Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI SOSIAL

DOSEN PENGAMPU : Yeni Marito, M.pd, M.psi,psikolog

DISUSUN OLEH :
NAMA : IANCI PUTRA SITOHANG
KELAS : BK REGULER C 2018
NIM : 1183151017

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2019

i
Kata Pengantar
Puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunianya yang diberikan
pada penulis sehingga bisa menyelesaikan tugas ”CRITICAL BOOK REPORT” mata kuliah
Psikologi Sosial ini dengan tepat waktu.
Critical Book Review ini telah dibuat dengan bantuan berbagai pihak untuk
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas Critical Book Review ini. Terutama kepada Dosen
pengampu yang memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas ini
Dalam penyusunan tugas critical book report ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan atau bentuk tugas critical book report ini.Oleh karena itu saya mengharapkan masukan
berupa saran dan kritik yang bersifat membangun agar tugas critical book report ini bisa lebih
sempurna lagi. Akhir kata saya ucapkan sekian dan terima kasih.

Medan, September 2019

Ianci Putra Sitohang

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1


B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................. 1

BAB II RINGKASAN

A. Identitas Buku ....................................................................................................... 2


B. Ringkasan Buku
Utama .................................................................................................................... 4
Pembanding ........................................................................................................... 9

BAB III PEMBAHASAN

A. Keunggulan ........................................................................................................... 2
B. Kelemahan .......................................................................................................... 22

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 23
B. Saran .................................................................................................................. 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical Review adalah bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi
sebuah buku atau artikel, tetapi lebih lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel
tersebut, apa yang menarik, bagaimana isi artikel atau buku tersebut dapat mempengaruhi
cara berpikir dan menambah pemahaman bagi siapa saja yang membacanya.
Dengan kata lain, melalui critical review diuji pikiran seorang penulis atau
pengarang. Selain itu, critical view adalah juga bagaimana proses cara belajar mengkritisi
sebuah buku, apa-apa saja proses untuk mengkritisi sebuah buku, cara mengkritisi buku, dan
juga cara membuat laporan hasil mengkritisi buku tersebut.
Untuk membuat sebuah critical view, kita harus terbiasa berpikir kritis. Ada
beberapa langkah yang harus dilalui sebelum memulai sebelum membuat sebuah critical
review yaitu: memilih buku, membaca kritis, membuat kerangka (outline) dan menulis. Dan
yang dibahas dalam critical review adalah: informasi bibliografi, pengantar (introduction),
bagian utama (merangkum-menyatakan kembali, mengevaluasi), penutup.

B. Tujuan
Tujuan dari Critical Book ini adalah, untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata
kuliah Psikologi Sosial, supaya mahasiwa lebih rajin membaca, supaya mahasiswa dapat
mengkritisi buku, untuk memahami tentang buku yang dikritik, memahami bagaimana cara
membuat laporan criticalbook

C. Manfaat
Manfaat dari Critical Book ini adalah, dapat mengkritisi sebuah buku, dapat memahami
materi buku yang dikritik, dapat berpikir lebih kritis, dapat membuat laporan hasil mengkritik
buku, lebih rajin dalam membaca buku, rajin mencari bahan, dan bisa membuat laporan hasil
crititcal book.

1
BAB II

RINGKASAN

A. Identitas Buku

Buku Utama

1. Judul Buku : Psikologi Sosial (Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial)


2. Pengarang : Sarlito Wirawan Sarwono
3. Tahun terbit : 2002
4. Kota terbit : Jakarta
5. Penerbit : Balai Pustaka
6. Jumlah Halaman : 350 halaman
7. Jumlah Bab : 8 (delapan) bab

2
Buku Pembanding

1. Judul Buku : Psikologi sosial (suatu pengantar)


2. Pengarang : Prof. Dr. Bimo Walgito
3. Tahun terbit : 1994 cetakan kedua
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Penerbit : ANDI OFFSET
6. Jumlah Halaman : 150 halaman
7. Jumlah Bab : 15

3
B. Ringkasan Buku

Buku Utama
BAB I
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SOSIAL

Sejarah Psikologi Sosial, di dalam sejarah psikologi sosial dapat dibagi dari 3 tahap
antara lain ; Masa Prakelahiran, Masa Awal, Masa perang dunia I & II, dan masa mutakhir, Masa
yang akan datang. Jurnal-Jurnal Psikologi Sosial, jurnal adalah media pertukaran informasi dan
hasil-hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu pengetahuan tertentu. Ada beberapa contoh jurnal
yang menjelaskan tentang psikologi sosial; Jurnal of Abnormality (Jurnal Abnormalitas) dan
Journal of Personality & Social Pscyhology (Jurnal Psikologi Kepribadian dan Psikologi Sosial).

Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu-ilmu lain, menurut Bommer (1953)


perkembangan psikologi sosial tidak terlepas dari pengaruh ilmu-ilmu lain. Lebih lanjut Bonner
(1953) menyatakan bahwa ilmu lain yang berpengaruh pada psikologi sosial adalah sosiologi dan
antropologi. Sosiologi terkait dengan perilaku hubungan antarindividu atau antara individu dan
kelompok atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosial.

Ruang Lingkup Psikologi Sosial, dalam praktiknya penelitian-penelitian psikologi sosial


memang mencakup ketiga golongan ruang lingkup tersebut.Sherf dan Muzafer (1956), misalnya,
membuat daftar penelitian psikologi sosial padasaat itu sebagai berikut. Sosialisasi bayi sampai
dewasa (termasuk dalam golongan1) Sistem Klik, klub, manajemen, serikat buruh dan prasangka
(termasuk dalam golongan 2) dan propaganda, segregasi (pemisahan kelompok) dan konflik
antarkelompok (termasuk dalam golongan 3).

Metode penelitian psikologi sosial, metode penelitian yang digunakan dalam psikologi
sosial antara lain Metode pengumpulan data dan analisis (teknik investigasi kasus, teknik
statistic, metode diagnostic, teknik proyeksi, pengukuran sikap. Rancangan Penelitian, rancangan
penelitian juga dapat dibagi beberapa antara lain; rancangan eksperimental, rancangan korelasi,
replikasi dan metode berganda.

Penelitian psikologi sosial, Norman Triplett (1898) mengamati bahwa anak-anak yang
bersepeda beramai-ramai ternyata lebih cepat daripada yang bersepeda sendirian. Penelitian yang
dianggap sebagai cikaal bakal penelitian psikologi sosial ini membuktikan adanya pengaruh
kehadiran orang lain terhadap peningkatan prestasi. Sheriff (1936) mengadakan penelitian
tentang pembentukan norma kelompok, eksperimennya dilakukan di dalam ruangan yang gelap
gulita, dalam ruangan itu hanyaada setitik cahaya yang statis. K. Lewin (1947) meminta
sejumlah orang untuk makan jeroan (isi perut) sapi dengan alasan bahwa dagingnya diperlukan
untuk para prajurit di medan perang. E.E.Smith (1961) mengadakan eksperimen dengan
sejumlah anggota tentara Amerika Serikat .mereka diminta untuk makan belalang goring. Milgan
(1963) melakukan eksperimen yang sangat terkenal tentang otoritas.

