus menerus, jadi sifatnya tidak langgeng dan
hubungan antara anggota tidaklah akrab.

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, dimana anggota-anggotanya diikat


oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah. Dasar hubungan tersebut adalah rasa
cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dimiliki. Sedangkan patembayan adalah
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek dan bersifat sebagai
suatu bentuk dalam pikiran saja.

Kelompok resmi adalah kelompok-kelompok yang dimiliki peraturan-peraturan


yang tegas dan diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.

7
Kelompok tidak resmi adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi rertentu
yang pasti.

Membership group adalah suatu kelompok yang tiap individu secara fisik menjadi
anggota kelompok tertentu. Sedangkan Reference group merupakan kelompok social yang
menjadi ukuran bagi seseorang untuk mengidentifikasikan membentuk pribadi dan tingkah
lakunya.

Kelompok social yang tidak teratur pada hakekatnya dapat dikelompokkan ke


dalam dua kelompok yaitu kelompok kerumunan dan public.

E. BAB V. KEBUDAYAAN, NORMA DAN LEMBAGA SOSIAL

Kebudayaan adalah semua hasil cipta, karya, karsa dan rasa manusia, baik yang
berupa material atau non material.Pada setiap kebudayaan suku bangsa biasanya timbul
bagian-bagian dari kebudayaan. Bagian-bagian tersebut disebut sub culture (kebudayaan
khusus)

Pendapat tentang unsure-unsur kebudayaan banyak dikemukakan para sarjana. C.


Khuuckholum menganalisis berbagai pendapat sarjana tersebut dan menyimpulkan adanya
7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal meliputi :

1. Peralatan dari perlengkapan hidup manusia


2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
3. System kemasyarakatan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. System pengetahuan
7. Religi

Fungsi dari kebudayaan adalah untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antar manusia dan dapat sebagai wadah untuk menyatakan suatu perasaan.
Norma adalah patokan prilaku dalam suatu kelompok tertentu.

Kekuatan mengikat norma dikenal dengan adanya 4 pengertian yaitu :

1. Cara (usage)

8
2. Kebiasaan (folkways)
3. Tata kelakuan (mores)
4. Adat istiadat (custom)

Lembaga social disebut juga sebagai lembaga kemasyarakatan (social Instituction).


Oleh Koentjoroningrat dikatakn sebagai pranata social yaitu suatu system tata kelakuan
dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga social memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat dalam bertingkah laku atau


bersikap di dalam menghadapi masalah dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarkat untuk mengadakan system
pengendalian social.

Pengendalian social (social control) bertujuan untuk mencapai adanya keserasian


antara stabilitas dengan perubahan-perubahan di dalam masyarkat.

Pengendalian social meliputi :

1. Pengawasan dari individu terhadap individu lain.


2. Pengawasan dari individu terhadap kelompok
3. Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok
4. Pengawasan dari kelompok terhadap individu.

F. BAB VI. LAPISAN-LAPISAN DALAM MASYARAKAT

Stratifikasi social menurut Pitirin A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau


masyarakat kedalam lapisan-lapisan kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis)

Menurut Drs. Robert M.Z Lawang Stratifikasi social adalah penggolongan orang-
orang yang termasuk ke dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

9
Pengertian stratifikasi social ini menunjukkan perbedaan penggolongan pada
lapisan yang mana seseorang itu berada. Apakah lapisan atas, lapisan menengah dan
lapisan atas.

