Anda di halaman 1dari 159

Berdasarkn Kurikulum Madrasah

Ngatiman, M. Pd. I
Aliyah Berdasarkan 2013
Muhammad Zunin, L.c.
Mukarom Faisal Rosidin
Drs. Moh Soir, M.Si

HADIS
Untuk kelas XII Peminatan Ilmu-ilmu Agama Madrasah
Aliyah

http://takmirmasjid17.blogspot.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, buku
Hadis untuk Kelas XII Peminatan Ilmu-ilmu Agama Madrasah Aliyah dapat tersusun dengan
baik. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat,
beserta keluarganya.

Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah tahun 2013. Buku ini
membahas tentang ilmu hadis, sejarah pemeliharaan hadis, sejarah para sahabat dan pentakhrij
hadis, kedudukan dan fungsi hadis, kitab-kitab hadis, pengelompokkan kitab, takhrij hadis, serta
penerimaan dan periwayatan hadis.

Buku ini disusun secara ringkas, padat, dan jelas, serta dilengkapi dengan peta konsep
pembelajaran yang jauh dari kesan menggurui. Cara ini ditempuh untuk memberi kenyamanan
kepada peserta didik. Dengan demikian buku ini diharapkan dapat menjadi mitra yang
mengasikkan bagi peserta didik dalam belajar.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih ada kekurangan,
baik dari sisi metodologi maupun substansi maka saran dan kritik yang konstruktif selalu kami
harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga buku ini bermanfaat dan mendapatkan ridha dari
Allah Swt. amin.

Bandung, Nopember 2013

Penulis
Pedoman Transliterasi Arab-Latin
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

 Setiap awal bab disajikan cover


dengan ilustrasi sebagai gambaran
tentang materi yang dipelajari.

 Sebeleum memasuki materi pokok


pembelajaran, ada Mari Renungkan
sebagai pengantar pemahaman awal
siswa tentang materi yang dipelajari.
 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar
dan Tujuan Pembelajaran sebagai
panduan dan target materi yang akan
dipelajari

 Peta Konsep disajikan sebagai


kerangka pikir materi yang dipelajari
peserta didik.
 Mari Mengamati sebagai pendekatan
scientific yang merangsang peserta
didik untuk berfikir mengenai materi
yang dipelajari berdasarkan ilustrasi
yang digambarkan.
 Mari Memahami merupakan sajian
materi yang diajarkan atau dipelajari
oleh peserta didik

 Mari Mendalami Karakter


disajikan untuk membentuk
karakter positif peserta didik
 Rangkuman Materi sebagai
ringkasan materi untuk
mempermudah peserta didik
mengingat dan mengulang
pelajaran

 Ayo Berlatih
sebagai evaluasi
siswa padoa setiap
akhir pembelajaran
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Kata Sambutan
Pedoman Transliterasi
Petunjuk Penggunaan Buku
Daftar Isi

PEMBELAJARAN SEMESTER 1
BAB 1. Keindahan Keagungan dan Kekuasaan Allah
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Mengagumi kekuasaan Allah
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 2. Dengan Bersyukur kita akan Terasa Sempurna
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 3. Hidup Menjadi Bermakna Dengan Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 4. Makanan yang Bergizi Menjadikan Sehat Tubuh Kita
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang makanan yang baik dan halal
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 5. Ayo Berkompetisi dalam Kebaikan
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Berkompetisi dalam Kebaikan
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 6. Indahnya Mengajak Beramal Ma'ruf Nahi Mungkar
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Amal Ma'ruf Nahi Mungkar
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 7. Tanggung Jawab Terhadap Diri, Keluarga, dan Masyarakat
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Tanggung Jawab terhadap diri keluarga dan Masyarakat
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih

Pembelajaran Semester 2
BAB 8. Dengan Kedamian Bisa Menyelesaikan Perselisihan
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Mengagumi kekuasaan Allah
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 9. Hidup Tenang dengan Adil dan Jujur
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Adil dan Jujur
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 10. Hidup Jadi Lebih Damai dengan Kesederhanaan dan Menyantuni Kaum
Dhu'afah
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Kesederhanaan dan Menyantuni Kaum Dhu'afah
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 11. Hidup Lebih Punya Gaya Dengan Spirit Etos Kerja
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Spirit Etos Kerja
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 12. Hidup lebih Rukun Dengan Sikap Toleransi
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Sikap Toleransi
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 13. Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia berkembang
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 14 Alam Milik Anak Cucu Mari Kita Jaga Kelestariannya
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang menjaga kelestarian alam
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 15. Dengan Ujian dan Cobaan Mari Belajar Sabar
A. Mari Renungkan
B. Mari Mengamati
C. Mari Belajar
D. Mari Memahami
E. Perilaku Orang yang Ujian dan Cobaan
F. Mari Mendiskusikan
Rangkuman
Ayo Berlatih
BAB 1
Keindahan Keagungan dan Kekuasaan
Allah

Sumber www.go.spot. Gambar 1.1

Keagungan dan kekuasaan Allah begitu besar

Manusia memeluk agama dan menyembah tuhannya adalah karena berkeinginan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan dunia dan akhirat bisa terwujud karena
ada dzat dibalik alam ini yang menciptakannya. Tuhan yang menciptakan tentu memiliki
kekuasaan yang absolut tiada tandingannya.
Orang muslim menyembah Allah karena Allah menciptakan segala sesuatu dan Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta ini. Allah
adalah Tuhan yang menciptakan seluruh jagat raya beserta isinya. Allah juga mengatur segala
sesuatu yang diciptakannya. Sebagai bukti kekuasaan-Nya adalah Allah berkuasa menciptakan
dan menghancurkan alam semesta beserta isinya, menghidupkan dan mematikan seseorang, dan
lain sebagainya.
A. Mari Renungkan

   


 
 
   
  
    
   
   
    
 
  
  
  
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Kompetensi Inti (KI)
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam .
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kempetendi Dasar (KD)
1.1 Meyakini kekuasaan dan keagungan Allah.
2.1 Membiasakan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
2.2 Menunjukkan perilaku taat kepada Allah bukan karena orang lain atau aturan wad}’i yang
berlaku.
3.1 Mengetahui kedudukan dan kandungan hadis tentang keagungan dan kekuasaan Allah
riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah (....‫ )الكبرياء ردائي‬dan hadis riwayat Muslim dari
Ibnu Umar (....‫)يطوي هللا عز و جل السماوات‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang keagungan Allah.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang kekuasaan dan
keagungan Allah.
5. Menghafalkan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mengetahui meyakini kekuasaan dan keagungan Allah.
2. Membiasakan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
3. Menunjukkan perilaku taat kepada Allah bukan karena orang lain atau aturan wad’i yang
berlaku.
4. Mengetahui kedudukan dan kandungan hadis tentang keagungan dan kekuasaan Allah
riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah (....‫ )الكبرياء ردائي‬dan hadis riwayat Muslim dari Ibnu
Umar (....‫)يطوي هللا عز و جل السماوات‬.
5. Menghafalkan hadis tentang keagungan Allah.

PETA KONSEP Belajar hadis keagungan dan


kekuasaan Allah

Memhami hadis tentang Memahami hadis tentang


Keagungan dan Kekuasaan Keagungan dan Kekuasaan Allah
Allah

Mendalami Hadis tentang


Keagungan dan Kekuasaan Allah
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 1.2


Begitu besar kekuasaan Allah ini patut kita renungkan secara
mendalam
C. Mari Belajar Hadis tentang Keagungan dan Kekuasaan Allah

Tahukah kamu, siapakah yang menciptkan langit


dan bumi, yang menciptkan lautan daratan? Allah Swt.
yang yang menciptakan. Allah disebut al-‘kholiq
artinya Maha pencipta (Maha pembuat). Ciptaan Allah
Swt. sangat luas tanpa batas. Ada yang diberikan
kepada kita sudah tertulis dan ada yang tidak tertulis.
Yang tertulis adalah kitabullah dan yang tidak tertulis
adalah alam semesta serta isinya.
Selain menciptakan tentang alam semesta, kita
Use umber www.go.spot. Gambar 1.3
juga wajib mempelajari keagungan dan kekuasaan
Allah Swt. seperti yang pada hadis dibawah ini:
1. Membaca Hadis Pertama

‫ع ْن أ َ ِبي‬ َّ ‫سى ب ُْن ِإ ْس َم ِعي َل َحدَّثَنَا َح َّمادٌ ح و َحدَّثَنَا َهنَّاد ٌ يَ ْعنِي ابْنَ ال‬
َ ِ ‫س ِري‬ َ ‫ َحدَّثَنَا ُمو‬-
ٌ ‫س ْل َمانَ ْاْلَغ َِر َوقَا َل َهنَّاد‬ َ ‫سى َع ْن‬ َ ‫ب قَا َل ُمو‬ ِ ِ‫سائ‬
َّ ‫اء ب ِْن ال‬
ِ ‫ط‬ َ ‫ص ْال َم ْعنَى َع ْن َع‬ ِ ‫ْاْل َ ْح َو‬
َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫َع ْن ْاْلَغ َِر أ َ ِبي ُم ْس ِل ٍم َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل َهنَّادٌ قَا َل قَا َل َر‬
‫احدًا ِم ْن ُه َما‬ِ ‫ظ َمةُ ِإزَ ِاري فَ َم ْن نَازَ َع ِني َو‬ َ ‫َّللاُ َع َّز َو َج َّل ْال ِكب ِْر َيا ُء ِردَا ِئي َو ْال َع‬
َّ ‫سلَّ َم قَا َل‬
َ ‫َو‬
‫ار رواه أبو داود‬ ِ َّ‫قَذَ ْفتُهُ فِي الن‬
2. Membaca Hadis Kedua

َ ‫ع َم َر ب ِْن َح ْمزَ ة َ َع ْن‬


‫سا ِل ِم ب ِْن َع ْب ِد‬ ُ ‫سا َمةَ َع ْن‬ َ ُ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا أَبُو أ‬ َ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أ َ ِبي‬-
‫َّللاُ َع َّز‬
َّ ‫ط ِوي‬ ْ َ‫سلَّ َم ي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع َم َر قَا َل قَا َل َر‬ ُ ‫َّللاِ ب ُْن‬ َ ‫َّللاِ أ َ ْخبَ َرنِي‬
َّ ُ ‫ع ْبد‬ َّ
َ‫ارون‬ ُ َّ‫ت َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة ث ُ َّم َيأ ْ ُخذُ ُه َّن بِ َي ِد ِه ْاليُ ْمنَى ث ُ َّم َيقُو ُل أَنَا ْال َم ِلكُ أَيْنَ ْال َجب‬ِ ‫س َم َاوا‬َّ ‫َو َج َّل ال‬
َ‫َّارونَ أَيْن‬ ُ ‫ضينَ ِب ِش َما ِل ِه ث ُ َّم َيقُو ُل أَنَا ْال َم ِلكُ أَيْنَ ْال َجب‬ ِ ‫ط ِوي ْاْل َ َر‬ ْ ‫أَيْنَ ْال ُمت َ َك ِب ُرونَ ث ُ َّم َي‬
.‫ْال ُمت َ َكبِ ُرونَ رواه مسلم‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Hari Kiamat ‫ْال ِق َيا َم ِة‬ Kesombongan ‫ْال ِكب ِْر َيا ُء‬
Orang Sewenang- َ‫َّارون‬ُ ‫ْال َجب‬ Keagungan adalah َ ‫َو ْال َع‬
ُ‫ظ َمة‬
wenang surbanku
‫ِإزَ ِاري‬
Orang-orang yang َ‫ْال ُمت َ َك ِب ُرون‬ Aku lemparkan dia ُ‫قَذَ ْفتُه‬
sombong

4. Terjemah Matan Hadis


a. Dari Hannad ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Kebesaran adalah sarungku,
keagungan adalah surbanku, maka barang siapa yang menentangku satu saja maka aku
lemparkan ke neraka. (HR. Abu Dawud).
b. Dari Abdullah bin Umar ra. Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat kelak, Allah
Azza wa Jalla akan menggulung langit. Setelah itu, Allah akan menggenggamnya dengan
tangan kanan-Nya seraya berfirman, “Akulah Sang Maha Raja. Di manakah sekarang
orang-orang yang selalu berbuat sewenang-wenang? Dan di manakah orang-orang yang
selalu sombong dan angkuh?” Setelah itu, Allah akan menggulung bumi dengan tangan
kiri-Nya seraya berfirman, “Akulah Sang Maha Raja. Di manakah sekarang orang-orang
yang sering berbuat sewenang-wenang? Di manakah orang-orang yang sombong?” (HR.
Muslim ).

D. MARI MENDALAMI MATERI

1. Mendalami Isi Kandungan hadis Pertama


Hadis-hadis diatas menunjukkan kebesaran dan
Kekuasaan Allah atas segala sesuatu. Dalam hadis
pertama Allah berfirman sendiri bahwa kebesaran
adalah sifat yang melekat pada diri Allah
sebagaimana melekatnya sarung pada tubuh manusia.
Maha besar Allah dengan segala kekuasaan-Nya yang
absolut tiada tanding. Dan Allah berfirman bahwa
keagungan adalah sifat yang melekat pada diri Allah Use umber www.go.spot. Gambar 1.4
seperti melekatnya surban pada diri manusia.
Kebesaran Allah atas segala makhluk yang diciptakannya, bukan hanya menciptakan
tetapi juga merekayasa kejadian-kejadian yang terjadi dialam makhluk ini. Allah mengetahui
seluruh hakekat dzat sehingga Dia dengan mudah menciptakan, menundukkan dan
mengembalikan seluruh mahluk dalam genggamanya. Alam ini diciptakan atas keagungan
Allah dan kejadian-kejadiannya direkayasa atas kebesaran Allah yang Maha mengetahui
segala sesuatu baik juz’iyat maupun kulliyat, mulai dari permasalahan atau kejadian terkecil
seperti atom, molekul, sel-sel dalam tubuh, hingga kejadian yang paling besar seperti gerhana,
bahkan rusaknya alam ini dihari kiamat nanti. Allah maha tahu secara detail dengan segala
perubahan alam ini. Dan barang siapa yang tidak mempercayainya maka dengan mudah Allah
melemparkan orang yang tidak percaya ke dalam api neraka.
Orang yang mengetahui serta meyakini kebesaran dan kekuasaan Allah dengan
sendirinya dia akan merasa kecil, apapun yang dimampui ia tentu merasa sangat bodoh jika ia
mengetahui kekuasaan Allah. Sehingga orang seperti ini dia akan tawadlu’, dan menghindari
sifat sombong, angkuh, besar kepala, seperti yang pernah dilakukan oleh Fir’aun dan Qarun
yang sangat sombong, seakan tidak ada penguasa yang lain, Namun ternyata apa pun
kekuasaannya pada akhirnya tetap saja hancur karena Allah mengutus Musa untuk
mengalahkannya, padahal Musa menurut pandangan Fir’aun hanyalah seorang budak.
Sehingga bisa dikatakan bahwa Penguasa seperti Fir’aun hanya dikalahkan oleh seorang
budak.
Orang yang yakin dengan kebesaran dan kekuasaan Allah dia akan selalu pasrah dalam
hidupnya kepada Allah, didunianya tidak akan mudah takut dengan siapa pun dan apapun
dalam menegakkan kebenaran ilahi. Tidak akan putus asa, dan selalu berusaha untuk
mencapai cita-citanya karena yakin bahwa Allah maha bijaksana dengan rekayasanya
terhadap makhluk.
Orang yang tidak meyakini kebesaran dan kekuasaan Allah mereka akan menjadikan
harta sebagai tujuan dan tenggelam dalam pencarian-nya tanpa memperhitungkan batas hidup
yang sangat sempit dan singkat. Dan mereka bila melihat kehidupan di dunia, meraka berani
berkorban demi untuk memperoleh kesenangan yang berlipat ganda dengan tanpa memikir-
kan datangnya kematian. Mereka tidak perduli pertangungjawaban kehidupan lain, dan tidak
memperdulikan kejadian yang akan menimpa pada masa yang akan datang dalam
kehidupannya.

2. Mendalami Isi Kandungan hadis Kedua


Dalam hadis kedua benar-benar menunjukkan kebesaran Allah yang tidak ada
tandingannya, semua langit (planet) digenggam ditangan (gambaran imaginatif) Allah yang
kanan dan bumi digenggam ditangan-Nya yang kiri. Seraya berfirman “Akulah Sang Maha
Raja Di manakah sekarang orang-orang yang sering berbuat sewenang-wenang? Di
manakah orang-orang yang sombong?”, jika sudah dalam keadaan seperti itu, manusia hanya
takut dan terutama sekali adalah bagi orang-orang yang tidak beriman. Adapun orang-orang
yang beriman hanya pasrah dan memohon ampun kepada Allah Dzat yang maha kuasa lagi
maha perkasa.
Ungkapan bahwa Allah mennggulung dan menggenggam langit menunjukkan kemaha
kekuasaan dan kemutlakan keagungan Allah Swt. Dalam riwayat lain ada seorang pendeta
datang berjumpa Nabi saw lalu berkata: Wahai Muhammad atau Wahai Abu al-Qasim! Aku
mendengar bahwa pada hari kiamat Allah memegang langit, bumi, gunung-gunung, pohon-
pohon, air, tanah dan semua makhluk dengan jari-jemariNya. Kemudian Dia
menggoyangkannya sambil berfirman: “Akulah Raja, Akulah Raja”. Lalu Rasulullah saw
tertawa karena kagum mendengar kata-kata pendeta tersebut sambil membenarkannya.
Kemudian beliau membaca ayat :
‫ماواتُ َم ْط ِويَات‬
َ ‫س‬ َ ‫ضتُهُ يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َوال‬ ُ ‫ق قَد ِْر ِه َو ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َج ِميعًا قَ ْب‬ َ ‫َو َما قَد َُروا‬
َ ‫ّللاَ َح‬
)67: ‫ُون (الزمر‬ َ ‫ع َما يُش ِْرك‬ َ ‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعالَى‬
ُ ‫ِب َي ِمي ِن ِه‬
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan
tangan kanan-Nya. Maha Suci Rabb dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.(HR. Bukhari Muslim)
Hadis tersebut juga mengisyaratkan betapa kecilnya manusia di hadapan Allah. Langit
dan bumi serta alam semesta saja hanyalah kecil digengggaman Allah, apa lagi manuia. Oleh
karena itu tidaklah pantas bagi manusia untuk bersifat sombong, dan berlaku sewenang-
wenang kepada makhluk Allah yang lain, apa lagi kepada Allah Sang Pencipta Alam Semesta.

E. Perilaku Orang yang Menyakini Kebesaran dan Keuasaan Allah

Orang yang mengetahui serta meyakini kebesaran dan kekuasaan Allah dengan
sendirinya dia akan merasa kecil, apapun yang dimampui ia tentu merasa sangat bodoh jika ia
mengetahui kekuasaan Allah. Sehingga orang seperti ini dia akan tawadlu’, dan menghindari
sifat sombong, angkuh, besar kepala, seperti yang pernah dilakukan oleh Fir’aun dan Qarun
yang sangat sombong, seakan tidak ada penguasa yang lain, Namun ternyata apa pun
kekuasaannya pada akhirnya tetap saja hancur karena Allah mengutus Musa untuk
mengalahkannya, padahal Musa menurut pandangan Fir’aun hanyalah seorang budak.
Sehingga bisa dikatakan bahwa Penguasa seperti Fir’aun hanya dikalahkan oleh seorang
budak.
Orang yang yakin dengan kebesaran dan kekuasaan Allah dia akan selalu pasrah dalam
hidupnya kepada Allah, didunianya tidak akan mudah takut dengan siapa pun dan apapun
dalam menegakkan kebenaran ilahi. Tidak akan putus asa, dan selalu berusaha untuk
mencapai cita-citanya karena yakin bahwa Allah maha bijaksana dengan rekayasanya
terhadap makhluk.
Orang yang tidak meyakini kebesaran dan kekuasaan Allah mereka akan menjadikan
harta sebagai tujuan dan tenggelam dalam pencarian-nya tanpa memperhitungkan batas hidup
yang sangat sempit dan singkat. Dan mereka bila melihat kehidupan di dunia, meraka berani
berkorban demi untuk memperoleh kesenangan yang berlipat ganda dengan tanpa memikir-
kan datangnya kematian. Mereka tidak perduli pertangungjawaban kehidupan lain, dan tidak
memperdulikan kejadian yang akan menimpa pada masa yang akan datang dalam
kehidupannya.

F. MARI BERDISKUSI MATERI

Carilah bukti yang lain dari alam bahwa Allah Maha Kuasa, kemudian
diskusikan dengan kelompok.
KESIMPULAN
1. Kebesaran dan keagungan adalah sifat yang melekat pada diri Allah yang tidak bisa
dipisahkan.
2. Kebesaran Allah atas segala makhluk yang diciptakannya, bukan hanya menciptakan
tetapi juga merekayasa kejadian-kejadian yang terjadi dialam makhluk ini.
3. Keagungan dan kekuasaan Allah dalam merekayasa alam ini adalah “Maha
bijaksana”, yaitu menciptakan segala sesuatu sesuai dengan proses alamiyah yang
terjadi pada makhluk.
4. Allah maha adil dalam memastikan hukum alamiyah sehingga keseimbangan alam
selalu terjaga. Kecuali jika manusianya sendiri yang merusak ekosistem alamiyah ini.
5. Maha Besar Allah ketika hari kiamat, Allah akan benar-benar menggulung langit,
memporak-porandakan alam beserta isinya ini dengan kekuasaan-Nya.
6. Kekuasaan Allah tidak terbatas hanya menciptakan alam dan merekayasanya saja
namun juga absolut hingga pada hari kiamat. Tidak ada penguasa selain Allah.

KISAH TELADAN

Umar bin Khattab Bersaksi


Pada suatu hari, Umar marah mendengar adiknya, Fatimah dan iparnya masuk Islam. Lalu ia
menganiaya keduanya. Dengan nada marah Fatimah berkata, “Hai, Umar! Jika kebenaran bukan terdapat
pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan
rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta lembaran al-Qur’an tersebut. Namun, Fatimah menolaknya
seraya mengatakan bahwa Umar najis,dan al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang
telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan
Umar pun menurutinya.Setelah membaca lembar demi lembar,
Umar berkomentar “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan
ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad.”Umar bergegas menemui Nabi Muhammad saw seraya
membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di dalamnya berupaya
mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya.
Segera dia beritahu Ra-sulullah saw. Mereka pun berkumpul. Berkatalah Umar, “Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah.”Kesaksian Umar tersebut
disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu hingga suaranya terdengar ke
Masjidil Haram.Umar bin Khattab r.a. terkenal dengan orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap.
Sebe-lum masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh orang Islam. Sebaliknya, sesudah masuk Islam, ia sangat
ditakuti oleh musuh-musuhnya.
(Sumber: Cerita-cerita Al-Qur’an Menakjubkan untuk
Buah Hati, Adrian R. Nugraha & Deny )Riana)

AYO BERLATIH

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT!


1. Jelaskan maksud bahwa Allah Maha Merekayasa alam!
2. Sebutkan tiga surat dalam al-Qur’an sehingga manusia bisa melihat hari kiamat seakan-
akan melihatnya dengan mata kepala!
3. Dalam hadis ada ungkapan bahwa Allah menggenggam planet-planet ditangan kanan-Nya
dan menggenggam bumi di kanan kiri-Nya. apa makna yang dimaksud dalam ungkapan
ini?
4. Jelaskan satu contoh hukum alam ciptaan Allah serta apa sebab dan akibatnya?
5. Terjemahkan hadis berikut!
‫ت يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ث ُ َم يَأ ْ ُخذُ ُه َن بِيَ ِد ِه ا ْليُ ْمنَى ث ُ َم يَقُو ُل أَنَا‬
ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬ َ ‫ّللاُ ع ََز َو َج َل ال‬ َ ‫يَ ْط ِوي‬
ُ‫ش َما ِل ِه ث ُ َم يَقُو ُل أَنَا ا ْل َم ِلك‬ َ ‫ون ث ُ َم يَ ْط ِوي ْاْل َ َر ِض‬
ِ ‫ين ِب‬ َ ‫ون أ َ ْي َن ا ْل ُمتَك َِب ُر‬
َ ‫ار‬ُ َ‫ا ْل َم ِلكُ أ َ ْي َن ا ْل َجب‬
.‫ون رواه مسلم‬ َ ‫ون أ َ ْي َن ا ْل ُمتَك َِب ُر‬
َ ‫ار‬ُ َ‫أ َ ْي َن ا ْل َجب‬

PERLU DIINGAT
Setiap makhluk tentu ada yang menciptakan
Dzat yang menciptkan selalu mengontrol ciptaannya.
Dalam mengontrol ciptaan jika ada penyelewengan/kerusakan selalu mengambil
tindakan.
Apa pun yang diperbuat manusia pasti ada konsekwensinya
Bencana alam adalah salah satu dari hasil tindakan Allah akibat penyelewengan atas
cipaan Allah.

BAB 2
Dengan Bersyukur kita akan Terasa
Sempurna
Sumber www.go.spot. Gambar 2.1

Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang paling sempurna. Setiap manusia mesti
memiliki rasa trimakasih jika mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dirinya, jika yang
memberi kesenangan itu adalah Allah Tuhan yang hanya diyakini wujud dan kekuasaan-Nya
namun tidak bisa dilihat secara dzatiyah, maka bagaimana manusia mensyukuri nikmat yang
datang dari Allah tersebut?

A. Mari Merenungkan

Antara harta dan ketenangan hati,


sesungguhnya dua hal yang berbeda, yang
tak ada hubungannya. Sebab, banyak orang
berlimpah tapi dia tak mampu merasakan
kebahagiaan dan ketenangan. Ia mampu
menyewa hotel dan membeli tempat tidur
yang mewah, namun tak bisa membeli rasa
nyenyak. Sementara di saat yang sama,
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.2. Mensyukuri nikmat Allah.
1.3. Membiasakan mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan sedekah.
3.2. Menganalisis kedudukan dan kandungan hadis tentang nikmat Allah dan cara
mensyukurinya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Nukman bin Basyir ( ‫من لم يشكر‬
....‫ )القليل لم يشكر الكثير‬dan hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah (....‫ )انظروا إلى من أسفل منكم‬.
4.2. Menghafalkan hadis tentang mensykuri nikmat Allah.
4.3. Mendemonstrasikan sikap syukur nikmat.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang Mensyukuri nikmat Allah.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang mensyukuri nikmat Allah dengan
meningkatkan sedekah.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan
sedekah.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang mensyukuri nikmat
Allah dengan meningkatkan sedekah.
5. Menghafalkan hadis tentang mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan sedekah.
6. Mendemonstrasikan sikap syukur nikmat.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mensyukuri nikmat Allah.
2. Membiasakan mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan sedekah.
3. Menganalisis kedudukan dan kandungan hadis tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Nukman bin Basyir (....‫)من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير‬
dan hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah (....‫)انظروا إلى من أسفل منكم‬.
3. Menghafalkan hadis tentang mensykuri nikmat Allah.
4. Mendemonstrasikan sikap syukur nikmat.

PETA KONSEP Belajar hadis Mesyukuri


Nikmat Allah

Mesyukuri Nikmat Memahami hadis tentang


Allah Mesyukuri Nikmat Allah

Mendalami macam-macam
sykur nikmat

B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 2.2
Nikmat Allah yang diberikia begitu besar yang patut kitasyukuri dan
renungkan secara mendalam

B. MARI BELAJAR

Semua sumber daya alam yang ada


merupakan rizki dan nikmat dari Allah yang
tak terhitung nilainya dan dikaruniakan Allah
kepada manusia, oleh karena itu manusia
seharusnya pandai-pandai mensyukurinya
dan salah satu bentuk mensyukuri nikmat
Allah adalah dengan beribadah kepadaNya,
memelihara Alam dan tidak merusaknya, dan
apabila direnungkan secara mendalam,
ternyata memang banyak nikmat Allah yang
telah kita terima dan gunakan dalam hidup
ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak
mampu menghitungnya.

Allah berfirman, ''Dan jika kamu


menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).

Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita
tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami
dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara
kehadiran kita di dunia. Seperti yang di gambarkan pada hadis dibawah ini:

1. Membaca Hadis Pertama

‫ح ْبنُ َم ِليحٍ ع َْن‬ ٍ ‫اح ٍم َح َدثَنَا أَبُو َو ِك‬


ُ ‫يع ا ْل َج َرا‬ ِ ‫ور ْبنُ أَبِي ُم َز‬ ُ ‫ص‬ ُ ‫ّللاِ َح َدثَنَا َم ْن‬ َ ‫ع ْبد‬َ ‫َح َدثَنَا‬
‫علَ ْي ِه‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ِير قَا َل قَا َل النَبِ ُّي‬ ٍ ‫ان ْب ِن َبش‬ ِ ‫ش ْع ِبي ِ ع َِن النُّ ْع َم‬
َ ‫الر ْح َم ِن ع َِن ال‬ َ ‫أ َ ِبي‬
َ ‫ع ْب ِد‬
‫اس لَ ْم‬ َ َ‫شك ُْر الن‬ ْ ‫ير َو َم ْن لَ ْم َي‬َ ِ‫شك ُْر ا ْل َكث‬
ْ ‫شك ُْر ا ْلقَ ِلي َل لَ ْم َي‬
ْ ‫علَى ا ْل ِم ْن َب ِر َم ْن لَ ْم َي‬َ ‫سلَ َم‬
َ ‫َو‬
.‫عذَاب‬ َ ُ‫شكْر َوت َ ْر ُك َها ُك ْفر َوا ْل َج َماعَةُ َر ْح َمة َوا ْلفُ ْرقَة‬ ُ ِ‫ّللا‬ َ ‫ُّث بِنِ ْع َم ِة‬ُ ‫ّللاَ الت َ َحد‬
َ ‫شك ُْر‬ ْ َ‫ي‬
‫رواه أحمد‬
2. Membaca Hadis Kedua

‫ب َح َدثَنَا أَبُو ُمعَا ِويَةَ ح و‬ ٍ ‫ب َح َدث َ َنا َج ِرير ح و َح َدث َ َنا أَبُو ك َُر ْي‬ ٍ ‫َح َدثَنِي ُز َه ْي ُر ْب ُن َح ْر‬
‫ع ْن‬َ ‫ظ لَهُ َح َدثَنَا أَبُو ُم َعا ِو َيةَ َو َو ِكيع ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش‬ ُ ‫ش ْي َبةَ َواللَ ْف‬
َ ‫َح َدثَنَا أَبُو َبك ِْر ْبنُ أ َ ِبي‬
‫ظ ُروا إِلَى‬ ُ ‫سلَ َم ا ْن‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬َ ‫سو ُل‬ ُ ‫صا ِلحٍ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬ َ ‫أَبِي‬
َ َ‫ظ ُروا إِلَى َم ْن ُه َو فَ ْوقَ ُك ْم فَ ُه َو أ َ ْجد َُر أ َ ْن ََل ت َ ْزد َُروا نِ ْع َمة‬
.ِ‫ّللا‬ ُ ‫سفَ َل ِم ْن ُك ْم َو ََل ت َ ْن‬ْ َ ‫َم ْن أ‬
‫رواه مسلم‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Lihatlah ُ ‫ا ْن‬
‫ظ ُروا‬ Orang yang tidak ْ َ‫َم ْن لَ ْم ي‬
‫شك ُْر‬
mensyukuri
Lebih Remdah
ْ َ‫أ‬
‫سفَ َل‬ Membicarakan nikmat ُ ‫الت َ َحد‬
‫ُّث‬
‫ِب ِن ْع َم ِة‬
Meremehkan ‫ت َ ْزد َُروا‬ berpisah-pisah adalah ُ‫َوا ْلفُ ْرقَة‬
adzab
‫عذَاب‬
َ

4. Terjemah Matan Hadis


a. Dari Nukman bin Basyir berkata bahwa Rasululah SAW bersabda: “Orang yang tidak
mensyukuri nikmat yang sedikit maka banyak pun tidak mensyukurinya, dan orang
yang tidak mau berterima kasih kepada manusia, maka kepada Allah pun tidak mau
bersyukur, membicarakan nikmat Allah adalah bentuk syukur dan meninggalkannya
adalah kufur, dan jamaah adalah rahmat sedangkan berpisah-pisah adalah adzab”.
(HR. Ahmad).
b. Dari Abu Hurairah ra bekata bahwa Rasulullah bersabda: “Lihatlah orang (yang mendapat
nikmat) lebih sedikit dari pada kamu sekalian, dan janganlah kamu sekalian memandang
kepada orang (yang mendapat nikmat) lebih banyak dari pada kamu sekalian, maka itu
lebih baik untuk memudahkan dalam mensyukuri nikmat Allah”. (HR. Muslim).

C. MARI MENDALAMI MATERI

1. Mendalami Isi kandungan hadis pertama


Kata syukur mengandung arti gambaran di
dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya
ke permukaan. Pengertian ini diambil dari asal kata
syukur yakni kata syakara yang berarti membuka
sehingga ia merupakan lawan dari kata
kafara/kufur, yang berarti menutup, atau
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 2.4
melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.
Kata nikmat adalah suatu pemberian Allah swt. yang dipandang baik dan lezat, yang
memberi manfaat bagi kesenangan atau kebahagiaan hidup umat manusia.
Ni‘mat tersebut adalah milik Allah dan diberikan kepada setiap orang yang
dikehendaki-Nya. Kata ni‘mat ini digunakan bukan saja di dalam konteks pembicaraan tentang
nikmat yang bersifat materil, melainkan juga yang bersifat spiritual; dan tidak saja
menunjukkan nikmat yang dapat diperoleh di dunia, tetapi juga nikmat yang akan diterima di
akhirat.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan
sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan
melupakan nikmat. Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun,
bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah .
Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa
menjadi perantara kehadiran kita di dunia.
Dengan demikian syukur nikmat adalah mendayagunakan dan mangambil manfaat yang
besar dari pemberian Allah seperti maksud pemberian itu. Manfaat syukur akan
menguntungkan pelakunya. Allah tidak akan memperoleh keuntungan dengan syukur hamba-
Nya dan tidak akan rugi atau berkurang keagungan-Nya apabila hamba-Nya kufur. Allah
berfirman:

َ ‫س ِه َو َمن َكفَ َر فَ ِإ َن َر ِبي‬


‫غنِ ٌّي ك َِريم‬ ْ َ‫شك ََر فَ ِإنَ َما ي‬
ِ ‫شك ُُر ِلنَ ْف‬ َ ‫َو َمن‬
''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi
Mahamulia.'' (QS 27: 40).
Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah swt. Pertama, syukur dengan hati. Ini
dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena
kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Alloh Yang
Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan
sedikit nikmat Alloh yang diperolehnya.
Kedua, syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat
berasal dari Alloh swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Alloh melalui ucapan
alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian
adalah Allah.
Ketiga, syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Alloh pada jalan
dan perbuatan yang diridhoi-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta'ati aturan Alloh
dalam segala aspek kehidupan Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap Muslim. Sikap
ini mengingatkan untuk berterima kasih kepada pemberi nikmat (Alloh) dan perantara nikmat
yang diperolehnya (manusia). Dengan syukur, ia akan rela dan puas atas nikmat Allah yang
diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik. Selain
itu, bersyukur atas nikmat yang diberikan Alloh merupakan salah satu kewajiban seorang
muslim. Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Alloh, alias kufur nikmat,
adalah orang-orang sombong yang pantas mendapat adzab Allah SWT.
Di zaman sekarang ini, betapa banyak orang merefleksikan rasa bersyukur, namun
dengan cara-cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syukur itu sendiri. Untuk itu, para
ulama telah menggariskan tata cara bersyukur yang benar, yakni dengan cara beribadah dan
memupuk ketaatan kepada Allah swt dan meninggalkan maksiat.
2. Mendalami Isi kandungan hadis kedua
Dalam kandungan hadis kedua manusia di perintahkan oleh Allah tidak untuk melihat
yang lebih tinggi. Betapa banyak orang yang terkesima dengan kilauan harta orang lain. Tidak
pernah merasa cukup dengan harta yang ia miliki. Jika sudah mendapatkan suatu materi dunia,
dia ingin terus mendapatkan yang lebih. Itulah watak manusia yang tidak pernah puas. Jika
melihat Orang Di Bawah Kita dalam Hal Harta dan Dunia Sikap seorang muslim yang benar,
hendaklah dia selalu melihat orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Betapa
banyak orang di bawah kita berada di bawah garis kemiskinan, untuk makan sehari-hari saja
mesti mencari utang sana-sini, dan masih banyak di antara mereka keadaan ekonominya jauh
di bawah kita. Seharusnya seorang muslim memperhatikan petuah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hal ini.
Berbeda dengan orang yang satu ini. Ketika dia melihat saudaranya memiliki Blacberry,
dia merasa ponselnya masih sangat tertinggal jauh dari temannya tersebut. Akhirnya yang ada
pada dirinya adalah kurang mensyukuri nikmat, menganggap bahwa nikmat tersebut masih
sedikit, bahkan selalu ada hasad (dengki) yang berakibat dia akan memusuhi dan membenci
temannya tadi. Padahal masih banyak orang di bawah dirinya yang memiliki ponsel dengan
kualitas yang jauh lebih rendah. Inilah cara pandang yang keliru. Namun inilah yang banyak
menimpa kebanyakan orang saat ini.
Dalam Masalah Agama dan Akhirat, Hendaklah Seseorang Melihat Orang Di Atasnya
Dalam masalah agama, berkebalikan dengan masalah materi dan dunia. Hendaklah seseorang
dalam masalah agama dan akhirat selalu memandang orang yang berada di atasnya. Haruslah
seseorang memandang bahwa amalan sholeh yang dia lakukan masih kalah jauhnya dibanding
para Nabi, shidiqn, syuhada’ dan orang-orang sholeh. Para salafush sholeh sangat
bersemangat sekali dalam kebaikan, dalam amalan shalat, puasa, sedekah, membaca Al
Qur’an, menuntut ilmu dan amalan lainnya. Haruslah setiap orang memiliki cara pandang
semacam ini dalam masalah agama, ketaatan, pendekatan diri pada Allah, juga dalam meraih
pahala dan surga. Sikap yang benar, hendaklah seseorang berusaha melakukan kebaikan
sebagaimana yang salafush sholeh lakukan. Inilah yang dinamakan berlomba-lomba dalam
kebaikan.