4
BAB II
DASAR-DASAR PRILAKU SOSIAL

Hakikat Manusia, dalam menerangkan hakikat manusia itulah timbul berbagai pendapat
dari para pemikir. Pendapat-pendapat itu oleh David Scheneider (1976) digolongkan sebagai
berikut :

Manusia sebagai hewan, sebagai hewan manusia mempunyai berbagai naluri dasar yang
mengendalikan dan mengarahkan perilakunya agar dapat bertahan dari segala ancaman, yaitu
hubungan seks, makan, pertahanan diri, dan pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar.

Manusia sebagai pencari keuntungan, doktrin bahwa manusia mengejar kesenangan dan
menghindari kesakitan, disebut Hedonisme.Dalam abad ke 17 dan 18 doktrin ini menjadi dasar
dari analisis psikologi karena pengaruh paham Epicurean.Ketika terjadi revolusi industry di
eropa, kecenderungan ini diperkuat karena bisnis mulai berkembang dan orang mulai mencari
keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk keluarga, atau kelompok kecilnya sendiri, bukan
untuk kepentingan seluruh umat.

Manusia sebagai salah satu unsure dalam lingkungan fisika, Kurt Lewin mengembangkan
paham ini dengan mengemukakan teorinya yang terkenal yaitu teori lapangan (field theory).Unit
analisisnya adalah manusia dalam lingkungan yang konkret, yaitu ruang kehidupan (life space)
yang berisi diri manusia itu sendiri, manusia-manusia lain, dan lingkungan fisik lainnya.Menurut
Lewin, segala sesuatu yang terdapat dalam ruang kehidupan seseorang diwakili dalam alam
kesadaran atau “lapangan psikologik” (psychology field) orang tersebut dan dari saat ke saat,
setiap bagian dari lapangan psikologik itu dapat mempunyai daya tarik atau daya tolak terkadang
kuat, terkadang lemah, terkadang biasa saja.

Manusia sebagai ilmuwan, pandangan bahwa manusia itu bagaikan ilmuwan


dikemukakan, antara lain oleh aliran psikologi kognitif. Pengaruh lewin pada aliran psikologi
kognitif adalah bahwa manusia ingin mengerti lingkungannya dalam keadaan yang dapat
diramalkan dan jika dapat dikendalikan. Jika keadaan tidak dapat dimengerti, diramalkan, atau
dikendalikan akan timbul keadaan yang disebut “disonansi kognitif”.

Pengertian dasar motivasi, menurut M. Sherif & C.W. Sherif (1956) motif adalah
istilah generic yang meliputi semua faktor internal yang mengarah ke berbagai jenis perilaku
yang bertujuan, semua pengaruh internal seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-
fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial yang bersumber dari
fungsi-fungsi tersebut. Menurut kedua peneliti itu berdasarkan asalnya ada dua jenis motif (
Motif biogenic, dan Motif sosiogenic)

Hubungan perkembangan konsep dan motif, sebelumnya penelitian M.E.Smith pada


tahun 1926 membuktikan bahwa perbendaharaan kata bayi berkembang sangat pelan sampai
umur 18 bulan (hanya mencapai 22 kata), tetapi meningkat dengan pesat sejak usia 21 bulan (21

5
bulan=118 kata, 24 bulan=122 kata). Selanjutnya, Sherif&Sherif juga melaporkan penelitian
Holenberg pada tahun 1946 tentang suku bangsa Sirions (Indian Bolivia) yang hampir selamanya
berada dalam kelaparan (kekurangan makanan), mereka belum dapat bercocok tanam atau
berternak. Karena itu, mereka harus terus-menerus berburu.

Beberapa pendekatan dasar pada motivasi,selanjutny6a S.S.Sargent& R.C. Willianson


(1946) mencoba menelusuri berbagai pendekatan dan teori tentang motif : ( teori isnting, konsep
dorongan, teori libdo dan ketidaksetaraan dari Sigmund Freud, perilaku purposive dan konflik,
otonomi fungsional, motif sentral).

BAB III
TEORI-TEORI PSIKOLOGI SOSIAL (TEORI PSIKOANALISIS DAN PANDANGAN
BIOLOGI MODERN)

Pandangan Psikoanalisis, Menurut Erik Erikson adalah tokoh psikoanlisis yang lain
adalah Erik Erikson, ia setuju dengan banyak gagasan Freud, seperti insting, kepribadian yang
terdiri atas Id, Ego, dan Super-go, perkembangan kepribadian yang bertahap-tahap, dan bahwa
anak harus mengalami krisis di masa kanak-kanak untuk berkembang ke masa dewasa. Menurut
Karen Horney (1967) salah satu pendapatnya yang penting adalah bahwa psikologi wanita tidak
sama dengan psikologi pria. Proses terjadinya peran feminism pada wanita, bukan karena Electra
Complex yang dalam teori Freud hanya merupakan pembalikan dari teori Oedipoes Complex.
Menurut Alfred Adler (1929, 1964), berbeda dari Freud yang mengutamakan masa kanak-kanak
dalam analisis kepribadianya. Adler menekankan pada pentingnya masa depan. Yang terpenting
dalam menentukan perilaku adalah tujuan (telos) hidup, yaitu pengakuan dari lingkungannya
(Geltungstrieb). Menurut William Schutz (1955, 1958) ia adalah seorang penganut psikolanalisis
yang mengembangkan tipe-tipe kepribadian berdasarkan pengalaman seseorang semasa kanak-
kanaknya. Ada tiga tipe kepribadian yang berkenaan dengan hubungan antar-pribadi seseorang,
yaitu (1) tipe control, (2) tipe inklusi, (3) tipe afeksi.

Pandangan Biologik, etologi adalah ilmu tentang dasar-dasar evolusi dari perilaku dan
perkembangan. Sumber asalnya adalah teori evolusi dari Charles Darwin.Sosiobiologi, jika
etologi menekankan pada perilaku adaptif sebagai proses evolusi untuk kelangsungan individu.
Sosiobiologi berpendapat bahwa perilaku adaptif adalah untuk kelangsungan gen-gen. perilaku
yang dipertahankan atau dikembangkan dalam evolusi adalah yang dapat meneruskan gen-gen,
bukan survival individual.Genetika Perilaku, teori ini adalah kombinasi antara genetic dan
pengaruh perilaku.

Pandangan Environmentalis, intinya adalah behaviorisme dari J.B. Watson yang


meluncurkan pandangannya untuk pertama kalinya pada tahun 1913 “manusia bereaksi terhadap
lingkungan (environment). Karena itu, manusia belajar dari lingkungannya.Watson selanjutnya
berpendapat bahwa perilaku sosial (berjabat tangan, tersenyum, ramah, rohmat kepada orangtua,

6
mudik lebaran, taat kepada perintah atasan, agresif pada musuh, takut kepada Tuhan, berdoa, dan
sebagainya) dikembangkan manusia berdasarkan proses-proses kondisioning klasik ini.

