KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Pengertian Sosiologi Pendidikan………………………… 1
B. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan…………………... 3
C. Tujuan Sosiologi Pendidikan………………………………. 4
II. TEORI UTAMA SOSIOLOGI………………………………………. 4
A. Teori Struktural Fungsional……………………………….. 6
B. Teori Struktural Konflik…………………………………….. 11
C. Teori Interaksionisme Simbolik…………………………. 15
D. Teori Pertukaran Sosial……………………………………... 18
III. PENDIDIKAN MENURUT
TEORI UTAMA SOSIOLOGI………………………………………. 20
A. Pendidikan menurut Teori Struktural Fungsional.... 20
B. Pendidikan menurut Teori Struktural Konflik………. 24
C. Pendidikan menurut Teori Interaksionisme
Simbolik……………………………………………………………... 30
D. Pendidikan menurut Teori Pertukaran Sosial………. 32
IV. PENUTUP………………………………………………………………... 33
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 35
1
I. PENDAHULUAN
1
Elaborasi dari upaya pemanusia, manusia yang diajukan para
ahli ternyata banyak dan berbeda. Sebab, elaborai tersebut sangat
tergantung pada pamahaman Filsafat Antropologinya, yakni
cabang filsafat yang berbicara tentang apa itu manusia ?.
4
لإن احليوان مايس تق ّل بنفسه من, ثــم جعل الإنسان أكرث حاجة من مجيع احليوان...
واس تعانته صفة لزمة لطبعه وخلقة, والإنسان مطبوع عىل الإفتقار إاىل جنسه,جنسه
... قامئة يف جوهره
Kemudian Allah menjadikan manusia sebagai makhluk
yang memiliki banyak kebutuhan jika dibandingkan dengan
binatang, sebab karakter binatang itu mampu hidup mandiri,
sedangkan manusia ditakdirkan memiliki karakter saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Manusia membutuhkan bantuan pihak lain itu sudah
merupakan fitrah dan esensi manusia...
Uraian Al-Mawardi jelas terkait dengan kehidupan
manusia yang saling membutuhkan antara yang satu
dengan yang lainya, yaitu human relationship, ini artinya Al-
Mawardi sudah sejak tahun 1058 M sudah memusatkan
perhatian pada hubungan antarmanusia yang merupakan
obyek utama kajian sosiologi, kemudian dikembangkan
lebih lengkap oleh Ibn Ĥaldun (1332-1406 M) dalam
karyanya yang berjudul Muqaddimah. Namun, masalahnya
Sosiologi yang dikembangkan zaman sekarang bukanlah
Sosiologi rintisan Al-Mawardi dan Ibn Ĥaldun, tapi Sosiologi
yang dikembangkan oleh August Comte (1798-1857 M),
bahkan August Comte dipandang sebagai “Bapak Sosiologi”3
(The Founding Father of Sociology). Ketika membicarakan
Teori Sosiologi Klasik, yang diuraikan adalah teori sosiologi
yang dikembangkan oleh August Comte itu, padahal kalau
dilihat dari perspektif Sejarah Dunia (Barat), August Comte
itu tidak hidup di zaman klasik, sebab masa hidup Comte itu
tahun 1798-1857 M, Abad XVIII-XIX M, dan abad XVIII-XIX
2
Abu Hasan Al-Mawardi, Adab al-Dunya wa al-Din, hlm. 132.
3
Kita boleh bertanya, tepatkah pemberian gelar “Bapak Sosiologi”
kepada August Comte ?. Apakah kita mesti mengabaikan temuan
Al-Mawardi dan Ibn Ĥaldun tentang masyarakat manusia yang
mendahului Comte ?.
6
4
Dilihat dari perspektif Filsafat Ilmu, teori-teori pengetahuan itu
ada tiga tingkatan, yaitu Grand Theory (Teori Utama), Middle
Theory, (Teori Tengah), dan Application Theory (Teori Terapan).