E. Perilaku yang Mencerminkan Orang Beryukur Terhadap


Nikmat Allah

Sebelum kalian menerapkan perilaku pemahaman tentang syukur nikmat dari hadis
sebagai implementasi Manusia yang bersyukur dengan melakukan perbuatan syukur atas
segala nikmat yang diterimanya, berarti ia senantiasa sedang berusaha untuk menambah
modal materi dan spiritualnya. Sebaliknya, orang yang mengingkari nikmat Allah Swt sedang
berusaha untuk membakar diri dan apa yang dimilikinya lalu secara perlahan-lahan ia akan
binasa.
Seseorang yang hatinya sampai pada satu keyakinan bahwa seluruh nikmat berasal dari
Allah Swt, maka dengan keyakinan ini ia mengucapkan syukur dalam bentuknya yang paling
tinggi, menjalankan kewajiban hatinya, senantiasa mengontrol dirinya, dalam perbuatan ia
juga mensyukuri nikmat-nikmat yang berasal dari luar dirinya. Syukur yang paling sempurna
adalah memanfaatkan segala nikmat yang dimilikinya sesuai dengan keridhaan ilahi dan
meninggalkan perbuatan dosa.
Sebagian dari nikmat yang ada pada manusia berasal dari hasil usahanya sendiri. Dalam
kondisi yang semacam ini, Allah Swt memerintahkan hambanya selain bersyukur kepada-Nya
sebagai pencipta dan pemberi nikmat itu, ia juga harus mensyukuri cara yang digunakan
sehingga berhasil meraih nikmat tersebut. Biasanya nikmat ini dihasilkan lewat perantara
orang lain dan dengan bersyukur kepada orang lain. Imam Ridha as berkata, "Seseorang yang
tidak mensyukuri nikmat makhluk berarti ia tidak mensyukuri Allah Swt." Orang yang
mengamalkan hadis diatas adalah sebagai berikut:
a. Senantiasa taat kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepadanya.
b. Bersungguh-sunggu dalam bekerja sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
c. Menjaga kesehatan jasmani.
d. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti berbakti kepada
orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.
e. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh
Islam.
Banyak manusia yang enggan atau bahkan tidak mengetahui harus bagaimana ketika ia
mendapatkan nikmat, ada juga diantaranya yang sulit untuk mensyukuri nikmat Allah, pada
hadis ke tiga diatas Nabi menjelaskan kepada kita tentang motifasi agar manusia mau
bersyukur diantaranya yaitu:
a. Melihat orang yang mendapatkan nikmat duniawi lebih sedikit, karena dengan demikian ia
akan selalu merasa mendapatkan nikmat lebih banyak yang akan mendorong untuk
mensyukuri nikmatnya.
b. Tidak melihat orang yang mendapatkan nikmat duniawi lebih banyak, karena dengan
demikian ia akan selalu merasa mendapatkan nikmat lebih sedikit biar pun sebenarnya
sudah banyak nikmat yang didapatkannya.
c. Dalam hal pengamalan agama melihat orang yang lebih rajin dan giat beribadah.
d. Luangkan waktu untuk merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan kepada
kita.
e. Berprasangka baik kepada Allah.
f. Setelah kita mengetahui bahwa nikmat Allah begitu banyaknya, maka langkah selanjutnya
ialah memasukan pengetahuan ini ke dalam hati. Agar melekat dengan diri kita sehingga
rasa syukur kita akan bertambah.
D. MARI BERDISKUSI MATERI

Carilah poin-poin pemahaman tentang syukur nikmat dari hadis lain dan
diskusikan dengan kelompok masing-masing.

KESIMPULAN
1. Mensyukuri nikmat Allah adalah ajaran yang diperintahkan oleh Al-Qur’an dan Hadis.
2. Perbuatan yang mensyukuri nikmat adalah berterimakasih kepada orang lain, mensyukuri
nikmat yang sedikit sekalipun, membicarakan nikmat yang didapatkan kepada orang lain dan
berbagi rasa dengan orang lain, memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan-kegiatan positif
sebelum datangnya waktu sempit atau bahkan tidak datang kesempatan lagi, mengucapkan
hamdalah dan selalu mengingat Allah atas segala nikmatnya, dan rajin beribadah sebelum
datangnya kematian yang menghilangkan kesempatannya.
3. Cara agar termotifasi untuk bersyukur pada Allah adalah dengan melihat orang lain yang
mendapat nikmat lebih sedikit.
4. Macam-macam bentuk nikmat secara global adalah kehidupan dan kematian, hidayah,
ampunan, panca indra, dan rizki.

KISAH TELADAN

Keteguan Membela Sunnah dari Imam Syafi’i

Sebagai seorang yang menngikuti manhaj Ash-habul Hadis, beliau dalam menetapkan
suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan
dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah
dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, "Jika kalian telah
mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang
lain." Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-
Sunnah wa al-Hadits.
Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat
perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, "Setiap orang yang berbicara (mutakallim)
dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain
keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka." Imam Ahmad berkata, "Bagi Syafi'i jika telah yakin
dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah
dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih." Imam Syafi 'i
berkata, "Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya" Al-Mazani
berkata, "Merupakan madzhab Imam Syafi'i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang
kami sibuk dalam ilmu kalam."
Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam
adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di
antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan
Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.
SUMBER: Manhaj Aqidah Imam asy-Syafi',
terjemah kitab Manhaj al-Imam Asy-Syafi 'i fi
Itsbat al-'Aqidah karya DR. Muhammad AW al-
Aql terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Cirebon.

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!


1. Jelaskan kronologi bahwa orang yang melihat orang lain yang mendapat nikmat lebih
sedikit bisa memotifasi untuk bersyukur!
2. Jelaskan dengan singkat bagaimana Allah menjamin rizki terhadap manusia?
3. Sebutkan cara-cara bersyukur yang anda ketahui!
4. Tulislah hadis yang mendasari bahwa diantara cara bersyukur adalah memanfaatkan
kesempatan untuk giat bekerja!
5. Tulislah hadis yang mendasari bahwa acara-acara tasyakuran seperti tradisi umat islam di
sekitar kita sunnah Rasulullah, kemudian terjemahkan hadis tersebut!

Perlu Diingat
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

BAB 3
Hidup Menjadi Bermakna Dengan
Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
Sumber: http://ayatullah-
qori.blogspot.com.3.1

Orang yang beriman kepada kepada Allah, dan menginginkan kebahagiaan di dunia dan
akherat, tentu diharuskan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan
meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebagai konsekwensi logis dari
melakukan yang diperintah dan meninggalkan yang dilarang seseorang tidak bisa lepas dari taat,
karena dengan taatlah seseorang akan melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa
yang dilarang. Dalam al-Qur’an maupun hadis terdapat banyak ayat-ayat dan hadis yang
memerintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

A. Mari Merenungkan

Seorang hamba yang mengetahui


bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada
lain kecuali milik Allah dan setiap yang
tampak sempurna dari dirinya atau orang
lain adalah dari dan karena Allah, maka
hal itu akan menuntut keinginan menaati-
Nya dan mencintai segala yang
mendekatkan diri kepada-Nya. Allah
SWT berfirman, Katakanlah, "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihimu" (QS Ali
'Imran [3]: 31).

Ketahuilah, wahai yang dikasihi Allah, bahwa kecintaan hamba kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Adapun
kecintaan Allah kepada hamba-Nya adalah limpahan ampunan-Nya kepadanya.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.2 Mengamalkan perintah dan meninggalkan larangan.
2.1. Membiasakan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
2.4. Membiasakan mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan sedekah.
3.2 Memahami kedudukan dan kandungan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
riwayat Muslim dari Abu Hurairah (....‫ )من أطاعني فقد أطاع هللا‬dan hadis riwayat Muslim dari
Abu Hurairah (....‫ )ما نهيتكم عنه فاجتنبوه‬dan hadis riwayat Bukhari dari Abdullah ibnu Umar
(.... ‫)السمع و الطاعة على المرء المسلم‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang Taat kepada Allah.
4.2 Mendemonstrasikan sikap Taat kepada Allah.
Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang kekuasaan dan
keagungan Allah.
5. Menghafalkan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mengamalkan perintah dan meninggalkan larangan.
2. Membiasakan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
3. Membiasakan taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan meningkatkan sedekah.
4. Memahami kedudukan dan kandungan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
riwayat Muslim dari Abu Hurairah (....‫ )من أطاعني فقد أطاع هللا‬dan hadis riwayat Muslim dari
Abu Hurairah (....‫ )ما نهيتكم عنه فاجتنبوه‬dan hadis riwayat Bukhari dari Abdullah ibnu Umar
(.... ‫)السمع و الطاعة على المرء المسلم‬.
5. Menghafalkan hadis tentang Taat kepada Allah.
6. Mendemonstrasikan sikap Taat kepada Allah.

PETA KONSEP Belajar hadis Taat Kepada


Allah dan Rasulnya.

Taat Kepada Allah


Memahami hadis Taat
dan Rasul-Nya
Kepada Allah dan Rasulnya.

Mendalami Taat Kepada


Allah dan Rasulnya.

B. MARI MENGAMATI Amati gambar ini, kemudian berikan


tanggapanmu!
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 3.2
Allah menciptakan manusia tidak lain adalah untuk bertkawa
kepada Allah dan RasulNya

C. MARI BELAJAR

Ada yang mengatakan, apabila hamba


mengetahui bahwa kesempurnaan yang
hakiki tiada lain kecuali milik Allah dan
setiap yang tampak sempurna dari dirinya
atau orang lain adalah dari dan karena Allah,
cintanya hanya milik dan kepada Allah. Hal
itu menuntut keinginan mentaati-Nya dan

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 3.2


mencintai segala yang mendekatkan diri
kepada-Nya.
Oleh karena itu, mahabbah ditafsirkan
sebagai keinginan untuk taat dan kelaziman mengikuti Rasulullah SAW dalam peribadatannya.
Hal itu merupakan dorongan menuju ketaatan kepada-Nya.
1. Membaca Hadis Pertama

‫الزنَا ِد َع ْن‬ ِ ‫ع ْن أَبِي‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫الر ْح َم ِن ْال ِحزَ ِام‬


َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫يرة ُ ب ُْن‬َ ‫َحدَّثَنَا يَ ْحيَى ب ُْن يَ ْحيَى أ َ ْخبَ َرنَا ْال ُم ِغ‬
‫ع‬
َ ‫طا‬ َ َ ‫طا َعنِي فَقَ ْد أ‬ َ َ ‫سلَّ َم قَا َل َم ْن أ‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ْاْلَع َْرجِ َع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ َع ْن النَّبِي‬
‫ير‬َ ‫ص ْاْل َ ِم‬ ِ ‫طا َعنِي َو َم ْن يَ ْع‬ َ َ ‫ير فَقَ ْد أ‬
َ ‫َّللاَ َو َم ْن يُ ِط ْع ْاْل َ ِم‬
َّ ‫صى‬ َ ‫صانِي فَقَ ْد َع‬ َ ‫َّللاَ َو َم ْن َع‬
َّ
‫ رواه مسلم‬. ‫صانِي‬ َ ‫فَقَ ْد َع‬
2. Membaca Hadis Kedua

َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫َّللاِ َع ْن َر‬ َ ‫ع ْن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫َّللاِ َحدَّث َ ِني نَا ِف ٌع‬ ُ ‫سدَّدٌ َحدَّثَنَا َي ْحيَى َع ْن‬
َّ ‫ع َب ْي ِد‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم‬
‫الطا َعةُ َعلَى ْال َم ْر ِء ْال ُم ْس ِل ِم فِي َما أ َ َحبَّ َو َك ِرهَ َما لَ ْم يُؤْ َم ْر‬ َّ ‫س ْم ُع َو‬َّ ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل ال‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
‫طا َعةَ رواه البخاري‬ َ ‫س ْم َع َو ََل‬َ ‫صيَ ٍة فَ ََل‬ ِ ‫صيَ ٍة فَإِذَا أ ُ ِم َر بِ َم ْع‬
ِ ‫بِ َم ْع‬
3. Membaca Hadis Ketiga

ٍ ‫س َع ْن اب ِْن ِش َها‬
‫ب‬ ُ ُ‫ب أ َ ْخبَ َرنِي يُون‬ ٍ ‫ي أ َ ْخبَ َرنَا اب ُْن َو ْه‬ ُّ ‫َحدَّثَنِي َح ْر َملَةُ ب ُْن يَ ْحيَى الت ُّ ِجي ِب‬
ُ‫ِث أَنَّه‬ُ ‫ب قَ َاَل َكانَ أَبُو ُه َري َْرة َ يُ َحد‬ ِ َّ‫سي‬ َ ‫س ِعيد ُ ب ُْن ْال ُم‬
َ ‫الر ْح َم ِن َو‬ َّ ‫سلَ َمةَ ب ُْن َع ْب ِد‬َ ‫أ َ ْخ َب َر ِني أَبُو‬
‫اجت َ ِنبُوهُ َو َما أ َ َم ْرت ُ ُك ْم ِب ِه‬
ْ َ‫ع ْنهُ ف‬َ ‫سلَّ َم َيقُو ُل َما نَ َه ْيت ُ ُك ْم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم َع َر‬َ
‫اختِ ََلفُ ُه ْم َعلَى‬ ْ ‫سائِ ِل ِه ْم َو‬َ ‫ط ْعت ُ ْم فَإِنَّ َما أ َ ْهلَ َك الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم َكثْ َرة ُ َم‬
َ َ ‫فَا ْفعَلُوا ِم ْنهُ َما ا ْست‬
‫أ َ ْنبِيَائِ ِه ْم رواه مسلم‬
4. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Lihatlah
ْ َ‫ف‬
ُ‫اجتَنِبُوه‬ Barang siapa mentaati- َ َ ‫َم ْن أ‬
‫طا َعنِي‬
KU
Semampu kalian َ َ ‫َما ا ْست‬
‫ط ْعت ُ ْم‬ Pemimpin
َ ‫ْاْل َ ِم‬
‫ير‬
Membinasakan ‫أ َ ْهلَ َك‬ Tidak ketaatan َ‫طا َعة‬
َ ‫َو ََل‬

5. Terjemah Matan Hadis


a. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mentaati aku maka ia benar-benar mentaati
Allah dan barang siapa mendurhakaiku maka ia benar-benar mendurhakai Allah, dan
barang siapa yang mentaati pemerintah maka ia benar-benar mentaati aku, dan barang
siapa mendurhakai pemerintah, maka ia benar-benar mendurhakaiku. (HR. Muslim).
b. Rasulullah bersabda: “mendengar dan taat adalah wajib atas seorang muslim selagi tidak
diperintahkan untuk maksiyat, jika diperintahkan untuk maksiyat maka tidak wajib
mendengar dan taat. (HR. Bukhari).
c. Abu Hurairah telah mendengar dari Rasulullah bersabda: “apa yang telah aku larang
kepada kamu sekalian maka jauhilah dan apa yang telah aku perintahkan kepada kamu
sekalian maka lakukanlah, sesungguhnya yang merusakkan umat sebelum kamu sekalian
adalah banyaknya pertanyaan-pertanyaan dan perbedaan mereka terhadap Nabi-nabi
mereka”. (HR. Muslim).

D. Mari Mendalami Materi Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya

1. Mendalami Isi kandungan hadis Pertama


Secara bahasa taat artinya mengerjakan sesuatu
yang diperintahkan. Sedangkan secara syari’ah ialah
beramal melaksanakan perintah dan meninggalkan
larangan disertai niat dan keyakinan. Berkata Al-
Qurtubi: “Hakekat taat adalah melaksanakan sesuatu
yang diperintahkan. Dan lawannya ma’shiyah artinya
menyimpang dari perintah”.
Sedangkan Hasan Al-Banna berkata: “Yang saya kehendaki dari ketaatan ialah secara
sepontan baik dalam kondisi susah atau mudah, dalam kondisi bergairah atau tidak”.
Termasuk bentuk taat kepada Allah taat kepada rasul Saw dan kepada ullil amri atau
pemimpin. Taat kepada Rasul yaitu dengan menikuti sunah-sunahnya. Karena fungsi Rasul
tidak lain adalah sebagai penjelas dari wahyu yang diturunkan kepadanya yaitu Al-qur’an.
Oleh karena itu ketaatan kepada Allah dan Rasulnya tidak dapat di pisahkan. Sebaliknya
pengikaran terhadap sunnah rasul merupakan pengingkaran kepada Allah Swt. Ketaatan
kepada pemimpin maksudnya adalah mematui ketetapan atau peraturan-peraturan yang di
tetapkannya selama tidak bertetangan ketentuan Allah dan Rasul.

2. Mendalami Isi kandungan hadis kedua


Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk mentaati pemimpin hal itu agarteridak
cipta kehidupan social yang tertip dan membawa kemaslakatan bagi manusia karena tanpa
kepemimpinan tidak akan terwujud ketertiban dan tanpa ketertipan tidak akan terwujud
kemaslakatn.
Pemipin (ullil amri) adalah setiap orang atau kelompok orang atau lembaga yang diberi
kewenangan untuk memegang urusan umat. Mengenai ketaantan kepada pemimpin Allah
Firman:
)٣٢( َ‫َّللاَ َل يُ ِحبُّ ْال َكافِ ِرين‬
َّ ‫سو َل فَإ ِ ْن ت َ َولَّ ْوا فَإ ِ َّن‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫قُ ْل أ َ ِطيعُوا‬
َّ ‫َّللاَ َو‬
Artinya : Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran:32)

Taat kepada pemimpin berbeda dengan taat Allah dan Rasul-Nya karena taat kepada
pemimpin tidak bersifat mutlak tetapi bersifat muqoyad yaitu dalam hal-hal yang tidak
bertentangan dengan hokum dan syariat Allah. Adapun dalam hal-hal yang bertentangan
dengan hokum dan syariat Allah maka tidak boleh ditaati, dan ketaatan dalam hal-hal yang
demikian merupakan kemaksiatan kepada Allah.

3. Mendalami Isi kandungan hadis Ketiga


Hadis yang ketiga secara khusus menegaskan pentinganya ketaatan kepada Rasul. Taat
kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat
dalam hadist Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas
menyampaikan amanah kepada umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat
kepada Allah Swt juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw) Firman Allah
Swt :
)١٢( ُ ِ‫غ ْال ُمب‬
‫ين‬ ُ ‫سو ِلنَا ْالبََل‬
ُ ‫سو َل فَإ ِ ْن ت َ َولَّ ْيت ُ ْم فَإِنَّ َما َعلَى َر‬ َّ ‫َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫َوأ َ ِطيعُوا‬
Artinya : “Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling
Sesungguhnya kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
terang.” (QS At Tagabun:12).
Adapun ketaatan kepada Rasulullah beberapa alasan yang mendasari wajibnya taat
kepada beliau adalah:
a. Sebagai pembawa ajaran yang benar
b. Menjelaskan tentang cara menyembah kepada Allah dengan cara yang benar.
c. Sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan
d. Membina akhlak (budi pekerti) yang mulia
Rasullulah mengingatkan umatnya agar mengalami kondisi yang dialami oleh Bani Israil
yang dibinasakan oleh Allah akibat perbuatan mereka yang menginkari Rasu-rasul Allah yang
diutus kepada mereka bahkan meraka membunuh sebagian Rasul-rasul itu.

F. Perilaku yang Mencerminkan Orang Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya

Orang yang mengamalkan hadis tentang taat kepada Allah, senantiasa berbuat sesuatu
yang baik yang tidak dilarang oleh Allah dan ia akan melaksanakan perintah Allah dengan
tawadlu’ dan sabar. Ia akan merasa hina ketika berhadapan dengan yang Maha Kuasa apabila ia
terlanjur melakukan perbuatan dosa, maka ia akan segera bertobat dengan melakukan perbuatan
yang baik sebagai penebusnya.
Adapun motifasi agar seseorang bisa taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dengan
cara mencintai keduanya melebihi dari kecintaannya kepada selain keduanya. Orang yang lebih
mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya, tentu lebih
menjalankan perintah keduanya dari pada perintah selain keduanya.
Perlu diperhatikan, bahwa orang-orang mukmin sejati tetap bersyukur kepada Allah
sekalipun mereka berada dalam keadaan yang sangat sulit. Seseorang yang melihat dari luar
mungkin melihat berkurangnya nikmat pada diri orang-orang yang beriman. Padahal, orang-
orang beriman yang mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga
mampu melihat kebaikan dalam penderitaan tersebut.
Misalnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menguji manusia dengan rasa takut, lapar,
kehilangan harta dan jiwa. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang beriman tetap bergembira dan
merasa bersyukur, mereka berharap bahwa Allah akan memberi pahala kepada mereka berupa
surga sebagai pahala atas sikap mereka yang tetap istiqamah dalam menghadapi ujian tersebut.
Mereka mengetahui bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kekuatannya. Sikap istiqamah dan tawakal yang mereka jalani dalam menghadapi penderitaan
tersebut akan membuahkan sifat sabar dan syukur dalam diri mereka. Dengan demikian, ciri-ciri
orang yang beriman adalah tetap menunjukkan ketaatan dan bertawakal kepada-Nya, dan Allah
berjanji akan menambah nikmat kepada hamba-hamba-Nya yang mensyukuri nikmat-Nya, baik
di dunia ini maupun di akhirat kelak.

E. MARI BERDISKUSI MATERI

Carilah hadis-hadis yang lain yang berbicara tentang taat kepada Allah dan Rasul-
Nya kemudian diskusikan maksud kandungannya.
KESIMPULAN
1. Mendengar dan taat adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim terhadap Allah, Rasulullah,
Pemerintah, dan terhadap orang muslim lainnya, selagi mampu dan tidak dalam hal
maksiyat.
2. Mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam keadaan apapun baik suka atau benci, mudah atau
sulit, beresiko baik atau buruk, sesuatu yang semangat melakukannya atau yang enggan
melakukannya, dan ada yang mencacinya atau tidak. Dengan kata lain taat kepada Allah dan
Rasul-Nya tidak terbatas oleh waktu, tempat, ataupun keadaan.
3. Taat kepada pemerintahan yang sah selagi tidak dalam hal maksiyat, sama dengan taat
kepada Rasulullah dan taat kepada Rasulullah berarti taat kepada Allah.
4. Orang yang terlanjur melakukan hal yang maksiyat maka untuk taubat adalah dengan
melakukan kebaikan sebagai penebusnya.
5. Motifasi agar mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah dengan cara mencintai keduanya
melebihi cintanya kepada selain keduanya.

KISAH TELADAN
Abu Nawas diusir dari Kota

Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam menyebabkan Abu
Nawas diusir dari negeri kelahirannya sendiri. Abu Nawas tidak berdaya. Bagaimana pun ia
harus segera menyingkir meninggalkan negerinya tercinta hanya karena mimpi. Masih jelas
terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.
"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. Ia mengenakan jubah
putih. Ia berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bemama Abu Nawas
masih tetap tinggal di negeri ini. Ia harus diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa
kesialan. Ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari,
merangkak, melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang lain."
Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan
istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata.
Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang dibawanya mulai
menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang tertalu
mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin, bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa
akan segera menolong keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada
seorang teman pun yang lebih baik dari pada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?.

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!


1. Jelaskan dengan singkat maksud taat kepada Allah dan Rasul-Nya!
2. Berilah contoh perbuatan yang mengamalkan potongan hadis
‫الطا َع ِة ِفي ْالعُ ْس ِر َو ْاليُ ْس ِر‬
َّ ‫س ْمع َو‬
ِ َّ ‫ال‬
3. Sebutkan syarat-syarat orang yang boleh meninggalkan taat!
4. Tulislah hadis yang memotifasi agar manusia bisa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
jelaskan bagaimana segi-segi motifasinya!
5. Terjemahkan hadis berikut lengkap beserta sanadnya!
َّ ‫سو ِل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاِ َع ْن َر‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫َّللاِ َحدَّثَنِي نَافِ ٌع َع ْن‬ َّ ‫عبَ ْي ِد‬ُ ‫سدَّد ٌ َحدَّثَنَا يَ ْحيَى َع ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم‬
َ‫عةُ َعلَى ْال َم ْر ِء ْال ُم ْس ِل ِم فِي َما أ َ َحبَّ َو َك ِره‬ َّ ‫س ْم ُع َو‬
َ ‫الطا‬ َّ ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل ال‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫طا َعة رواه البخاري‬ َ َ ‫س ْم َع َو ََل‬َ ‫ص َي ٍة فَ ََل‬ ُ ِ ‫َما لَ ْم يُؤْ َم ْر ِب َم ْع‬
ِ ‫ص َي ٍة فَإِذَا أ ِم َر ِب َم ْع‬

PERLU DIINGAT
Taat adalah kunci keselamatan
Orang taat tidak akan terkena hukuman
Orang taat tidak akan dibenci orang
Orang taat tidak akan masuk neraka
Orang taat tidak akan dipenjara
Orang taat tidak akan dicaci maki orang.

BAB 4
Makanan yang Bergizi Menjadikan
Sehat Tubuh Kita
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 4.1

Makan adalah suatu kelaziman bagi setiap manusia yang ingin terus berlangsung hidup,
dalam memenuhi kebutuhan makan ada banyak jenis benda dimuka bumi ini, ada yang
bermanfaat bagi tubuh manusia jika dimakan dan ada yang hanya bisa dimanfaatkan oleh
manusia bukan untuk dimakan, namun untuk kebutuhan lainnya. Disamping itu ada banyak cara
yang bisa ditempuh oleh manusia untuk mendapatkan makanan, ada yang merugikan orang lain
dan ada yang menguntungkan orang lain. Islam yang merupakan agama yang mengatur sendi-
sendi kehidupan manusia, juga mengatur dan menunjukkan tentang makanan bagi manusia yang
halal dan yang baik.

A. Mari Renungkan

Allah Swt. berfirman:


  
  
  
 
  
    
   
 
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.4. Berkomitmen mencari rizki yang halal dan memakan makanan yang halal dan baik.
2.2 Membiasakan berbuat baik dan memakan makanan yang menjadi hak pribadi secara
syar’i,.
3.4 Mengidentifikasi makanan yang halal dan baik yang terkandung dalam hadis riwayat Abu
Dawud dari Ma’dikariba (....‫ )عليكم بهذا القرآن فما وجدتم من حَلل فأحلوا‬dan hadis riwayat Ibnu
Majah dari Abdullah ibnu Umar (...‫ )كل مسكر خمر‬dan hadis riwayat Tirmizi dari Abu
Hurairah (....‫)يا أيها الناس إن هللا طيب َل يقبل إَل طيبا‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang makanan yang halal.
4.3 Menceritakan cara memakan makanan yang halal dan baik sesuai teladan Rasulullah,S.aw

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang makanan yang halal dan baik.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang makanan yang halal dan baik.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang makanan yang halal dan baik.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang makanan yang
halal dan baik.
5. Menghafalkan hadis tentang makanan yang halal dan baik.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Berkomitmen mencari rizki yang halal dan memakan makanan yang halal dan baik.
2. Untuk membiasakan berbuat baik dan memakan makanan yang menjadi hak pribadi secara
syar’i.
3. Mengidentifikasi makanan yang halal dan baik yang terkandung dalam hadis riwayat Abu
Dawud dari Ma’dikariba (....‫ )عليكم بهذا القرآن فما وجدتم من حَلل فأحلوا‬dan hadis riwayat Ibnu
Majah dari Abdullah ibnu Umar (...‫ )كل مسكر خمر‬dan hadis riwayat Tirmizi dari Abu
Hurairah (....‫)يا أيها الناس إن هللا طيب َل يقبل إَل طيبا‬.
4. Menghafalkan hadis tentang makanan yang halal.
5. Menceritakan cara memakan makanan yang halal dan baik sesuai teladan Rasulullah,
S.aw.

PETA KONSEP
Belajar hadis Makanan
yang halal dan baik

Memhami hadis
tentang Makanan yang
Mendalami Isi
halal dan baik kandungan hadis
Pertama

Mendalami Isi
kandungan hadis
Kedua

Mendalami Isi
kandungan hadis Ketiga

B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian
berikan tanggapanmu!
ITU

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 4.2


Begutu besar anugerah Allah yang diberikan kepada manusai
dengan membarikan makan yang baik untuk tubunya

C. MARI BELAJAR
PENGANTAR
Termasuk di antara keluasan dan
kemudahan dalam syari’at Islam, adalah
Allah menghalalkan semua makanan yang
mengandung maslahat dan manfaat, baik
yang kembalinya kepada ruh maupun
jasad, baik kepada individu maupun
masyarakat. Demikian pula sebaliknya
Allah mengharamkan semua makanan
yang memudhorotkan atau yang
mudhorotnya lebih besar dari pada
manfaatnya.
Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang
mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -setelah hidayah dari Allah-
dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi
darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Sesuai dalam Hadis di bawah ini:
1. Membaca Hadis Pertama
‫يز ب ِْن‬ ِ ‫َار َع ْن َح ِر‬ ٍ ‫ير ب ِْن دِين‬ ِ ِ‫ع ْم ِرو ب ُْن َكث‬ َ ‫ب ب ُْن ن َْجدَة َ َحدَّثَنَا أَبُو‬ ِ ‫َحدَّثَنَا َع ْبدُ ْال َو َّها‬
َّ ‫سو ِل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ب َع ْن َر‬ َ ‫ع ْوفٍ َع ْن ْال ِم ْقدَ ِام ب ِْن َم ْعدِي َك ِر‬ َ ‫الر ْح َم ِن ب ِْن أ َ ِبي‬ َّ ‫عثْ َمانَ َع ْن َع ْب ِد‬ ُ
‫آن فَ َما َو َج ْدت ُ ْم ِفي ِه ِم ْن َح ََل ٍل فَأ َ ِحلُّوهُ َو َما‬ ِ ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل َعلَ ْي ُك ْم ِب َهذَا ْالقُ ْر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
ٍ ‫ار ْاْل َ ْه ِلي ِ َو ََل ُك ُّل ذِي نَا‬
‫ب‬ ِ ‫َو َج ْدت ُ ْم فِي ِه ِم ْن َح َر ٍام فَ َح ِر ُموهُ أ َ ََل ََل َي ِح ُّل لَ ُك ْم لَ ْح ُم ْال ِح َم‬
‫ع ْن َها‬
َ ‫ي‬ َ ِ‫طةُ ُمعَا ِه ٍد إِ ََّل أ َ ْن يَ ْست َ ْغن‬ َ َ‫الطي ِْر َو ََل لُق‬ َّ ‫ب ِم ْن‬ ٍ َ‫سبُعِ َوَلَ ُك ُّل ذِي ِم ْخل‬ َّ ‫ِم ْن ال‬
‫ رواه أبو داود‬.‫احبُ َها‬ ِ ‫ص‬ َ
2. Membaca Hadis Kedua
‫ع ْن‬ َ ‫ت‬ ٍ ‫ق َع ْن َعدِي ِ ب ِْن ثَا ِب‬ ٍ ‫ض ْي ُل ب ُْن َم ْر ُزو‬ َ ُ‫ع ْبد ُ ب ُْن ُح َم ْي ٍد َحدَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم َحدَّثَنَا ف‬
َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫اس ِإ َّن‬ُ َّ‫سلَّ َم َيا أَيُّ َها الن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫از ٍم َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬ ِ ‫أ َ ِبي َح‬
‫س ِلينَ فَقَا َل يَا أَيُّ َها‬َ ‫َّللاَ أ َ َم َر ْال ُمؤْ ِمنِينَ بِ َما أ َ َم َر بِ ِه ْال ُم ْر‬ َ ‫ب ََل يَ ْقبَ ُل إِ ََّل‬
َّ ‫طيِبًا َوإِ َّن‬ ٌ ِ‫طي‬ َ َ‫َّللا‬
َّ
‫ رواه الترمذي‬.‫صا ِل ًحا ِإنِي ِب َما ت َ ْع َملُونَ َع ِلي ٌم‬ َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ َّ ‫س ُل ُكلُوا ِم ْن‬
ِ ‫الطيِبَا‬ ُ ‫الر‬
ُّ
3. Membaca Hadis Ketiga

َ ‫َارونَ َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن َع ْم ِرو ب ِْن َع ْلقَ َمةَ َع ْن أ َ ِبي‬


‫سلَ َمةَ َع ْن‬ ُ ‫س ْه ٌل َحدَّثَنَا َي ِزيد ُ ب ُْن ه‬
َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫سلَّ َم ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر خ َْم ٌر َو ُك ُّل خ َْم ٍر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع َم َر قَا َل قَا َل َر‬ ُ ‫اب ِْن‬
‫روه ابن ماجة‬.‫َح َرا ٌم‬
4. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Tidak menerima ‫ََل يَ ْق َب ُل‬ Halal kanlah
ُ‫أ َ ِحلُّوه‬
‫ُم ْس ِك ٍر‬ َ ‫َي ْست َ ْغ ِن‬
‫ي َع ْن َها‬
Memabukan Merasa cukup

Khamer ‫خ َْم ٌر‬ Baik ‫ب‬


ٌ ‫ط ِي‬ َ

5. Terjemah Matan Hadis


1. Dari Miqdam bin Ma’dikariba ra, Rasulullah saw bersabda: “Kamu sekalian wajib merujuk
pada al-Qur’an, jika kamu menjumpai sesuatu yang dihalalkan dalam al-Qur’an maka
halalkanlah, dan jika kamu menjumpai seseatu yang diharamkan dalam al-Qur’an maka
haramkanlah. Bukankah tidak halal bagi kamu sekalian daging himar ahly, semua
binatang buas yang memiliki taring, semua jenis burung yang memiliki kuku tajam, dan
temuan (harta) milik orang kafir mu’ahid (damai dengan orang muslim) kecuali jika
pemiliknya tidak membutuhkannya”. (HR. Abu Dawud).
2. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkata: “Wahai manusia sesungguhnya Allah
adalah baik, dan tidak menerima kecuali yang yang baik-baik, dan sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada
para utusan (Nabi-Nabi), dan Allah berfirman: “Wahai para Rasul makanlah yang baik
dan lakukanlah amal shaleh, sesungguhkan Aku mengetahui sesuatu yang kamu sekalian
lakukan””. (HR. Tirmidzi)
3. Dari Ibnu Umar ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Semua yang memabukkan
adalah khamr dan semua khamr adalah haram”. (HR. Ibnu Majah).