BAB IV
PERSEPSI, ATRIBUSI, DAN KOGNISI SOSIAL

Persepsi sosial, persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi
untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan (penglihatan,
pendengaran, peraba dan sebagainya). Dalam persepsi sosial ada dua hal yang ingin diketahui
yaitu keadaan dan perasaan orang lain saat ini,di tempat ini melalui komunikasi non lisan
(kontak mata, busana, gerak tubuh, dan sebagainya) atau lisan kondisi yang lebih permanen yang
ada dibalik segala yang tampak saat ini (niat, sifat, motivasi, dan sebagainya) yang diperkirakan
menjadi penyebab dari kondisi saat ini. Persepsi dan atribusi ini sifatnya memang sangat
subjektif, yaitu tergantung sekali pada subjek yang melaksanakan persepsi dan atribusi
itu.Perilaku membunuh, misalnya, dapat dianggap kelakuan penjahat yang sadis, bela diri atau
kepahlawanan.

Atribusi sosial, Menurut Myres (1996) kecenderungan member atribusi disebabkan oleh
kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu (sifat ilmuwan pada manusia),
termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Secara akal sehat, ada dua golongan yang
menjelaskan suatu perilaku, yaitu yang berasal dari orang yang bersangkutan (atribusi internal)
dan yang berasal dari lingkungan atau luar diri orang yang bersangkutan (atribusi eksternal).

Kognisi Sosial, elemen-elemen kognisi itu saling berhubungan yang terdiri atas tiga jenis
hubungan, yaitu hubungan yang tidak relevan, hubungan yang konsonan, hubungan yang
disonan. Hubungan tidak relevan, misalnya, terdapat dalam lapangan kesadaran (kognisi) Wayan
tentang John yang tidak mau membelikannya tiket (elemen kognisi pertama) dan temannya John
yang mau datang ke rumah John (elemen kedua).Hubungan yang ideal dalam struktur kognisi
setiap manusia adalah kondisi konsonan, yaitu jika antara dua elemen ada hubungan yang
relevan, hubungan itu hendaknya tidak saling bertentangan.

BAB V
DIRI PRIBADI DAN SOSIAL

Kepribadian, definsi kepribadian (sampai saat buku ini ditulis) yang paling banyak dianut
oleh para pakar psikologi di Indonesia adalah dari G.W. Allport (1971, dipublikasikan pertama
kali tahun 1937), definisi tersebut adalah berikut :personality is the dynamic organization within
the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his
envinroment. Konsep kepribadian menimbulkan paradox bagi para ahli.Jadi, para pakar

7
mengembangkan sendiri arti kepribadian, sesuai dengan minat atau bidang studi masing-masing,
antara lain, kepribadian dipelajari sebagai tatanan emosi-emosi dasar, pola kebiasaan, sifat-sifat
moral atau etika, sikap dan nilai-nilai, dan sebaginya.

Teori-teori Kepribadian, kepribadian itu selanjutnya digambarkan secara berbeda-beda


oleh berbagai aliran dalam psikologi.Psikoanalisis, dalam teori psikoanalisis inti dari kepribadian
adalah Ego. Dalam teori psikoanalisis dari freud, ego ini harus menghadapi konflik antara id
(yang berisi naluri-naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan superego (yang
berisi larangan-larangan yang menghambat naluri-naluri itu). Akan tetapi, dalam psikoloanalisis
dari C.G. Jung, ego bukannya menghadapi konflik antara Id dan Superego, melainkan harus
mengelola dorongan-dorongan yang datang dari ketidaksadaran kolektif (yang berisi naluri-
naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi-generasi yang lalu) dan
ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang diredam ke dalam ketidaksadaraan).
Behaviorisme, menurut Bandura (1977), proses mempelajari aturan-aturan sosial ini dinamakan
proses belajar sosial. Manusia, kata Bandura, sejak masa kanak-kanaknya sudah mempelajari
berbagai tata-cara beriperilaku, sedemikian rupa sehingga ia tidak canggung dan serba salah
menghadapi berbagai situasi dan persoalan.

Teori-teori dalam Psikologi Kognitif, J. Piaget, jika K.Lewin mencoba menggambarkan


struktur dan dinamika kognisi, tokoh psikologi kognisi lain yang juga sangat terkemuka, Piaget (
1950), menjelaskan perkembangan kognisi sebagai inti dari kepribadian manusia. Menurut
Piaget, bagaimana seseorang beriperilaku terhadap orang lain, tergantung pada konsepnya
tentang orang itu dan konsep itu sendiri tergantung pada konsepnya tentang orang itu dan konsep
itu sendiri tergantung pada perkembangan kognisinya. Menurut Piaget, teorinya tentang
perkembangan kognitif ini berlaku tanpa kecuali (invariant) dan Hierarkis. Artinya, setiap tahap
perkembangan kognisi merupakan prasyarat dari tahap berikutnya.F.Heider, berkaitan dengan
teori-teori tentang struktur dan perkembangan kognisi ini, yang sangat penting dalam
membicarakan kepribadian dalam rangka psikologi sosial adalah teori atibusi (teori tentang
proses informasi sosial). R. Selma, kognisi dalam perkembangan hubungan antarpribadi terjadi
melalui kemampuan berperan (role taking skills). Robert Selman (1980) dalam upayanya untuk
meneliti tingkat-tingkat kemampuan pengambilan peran pada berbagai usia, menggunakan kasus
yang mengandung dilema untuk dipecahkan.

BAB VI
HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

Komunikasi Antarpribadi,menurut Hartley (1993) ada berbagai jenis komunikasi, yaitu antara
individu dan individu, antara individu dan massa (misalnya, dalam pidato atau kuliah), dan
antara kelompok dengan massa (misalnya, antara para penyuluh pertanian yang mewakili
pemerintah dan para petani) masing-masing dapat berlangsung secara tatap muka, atau dengan

8
bantuan alat atau teknologi (telepon, radio, tv, film, dan sebagainya). Aspek lain dalam
komunikasi antarpribadi menurut Hartley adalah hubungan dua arah. Komunikasi tatap muka
berbeda dari warta berita di tv atau radio karena kedua pihak dapat saling menukar pesan.
Dengan pertukaran pesan itu, terjadi saling pengertian akan makna atau arti dari esan itu.

Hubungan dengan orang yang belum dikenal, Zajonc (1968) mengatakan bahwa
dengan orang yang belum atau baru dikenal, faktor yang memudahkan komunikasi dan
hubungan adalah pertemuan yang berulang-ulang, sejauh reaksi pada saat pertama bertemu tidak
terlalu negative. Eksperimen-eksperimen lain dari Zajonc (Kunst Wilson&Zajonc, 1980,
Moreland&Zajonc, 1977) juga membuktikan bahwa makin sering berjumpa makin
membangkitkan perasaan suka (dalam pepatah jawa : witing tresno jalaran soko kulino, artinya:
tumbuhnya cinta karena sering berjumpa).