5
Banyak ahli yang menetapkan bahwa Teori Utama Sosiologi ada
tiga, yaitu Teori Struktural Fungsional, Teori Struktural Konflik,
Teori Interaksionisme Simbolik. Namun ada pula yang
menetapkan empat teori utama. Uraian dalam buku ini adalah
empat mazhab utama sosiologi .
6
Dalam dunia Islam, sejak zaman Rasul Saw sampai hancurnya
Dinasti Bani Abbasiah di Bagdad (1258 M) asumsi masyarakat
seperti di Eropa sebelum zaman Renaissance itu hanya terjadi
dalam lingkungan penganut Paham Jabbâriah yang populasinya
sangat sedikit, sedangkan dalam lingkungan komunitas
masyarakat Ahl al-Sunnah wa al-Jamâah dan terutama dalam
lingkungan Muktazilah yang rasionalis banyak yang mampu
menjelaskan pelbagai fenomena yang terjadi disekitarnya. Ini
7
8
Fakta sosial adalah “tindakan individu dengan oranglain yang
dipedomani oleh norma dan adat istiadat sehingga melahirkan
hubungan terpola dengan sesama anggota masyarakat”. Menurut
Durkheim, fakta sosial adalah “cara bertindak yang tetap (baku)
atau temporer yang memiliki kendala dari luar, atau cara
bertindak yang umum dalam suatu masyarakat yang terwujud
10
9
Saat ini (2015) Sosialisme sudah mengalami kekalahan yang
ditandai dengan hancurnya Negara Uni Soviet (1991) sebagai
negara asasnya jelas-jelas sosialis Marx.
10
Materialisme sejarah-Marx bahwa “keadaan manusia tidak
ditentukan oleh kesadaran sosialnya, tapi keadaan sosial-lah yang
menentukan kesadaran manusia. Kesadaran dan cita-cita
ditentukan oleh kedudukan dalam kelas sosial. Sejarah tidak
ditentukan oleh pikiran manusia, tapi ditentukan oleh cara
manusia menjalankan produksinya. Sebab itu, perubahan
masyarakat tidak terjadi karena perubahan pikiran, tapi
perubahan itu terjadi karena perubahan dalam cara produksi. Jadi
masalah utamanya adalah ‘cara produksi’ yang lebih terkait
dengan sumber daya ekonomi.
14
11
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, hlm. 15.
15
12
Aliran filsafat di Amerika yang menyatakan bahwa yang benar
itu adalah yang berguna, yang bermanfaat.
13
Tesis Evolusi Darwin menyatakan bahwa “organisme terus
menerus menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.
16
14
Pemaknaan etik adalah pemaknaan menurut pengamat atau
peneliti. Dan pemaknaan emik adalah pemaknaan menurut aktor
atau menurut pelaku.
18
a. Fungsi Pendidikan
Pendidikan adalah bagian yang penting untuk
memelihara keberlangsungan masyarakat. Durkheim
adalah orang pertama yang mengajukan pandangan agar
sosiologi dijadikan sebagai pendekatan dalam bidang
pendidikan. Durkheim menggambarkan generasi muda
sebagai manusia yang memerlukan bantuan pendidikan
untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan di tengah
masyarakat yang memiliki tata nilai tertentu. Hal ini
menjadi penting, sebab pada dasarnya generasi muda itu
belum siap memasuki kehidupan masyarakat.
Pendidikan dipersepsikan sebagai satu kesatuan yang
utuh dari masyarakat secara keseluruhan. Karena
pendidikan menentukan proses alokasi dan distribusi
sumber-sumber perubahan, maka untuk menentukan
prioritasnya diperlukan kebijakan. Bagi Durkheim,
perencanaan pendidikan harus diorientasikan pada
pengupayaan modal dasar sumber daya manusia.