D. MARI MENDALAMI MATERI

1. Mendalami Isi kandungan hadis Pertama


Pada dasarnya segala jenis makanan apa saja yang ada di muka buni adalah halal
untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk
dimakan. Agama Islam memerintahkan umatnya agar menghalalkan apa yang dihalalkan oleh
Allah melalui al-Qur’an dan Assunnah, dan mengharamkan apa yang diharamkan Allah.
Jumlah makanan yang dihalalkan oleh Allah jauh lebih banyak dari apa yang
haramkan. Dari makanan yang diharamkan ada yang ditetapkan keharamannya oleh al-Qur’an
seperti bangkai, darah, babi, binatang yang disembelih untuk persembahan kepada selain
Allah, dan khamr. Selain itu ada pula makanan yang ditetapkan keharamannya oleh
Rasulullah saw. Di dalam hadis ini Rasul menyebutkan beberapa jenis makanan yang
diharamkan yaitu;
a. Keledai jinak( himar ahly), adapun keledai liar halal dimakan. Pengharaman keledai jinak
karena hewan tersebut merupakan hewan yang termasuk katagori najis, sebagaimana
diterangkan dalam hadis.
b. Binatang buas yang memiliki taring seperti harimau, singa , srigala dan lain-lain. Masuk
dalam kategori binatang buas bertaring adalah kelompok binatang dari ordo karnivora atau
ordo mamalia predator, antara lain singa, ular, serigala, harimau, anjing, kucing, dan lain
sebagainya.
c. Semua jenis burung yang memiliki kuku tajam. Adapun yang dimaksud dengan “ hewan
pemilik cakar dari jenis burung” adalah burung-burung predator yang suka mengejar
mangsanya dengan cakar-cakarnya, misalnya burung falcon, rajawali, elang, gagak, dan
sebagainya. Burung-burung predator biasanya memiliki sayap kuat dan paruh yang
runcing untuk mencabik-cabik daging setiap korbannya. Kedua kaki burung ini kuat dan
dipersenjatai dengan kuku-kuku yang panjang, kuat dan umumnya runcing. Selain itu
memiliki kekuatun pendengar dan penglihatan yang sangat tajam.
Terkait hikmah pengharaman hewan predator, Dr. Zaghul An-Najjar menyebutkan bahwa
pengharaman ini berpangkal dari cara berburu, serta makanan yang diambil oleh hewan-
hewan predator itu sendiri untuk menyambung hidupnya. Kebiasaan hewan-hewan ini
adalah memakan daging bangkai yang rentan akan penyakit, virus dan bakteri.
Ada hikmah lain lain dari pengharaman hewan-hewan predator ini yaitu karena makanan
sedikit banyak dapat mempengaruhi watak/perilaku pemakannya. Orang yang biasa
mengonsumsi daging hewan dan burung bersifat predator biasanya juga cenderung untuk
bersifat liar, beringas, kasar, rakus (agresif), penindas dan suka menumpahkan darah.
Fenomena ini dapat diamati pada perilaku sejumlah komunitas primitive yang ada.
d. Temuan (harta) milik orang kafir mu’ahid .
Selain hal-hal di atas masih ada jenis makanan lain yang diharamkan berdasarkan
hadis seperti jalalah (binatang pemekan kotoran) , tikus, katak, semut, lebah dan lain-lain.

2. Mendalami Isi kandungan hadis Kedua


Hadits ini menunjukkan salah satu sifat Allah yaitu Thoyyib (Yang Maha Baik). Allah
Maha Baik dalam segala hal : dalam Dzat-Nya, Sifat-Sifat, maupun perbuatanNya. Allah
tersucikan dari segala macam bentuk aib, cela, dan kekurangan. Tidak serupa dengan
makhluk. Tidak ada sesuatupun yang menyamainya. Perbuatan Allah seluruhnya baik. Apa
yang Allah takdirkan pasti baik dan mengandung hikmah, sesuai keadilan dan kelebihan
kebaikan (fadhilah) yang Allah berikan.
Demikian pula Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. Oleh
karena itu Allah tidak menerima ibadah kecuali yang dikerjakan dengan baik, yaitu yang
dikerjakan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. Allah juga tidak
menerima sedekah dari harta yang tidak baik Rasul pernah bersabda:
ُ ‫صدَقَةً ِم ْن‬
‫غلُ ْو ٍل‬ ُ ‫صَلَة ً ِبغَي ِْر‬
َ َ‫ َوَل‬، ‫ط ُه ْو ٍر‬ َ ُ‫َلَ َي ْق َب ُل هللا‬
Allah tidak akan menerima shalat tanpa kesucian (dari hadats dan najis) dan juga tidak
menerima sedekah dari harta haram (HR Muslim, Ibn Majah, at-Tirmidzi dan Ahmad)

Kemudian Rasulullah menjelasakn bahwa Allah memerintahkan kepada para rasul


yang mana perintah ini juga berlaku untuk kaum mukminin, yaitu agar mereka memakan dari
yang baik-baik, adapun yang jelek sesungguhnya hal itu diharamkan atas mereka,
sebagaimana firman Allah di dalam mensifatkan untuk Rasulullah saw :
َ ِ‫ت َويُ َح ِر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخ َبآئ‬
‫ث‬ َّ ‫َويُ ِح ُّل لَ ُه ُم‬
ِ ‫الطيِ َبا‬
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk.” (Al A’raaf: 157).
Perintah makan dari rezeki yang thayyib. Artinya, kehalalan itu harus diperhatikan
bukan hanya pada makanannya saja, tetapi juga pada harta yang digunakan untuk membeli
atau mendapatkan makanan itu. Makanan yang thayyib itu adalah makanan yang halal dan
tidak membahayakan.
Dikaitkannya perintah makan dari rezeki yang thayyib dan beramal salih dengan huruf
wawu ‘athaf mengisyaratkan adanya hubungan antara kehalalan makanan dengan amal salih.
Dalam hal ini para ulama mengatakan bahwa makanan haram akan menghalangi atau
setidaknya mengurangi diterimanya amal salih. Karena itu, para ulama salaf sangat
memperhatikan kehalalan makanan, minuman dan pakaian mereka karena khawatir amal
mereka tidak diterima oleh Allah SWT.

2. Mendalami Isi kandungan hadis Ketiga


Hadis ketiga membahas secara khusus satu jenis makanan yang diharamkan oleh
syari’at yaitu khamr. Kata khamr secara bahasa berasal dari kata “khamara , yakhmiru,
khamran” yang memiliki arti menutupi. Hadis ini menjelaskan secara tegas mengenai
difinisi khamr dalam istilah syar’i, yaitu segala zat (makanan atau minuman) yang
memabukkan. Mabuk yang dimaksud di sini adalah hilangnya kewarasan otak untuk
sementara waktu.
Ukuran suatu zat memabukkan adalah ketika suatu zat tersebut telah bisa membuat
seorang awam yang tidak pernah mabuk sebelumnya menjadi mabuk, maka minuman itu
ditetapkan sebagai khamar. Penentuan sesautu menjadi khamr adalh ketika diujikan tersebut.
Ketika vonis sebagai khamr telah dijatuhkan, maka hukumnya menjadi haram untuk
diminum oleh siapa saja, sedikit atau banyak. Meski ada orang yang mampu meminumnya
segelas tanpa mabuk, tetap hukumnya haram.
Meminum khamr atau minuman keras termasuk fitnah (kemungkaran) besar yang
banyak menimpa para pemuda Islam sekarang ini. Tidak hanya sebatas menenggaknya saja,
bahkan mereka juga mengajak orang lain kepada kemungkaran yang besar ini. Setiap orang
yang kecanduan minuman keras, pasti mengajak orang lain untuk mencicipinya. Sebab ia
sudah terlanjur sayang dan suka serta menggandrunginya, karena itulah ia ingin agar
semakin banyak orang yang mengikuti dan membantunya. Sehingga tidak ada orang yang
mencegahnya.
Padahal bahaya khamr santa berbahaya bagi kehidupan pribadi maupun masyarakat.
Manusia memiliki suatu susunan syaraf sebagai pengontrol perilaku di dalam otak. Pusat
syaraf pengontrol itu mencegah seseorang untuk melakukan suatu yang ia anggap salah,
Jika orang mengkonsumsi minuman keras , maka syaraf pengontrol perilaku itu akan
terhambat. Ini mengapa seseorang yang mabuk karena minuman keras seringkali melakukan
hal yang tidak semestinya ia lakukan.
Selain itu terdapat beberapa penyakit yang berhubungan erat dengan prilaku
mengkonsumsi minuman keras, yaitu :
a. Sirosis hati yang dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan minuman keras.
b. Kangker kerongkongan, kangker kepaladan leher, kangker hati (Hepatoma), kangker usus
besar dan banyak lagi jenis kangker lainnya.
c. Oesohagitis, Grastitis, merupakan sebagai penyakit konsumsi minuman keras.
d. Cardiomypathy, Hipertensi, Coronary Artherosclerosis, anginadan serangan jantung yang
berhubungan dengan pecandu Alkohol.
e. Stroke, apoplexy, Fit serta masih banyak lagi yang menyebabkan kelumpuhan .
f. Peripheral Neurophaty, Cortical Atrophy, Cerebellar Atrophy adalah jenis sidrom akibat
mengkonsumsi minuman beralkohol.

F. Perilaku Orang yang Berhati-hati dalam Memilih Makan

Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman
yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun
sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi.
Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan
jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah
menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu
singkat. Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, maka
perilakunya yaitu:
1. Akan berhati-hati dalam memilih makanan yang halal dan yang haram, karena memenuhi
saja disamakan dengan sejelek-jelek wadah, apa lagi ketika makan makanan haram sama
dengan perut yang didalamnya ada api.
2. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari makanan yang diharamkan oleh Allah
dan Rasul-Nya.
3. Lebih mantap dalam memakan sesuatu makanan tidak ragu-ragu, karena ia telah
mengetahui kriteria makanan yang halal dan yang haram.
4. Tidak berlebihan dalam memakan makanan yang halal, karena ia tahu bahwa makan-
makanan yang berlebihan selain dilarang oleh ajaran Nabi juga sangat membahayakan bagi
kesehatan manusia.
5. Lebih berhati-hati dalam mengusahakan untuk mendapatkan makanan yang dihalalkan oleh
Allah.

E. MARI BERDISKUSI MATERI

Sebutkan 20 macam binatang yang dihalalkan dan 20 macam binatang yang diharamkan
kemudian diskusikan bersama kelompokmu.
RANGKUMAN
1. Makanan yang halal adalah makanan yang jenisnya berupa benda yang halal,
2. Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang halal dan diperoleh malalui jalan
yang benar dan dimakan dengan cara yang benar menurut ajaran Islam.
3. Makanan yang dihalalkan dan makanan yang diharamkan sudah ditentukan kriterianya
oleh Allah dan Rasul-Nya. adapun kriterianya adalah:
- Tidak bertaring dan tidak berkuku tajam
- Tidak memabukkan dan membahayakan tubuh
- Tidak menjijikkan dan tidak hidup didua alam
- Tidak diperintahkan untuk membunuhnya atau dilarang untuk membunuhnya.
- Diperoleh dengan cara yang halal
- Disembelih atas nama Allah, kecuali ikan dan belalang
- Tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya

KISAH KETELADANAN
Kisah Imam Al-Ghazali Berguru Kepada Tukang Sol Sepatu
Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal
hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang banyak
mengarang kitab-kitab. Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi
saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata
kepadanya ibunya : “Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya
orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya“.
Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada
saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum
kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasah perut Imam.
Tentu saja Ahmad memisahkan diri.
Seusai shalat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu: “Mengapa
engkau memisahkan diri (muffaragah) dalam shalat yang saya imami ? “. Saudaranya
menjawab : “Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah “.
Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena
dia ketika shalat hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang
wanita yang mutahayyirah.
Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara:“Dari manakah engkau belajar ilmu
pengetahuan seperti itu ?” Saudaranya menjawab, “Aku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-
Khurazy yaitu seorang tukang jahit sandal-sandal bekas (tukang sol sepatu) . ” Al Ghazali lalu
pergi kepadanya. Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syekh Al khurazy : “Saya ingin belajar
kepada Tuan “. Syekh itu berkata: Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-
perintahku “. Al Ghazali menjawab: “Insya Allah, saya kuat “. Syekh Al Khurazy berkata :
“Bersihkanlah lantai ini “. Al Ghazali kemudian hendak dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata :
“Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu“. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya,
kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.
Namun Syekh berkata: “Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu“. Al Ghazali lalu
bersiap membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu
Syekh berkata : “Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu” . Al Ghazali menuruti
perintah Syekh Al Khurazy dengan ridha dan tulus.
Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut,
Syekh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.
Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan
luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari
tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.
Posted on November 15, 2013 by
SufiMuda.

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!


1. Sebutkan kriteria cara makan daging binatang yang dihalalkan!...
2. Sebutkan 20 jenis binatang dilingkungan anda yang diharamkan!..
3. ْ َ‫ي ِو َعا ًء ش ًَّرا ِم ْن ب‬
‫ط ٍن‬ ٌّ ‫َما َم ََل َ آدَ ِم‬
Terjemahkan hadis diatas! Dan jelaskan kandungannya!....
4. Bagaimana caranya menentukan halal haramnya jenis binatang yang tidak memiliki kriteria
seperti yang sudah anda ketahui?....
5. ‫كلُوا‬ َّ ‫ا ْذ ُك ُروا ا ْس َم‬
ُ ‫َّللاِ َع َّز َو َج َّل َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫فَقَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬
ُ‫َّللا‬
Jelaskan kandungan makna hadis diatas!....

PERLU DIINGAT
Allah menciptkan alam ini semua baik, Allah menciptakan binatang maupun tumbuhan
kemanfaatannya adalah untuk memfasilitasi manusia. Semua tentu ada manfaat bagi
manusia, maka jangan sampai punah!. Maka suatu ketika kita akan mencarinya.
BAB 5
Ayo Berkompetisi dalam Kebaikan
A. Mari Renungkan

َ ً ‫صا ِل ًحا ِم ْن ذَ َك ٍر أَ ْو أ ُ ْنثَى َو ُه َو ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُ ْح ِييَنَّهُ َح َياة‬


ً‫ط ِي َبة‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫َم ْن‬
َ‫س ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫َولَن َْج ِزيَنَّ ُه ْم أَ ْج َر ُه ْم ِبأ َ ْح‬
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).

Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang kompetisi dalam kebaikan.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang kompetisi dalam
kebaikan.
5. Menghafalkan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menghayati nilai-nilai kebaikan yang diperintahkan oleh Allah.
2. Menunjukkan perilaku taat kepada Allah bukan karena orang lain atau aturan wad’i yang
berlaku.
3. Memahami perintah tentang kompetisi dalam kebaikan yang terkandung dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah ( ‫خطبنا رسول هللا فقال يا أيها الناس توبوا إلى هللا‬
.....‫)قبل أن تموتوا‬.
4. Menghafalkan hadis tentang makanan yang halal.
5. Mencontohkan kebaikan sebagai pola dasar amar ma’ruf nahi mungkar.

PETA KONSEP Mari Memahami Hadis


kompetisi dalam kebaikan
HR. Ibnumajah 1071.

Kompetisi dalam Mendalami Kompetisi dalam


Kebaikan Kebaikan

Mendalami Berkompotisi
dalam Kebaikan
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian
berikan tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 5.2


Allah menciptakan dengan akal bagi manusia adalah untuk berfikir agar
Manusia mempunyai prestasi yang lebih di banding makluk yang lain.

C. Mari Belajar Hadis


Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya
untuk menjadi yang terbaik tapi juga kompetisi
untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun
sayang banyak orang terjebak pada kompetisi
semu yang hanya memperturutkan syahwat
hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana
robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi
usaha-pekerjaan, kompetisi jabatan-kedudukan
dan kompetisi lainnya.yang semuanya bak
fatamorgana. Indah menggoda tapi
sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi yang
menipu.

Bahkan yang sangat memilukan tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suudzhon”
buruk sangka bukan hanya kepada manusia tapi juga kepada Allah swt. Yang lebih merugi lagi
jika rasa iri dan riya ikut bermain.

1. Membaca Hadis

‫ب َحدَّثَ ِني‬ ٍ ‫َّللاِ ب ِْن نُ َمي ٍْر َحدَّثَنَا ْال َو ِليدُ ب ُْن بُ َكي ٍْر أَبُو َجنَّا‬ َّ ‫ع ْب ِد‬َ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن‬
‫ع ْن َجا ِب ِر‬ َ ‫ب‬ ِ َّ‫سي‬ َ ‫س ِعي ِد ب ِْن ْال ُم‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ع ِلي ِ ب ِْن زَ ْي ٍد‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫ي‬ ُّ ‫َّللاِ ب ُْن ُم َح َّم ٍد ْال َعدَ ِو‬
َّ ُ‫ع ْبد‬ َ
‫اس‬ ُ َّ‫سلَّ َم فَقَا َل يَا أَيُّ َها الن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫طبَنَا َر‬ َ ‫َّللاِ قَا َل َخ‬ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ب ِْن‬
‫صا ِل َح ِة قَ ْب َل أَ ْن ت ُ ْشغَلُوا‬ َّ ‫َّللاِ قَ ْب َل أ َ ْن تَ ُموتُوا َو َباد ُِروا ِب ْاْل َ ْع َما ِل ال‬ َّ ‫تُوبُوا ِإلَى‬
‫صدَقَ ِة فِي الس ِِر‬ َّ ‫صلُوا الَّذِي َب ْينَ ُك ْم َو َبيْنَ َربِ ُك ْم بِ َكثْ َرةِ ِذ ْك ِر ُك ْم لَهُ َو َكثْ َرةِ ال‬ ِ ‫َو‬
‫علَ ْي ُك ْم‬
َ ‫ض‬ َّ ‫ص ُروا َوت ُ ْجبَ ُروا َوا ْعلَ ُموا أَ َّن‬
َ ‫َّللاَ قَ ْد ا ْفتَ َر‬ َ ‫َو ْال َع ََلنِيَ ِة ت ُ ْرزَ قُوا َوت ُ ْن‬
‫امي َهذَا إِلَى يَ ْو ِم‬ َ ‫ش ْه ِري َهذَا ِم ْن‬
ِ ‫ع‬ َ ‫امي َهذَا فِي يَ ْو ِمي َهذَا فِي‬ ِ َ‫ْال ُج ُمعَةَ فِي َمق‬
‫عا ِد ٌل أَ ْو َجا ِئ ٌر ا ْس ِت ْخفَافًا بِ َها‬ َ ‫ْال ِق َيا َم ِة فَ َم ْن تَ َر َك َها فِي َح َيا ِتي أَ ْو بَ ْعدِي َولَهُ ِإ َما ٌم‬
ُ‫ص ََلةَ لَه‬ َ ‫ار َك لَهُ فِي أَ ْم ِر ِه أ َ ََل َو ََل‬ َّ ‫أَ ْو ُج ُحودًا لَ َها فَ ََل َج َم َع‬
َ ‫َّللاُ لَهُ ش َْملَهُ َو ََل َب‬
‫اب‬َ َ‫اب ت‬ َ َ‫وب فَ َم ْن ت‬ َ ُ ‫ص ْو َم لَهُ َو ََل ِب َّر لَهُ َحتَّى يَت‬ َ ‫َو ََل زَ َكاةَ لَهُ َو ََل َح َّج لَهُ َو ََل‬
‫اج ٌر‬ ِ َ‫اج ًرا َو ََل يَ ُؤ َّم ف‬ ِ ‫ي ُم َه‬ ٌّ ِ‫علَ ْي ِه أَ ََل ََل تَ ُؤ َّم َّن ا ْم َرأَة ٌ َر ُج ًَل َو ََل يَ ُؤ َّم أَع َْراب‬ َّ
َ ُ‫َّللا‬
.‫ رواه ابن ماجة‬.ُ‫طه‬ َ ‫س ْو‬َ ‫س ْيفَهُ َو‬ َ ‫َاف‬ُ ‫ان َيخ‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫س ْل‬
ُ ِ‫ُمؤْ ِمنًا إِ ََّل أَ ْن َي ْق َه َرهُ ب‬

2. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Memerintahkan
‫ام َرأَة ٌ َر ُج ًَل‬
ْ Bertaubatlah
‫تُوبُوا‬
kepada anak laki-
laki
Dengan kekuasaan
‫ان‬
ٍ ‫ط‬َ ‫س ْل‬
ُ ‫ِب‬ Dengan perbuatan
‫ِب ْاْل َ ْع َما ِل‬
pedang dan َ ‫س ْو‬
ُ‫طه‬ َ ‫س ْيفَهُ َو‬
َ Bulanku
‫ش ْه ِري‬ َ
cambuknya

3. Terjemahan hadis
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata, telah
menceritakan kepada kami Al Walid bin Bukair Abu Jannab berkata, telah menceritakan
kepadaku Abdullah bin Muhammad Al 'Adawi dari Ali bin Zaid dari Sa'id Ibnul Musayyab
dari Jabir bin Abdullah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di
hadapan kami, beliau mengatakan: "Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum
kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara
kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah
dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rizki,
ditolong dan dicukupi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian
shalat jum'at di tempat berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga
hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia
memiliki imam adil atau bejat, kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak
akan menyatukannya dan urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada shalat, tidak
ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia
bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak
boleh seorang perempuan mengimami laki-laki, orang badui mengimami seorang muhajir
dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan
kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya. " (HR. Ibnu Majah: 1071).

D. Mari Memahami Kompetisi dalam Kebaikan

2. Mendalami Isi kandungan hadis


Berkompetisi artinya belomba dalam mencapai suatu tujuan. Manusia yang berlomba
selalu berusaha untuk berada pada posisi yang paling depan, baik dalam hal yang konkrit
maupun dalam hal yang tidak konkrit (abstrak). Allah menciptakan makhluk yang namanya
manusia adalah merupakan makhluk yang paling sempurna apabila dibandingkan dengan
makhluk yang lain. Karena manusia dibekali akal pikiran untuk mengetahui mana yang baik
dan mana yang buruk. Akan tetapi manusia terkadang lupa pada dirinya akan
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukuannya di muka bumi ini. Tidak ada manusia
yang kekal, jika tiba waktunya manusia akan kembali kepada Sang Pencipta yaitu Allah
SWT. Untuk menghadap kepada Allah SWT. manusia perlu membawa bekal yang bisa
menjamin dirinya bahagia di sisi-Nya. Bekal itu adalah berupa iman dan amal sholeh, untuk
bisa mendapatkan iman dan amal sholeh tersebut perlu adanya usaha lahir bathin.
Dalam usaha diperlukan persaingan dalam hal
yang positif (kebaikan). Oleh karena itu Allah
SWT. telah bayak mengingatkan manusia melalui
al-Qur'an untuk selalu berkompetisi dan berlomba-
lomba dalam kebaikan. Hadits di atas
memerintahkan kepada orang-orang Islam agar
segera bertaubat sebelum meninggal. Karena pada
hakekatnya yang mengetahui tentang umur manusia
tidak ada yang lain kecuali Allah SWT. Umur tidak
mengenal tua ataupun muda, memang apabila telah
tiba maka ia tidak dapat mengerjakan atau ditunda
walau sedetik.
Kemudian agar setiap muslim segera berusaha berama saleh sebelum sibuk juga rajin
menyambung silaturahmi dan memperbanyak shadaqoh baik secara terang-terangan maupun
sembunyi. Apabila demikian dapat dilaksanakan oleh setiap muslim pasti janji Allah akan
datang yaitu memperoleh rizki dengan jalan yang mudah dan dapat pertolongannya serta
diperbaiki taraf kehidupannya.

3. Berkompotisi dalam Kebaikan


Selain mengajarkan tentang bekerjasama, atau saling tolong menolong, Islam juga
mengajarkan berkompetisi. Hanya saja, kompetisi yang diajarkan oleh Islam adalah dalam
menjalankan kebaikan. Fastabiqul khairat, dalam menjalankan kebaikan. Sebaliknya, Islam
melarang bekerjasama dalam melakukan keburukan dan tentu juga berkompetisi dalam
menjalankan kerusakan.
Sebagai sebuah perlombaan pasti ada yang menang dan
sebaliknya ada pula yang kalah. Akan tetapi semua pihak yang
terlibat dalam berkompetisi tidak ada yang rugi, sebab yang
dianjurkan oleh Islam adalah berlomba-lomba dalam kebaikan.
Mereka yang kalah sekalipun adalah sebenarnya telah melakukan
kebaikan. Sedangkan yang terbaik adalah mereka yang paling
banyak memberi manfaat bagi yang lain. Semua orang
dianjurkan untuk berbuat baik. Sebaliknya, siapapun tidak boleh
melakukan kerusakan atau berbuat nista. Berbuat baik tidak
terbatas kepada orang-orang atau kelompok tertentu, melainkan
kepada semua makhluk, dan bahkan kepada lingkungan pun,
kaum muslimin dianjurkan untuk memperlakukan secara baik.
Khoirunnas anfa’uhum linnas, atau sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak
memberi manfaat bagi manusia lainnya. Ukuran kemenangan itu ternyata adalah siapa yang
paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya. Oleh karena itu, umat
Islam sebenarnya harus meraih keunggulan dalam berbagai hal, baik dalam ilmu
pengetahuan, ekonomi, politik, dan kekuatan lainnya.
Keunggulan itu menjadi penting agar umat Islam berhasil bisa memberi banyak hal
yang bermanfaat kepada orang lain. Namun kadangkala aneh, banyak kaum muslimin merasa
beruntung tatkala mendapatkan sesuatu sebagai sumbangan dari pihak lain. Pada seharusnya
adalah sebaliknya, kaum muslimin harus berhasil menempatkan diri sebagai pihak yang
memberi sumbangan. Memberi dipandang lebih mulia daripada menerima. Disebutkan
bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.
Oleh karena itu, menjadi Islam seharusnya dipahami sebagai upaya menempatkan
diri pada posisi yang lebih kuat, lebih mampu memberi, menolong, dan banyak memberi
manfaat terhadap orang lain. Namun sayangnya, umat Islam di mana-mana, bahkan di
berbagai belahan dunia masih kalah dibanding dengan umat lainnya dalam banyak aspek,
baik aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Umat Islam
masih belum berhasil bermain dan apalagi menentukan, melainkan sebaliknya, yaitu masih
dipermainkan dan ditentukan oleh orang lain.

F. Perilaku Orang yang Berkompotisi dalam Kebaikan

Allah menciptakan makhluk yang namanya manusia adalah merupakan makhluk yang
paling sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk yang lain. Karena manusia dibekali
akal pikiran untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi mansia
terkadang lupa pada dirinya akan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukuannya di muka
bumi ini. Tidak ada manusia yang kekal, jika tiba waktunya manusia akan kembali kepada
Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
Untuk menghadap kepada Allah SWT. manusia perlu membawa bekal yang bisa
menjamin dirinya bahagia di sisi-Nya. Bekal itu adalah berupa iman dan amal sholeh, untuk
bisa mendapatkan iman dan amal sholeh tersebut perlu adanya usaha lahir bathin.
Dalam usaha diperlukan persaingan dalam hal yang positif (kebaikan). Oleh karena itu
Allah SWT. telah bayak mengingatkan manusia melalui al-Qur'an untuk selalu berkompetisi
dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam berkompetisi dalam kebaikan, yaitu selalu
bersyukur setiap yang di dapatkan, disiplin dalam menjalankan setiap aktifitas, teguh dalam
pendirian, dan memberi manfaat kepada orang lain, atau bangsa.

E. Mari Mendiskusikan

Diskusikan hasil temuan tentangorang yang melakukan berlomba-lomba dalam kebaikan dari
lingkungan anda pada kelompok masing-masing, kemudian identifikasikan hasil temuan tersebut, pilih
yang terbaik selanjutnya presentasikan hasil terbaik tersebut di hadapan kelompok lain, hasilnya
serahkan kepada guru anda untuk dinilai!

RANGKUMAN
1. Laki-laki dan perempuan dalam Islam mempunyai kedudukan yang sama dan
memperoleh pahala bila berbuat amal yang shaleh yang dilandasi keimanan.
2. Orang yang beramal shaleh kehidupannya akan senantiasa sejahtera.
3. Segeralah bertaubat sebelum meninggal
4. Perintah menyambung hubungan silaturrahmi
5. Banyak berdikir kepada Allah dan Bershadaqah.
Kisah Keteladanan
Abu Bakar dan Umar Berlomba Dalam Kebaikan
Pada masa Khulafaur Rasyidin radhiallahu ‘anhum, para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para tabi’in berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan membantu orang
yang membutuhkan dan menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin
Khattabradhiallahu ‘anhuma termasuk orang yang gigih bersaing di dalam amal kebaikan yang
mulia, yang pelakunya mendapatkan kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat.
Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu.
Pada saat itu Umar mengawasi apa yang dilakukan oleh Abu Bakar. Lalu dia melakukan dua
kali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih dari Abu Bakar dalam hal
kebaikan.
Suatu hari, Umar mengawasi Abu Bakar di waktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian
Umar. Saat itu Abu Bakar pergi ke pinggiran kota madinah setelah shalat subuh. Abu Bakar
mendatangi sebuah gubuk kecil beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak
mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Umar
mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakar kecuali rahasia urusan gubuk tersebut.
Hari-hari terus berjalan, Abu Bakar tetap mengunjungi gubuk kecil di pinggiran kota itu.
Umar masih belum mengetahui apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Sampai akhirnya Umar
memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya. Umar
ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu dengan mata kepalanya sendiri. Dia ingin
mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya di situ.
Manakala Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, Umar mendapatkan seorang nenek tua
yang lemah tanpa bisa bergerak. Nenek itu juga buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu pun di
dalam gubuk kecil itu. Umar tercengang dengan apa yang dilihatnya, dia ingin mengetahui ada
hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu.
Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini?” Nenek menjawab, “Demi
Allah, aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap pagi dia datang, membersihkan rumahku ini
dan menyapunya. Dia menyiapkan makanan untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara
apapun denganku.”
Umar menekuk kedua lututnya dan kedua matanya basah oleh air mata. Dia
mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Sungguh, engkau telah membuat lelah khalifah
sesudahmu wahai Abu Bakar.”
Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf.

AYO BERLATIH
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Tulislah kembali hadis berkaitan dengan kompotisi lengkap dengan syakalnya !
2. Selain mengajarkan tentang bekerjasama, atau saling tolong menolong, Islam juga
mengajarkan berkompetisi. Jelasakan berkompetis dalam Islam murut pendapatmu !
3. Tulislah potongan hadits yang artinya “Bersegeralah Kamu Beramal sholih Sebelum Kamu
Sibuk”
4. Sebutkan contoh perbuatan yang baik (amal sholeh) yang disebutkan pada hadits riwayat
Ibnu Majah!
5. Jelaskan maksud dari potongan hadis di bawah ini!

‫صا ِل َح ِة قَ ْب َل أَ ْن‬
َّ ‫َّللاِ قَ ْب َل أَ ْن تَ ُموتُوا َو َباد ُِروا ِب ْاْل َ ْع َما ِل ال‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫اس تُوبُوا ِإلَى‬
‫صلُوا‬ِ ‫ت ُ ْشغَلُوا َو‬

PERLU DIINGAT
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi tanggungjawab.
Barang siapa yang tidak menjunjung tinggi tanggungjawab sangat tidak
pantas mengaku bahwa dirinya beragama Islam.
Tanggungjawab siswa sekolah adalah:
 Masuk kelas dengan disiplin waktu adalah tanggungjawab.
 Belajar adalah tanggungjawab.
 Menyelesaikan tugas dari guru adalah tanggungjawab.
 Mengenakan seragam yang semestinya adalah tanggungjawab.
 Menjaga fasilitas sekolah adalah tanggungjawab.
 Menjaga kebersihan kelas adalah tanggungjawab.
Sudahkah anda bertanggungjawab?
Sudahkah anda pantas mengaku beragama Islam?

Bab 6
Indahnya Mengajak Beramal Ma'ruf Nahi
Mungkar
A. Mari Renungkan

Imam Al Marrudzy bertanya kepada Imam


Ahmad bin Hambal, “Bagaimana beramar ma’ruf dan
nahi mungkar?” Beliau menjawab, “Dengan tangan,
lisan dan dengan hati, ini paling ringan,” saya bertanya
lagi: “Bagaimana dengan tangan?” Beliau menjawab,
“Memisahkan di antara mereka,” dan saya melihat
beliau melewati anak-anak kecil yang sedang
berkelahi, lalu beliau memisahkan di antara mereka.

Dalam riwayat lain beliau berkata, “Merubah (mengingkari) dengan tangan


bukanlah dengan pedang dan senjata.” (Lihat, Al Adabusy Syar’iyah, Ibnu Muflih, 1/185).

Salah seorang berkata kepada Ibnu Mas’ud, “Binasalah orang yang tidak menyeru
kepada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran”, lalu Ibnu Mas’ud berkata,
“Justru binasalah orang yang tidak mengetahui dengan hatinya kebaikan dan tidak
mengingkari dengan hatinya kemungkaran.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam
Mushonnaf beliau no. 37581.

Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.3. Melakukan amar ma’ruf nahi mungkar kepada sesama.
2.2 Membiasakan berbuat baik dan memakan makanan yang menjadi hak pribadi secara syar’i.
3.6 Mendeskripsikan hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Abu Said (..... ‫ )من رأي منكم منكرا‬dan riwayat Ibnu Majah dari Abu Hazim ( ‫إن‬
.....‫)الناس إذا رأو المنكر‬.
4.4 Mencontohkan kebaikan sebagai pola dasar amar ma’ruf nahi mungkar.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang kekuasaan dan
keagungan Allah.
5. Menghafalkan hadis tentang kekuasaan dan keagungan Allah.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Melakukan amar ma’ruf nahi mungkar kepada sesama.
2. Membiasakan berbuat baik dan memakan makanan yang menjadi hak pribadi secara
syar’i.
3. Mendeskripsikan hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Abu Said (..... ‫ )من رأي منكم منكرا‬dan riwayat Ibnu Majah dari Abu Hazim ( ‫إن‬
.....‫)الناس إذا رأو المنكر‬.
4. Mencontohkan kebaikan sebagai pola dasar amar ma’ruf nahi mungkar.