Gangguan pada hubungan, hubungan antarpribadi yang dimulai dari komunikasi


antar pribadi dapat meningkat kea rah yang makin erat, makin akrab, sampai pada hubungan
intim, sahabat, pacar, dan perkawinan.Akan tetapi, pada tahap mana pun, hubungan itu dapat
terganggu, bahkan sampai terputus.Dampak putus hubungan adalah kesepian.

BAB VII
SIKAP DAN PRASANGKA

Terbentuknya sikap, sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian awal dari bab ini,
sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetic yang berpengaruh pada
terbentuknya sikap (Arvey, 1989: Keller, 1992, Waller 1990). Walaupun demikian, sebagian
besar dari para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman,
melalui proses belajar.

Perilaku menentukan sikap, karena pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui
pengalaman sendiri, maka para pakar berusaha mengetahui sampai seberapa jauh perilaku dapat
mempengaruhi terbentuknya sikap. Pengaruh perilaku pada sikap juga terjadi Karena apa yang
dikatakan atau diperbuat oleh seseorang cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri.

Prasangka, salah satu bentuk sikap adalah prasangka (prejudice).Prasangka adalah sikap
yang negative terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata karena keanggotannya
dalam kelompok tertentu (Baron & Byrne 1994).Selain itu, prasangka, seperti halnya dengan
sikap, dapat juga positif.Yang jelas, prasangka adalah problem psikologi sosial karena yang
utama dari sikap ini adalah dampaknya hubungan antarpribadi atau antar kelompok. Dampak
negative yang timbul Karena adanya stereotrapi (sifat-sifat yang khas yang seakan-akan
menempel pada kelompok) yang diberikan kepada kelompok. Dampak negative dari prasangka
muncul karena timbulnya perilaku diskriminasi sebagai perwujudan dan prasangka (Myres
1996).

9
Mengatasi prasangka, rasanya sangat sulit untuk mengatakan bahwa prasangka dapat
dihapuskan. Karena prasangka bersumber pada diri manusia dan interaksi antarmanusia, maka
prasangka tidak akan dapat sepenuhnya dihilangkan. Dalam konseling, misalnya, prasangka
dapat dikurangi dengan mengubah pola hubungan antara konselor dan klien dari yang berpegang
teguh pada etika yang standar ke proses yang dialami bersama untuk mencapai kesepakatan-
kesepakatan bersama, sehingga dapat dikurangi prasangka-prasangka yang tidak perlu.

10
BAB VIII
AGRESI DAN ALTURISME

Teori-teori tentang Agresi, sama halnya dengan pembicaraan dalam bab-bab terdahulu,
teori tentang agresi juga terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok teori bawaan atau
bakat, teori environmentalis atau teori lingkungan dan teori kognitif. Teori Bawaan ( teori naluri,
teori biologi, teori frustasi-agresi baru).

Pengaruh terhadap agresi, ada tiga jenis pengaruh terhadap agresi antara lain ( kondisi
lingkungan, pengaruh kelompok). Mengurangi agresi, masalahnya adalah bahwa terlalu banyak
faktor yang mempengaruhi agresi dan sampai naskah ini ditulis, belum ada satu faktor pun yang
dapat di anggap sebagai faktor utama. Cara lain lagi adalah mengurangi sarana atau prasarana
yang dapat memicu agresi.

Meningkatkan perilaku menolong, sama halnya dengan mengurangi perilaku agresif,


meningkatkan perilaku menolong secara teoritis juga dapat diusahakan walaupun dalam
kenyataanya belum ditemukan suatu cara yang paling ampuh. (mengurangi kendala,
memasyarakatkan altruisme).

Buku Pembanding

BAB I

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI SOSIAL

Pengertian dibagi beberapa bagian yang pertama pengertian psikologi adalah ilmu
tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas dan perilaku atau aktivitas-aktvitas tersebut merupakan
manifestasi dari kehidupan kejiwaan.Itu tadi tentang psikologi sekarang tentang psikologi
sosialnya.Psikologi social adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dalam konteks
interaksi social. Interaksi social adalah adanya hubungan antara individu satu sama dengan yang
lain, psikologi social memfokuskan pada perilaku individu.

Letak psikologi social dalam sistematika psikologi.Sebagai ilmu khususnya sebagai ilmu
yang mandiri.Dilihat dari segi perkembangannya psikologi dapat dibedakan atas psikologi yang
filosofis dan psikologi empiris.Dalam psikologi empiris dapat dibedakan menjadi dua yaitu
psikologi umum dan psikologi khusus, psikologi sosial merupakan salah satu jenis psikologi
khusus.

11
BAB II

HUBUNGAN PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL LAIN

Manusia menjadi objek dari psikologi menjadi objek dari ilmu-ilmu social lain, misalnya
sosiologi. Tinjauan sosiologi yang penting adalah bentuk hidup bermasyarakat, struktur dan
fungsinya dari kelompok dari kelompok lain hingga kelompok besar. Sedangkan tinjauan
psikologi yang penting adalah perilaku itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang ddorong
motif tertentu hingga manusia itu berbuat atau berperilaku. Perilaku manusia sebagai suatu
respon terhadap stimulus yang diterimanya menjadi tinjauan dari berbagai macam ilmu antara
lain antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Perilaku manusia dalam
kaitannya dengan lingkungan merupakan tinjauan antropologi.Sosiologi juga meninjau perilaku
manusia dalam kaitannya dengan hidup bermasyarakat.

BAB III

PERILAKU MANUSIA

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas


individu.Sebagamana diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan
baik stimulus eksternal maupun stimulus internal.Berbeda dengan pandangan kaum behavioris
adalah pandangan dari aliran kognitif yaitu memandang perilaku manusia merupakan respon dari
stimulus namun dalam diri manusia itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang
diambilnya.

Jenis perilaku ada dua yaitu perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir,
sedangkan perilaku refleksi yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap
stimulus yang mengenai individu yang bersangkutan. Pembentukan perilaku, cara membentuk
perilaku sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, pembentukan perilaku dengan kondisioning
atau kebiasaan. Dengan cara ini membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan
contohnya biasakan bangun pagi. Kedua, pembentukan perilaku dengan pengertian. Dengan cara
ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.
Ketiga, pembentukan perilaku dengan menggunakan model.Disamping cara-cara pembentukan
perilaku yang telah disebutkan pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan
menggunakan model atau contoh.Beberapa teori perilaku, diantaranya teori insting, teori
dorongan, teori insentif dan teori atribusi.

