PROPOSAL
Oleh:
WILDA UTARI
NIM 16240610573
الرحيم
ِ بسم هللا الرحمن
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Adapun judul
proposal ini adalah Analisis Novel Wedding Agreement Karya Mia Chuz dan
Novel Critical Eleven Karya Ika Natassa dengan Pendekatan Sosiologi Sastra.
Dalam penulisan proposal ini, penulis dibantu pihak-pihak yang mendukung,
khususnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Wilda Utari
16240610573
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungannya. Adakalanya masalah itu
dapat diatasi dengan solusi yang tepat menjadi sebuah pengalaman. Namun,
sering kali masalah itu tidak dapat diatasi, sehingga manusia jadi terancam di
dengan membaca dan memahami karya sastra melalui renungan makna yang
Karya sastra dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi pembaca, jika
akan digiring ke arah dunia khayalan yang menceritakan suatu realitas yang
untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Sastra yang sering dibaca oleh
pembaca adalah novel, yaitu karya sastra yang bersifat imajiner yang menawarkan
dengan seorang, antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin
1
2
gagasan.
unsur sosial yang mengilustrasikan kehidupan nyata yang dipoles oleh pengarang.
Novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang
kehidupan sosial.
Kehadiran karya sastra dengan berbagai manfaat tentu saja melalui proses
Kehadiran karya sastra kemudian menjadi jalan dan pedoman bagi pembaca untuk
mengatasi masalah hidup. Hal ini berarti karya sastra telah berperan sebagai
Masalah sosial yang dihadapi seseorang tidaklah sama antara yang satu
kebudayaan dan keadaan lingkungan hidup serta tujuan hidup yang ingin dicapai.
Pada hakekatnya, masalah sosial merupakan pemikiran yang secara masuk akal
3
masyarakat. Novel termasuk salah satu bagian fiksi yang memungkinkan pembaca
novelnya, tetap saja usaha untuk mengupas, menelaah, mencari dan mengukuhkan
aspek-aspek sosial dari tokoh yang ada dalam novel berdasarkan teks-teks yang
kelompok sosial, lembaga sosial, lapisan sosial dan lain sebagainya. Teks karya
sastra itu sendiri merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar dan mampu
Karya sastra tidak hanya sebuah karya seni belaka yang menyimpan
dalam karya sastra terdapat pesan-pesan, antara lain pesan sosial, yang akan
sastra. Oleh karena itu, apa yang terkandung di dalam suatu novel sedikit banyak
memahami novel dari sudut pandang aspek sosiologi menarik dilakukan. Hal
4
inilah yang memotifasi penulis untuk menganalisis sebuah novel dari sudut
pandang sosial.
Salah satu novel yang perlu di analisis dan dipahami nilai-nilai yang
dan putih. Konflik yang terjadipun sangat nyata bisa terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap kata yang terangkai bisa membuat pembaca menjadi semangat
yang tinggi, pantang menyerah tidak mudah putus asa, pemberani, ikut tersenyum.
Itulah kekuatan sebuah cerita yang ditulis dengan hati dan perasaan.
karya Mia Chuz terdiri atas perubahan sosial, kelompok sosial, dan interaksi
yang terpaksa oleh orangtua, tidak berlandaskan cinta. Tokoh utamanya, Byan
dijodohkan oleh mama dengan puteri sahabatnya yang bernama Tari. Sarah adalah
pacar dari Byan yang dilandaskan dengan cinta, tetapi mama Byan tidak merestui.