PETA KONSEP
Belajar hadis amar ma’ruf nahi
mungkar

Amar ma’ruf nahi Memahami hadis tentang amar


mungkar ma’ruf nahi mungkar

Mendalami mendalami hadis tentang


amar ma’ruf
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian
berilah tanggapanmu!

Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com. 6.2


Berbuat baik menajak berbuat baik kepada manusia adalah
bagian dari amar ma’ruf
D. Mari Belajar Hadis

Amar ma’ruf nahi mungkar adalah


mengajak kepada kebaikan dan melarang
kemungkaran. Islam adalah sebuah ajaran yang
harus dipahami dan dipraktekkan oleh umat dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia adalah tempatnya
kesalahan dan lupa, oleh karena itu manusia
dalam menjalankan ajaran Islam perlu adanya
kontrol yang mengingatkan, mengarahkan,
menegur, dan menunjukkan. Untuk inilah fungsi
amar ma’ruf nahi mungkar, oleh karena itu amar
ma’ruf nahi mungkar diwajibkan oleh Islam bagi
siapa saja yang memeluk agama Islam. Sesuai
dengan hadis di bawah ini:
1. Memahami Hadis Pertama
‫س ْفيَانَ ح و َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ْال ُمثَنَّى‬ ُ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا َو ِكي ٌع َع ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ْب ُن أ َ ِبي‬
‫ق ب ِْن‬ ِ ‫ار‬ِ ‫ط‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ش ْع َبةُ ِك ََل ُه َما َع ْن قَي ِْس ب ِْن ُم ْس ِل ٍم‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن َج ْعفَ ٍر َحدَّثَنَا‬
َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫س ِعي ٍد‬ َ ‫ِيث أَبِي َب ْك ٍر قَا َل أَبُو‬ ُ ‫ب َو َهذَا َحد‬ ٍ ‫ِش َها‬
َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُغَيِ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َ ِط ْع فَبِ ِل‬
‫سانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم‬ َ ‫َو‬
.‫ رواه مسلم‬.‫ان‬ ِ ‫اْلي َم‬ِْ ‫ف‬ ُ َ‫ضع‬ ْ َ ‫يَ ْست َ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَ ِل َك أ‬
2. Memahami Hadis Pertama
‫ع ْن إِ ْس َم ِعي َل ب ِْن أ َ ِبي‬ َ ُ ‫َّللاِ ب ُْن نُ َمي ٍْر َوأَبُو أ‬
َ َ‫سا َمة‬ َّ ُ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا َع ْبد‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أَبِي‬
‫سلَّ َم يَقُو ُل إِ َّن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعنَا َر‬ َ ‫از ٍم قَا َل َوإِنَّا‬ ِ ‫خَا ِل ٍد َع ْن قَي ِْس ب ِْن أَبِي َح‬
‫ رواه ابن ماجة‬.‫َّللاُ ِب ِعقَا ِب ِه‬ َّ ‫اس ِإذَا َرأ َ ْوا ْال ُم ْن َك َر ََل يُغ َِي ُرونَهُ أ َ ْوش ََك أ َ ْن يَعُ َّم ُه ْم‬
َ َّ‫الن‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Tidak merubahnya ُ‫ََل يُغ َِي ُرونَه‬ Kemungkaran ‫ُم ْن َك ًرا‬
Melihat ‫َرأ َ ْوا‬ Kekuasaannya ‫بِيَ ِد ِه‬
Menyeluruh ‫ِب ِعقَا ِب ِه‬ Selemah-lemahnya ‫ف‬
ُ ‫ض َع‬ ْ َ‫أ‬

4. Terjemah Matan Hadis


1. Dari Abu Sa’id berkata, aku telah mendengar Rasulullah bersabda: "barang siapa
yang melihat kemungkaran diantara kamu maka rubahlah dengan kekuasaannya, jika
tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan ini
adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)
2. Dari Qais bin Abi Hazm berkata, kami mendengar Rasulullah bersabda: “jika kamu sekalian
melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, maka Allah ingin segera memberinya bencana
secara menyeluruh”. (HR. Ibnu Majah).

D. Mari Memahami Hadis Tentang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

1. Mendalami Isi kandungan hadis pertama


Dalam hadis pertama dijelaskan bahwa setiap setiap orang yang melihat kemungkaran
wajib baginya untuk berdakwah merubah kemungkaran tersebut dengan cara apa pun yang dia
mampui, jika mampu merubah kemungkaran dengan tangan (kekuasaan) maka ia harus
menggunakan kekuasaannya, dan jika ia hanya mampu dengan lisannya dengan mengkritik,
menasehati, mengarahkan, membimbing, menulis dimedia-media, dan lain-lain maka ia wajib
merubah kemungkaran dengan cara lisan, jika tidak mampu menggunakan kekuasaan dan
lisannya, maka ia tetap berkewajiban merubah kemungkaran dengan hati yakni dengan do’a
dan perasaan tidak suka dalam hati, atau lebih luasnya menyindirnya dengan perbuatan dan
orang yang hanya mampu berdakwah dengan hati ini adalah orang yang paling lemah imanya.
Amar berarti memerintahkan, ma’ruf berarti kebaikan, jadi amar ma’ruf berarti
memerintahkah hal yang baik agar dilakukan oleh orang lain. Sedangkan nahi artinya
melarang, mungkar artinya perbuatan yang merusakkan, jadi nahi mungkar berarti melarang
agar orang lain tidak melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan. Adapun methode
Amar ma’ruf nahi mungkar adalah sebagai berikut:
a. Orang yang melakukan harus berdasarkan ilmu pengetahuan, sebagaimana Ibnu
Taimiyah mengatakan “tidak mungkin suatu perbuatan menjadi amal shalih jika orang
yang melakukannya tidak berilmu dan tidak faham atas apa yang dilakukan”. Umar bin
Abdul Aziz mengatakan : “orang yang melakukan amalan ibadah tanpa ilmu, maka yang
dirusak lebih banyak dari pada yang diperbaikinya”.
b. Orang yagn melakukan harus lemah lembut dan santun sehingga tidak mudah
menyinggung orang lain yang menjadi target amar ma’ruf nahi mungkar. Imam Ahmad
mengatakan bahwa “manusia butuh sikap santun dan lemah lembut dalam amar ma’ruf
nahi mungkar”.
Tujuan dakwah tidak akan tercapai hanya dengan anjuran melakukan perbuatan baik saja
tanpa dibarengi dengan sifat-sifat keutamaan dan menghilangkan sifat-sifat buruk dan jahat.
Agar tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik, maka umat Islam harus mengetahui
persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya. Kemenangan tidak akan tercapai
tanpa kekuatan, kekuatan tidak akan terwujud melainkan dengan persatuan. Persatuan dan
kesatuan tidak dapat diraih kecuali diimbangi dengan sifat-sifat yang utama. Sifat yang
utama ini pun tidak akan terpelihara tanpa terjaganya agama.Akhirnya, agama tidak mungkin
terpelihara tanpa adanya dakwah. Dari sinilah dapat dimengerti apabila Allah mewajibkan
kepada ummat Islam untuk melakukan dan menggiatkan dakwah agar agama yang mereka
anut dapat berkembang dengan baik dan sempurna, sehingga misi agama “memberikan
rahmat bagi seluruh alam” dapat tercapai. Tanpa adanya dakwah, agama tidak mungkin dapat
berkembang.

2. Mendalami Isi kandungan hadis Kedua


Sedangkan pada hadis dua dijelaskan bahwa orang yang tidak melaksanakan amar
ma’ruf nahi mungkar maka diancam dengan adzab didunia berupa bencana. Artinya amar
ma’ruf nahi mungkar ini benar-benar diwajibkan dan hukumnya adalah fardlu kifayah, dimana
ketika sudah ada satu yang mengingatkan gugurlah tanggungan yang lain untuk mengingatkan
orang yang berbuat kemungkaran. Jika satu pun tidak ada yang mencegah kemungkaran dan
kemungkaran, kekejian berkembang pesat dimana-mana maka apabila keburukan sampai ke
batas ini, maka mereka semua berhak mendapat balasan dan siksa dari Allah, dan Allah telah
menurunkan bencana dan kerusakan kepada orang-orang yang melakukan kemungkaran dan
yang mendiamkannya.
Hadis tersebut di atas ditujukan kepada umat Islam agar memperhatikan kepentingan
dakwah yaitu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar di masyarakat secara
berkesinambungan. Amar ma’ruf mempunyai arti mengajak untuk saling menyuruh orang lain
mengerjakan kebajikan, baik perintah wajib maupun sunat yang akan membawa mereka
kepada kebahagiaan dunia akhirat. Nahi munkar mempunyai arti mencegah perbuatan yang
dilarang oleh Allah, baik perbuatan yang diharamkan maupun makruh, yang dapat
menjerumuskan manusia ke jurang neraka.

E. Perilaku Orang yang Menamalkan Amar Ma’ruf Nahi


mungkar
Orang yang mengamalkan hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar akan nampak dalam
kehidupannya sehari-hari diantaranya:
1. selalu konsisten dalam menjalankan ajaran agamanya,
2. selalu peka dengan perkembangan psikologis sosialnya,
3. teku, ulet, berani, santun dan sabar dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi
disekitarnya.
4. Berusaha untuk memiliki ilmu tentang pemahaman agama dan sosialnya.
5. Selalu perhatian dengan sebab akibat perbuatan yang dilakukan oleh orang lain.

F. Mari Mendiskusikan

Catatlah perbuatanmu dalam satu minggu ini yang termasuk amar ma’ruf nahi mungkar.
Kemudian diskusikan bersama kelompok.

RANGKUMAN
1. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah perbuatan syar’i yang diwajibkan bagi orang muslim
secara fardlu kifayah.
2. Kuwajiban amar ma’ruf nahi mungkar adalah melakukan sekuat tenaga yang
memungkinkan untuk merubah kemungkaran menjadi ma’ruf.
3. Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah termasuk golongan Nabi
yang bisa masuk surga, dan sebaliknya orang yang tidak melakukan amar ma’ruf nahi
mungkar adalah bukan golongan Nabi sehingga tidak akan bisa masuk surga.
4. Sekelompok masyarakat yang tidak ada seorang pun melakukan amar ma’ruf nahi
mungkar diancam oleh Allah akan didatangkan bencana.
5. Kuwajiban amar ma’ruf berlaku secara terus menerus dimanapun dan kapan pun hingga
kiamat tiba.
6. Hikmah amar ma’ruf nahi mungkar adalah bisa melebur dosa akibat merusakkan istri,
harta, anak, dan tetangga.

KISAH TELADAN
Biografi Perawi Sahabat Singkat

Usamah bin Zaid bin Haritsah seorang budak yang dimerdekakan Rasulullah
saw, kasih sayang dan putra kasih sayang Rasulillah. Ibunya bernama Barakah al-
Habsyiyah Ummu Aymân pemerdekaan dan pengasuhan Rasulillah saw. Nabi pernah
perintah kepada Usamah untuk memipin suatu peperangan menuju ke Syria di dalamnya
ada Umar bin al-Khathab. Pada saat Nabi sakit kritis berwasiat pada pasukan Usamah
dan terus berjalan sampai wafat beliau. Usamah meninggal dunia di Madinah pada tahun
54 H dan meninggalkan periwayatan Hadis sebanyak 128 Hadis di berbagai kitab ioduk
Hadis.

AYO BERLATIH

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI!


1. Jelaskan bahaya apa yang diakibatkan ketika tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar?
2. Jelaskan methode amar ma’ruf nahi mungakar!
3. Jelaskan bagaimana cara-cara berdakwah dengan menggunakan hati!
4. Sebutkan cara-cara berdakwah dengan menggunakan kekuasaan!
5. Sebutkan orang-orang yang tidak termasuk golongan Nabi!

PERLU DIINGAT
Kemungkaran telah merajalela, Dimana-mana ada kemungkaran, Ironisnya kita
selama ini diam, Kita selama ini tidak mau tau, Jika ada orang berbuat kemungkaran, Dan
semua orang tahu, Semua orang membiarkan, Termasuk diri kita juga sama, Maka semua
orang berdosa, Termasuk diri kita.

BAB 7
Tanggung Jawab Terhadap Diri, Keluarga, dan
Masyarakat
A. Mari Renungkan

 
 
 
 
 
  
   
 
  

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar,Inti
Kompetensi keras,
(KI) dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka
1. Menghayati dan selalu mengerjakan
dan mengamalkan ajaran agamaapayangyang diperintahkan”
dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetensi Dasar (KD)


1.7. Berkomitmen menjalankan perintah Allah.
1.5. Memperbaiki keadaan keluarga dan menyelamatkannya dari sisksa api neraka.
3.7. Memahami konsep dan fakta tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat
sebagaimana yang terkandung dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah ( ‫حق المسلم على‬
....‫ )المسلم خمس‬dan riwayat Abu Dawud dari Sabrah (.... ‫)مروا الصبي بالصَلة‬.
4.1. Menghafalkan hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
4.2. Mendemonstrasikan sikap tanggungjawab kepada diri, keluarga dan masyarakat.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga
dan masyarakat.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan
masyarakat.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang tanggungjawab
terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
5. Menghafalkan hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Berkomitmen menjalankan perintah Allah.
2. Memperbaiki keadaan keluarga dan menyelamatkannya dari sisksa api neraka.
3. Memahami konsep dan fakta tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat
sebagaimana yang terkandung dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah ( ‫حق المسلم‬
....‫ )على المسلم خمس‬dan riwayat Abu Dawud dari Sabrah (.... ‫)مروا الصبي بالصَلة‬.
4. Menghafalkan hadis tentang tanggungjawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
5. Mendemonstrasikan sikap tanggungjawab kepada diri, keluarga dan masyarakat.

PETA KONSEP Mari Belajar hadis Tanggung Jawab


Terhadap diri, Keluarga, dan
Masyarakat.

TANGGUNG JAWAB TERHADAP


Mari Memahami kandungan Hadis
DIRI, KELUARGA, DAN
Pertama
MASYARAKT

Mari mendalami kandungan Hadis


Kedua
B. MARI MENGAMATI Amati gambar ini, kemudian
berilah tanggapanmu!

Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com. 7. 2
Keluarga adalah bagian terpenting dalam kehidupan mari kita
jaga dengan baik
E. Mari Belajar Hadis

Kemakmuran dan ketentraman sebuah


kaum tergantung dengan keluarga, kebaikan
keluarga tergantung pada tanggungjawab
pimpinan keluarga. Islam adalah agama
damai yang menginginkan kedamaian setiap
indifidu, keluarga, dan masyarakat. Oleh
karena itu Nabi memberikan ajaran-ajaran
tentang tata pergaulan, etika,
tanggungjawab, dan dakwah terhadap
pribadi, keluarga, dan terhadap masyarakat.
Agar semua menjadi tatanan kehidupan
yang adil, tentram, damai, dan makmur.
1. Belajar Hadis Pertama
‫ع ْن َع ْب ِد ْال َم ِل ِك ب ِْن‬َ ‫س ْع ٍد‬ َ ‫الطبَّاعِ َحدَّثَنَا ِإب َْرا ِهي ُم ب ُْن‬َّ َ‫سى يَ ْعنِي ابْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن ِعي‬
‫ي‬ َّ ‫سلَّ َم ُم ُروا ال‬
َّ ‫ص ِب‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫سب َْرة َ َع ْن أَبِي ِه َع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل النَّ ِب‬َ ‫الر ِبيعِ ب ِْن‬
َّ
‫ رواه أبو داود‬.‫س ْب َع ِسنِينَ َو ِإذَا َبلَ َغ َع ْش َر ِسنِينَ فَاض ِْربُوهُ َعلَ ْي َها‬ َ ‫ص ََلةِ ِإذَا َبلَ َغ‬
َّ ‫ِبال‬
2. Belajar Hadis Kedua
ٍ ‫سلَ َمةَ َع ْن ْاْل َ ْوزَ ا ِعي ِ قَا َل أ َ ْخبَ َرنِي ا ْب ُن ِش َها‬
‫ب قَا َل‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدٌ َحدَّثَنَا َع ْم ُرو ب ُْن أَبِي‬
َّ ‫سو َل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫َّللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ب أ َ َّن أَبَا ُه َري َْرة َ َر‬ َ ‫س ِعيد ُ ب ُْن ْال ُم‬
ِ َّ‫سي‬ َ ‫أ َ ْخبَ َرنِي‬
ُ ‫س ََل ِم َو ِعيَادَة‬
َّ ‫س َردُّ ال‬ ٌ ‫علَى ْال ُم ْس ِل ِم خ َْم‬ َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َح ُّق ْال ُم ْس ِل ِم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫ رواه البخاري‬.‫اط ِس‬ ْ ُ ْ
ِ ‫يض َواتِ َباعُ ال َجنَائِ ِز َو ِإ َجا َبة الدَّع َْوةِ َوت َ ْش ِميتُ ال َع‬ ِ ‫ْال َم ِر‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Menengok orang sakit
ِ ‫َو ِعيَادَة ُ ْال َم ِر‬
‫يض‬ Perintahkan ‫ُم ُروا‬
Mengantar jenazah ‫ع الجنائر‬ ُ ‫ِات َبا‬ dan pukullah mereka ‫َواض ِْربُو ُهم‬
Mendoakan orang
ِ ‫َوت َ ْش ِميتُ ْال َع‬
‫اط ِس‬ menjawab salam ‫َردُّ السَلم‬
bersin

4. Terjemah Matan Hadis


a. Dari Sabrah ra Rasulullah bersabda: “Perintahkanlah anak kecil untuk shalat ketika
umur 7 tahun, dan pukullah mereka agar menjalankan shalat pada umur 10 tahun”
(HR. Abu Dawud)
b. Dari Abu Hurairah ra berkata: aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Hak orang
muslim terhadap muslim lainnya ada 5 yaitu menjawab salam, menengok orang sakit,
mengikuti jenazah, mendatangi undangan, dan mendo’akan orang yang bersin”. (HR.
Bukhari).

D. Mari Memahami
1. Memahami Isi kandungan Hadis Pertama

Ajaran Islam menjunjung tinggi


tanggungjawab seseorang, karena yang
berhadapan dengan tanggungjawab atau
kewajiban adalah hak. Islam tidak
mengabaikan masalah hak setiap orang
mulai dari yang terkecil seperti kehidupan
keluarga, sampai hak manusia terhadap
orang lain, serta hak manusia terhadap
Allah.
Hadis di atas menenerangkan bahwa awalan pendidikan anak mulai umur 7 tahun
diperintahkan untuk melaksanakan shalat. Hadis ini menegaskan bahwa Islam menyatakan
bahwa setiap orangtua haruslah rabbayani shaghira; mendidik, mengurus, mengasuh,
menanamkan nilai-nilai rabbaniyah kepada anak dari sejak kecil. Semua orangtua dengan
demikian dituntut untuk menjadi guru bagi anak-anaknya. Mendidik anak ibadah, hanya
mendekati yang halal, menjauhi yang haram, beraqidah yang benar, dan berakhlaq mulia.
Pendidikan Shalat di dalam Islam hendaknya dimulai secara dini. Ketika umur 7 tahun,
ana harus diperintah melaksanakan shalat dan tidak hanya sekedar dihimbau. Dan ketika anak
mencapai usia baligh yakni diperkirakan umur 10 tahun maka orang tua haru bersikap tegas
dalam memerintahkan anak untuk shalat di mana syari’at membolehkan orang tua memukul
mereka dengan pukulan yang mendidik dan tidak melukai fisik maupun psikis anak.

2. Memahami Isi kandungan Hadis Dua


Pada hadis ke dua dijelaskan bahwa hak orang
muslim terhadap muslim lainnya ada lima, hal ini
menunjukkan bahwa kuwajiban dan tanggungjawab
seorang muslim terhadap muslim lainnya pun juga ada
lima yaitu:
1. Menjawab salam jika ada orang muslim yang mengucapkan salam kepadanya, biarpun
mengucapkan salam adalah sunnah namun menjawabnya hukumnya fardlu kifayah, jika
sudah ada yang menjawab maka gugur kewajiban yang lain.
2. Menenjenguk orang sakit, dalam arti mendatangi dan memberikan suport dan motifasi
agar tetap sabar dan segera sembuh.
3. Mengikuti jenazah, yakni mulai dari memandikan jenazah, mengkafani, menshalati, dan
mengkuburkan, serta mendo’akan jenazah.
4. Memenuhi undangan dan terutama adalah undangan pernikahan bahkan undangan
walimatu al-‘arusy menurut sebagian besar ulama’ hukumnya fardlu ‘ain yakni setiap
yang diundang memiliki kuwajiban sendiri-sendiri untuk mendatanginya, kecuali jika
dalam pernikahan itu yang diundang hanya orang-orang kaya saja sementara yang miskin
tidak diundang, maka tidak wajib mendatanginya. Adapun memenuhi undangan selain
walimatu al-‘arusy maka hukumnya adalah fardlu kifayah.
5. Mendo’akan orang yang bersin jika mengucapkan “al-hamdulillah” maka
mendo’akannya adalah dengan mengucapkan “yarhamuka Alllah”.
Kalau pada kalimat sebelumnya kepempinan secara internal terhadap peribadi pada
kalimat berikutnya kepemipinan secara eksternal terhadap orang lain secara umum. Dalam
Hadis disebutkan seorang imam adalah pimpinan dan dimintai pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya. Imam di sini bisa diartikan pimpinan dalam agama atau pimpinan dalam
masyarakat. Mulai dari kepala negara sampai kepada ketua Rt dan Rw, pimpinan ormas,
pimpinan partai, pimpinan suku dan lain-lain. Semua pimpinan tersebut akan dimintai
pertanggung jawaban di dunia dan di akhirat. Pertanggung jawabannya di dua tempat yakni di
dunia dan di akhirat. Oleh karena itu urusan kepemimpinan dalam Islam tidak boleh terlepas
dari dua hal tersebut.

F. Perilaku Orang yang mencerminkan mempunyai Tanggung Jawab


Terhadap diri, Keluarga, dan Masyarakat

Setelah membaca dan memahami hadis-hadis tentang tanggungjawab terhadap keluarga


dan masyarakat, seseorang akan lebih rajin menjaga diri untuk menjalankan perintah Allah
dan Rasul-Nya serta meninggalkan larangan-larangan keduanya, karena dengan seperti itu dia
menjadi suri tauladan bagi keluarga dan masyarakatnya. Selain itu ia akan lebih
memperhatikan prilaku istri, anak, dan masyarakat disekitarnya, sekiranya melakukan hal
yang dilarang oleh ajaran agama ia segera mengingatkannya, dan sekiranya meninggalkan
perintah-perintah agama ia segera mengajaknya. Ia akan lebih perhatian terhadap pendidikan
anaknya dan dapat memilihkan pendidikan yang dapat membentuk agar anaknya bisa
melakukan birru al-walidaini, karena pahalanya yang melebihi pahalanya orang yang jihad fi
sabilillah.
Selain itu ia akan lebih peka terhadap perkembangan sosialnya dan lebih rajin dalam
kegiatan-kegiatan sosial masyarakatnya, karena ia merasa harus menengok jika ada yang
sakit, menyaksikan jenazah jika ada yang meninggal, memenuhi undangan jika ada yang
mengundang, dan lain-lain.

E. Mari Mendiskusikan
Tulislah strategi anda dalam mendidik anak sendainya kamu sudah berkeluarga ditengah-
tengah masyarakat yang mana agama pada saat itu hanya menjadi simbul belaka, bukan
menjadi esensi tujuan hidup. Carilah bukti yang lain dari kejadian di masyakat kamu tinggal
kemudian diskusikan dengan kelompok.

RANGKUMAN
1. Setiap orang memiliki tanggungjawab, minimal adalah tanggung jawab terhadap
dirinya. Dan semua yang memiliki tanggungjawab akan dimintai
pertanggungjawabannya diakhirat kelak.
2. Kuwajiban dan tanggungjawab seseorang terhadap keluarganya adalah: memberi
makan, memberi pakaian, medidik dan mengenalkan nilai-nilai rabbaniyah, tidak
menyebarkan aib keluarganya kepada orang lain, tidak memukul wajah atau memberi
hukuman yang bisa mencederai dengan cedera permanen, dan tidak membiarkannya
terlantar.
3. Orang tua boleh memaksa anaknya dalam hal agar anaknya mau melakukan
kuwajiban-kuwajiban agamanya.
4. Hak orang muslim terhadap muslim lainnya adalah: menjawab salam, menjenguk
orang sakit, menyaksikan jenazah, mendatangi undangan, dan mendo’akan jika bersin.

Kisah Keteladanan
Riwayat Hidup Rabi’ah Al-Adawiyah

“Ketika Rabi’ah baru lahir Istri Ismail meminta kepadanya untuk meminta kepada
tetangga setes minyak atau sepotong kain untuk selimut anak meraka yang baru lahir,akan tetapi
tak seorang tetanggapun yang mau memberikan pertoongan kepada mereka, Ismail pun
menghibur istrinya “Istriku, tetangga kita sedang tidur nyenyak, bersyukurlah kepada ALLAH
karena selama hayat kita belum pernah meminta-minta. Lebih baik selimuti saja anak kita
dengan sepotong kain yang masih basah itu, percaya dan tawakallah kepada ALLAH,
tentu Dia akan memberikan jalan keluar yang terbaik buat kita,Dan hanya Dialah yang
memelihara dan memberikan kecukupan pada kita, percayalah wahai istriku tercinta.”
Rabi’ah tumbuh menjadi sosok pribadi muslimah yang Saleh dan sangat zuhud dia pernah
menjadi budak dan mengerjakan berbagai pekerjaan berat, akantetapi itu sama sekali tidak
mempengaruhi kadar keimannya hingga suatu malam terjadilah peristiwa yang sangat ajaib,
ketika itu Rabi’ah sedang bersujud dan memanjatkan Doa, ketika dia sedang memanjatkan Do’a
tuannya mendengarkan DO’a tersebut hatinya menjadi tersentuh dan ke’esokan harinya dia
memanggil Rabi’ah dan membebaskannya. Setelah bebas Rabi’ah mencari nafkah dengan
bernyanyi dan bermain seruling, akan tetapi di Basrah saat itu sedang hangat-hangatnya
pembahasan masalah mengenai boleh tidaknya bagi wanita untuk bernyanyi dan bermain musik,
ada ulama yang memperbolehkan dan ada yang tidak, hal ini membuat nya ragu, di tengah
keraguan inilah ALAH memberikan petunjuk kepadanya bahwa kebiasaan bernyanyi dan
bermain seruling bisa membawa manfaat, Rabi’ah pun memutuskan untuk bermain seruling dan
bernyanyi di majelis- majelis dakwah, dan dari Majelis dakwah dan Dzikir itulah Rabi’ah banyak
belajar dari guru dan ulama.
Berbagai sumber mengatakan bahwa Rabi’ah al adawiyah wafat pada tahun 185 H
(801M). sedangkan makamnya tidak diketahui secara pasti, Ada yang menyebutkan ia
dikuburkan Di Al-Quds di sebuah bukit, tetapi sumber yang lebih kuat menyebutka bahwa
Rabi’ah wafat di Basrah, daerah Syam.
Sebelum wafat dia sempat berpesan kepada pengikutnya sekaligus sahabatnya Abdah binti
Abu Shawwal, agar kematiannya janganlah sampai menyusahkan orang lain, dan agar
membungkus mayatnya dengan jubahnya.
Tim penulis IAIN Syarif Hidayatullah, ”RABI’AH
AL ADAWIYAH” Ensiklopedia Islam Indonesia.

AYO BERLATIH
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Diantara kuwajiban terhadap masyarakat adalah mengurus jenazah, jelaskan cara shalat
jenazah!
2. Kenapa orang yang sudah membaca hadis tentang kuwajiban seseorang terhadap keluarga
dan masyarakat menjadi giat dan peka terhadap permasalahan sosial? Jelaskan alasannya!....
3. Bagaimana cara menjenguk orang sakit yang dianjurkan oleh agama? jelaskan!....
4. Perhatikan hadis berikut!...
‫س ْب َع ِسنِينَ َو ِإذَا َبلَ َغ َع ْش َر ِسنِينَ َفاض ِْربُوهُ َعلَ ْي َها‬
َ ‫ص ََلةِ ِإذَا َبلَ َغ‬
َّ ‫ي ِبال‬
َّ ‫ص ِب‬
َّ ‫ُم ُروا ال‬
Jelaskan makna yang dimaksud oleh kata-kata yang bergaris bawah!...
5. Sebutkan manfaat ketika sudah memenuhi tanggungjawab terhadap masyarakat!...

PERLU DIINGAT
Tanggungjawab siswa sekolah adalah:
 Masuk kelas dengan disiplin waktu adalah tanggungjawab.
 Belajar adalah tanggungjawab.
 Menyelesaikan tugas dari guru adalah tanggungjawab.
 Mengenakan seragam yang semestinya adalah tanggungjawab.
 Menjaga fasilitas sekolah adalah tanggungjawab.
 Menjaga kebersihan kelas adalah tanggungjawab.
Sudahkah anda bertanggungjawab?
SEMESTER GENAP

77
Bab 8
Dengan Kedamian Bisa Menyelesaikan
Perselisihan

Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com. 8.1.

Dalam bab ini disajikan hadis-hadis tentang cara dan saran Nabi Muhammad dalam
menyelesaikan masalah dilingkungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat secara luas.
Penyajiannya hadis tentang penyelesaian permasalahan dikumpulkan dalam satu tempat,
kemudian diikuti terjemahannya sesuai dengan nomor hadis, dan dibawahkan terdapat kajian
tentang kandungan makna hadis yang disajikan yang dilanjutkan dengan kesimpulan agar bisa
menjadi akar pijakan dalam memahami hadis. Diakhir bab ini disajikan soal-soal uji
kompetensi siswa.

78
A. Mari Renungkan

 
 
  
  
 
  
  
 
 
  
  
  
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang
Kompetensi Inti (KI) biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allahdan
1. Menghayati yang dengan (mempergunakan)
mengamalkan ajaran agama yang nama-Nya kamu saling meminta satu sama
dianutnya.
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah ramah
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, selalu lingkungan,
menjaga dangotong
mengawasi kamu”.cinta
royong, kerjasama, (QS.damai,
An Nisaa' ayatdan
responsif 1). pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.1 Menerima kaidah memimpin berdasarkan nilai-nilai keadilan.
2.1 Memperbaiki keluarga dan menyelamatkannya dari azab neraka sebagaimana ditunjukkan
hadis-hadis.
3.1 Mengetahui prosedur yang benar dalam menyelesaikan perselisihan sesuai makna yang
terkandung dalam hadis riwayat Bukhari dari Abdullah ibnu Umar ( ‫كلكم راع و كلكم مسؤول عن‬
...‫ )رعيته‬dan hadis riwayat Muslim dari Auf bin Malik (.... ‫ )خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬dan riwayat
Muslim dari Ma’qil (....‫)ما من عبد يسترعيه‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang kepemimpinan, adil dan jujur, sederhana dan menyantuni, etos
kerja, toleransi dan etika pergaulan, demokrasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, menjaga
kelestarian, ujian dan cobaan.
4.2. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

79
Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang menyelesaikan perselisihan.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang menyelesaikan perselisihan.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang menyelesaikan perselisihan.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang menyelesaikan
perselisihan.
5. Menghafalkan hadis tentang menyelesaikan perselisihan.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menerima kaidah memimpin berdasarkan nilai-nilai keadilan.
2. Memperbaiki keluarga dan menyelamatkannya dari azab neraka sebagaimana ditunjukkan
hadis-hadis.
3. Mengetahui prosedur yang benar dalam menyelesaikan perselisihan sesuai makna yang
terkandung dalam hadis riwayat Bukhari dari Abdullah ibnu Umar ( ‫كلكم راع و كلكم مسؤول عن‬
...‫ )رعيته‬dan hadis riwayat Muslim dari Auf bin Malik (.... ‫ )خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬dan riwayat
Muslim dari Ma’qil (....‫)ما من عبد يسترعيه‬.
4. Menghafalkan hadis tentang kepemimpinan, adil dan jujur, sederhana dan menyantuni, etos
kerja, toleransi dan etika pergaulan, demokrasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, menjaga
kelestarian, ujian dan cobaan.
5. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

PETA KONSEP
Belajar membaca hadis tentang
perselisian

Menyelesaikan Mari Memahami Isi


Perselisihan kandungan hadis Pertama

Mari Memahami Isi


kandungan hadis Kedua

80
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 8.2.


Perselisian menjadikan orang tidak tentram untuk itu mari kita jaga
kedamaiaan antar sesama

81
F. Mari Belajar Hadis

Manusia dalam menata kehidupannya pasti


membutuhkan pertolongan orang lain, butuh
berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan
manusia lainnya. Namun, terkadang diantara satu
dengan lainnya timbul konflik, persengketaan, atau
perselisihan. Bahkan sering kali perselisihan
berujung pada perpecahan, pertengkaran, bahkan
peperangan.
Islam sebagai agama yang kaaffah, yaitu agama
yang mengatur tata kehidupan manusia, tidak hanya dalam rangka membangun hubungan yang
harmonis antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai khaliq. Namun, Islam juga
mengatur bagaimana menata kehidupan ini menjadi satu tatanan masyarakat yang berkahlakul
karimah, yaitu suatu masyarakat yang dibangun diatas pondasi perdamaian, saling pengertian, dan
saling menghargai.