12
BAB IV

MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA

Dalam lingkungan kehidupan manusia terdapat lingkungan manusia atau lingkungan


sosial.Hubungan antara individu dengan lingkungan social yang menjadi focus pembicaraan
dalam lapangan psikologi social.

Manusia sebagai makhluk berkembangan, maka manusia dapat mengalami perubahan-


perubahan sebagai akibat dari perkembangannya, baik perubahan pada segi kejasmanian maupun
perubahan pada segi psikologisnya. Manusia itu dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari
adanya perkembangan pada diri manusia dan dalam perkembangan manusia itu factor
pembawaan dan factor lingkungan secara bersama-sama mempunyai peranan walaupun tidak
mengingkari adanya teori-teori yang lain.

Manusia sebagai makhluk individual dan social, karena manusia sebagai makhluk
individu maka dalam tindakannya manusia kadang-kadang menjurus kepada kepentingan
pribadi.Namun karena manusia juga sebagai makhluk social dalam tindakan-tindakannya
manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan masyarakat. Dengan kata lain
manusia itu pada hakekatnya merupakan makhluk sosial maka secara alami manusia
membutuhkan hubungan dengan orang lain, manusia itu secara alami mempunyai dorongan
untuk berhubungan dengan keadaan sekitar.

Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungannya, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan social.Lingkungan fisik adalah lingkungan kealaman, misalnya keadaan tanah,
keadaan musim.Lingkungan fisik yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
perkembangan individu. Misalnya keadaan alam yang tandus akan memberikan pengaruh yang
berbeda bila dibandingkan dengan keadaan alam yang subur. Sedangkan lingkungan social
adalah yang merupaka lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat interaksi individu
dengan individu yang lain. Lingkungan social dapat dibedakan menjadi dua 1).Lingkungan
social primer, yaitu lingkungan social dimana terdapat hubungan yang erat antara individu satu
dengan yang lain, lingkungan social primer lebih mendalam daripada lingkungan social
sekunder. 2). Lingkungan social sekunder, yaitu lingkungan social dimana hubungan satu denagn
yang lain agak longgar, individu satu dengan yang lain kurang saling mengenal.

Hubungan atau sikap individu terhadap lingkungan dapat terjadi seperti Individu menolak
lingkungan, yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya.Individu menerima
lingkungannya, yaitu bila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan keadaan
individu.Individu bersikap netral atau statuskuo, yaitu bila individu tidak cocok dengan keadaan
lingkungan, tetapi individu tidak mengambil langkah-langkah bagaimana sebaiknya.

13
BAB V

METODE DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

Metode yang digunakan dalam psikologi social dapat dilakuakan dengan cara. Observasi, yaitu
metode penelitian yang menggunakan alat indera. Dari segi macamnya observasi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu observasi partisipasi, merupakan observasi yang observer
atau peneliti ikut ambil bagian dalam situasi yang akan diobservasi. Observasi non-partisipasi,
observasi ini merupak kebalikan dari observasi partisipasi.Dalam observasi ini peneliti tidak ikut
ambil bagian secara langsung dalam penelitian.Observasi sistematis, yaitu observasi ini
dilaksanakan dengan menggunkan kerangka terlebih dahulu.

Observasi non-sistematis, yaitu observasi yang belum menggunakan kategorisasi


mengenai hal-hal yang akan diobservasi.

Selain dibedakan dari jenisnya, Observasi juga dibedakan dari situasinya.free situation
observation, observasi ini dijalankan secara alami. Manipulated situation observation, observasi
ini bukan situasi yang alami atau dibuat.Partially controlled situation observasi, observasi ini
campuran dari observasi alami dan yang tidak alami.

Materi observasi tergantung dari tujuan observasi. Pencatatan observasi dengan cara segera atau
on the spot merupak langkah yang terbaik karena hal ini akan mengeliminasi hal-hal yang tidak
sebenarnya. Fakta dan interprestasi merupak hal yang perlu diperhatikan dalam observasi.Dalam
observasi hal-hal yang ingin dicari secara objektif merupakan fakta sedangakn interprestasi
merupak sudut pandang atau pendapat dari peneliti.Fakta merupakan data yang objektif
sedangkan interprestasi merupakan pendaapt yang sifatnya subjektif.

Selain dengan cara observasi bisa juga dengan cara kuesioner atau bisa juga disebut
denga angket merupakan metode penelitian denagn menggunakan daftar pertanyaan yang harus
dijawab. Kuesioner dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu kuesioner tertutup merupakan
kuensioner yang pertanyaan sifatnya tertutup.Kuesioner terbuka merupakan kuensioner yang
mengandung pertanyaan yang sifatnya terbuka.Kuesioner terbuka-tertutup merupakan
pertanyaan yang sifatnya terbuka dan ada yang tertutup.Kuesioner ada yang secara langsung
diberiakn kepada responden dan ada juga kuesioner yang diberiak secara tidak langsung atau
melalui perantara.

Interview atau wawancara, tahapan dalam wawancara ada pengantar wawancara, inti dari
wawancara dan penutup wawancara.Jenis dari wawancara itu ada yang wawancara bebas ini
mengutamakan pendapat, wawancara terarah ini diarahkan oleh peneliti atau pewawancara dan
wawancara bebas-terpimpin ini merupak wawancara kombinasi ada yang merupakan pendaapt
dan ada yang merupakan arahan dari pewawancara.Sosiometri merupakan salah satu metode
penelitian yang digunakan dalam psikologi social.Dengan perkataan sosiometri telah
memberikan pengertian tentang ukuran berteman.Jadi denagn sosiometri orang dapat melihat

14
bagaimana hubungan berteman seseorang dalam kelompok dan juga bagaimana struktur
hubungan dalam kelompok. Baik tidaknya hubungan bisa dilihat dari beberapa segi, yaitu segi
frekuensi hubungan, artinya sering tidaknya seseorang menadakan hubungan atau kontak
langsung dengan orang lain. Segi intensitas hubungan, artinya mendalam atau tidaknya
seseorang dalam mengadaakan hubungan social.Segi popularitas hubungan, artinya banyak
sedikitnya teman dalam hubungan sosial.

Metode analisis sosiometri ada beberapa analisis yaitu analisis matrik, merupakan table yang
mengandunga baris dan kolom yang berisi angka. Analisis sosiogram, merupakan analisis yang
menyuguhkan hasil sosiometri dengan suatu gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan
individu satu sama lain. Analisis indek, merupakan analisis menghitung atau menetukan berapa
besar indeks untuk masing-masing individu dalam kelompok yang bersangkutan.

Indeks kohesi kelompok, merupakan bagaimana para anggota kelompok saling menyukai
satu sama lain. Tes merupakan cara untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak dapat
diungkapkan dengan metode lain.