5
Agreement.
khsususnya dalam pembelajaran sastra. Manfaat ini dibagi atas dua bagian, yaitu
pembaca mahasiswa sebagai bahan refleksi dalam perkuliahan teori sastra dan
kritik sastra.
memahami arti pentingnya sastra dalam kehidupan sehari-hari, maka sastra akan
disukai untuk dipelajari. Selain mahasiswa atau siswa, penelitian juga diharapkan
sehari-hari disebabkan novel sudah banyak yang diflimkan secara layar televisi
novel yang diteliti lebih mengena dibandingkan hanya menonton televisi. Hal
inilah penelitian novel Wedding Agreement’ karya Mia Chuz dapat bermanfaat
secara praktis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang merupakan gabungan dari kata sas,
berarti mengarahkan, mengajarkan, dan memberi petunjuk. Dengan kata tra yang
biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Karena itu, sastra berarti
yang terdapat dalam diri pengarangnya (Yanti, 2015:1). Membaca karya sastra
Dengan kata lain, karya sastra dapat memberikan hiburan dan manfaat. Sastra
berimajinasi.
bentuk karya sastra. Bahasa dalam karya sastra menjadi alat untuk menimbulkan
8
8
rasa khusus yang mengandung nilai estetik, selain sebagai sarana komunikasi,
Bentuk karya sastra terdiri atas drama, cerpen, puisi, dan novel. Penciptaan
karya sastra bukan hanya melalui imajinasi yang dilakukan oleh pengarang, tetapi
dapat juga dari pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang berupa
peristiwa atau problem dunia yang menarik, sehingga muncul gagasan dan
dari perasaan yang kuat, cermin emosi yang mendalam, yang kemudian direduksi
kehidupan nyata.
9
sastra adalah suatu keindahan dan hasil kerja manusia yang kreatif atau alat untuk
sastra juga terdapat peristiwa dan tokoh yang fiktif dan tidak diamati di dunia
nyata. Sastra juga berupa sebuah nama yang dengan alasan tertentu diberikan
kepada sejumlah hasil seni tertentu (bahasa) dalam suatu lingkungan kebudayaan.
Kekuatan pengarang menulis sastra seolah-olah cerita atau kisah dalam sastra itu
memiliki kekuatan.
Bahasa dalam karya sastra menjadi alat untuk menimbulkan rasa khusus
yang mengandung nilai estetik, selain sebagai sarana komunikasi, yang mampu
pembacanya. Aspek-aspek keindahan dalam karya sastra dapat ditinjau dari dua
segi yang berbeda, yaitu segi bahasa dan keindahan itu sendiri. Dalam bidang
medium utama karya sastra, sedangkan dalam karya sastra itu sendiri sudah
sedemikian rupa melalui proses kreatif hingga tercipta karya sastra yang imajinatif
Ragam bahasa dalam karya sastra tidak dapat disamakan dengan ragam
bahasa nonkarya sastra, seperti bahasa dalam karya ilmiah, surat kabar, atau
mengandung nilai-nilai luhur sosial yang dapat dijadikan oleh manusia sebagai
dan intelektual bagi masyarakat penikmat sastra. Sebaliknya, sering terjadi suatu
karya yang tidak dapat dipahami dan dinikmati sepenuhnya oleh sebagian besar
masyarakat pembaca. Hal ini dikarenakan karya sastra adalah seni, di mana
membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan,
terkandung dalam sastra itu. Sastra jelas merupakan hasil kreativtas pengarang,
tidak ada cerita yang dituliskan pengarang itu tanpa hasil kretaivitas atau olahan
keunggulan dan kelemahan sastra itu terletak pada si pengarang itu. Cerita yang
ada dalam sastra itu selalu berkaitan dengan alur pikiran si pengarang sastra itu.
Novel merupakan salah satu karya sastra fiksi. Kata novel berasal dari
bahasa Latin novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti “baru”
jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, jenis novel ini muncul
kemudian. Dalam sastra Indonesia, pada angkatan 45 dan seterusnya, jenis prosa
sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia; dunia yang berisi model
kehidupan yang diidealkan, yaitu dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai
unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan sudut pandang yang
salah satu hasil karya sastra yang terlengkap. Novel bukan hanya khayalan
pengarang tetapi juga hasil perenungan dan kreativitas yang berawal dari
pengalaman, baik pengalaman lahir maupun batin. Pengalaman ini disusun secara
12
medianya. Hal yang sama dijelaskan Abraham (2017:55) bahwa novel adalah
sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia; dunia yang berisi model
kehidupan yang diidealkan, yaitu dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai
unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan sudut pandang yang
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi novel dalam
penelitian ini adalah salah satu jenis karya sastra berupa prosa/cerita yang cukup
mengenai tokoh-tokoh dan memiliki unsur pembangun yang lengkap seperti alur,
Sebuah karya sastra, baik fiksi mapun nonfiksi dibangun oleh unsur
dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung
Unsur intrinsik tersebut adalah tema, alur, tokoh, penokohan, dan latar.