1. Membaca Hadis Pertama

َّ ‫ير ب ُْن َع ْب ِد‬


‫َّللاِ ْب ِن‬ ُ ‫ي َحدَّثَنَا َك ِث‬ ُّ ‫ام ٍر ْال َعقَ ِد‬
ِ ‫س ُن ب ُْن َع ِلي ٍ ْالخ َََّل ُل َحدَّثَنَا أَبُو َع‬ َ ‫َحدَّثَنَا ْال َح‬
‫سلَّ َم قَا َل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ع ْن َج ِد ِه أ َ َّن َر‬
َ ‫ي َع ْن أَبِي ِه‬ ُّ ِ‫َع ْم ِرو ب ِْن َع ْوفٍ ْال ُمزَ ن‬
‫ص ْل ًحا َح َّر َم َح ََل ًَل أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًما َو ْال ُم ْس ِل ُمونَ َعلَى‬ ُ ‫ص ْل ُح َجائِ ٌز بَيْنَ ْال ُم ْس ِل ِمينَ إِ ََّل‬ ُّ ‫ال‬
‫ رواه الترمذي‬.‫طا َح َّر َم َح ََل ًَل أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًم‬ ً ‫وط ِه ْم ِإ ََّل ش َْر‬
ِ ‫ش ُر‬ ُ
2. Membaca Hadis Kedua

َ ‫ق أ َ ْخ َب َرنَا َم ْع َم ٌر َع ْن َه َّم ٍام َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة‬ َّ ُ‫ور أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبد‬


ِ ‫الر َّزا‬ ٍ ‫ص‬ ُ ‫اق ب ُْن َم ْن‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ِإ ْس َح‬
‫س ََل َمى ِم ْن النَّاس َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫سلَّ َم ُك ُّل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َّللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َر‬ َّ ‫ي‬َ ‫ض‬ ِ ‫َر‬
‫ رواه البخاري‬.ٌ‫صدَقَة‬ َ ‫اس‬ ِ َّ‫س يَ ْع ِد ُل بَيْنَ الن‬
ُ ‫ش ْم‬ ْ َ ‫صدَقَةٌ ُك َّل يَ ْو ٍم ت‬
َّ ‫طلُ ُع فِي ِه ال‬ َ
3. Membaca Hadis Ketiga

‫ع ْن‬َ ‫س ِعي ٍد‬ َ ‫سلَ ْي َمانَ َع ْن يَ ْحيَى ب ِْن‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل ب ُْن أَبِي أ ُ َوي ٍْس قَا َل َحدَّثَنِي أ َ ِخي َع ْن‬
‫سو ُل‬ َ ‫َّللاُ َع ْن َها تَقُو ُل‬
ُ ‫س ِم َع َر‬ َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬ َ ِ‫س ِم ْعتُ َعائ‬
َ ‫ت‬ ْ َ‫الر ْح َم ِن أ َ َّن أ ُ َّمهُ قَال‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ُم َح َّم ِد ب ِْن‬
‫ص َوات ُ ُه َما َو ِإذَا أ َ َحدُ ُه َما‬
ْ َ ‫ب َعا ِل َي ٍة أ‬ ِ ‫وم ِب ْال َبا‬ ُ ‫ت ُخ‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫ص ْو‬ َ ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاِ ََل أ َ ْفعَ ُل فَخ ََر َج َعلَ ْي ِه َما َر‬
َّ ‫َيءٍ َو ُه َو يَقُو ُل َو‬ ْ ‫ض ُع ْالخ ََر َويَ ْست َ ْرفِقُهُ فِي ش‬ ِ ‫يَ ْست َ ْو‬
‫سو َل‬ ُ ‫وف فَقَا َل أَنَا يَا َر‬ َ ‫َّللاِ ََل يَ ْفعَ ُل ْال َم ْع ُر‬ َّ ‫سلَّ َم فَقَا َل أَيْنَ ْال ُمتَأ َ ِلي َعلَى‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫ رواه البخاري‬. َّ‫ي ذَ ِل َك أ َ َحب‬ ُّ َ ‫َّللاِ َولَهُ أ‬ َّ
82
4. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Shadaqah ٌ‫صدَقَة‬
َ Perjanjian ‫ص ْل ُح‬
ُّ ‫ال‬
Sewenang-wenang
ُ ‫ْال َجب‬
َ‫َّارون‬ Atau menghalalkan yang ‫أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًم‬
haram
Orang-orang yang َ‫ْال ُمت َ َكبِ ُرون‬ Shadaqah setiap hari ‫صدَقَةٌ ُك َّل‬ َ
sombong
‫يَ ْو ٍم‬

5. Terjemah Hadis
1. Dari Auf al-Mazany, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perjanjian damai dibolehkan
dikalangan kaum muslimin, kecuali perjanjian damai tentang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram. Orang-orang Islam (yang mengadakan perjanjian damai itu)
bergantung pada syarat-syarat mereka (yang telah disepakati), selain syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. (HR. Tirmidzi)
2. Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap persendian manusia wajib
shadaqah setiap hari, selama matahari masih terbit, berbuat adil (dalam menyelesaikan
perselisiha) diantara orang yang berselisih adalah termasuk shadaqah”. (HR. Bukhari)
3. Dari A’isyah ra berkata: “(Suatu saat) Rasulullah SAW. mendengar suara pertengkaran yang
sangat keras di depan pintu. Salah seorang di antara keduanya minta keringanan dan
minta dikasihani dalam masalah utang kepada yang lain. Tetapi, yang lain menjawab,
“Demi Allah, saya tidak akan memenuhi permintaanmu.” Kemudian Rasulullah keluar dan
mendekati kedua orang itu serta bertanya, ”Siapa yang bersumpah dengan menyebut
nama Allah untuk tidak akan berbuat baik?” Jawabnya, "Saya, wahai Rasulullah." Maka
Rasulullah menganjurkan kepadanya agar melakukan salah satu dari yang paling dia sukai. (Yakni
kalaulah dia tidak mau membebaskan sebagian hutang temannya tersebut maka hendaklah dia
bersikap lembut dan jangan berkata yang kasar) ” (HR. Bukhari).

D. Mari Memahami Hadis


83
1. Memahami isi Kandungan hadis Pertama
Dalam aspek kebahasaan, islâm sebenarnya mempunyai akar bahasa yang menyimpan
makna perdamaian, keselamatan, kemaslahatan dan keadilan. Maka perdamaian merupakan
salah satu ciri utama agama. Islam yang artinya mengandung makna salâm
(kedamaian/keselamatan) sehingga Islam menganjurkan untuk menjaga keharmonisan hubungan
dengan sesama atau antar-manusia. Islam tidak hanya mementingkan hal-hal yang berkaitan
dengan masalah keagamaan semata, melainkan juga permasalahan sosial dengan membuka diri
mengedepankan persahabatan sesama umat manusia.
Perdamaian adalah kesepakatan bersama antar-individu masyarakat dan bangsa untuk
melaksanakan perintah Tuhan dan perwujudan dari perdamaian universal. Islam sangat
memperhatikan permasalahan umatnya, termasuk perselisihan yang terjadi antar sesama muslim
maupun dengan nonmuslim.
Dalam hukum Islam secara terminologis perdamaian disebut dengan ishlah yang menurut
bahasa berarti mendamaikan. Sedangkan menurut istilah adalah suatu akad dengan maksud
untuk mengakhiri suatu persengketaan antara dua pikhak yang bersengketa. Islah diperbolehkan
dalam Islam namun dengan syarat tidak perjanjian damai dalam hal menghalalkan yang haram
atau mengharamkan yang halal.
Ishlah adalah upaya yang digunakan untuk menghentikan suatu perselisihan atau
persengketaan. Pertentangan dan persengketaan apabila dibiarkan berkepanjangan akan
mendatangkan kehancuran. Islam agama damai oleh karena itu Islam menunjukkan cara
menyelesaikan persengketaan dan permusuhan yaitu dengan suatu perjanjian yang disepakati
oleh kedua belah pihak.

2. Kandungan Hadis Kedua


Pada hadis kedua dijelaskan bahwa setiap manusia yang digambarkan dengan kata setiap
sendi-sendi tulang memiliki kuwajiban untuk shadaqah. Dan shadaqah tidak hanya berupa harta
materi, namun shadaqah bisa bermacam-macam bentuknya, senyum, menolong orang, amar
ma’ruf nahi mungkar, membuang duri dari jalan, termasuk shadaqah, diantara macam-macam
cara shadaqah tersebut adalah seperti sabda Rasulullah SAW., “Mendamaikan antara dua
orang (yang berselisih) adalah shadaqah”, ini termasuk shadaqah yang mempunyai keutamaan
yang besar ditatanan sosial kemasyarakatan. Dengan perintah seperti ini, ketika setiap orang
memiliki tugas untuk mendamaikan diantara dua orang yang berselisih niscaya tidak ada
perselisihan didunia ini.

3. Kandungan Hadis Ketiga

84
Dalam hadis ketiga dijelaskan bahwa cara menyelesaikan persengketaan tidak harus
dengan kekerasan, namun sebagaimana yang dicontohkan nabi cara beliau menyelesaikan
masalah adalah dengan damai, yang tidak ada yang dirugikan diantara kedua belah pihak yang
bersengketa. Sebagaimana Rasulullah ketika mendengar orang menagih hutang dengan
perkataan kasar, lalu terjadi perselisihan antara yang menagih dan yang ditagih, Rasulullah
dalam mendamaikannya hanya mengatakan kepada yang menagih “mana yang kamu pilih?
Membebaskan hutang dan terus berkata kasar, atau tidak membebaskan hutang tapi harus
berkata lembut?”. Inilah maksu dari kata-kata Rasulullah ketika mendamaikan dengan bahasa
pertanyaan namun sangat tegas dan lugas, serta tidak menjadikan orang yang didamaikannya
tersinggung.
Diantara upaya melakukan islah terhadap perselisihan adalah :
1. Dalam upaya mendamaikan hendaknya mengetahui latar belakang timbulnya perselisihan
tersebut, sehingga solusi yang akan diajukan dapat diterima oleh kedua belah fihak. Disini
sangat dibutuhkan sikap adil (muqsit) yakni tidak memihak dan solusi yang ditawarkan dapat
melegakan keduanya.
2. Upaya pro aktif terhadap gejala sosial atau individu semata-mata untuk menjaga agar tidak
terjadi konflik yang lebih besar.
3. Mencegah sesuatu yang berpotensi untuk berkembangnya konflik
4. Upaya perbaikan dari perbuatan keji yang dilakukan oleh dua kelompok secara kooperatif.
5. Tidak merugikan salah satu dari kedua belah pihak yang berselisih.
6. Menggunakan tutur kata yang lembut dan tidak menyinggung perasaan orang yang berselisih.

F. Perilaku Orang yang Menyukai Menyelesaikan Perselisihan

Orang yang sudah mempelajari hadis tentang cara menyelesaikan perselisihan, maka dia
akan melakukan hal-hal berikut:
1. Menghormati kebebasan perpendapat dan berkehendak. Setiap orang mempunyai hak untuk
berpendapat dan menyatakan pendapatnya dalam batas-batas yang ditentukan hukum.
2. Tidak berlaku kasar terhadap orang lain, biarpun orang lain itu telah melakukan kesalahan
terhadapnya serta mudah memaafkan permasalahannya.
3. Peka terhadap keamanan dilingkungannya, dan tanpa ada yang minta sekalipun dia akan
berusaha untuk mengatasi hal-hal yang menyebabkan tidak amannya lingkungan.
4. Menjaga jiwa dan kehormatan setiap orang sehingga ringan untuk bergerak dalam
mengingatkan orang yang mengganggu jiwa seseorang apalagi melakukan kekerasan fisik
karena hal itu merupakan pelanggaran hak dan menghambat tujuan syariat yang lebih
mengutamakan kedamaian.

85
5. Beersikap toleran dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari
adanya perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara.
6. Suka mengupayakan program-program yang berdampak perdamaian diantara masyarakat
dilingkungannya

E. Mari Berdiskusikan

Catatlah pengalaman anda dalam mendamaikan teman anda yang berselisih, kemudian
koreksilah cara anda mendamaikan dengan hadis yang telah anda pelajari.

RANGKUMAN
1. Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap
harinya selagi matahari masih terbit. Mendamaikan kedua orang yang berselisih sama
dengan shadaqah.
2. Dengan disunnahkannya Ishlah (perjanjian damai) hadis ini telah memotifasi umat
Islam untuk melakukan inovasi dalam mencapai perdamaian antar indifidu, golongan,
sosial, masyarakat, atau pun antara negara.
3. Dalam mendamaikan harus berlaku adil, tidak merugikan salah satu pihak, bertutur
kata yang lembut, dan tidak menyinggung salah satu pihak yang berselisih.

Kisah Teladan
Sejarah Ringkas Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, filsuf Islam yang terkemuka. Ia terkenal sebagai ahli
filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat
bermutu tinggi.
Bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu
Hamid Al Ghazali . Lahir di lahir di Thus; 1058 / 450 H. Gelar beliau ialah al-Ghazali ath-Thusi.
Para ulama nasab berbeda pendapat mengenai gelar nama Imam Al Ghazali. Namun umumnya
mengatakan, bahwa gelaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, Khurasan, Persia (Iran),
tempat kelahiran beliau. Sedangkan gelar lainnya Asy-Syafi'I menunjukkan bahwa beliau
bermazhab Syafi'i.
Imam Al-Ghazali berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayah beliau adalah seorang
pengrajin kain shuf (yang dibuat dari kulit domba) dan menjualnya di kota Thusi. Ayahnya
mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Maka, sejak
kecil beliau memang telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci

86
kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat
beribadah, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari
sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.
Beliau belajar fiqih pada ulama Fiqih Syafi’i yang besar, Imamul Haraini Abul Nfa’ali Al
Juwaini (wafat 478 H.) di Nisabur. Persia. Imam al-Ghazali mengembara selama kurang lebih 10
tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah,
Madinah, Jerusalem, dan Mesir.
Imam Ghazali seorang ‘alim besar. Majelis pengajiannya diberi nama oleh orang dengan
julukan “Majelis 300 sarban besar”. Beliau selain ahli fiqih juga ahli tasauf yang tak ada
tandingannya ketika itu. Kitabnya dalam tasauf ialah Kitab Ihya Ulumuddin yang terkenal dan
sekarang dipakai oleh seluruh ulama dalam dunia Islam.
Sumber: Thabaqat Asy Syafi’iyah

AYO BERLATIH
Jawablah pertanyaan dengan singkat dan tepat!
1. Tulislah hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah menyelesaikan perselisihan dengan lemah
lembut, tidak memihak, tidak menyinggung perasaan! Dan terjemahkan kedalam bahasa
Indonesia!
2. Jelaskan tentang perdamaian damai yang diatur sesuai dalam hadis!...
3. َ ‫َّللاِ ََل َي ْف َع ُل ْال َم ْع ُر‬
‫وف‬ َّ ‫فَقَا َل أَيْنَ ْال ُمتَأ َ ِلي َعلَى‬
Terjemahkan potongan hadis tersebut dan Jelaskan kandungan maknanya!....
4. Persengketaan pada zaman sekarang seringnya diselesaikan melalui meja hijau (pengadilan),
proses pengadilan yang bagaimana yang melanggar hadis-hadis diatas? Dan proses pengadilan
yang bagaimana yang sesuai dengan hadis-hadis tentang penyelesaian perselisihan?....
5. Islam adalah agama yang mengajak pada perdamaian, apa buktinya? Dan jelaskan alasannya!

PERLU DIINGAT

Adil bukan berarti sama


Adil adalah keseimbangan
Damai bukan berarti tidak ada perbedaan
Damai adalah kebersamaan dalam perbedaan
Bagaimana ketika adikmu yang TK diberi uang sama dengan anda?
Adikmu yang TK diberi Rp 2000, anda diberi Rp 20.000. Seimbang.
Tidak ada rahmat dalam diskusi jika tidak ada perbedaan
Indonesia bisa rukun dalam perbedaan agama

87
BAB 9
Hidup Tenang dengan Adil dan Jujur

Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com. 9.1

Dalam bab ini disajikan hadis-hadis yang membuktikan dukungan Islam terhadap
perbuatan jujur dan adil, dan didalamnya terdapat ancaman dan janji terhadap orang yang
dzalim dan orang yang adil, demikian juga janji dan ancaman terhadap orang yang jujur dan
bohong.
Adapun sistimatikannya adalah dikumpulkan hadis-hadisnya agar lebih mudah dalam
membandingkan dan melengkapi keterangan tentang adil dan jujur, baru kemudian terjemah
matan hadisnya. Kandungan makna hadis digabung jadi satu untuk semua hadis tentang adil dan
jujur, sehingga dapat pengetahuan secara luas dan tidak keluar dari makna hadis. Pada akhir bab
ini disajikan kesimpulan dan soal-soal uji kompetensi siswa.

88
A. Mari Renungkan

 
 


  
  

  
  
  
  

 
  
 
 
  
Kompetensi Inti (KI)  
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
keadilan, menjadi
atas berbagai saksi Karena
permasalahan Allah
bangsa biarpun
dalam terhadapsecara
berinteraksi dirimu sendiri
efektif atau lingkungan
dengan ibu bapa dan kaum
sosial dan alam
kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia kemaslahatannya. Maka
3. janganlah
Memahami, kamu mengikuti dan
menerapkan hawamenganalisis
nafsu Karenapengetahuan
ingin menyimpang
faktual,dari kebenaran.
konseptual, dan jika kamu
prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah kebangsaan,
kenegaraan,
Maha dan peradaban
mengetahui segala apaterkait fenomena
yang kamu dan kejadian,
kerjakan.(QS. serta menerapkan pengetahuan prosedural
An-Nisa’:135).
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.2 Meyakini keutamaan jujur dan adil dalam beribadah dan berdakwah.
2.2 Menjaga diri untuk berlaku jujur dan adil.
3.2 Memahami konsep adil dan jujur sesuai dengan ajaran hadis riwayat Abu Dawud dari Buraidah
(.....‫ )القضاة ثَلثة واحد في الجنة‬dan hadis riwayat Tirmizi dari Hasan bin Ali ( ‫دع ما يريبك إلى ما َل‬
....‫ )يريبك‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang adil dan jujur.

89
4.2 Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang adil dan jujur.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang adil dan jujur.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang adil dan jujur.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang adil dan jujur.
5. Menghafalkan hadis tentang adil dan jujur.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Meyakini keutamaan jujur dan adil dalam beribadah dan berdakwah.
2. Menjaga diri untuk berlaku jujur dan adil.
3. Memahami konsep adil dan jujur sesuai dengan ajaran hadis riwayat Abu Dawud dari Buraidah
(.....‫ )القضاة ثَلثة واحد في الجنة‬dan hadis riwayat Tirmizi dari Hasan bin Ali ( ‫دع ما يريبك إلى ما َل‬
....‫ )يريبك‬.
4. Menghafalkan hadis tentang kepemimpinan, adil dan jujur.
5. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur sebagai implementasi dari
kandungan hadis.
Belajar membaca Hadis
PETA KONSEP Tentang Adil dan Jujur

Memahmi Tentang Adil dan Memahami Isi Kandungan


Jujur hadis Pertama

Memahami Isi
Kandungan hadis Kedua

90
C. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian
berikan tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar. 9.2


Keadilan dan kejujuran adalah bagian terpenting dalam sendi
kehidupan manusai mari kita jaga bersama

91
G. Mari Belajar Hadis

Adil bermakna menempatkan sesuatu pada


tempatnya, karena lawannya adil adalah dzalim
yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya,
dalam istilah keadilan adil bermakna
memutuskan salah kepada yang bersalah dan
memutuskan pihak yang benar kepada yang
memang benar tanpa melihat latar belakangnya.
Jujur bermakna lurus hati, tidak curang, dan tidak culas. Orang yang perkataannya sesuai
dengan hatinya maka ia dapat dikatan jujur. Orang yang memberikan penjelasan atau informasi
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dikatakan jujur, lawan jujur adalah bohong, siapapun tahu
bahwa perbuatan bohong adalah merugikan orang lain.
Perbuatan jujur dan adil adalah perbuatan baik yang dalam Islam sangat ditekankan kepada
umat Islam agar belaku adil dan jujur.
1. Belajar Membaca Hadis Pertama
‫ع ْن‬ َ َ ‫ف ب ُْن َخ ِليفَةَ َع ْن أ َ ِبي هَا ِش ٍم َع ْن اب ِْن بُ َر ْيدَة‬ ُ َ‫ي َحدَّثَنَا َخل‬ ُّ ِ‫س ْمت‬َّ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ب ُْن َحسَّانَ ال‬
‫ار فَأ َ َّما‬
ِ َّ‫َان فِي الن‬ ِ ‫احدٌ فِي ْال َجنَّ ِة َواثْن‬ َ ُ‫سلَّ َم قَا َل ْالق‬
ِ ‫ضاة ُ ث َ ََلثَةٌ َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫أ َ ِبي ِه َع ْن النَّ ِبي‬
‫ار ِفي ْال ُح ْك ِم فَ ُه َو ِفي‬ َ ‫ف ْال َح َّق فَ َج‬َ ‫ضى ِب ِه َو َر ُج ٌل َع َر‬ َ َ‫ف ْال َح َّق فَق‬ َ ‫الَّذِي ِفي ْال َجنَّ ِة فَ َر ُج ٌل َع َر‬
‫ رواه أبو داود‬.‫ار‬ ِ َّ‫اس َعلَى َج ْه ٍل فَ ُه َو ِفي الن‬ ِ َّ‫ضى ِللن‬َ َ‫ار َو َر ُج ٌل ق‬ ِ َّ‫الن‬
2. Belajar Membaca Hadis Kedua
‫ش ْعبَةُ َع ْن بُ َر ْي ِد ب ِْن أ َ ِبي َم ْريَ َم‬ُ ‫يس َحدَّثَنَا‬ َّ ُ‫ي َحدَّثَنَا َع ْبد‬
َ ‫َّللاِ ب ُْن ِإ ْد ِر‬ ُّ ‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫سى ْاْل َ ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ُمو‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ت ِم ْن َر‬ َ ‫ظ‬ ْ ‫س ِن ب ِْن َع ِلي ٍ َما َح ِف‬ َ ‫س ْعدِي ِ قَا َل قُ ْلتُ ِل ْل َح‬ َّ ‫اء ال‬ ِ ‫َع ْن أ َ ِبي ْال َح ْو َر‬
‫ع َما يَ ِريبُ َك ِإلَى َما ََل َي ِريبُ َك‬ ْ َ‫سلَّ َم د‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ظتُ ِم ْن َر‬ ْ ‫سلَّ َم قَا َل َح ِف‬َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
‫ رواه الترمذي‬.ٌ‫ِب ِري َبة‬ َ ‫ط َمأ ْ ِنينَةٌ َو ِإ َّن ْال َكذ‬ُ َ‫الص ْدق‬ ِ ‫فَإ ِ َّن‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Kiamat kelak ‫ْال ِق َيا َم ِة‬ Sarungku ‫َو َج َّل‬
Sewenang-wenang َ‫َّارون‬ُ ‫ْال َجب‬ Keagungan adalah َ ‫َو ْال َع‬
ُ‫ظ َمة‬
surbanku
‫ِإزَ ِاري‬
Orang-orang yang َ‫ْال ُمت َ َك ِب ُرون‬ Lemparkan ُ‫قَذَ ْفتُه‬
sombong

92
4. Terjemah Hadis
1. Dari Buraidah ra, Rasulullah bersabda: “Hakim itu ada 3 macam, satu masuk surga dan dua
di neraka. Adapun yang disurga adalah (1). hakim yang mengetahui kebenaran dan
memutuskan sesuai kebenarannya, dan (2). hakim yang mengetahui kebenaran namun
memutuskan tidak sesuai dengan kebenarannya, maka dia di neraka, dan (3). hakim yang
memutuskan untuk manusia dengan tanpa ilmu, maka dia dineraka”. (HR. Abu Dawud)
2. Dari Hasan bin Ali ra berkata: Aku ingan dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “tinggalkan
apa yang meragukan kamu, menuju sesuatu yang tidak meragukan kamu, sesungguhnya jujur
adalah tenang, dan bohong adalah ragu-ragu”. (HR. Tirmidzi).

D. Mari Memahami

1. Memahami Isi Kandungan hadis Pertama


Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya, karena lawannya adil adalah dzalim
yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, dalam istilah hukum adil bermakna
memutuskan yang salah kepada pihak yang bersalah dan memutuskan benar kepada pihak yang
memang benar tanpa melihat latar belakangnya, tidak memihak kepada salah satu diantara dua
yang berselisih.
Sedangkan Isi Kandungan hadis pertama menjelaskan tentang macam-macam hakim dari
segi cara dan akibatnya. Bahwa hakim ada 3 macam yaitu:
a. Hakim yang mengetahui kebenaran karena disamping memiliki ilmu tentang dasar-dasar
hukum yang bersumber dari al-qur’an dan hadis, ia juga mengetahui duduk permasalahan
yang akan diputuskan, pada akhirnya dengan kejujurannya ia memutuskan sesuai ilmu dan
pengetahuannya terhadap duduk perkaranya, maka hakim seperti inilah yang masuk surga.
b. Hakim yang mengetahui kebenaran karena disamping memiliki ilmu tentang dasar-dasar
hukum yang bersumber dari al-qur’an dan hadis, ia juga mengetahui duduk permasalahan
yang akan diputuskan, namun pada akhirnya dengan kedzalimannya ia memutuskan tidak
sesuai dengan ilmu dan pengetahuannya terhadap duduk perkaranya, sehingga keputusannya
tidak benar, atau menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah, maka hakim seperti
inilah yang masuk neraka.
c. Hakim yang bodoh, tidak mengetahui dasar-dasar hukum dari al-Qur’an dan hadis, atau tidak
mengetahui duduk permasalahan yang dihadapinya, sehingga ia memutuskan hukum dengan
ketentuan yang salah, maka dia akan masuk neraka.

2. Memahami Kandungan hadis Kedua

93
Jujur bermakna lurus hati, tidak curang, dan tidak culas. Orang yang perkataannya sesuai
dengan hatinya maka ia dapat dikatan jujur. Orang yang memberikan penjelasan atau informasi
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dikatakan jujur, lawan jujur adalah bohong yaitu
mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
Dalam hadis kedua ini dijelaskan bahwa bahwa orang yang jujur akan selalu memberikan
informasi yang benar dan dapat dipercaya sehingga ia mantap dan tidak ragu-ragu mengatakaan
apa yang diketahuinya. Di dalam kehidupan orang yang jujur adalah selalu berjalan dan
menentukan sesuatu dengan pasti, tidak ada keraguan dalam perbuatannya.
Sebaliknya orang yang tidak jujur akan memberikan keterangan yang tidak meyakinkan.
Di dalam kehidupan orang yang terbiasa tidak jujur akan cenderung ragu dalam melangkah dan
berbuat. Oleh karena itu Rasul memerintahkan umatnya untuk meninggalkan kebohongan dan
senantiasa berlaku jujur.
Adapun bentuk-bentuk kejujuran diantaranya :
a. Jujur dalam beragama, yakni antara yang dilakukan dengan keimanan dalam hatinya sama,
termasuk juga jujur dalam menjalankan puasa, dan lain-lain.
b. Jujur dalam setiap ucapan, yakni apa yang diucapkan harus sesuai dengan kejadian yang
sebenarnya.
c. Jujur dalam berkehendak: melakukan pekerjaan tanpa menoleh kepada sesuatu perbuatan yang
lain, atau tergoda oleh pekerjaan yang lain sehingga pekerjaan pertama tidak sempurna.
d. Jujur terhadap janji, apabila seorang muslim berjanji dengan orang lain, hendaklah memenuhi
apa yang telah kita janjikan. Perlu diingat bahwa mengingkari janji termasuk tanda
kemunafikan.

F. Perilaku Orang yang Adil dan Jujur


Orang yang telah mempelajari hadis tentang keadilan, maka prilaku orang tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Berjiwa pemimpin, karena sifat adil adalah identik dengan perbuatan yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap yang dipimpinnya.
2. Berjiwa patriot, karena sifat adil adalah identik dengan perbuatan yang dilakukan oleh
pahlawan terhadap yang dilindunginya.
3. Berusaha memahami amanah kepemimpinan, karena tanpa mengetahui amanah dia tidak akan
bisa berbuat adil sesuai dengan amanah yang dititipkan.
4. Demokratis, karena diantara kriteria adil adalah tidak memihak pada individu tertentu, namun
memihaknya adalah kepada kebenaran.
5. Giat dalam mempelajari tentang hukum-hukum Islam yang termuat dalam buku-buku fiqh
yang berdasarkan al-Qur’an dan hadis.

94
6. Peka terhadap gejolak sosial, karena tanpa mengetahui duduk permasalahan seseorang tidak
akan bisa berlaku adil.
Adapun orang yang mempelajari hadis tentang kejujuran maka orang tersebut akan
berprilaku sebagai berikut:
1. Berprilaku tenang dan tidak mudah ragu-ragu, karena dia teguh dalam pendiriannya, kuat
hatinya, dan tidak banyak memiliki kesalahan.
2. Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak lentur, dan karena ia
berpegang teguh tidak ragu-ragu.
3. Kejujuran dapat membentuk manusia saling percaya mempercayai dan saling berkasih sayang
diantara mereka.
4. Orang yang jujur adalah penuh ketegasan dan keterusterangan
5. Berakhlaqul karimah
6. Menjaga amanah

E. Mari Mendiskusikan

Catatlah bukti dari perbuatan anda selama ini bahwa kejujuran bisa
menyebabkan kebajikan!

RANGKUMAN
1. Orang yang adil akan mendapatkan janji balasan dari Allah berupa: tempat yang agung
diatas cahaya yang terletak disisi kanan Allah, mendapatkan perlindungan dari Allah,
masuk surga, dan mendapatkan mejlis yang paling dekat dengan Allah.
2. Orang yang adil adalah orang yang adil dalam menentukan hukum dengan tidak
memihak kepada salah satu dari yang diadili, namun hanya memihak kepada kebenaran
sesuai al-Qur’an dan hadis, adil dalam memimpin keluarganya, dan adil dalam menjaga
amanah yang dititipkan kepadanya.
3. Ada 3 hakim yang satu masuk surga yaitu orang yang menentukan hukum dengan jujur
berdasarkan ilmu hukum dan pengetahuan terhadap masalahnya. Dan yang dua masuk
neraka yaitu: pertama orang yang memiliki ilmu dan pengetahuan tentang duduk
perkara namun memutuskan dengan tidak adil, kedua: orang yang memutuskan suatu
permasalahan dengan tanpa ilmu dan pengetahuan.
4. Kejujuran bisa menyebabkan kebajikan dan kebajikan bisa menyebabkan seseorang
masuk kesurga. Dan kebohongan bisa menyebabkan masuk neraka.
5. Tanda orang yang jujur adalah tidak ragu-ragu dan tenang perangainya. Sedangakan
tanda orang bohong adalah ragu-ragu.
Kisah Keteladan
Kisah Sebuah Kejujuran Membawa Berkah

95
Abdul Qadir Al-Jaelani yang memiliki nama lengkap Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi
Shalih Al-Hasani Al-Husaini adalah seorang ulama besar yang sederhana dan rendah hati. Ia
dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadariyah. Namanya juga dikenal dalam lingkungan tasawuf.
Sebuah kisah menggambarkan tentang dirinya. Kala itu ia hendak berangkat dari kota Mekah
menuju Baghdad untuk menuntut ilmu. Ibunya memberinya perbekalan uang sejumlah empat puluh
dinar dan berpesan agar selama perjalanan tidak berkata bohong.
Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh gerombolan perampok, tepatnya di daerah Hamadah.
Mereka merampas harta dan perbekalan kafilah yang kebetulan lewat jalan itu juga. Salah seorang
perampok yang beringas menghampiri Abdul Qadir dan menodongnya, “Apa yang kaubawa?!”
Tanpa berbohong, sesuai amanah sang ibu, ia menjawab, “Empat puluh dinar.”
Digeledahlah pakaian dan tas bawaan Abdul Qadir. Karena tidak menemukannya, perampok
itu menghardiknya, “Di mana kau letakkan uang itu?!”
Abdul Qadir pun menjawabnya dengan jujur, “Di kantong sebelah sini,” tunjuknya.
Benar juga, perampok itu menemukan uang yang dibawa Abdul Qadir ditempat yang ia
katakan. Jumlahnya pun tepat empat puluh dinar. Sebenarnya ada rasa heran dalam diri perampok
tersebut, baru kali ini ia menemukan korban yang dengan senang hati memberikan hartanya kepada
perampok.
Keheranannya itu ia laporkan kepada pimpinannya. Setelah menerima informasi mengejutkan
dari anak buahnya, pimpinan perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir, “Apa yang mendorongmu
untuk berkata jujur kepada kami?”
Abdul Qadir menjawab, “Sebelum berangkat, ibu saya berpesan agar tidak berbohong dalam
kondisi apa pun. Saya hanya melaksanakan pesannya.”
Pimpinan perampok terhenyak mendengar penjelasan dari korbannya. Lalu, ia berkata,
“Engkau takut melanggar pesan ibumu, sedangkan kami tidak takut melanggar perintah Allah.
Betapa zalimnya kami!”
Di kutip dari Kisah Dan Hikmah

AYO BERLATIH
I. Jawablah Pertanyaan sebagai berikut!
1. Apa definisi adil?
2. ‫الَّذِينَ َي ْع ِدلُونَ ِفي ُح ْك ِم ِه ْم َوأ َ ْه ِلي ِه ْم َو َما َولُوا‬ apa maksud dari potongan hadis ini?
Jelaskan!....
3. Jelaskan 3 macam hadis yang terkandung dalam hadis!
4. Jelaskan bagaimana kriteria orang yang jujur!
5. ُ‫ ََل ت َ ْعلَ َم يَ ِمينُهُ َما ت ُ ْن ِف ُق ِش َمالُه‬apa maksud dari potongan hadis ini? Jelaskan!....

96
PERLU DIINGAT

Orang yang berlaku adil bukan hanya sang hakim


Bergaul dengan teman mungkin bisa adil
Dan mungkin juga bisa tidak adil
Adil tidak identik dengan hakim

Bab 10
Hidup Jadi Lebih Damai dengan Kesederhanaan
dan Menyantuni Kaum Dhu'afah

97
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 10.1

Dalam bab ini disajikan hadis-hadis tentang kesederhanaan dan menyantuni dlua’fa,
berbuat baik kepada para dlu’afa’ yang akan dikumpulkan diawal agar siswa lebih mudah untuk
menghafalnya, serta dapat dijadikan sebagai latihan menerjemah tanpa melihat tek terjemahnya.
Kemudian disajikan juga terjemahan hadis secara berurutan agar dapat dijadikan rujukan oleh
siswa dalam menerjemahkannya. Baru disajikan kandungan hadis secara maudlu’i yang
menerangkan semua hadis secara langsung, dengan maksud agar siswa dapat berlatih untuk
membaca poin kandungan dan bisa menunjukkan potongan hadis yang dimaksud oleh poin
kandungan tersebut. Kemudian diakhir dipandu dengan kesimpulan dari banyak hadis dan diikuti
dengan soal-soal latihan siswa.

98
A. Mari Renungkan

Allah Swt. berfirman:


    
  
  
   
 
 
   
  
 
  
  
  
   
  
   
   
  

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan Inti
Kompetensi orang-orang
(KI) yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan,
1. Menghayati dan mengamalkan penderitaan
ajaran dan dalam
agama yangpeperangan.
dianutnya. Mereka itulah orang-orang
yang
2. benar (imannya);
Mengembangkan dan (jujur,
perilaku mereka itulah tanggungjawab,
disiplin, orang-orang yang bertakwa."
peduli, (Q.S.Al-Baqarah
santun, ramah lingkungan, /2
gotong
ayat 177). kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
royong,
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.3 Merasakan hidup sederhana dalam kebersamaan, kesetaraan hak dan derajat.
99
2.3 Membiasakan sikap sederhana, semangat dalam bekerja dan menyantuni orang lemah.
3.3 Memahami kandungan hadis tentang kesederhanaan yang diriwayatkan oleh Muslim dari
Abdullah bin Amru bin Ash (....‫)قد أفلح من أسلم ورزق‬.
3.4 Menganalisis hadis tentang menyantuni sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari Hakim bin Hisyam (.....‫)اليد العليا خير من اليد السفلى‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang Kesederhana dan menyantuni.
4.3.Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang Kesederhana dan menyantuni Kaum dhu’afah.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang Kesederhana dan menyantuni Kaum
dhu’afah.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang Kesederhana dan menyantuni Kaum dhu’afah.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang Kesederhana dan
menyantuni Kaum dhu’afah.
5. Menghafalkan hadis tentang Kesederhana dan menyantuni Kaum dhu’afah.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Merasakan hidup sederhana dalam kebersamaan, kesetaraan hak dan derajat.
2. Membiasakan sikap sederhana, semangat dalam bekerja dan menyantuni orang lemah.
3. Memahami kandungan hadis tentang kesederhanaan yang diriwayatkan oleh Muslim dari
Abdullah bin Amru bin Ash (....‫)قد أفلح من أسلم ورزق‬.
4. Menganalisis hadis tentang menyantuni sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari Hakim bin Hisyam (.....‫)اليد العليا خير من اليد السفلى‬.
5. Menghafalkan hadis tentang kesederhana dan menyantuni.
6. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

100
PETA KONSEP Memcaca hadis tentang
PET kesederhanaan

Memahami isi kandungan


Kesederhanaan dan hadis pertama tentang
menyantuni kaum Dhu’afah kesederhanaan dan
menyantuni kaum dhu’afah

Memahami isi kandungan


hadis kedua tentang
kesederhanaan
menyantuni kaum
dhu’afah

101
B. Mari Mengamati
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 10.2


Kesederhanaan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia dan
menyantuni kaum dhu’afah adalah kewajiban bagi yang mampu

102
C. Mari Belajar Hadis

Allah telah melimpahkan berbagai macam


nikmat kepada makhluk-Nya, diantara nikmat
yang diberikan yaitu berupa harta kekayaan.
Setiap manusia memiliki rezeki masing-masing,
ada yang mendapatkan rezeki yang melimpah,
ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang
mendapat sedikit rezeki.
Dalam menggunakan rezeki yang dikaruniakan kepada manusia hendaknya tidak digunakan
untuk berfoya-foya. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana, daripada digunakan untuk
berfoya-foya akan lebih bermanfaat jika rezeki yang kita miliki disumbangkan kepada para dluafa’,
karena mereka sangat membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang diberikan kelebihan harta.