BAB

VI PERSEPSI SOSIAL

Penginderaan adalah merupakn suatu stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu
alat indera.Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus
yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan sehingga individu menyadari tentang apa
yang diinderakannya itu. Persepsi individu menyadari tentang keadaan lingkungan yang ada
disekitarnya. Dalam persepsi stimulusnya sama, tetapi pengalaman berbeda. Kemampuan
berfikir tidak sama adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain
tidak sama. Ini memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individu.Factor yang
berpengaruh pada persepsi ada dua yaitu stimulus dan lingkungan sebagai factor eksternal dan
individu sebagai factor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan
persepsi.Kemudian mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi ada dua
sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian dan yang berhubungan dengan segi
psikologis.

Persepsi sosial, bila objek persepsi terletak diluar orang yang mempersepsi maka objek
persepsi dapat bermacam-macam, yaitu berwujud benda, situasi, serta manusia.Dalam individu
mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia.Orang
yang dipersepsi dapat menjadi teman namun sebaliknya juga dapat menjadi lawan.Ini berarti
orang yang dipersepsi dapat memberiakan pengaruh terhadap orang yang mempersepsi. Persepsi
social merupak suatu proses seseorang untuk mengetahui orang lain gambaran yang dipersepsi.

15
BAB VII

TEORI ANTRIBUSI

Teori ini merupakan teori yang ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang. Untuk
mengetahui tentang orang-orang yang ada disekitarnya melalui beberapa macam cara, yaitu
melihat apa yang tampak oleh orang yang bersangkutan secara fisik seperti penampilan,
langsung menanyakan kepada yang bersangkutan misalnya tentang pemikirannya, dan dari
perilaku orang yang bersangkutan.

Menurut Kelley perilaku itu dapat disebabkan oleh factor internal dan eksternal.Untuk
menentukan sesuatu perilaku apakah atribusi internal atau atribusi eksternal atau juga internal-
eksternal.Kelley menggunakan tiga determinan Konsensus, yaitu bagaimana seseorang bereaksi
bila dibandingkan dengan orang-orang lain terhadap stimulus tertentu. Konsestensi, yaitu
bagaimana seseorang berperilaku terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang bebeda.
Distinctiveness, yaitu bagaimana orang bereaksi terhadap stimulus yang bebeda.

Beberapa sumber kesesatan atribusi, yaitu the fundamental attribution error, ini
merupakan sumber kesesatan yang disebabkan orang sangat menekankan pada factor internal
dalam melihat perilaku seseorang. The actor-observer effect, ini merupakan sumber kesesatan
dimana orang yang melihat perilaku orang lain disebabkan karena factor dalam, sedangakn
perilaku dirinya disebabkan factor luar. The self-serving bias, ini merupakan sumber kesesatan
dimana orang memandang bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah.

BAB VIII
INTERAKSI SOSIAL

Interaksi social adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu
satu daapt mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Didalam interaksi social
kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain. Dalam pembahasan interaksi
social ada 3 faktor yang dibahas yaitu factor imitasi, merupakan dorongan untuk meniru orang
lain. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis tetapi ada factor lain yang ikut berperan. Factor
imitasi mempunyai peranan dalam interaksi social. Factor sugesti, merupakan pengaruh psikis,
baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada umumnya
diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Sugesti dapat dibedakan menjadi
dua yaitu, auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri dan hetero-sugesti, yaitu sugesti yang
datang dari orang lain. Namun yang lebih berperan adalah sugesti hetero-sugesti.

Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi social hampir sama dengan yang lain namun
sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi orang yang mengimitasi keadaannya aktif,
sedangkan yang diimitasi adalah pasif. Dalam hal sugesti orang yang sengaja dengan secara aktif
memberikan pandangan-pandangan agar orang lain dapat menerima apa yang diberikan. Ada hal-
hal yang ada dalam sugesti yaitu, sugesti akn mudah diterima oleh orang lain bila daya berfikir

16
kritisnya dihambat, sugesti akan mudah diterima oleh orang lain bila kemapuan berfikirnya
terpecah-belah, sugesti akan mudah diterima orang lain bila materinya mendapatkan dukungan
orang banyak, sugesti kan mudah diterima oleh orang lain bila yang memberikan materi itu
orang yang mempunyai otoritas,dan sugesti akan mudah diteriama orang lain apabila pada orang
yang berasangkutan telah ada pendapat yang mendahului yang searah. Factor identifikasi,
merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. Didalam identifikasi
anak akan mengambil oper sikap-sikap atau norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan
tempat identifikasi itu. Factor simpati, selain factor-faktor lain factor simpati juga mempunyai
peranan dalam interaksi social. Simpati merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Perasaan
itu akan muncul atas dasar perasaan atau emosi.

BAB IX
KOMUNIKASI

Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, manusia secara alami selalu
membutuhkan hubungan atau komunikasi dengan manusia yang lain, manusia secara alami
mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia lain. Dengan komunikasi seseorang
daapt menyampaikan informasi kepada orang lain secara timabal balik. Dalam komunikasi ada
terdapat beberapa unsure, yaitu komunikator atau penyampai, pesan atau messager, media atau
saluran dan peneriam pesan atau komunikan.Komunikator sebagai penyampaian pesan perlu
menyampaikan pesan dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan.Pesan yang
diterima berupa isyarat kemudian diterima dan dimengerti dan juga ditanggapi.Tanggapan itu
penting karena merupakan umpan balikyang menunjukkan bagaimana pesan itu diterima oleh
komunikan. Proses komunikasi itu berlangsung secara komunikator memberikan pesan kepada
komunikan, komunikan meneriam pesan tersebut dan tercapainya pengertian bersama mengenai
pesan.

Jenis komunikasi ada dua yaitu, komunikasi searah bila dalam komunikasi itu tidak ada
umpan balik dan komunikasi dua arah adalah komunikasi yang menempatkan komunikasi lebih
aktif atau bisa disebut mendapatkan tanggapan atau umpan balik.

BAB X
KELOMPOK

Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan saling


memepengaruhi satu sama lain. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan
hubungan dengan manusia yang lain, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok dalam
kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam masyarakat didapati
adanya berbagai macam kelompok yang cukup bervariasi misalnya kelompok belajar, pedagang,
kelompok tani, pendaki gunung dan lainnya. Macam kelompok yaitu kelompok primer adalah
kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara
anggota satu dengan anggota lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face

17
group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok lain. Kelompok
sekunder adalah kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila
dibandingakan kelompok primer.Ada juga kelompok daapt dibedakan dari segi kelompok formal
dan kelompok informal.

Norma kelompok merupakan norma yang tidak tetap, dalam arti bahwa norma kelompok
itu dapat berubah sesuai dengan keadaan yang dihadapi kelompok. Kohesi kelompok merupakan
perhatian anggota kelompok, bagaiman anggota kelompok saling tertarik dengan yang lainnya.

BAB XI
PRASANGKA

Pengertian kepemimpinan merupakan suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang yang


dinilai sebagai pemimpin dan terdapat aspek-aspek seperti 1).Sebagai posisi pusat 2).Peranannya
sebagai memberi arah 3).Sebagai penggerak dari aktivitas 4).Memberikan bentuk dalam kegiatan
5).Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas.Kepemimpina lebih dititik
beratkan pada segi fungsi daripada segi struktur.