Untuk dapat menentyukan bahwa seseorang berada pada lapisan atas, menengah
dan bawah, hal ini adalah beberapa konsep yang perlu kita perhatikan antara lain :

 Konsep penggolongan
Penggolongan sebagai suatu konsep, kalau kita lihat sebagai suatu proses,
secara subjektif seorang tersebut mempunyai sesuatu yang banyak, apakah
itu kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan, benda-benda yang bernilai
ekonomis dan lain-lain. Ataupun sebaliknya seorang individu dapat
menggolongkan dirinya sebagai orang yang berada pada lapisan bawah
karena dia merasa tidak memiliki apa-apa. Dan sebagai hasil proses hal ini
kita lihat dari aspek objektif. Misalnya dalam suatu masyarakat ada orang
bodoh. , orang setengah bodoh dan orang pintar. Hal tersebut lepas dari
pada aspek subjektifitas individu. Dan jelasnya bahwa social stratifikasi
dapat dilihat dari dua aspek yaitu subjektifitas dan objektivitas sebagai suatu
kenyataan yang terlepas dari subjektifitas.
 Konsep system social
Konsep system social dalam kaitannya dengan stratifikasi social terbatas
pada sejauh mana penggolongan itu berlaku.
 Konsep Lapisan Hierarkis
Konsep lapisan hierarkis kaitannya denga stratifikasi social yaitu yang
berada pada lapisan yang lebih tinggi bernilai atau lebih besar dari pada
yang dibawahnya.
 Konsep Kekuasaan
Kekuasaan oleh Max Weber adalah “kesempatan yang ada pada seseorang
atau sejumlah orang untuk melaksanakan kemauannya dalam suatu tindakan
social, meskipun mednapat tantangan dari orang lain yang terlibat dalam
tindakan itu.
Kekuasaan oleh Etzioni adalah “kemampuan untuk mengatasi sebagian atau
semua perlawanan untuk mengadakan perubahan pada pihak yang memberi
oposisi. Kekuasaan ada kaitannya dengan kesempatan, misalnya

10
kesempatan untuk memperoleh sesuatu misalnya uang, kehormatan,
kekuatan fisik, pengetahuan dll.
 Konsep Privilese
Dalam kaitannya dengan stratifikasi social, bahwa dengan privilese
misalnya kita punya banyak uang atau kita kaya, maka hal ini di dalam
masyarakat dapat memperoleh perlakuan yang istimewa yang tentunya
berbeda dengan orang yang tidak memiliki hal tersebut.

G. BAB VII. PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan social adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang


mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau karena
terjadinya perubahan dari factor lingkungan dikarenakan berubahnya system komposisi
penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya system bhubungan social, maupun
perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.

Bentuk perubahan social terdapat dalam 3 jenis yaitu :


1. Perubahan yang cepat dan perubahan yang lambat
2. Perubahan yang besar dan perubahan yang kecil
3. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak di rencanakan

ada 2 faktor penyebab terjadinya perubahan social yaitu :

1. Perubahan dari dalam masyarakat itu sendiri yang meliputi :


 Bertambah atau berkurangnya penduduk
 Adanya penemuan-penemuan baru
 Adanya pertentangan (conflict) masyarakat.
 Terjadinya pemberontakan atau revolusi
2. Perubahan dari luar masyarakat itu sendiri.
 Lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
 Terjadinya perang
 Adanya pengaruh kebudayaan asing

Di dalam proses perubahan social juga ada factor-faktor yang mendorong. Factor
tersebut meliputi :

11
3. Adanya kontak dengan kebudayaan lain
4. Adanya system pendidikan formal yang maju
5. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
6. Adanya toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang
7. System terbuka pada lapisan masyarakat.
8. Adanya penduduk yang heterogen
9. Ketidakpastian masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
10. Adanya orientasi ke masa depan.

Factor yang menghalangi proses perubahan social meliputi :

1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat


2. Adanya sikap masyarakat yang tradisional
3. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat
4. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
5. Adanya prasangka terhadap hal-hal yang baru
6. Adanya hambatan yang bersifat ideologis
7. Terdapatnya adat atau kebiasaan.

H. BAB VIII. MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI


Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat yaitu :
 Norma-norma
 Kelompok social
 Lapisan masyarakat
 Proses social
 Perubahan social dan kebudayaan
 Serta perwujudannya.

Maksud perwujudan yaitu apakah gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat ini
perwujudannya normal sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat yang
bersangkutan atau tidak. Bila gejala yang timbul berlangsung tidak normal maka inilah
yang disebut masalah social.