1. Belajar Membaca Hadis Pertama

‫س ِعي ِد ْب ِن أَبِي‬ َ ‫ئ ع َْن‬ ُ ‫الر ْح َم ِن ا ْل ُم ْق ِر‬ َ ‫ش ْي َبةَ َح َدثَنَا أَبُو‬


َ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫َح َدثَنَا أَبُو َب ْك ِر ْب ُن أَ ِبي‬
َ ‫الر ْح َم ِن ا ْل ُحبُ ِلي ِ ع َْن‬
‫ع ْب ِد‬ َ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫وب َح َدثَ ِني ش َُر ْح ِبي ُل َو ُه َو ا ْب ُن ش َِريكٍ ع َْن أَ ِبي‬ َ ُّ‫أَي‬
‫سلَ َم قَا َل قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫ّللا‬َ ‫صلَى‬ َ ِ‫ّللا‬َ ‫سو َل‬ ُ ‫ص أَ َن َر‬ ِ ‫ّللاِ ْب ِن ع َْم ِرو ْب ِن ا ْلعَا‬َ
‫ رواه مسلم‬.ُ‫ّللاُ بِ َما آتَاه‬ َ ُ‫ق َكفَافًا َوقَنَعَه‬ ْ َ‫أ‬
َ ‫سلَ َم َو ُر ِز‬
2. Belajar Membaca Hadis Kedua
‫س َما ِعي َل َح َدثَنَا ُو َه ْيب َح َدثَنَا ِهشَام ع َْن أَبِي ِه ع َْن َح ِك ِيم ْب ِن ِح َز ٍام َر ِض َي‬ ْ ‫سى ْب ُن ِإ‬ َ ‫َح َدثَنَا ُمو‬
‫س ْفلَى َوا ْبدَأْ ِب َم ْن‬ ُّ ‫سلَ َم قَا َل ا ْل َي ُد ا ْلعُ ْل َيا َخ ْير ِم ْن ا ْل َي ِد ال‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِ ‫ع ْنهُ ع َْن النَبِي‬ َ ُ‫ّللا‬
َ
‫ رواه‬. ُ‫ّللا‬ َ ‫ست َ ْغ ِن يُ ْغ ِن ِه‬ َ ُ‫ف يُ ِعفَه‬
ْ َ‫ّللاُ َو َم ْن ي‬ ْ ‫ص َدقَ ِة ع َْن َظ ْه ِر ِغنًى َو َم ْن َي‬
ْ ‫ست َ ْع ِف‬ َ ‫تَعُو ُل َو َخ ْي ُر ال‬
‫البخاري‬
3. Arti Kosakata
Arti Lafal Arti Lafal
Kecukupan
‫َكفَافًا‬ Beruntung
‫أَ ْف َل َح‬
Dalam kondisi lebih َ ‫عن‬
‫ظ ْه ِر ِغنَى‬ Tangan yang di atas ‫ْاليَدُ ْالعُ ْل َيا‬
Menjaga ‫ف‬ْ ‫يَ ْست َ ْع ِف‬ Tangan di Bawah ‫اليد السفلى‬
kehormatan

103
4. Terjemah Matan Hadis
a. Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash ra bahwa Rasulullah bersabda: “Sungguh beruntung bagi
yang beragama Islam dan dicukupkan rezekinya, dan selalu menerima apa yang diberikan
Allah kepadanya”. (HR. Muslim).
b. Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “"Tangan yang di atas
(pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima) dan dahulukanlah orang yang
menjadi tanggunganmu. Sedekah yang terbaik adalah sedekah yang diberikan oleh orang yang
mempunyai kelebihan. Barang siapa yang berupaya memelihara kehormatannya, Allah pun
akan memelihara kehormatannya. Dan barang siapa yang merasa dirinya cukup, Allah pun
akan mencukupkannya." (HR Bukhari)

D. Mari Belajar Memahami isi Kandungan Hadis

1. Memahami Isi Kandungan Hadis Pertama


Hidup sederhana, mencerminkan kerendahan hati. Kerendahan hati akan menghantarkan
kebahagiaan. Kebahagiaan hidup dalam dunia adalah bekal untuk mengantarkan kehidupan
terbaik di akhirat. Hal ini berbeda dengan keadaan didunia, kebahagianya bersifat semu dan
sementara, Orang yang sederhana dalam penampilan dan gaya hidup kesehariannya merupakan
titik tolak kesadaran tinggi hidup bersosial. Dengan demikian, sikap atau gaya hidup berlebihan,
glamor, dan sombong adalah lawan yang harus dimusnahkan dalam sikap hidup keseharian
seseorang. Karena orang yang suka berlebih-lebihan merupakan tanda sikap individualistik, yang
hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan nasib orang lain di sekitarnya.
Rasulullah SAW adalah satu teladan mulia yang memperlihatkan sikap sederhana.
Meskipun beliau memiliki kedudukan terpandang di masyarakat Arab kala itu, beliau sama
sekali tidak terobsesi dan berkeinginan untuk memamerkan kedudukannya. Rumah beliau sangat
sederhana, alas tidur pun hanya pelepah daun kurma yang membekas di pipi beliau setiap kali
bangun tidur. Sikap hidup sederhana ini pulalah yang dibudayakan oleh para khalifah
sepeninggal Nabi SAW.

2. Memahami Isi Kandungan Hadis Kedua


Isi kandungan hadis kedua yaitu tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah,
artinya bahwah memberi lebih mulia daripada meminta. Mindset berfikir orang yang dalam
situasi apapun selalu menempatkan tangannya selalu diatas akan diberikan selalu kemudahan
oleh Allah SWT. Akan selalu diberikan jalan keluar dari arah yang tak disangka-sangka. Menjadi
talang rezeki Allah, merupakan anugrah terbesar setelah menempel kokohnya Iman dalam hati
kita berikut keadaan lahir bathin tubuh yang sehat. Karena kita hidup didunia hakikatnya

104
hanyalah berkebun, bercocok tanam amal kebajikan. Buahnya nanti kita dapatkan sebagai bekal
dalam keabadian hidup pasca kematian.
Kemudian hadis tersebut juga menjelasakan sedekah yang terbaik adalah sedekah yang
diberikan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Menurut Imam al-Baghawi dalam Syarhus
Sunnah berkata, “Hendaknya seorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan
menyisakan secukupnya untuk dirinya karena khawatir terhadap fitnah fakir (kemiskinan).
Sebab, boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan berinfak seluruh atau
melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Sedekah dan kecukupan hendaknya selalu
eksis dalam diri manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari Abu Bakar
yang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam tahu persis
kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Beliau khawatir terhadap selain Abu
Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan
menanggung banyak utang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena
membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih
utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah
meskipun sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan itsar
(mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum muhajirin.”
Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua harta
apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak berutang dan tidak ada
orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-syarat ini tidak ada, maka bersedekah ketika
itu adalah makruh.
Dalam hadis diatas juga menjelasakan bahwa Allah akan menjaga kehormatan satu kaum
apa bila kaum tersebut nantiasa bersyukur dan berupaya memelihara kehormatannya, dan apabila
kaum tersebut memeliharanya maka Allah pun akan memelihara kehormatannya. Para sahabat
yang hidup dengan kezuhudannya seperti itu tidak menjadikannya hina bahkan sebaliknya justru
kemulyaan dan kecintaan umatnya adalah karena kezuhudannya, jika para pemimpin sekarang
ini bersikap sederhana tidak rakus dengan glamor duniawi sudah barang tentu akan mendapatkan
kecintaan rakyatnya secara utuh dan orang yang mendapatkan kecintaan dari orang lain tentu
dengan sendirinya dia akan dihormati oleh orang-orang yang mencintainya, karena ketika
seseorang sudah zuhud tidak rakus dengan harta duniawi tidak rakus dengan hak orang lain,
maka orang yang seperti ini sama dengan menjaga kehormatannya dan juga menjaga
kecukupannya sendiri.

Allah pun akan mencukupkan kepada orang yang merasa dirinya cukup, konsep ini
berkaitan dengan zuhud. Menurut Ibnul Qayyim dalam bukunya Al-Fawaa’id menerangkan
bahwa zuhud berarti meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat demi kepentingan akhirat.

105
Lihat saja kehidupan para sahabat di masa Rasulullah SAW, Walau terkenal zuhud, mereka tidak
pernah meninggalkan fitrahnya sebagai manusia yang punya banyak kebutuhan. Karena itu tetap
berusaha demi kebahagiaan hidup di dunia.
Orang yang zuhud juga mendapat kecintaan dari Allah, sebaliknya Allah tidak mencintai
orang-orang yang berlebih-lebihan. Jika kita mendapatkan kecintaan dari Allah maka Allah akan
memberikan apa saja yang kita inginkan. Jika kita meminta kecukupan Allah akan memberikan
kecukupan kepada kita. Dengan adanya kita merasa cukup maka akan muncul kepekaan kita
kepada orang lain dengan cara menyantuni orang-orang lemah seperti janda-janda, fakir miskin,
orang-orang lemah ekonominya, adalah amalah ibadah yang sangat besar pahalanya hingga
Allah menyamakan pahalanya dengan shalat malam dan siangnya berpuasa, juga sama dengan
jihad dijalan Allah. Jika mencari bekal untuk hidup didunia ini dan menyantuni orang-orang
lemah, terutama adalah berusaha memberi nafaqah kepada orang-orang yang masih dalam
tanggungannya dengan niat karena Allah niscaya Allah akan mencatatnya sebagai orang yang
mati syahid duniawi. Adapun orang-orang yang jihad fi sabilillah jika mati adalah syahid
ukhrawi.

E. Perilaku Orang yang Hidup Kesederhanaan d kaum dhu’afahan


menyantuni

Berdasarkan isi kandungan hadist diatas, ada beberapa sikap perilaku hidup sederhana yang
dapat diidentifikasi bagi orang yang mengamalkannnya, di antaranya sebagai berikut :
a. Sederhana dalam makanan dan minuman
Artinya, makan dan minum seperlunya dan secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh, tapi
tetap harus teratur dan terjadwal dengan baik sehingga perut dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Memakan makanan yang ada tidak memaksakan diri mencari-cari makanan yang
tidak tersedia di meja makan. Makan tidak berlebihan, tidak sampai kekenyangan, apalagi
sampai melampaui batas kemampuan perut.
b. Sederhana dalam membelanjakan harta
Maksudnya, meskipun memiliki banyak harta, tapi tetap tidak berlaku boros dan rakus.
Harta hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperlunya. Harta tidak dipakai untuk
berfoya-foya atau hura-hura., membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu, melainkan hanya
untuk membiayai kebutuhan yang sangat mendesak dan perlu.
c. Sederhana dalam bersikap dan berperilaku
Bersikap sederhana, artinya sikap perilaku yang tidak berlebihan dan tidak mengada-ada atau
dipaksakan.ada orang yang perilakunya dibuat-buat sehingga memancing gunjingan orang. Pada
zaman sekarang ini, banyak orang yang bersikap perilaku terlalu berlebih-lebihan, misalnya laki-
laki berdandan menyerupai perempuan atau sebaliknya, memakai anting dihidung dan lidah,
ranbut dicat warna warni, dan sebagainya. Perilaku seperti ini sangat tercela dalam pandangan
islam karena termasuk perilaku berlebihan (Israf).
d. Peduli terhadap sesama

106
Bagi orang yang beriman, orang lain yang ada di sekitar lingkungannya adalah saudara yang
harus diperhatikan dengan seksama. Sebab, merekalah yang paling tahu lebih dulu kita
mendapat musibah atau bencana. Mereka pula yang pertama kali memberikan pertolongan
sehingga sewajarnya jika mereka kita perhatikan dan diberikan santunan. Apalagi jika mereka
sangat membutuhkan. Peduli terhadap sesama merupakan akhlak terpuji yang harus dipegang
teguh oleh seorang muslim.
e. Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana
terkandung dalam hadist diatas
Sebagai muslim yang beriman, hendaknya kita dapat menerapkan isi kandungan hadist
diatas dengan mengamalkan sikap perilaku hidup sederhana. Untuk dapat menerapkan perilaku
hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa, hendaknya kamu perhatikan terlebih dahulu
beberapa hal berikut ini.
a) Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak tergoda oleh setan yang selalu mengajak manusia
hidup boros dan tidak peduli terhadap sesama.
b) Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki perilaku hidup sederhana agar kita
dapat meneladaninya.
c) Hindari pergaulan dengan orang-orang yang boros dan tidak perduli sesama agar kita tidak
terpengaruh oleh pergaulannya.
d) Biasakan mengatur pola makan dan pola hidup sehat sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah saw.

E. Mari Mendiskusikan

 Carilah orang yang berpola hidup sederhana


 Ceritakan dalam bentuk cerpen.
 Komentarilah kesederhanaannya sesuai dengan pelajaran anda.

Kisah Keteladanan
Kesederhanaan Ali bin Abi Thalib r.a
Ali bin Abu Thalib r.a. menghirup Islam dan bernapaskan wahyu sejak kanak-kanak. Beliau
memiliki akhlak seperti akhlak para nabi. Beliau adalah saudara sepupu sekaligus menantu
Rasulullah s.a.w, khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin, dan salah seorang dari sepuluh sahabat
yang diberitakan masuk surga. Dunia tidak mengubah kondisi Sayyidina Ali r.a., bahkan setelah
beliau menjadi seorang khalifah. Beliau tetap sama seperti ketika masih bersama Rasulullah s.a.w.,
yaitu menjalani hari-hari dan tahun-tahun dengan pakaiannya yang tebal dan kasar. Seperti dalam
dua kisah berikut:
Suatu hari yang cerah, matahari menghamparkan panasnya di atas pasir. Sayyidina Ali r.a.
menemui para sahabat dengan pakaian yang tebal, kasar, dan bertambal-sulam. Lalu sahabat-
sahabat beliau berkata dengan iba, “Ya Amirul Mu’minin, tidakkah sebaiknya Anda memakai
pakaian yang lebih lembut dari pakaian ini?”
Sayyidina Ali r.a. berkata, “Pakaian ini menghilangka kebanggaan dariku, membantuku
khusyuk di dalam shalat, dan teladan yang baik bagi manusia agar mereka tidak berlebih-lebiihan.”

107
Kemudian beliau membaca firman Allah swt., “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang
yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan
(yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Qashash 28: 83)
Dalam kisah lainnya: Karena udara terlalu dingin, Sayyidina Ali r.a. duduk sambil menggigil
dan hanya mengenakan selimut beludru yang sudah usang. Seseorang berkata, “Ya Amirul
Mu’minin, Allah swt. telah memberimu dan keluargamu bagian dari harta ini, dan Anda bisa
berbuat apa saja. Tidakkah Anda lihat tubuh Anda menggigil kedinginan?”
Sayyidina Ali r.a. menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengambil sedikit pun dari harta kalian,
dan beludru usang inilah yang kupakai saat aku keluar dari Mdinah.”

RANGKUMAN
1. Kesederhanaan adalah perintah Allah dan Rasul-Nya, dan sebagai konsekwensi logisnya
bahwa orang yang hidup sederhana akan dicintai oleh orang lain dan juga oleh Allah.
2. Kesederhanaan bisa menyebabkan dicintai orang lain. Jika orang lain mencintainya maka
orang lain tersebut tidak akan membicarakan aibnya, dengan demikian maka orang yang
berpola hidup sederhana akan terjaga kehormatannya.
3. Orang yang berpola hidup sederhana tidak rakus dengan harta duniawi maka ia dicintai
Allah dan Allah akan memberikan kecukupan kepada orang-orang yang dicintainya baik
kecukupan duniawi maupun kecukupan ukhrawi.
4. Menyantuni orang lemah akan mendapatkan pahala yang besar seperti pahalanya orang
yang jihad fi sabilillah dan seperti pahalanya orang yang shalat malam kemudian siangnya
berpuasa.

AYO BERLATIH
I. Jawablah Pertanyaan berikut!
1. Sebutkan cara-cara menumbuhkan sikap sederhana dan jelaskan masing-masing!
2. Jelaskan bahwa sikap kesederhanaan bisa menyebabkan terjaganya kehormatan! Dan berilah
contoh dalam penjelasan anda!
3. Sebutkan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan sikap sederhana!
4. Sebutkan keuntungan yang diperoleh jika kita berprilaku sederhana!
5. Jelaskan mengapa Islam menganjurkan sikap sederhana?

PERLU DIINGAT
Sederhana bukan berarti hina
Sederhana berarti terhormat 108
Sombong bukan berarti terhormat
Namun sombong berarti hina
Kita faham, dan bisa melihat realitas contoh-contoh banyak
BAB 11
Hidup Lebih Punya Gaya
Dengan Spirit Etos Kerja

109
Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com.11.1

Pada bab ini disajikan hadis-hadis yang membahas tentang etos kerja. Hadis-hadisnya
disajikan diawal, kemudian diikuti terjemah matan hadis secara berurutan sesuai no urut hadis-
hadisnyaj, baru kemudian dijelaskan kandungan yang termuat dalam hadis-hadis yang disajikan.
Diakhir penjelasan akan disajikan kesimpulan, dan soal-soal uji kompetensi.

A. Mari Renungkan



 
 
110 

  


 
Kompetensi Inti (KI)
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.4. Berkomitmen meningkatkan produktifitas bekerja untuk menjalankan perintah Allah.
2.9 Meningkatkan semangat bekerja sebagai isi hadis.
3.5 Memahami spirit etos kerja dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Miqdam bin
Ma’dikariba (.....‫ )ما كسب الرجل كسبا أطيب‬dan hadis riwayat Ibnu Majah dari Urwah dari ayahnya
(.....‫ )ْلن يأخذ أحدكم أحبله‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang etos kerja.
4.2. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang spirit etos kerja.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang spirit etos kerja.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang spirit etos kerja.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang spirit etos kerja.
5. Menghafalkan hadis tentang spirit etos kerja.

Tujuan Pembelajaran
111
Peserta didik mampu:
1. Berkomitmen meningkatkan produktifitas bekerja untuk menjalankan perintah Allah.
2. Meningkatkan semangat bekerja sebagai isi hadis.
3. Memahami spirit etos kerja dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Miqdam bin
Ma’dikariba (.....‫ )ما كسب الرجل كسبا أطيب‬dan hadis riwayat Ibnu Majah dari Urwah dari
ayahnya (.....‫ )ْلن يأخذ أحدكم أحبله‬.
4. Menghafalkan hadis tentangetos kerja.
5. Menunjukkan contoh sikap pemimpin yang adil dan jujur dan beretos kerja tinggi sebagai
implementasi dari kandungan hadis.

PETA KONSEP Membaca hadis tentang spirit


etos kerja

Spirit Etos Kerja Memahami hadis pertama


tentang spirit etos kerja

Memahami hadis kedua


tentang spirit etos kerja

B. Mari Mengamati
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

112
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 11.2.
Meningkatkan semangat kerja adalah bagian perjuwangan hidup mari terus
kita tingkatkan.

C. Mari Belajar Hadis

Bekerja adalah kodrat hidup, baik


kehidupan spiritual, intelektual, fisik, biologis,
maupun kehidupan individual dan sosial dalam
berbagai bidang. Seseorang layak untuk
mendapatkan predikat yang terpuji, seperti

113
potensial, aktif, dinamis, produktif, atau
profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya.
Karena itu, agar manusia dapat tetap bertahan
dalam kehidupan ini ia memerlukan ruh (spirit).
Al-Qur’an dirutunkan sebagai spirit hidup bagi
manusia, sekaligus sebagai cahaya yang tidak
kunjung padam, agar aktivitas hidup manusia
tidak tersesat.
Al-Qur’an menyebut kerja dengan berbagai terminologi. Al-Qur’an menyebutnya sebagai
“amalun”, yang mencakup pekerjaan lahiriah dan batiniah. Disebut “fi’lum” dengan konotasi pada
pekerjaan lahiriah. Disebut dengan kata “sun’un” dengan penekanan makna pada pekerjaan yang
menghasilkan keluaran yang bersifat fisik.
1. Belajar Hadis Pertama
‫ع ْن‬
َ َ‫س ْع ٍد َع ْن خَا ِل ِد ب ِْن َم ْعدَان‬ َ ‫ير ب ِْن‬ ِ ‫َّاش َع ْن بَ ِح‬ َ ‫ار َحدَّثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل ْب ُن‬
ٍ ‫عي‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا ِهشَا ُم ب ُْن َع َّم‬
‫الر ُج ُل‬
َّ ‫ب‬َ ‫س‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل َما َك‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫الزبَ ْيدِي ِ َع ْن َر‬ ُّ ‫ب‬َ ‫ْال ِم ْقدَ ِام ب ِْن َم ْعدِي َك ِر‬
.ٌ‫صدَقَة‬ َ ‫الر ُج ُل َعلَى نَ ْف ِس ِه َوأ َ ْه ِل ِه َو َولَ ِد ِه َوخَاد ِِم ِه فَ ُه َو‬
َّ َ‫ب ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه َو َما أ َ ْنفَق‬ ْ َ ‫َك ْسبًا أ‬
َ َ‫طي‬
.‫رواه ابن ماجة‬
2. Belajar Hadis Kedua
‫ع ْر َوة َ َع ْن‬
ُ ‫ع ْن ِهش َِام ب ِْن‬ َ ‫ي قَ َاَل َحدَّثَنَا َو ِكي ٌع‬ ُّ ‫َّللاِ ْاْل َ ْو ِد‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا َع ِل‬
َّ ‫ي ب ُْن ُم َح َّم ٍد َو َع ْم ُرو ب ُْن َع ْب ِد‬
‫ي ْال َجبَ َل‬ ْ ْ
َ ِ‫سلَّ َم َْل َ ْن يَأ ُخذَ أ َ َحدُ ُك ْم أ َ ْحبُلَهُ فَيَأت‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫أ َ ِبي ِه َع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫اس‬َ َّ‫ي بِث َ َمنِ َها َخي ٌْر لَهُ ِم ْن أ َ ْن يَ ْسأ َ َل الن‬ َ ‫ب َعلَى‬
َ ِ‫ظ ْه ِر ِه فَيَ ِبي َع َها فَيَ ْست َ ْغن‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫ئ ِب ُح ْز َم ِة َح‬ َ ‫فَيَ ِج‬
‫ رواه ابن ماجة‬.ُ‫ط ْوهُ أ َ ْو َمنَعُوه‬ َ ‫أ َ ْع‬
3. Arti Kosakata

Arti Lafal Arti Lafal

Seikat kayu ‫ب‬


ٍ ‫ط‬ َ ‫ُح ْز َم ِة َح‬ Bekerja ‫ب‬َ ‫س‬ َ ‫َك‬
‫ي‬َ ِ‫فَيَ ْست َ ْغن‬ ‫الر ُج ُل‬َّ
Merasa cukup Seorang laki-laki

Mereka tidak
ُ‫َمنَعُوه‬ Tali-talinya ُ‫أ َ ْحبُلَه‬
memberinya

4. Terjemah Matan Hadis

114
1. Dari Miqdam ra, berkata Rasulullah sar bersabda: “Tiada penghasilan bagi seseorang yang lebih
baik dari pada dari hasil kerjanya sendiri. Dan apa yang diberikan kepada dirinya, istrinya,
anaknya dan pembantunya adalah termasuk shadaqah”. (HR. Ibnu Majah).
2. Dari Urwah ra Rasulullah saw bersabda: “Seseorang membawa tali ke gunung, kemudian datang
dengan seikat kayu dipunggungnya, kemudian menjualnya karena butuh uangnya, lebih baik
baginya dari pada meminta-minta pada orang, dimana adakalanya memberi dan dan adakalanya
tidak memberi”. (HR. Ibnu Majah).

D. Mari Memahami
1. Memahami isi Kandungan Hadis Pertama
Istilah etos kerja terdiri dari dua kata yaitu etos dan kerja. Kata “etos” berasal dari bahasa
Yunani “ethos” yang berarti sikap, kepribadian, karakter, watak, keyakinan atas sesuatu.
Sedangkan kata “kerja” berarti usaha untuk melalukan sesuatu dengan perencanaan dan
tanggung jawab.
Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya menyelaraskan kehidupan duniawi
dan akhirat, keduanya tidak dapat terpisahkan. Dalam islam kerja sesungguhnya bentuk
implemantasi dari penciptaannya di bumi, sebagai khalifah fil ardhi, manusia dalam wujud
fisiknya di perintahkan untuk memakmurkan bumi dan alam semesta.
Dalam hadis pertama dijelaskan bahwa agar dipermudah dalam mencari sumber
penghasilan maka hendaklah menjalin hubungan tali silaturrahim, karena dengan menjalih
hubungan tali silaturrahim seseorang akan lebih mudah untuk mencari hubungan kerja, jual beli,
cari dagangan, cari konsumen, dan lain-lain karena orang yang banyak silaturrahim maka tentu
banyak teman yang dikenalnya.
Hadis-hadis selanjutnya menjelaskan tentang cara mendapatkan penghasilan yang baik,
dan dari sumber yang baik. Mencari penghasilan adalah fardlu kifayah bagi setiap keluarga,
sebagaimana wajibnya memenuhi hak hidup bagi dirinya sendiri dan keluarga, orang yang tidak
memenuhi hak hidupnya sama dengan bunuh diri yang diharamkan oleh Allah swt. Islam
menunjukkan budaya kerja yang baik dan halal serta tidak merendahkan harkat dan martabat
status sosial seorang muslim, karena bagaimanapun muru’ah (harga diri) seorang muslim harus
dijaga dan sebagai konsekwensi orang yang tidak menjaga muru’ah adalah kata-katanya,
beritanya, riwayatnya, dan da’wahnya tidak bisa dipercaya, sebagaimana periwayat hadis bisa
dipercaya kalau orang yang menyampaikan menjaga muru’ah.
Seorang yang bekerja dengan tangannya sendiri, tenaganya sendiri, pemikirannya sendiri,
dan kreatifitasnya sendiri sebagaimana ditunjukkan oleh hadis kedua dan ketiga, lebih baik dari
pada meminta-minta orang lain dimana orang lain tersebut belum tentu memberi, sebagaimana

115
dijelaskan pada hadis keempat bahkan pekerjaan yang nampaknya rendah, sebenarnya dalam
Islam adalah baik yaitu, pekerjaan mencari kayu digunung kemudian dijualnya.
Sebuah keluarga salah satu dari anggota keluarganya harus ada yang bekerja untuk
memenuhi hak hidup keluarganya, sebagaimana dijelaskan pada hadis ketiga dan kelima, bahwa
seseorang memberi makan dirinya, istrinya, keluarganya, anaknya, dan pembantunya dihitung
sebagai shadaqah oleh Allah. dan orang tua yang sudah tidak mampu bekerja lagi, adalah
tanggungjawab anak-anaknya sebagaimana yang disebutkan pada hadis kelima bahwa hasil kerja
anak kamu adalah lebih baik bagimu, maka makanlah dari hasil kerja anak kamu. Dari sini
menunjukkan bahwa anak, istri, atau orang tua yang sudah lemah, atau bahkan pembantu yang
menjadi tanggung jawab seseorang adalah wajib baginya untuk memenuhi hak hidup merka.

2. Memahami isi Kandungan Hadis Kedua


Pada hadis kedua dijelaskan bahwa bekerja mencari penghasilan yang paling baik adalah
bekerja bekerja dengan tangannya sendiri, tenaganya sendiri, pemikirannya sendiri, dan
kreatifitasnya sendiri seperti; berdagang, mengajar, mencangkul, mencari kayu, menjadi kuli
bangunan, buruh pabrik, dan lain-lain yang mengandung nilai-nila (mabrur) kebaikan yakni tidak
ada kebohongan dan kecurangan serta tidak ada yang dirugikan.
Pada hadis adalah keprihatinan Nabi dimana suatu zaman nanti orang mencari harta sudah
tidak memperhatikan lagi nilai-nilai keislaman, sehingga mereka tidak peduli apakah harta yang
didapatkan halal atau haram.

F. Perilaku Orang yang Mempunyai Etos Kerja

Orang yang mempelajari hadis-hadis tentang etos kerja seorang muslim dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya didunia, ia akan melakukan hal-sebagai berikut:
1. Bertanggungjawab terhadap anggota keluarganya, terutama adalah hak hidup bagi
keluarganya,
2. Memiliki rasa prikemanusiaan, karena didalamnya diajarkan tentang kesengsaraan dalam
memenuhi hak hidup, dan dalam memenuhi hak hidup berlaku untuk siapa saja, baik rakyat
jelata, pimpinan, atau bahkan Nabi sendiri pun memiliki hak hidup yang sama dengan
orang lain.
3. Berhati-hati dalam memilih pekerjaan, karena dalam hadis diajarkan agar mencari
penghasilan yang halal, sementara didunia ini banyak sekali bentuk-bentuk pekerjaan yang
menghasilkan harta diantaranya ada yang halal dan ada yang haram, yang halal pun
kebanyakan dilakukan dengan cara yang haram.

116
4. Giat menjalin hubungan tali silaturrahim, karena ia harus menjalin kerja sama dengan orang
lain untuk mencari penghasilan yang halal.
5. Menjaga harga diri (muru’ah) dan terutama sekali dalam mencari penghasilan, diantara cara
mencari penghasilan yang bisa merendahkan harkat dan martabat adalah meminta-minta
kepada orang lain.
6. Tidak malu dalam berusaha untuk mencari kebutuhan hidup dengan cara yang halal biarpun
sepintas nampak hina.
7. Selalu menumbuhkan motivasi dan semangat untuk meningkatkan ketrampilan dan
keilmuan demi memperoleh mata pencaharian yang lebih mudah dan terhormat.

E. Mari Mendiskusikan
Catatlah mata pencaharian orang yang paling anda kenal, dan sebutkan kemungkinan-
kemungkinan cara yang haram yang bisa dilakukan oleh orang yang anda kenal.

RANGKUMAN
1. Mencari nafkah hukumnya wajib bagi salah satu dari anggota keluarga, dan
mendapatkan rizki dari orang yang bertanggungjawab atas dirinya adalah termasuk
rizki yang baik.
2. Bekerja dengan tangannya sendiri lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang
lain. Karena meminta-minta kepada orang lain adalah perbuatan mencari nafkah yang
dapat merendahkan harkat dan martabat seseorang.
3. Cara mendapatkan rizki yang paling baik adalah yang dilakukan sendiri dan tidak
dengan cara yang haram.
4. Menyambung tali silaturrahim adalah bisa menyebabkan banyaknya rizki.

Kisah Keteladanan
Kisah Sahabat Nabi: Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga
tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang
sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia
adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup.
Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah
memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam

117
sebagai pusat dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk
Islam.
Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput
dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut
hijrah ke Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan
Quraiys.
Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi
pelopor kaum Muslimin. Di kota yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang
Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi Al-Anshari.
Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan
sepenuh hati, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di
kota ini!"
Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga
di sana. Belum lama menjalankan bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah.
Ia pun mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya Rasulullah," katanya. "Apa mahar
yang akan kau berikan pada istrimu?" tanya Rasul SAW."Emas seberat biji kurma," jawabnya. Rasulullah
bersabda, "Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga
Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu."
Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu,
maka di bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia
dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'. Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi
sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin
Ka'ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara
Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan
mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan
kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf memenuhi
seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas.
Mengetahui hal tersebut, Umar bin Al-Khathab berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya
Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya." Rasulullah
bertanya kepada Abdurrahman, "Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?" "Ya," jawabnya.
"Mereka kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan. "Berapa?" tanya
Rasulullah. "Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah."
Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman
dengan kemuliaan yang belum pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat
datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah hampir selesai rakaat
pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang
lebih mulia dan utama daripada menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu
Muhammad SAW.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan
keselamatan Ummahatul Mukminin (para istri Rasulullah). Dia bertanggung jawab memenuhi segala
kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka bepergian.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani
Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin. Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya,
"Siapa yang menghadiahkan tanah itu buatku? "Abdurrahman bin Auf," jawab si petugas. Aisyah berkata,
"Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-
orang yang sabar."
Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan
berkah-Nya, sehingga ia menjadi orang terkaya di antara para sahabat. Bisnisnya terus berkembang dan
maju. Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya. Hartanya

118
dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Walau termasuk
konglomerat terbesar pada masanya, namun itu tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa.
Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan karunia dan kebahagiaan yang diberikan
Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia, jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi
Waqqash dan yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, "Engkau telah
mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu
merahmatimu."
Sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!


1. Kenapa orang yang telah mempelajari hadis-hadis tentang etos kerja memiliki rasa
kemanusiaan? Jelaskan!...
2. Tulislah hadis yang menunjukkan bahwa orang yang bekerja meminta-minta kepada orang lain
(mengemis) adalah pekerjaan yang hina biarpun halal....
3. Jelaskkan rasionalisasi bahwa orang yang menyambung tali silaturrahim bisa menyebabkan
banyak rizki!...
4. Tunjukkan dalil bahwa bekerja mencari kayu lebih baik dari pada mengemis!....
5. Kenapa anak meminta kepada orang tua atau orang tua meminta anak termasuk pekerjaan yang
baik? Jelaskan!....

PERLU DIINGAT
- Semua pekerjaan ada yang baik ada yang buruk
- Baik buruknya pekerjaan tergantung caranya
- Cara yang baik sulit ditemukan saat dekat kiamat
- Jika anda tidak menemukannya maka neraka balasannya
Mana yang anda pilih
a) Menguras danau untuk mendapatkan harta karun?
Atau....
b) Mengejar emas dihotel berbintang dan mati tertimpa batangan emas

BAB 12
Hidup lebih Rukun Dengan
Sikap Toleransi

119
A. Mari Renungkan

 
  
 

 

 
 
  

 
 

Terjemahannya: Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu


orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan
Kompetensi Inti (KI)
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai
1. Menghayati dan mengamalkan
kawan, maka mereka ajaran agama
itulah orang-orang yang dianutnya.
yang zalim.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.3 Merasakan hidup sederhana dalam kebersamaan, kesetaraan hak dan derajat.
2.5 Merefleksikan sikap toleran sebagaimana isi hadis.
2.6 Meningkatkan penjagaan terhadap kelestarian alam dilingkungannya.
3.6 Mengetahui sikap toleransi dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Abbas
(....‫ )ليس منا من لم يوقر كبيرنا‬dan hadis riwayat Ahmad dari Ubay (....‫ )إني بعثت إلى أمة أميين‬.
4.1 Menghafalkan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan.
4.4 Mendemonstrasikan contoh perilaku orang yang sabar dalam menerima ujian dan cobaan.