Teori-teori pemimpin dan kepemimpinan seperti

a. Greatman theory

Kelompok teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil.

b. Environmental theory

Pandangan ini menempatkan factor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.

c. Personal situational theory

Pandangan ini melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi
dimana individu berada.

d. Interaction expectation theory

Teori ini mengarah kepada suatu pandangan bahwa kelompok yang dipimpin itu bukan
sekedar merupaka objek saja, tetapi juga mengarah kepada subjek yang memiliki keinginan
untuk ikut ambil bagian didalamnya.

e. Humanistic theory

Teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok
yang dipimpin untuk memotivasi agar dapat mencapai tujuan bersama.

f. Exchange theory

18
Adanya interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin harapan adanya perubahan yang
dipimpin akan berartisipasi secara aktif.

Dalam kepemimpinan ada pemimpin formal dan informal. Fungsi pemimpin yang utama adalah:

a. Bertugas memberikan struktur yang jelas dan situasi yang rumit yang dihadapi oleh
kelompoknya

b. Bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kleompok

c. Bertugas sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya.

d. Seorang perancang

e. Seorang pembuat kebijakan

f. Seorang pemberi hadiah dan hukuman

g. Seorang panutan

h. Seorang symbol kelompok

19
BAB XII
KEPEMIMPINAN

Massa adalah suatu kumpulan individu.Yang berkumpul dan mengadakanhubungan


untuk sementara waktukarena minat dan kepentingan bersama yang sementara pula. Mennicke
membedakan massa menjadi dua yaitu

a. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya perbedaan
minat, persamaan hati, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur
yang jelas.

b. Massa konkrit adalah massa yang mempunyai cirri adanya ikatan batin, adanya
persamaan norma dan mempunyai struktur yang jelas.

Massa itu mempunyai psikologi tersendiri, Sifat-sifat massa itu seperti impulsive, mudah
sekali tersinggung, sugestibel, tidak rasional dan adanya social facilitator.

Latar belakang psikologis timbulnya massa, salah satu pandangan berpendapat bahwa
manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan
yang pada prinsipnya membutuhkan perumusan atau pemenuhan. Dalam kehidupan masyarakat
adanya norma-norma atau aturan tertentu yang merupakan pedoman yang membatasi gerak atau
perilaku anggota masyarakat. Salah satu analisis mengenai perbuatan massa yang didasarkan atas
factor psikologis yang mendasari, yaitu orang bertindak dalam massa atas dasar dorongan atau
keinginan yang muncul dari bwah sadar yang semula ditekan. Tetapi bila telah terjadi gerakan
massa maka pimpinan yang dikehendaki adalah pimpinan yang tegas dalam bertindak. Pimpinan
yang ragu-ragu akan membuat massa menjadi kacau dan kehilangan arah. Karena itu ada yang
mengatakan bahwa barang siapa yang berani muncul ditengah-tengah massa maka dialah yang
akan memegang massa itu.

BAB XIII
MASSA

Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna pada perilaku orang yang
bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang orang dapat menduga bagaimana perilaku
yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah yang dihadapkan
kepadanya. Sikap dan perilaku, perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh
sikap yang ada pada orang yang bersangkutan. Namun tidak semua ahli berpendapat bahwa
perilaku itu dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada diri yang bersangkutan. Orang tidak dapat
mengukur sikap secara langsung maka akan diukur adalah sikap yang menampak, dan sikap yang
menampak adalah perilaku. Karena itu bila orang dapat menetralisir pengaruh terhadap perilaku
maka akan jelas bahwa sikap mempunyai kaitan dan perilaku. Perilaku dengan sikap saling
berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Struktur sikap mempunyai tiga

20
komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Analisis fungsi
sikap ada empat yaitu,

a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian, sikap ini merupakan sarana untuk
mencapai tujuan.
b. Fungsi pertahanan ego, sikap ini merupakan usaha untuk mempertahankan akunya
atau egonya.
c. Fungsi eksperisi nilai merupakan sikap seseorang untuk mengeksperisikan nilai yang
ada dalam dirinya.
d. Fungsi pengetahuan merupakan sikap untuk ingin dimengerti untuk memperoleh
pengetahuan.

Determinan sikap meliputi beberapa factor yang dianggap penting yaitu,

a. Faktor psikologi
b. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
c. Faktor kerangka acuan, dan
d. Factor komunikasi social

Ada beberapa ciri-ciri sikap adalah

a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahiR


b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap,
c. Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan
objek-objek,
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar,
e. Sikap itu mengandung factor perasaan dan motivasi.

Terbentuknya sikap itu dipengaruhi oleh dua factor internal seperti fisiologis dan psikologis,
sedangkan factor eksternal seperti pengalaman, situasi, norma, hambatan dan dorongan.

21
BAB XIV
SIKAP

a. Factor individu itu sendiri atau factor dalam merupakan bagaimana sikap individu
menanggapi dunia luarnya bersifat selektif, apa yang datang dari luar tidak semuanya
dapat diterima tetapi individu mengadakan selektif mana yang akan diterima dan
mana yang akan ditolak.
b. Factor luar atau ekstern merupakan hal-hal yang ada diluar dari individu yang akan
menjadi stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

Berkaiatan dengan perubahan sikap ada beberapa teori yaitu,

a. Teori Rosenberg

Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan komponen kognitif dan afektif.
Komponen kognitif tidak hanya mencakup pengetahuan tentang sikap, melainkan juga
mencakup kepercayaan tentang hubungan objek sikap dengan nilai yang ada pada diri
individu. Sedangkan komponen afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang
timbul pada seseorang yang menyertai sikapnya dapat positif tetapi ada juga sikap
negative.Hubungan kedua komponen ini saling berkaitan mak apabila komponen kognitif
berubah maka komponen afektifnya juga berubah.

b. Teori Festinger

Teori ini menompong tentang sikap yang dikaitkan dengan perilaku yang nyata dalam
tindakannya konsisten satu sama lainnya. Hubungan antara elemen satu dengan yang lain
sangat relevan.

Faktor-faktor yang mengubah sikap diantaranya, adalah:

a. Factor kekuatan

Dapat memberikan situasi yang dapat mengubah sikap.Kekuatan ini bermacam-macam


bentuknya, misalnya kekuatan ekonomis dan kekuatan yang berwujud peraturan-peraturan.

b. Berubahnya norma kelompok

Bila seseorang menginternalisasi norma kelompok maka yang akan menjadi norma
kelompok akan diambil oper dan dijadikan norma sendiri.

c. Berubahnya membership group

Ini akan mengubah sikap seseorang, dengan berubahnya membership group maka dapat
berubah pula norma-norma yang ada dalam diri individu.