Pendidikan yang demikian dipandang sebagai sebuah
investasi.
d. Kesamaan Kesempatan
Parson menyadari bahwa tidak semua siswa
yang diberi kesempatan yang sama akan memperoleh
kesuksesan yang sama pula dalam kehidupan
masyarakatnya.
Gambar III.1
Model Pembelajaran
Menurut Teori Struktural Fungsional
Kurikulum :
Tujuan dan
Materi Sis-
Guru
wa
1. Paulo Freire
Dalam pandangan Paulo Freire (19 September 1921-2
Mei 1997) di Brazil, pendidikan yang terjadi di masyarakat
adalah “Pendidikan Gaya Bank”, di mana anak didik
dipandangan sebagai wadah atau celengan yang dapat
menampung sejumlah rumus, dalil pengetahuan dan
pelbagai informasi. Semakin banyak yang dapat ditampung
oleh para peserta didik, semakin dipandang baik para
murid, para guru dan pemerintahan yang menaunginya.
Diantara ciri-ciri Pendidikan Gaya Bank adalah :
Guru mengajar, murid belajar
Guru serba tahu, murid serba tidak tahu. Sebab itu, harus
diberitahu
Guru berpikir, murid dipikirkan
Guru bicara (ceramah/menerangkan), murid
mendengarkan atau menyimak paling untung mencatat
Guru mengatur, murid diatur
Guru memilih, murid menerima hasil pilihan guru
Guru bertindak, murid mengikuti tindakan guru
Guru adalah subyek, murid adalah obyek, dan lain-lain.
Dalam gaya pendidikan gaya bank seperti ini tidak
ada nilai pembebasan sama sekali, yang terjadi adalah
dominasi guru terhadap murid. Guru sendiri didominasi
oleh kepala. Kepala didominasi oleh pengawas. Pengawas
didominasi oleh Pemerintah. Kebijakan pemerintah
dipengaruhi oleh Pasar, terutama pasaran kerja. Pasar
didominasi oleh para pengusaha pemilik modal. Jadi dalam
pendidikan gaya bank ini yang berkuasa sesungguhnya
adalah para pemilik modal (kaum kapital). Sebab itu,
pendidikan gaya bank ini akan menyeret kita ke arah
“Kapitalisme Pendidikan”.
Untuk mengubah pendidikan gaya bank ini, Paulo Freire
menawarakan solusi :
27
15
Tingginya angka pengangguran merupakan salah satu indikator
tingginya gaya hidup serba tergantung pada pihak lain.
28
Gambar III.2
Model Pembelajaran Hadap Masalah
Guru
Murid
Kuri-
kulum
2. Ivan Illich
Sekalipun mazhab mereka sama, yakni Mazhab
Struktural Konflik, gagasan pendidikan Ivan Illich lebih
radikal dibanding gagasan pendidikan Paulo Freire, sebab
Ivan Illich jelas-jelas menolak sistem pendidikan sekolah
yang terjadi di masyarakat pada saat ini.
Ivan Illich adalah seorang Profesor Teologi di Universitas
Gregorina. Ia lahir 4 September 1926 di Austria, dan
meninggal 2 Desember 2002 di Jerman. Pada tahun 1982
Beliau menulis buku yang sangat terkenal, yaitu Deschooling
Society. Beliau melihat sistem pendidikan sekolah itu terlalu
banyak kelemahannya, alih-alih upaya pemanusiaan
29
IV. PENUTUP
Demikianlah ringkasan pengantar Sosiologi Pendidikan.
Jika disimpulkan, isi buku ini. Pertama, menguraikan
definisi Sosiologi Pendidikan, ruang lingkupnya dan
tujuannya ; Kedua, uraian tentang teori utama Sosiologi,
yaitu Struktural Fungsional, Struktural Konflik,
Interaksionisme Simbolik, dan Pertukaran Sosial ; Ketiga,
menguraikan garis besar desain pendidikan menurut empat
teori utama Sosiologi tersebut.
34
Daftar Pustaka
Pengantar
SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
Disusun oleh :