120
Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang sikap toleransi.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang sikap toleransi.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang sikap toleransi.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang sikap toleransi.
5. Menghafalkan hadis tentang sikap toleransi.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Merasakan hidup sederhana dalam kebersamaan, kesetaraan hak dan derajat.
2. Merefleksikan sikap toleran sebagaimana isi hadis.
3. Meningkatkan penjagaan terhadap kelestarian alam dilingkungannya.
4. Mengetahui sikap toleransi dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Abbas
(....‫ )ليس منا من لم يوقر كبيرنا‬dan hadis riwayat Ahmad dari Ubay (....‫ )إني بعثت إلى أمة أميين‬.
5. Menghafalkan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan.

PETA KONSEP

Membaca Hadis tentang sikap


teleransi

Sikap Toleransi Mendalami Hadis pertama


tentang sikap teleransi

Mendalami Hadis kedua


tentang sikap teleransi

121
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 11.2.


Kerukunan adalah bagian sendi kehidupan berbangsa mari kita jaga dengan
menghormati antar agama

122
C. Mari Belajar Hadis

Toleransi (tasamuh) merupakan konsep modern


untuk menggambarkan sikap saling menghormati
dan saling bekerjasama diantara kelompok-
kelompok masyarakat yang berbeda, baik secara
etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. oleh
karenannya, toleransi adalah konsep mulia yang
sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran
agama, termasuk agama Islam.
Dalam konteks toleransi antarumat beragama,
Islam memiliki konsep yang jelas, yaitu tidak ada paksaan dalam beragama. Kehadiran Islam
adalah untuk membawa rahmat, bukan hanya pada manusia namun juga pada alam semesta, hal ini
membuktikan bahwa Islam adalah agama yang toleran.

1. Pemahaman Hadis
ٌ ‫عثْ َمانَ ب ِْن ُم َح َّم ٍد َحدَّثَنَا َج ِر‬
‫ير‬ ُ ‫س ِم ْعتُهُ أَنَا ِم ْن‬
َ ‫َّللاِ بْن أ َ ْح َمد َو‬
َّ ‫ان ْب ُن ُم َح َّم ٍد قَا َل َعبْد‬ ُ ‫عثْ َم‬ ُ ‫َحدَّثَنَا‬
ِ ‫َّاس َي ْرفَعُهُ ِإلَى النَّبِي‬ ٍ ‫س ِعي ِد ب ِْن ُج َبي ٍْر َع ْن ِع ْك ِر َمةَ َع ِن اب ِْن َعب‬ َ ‫ث َع ْن َع ْب ِد ْال َم ِل ِك ب ِْن‬ ٍ ‫َع ْن لَ ْي‬
ِ ‫ير َويَأ ْ ُم ْر بِ ْال َم ْع ُر‬
‫وف‬ َ ‫ص ِغ‬ َ ِ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يُ َوقِ ْر ْال َكب‬
َّ ‫ير َويَ ْر َح ْم ال‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل لَي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫ رواه أحمد‬.‫َويَ ْن َهى َع ْن ْال ُم ْن َك ِر‬
2. Pemahaman Hadis
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫اص ٍم َع ْن ِز ٍر َع ْن أ ُ َبي ٍ قَا َل قَا َل َر‬ ِ ‫ي َع ْن زَ ائِدَة َ َع ْن َع‬ ُّ ‫سي ُْن ب ُْن َع ِلي ٍ ْال ُج ْع ِف‬
َ ‫َحدَّثَنَا ُح‬
ُ ‫يرة‬ َ ‫اصي َو ْال َع ُجوزَ ة ُ ْال َك ِب‬ َّ ‫سلَّ َم ِإ ِني بُ ِعثْتُ ِإلَى أ ُ َّم ٍة أ ُ ِم ِيينَ ِفي ِه ْم ال‬
ِ ‫ش ْي ُخ ْال َع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫ رواه أحمد‬. ٍ‫س ْبعَ ِة أ َ ْح ُرف‬ َ ‫َو ْالغُ ََل ُم قَا َل فَ ُم ْر ُه ْم فَ ْليَ ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآنَ َعلَى‬
3. Arti Kosakata

Arti Lafal Arti Lafal

Ummi (tidak bisa َ‫أ ُ َّم ٍة أ ُ ِم ِيين‬ Tidak menghormati ‫لَ ْم يُ َو ِق ْر‬
membaca dan
menulis)
Membaca al-Qur’an َ‫فَ ْل َي ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآن‬ Menghargai yang ‫ير‬
َ ‫ص ِغ‬
َّ ‫َو َي ْر َح ْم ال‬
muda

123
tujuh huruf ٍ‫س ْبعَ ِة أ َ ْح ُرف‬
َ Menjak Kebaikan
ِ ‫َويَأ ْ ُم ْر بِ ْال َم ْع ُر‬
‫وف‬

4. Terjemah Matan Hadis


a. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak termasuk golonganku orang yang
tidak menghormati orang tua dan tidak menghargai yang muda, serta amar ma’ruf nahi
mungkar. (HR. Ahmad).
b. Dari Ubay bin Ka’ab ra, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk umat yang
ummi (tidak bisa membaca dan menulis) maka perintahkanlah kepada mereka hendaknya
membaca al-Qur’an atas tujuh huruf (sesuai dialek mereka). (HR. Ahmad).

D. Mari Memahami Sikap Toleransi

1. Mempelajari isi hadis Pertam


Islam adalah agama toleran yakni: lebih mudah membolehkan, memaklumi, mema’afkan,
perhatian terhadap kebutuhan orang lain, tidak keras, tidak memaksa, dan sebaliknya Islam
agama yang mengajarkan perhatian pada kebutuhan orang lain, menghormati orang lain,
memudahkan orang lain, dan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
dirinya sendiri. Hal ini berarti islam mengajarkan kedamaian biarpun didunia ini sangat plural
dari berbagai ras, agama, golongan, warna kulit, dan lain-lain namun Islam tetap memandang
bahwa semua sama dalam hak dan kuwajiban, dan harus mendapat perlakuan yang sama.
Namun demikian tidak bisa dikatakan bahwa Islam adalah agama yang sama dengan
agama-agama lainnya, karena Islam adalah agama yang paling benar, dan tentu tingkat
kebenaran lebih tinggi dan berbeda dengan agama lainnya.
Pada hadis menjelaskan tentang etika pergaulan yang diatur dalam hadis, yaitu orang
yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua, yakni harus santun, mendahulukan yang tua,
menyapa lebih dulu, mengucapkan salam lebih dulu, tidak menarik tangan lebih dulu ketika
berjabat tangan, tidak mendahului duduk, tidak membentak ketika berbicara, tidak memalingkan
wajahnya ketika berbicara, dan lain-lian yang berhubungan dengan etika kesopanan juga diatur
dalam ajaran hadis Rasulullah.

2. Mempelajari isi hadis Kedua


Pada hadis ketiga juga dijelaskan tentang toleransi, karena dalam ajaran islam banyak
kemakluman-kemakluman atau yang biasa disebut rukhshah, seperti orang yang bepergian ketika
berat melaksanakan shala 4 rakaat boleh dilakukan dengan qashar (ringkas 2 rakaat) bahakan
boleh di gabungkan dengan waktu shalat yang lain. Ketika umatnya nabi adalah umat yang
ummi (tidak bisa membaca dan menulis) yang didalamnya terdapat orang tua yang durhaka,

124
nenek-nenek tua dan anak kecil, semua terakomodir dalam menjalankan ajaran Islam sesuai
dengan kemampuan mereka. Dicontohkan dalam hadis bahwa Nabi memberikan keringanan
untuk membaca al-Qur’an sesuai dengan dialek bahasa masing-masing, jadi tidak kaku harus
fasih dan tartil.
Sepintas masalah etika pergaulan adalah masalah yang remeh seakan tidak ada
hubungannya dengan dosa dan pahala, namun ternyata lebih berat ancamannya, yaitu tidak
beriman. Oleh karena itu Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia

F. Mari Mendalami Karakter

Orang yang telah mempelajari hadis-hadis tentang toleransi dan Etika pergaulan, ia akan
berprilaku sebagai berikut:
1. Berakhlak al-karimah, karena dalam hadis-hadis tentang etika pergaulan dituntut untuk
menghormati dan menghargai orang lain, dimana menghormati dan menghargai orang lain
tidak akan bisa terwujud bila ia berakhlak al-madzmumah (tercela).
2. Lebih perhatian kepada hak orang lain dari pada haknya sendiri, sehingga ia menjaga diri
agar tidak sombong, congkak, iri, dendam, dengki, dan lain sebagainya.
3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, karena dengan memaksakan kehendak
kepada orang lain berarti dia tidak menghormati hak orang lain.
4. Tidak terlalu fanatik terhadap golongannya dan tidak mudah menyalahkan orang lain, karena
ia dituntut untuk toleran kepada orang lain.
5. Menjalankan ajaran Islam dengan bangga dan sportif karena merasa Islamlah yang paling
benar, dan paling syamil (lengkap) ajaran-ajarannya dibanding ajaran-ajaran lainnya.

E. Mari Mendiskusikan

Catatlah sikap-sikap anda:


- yang termasuk kategori menghormati yang lebih tua
- yang termasuk kategori menghargai yang lebih muda
- yang termasuk toleran.
RANGKUMAN
1. Islam adalah agama yang paling baik disisi Allah, namun demikian islam mengajarkan
toleransi terhadap ajaran-ajaran yang lain.
2. Islam mengajarkan tentang kedamaian biarpun didunia ini sangat plural namun Islam
mengajak untuk menghormati hak orang lain.
3. Dalam menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan kemampuannya, tidak dipaksa
harus sesuai dengan ajaran yang semestinya, karena itu dalam Islam ada istilah rukhshah
4. Budi pekerti dan akhlak mulia terutama dalam hal menghormati yang lebih tua dan
125
menghargai yang lebih muda, sangat ditekankan dalam Islam agar dipraktekkan oleh
umatnya, sehingga ada ancaman bahwa orang yang tidak berakhlaq mulia dikategorikan
sebagai orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kiamat dan tidak termasuk
Kisak Keteladanan
Kisah Rasul dengan Tamu Nonmuslim

Pada suatu hari di masjid, Rasul kedatangan serombongan kafir yang meminta untuk bertamu.
Mereka berkata, “Kami ini datang dari jarak yang jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya
Rasulullah.” Lalu Rasul membawa para tetamu tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang
kafir yang bertubuh besar seperti raksasa tertinggal di masjid, kerana tidak ada seorang sahabat pun
yang mahu menerimanya. Dalam syair itu disebutkan, ia tertinggal di masjid seperti tertinggalnya
ampas di dalam gelas. Mungkin para sahabat takut menjamu dia, kerana membayangkan harus
menyediakan bekas yang sangat besar.
Lalu Rasul membawa dan menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan
mendatangkan tiga ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga menghabiskan
makanan untuk lapan belas orang, sampai orang yang ditugaskan melayani dia jengkel. Akhirnya
pegawai itu menguncinya di dalam. Tengah malam, orang kafir itu menderita sakit perut. Dia
hendak membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya
orang itu mengeluarkan kotoran di rumah itu.
Setelah itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam fikirannya.Dia
menunggu sampai menjelang subuh dan berharap ada orang yang akan membuka pintu. Pada saat
subuh dia mendengar pintu itu terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah
Rasulullah saw.
Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika Rasul membuka pintu itu, Rasul
sengaja bersembunyi agar orang kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat bahawa azimatnya tertinggal di rumah itu.
Jalaluddin Rumi berkata, “Kerasukan mengalahkan rasa malunya.Keinginan untuk mendapatkan
barang yang berharga menghilangkan rasa malunya. “Akhirnya dia kembali ke rumah itu.
Sementara itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu kepada Rasul,
“Ya Rasulullah, lihat apa yang dilakukan oleh orang kafir itu!” Kemudian Rasul berkata,
“Ambilkan wadah, biar aku bersihkan.” Para sahabat meloncat dan berkata, “ ya Rasulullah, engkau
adalah Sayyidul Anam. Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini. Biarlah kami
yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak tangan yang mulia seperti tangan membersihkan
kotoran ini. “” Tidak, “kata Rasul,” ini adalah kehormatan bagiku. “Para sahabat berkata,” Wahai
Nabi yang namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan untuk
berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah ertinya kami ini. ”
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia
sedang membersihkan kotoran yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan
emosinya. Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, “Hai kepala yang tidak mempunyai
pengetahuan.” Dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, “Wahai hati yang tidak pernah
memperoleh fail cahaya.” Dia bergetar ketakutan menahan rasa malu yang luar biasa. Kemudi-an
Rasul menepuk bahunya menenangkan dia. Singkat cerita, orang kafir itu masuk Islam.

http://www.blogammar.com/sifat-sifat…urut-al-quran/

126
AYO BERLATIH
Jawablah Pertanyaan berikut!
ُّ َ‫سا لَهُ ق‬
1. ‫ط‬ ً ‫ َولَ ْم يُ َر ُمتَقَ ِد ًما بِ ُر ْكبَت َ ْي ِه َج ِلي‬jelaskan kandungan potongan hadis tersebut!.....
2. Jelaskan bagaimana cara menghargai orang yang lebih muda!...
3. Tulislah hadis yang menunjukkan bahwa Islam mengajarkan tentang toleransi! Dan
jelaskan makna kandungannya!...
4. Perhatikan hadis di bawah ini?
ُ‫ف َو ْج َههُ َع ْنه‬ ْ َ‫الر ُج َل فَ َكلَّ َمهُ لَ ْم ي‬
ْ ‫ص ِر‬ َّ ‫ي‬َ ‫سلَّ َم ِإذَا لَ ِق‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫قَا َل َكانَ النَّ ِب‬
‫ف‬ ُ ‫ص ِر‬َ ‫َحتَّى َي ُكونَ ُه َو الَّذِي َي ْن‬
Jelaskan isi kandungan hadis diatas!.....
5. Jelaskan cara-cara menghormati orang yang beragama lain!...

PERLU DIINGAT
Orang yang menghormati akan dihormati
Orang yang menghargai akan dihargai
Orang yang perhatian akan diperhatikan
Orang yang menghina akan dihina
Orang yang meremehkan akan diremehkan
Orang yang cuek akan dicueki
Itu adalah hukum alam yang diciptakan oleh Allah
Itu adalah sifat dan karakter setiap manusia
Itu adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri

127
BAB 13
Dengan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi manusia berkembang

Sumber: http://ayatullah-qori.blogspot.com. 13.1

Dalam bab ini disajikan hadis-hadis tentang perintah mencari ilmu, ancama orang yang
mencari ilmu bukan karena Allah, dan keutaman orang yang berilmu, serta fadlilah orang yang
mencari ilmu. Terjemahan disajikan setelah hadis-hadisnya sehingga bisa dijadikan wahana
bagi siswa untuk berlatih menerjemahkan tanpa melihat tek terjemah. Baru kemudian
kandungan makna-makan hadis disajikan secara menyeluruh sehingga siswa bisa bisa berlatih
untuk menentukan makna kandungan hadis yang mana poin yang dihadapinya. Pada terakhir
bab disajikan kesimpulan dan so’al-so’al uji kompetensi siswa.

128
A. Mari Renungkan

Salah satu hal yang membedakan antara manusia dan


makhluk lain adalah ilmu dan akal. Hanya manusia satu-
satunya makhluk yang diberi ilmu [engetahuan saint dan akal
pikiran. Dengan akalnya manusia dapat menemukan
kebenaran, dengan akal manusia dapat menemukan ilmu
pengetahuan dan dengan akal manusia dapat
mengembangkan ilmu pengatahuan. Kita dapat menyaksikan
bagaimana kesuksesan manusia di atas bumi ini, sehingga
dipercaya Tuhan sebagai khalifah.

Semua makhluk dapat ditaklukkan manusia sebab akal dan ilmu pengetahuan yang diraihnya.
Burung terbang dengan sayapnya, manusiapun dapat terbang dengan pesawat yang diciptakannya
dengan akal dan pengetahuannya. Ikan dapat berselam dalam air laut, manusiapun dengan akal
dan pengetahuannya mampu berselam dengan kapal selam. Kuda dapat lari cepat, manusia mampu
menciptakan kendaraan seperti mobil, motor dan kereta api yang lebih cepat dari kuda. Banyak
binatang yang hidup dalam lobang atau liang seperti semut, ular dan lain-lain, manusiapun mampu
membuat guwa-guwa di bawah gunug. Itu semua sebab akal dan ilmu pengatahuan yang diberikan
Allah. Manusia wajib memelihara kecerdasan akalnya dengan cara giat belajar dan mencari ilmu
oengetahuan.

Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.5. Mentaati perintah Allah dalam mengembangkan bidang keilmuan.
2.6. Memotivasi diri untuk meningkatkan keilmuan.

129
3.7. Menganalisis spirit pengetahuan dan tekhnologi dari hadis Nabi riwayat ibnu Majah dari Anas
bin Malik (....‫ )طلب العلم فريضة على كل مسلم و واضع العلم‬dan riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’
(.... ‫)إن العالم ليستغفر له من في السموات‬.
4.1. Menceritakan perilaku orang yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tetap
melestarikan lingkungan.
4.4. Menghafalkan hadis tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang spirit pengetahuan dan tekhnologi.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang spirit pengetahuan dan tekhnologi.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang spirit pengetahuan dan tekhnologi.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang spirit pengetahuan dan
tekhnologi.
5. Menghafalkan hadis tentang spirit pengetahuan dan tekhnologi.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mentaati perintah Allah dalam mengembangkan bidang keilmuan.
2. Memotivasi diri untuk meningkatkan keilmuan.
3. Menganalisis spirit pengetahuan dan tekhnologi dari hadis Nabi riwayat ibnu Majah dari Anas
bin Malik (....‫ )طلب العلم فريضة على كل مسلم و واضع العلم‬dan riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’
(.... ‫)إن العالم ليستغفر له من في السموات‬.
4. Menceritakan perilaku orang yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tetap
melestarikan lingkungan.
5. Menghafalkan hadis tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

PETA KONSEP Membaca hadis Spirit


Pengetahuan dan tekhnologi

Memahami isi kandungan


Spirit Pengetahuan dan hadis pertama Spirit
Tekhnologi Pengetahuan dan tekhnologi

Memahami isi kandungan


hadis Kedua Spirit
Pengetahuan dan tekhnologi

130
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian berikan
tanggapanmu!

.
(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 11.2.
Betapa hebatnya Teknologi dan kemunikasi di era sekarang ini sudah sangat canggih

131
C. Mari Belajar Hadis

Manusia diberi akal oleh Allah merupakan


potensi untuk diisi ilmu melalui panca indra
manusia yang paling lengkap dibanding binatang
lainnya, disamping itu manusia juga memiliki
ilmu untuk menyimpan ilmu yang sudah
diyakininya sebagai kebenaran.
Sistem kerja panca indara, akal, dan hati manusia bersifat spontan dan terus menerus, dimana
manusia hidup dan melihat sesuatu, maka sesuatu itu pasti masuk di otaknya, dan apa yang sering
masuk diotaknya dan diyakini kebenarannya oleh hati maka jadilah ilmu baik ilmu itu bersifat baik
atau buruk menurut ajaran Islam, oleh karena itu Islam membina manusia dalam hal mencari ilmu,
dan bahkan memberikan motifasi dan ancaman bagi tidak mengikuti arahan ajaran al-Qur’an dan
hadis.

1. Belajar Hadis Pertama


‫ير َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ ٍ ‫ير ب ُْن ِش ْن ِظ‬ ُ ِ‫سلَ ْي َمانَ َحدَّثَنَا َكث‬ ُ ‫ص ب ُْن‬ ُ ‫ار َحدَّثَنَا َح ْف‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا ِهشَا ُم ب ُْن َع َّم‬
ٌ ‫ضة‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬
ُ َ‫طل‬َ ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫يرينَ َع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل قَا َل َر‬ ِ ‫ِس‬
.‫َب‬ َ ‫ير ْال َج ْوه ََر َواللُّؤْ لُ َؤ َوالذَّه‬ ِ ‫َاز‬ِ ‫غي ِْر أ َ ْه ِل ِه َك ُمقَ ِل ِد ْال َخن‬
َ َ‫اض ُع ْال ِع ْل ِم ِع ْند‬
ِ ‫َعلَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم َو َو‬
‫رواه ابن ماجة‬
2. Belajar Hadis Kedua
‫ث‬ُ ‫اء ب ِْن َحي َْوة َ يُ َح ِد‬ ِ ‫اص َم بْنَ َر َج‬ ِ ‫س ِم ْعتُ َع‬ َّ ُ‫س ْر َه ٍد َحدَّثَنَا َع ْبد‬
َ َ‫َّللاِ ب ُْن دَ ُاود‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم‬
َ ‫سدَّدُ ب ُْن ُم‬
‫صلَّى‬َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫اء قَا َل فَإِنِي‬ ِ َ‫ير ب ِْن قَي ٍْس قَا َل أَبِي الد َّْرد‬ ِ ِ‫ع ْن َكث‬ َ ‫َع ْن دَ ُاودَ ب ِْن َج ِمي ٍل‬
‫ان فِي‬ ُ َ ‫ض َو ْال ِحيت‬ ِ ‫ت َو َم ْن فِي ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬َّ ‫سلَّ َم َيقُو ُل إِ َّن ْال َعا ِل َم لَ َي ْست َ ْغ ِف ُر لَهُ َم ْن فِي ال‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َّ
ِ ‫سا ِئ ِر ْال َك َوا ِك‬
‫ب‬ َ ‫ض ِل ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْال َب ْد ِر َعلَى‬ ْ َ‫ض َل ْال َعا ِل ِم َعلَى ْال َعا ِب ِد َكف‬ ْ َ‫اء َو ِإ َّن ف‬ ِ ‫ف ْال َم‬ ِ ‫َج ْو‬
ُ‫َارا َو ََل د ِْر َه ًما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَه‬
ً ‫اء َوإِ َّن ْاْل َ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِرثُوا دِين‬ ِ َ‫َوإِ َّن ْالعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْنبِي‬
‫ أبوا داود‬.‫أ َ َخذَ بِ َح ٍظ َوافِ ٍر‬
3. Arti Kosa Kata

Arti Lafal Arti Lafal

Bulan ‫ْالقَ َم ِر‬ Mencari ilmu ‫ب ْال ِع ْل ِم‬ ُ َ‫طل‬


َ
Keutamaan ilmu ‫ض َل ْال َعا ِل ِم‬
ْ َ‫ف‬ Wajib ٌ‫ضة‬ َ ‫فَ ِري‬
132
mengambil bagian ‫أ َ َخذَ بِ َح ٍظ َوافِ ٍر‬ Dimintakan ampunan ‫لَيَ ْست َ ْغ ِف ُر‬
yang melimpah

4. Terjemah Matan Hadis


1. Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: “Carilah ilmu biarpun hingga ke negeri
Cina, sesungguhnya mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. (HR. Baihaqy).
2. Dari Abu Darda’ ra berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya
orang yang berilmu dimintakan ampunan oleh orang dilangit dan orang dibumi, dan jentik-
jentik ditengah air, dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli
beribadah seperti (keutamaan) bulan purnama atas bintang-bintang. Dan sesungguhnya
ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar, dan dirham,
tetapi mewariskan ilmu. Dan barang siapa yang mengambil ilmu maka ia telah mengambil
bagian yang melimpah”. (HR. Abu Dawud).

D. Mari Memahami
1. Memahami Isi Kandungan Pertama
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik ilmu yang membahas masalah
duniawi ataupun ilmu yang membahas masalah pemahaman syari’at Islam untuk dijadikan dasar
dalam mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan li al-alamiin. Menuntut ilmu duniawi dengan
diniati karena Allah misalnya mencari ilmu ekonomi demi menempuh kesejahteraan hidup
didunia dengan syarat cara memperoleh hartanya harus tidak bertentangan dengan nas-nas al-
Qur’an dan hadis, dengan demikian, sehingga bisa mengamalkan ajaran Allah yang berupa
tanggungjawab menafaqahi keluarga, bisa shadaqah, bisa naik haji, dan lain-lain.
Dan sebaliknya pada hadis kelima dijelaskan biarpun seseorang menuntut ilmu al-Qur’an
dan hadis namun tujuannya adalah untuk merusak ajaran Islam dan bukan karena untuk
menyembah Allah seperti yang dilakukan oleh kaum orientalis dan misionaris, maka hukumnya
adalah haram karena diancam oleh Allah sama dengan menyiapkan kursi di Neraka. Atau
tujuannya untuk mencari popularitas dan tidak mengamalkan ilmunya didunia maka hukumnya
adalah haram.
Jadi mencari ilmu yang diwajibkan oleh Allah adalah mencari ilmu dengan niat untuk
menjunjung tinggi ajaran Allah, apa saja ilmunya, seperti yang diisyarahkan oleh Rasulullah
pada hadis keenam. Ilmu yang seperti ini termasuk juga ilmu cara mencuri bagi polisi reskrim
jika diniati untuk mencegah pencurian karena merupakan larangan Allah, maka hukumnya
adalah wajib. Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah agar mencari ilmu ke negeri Cina yang
pada saat itu Cina belum ada yang beragama Islam. Jadi tidak mungkin Rasul memerintahkan
untuk mencari ilmu ajaran Islam ke negeri Cina.

133
Rasulullah pada hadis kedua diatas mengibaratkan orang yang tidak memiliki ilmu agama
kemudian berfatwa tentang agama atau, mengobati orang sakit namun tidak memiliki ilmu
kesehatan, atau menjadi wakil rakyat namun tidak memahami keinginan rakyat yang diwakiliya,
atau menduduki jabatan yang tidak dimampuinya, seperti “babi yang berkalung mutiara, berlian
dan emas”, kemudian dalam hadis ketigabelas orang seperti itu dikategorikan sebagai “orang
yang dirinya sesat dan menyesatkan orang lain”.
Pada hadis keempat dijelaskan bahwa kuwajiban mencari ilmu adalah semampunya,
seandainya tidak bisa mencari ilmu yang banyak, maka jadilah orang yang hanya mendengar
ilmu, jika tidak bisa jangan sampai menjadi orang yang selanjutnya yaitu orang yang merusak
dirinya karena tidak memiliki ilmu.

2. Memahami Isi Kandungan hadis Kedua


Seperti yang dikandung oleh hadis-hadis diatas bahwa orang yang berilmu memiliki fadlilah
yang banyak sekali, antara lain:
1. Allah akan baik dengan orang yang berilmu.
2. Dipermudah jalannya menuju surga.
3. Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.
4. Segala sesuatu akan memintaampunkan dosanya kepada Allah mulai makhluk yang berada di
bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas langit (para malaikat).
5. Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang hanya
beribadah tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi dirinya
sendiri.
6. Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka
7. Orang yang berilmu dicintai keluarga, rizkinya dilapangkan oleh Allah, dan pengaruhnya
terhadap orang lain diperbesar oleh Allah.
8. Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus mengalir
kepadanya walaupun dia telah meninggal selama ilmu yang diajarkan masih diamalkan oleh
orang-orang setelahnya.

E. Perilaku Orang yang Mempunyai Spirit Pengetahuan dan tekhnologi

Orang yang sudah mempelajari hadis tentang potensi akal dan mencari ilmu maka ia akan
lebih semangat dalam mengembangkan pola fikirnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pola
fikir ia akan lehih semangat dalam proses pencarian terhadap ilmu, dan terutama sekali adalah
lebih mudah penasaran untuk mengetahui jika ada hal-hal yang tidak difahaminya seperti hendak
melakukan shalat sunnah tertentu atau jika menghadapi permasalalahan tentang keagamaan atau

134
masalah sosial atau aspek apapun, ketika tidak memahami ia segera mencari sumber belajar, dan
tidak mudah putus asa.
Orang seperti ini biasanya apa yang dilakukan selalu mengontrol aktifitasnya dengan
larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya. Selain itu orang yang sudah mendapatkan banyak ilmu
dan pengetahuan dalam prilakunya sehari-hari dia tidak sombong, dan rendah diri, karena dia
tentu sudah mengerti tentang larangan sombong, dan anjuran tawadlu’. Dan kecenderungan
orang yang berilmu adalah amar ma’ruf nahi mungkar, karena ia merasa berkuwajiban untuk
menyampaikan yang haq dari ajaran agama Islam. Orang yang mengetahui ajaran hadis tentang
potensi akal dan mencari ilmu dia akan tidak fanatik dengan kelompok yang diikutinya dan tidak
mudah menganggap bahwa apa yang diyakini orang lain adalah salah, karena ia tahu bahwa
perbedaan dalam menafsiri nash-nash al-Qur’an dan hadis adalah rahmat dari Allah SAW.

E. Mari Mendiskusikan
 Catatlah ilmu-ilmu yang termasuk kategori ilmu umum.
 Catatlah ilmu-ilmu yang termasuk kategori ilmu Agama.
 Kemudian diskusikan dengan teman anda tentang materi-materi yang dibahas dalam
ilmu-ilmu yang telah anda sebutkan.

RANGKUMAN
1. Mencari ilmu wajib hukumnya bagi orang Islam.
2. Ilmu yang dicari adalah ilmu dalam memahami ajaran agama Islam (hadis dan al-Qur’an), atau
ilmu yang dapat digunakan untuk memenuhi hak hidup didunia, namun keduanya dengan niat
karena Allah, dan demi mendapatkan kehidupan yang layak didunia dan akhirat.
3. Orang yang mencari ilmu baik ilmu agama atau ilmu umum jika tujuannya adalah untuk
pengejaran duniawi, populeritas duniawi, kedudukan duniawi, atau orientalis, hukumnya haram
atau diibaratkan sama dengan menyiapkan tempat duduk dineraka.
4. Orang yang tidak mencari ilmu dan tidak memahami cara mengamalkan agama, atau tidak
memahami bagaimana cara memenuhi kebutuhan hak hidup dirinya dan keluarganya, dilarang
oleh ajaran Islam.
5. Orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah dengan kelebihan-kelebihannya
sebagaimana disebutkan dalam bab ini.

KISAH KETELADANAN

135
Biografi singkat Ibnu Khaldun

Selama ini ada kecenderungan untuk memandang sosiologi hanya sebagai fenomena
modern dan barat. Namun, sebaliknya, beberapa cendikiawan telah mengembangkan sosiologi
sejak lama dan di belahan dunia lain. Salah satu contoh adalah Abdul Rahman Ibnu-Khaldun.
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332 (Faghirzadeh,1982). Lahir dari
keluarga terdidik, Ibnu Khaldun mengenyam pendidikan Al-Qur’an, matematika, dan sejarah.
Sepanjang hayatnya, ia mengabdi kepada Sultan Tunisia, Maroko, Spanyol dan Aljazair sebagai
Duta Besar, penghulu kerajan dan anggota dewan cendikiawan. Ia pun menghabiskan waktu
selaama dua tahun di penjara Maroko karena kenyakinannya bahwa penguasa negara bukanlah
pemimpin agama. Setelah kira-kira dua dasawarsa menjalankan aktivitas politik, Ibnu Khaldun
kembali ke Afrika Utara, tempat ia melakukan studi dan menulis secara intensif selama lima tahun.
Karya yang dihasilkan selama kurun waktu tersebut melambungkan namanya dan membawanya
menjadi dosen di pusat studi Islam, Masjid Universitas Al-Azhar di Kairo. Dalam kuliah
masyarakat dan sosiologi yang banyak menarik minat itu, Ibnu Khaldun menegaskan arti penting
kesinambungan pemikiran sosiologi dengan pengamatan sejarah.
Sampai dengan ia wafat tahun 1406, Ibnu Khaldun telah menghasilkan banyak karya penting
yang mengandung gagasan-gagasan yang memiliki kesamaan dengan sosiologi kontemporer. Ia
sangat yakin dengan kajian ilmiah atas masyarakat, penelitian empiris, dan pencariaan sebab-sebab
terjadinya fenomena sosial. Ia amat memerhatikan berbagai institusi sosial (misalnya: politik dan
ekonomi) dan kaitan antara keduanya. Ia tertarik membandingkan masyarakat primitif dengan
masyarakat modern. Ibnu Khaldun memang tidak membawa dampak dramatis pada sosiologi
klasik, namun sebagai cendikiawan pada umumnya, dan cendikiawan Islam khususnya, penelaahan
atas karyanya akan menempatkan dia pada sosok yang punya signifikansi historis yang tidak kecil.

George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2004. Nurhadi


(penj.). Teori Sosiologi: Dari Teori Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.
Yogyakarta: 2004.

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut ini!


1. Jelaskan kenapa orang yang berilmu selalu berkecenderungan untuk amar ma’ruf nahi
mungkar!.....
2. Jelaskan ilmu yang bagaimana yang diwajibkan ajaran Islam untuk dicarinya?.....
3. Jelaskan kenapa orang yang berilmu tidak mudah fanatik terhadap golongannya dan tidak
mudah menyalahkan golongan lain?....
4. Jelaskan kandungan hadis yang mengandung makna bahwa mencari ilmu adalah
semampunya!......
5. Sebutkan keutamaan orang yang mencari ilmu!....

PERLU DIINGAT
‫ َو‬. ‫ َو َم ْن أ َ َرادَ ْال ِخ َرة َ فَ َعلَ ْي ِه ِب ْال ِع ْل ِم‬. ‫ ْال ِع ْل ِم‬136
‫ َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْن َيا فَ َعلَ ْي ِه ِب‬:‫َك َما قَالَهُ أ َ ْه ُل ْال ِح َك ِم‬
‫َم ْن أ َ َرادَ ُه َما فَعَلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬
BAB 14
Alam Milik Anak Cucu Mari Kita Jaga
Kelestariannya

137
A. Mari Renungkan

   


   
   
   
    
    
     

Artinya:" Telah nampak kerusakan di darat


dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (Katakanlah: "Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang
dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)".( Surah Ar-Rum Ayat: 41 - 42

Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetensi Dasar (KD)


1.6 Meyakini pentingnya sikap melestarikan alam untuk kemakmuran.
2.5 Meningkatkan penjagaan terhadap kelestarian alam dilingkungannya.
3.8 Memahami hadis yang memerintahkan untuk melestarikan alam yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari salah seorang muhajirin (.....‫ )ثَلثا أسمعه يقول المسلمون شركاء‬dan riwayat Muslim dari
syadad bin Aus (......‫ )إن هللا كتب اْلحسان على كل شيئ‬.

138
4.1 Menghafalkan hadis tentang menjaga kelestarian alam.
4.4 Menceritakan perilaku orang yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tetap
melestarikan lingkungan.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang menjaga kelestarian alam.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang menjaga kelestarian alam.
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang menjaga kelestarian alam.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang menjaga kelestarian
alam.
5. Menghafalkan hadis tentang menjaga kelestarian alam.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Meyakini pentingnya sikap melestarikan alam untuk kemakmuran.
2. Meningkatkan penjagaan terhadap kelestarian alam dilingkungannya.
3. Memahami hadis yang memerintahkan untuk melestarikan alam yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari salah seorang muhajirin (.....‫ )ثَلثا أسمعه يقول المسلمون شركاء‬dan riwayat Muslim dari
syadad bin Aus (......‫)إن هللا كتب اْلحسان على كل شيئ‬.
4. Menghafalkan hadis tentang menjaga kelestarian alam.
5. Menceritakan perilaku orang yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tetap
melestarikan lingkungan.

PETA KONSEP
Belajar hadis tentang
menjaga Melestarikan
Lingkungan
RT

Menjaga dan Memahami isi kandungan


Melestarikan hadis pertama tentang
Lingkungan menjaga Melestarikan
Lingkungan

Memahami isi kandungan


hadis Kedua tentang menjaga
Melestarikan Lingkungan

139
B. MARI MENGAMATI
Amati gambar ini, kemudian
berikan tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 14.2.


Alam adalah milik anak cucu kita mari kita lestarikan dan kita jaga dengan baik agar
terjaga kelestariaannya.