22
d. Berubahnya reference group

Hal ini juga akan dapat mengubah sikap seseorang

e. Membentuk kelompok baru

Dengan membentuk kelompok baru maka norma akan menjadi baru juga.

Pengubahan sikap secara langsung, yaitu yang menjadi sasaran yang ingin dirubah
mendapatkan pemikiran mengenai,

a. Pesan

Pesan merupakan materi yang akan diberikan kepada pihak komunikan dengan pengharapan agar
apa yang diberikan itu dapat diterima oleh pihak komunikasi secara baik.

b. Komunikator

Suatu pesan yang sama tetapi membawakan berbeda akan dapat terdapat perbedaan dalam
menerima pesan tersebut.

c. Komunikan komunikan merupakan sasaran komunikator untuk menyampaikan pesan.

BAB XV
PEMBENTUKAN DAN PENGUBAHAN SIKAP

Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.Salah satu hal yang sulit dalam
psikologi adalah mengukur objek yang dipelajari tidak menampak, tidak dapat dilihat
langsung.Pengukuran sikapa harus distandarisasikan.

Variasi dari hasil pengukuran sikap meliputi,

a. Keadaan objek yang diukur

Keadaan yang sesungguhnya dari objek yang diukur harus menerminkan keadaan yang benar-
benar.

b. Situasi pengukuran

Pengukuran dalam situasi yang berbeda juga dapat menimbulkan hasil pengukuran yang berbeda.

c. Alat ukur yang digunakan

Alat ukur sangat berpengaruh dengan hasil pengukuran

d. Penyelenggaraan pengukuran

Dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda.

23
e. Pembacaan dan penilaian hasil pengukuran

Jika seseorang mengantuk dalam mengadakan pengukuran maka hasilnya akan salah baca.

Alat ukur yang baik bila alat ukur itu valid dan reabel.Disamping itu juga harus teliti, suatu alat
yang baik itu harus reabel dan handal.Cara pengukuran dapat dilakukan secara langsung yaitu
subjek secara langsung dimintai keterangan tentang suatu masalah yang dihadapkan
kepadanya.Sedangkan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan tes.

Pengukuran sikap secara langsung tidak berstruktur merupakan pengukuran sikap yang
cukup sederhana dalam arti tidak diperlukan persiapan yang cukup mendalam guna mengadakan
pengukuran sikap tersebut bila dibandingkan dengan cara-cara lain.

Pengukuran secra langsung berstruktur, cara ini akan dikemukakan dengan bentuk model
seperti,

a. Pengukuran sikap model Bogardus dalam model ini menggunakan skala, Bolgardus
berpendapat bahwa ada tingkatan intensitas hubungan yang berbeda dari suatu golongan
terhadap golongan lain.

b. Pengukuran sikap model Thurstone dalam model ini juga menggunakan skala. Daalam skal
ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan
rentangan yang favorabel sampai unfavorable.

c. Pengukuran sikap model Likert model ini juga menggunakan skala Libert. Skala dikenal
sebagai skala summated ratings method.

24
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku

Buku utama ini masih relevan sampai sekarang, buku ini juga cukukp jelas dalam
menjelaskan teori-teori psikologi sosial jika dikaitkan dengan kondisi masyarakat sekarang.
Dengan membaca dan memahami setiap bab dari buku ini, pembaca akan lebih memahami
tingkah laku manusia dilingkungan sosial kita.

Buku pembanding memberikan masukan dan pandangan yang menarik tentang psikologi
social dimana dalam buku ini mengemukakan bagaimana interaksi social individu dengan
lingkungannya.Buku ini bagus dibaca untuk kalangan mahasiswa untuk menambah wawasan
dalam hubungan interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya.

B. Kelemahan Buku

Kelemahan pada buku utama adalah rumitnya bahasa yang digunakan dan banyaknya teori-
teori yang masing-masing membutuhkan penjelasan tersendiri yang terperinci, dicoba
dipadatkan dalam ruang halaman yang terbatas.Akibatnya, kalimat-kalimat yang digunakan
sarat dengan arti dan banyak hal yang tidak diterangkan lebih lanjut karena dianggap sudah
cukup jelas oleh penulis-penulisnya.Bagian-bagian yang dipandang kurang berarti untuk
pengetahuan mahasiswa tingkat sarjana dihilangkan.

Pada buku pembanding penulisan-penulisannya masih belum diperhatikan dengan baik,


seperti salah pengejaan huruf, salah penulisan, dan ada beberapa pembahasan menggunakan
kalimat yang bertele-tele. Tentunya ini sangat mengganggu bagi pembaca yang sedang
membaca buku tersebut.

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan yang pada dasarnya mengsioayakan pengembangan manusia seutuhnya serta


tidak terhindar dari berbagai sumber rintangan dan kegagalan tersebut perlu diselenggarakan
secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia, baik di dunia
maupun di akhirat.

Dalam rangka pembangunan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia telah


memperlakukan undang-undang tetang sistem pendidikan nasional beserta aturan
pelaksanaannya yang mencakup di dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang berbagai masalah yang terkandung
didalam kasus.Konsep atau ide-ide tentang rincian setiap masalah, serta kemungkinan sebab-
sebab dan akibat-akibatnya sedapat mungkin dikuasai oleh konselor.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli oleh
individu dengan menggunakan sebagai prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut
mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan
konseling merupakan proses pemberian bantuang yang didasarkan pada prosedur wawancara
konselng ole seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Fungsi pencegahan, pelayanan bimbingan dan konseling menggupayakan tersingkirnya


berbagai hal yang secara potensial dapat menghambat atau mengganggu perkembangan diri
pada individu.Fungsi pengentasan sering dianggap sebagai inti dari puncak pelayanan
bimbingan dan konsleing.Dengan fungsi ini klien terbebaskan dari masalah-masalah yang
dialaminya, ibarat tersembuhkannya klien dari penyakit yang dideritanya.Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan ibarat dua sisi dari satu mata uang. Fungsi ini
mengarahkan pada tujuan umum bimbingan, yang tidak lain adalah pemuliaan manusia
melalui perkembangan individu dalam keempat dimensi kemanusiaannya.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan paduan hasil-hasil teori dan praktek
yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah individu, program dan
penyelenggaraan, pelayanan bimbingan dan konseling.

26
“Profesi” adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
petugasnya.“Profesional” menunjuk pada dua hal.Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.“Profesionalisme” menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakannya dalam melakuakn pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.“Profesionalisasi” menunjuk pada poses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

B. Saran

Buku tersebut adalah sumber dari orang menimba ilmu baik yang muda maupun yang sudah
lanjut sia. Buku ini bagu dimiliki oleh semua pihak yang ingin lebih memahami tentang
psikologi sosial.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sarlito Wirawan Sarwono .Psikologi Sosial (Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial) 2002,
jakarta

Prof. Dr. Bimo Walgito. Psikologi sosial (suatu pengantar) 1194. Yogyakarta

28

Anda mungkin juga menyukai