Akan tetapi, tidak sampai pada fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik.
Dipilihnya unsur tersebut karena merupakan unsur isi dari sebuah karya sastra
yang dapat membangun sebuah cerita yang menarik. Sehubungan dengan hal di
13
fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,
dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai unsurnya. Semua unsur tersebut
sengaja oleh pengarang dibuat mirip, diimitasikan dengan dunia nyata lengkap
dengan peristiwa-peristiwa dan latarnya, sehingga sering cerita yang ada dalam
novel tersebut dianggap sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi dan dialami
bahasa, dan alur. Berikut dijelaskan unsur instrinsik novel. Pertama, istilah tema
berasal dari bahasa Latin yang berarti ’tempat meletakkan suatu perangkat’. Tema
adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal
Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum
memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang
yang lebih luas daripada “tokoh” dan “perwatakan”. Hal ini dikarenakan
keberadaan tokoh merupakan hal yang penting karena pada hakikatnya sebuah
cerita rekaan merupakan serangkaian peristiwa yang dialami oleh seseorang atau
terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan kita sebagai pembaca terhadap
tokoh tersebut.
sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
memberi pijakan secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan
latar.
gaya tersebut. Jadi, nada pada hakikatnya merupakan sesuatu yang terbentuk,
Kelima, alur. Alur dalam cerpen atau pada karya sastra pada umumnya
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Istilah
alur dalam hal ini sama dengan istilah plot maupun struktur cerita. Tahapan
peristiwa yang menjalin suatu cerita dapat berbentuk dalam rangkaian peristiwa
Amanat (pesan moral) adalah gagasan yang mendasari karya sastra. Pesan yang
karya sastra. Amanat ini biasanya tersirat di dalam karya sastra lama pada
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra itu,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya
sastra Nurgiyantoro dalam (Yanti, 2015:3). Unsur-unsur ekstrinsik ini antara lain
keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya akan mempengaruhi karya sastra
yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik sebuah karya sastra bergantung pada pengarang
unsur sastra instrinsik sastra terdiri atas (a) tema, (b) latar, (c) alur, (d) penokohan,
16
(e) gaya bahasa, dan (f) amanat. Unsur-unsur dalam sastra yang lebih luas
yang sama, seperti halnya , sastra juga berurusan dengan manusia dalam
masyarakat sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk
ditemukan dan dibangun untuk pertama kalinya oleh Auguste Comte pada
pertengahan abad XIX. Sebagaiamana yang sudah diketahui secara umum, pada
masa comte yang berkembang pesat adalah ilmu-ilmu alam yang terus- menerus
bersifat tetap yang mengatur segala gejala alamaiah yang tampaknya berubah-
(Faruk,2016:15),
Kajian sosiologi sastra cenderung untuk tidak melihat karya sastra sebagai
suatu keseluruhan, tetapi hanya tertarik kepada unsur-unsur sosial budaya yang
ada di dalam karya sastra. Pendekatan ini ada kecenderungan melihat hubungan
17
langsung antara unsur karya sastra dengan unsur dalam masyarakat yang
dokumen sosial, sastra dapat dipakai untuk menguraikan ikhtisar sejarah sosial.