12
Dikatakan masalah social karena bersangkutan dengan gejala yang mengganggu
kelanggengan dalam masyarakat dalam masyarakat. jadi dengan demikian masalah social
menyangkut nilai social yang mencakup segi moral (baik buruknya perubahan/kelakuan)

Dalam hal ini sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab terjadinya


masalah social dan tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari
masalah masalah tersebut.

Masalah social lebih jauh dikatakan merupakan akibat dari interaksi social antara
individu dengan kelompok, atau antar kelompok.

Ada 4 faktor sebagai sumber sebab terjadinya masalah social yaitu :

 Factor ekonomis
 Factor biologis
 Factor biopsikologis
 Factor kebudayaan

Mengenai manfaat penelitian sosiologi bagi pembangunan, pada tahap awal yaitu
perencanaan pembangunan perlu data relative lengkap mengenai masyarakat yang akan
dibangundata tersebut mencakup antara lain :

 Pola interaksi social


 Kelompok-kelompok social yang menjadi bagian masyarakat
 Kebudayaan yang beritikan nilai-nilai yang mendukung pembangunan, ada
yang tidak mempunyai pengaruh negatife terhadap pembangunan, ada yang
menghalangi pembangunan.
 Lembaga-lembaga social yang merupakan kesatuan kaidah-kaidah yang
berkisar pada kebutuhan dasar manusia dan kelompok social.
 Stratifikasi social.

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

a. Pembahasan buku tentang Bab I

Pada bab satu buku ini pertama sekali menjelaskan mengenai ruang lingkup
sosiologi yang didalamnya membahas mengenai pengertian sosiologi, sosiologi sebagai
ilmu social, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan apa saja obyek yang ada pada
sosiologi. Sedangkan pada buku pembanding yang berjudul Ilmu Sosial Dasar karya
Harwantiyoko buku ini bab pertama nya menjelaskan tentang Pentingnya Ilmu Sosial
Dasar sebagai Mata Kuliah Umum. Berbeda sekali dengan buku utama yang menjelaskan
bahwa sosiologi mempunyai suatu obyek dalam pembelajarannya, namun buku
pembanding menyebutkan bahwa “Ilmu social dasar bukan merupakan disiplin ilmu
tersendiri, karena Ilmu social dasar tidak memiliki obyek dan metode ilmiah tersednri dan
ia juga tidak mengembangkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu seperti
ilmu-ilmu social lainnya”. (2011 : 4)

b. Pembahasan buku tentang Bab II

14
Bab kedua buku utama menjelaskan tentang sejarah perkembangan sosiologi
dimana pada bab ini membahas mengenai awal perkembangan sosiologi hingga bagaimana
proses terjadinya sosiologi modern serta bagaimana sosiologi di Indonesia. Sedangkan
pada buku pembanding bab kedua pada buku tersebut membahas tentang penduduk
masyarakat dan kebudayaan yang meliputi pertumbuhan penduduk yang pada umumnya
ada yang melakukan migrasi. “Banyaknya masyarakat yang melakukan migrasi mungkin
dikarenakan adanya terbatasnya sumber daya alam pada daerah itu”.(2011:19)

c. Pembahasan buku tentang Bab III

Pada bab ketiga buku utama membahas mengenai Proses-proses social dan
interaksi social. Dimana pada bab ketiga ini merangkum bahwasanya interaksi social
merupakan factor utama dalam kehidupan social, adapun syarat-syarat terjadinya interaksi
social dan bagaimana bisa ada masyarakat yang hidupnya terasing tanpa adanya interaksi
social. Sedangkan bab ketiga pada buku pembanding yaitu menjelaskan mengenai
Individu, Keluarga dan masyarakat.