140
H. Mari Belajar Hadis

Dalam padangan Islam, kekayaan alam


atau sumber daya alam, seperti hutan dan barang
tambang merupakan milik umum yang harus
dikelola hanya oleh negara, dimana hasilnya
harus dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk
barang yang murah atau subsidi untuk kebutuhan
primer, seperti pendidikan, kesehatan, dan
fasilitas umum.
Paradigma pengelolaan sumber daya alam milik umum yang berbasis swasta harus dirubah
menjadi pengelolaan kepemilikan umum oleh negara dengan tetap berorientasi pada kelestarian
sumber daya alam. Seperti dalam hadi di bawah ini:
1. Belajar Hadis Pertama
‫ع ْن َر ُج ٍل‬ َ ِ ‫عبِي‬ َّ ‫ع ْن ِحبَّانَ ب ِْن زَ ْي ٍد ال‬
َ ‫ش ْر‬ َ َ‫عثْ َمان‬ ُ ‫ي أ َ ْخ َب َرنَا َح ِر‬
ُ ‫يز ب ُْن‬ ُّ ‫ي ب ُْن ْال َج ْع ِد اللُّؤْ لُ ِؤ‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
ُّ ‫ع ِل‬
‫اش َو َهذَا‬ ٍ َ‫عثْ َمانَ َحدَّثَنَا أَبُو ِخد‬ ُ ‫يز ب ُْن‬ ُ ‫س َحدَّثَنَا َح ِر‬ َ ُ‫سى ب ُْن يُون‬ َ ‫سدَّد ٌ َحدَّثَنَا ِعي‬ َ ‫ِم ْن قَ ْر ٍن ح و َحدَّثَنَا ُم‬
‫سلَّ َم قَا َل غَزَ ْوتُ َم َع‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ب النَّ ِبي‬ ْ َ ‫اج ِرينَ ِم ْن أ‬
ِ ‫ص َحا‬ ِ ‫ع ْن َر ُج ٍل ِم ْن ْال ُم َه‬ َ ٍ ‫ع ِلي‬ َ ‫ظ‬ ُ ‫لَ ْف‬
‫اء‬ِ ‫َل َو ْال َم‬
ِ َ ‫ث فِي ْال َك‬ ٍ ‫ش َر َكا ُء ِفي ث َ ََل‬ ُ َ‫سلَّ َم ث َ ََلثًا أ َ ْس َمعُهُ يَقُو ُل ْال ُم ْس ِل ُمون‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫النَّبِي‬
‫ رواه أبو داود‬.‫ار‬ ِ َّ‫َوالن‬
2. Belajar Hadis Kedua
‫اء َع ْن أ َ ِبي قِ ََلبَةَ َع ْن‬ ِ َّ‫ع ْن خَا ِل ٍد ْال َحذ‬َ َ‫علَيَّة‬ ُ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا ِإ ْس َم ِعي ُل اب ُْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أ َ ِبي‬
‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ظت ُ ُه َما َع ْن َر‬ ْ ‫ان َح ِف‬ِ َ ‫شدَّا ِد ب ِْن أ َ ْو ٍس قَا َل ثِ ْنت‬
َ ‫ث َع ْن‬ ِ ‫أ َ ِبي ْاْل َ ْش َع‬
‫َيءٍ فَإِذَا قَت َ ْلت ُ ْم فَأ َ ْح ِسنُوا ْال ِقتْلَةَ َو ِإذَا ذَ َب ْحت ُ ْم فَأ َ ْح ِسنُوا‬
ْ ‫سانَ َعلَى ُك ِل ش‬ َ ‫اْل ْح‬ِْ ‫ب‬ َّ ‫قَا َل ِإ َّن‬
َ َ ‫َّللاَ َكت‬
‫ رواه مسلم‬.ُ‫ش ْف َرتَهُ فَ ْليُ ِرحْ ذَ ِبي َحتَه‬ َ ‫الذَّ ْب َح َو ْليُ ِحدَّ أ َ َحدُ ُك ْم‬
3. Arti kosakata

Arti Lafal Arti Lafal

Berbuat baik
‫سان‬َ ‫اْل ْح‬ ِ Berserikat ‫ش َر َكا ُء‬ ُ
Pedangnya ُ‫ش ْف َرتَه‬ َ Padang rumput ‫َل‬ِ َ ‫ْال َك‬
Sembelihannya ُ‫ذَ ِبي َحتَه‬ Api (energi) ‫النَّار‬

141
4. Terjemah Matan Hadis
1. Dari Ali ra bahwa Rasulullah bersabda: “Manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang
rumput (lahan), dan api (energi).” (HR. Abu Daud)
2. Dari Abi Qilabah dan Syadad bin Aus berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
Allah menetapkan supaya berbuat baik terhadap sesuatu. Apabila kamu membunuh, bunuhlah
dengan baik, apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan hendaklah
mempertajam pisaumu serta memberikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.”
(H.R. Muslim).

D. Mari Memahami

1. Memahami Isi Kandungan Hadis Pertama


Pada hadis pertama dijelaskan bahwa manusia memiliki kepemilikan pribadi dan
kepemilikian bersama, adapun benda-benda yang menjadi kepemilikan bersama diatur oleh
negara berdasarkan kemanfaatan bersama yaitu seperti; tempat mengembala binatang atau
padang rumput (stepa dan sabana), air juga menupakan kemilikan bersama tak ada seorang
pribadi pun yang menguasai air laut atau hujan, dan Api atau energi. Apa yang telah disebutkan
dalam hadis ini hanyalah sebuah bukti bahwa dalam ajaran Islam mengajarkan tentang
kepemilikan bersama, benda-benda yang menjadi kepemilikan bersama harus dikelola oleh
negara dan dimanfaatkan bersama melalui koordinasi negara, tidak boleh dibeli atau
dimanfaatkan oleh pribadi. Benda-benda yang termasuk milik bersama selain tempat
mengembala, air, dan api adalah termasuk hutan, gunung, angin, panas matahari, dan lain-lain.

2. Memahami Isi Kandungan Hadis Kedua


Pada hadis kedua dijelaskan tentang cara memanfaatkan binatang, yaitu dengan cara yang
sudah diatur dalam Islam, tidak boleh menyakitinya dan menyiksanya dengan cara apapun, baik
dengan cambuk, kayu apalagi dengan api. Karena Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya tidak
wajar binatang itu disiksa dengan api, karena yang boleh menyiksa dengan api hanya Allah
SWT. (HR. Bukhari).
Selain itu Islam juga mengajarkan adanya skala prioritas (dharuriyah, hajjiyah dan
tahsiniyah) dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi serta melarang sikap berlebihan, larangan ini
juga berlaku bagi segala mata rantai dalam produksinya.
a. Adab Pemeliharaan Hewan Ternak
Diantara adab-adab yang diperlakukan kepada binatang ternak dan sebagainya antara
lain :

142
1. Memberi makan dan minum binatang apabila lapar dan haus, karena Nabi Muhammad
Saw bersabda : Setiap yang mempunyai jantung ada pahala. (al-hadis). Artinya, setiap
makhluk yang mempunyai denyut jantung ada peluang untuk berbuat baik dan pada
gilirannya akan mendapat pahala dari Allah SWT, dan Nabi SAW bersabda : Siapa yang
tidak menyayangi dia tidak akan disayangi. (Hadis Muttafaq ‘alaihi). Beliau juga bersabda
: Sayangilah makhluq di bumi, kamu akan disayangi oleh makhluk di langit.
2. Menyayanginya dan bersikap lemah lembut dengan binatang. Ketika Nabi Muhammad
SAW melihat orang-orang memanah burung dengan tujuan latihan memanah, beliau
bersabda : Allah mengutuk orang-orang yang menjadikan sesuatu yang punya ruh sebagai
sasaran anak panah (sebagai latihan).
3. Tidak memisahkan mereka dengan induknya. Oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW
melarang membunuh binatang dengan cara mengurung, dan para sahabat Nabi SAW
ketika melihat seseorang yang mengurung binatang dengan tujuan sia-sia atau
menganiaya, mereka minta melepaskannya.
b. Tata cara penyembelihan Hewan Ternak
Tujuan dari menyembelih hewan secara agama di samping untuk mematikan hewan
juga untuk menghilangkan darah dari daging. Ini karena darah haram dikonsumsi.
Tata cara menyembelih yang Islami :
1. Membaca Basmalah.
2. Sebaiknya dilakukan pada siang hari.
3. Menghadapkan hewan yang disembelih ke arah kiblat dan penyembelih juga disunnahkan
menghadap ke arah kiblat.
4. Menidurkan hewan yang hendak disembelih pada sisi kirinya
5. Menajamkan pisau yang digunakan untuk menyembelih.
6. Penyembelihan hendaknya dikenakan pada bagian tertentu pada organ hewan diantaranya:
1) Hulqum (kerongkongan) tempat lewat nafas,
2) Mari’ (urat tempat lewat makanan)
3) Widjan (dua urat leher yang terdapat sebelah kanan dan kiri leher).

E. Perilaku Orang yang Menjaga dan Melestarikan Lingkungan

Orang yang telah mempelajari hadis-hadis tentang toleransi dan Etika pergaulan, ia akan
berprilaku sebagai berikut:
1. Berakhlak al-karimah, karena dalam hadis-hadis tentang etika pergaulan dituntut untuk
menghormati dan menghargai orang lain, dimana menghormati dan menghargai orang lain
tidak akan bisa terwujud bila ia berakhlak al-madzmumah (tercela).

143
2. Lebih perhatian kepada hak orang lain dari pada haknya sendiri, sehingga ia menjaga diri
agar tidak sombong, congkak, iri, dendam, dengki, dan lain sebagainya.
3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, karena dengan memaksakan kehendak
kepada orang lain berarti dia tidak menghormati hak orang lain.
4. Tidak terlalu fanatik terhadap golongannya dan tidak mudah menyalahkan orang lain, karena
ia dituntut untuk toleran kepada orang lain.
5. Menjalankan ajaran Islam dengan bangga dan sportif karena merasa Islamlah yang paling
benar, dan paling syamil (lengkap) ajaran-ajarannya dibanding ajaran-ajaran lainnya.

F. Mari Mendiskusikan

- Carilah jenis benda yang menjadi kepemilikan bersama dilingkungan anda dan diskripsikan
pengelolaannya selama ini.
- Bandingkan dengan ajaran Islam seperti yang telah anda pelajari.

RANGKUMAN
1. Islam adalah agama yang paling baik disisi Allah, namun demikian islam mengajarkan
toleransi terhadap ajaran-ajaran yang lain.
2. Islam mengajarkan tentang kedamaian biarpun didunia ini sangat plural namun Islam mengajak
untuk menghormati hak orang lain.
3. Dalam menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan kemampuannya, tidak dipaksa harus
sesuai dengan ajaran yang semestinya, karena itu dalam Islam ada istilah rukhshah
4. Budi pekerti dan akhlak mulia terutama dalam hal menghormati yang lebih tua dan menghargai
yang lebih muda, sangat ditekankan dalam Islam agar dipraktekkan oleh umatnya, sehingga ada
ancaman bahwa orang yang tidak berakhlaq mulia dikategorikan sebagai orang yang tidak
beriman kepada Allah dan hari kiamat dan tidak termasuk golongan Nabi.

Kisah Keteladanan
KISAH IBNU HAJAR SI ANAK BATU

Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat
beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan
kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati
dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada
tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.
Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud
bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih
masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani
adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

144
Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang
rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya.
Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang
membuatnya patah semangat dan frustasi.
Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang,
dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya,
mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya
tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia
pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu
beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus
mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena
tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya
sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa
terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala
saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.
Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan
menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi
yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid
disekolah itu.
Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang
tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh
menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman
kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari,
Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad
Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270
kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab.
Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).
Catatan: “Kisah Beliau diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun
itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar
niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu
hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai ia sendirilah yang
mengubah keadaan mereka sendiri” ( QS. Ar Rad : 11 ).

Written By Hartabonan.com on Tuesday, May 29,


2012 | 10:37 PM

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!

145
ُّ َ‫سا لَهُ ق‬
1. ‫ط‬ ً ‫ َولَ ْم يُ َر ُمتَقَ ِد ًما بِ ُر ْكبَت َ ْي ِه َج ِلي‬jelaskan kandungan potongan hadis tersebut!.....
2. Jelaskan bagaimana cara menghargai orang yang lebih muda!...
3. Tulislah hadis yang menunjukkan bahwa Islam mengajarkan tentang toleransi! Dan
jelaskan makna kandungannya!...
4. ُ‫ف َو ْج َههُ َع ْنه‬ ْ ‫ص ِر‬ ْ َ‫الر ُج َل فَ َكلَّ َمهُ لَ ْم ي‬
َّ ‫ي‬َ ‫سلَّ َم إِذَا لَ ِق‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُّ ِ‫قَا َل َكانَ النَّب‬
َ ‫ي‬
‫ف‬
ُ ‫ص ِر‬ َ ‫َحتَّى يَ ُكونَ ُه َو الَّذِي يَ ْن‬
Jelaskan isi kandungan hadis diatas!.....
5. Jelaskan cara-cara menghormati orang yang beragama lain!...

PERLU DIINGAT
Orang yang menghormati akan dihormati
Orang yang menghargai akan dihargai
Orang yang perhatian akan diperhatikan
Orang yang menghina akan dihina
Orang yang meremehkan akan diremehkan
Orang yang cuek akan dicueki
Itu adalah hukum alam yang diciptakan oleh Allah
Itu adalah sifat dan karakter setiap manusia
Itu adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri

BAB 15
Dengan Ujian dan Cobaan
Mari Belajar Sabar

146
A. Mari Renungkan

"Sesungguhnya Allah adalah beserta orang-


orang yang sabar."
(ujung ayat 153).
Apakah yang engkau takutkan kepada
hidup ini, kalau Allah telah menjamin
bahwa Dia ada beserta engkau? Orang yang
ditimpa oleh suatu percobaan yang
membuat jiwa jadi gelisah, kemudian
berpegang teguh kepada ayat ini,
membenteng diri dengan sabar dan shalat,
dengan berangsur timbullah fajar harapan
dalam hidupnya. Kelihatan dari luar dia
dalam kesepian, padahal dia merasa ramai,
sebab dia bersama Tuhan. Belenggu biar
dipasang pada tangannya, namun jiwanya
merasa bebas.
Pagar besi membatasi jasmaninya dengan dunia luar, tetapi ayat-ayat al-Quran
membawa jiwanya membumbung naik melintas ruang angkasa dalam dia mengerjakan
shalat. Lantaran ini ketakutanpun hilanglah dan keberanian timbul. Kalau mati dalam
menegakkan cita-cita, ataupun terbunuh, hati bimbang tidak ada lagi. Sebab bagi
orang yang telah merasa.dirinya dekat dengan Allah, batas di antara hidup dengan
mati tidak ada lagi. Hidup itu sendiri tidak ada artinya kalau jauh dari Tuhan.

Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kempetendi Dasar (KD)


1.7. Meyakini pentingnya kesabaran dalam menerima ujian dan cobaan dari Allah.
2.7. Membiasakan sikap sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.

147
2.8. Menunjukkan sikap sabar kepada orang lain dalam menghadapi ujian dan cobaan.
3.9. Memahami kandungan hadis tentang ujian dan cobaan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Anas bin Malik (.....‫ )عظم الجزاء مع عظم البَلء‬dan hadis riwayat Muslim dari Shuhaib
(....‫)عجبا ْلمر المؤمن إن أمره كله خير‬
4.1. Mendemonstrasikan contoh perilaku orang yang sabar dalam menerima ujian dan cobaan.
4.5. Menghafalkan hadis tentang ujian dan cobaan.

Indikator
Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menterjemahkan hadis tentang ujian dan cobaan.
2. Menjelaskan kosa kata esensial dari hadis tentang ujian dan cobaan
3. Menjelaskan kandungan hadis tentang ujian dan cobaan.
4. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan kandungan hadis tentang ujian dan cobaan.
5. Menghafalkan hadis tentang ujian dan cobaan.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Meyakini pentingnya kesabaran dalam menerima ujian dan cobaan dari Allah.
2. Membiasakan sikap sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.
3. Menunjukkan sikap sabar kepada orang lain dalam menghadapi ujian dan cobaan.
4. Memahami kandungan hadis tentang ujian dan cobaan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Anas bin Malik (.....‫ )عظم الجزاء مع عظم البَلء‬dan hadis riwayat Muslim dari Shuhaib ( ‫عجبا‬
....‫)ْلمر المؤمن إن أمره كله خير‬
5. Mendemonstrasikan contoh perilaku orang yang sabar dalam menerima ujian dan cobaan.
6. Menghafalkan hadis tentang ujian dan cobaan.

PETA KONSEP Belajar Hadi Tentang sabar


dalam menerima ujian dan
cobaan

Memahami isi kandungan


sabar dalam menerima ujian
hadis pertma sabar dalam
dan cobaan
menerima ujian dan cobaan

Memahami isi kandungan


hadis kedua sabar dalam
menerima ujian dan cobaan

148
B. Mari Mengamati
Amati gambar ini, kemudian
berikan tanggapanmu!

(Sumber: Dok. God.spot) Gambar 15.2.


Ujian dan cobaan datang dari Allah manusia ahanya menjalani apa yang di

149
C. Mari Belajar Hadis

“Hidup adalah Perjuangan” ungkapan itulah


yang mungkin paling tepat untuk mendiskripsikan
makna dari sebuah kehidupan. Setiap manusia yang
hidup di dunia ini tidak akan lepas dari berbagai
jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup
tanpa mau berjuang maka sama saja ia sedang
mengharapkan sebuah kematian untuk
menjemputnya.
Satu hal yang identik dengan perjuangan adalah adanya ujian dan cobaan. Ujian dan cobaan
merupakan salah satu bagian dari setiap perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti dialami ,
dan dirasakan oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup.

1. Mari Belajar Hadis Pertama


‫َان َع ْن‬ ٍ ‫س ْع ِد ب ِْن ِسن‬َ ‫ب َع ْن‬ ٍ ‫ع ْن يَ ِزيدَ ب ِْن أَبِي َحبِي‬ َ ‫س ْع ٍد‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن ُر ْمحٍ أ َ ْنبَأَنَا اللَّي‬
َ ‫ْث ب ُْن‬
‫ظ ِم ْالبَ ََل ِء‬
َ ‫اء َم َع ِع‬ ِ َ‫ظ ُم ْال َجز‬
َ ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل ِع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ َع ْن َر‬
‫ رواه ابن‬.‫ط‬ ُ ‫س ْخ‬ُّ ‫ط فَلَهُ ال‬ َ ‫س ِخ‬
َ ‫ضا َو َم ْن‬ َ ‫الر‬ ِ ُ‫ي فَلَه‬ ِ ‫َّللاَ ِإذَا أ َ َحبَّ قَ ْو ًما ا ْبت َ ََلهُ ْم فَ َم ْن َر‬
َ ‫ض‬ َّ ‫َو ِإ َّن‬
‫ماجة‬
2. Mari Belajar Hadis Kedua
ُ ‫يرةِ َواللَّ ْف‬
‫ظ‬ َ ‫سلَ ْي َمانَ ب ِْن ْال ُم ِغ‬
ُ ‫ان ب ُْن فَ ُّرو َخ َج ِميعًا َع ْن‬ ُ َ‫ش ْيب‬
َ ‫ي َو‬ ُّ ‫َّاب ب ُْن خَا ِل ٍد ْاْل َ ْز ِد‬
ُ ‫َحدَّثَنَا َهد‬
‫ب قَا َل قَا َل‬ ُ ‫الر ْح َم ِن ب ِْن أَبِي لَ ْيلَى َع ْن‬
ٍ ‫ص َه ْي‬ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ت َع ْن‬ ٌ ِ‫ان َحدَّثَنَا ثَاب‬ ُ ‫سلَ ْي َم‬
ُ ‫ش ْيبَانَ َحدَّثَنَا‬ َ ‫ِل‬
‫اك ِْل َ َح ٍد ِإ ََّل‬َ َ‫ْس ذ‬ َ ‫سلَّ َم َع َجبًا ِْل َ ْم ِر ْال ُمؤْ ِم ِن ِإ َّن أ َ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخي ٌْر َولَي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َر‬
.ُ‫ص َب َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَه‬ َ ‫ض َّرا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ َ ‫ش َك َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَهُ َو ِإ ْن أ‬ َ ‫س َّرا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ َ ‫ِل ْل ُمؤْ ِم ِن ِإ ْن أ‬
‫رواه مسلم‬
3. Arti Kosakata

Arti Lafal Arti Lafal

Menimpanya ُ‫صا َبتْه‬ َ َ‫أ‬ Balasan, pahala ‫اء‬ِ َ‫ْال َجز‬


Kesenangan ‫س َّرا ُء‬
َ Ujian ‫ْالبَ ََل ِء‬
Musibah ‫ض َّرا ُء‬ َ Menguji mereka ‫ا ْبت َ ََل ُه ْم‬
150
4. Terjemah Matan Hadis
a. Dari Anas ra berkata Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya besarnya pahala bergantung
pada besarnya ujian. Sungguh, apabila Allah SWT. mencintai sesuatu kaum, Allah akan
menguji mereka. Barang siapa yang ridha, Allah akan meridhainya. Dan barang siapa yang
murka, Allah akan memurkainya."(HR Ibnu Majah).
b. Dari Suhaib, dia berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh menakjubkan keadaan orang yang
beriman karena semua urusannya baik. Hal itu tidak bisa diraih seorangpun, selain orang
yang beriman. Jika mendapatkan kesenangan, diapun bersyukur dan itu baik baginya. Jika
tertimpa musibah, diapun bersabar dan itu adalah baik baginya”. (HR. Muslim)

D. Mari Memahami

1. Memahami Isi Kandungan Hadis Pertama


Dalam hadis pertama di jelaskan bahwa orang yang mendapatkan ujian jika sabar
menjalaninya maka Allah akan memberinya pahala sesuai dengan berat dan ringannya ujian yang
diberikan oleh Allah. Semakin berat ujian yang di alaminya maka menunjukkan bahwa semakin
besar pula cinta Allah kepadanya, karena Allah ketika akan mencintai hambanya Allah mengujinya
dengan ujian yang berat. Ujian dan cobaan adalah kesengsaraan yang terjadi pada suatu waktu
dalam hidup seseorang yang datangnya dari Allah untuk menguji kekuatan iman seseorang, jika ia
kuat dan sabar menghadapinya dan tetap iman kepada Allah dialah orang yang berhasil dari ujian
dan cobaan Allah. Sadarilah sesungguhnya cobaan dan ujian hidup adalah sesuatu yang pasti
menyertai hidup manusia Sesuai dengan Firman Allah:
    
  
     
     
  
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.
Dan orang yang tidak diuji oleh Allah menunjukkan bahwa Allah membiarkannya berjalan
diatas bumi dengan membawa kesalahan yang akan ditanggungnya nanti diakhirat. Orang yang
berpaling dari ujian/cobaan karena ia tidak mampu menghadapinya, lalu meninggalkan
ujian/cobaan tersebut maka orang seperti ini disamakan oleh Rasulullah SAW dengan orang yang

151
menghina dirinya. Oleh karena itu, Rasul berpesan kepada kita agar umat Islam berlindung kepada
Allah dari ujian dan cobaan, dari terjadinya sesuatu yang melelahkan, dari takdir yang tidak kita
sukai, dan dari disakiti oleh musuh, karena semua itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah
dimana apabila kita bisa sabar dalam menghadapinya Allah akan memberinya pahala yang besar.

2. Memahami Isi Kandungan Hadis Kedua


Dalam hadi kedua dijelaskan orang yang beriman selalu menghadapi cobaan dan ujian
dengan sabar dan menganggap hal itu semua adalah kebaikan dari Allah. Jika mendapatkan
kesenangan, diapun bersyukur dan itu baik baginya. Jika tertimpa musibah, diapun bersabar dan
itu adalah baik baginya. Ini adalah cirikhas orang muslim yang imannya kuat terhadap Allah.
Karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona tersebut berpangkal dari adanya
positif thinking setiap mu’min. Dimana ia memandang segala persoalannya dari sudut pandang
positif, dan bukan dari sudut nagatifnya.
Seorang muslim menyakini bahwa seorang muslim pasti mendapatkan ujian, sebagaimana
seorang siswa sekolah pasti juga ujian. Sebagai ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah
keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan.
Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman
seseorang kepada Allah SWT. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa
hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun
diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan, kebahagian, rasa bahagia, kesenangan
dan lain sebagainya, ia akan refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena
ia tahu dan faham bahwa hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya.
Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah
positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana, rasa duka, sedih, kemalangan
dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan
pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya.
Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal yaitu:
a. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara
tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan.
b. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.
Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada
kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta,
memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal

152
yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang
"menyenangkan".
c. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah
Sabar dalam pengertian ini adalah mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi
ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dan sebagainya.

F. Perilaku Orang yang sabar dalam menhadapi ujian dan cobaan

Ketidaksabaran (isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi
dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan
seorang insan. Adapun diantara prilaku orang yang sabar adalah sebagai berikut:
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya.
2. Memperbanyak tilawah dzikir dan membaca al-Qur'an,
3. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan
maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal
negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
4. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia.
6. Tahan ketika ujian datang yang paling awal.
Rasulullah pernah bersabda, Sabar yang sesungguhnya ialah ketika ujian kesabaran yang
pertama. (HR. Bukhari-Muslim)
7. Ketika ditimpa musibah, segera mengingat Allah dan mohon ampunannya.
8. Tidak menampakkan musibahnya kepada orang lain.
Seperti yang dicontohkan oleh istri Abu Talkhah (Ummu Sulaim) ketika ditinggal mati
anaknya. (HR. Muslim).
9. Ikhlas menghadapi semua cobaan dari Allah.
Allah berfirman dalam hadis Qudsi, ‘HambaKu yang mukmin, yang bersabar dengan pasrah
kepadaKu ketika kekasihnya Aku panggil kembali (mati), kepadanya tak ada balasan yang
layak dari Ku selain surga.’ (HR. Bukhari)

E. Mari Mendiskusikan

Carilah orang yang kamu anggap sabar dan catatlah dimana letak kesabarannya, dan
buktikan dengan dalil dari hadis, kemudian klasifikasikan termasuk jenis sabar yang mana sesuai
dengan pelajaran anda.

RANGKUMAN
1. Ujian dan Cobaan selalu melekat pada153
diri hamba Allah dan tidak bisa dipisahkan,
semakin kuat keimanan dan ibadahnya kepada Allah semakin berat pula Allah
memberinya cobaan
KISAH KETELADANAN
Kisah Kesabaran Sumayyah
Sabar adalah salah satu sifat terpuji yang telah ditanamkan Islam kedalam hati para wanita
mukminah dari kalangan para shahabiyat, dan menumbuhkannya dalam sanubari mereka, sehingga
salah seorang diantara mereka pada saat menghadapi berbagai cobaan dan musibah bagaikan
gunung yang kokoh tak bergerak, dan bagaikan singa di sarangnya, ia tidak takut dan tidak ragu.
Mereka telah mengalami berbagai siksaan lahir dan batin, mengalami sakit parah, kemiskinan yang
mencekik, kehilangan orang-orang yang dicinati. Namun itu semua tidak menggoyahkan keimanan
mereka, tidak membunuh semangat mereka, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah, lemah dan
gelisah. Diantara shahabiyat yang mendapat anugerah tersebut adalah Sumaiyah, seorang wanita
yang pertama kali mendapatkan syahid dalam Islam.
Kisahnya,…Dalam ketegaran menghadapi siksaan, tampak sekali sikap Sumaiyah binti
Khabbat, ibu Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, sebagai contoh terdepan dan bukti yang sangat
tepat dalam hal ini. Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumaiyah,
kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia
bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika
sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya,
Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu
berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumaiyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal
mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.

154
Dalam kitab ‘Usdhu al-Ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk
sumaiyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kemaluannya hingga meninggal dunia. Beliau
adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau
termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal
datangnya Islam.”
Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang
yang brbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan
kesabaran Sumaiyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah, “Bersabarlah dalam
kebenaran, engkau akan merasakan manisnya Kesabaran demi kebenaran terkadang harus melalui
kepedihan.”
Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah
mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.
Sumber: Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul
Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani.

AYO BERLATIH

Jawablah Pertanyaan berikut!


1. Apa yang dimaksud dengan ujian dan cobaan? Jelaskan !
2. Sebutkan macam-macam sabar dan beri contoh masing-masing!
3. Bagaimana Allah memberikan cobaan kepada manusia yang beriman? Jelaskan!
4. Kenapa orang mu’min dipandang mengagumkan oleh Rasulullah?
5. Jelaskan dengan contoh bahwa orang yang imannya semakin kuat semakin berat cobaan yang
diberikan oleh Allah!

PERLU DIINGAT

Setiap manusia pasti mendapat cobaan dari Allah. Musibah Allah yang akan
diberikan kepada kita tidak disangka-sangka kapan akan datang. Banyak manusia
yang mati akibat musibah, dan kita pun demikian, kapan saja kita bisa terkena
musibah dan mati. Bayangkan ketika kita mati dalam keadaan penuh dengan dosa...!!
betapa gembiranya syetan pada saat itu....

155
DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddiqey, Muhammad Teungku Hasbi, Al-Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.

Al-Shan’âniy, Muhammad bin Isma’il al-Kahlâniy, Subul al-Salâm (Syarah Bulûgh al-Marâm min Adillat
al-Ahkâm, Semarang : Thaha Putra, tth.

Al-Suyûthiy, Jalâl al-Dîn, (w. 911 H), al-Jâmi` al-Shaghîr fî Ahâdîts al-Basyîr al-Nadzîr,
Indonesia : Dâr Ihyâ al-Kutub al-`Arabîyah, tth.

Âbâdiy, Abi al-Thayyib Muhammad Syams al-Haqq, `Awn al-Ma`bûd Syarh Sunan Abû Dawûd,
Ed. Khâlid `Abd al-Fattâh Syibl, Beirut : Dâr al-Kutub al-`Ilmîyah, 1998, Cet. Ke1

Al-`Arabîyah, Majma` al-Lughah , al-Mu`jam al-Wajîz, Mesir : Wizârah al-Tarbiyah wa al-


Ta`lîm,1997

Al-`Asqalâniy, Ahmad bin `Alî bin Hajar, (w. 852 H), Fath al-Bârî bi Syarh Shahîh al-Imâm Abî
`Abd Allâh Muhammad bin Ismâ`îl al-Bukhârî, Ed. Abd al-`Azîz bin `Abd Allâh bin Bâz
dan Muhammad Fuâd Abd al-Bâqî, Cairo: Maktabah al-Aymân, tth. Al-Azdî, Abû Dawûd
Sulaymân bin al-Asy`ats, Sunan Abî Dawûd, Syarh dan Ed. al-Sayyid Muhammad Sayyid,
Cairo: Dâr al-Hadîts, 1999

Depdikbud, Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 1999, Cet. Ke 10.

Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Surabaya: Terbit Terang, 1990.

Iwudh, Ahmad Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006.

Al-Dimasyqiy al-Syâfiy, Taiîy al-Dîn Abi Bakar, Kifâyah al-Akhyâr fî Hill Ghâyah al-Ikhtishâr,
Pekalongan : Raja Murah, tth.

Ibn Anas, Malik, al-Muwaththa’, Ed. Muhammad Fuad `Abd al-Bâqiy, Masir: Isâ al-Bâbiy al-
Halabiy, 1370 H

Ibn Fâris bin Zakarîyyâ, Abî al-Husayn Ahmad, (w. 395 H), al-Maqâyîs fî al-Lughah, Ed. Syihâb
al-Dîn Abû `Amr, Beirut: Dâr al-Fikr, 1994,

Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal, Beirut : al-Maktab al-Islâmî, tth., No.
3/183

Ibn Katsîr, Imâd al-Dîn Abi al-Fidâ’, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîn, Singapur : al-Haramayn, tth

Majid Khon, Abdul, Ahâdîts al-Akhlâq, Jakarta : Fak Tarbiyah, 1994, Cet. 1

156
Muhammad bin `Îsâ bin Sûrah, Abi `Îsâ, (al-Turmudzi w.279 H), Sunan al-Turmudiy, Ed.
Mushthafâ Muhammad Husayn al-Dzahabiy, Cairo: Dâr al-Hadîts, 1999, Cet. Ke-1

Al-Mubârakfûrî, Abi al-‘Ulâ Muhammad bin Abd al-Rahmân bin Abd al-Rahîm(w. 1353),, Tuhfat
al-Ah wadzî bi Syarh Jâmi’ al-Turmudzî, Beirut : Dâr al-Kutub al-‘Arabiyah, tth.

Al-Nawawi, Muhy al-Dîn Abi Zakariya Yahya bin Syaraf, Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawiy, Cairo : Dâr
al-Fajr, 1420.

Qasyimi, Muhammad Jalaludin, Roudhlotul Mu’minin. Terj. Abu Ridho. Semarang: Assyifa.

Nawawi, Imam, Riyadhus Sholihin, Terj. Ahmad Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1990.

Dahlan, Ali Usman, Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim, Bandung: CV. Diponegoro. Tt.

Tirmidhi, Imam, Sunan At Tirmidhi, Bairut: Darul Kutub Al- Ilmiyah http://www.vbi-
attaqwa.org/2009/06/10/amar-maruf-dan-nahi-munkar.

157
Glosarium
adab : kehalusan dan kebaikan budi pekerti; keso
panan; akhlak

Akhlak : sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang


dapat menilai perbuatan baik atau buruk, emudian
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pertimbangan.
lebih baik; lebih utama
afdal :
siksaan Allah bagi orang yang melanggar
azab : perintah Allah.
malapetaka; kemalangan; cobaan.
bala :
usaha untuk memencilkan manusia dari
: manusia lain.
isolasi
mencari kesempurnaan diri manusia dengan
Hikmah : menggambarkan segala urusan dan membenarkan
segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik
menurut kadar kemampuan manusia.

mustahil sifat Allah yang melebihi batas

kezaliman :
membantu

khidmah :
tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada
yang benar, berpegang pada kebenaran sepatutnya,
tidak sewenang-wenang.
:
Adil tidak bersyukur

kufur suatu perbuatan seseorang yang mencintai dunia dan


:
melupakan dirinya sebagai hamba Allah swt
:
Hubuddunya perasaaan tidak senang melihat orang lain
mendapatkan nikmat dari Allah Swt.
Hasad
merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa
:
yang memberikan kelebihan itu
:
ujub seseorang beramal salih dengan maksud untuk dilihat
Riya atau dipuji orang lain
melampau batas (berlebihan) dapat diartikan suatu
Israaf suatu perbuatan yang dilakukan seorang dengan cara
:
tabdzir berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan sesuatu
karena kesenangan atau kenikmatan sesaat.
menolak kebenaran dan meremehkan manusia
:
Kibr sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri,
Tasawuf beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk

158
kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana dalam
: keridloaan Allah SW
pemahaman tasawuf pada tingkat permukaan
Al-Bidayah : pemahaman tasawuf pada pengamalan yang didasarkan
Al-Mujahadah pada kesungguhan yaitu yang lebih menonjolkan
: akhlak dan amal dalam pendekatan diri kepada Allah
SWT
pemahaman tasawuf pada pengalaman batin dan
Aal-Madzaqat perasaan keberagamaan, terutama dalam mendekati
dzat yang mutlak

Maqamat

Tobat

159

Anda mungkin juga menyukai