d. Pembahasan buku tentang Bab IV

Bab keempat pada buku utama membahas tentang kelompok social. Berbeda
dengan buku pembanding yang pada bab ke empat berisikan materi tentang pemuda dan
sosialisasi. “pemuda sebagai suat subyek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai tersendiri
dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama itu. Hak ini hanya bisa terjadi apabila
tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi terhadap lingkungannya dalam
arti luas. Penafsiran mengenai identifikasi pemuda seperti ini disebut sebagai pendekatan
ekosferis”. (2011 : 80)

e. Pembahasan buku tentang Bab V

Pada buku utama bab lima menjelaskan tentang Kebudayaan, Norma dan Lembaga
social sedangkan pada buku pembanding bab lima membahas mengenai Warga Negara dan
Negara, yang mencakup hukum, cirri-ciri hukum, sumber-sumber hukum dan sifat-sifat
Negara.

f. Pembahasan buku tentang Bab VI

15
selanjutnya bab ke enam pada buku utama membahas mengenai lapisan-lapisan
dalam masyarakat sedangkan pada buku pembanding bab enam berisikan hal tentang
pelapisan social dan Kesamaan Derajat. “masyarakat merupakan suatu satu kesatuan yang
didasarkan dengan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan bisa dikatakan stabil. Sehubungan
dengan ini maka, dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam
pembentukannya mempunyai gejala yang sama”. (2011:122)

g. Pembahasan buku tentang bab VII

Pada bab ketujuh bab ini membahas tentang perubahan social sedangkan pada buku
pembanding membahas tentang masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan yang
isinya meliputi masyarakat perkotaan dan dampak positif serta negative nya.dan juga
perbedaan apa saja yang timbul dari masyarakat kota dengan pedesaan. “lingkungan hidup
di pedesaan sangat jauh berbeda dengan perkotaan, Lingkungan pedesaan terasa lebih
dekat dengan alam bebas”. (2011:151)

h. Pembahasan buku tentang bab VIII

Pada bab terakhir pada buku utama membahas tetang Masalah social dan manfaat
sosiologi. Pada bab ini diterangkan apa saja masalah social di masyarakat dan factor-faktor
pemicu terjadinya masalah social di masyarakat. sedangkan pada bab kedelapan pada buku
pembanding yaitu berisikan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.

B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah
buku karya Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk buku ini sudah memiliki
tampilan buku yang baik dan menarik. Hanya saja perlu diberikan sedikit
tambahan warna agar lebih menarik lagi dalam tampilan buku tersebut.
Seperti yang terdapat pada cover buku utama yaitu berwarna coklat dan
terlihat tampak begitu pekat sehingga terlalu gelap dan tidak enak untuk
dibaca.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah rapi dan membuat pembaca menjadi nyaman dalam melihat setiap

16
isi dan halaman buku tersebut. hanya saja disetiap halaman kurang dalam
memberikan contoh-contoh nyata.
3. dari aspek isi buku ini sudah sangat lengkap pembahasannya, buku ini
mampu menjadi landasan bagi pendidik atau calon pendidik dalam
mempelajari tentang Ilmu Sosiologi dan Ilmu-ilmu social dasar.
4. Dari aspek tata bahasa pada buku ini saya rasa sedikit kurang baik, karna
terlalu banyak bahasa yang sulit untuk dimengerti. Alangkah baiknya jika
penulis memberikan tata bahasa yang lebih umum untuk dimengerti. Pada
buku pembanding masih banyak penulisan yang salah ketik.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di dalam pengertian sosiologi masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan
individu atau sebagai penjumlahan dari individu semata-mata, melainkan sebagai suatu
pergaulan hidup. Oleh karena manusia itu hidup bersama, dan masyarakat sebagai suatu
system yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Atau dapat dikatakan sebagai
suatu system yang terwujud dari kehidupan bersama manusia. Sosiologi masuk dalam
kategori rumpun-rumpun ilmu social, ini dikarenakan pokok permasalahan dalam ilmu
social pada umumnya membicarakan kehidupan social manusia. Masyarakat atau
kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang
masyarakat.

B. REKOMENDASI
Mungkin akan jauh lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang sederhana
mungkin guna mencapai pemahaman yang jauh lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Harwantiyoko dkk, 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Guna Darma

Harwantiyoko dkk. 2003. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Guna
Darma

18

Anda mungkin juga menyukai