Karya sastra dapat digunakan sebagai dokumen budaya yang mengungkap realita
dari masa tertentu, akan tetapi bukan menjadi keharusan bahwa karya sastra yang
tercipta merupakan pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra ditulis.
sastra merupakan disiplin yang tanpa bentuk, tidak terdefinisikan dengan baik,
terdiri dari sejumlah studi-studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang
akan lebih general, yang masing-masing hanya mempunyai kesamaan dan hal
kata lain, sosiologi sastra adalah pembicaraanya dimulai dengan lingkungan sosial
sastra dan genre dan struktur masyarakat. Faktor sosial yang menghasilkan karya
sastra pada suatu masa tertentu. juga membicarakan tentang penerimaan suatu
dalam menyampaikan ide dengan baik. Karya sastra menjadi sarana komunikasi
berbentuk tulisan dalam bahasa yang indah yang berdasarkan kekuatan imajinasi
dan kreativitas oleh pengarang. Karya sastra sangat berbeda dengan karya tulis
Selain itu, faktor yang mempengaruhi dalam karya sastra juga termasuk
bahasa yang digunakan oleh pengarang. Salah satu bentuk karya sastra itu yang
sering digunakan masyarakat sebagai bahan pedoman hidup adalah novel yang
menceritakan kehidupan nyata. Novel termasuk karya yang bersifat belaka atau
karya yang kebenarannya hanya terdapat imajinasi pengarang. Hal tersebut sesuai
dengan hakikat karya sastra yang bersifat imajinatif. Namun, penciptaan karya
sastra akan lebih baik diarahkan kepada sosiologi. Agar mewujudkan manusia
bermasyarakat.
Penciptaan sastra atau novel bagian dari refleksi lingkungan sosial antar
pengarang dan situasi sosial yang membentuk karya sastra itu sendiri. Karya
sastra terbentuk oleh lingkungan dalam tingkatan social yang telah menjadi
kesepakatan bersama. Dengan kata lain, nilai kehidupan sosial akan memantul ke
dalam karya sastra. Kejadian-kejadian yang nyata dapat dipoles menjadi sebuah
cerita yang menarik di baca oleh pembaca. Begitu juga kejadian-kejadian yang
tidak pernah nyata dalam kehidupan, bisa di poles pengarang menjadi sebuah
bermasyarakat dan segala sikap tokoh akibat dari kondisi bersosialisasi di dalam
semakin banyak masalah dan dinamika yang ada di dalam novel, ini membuktikan
tingkat sosial dapat dilihat dalam sebuah novel melalui perubahan sosial,
unsur karya sastra dengan unsur dalam masyarakat. Kebermaknaan sastra dalam
Karya Sastra
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
(novel, drama, cerita pendek, dan puisi) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, yaitu penelitian yang bertitik tolak pada instrumen penelitian, yakni
yang disajikan dalam bentuk paparan data kutipan kalimat dalam satu satuan
cerita yang sesuai dengan tujuan penelitian yang diamati. Sejalan dengan pendapat
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Sumber data penelitian adalah novel Wedding
dengan sumber data tertulis diperoleh dari buku-buku, maupun dokumen hasil
21
21
penelitian yang tersedia diperpustakaan. Sumber data terbagi menjadi dua jenis
karya Mia Chuz, sedangkan sumber data skunder yang menjadi landasan untuk
mengkaji ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah buku-buku teks dan
Dalam penelitian kualitatif tampak jelas bahwa sumber data dalam penelitian
tidak hanya merujuk pada manusia, tetapi juga mencakup semua ruang lingkup
Agreement’ karya Mia Chuz dalam bentuk verbal, yaitu berwujud kata, frasa atau
kalimat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan
yang berkaitan dengan struktur sosiologi sastra (masuarakat). Sumber data dalam
penelitian ini bersumber dari novel Wedding Agreement’ karya Mia Chuz .
penting dalam penelitian karena tujuan utama dalam penelitian adalah untuk
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah analisis
tekstual, yaitu kajian yang membahas isi dan makna perwatakan dalam kaitannya
membaca keseluruhan teks novel Wedding Agreement’ karya Mia Chuz secara
22
terhadap isi dan cerita dari novel Wedding Agreement’ karya Mia Chuz yang
berkaitan dengan struktur sosiologi sastra, (3) peneliti mengklasifikasi data sesuai
dengan permasalahan, yaitu data yang berkaitan dengan struktur sosiologi sastra,
Agreement’ karya Mia Chuz dengan teknik, yaitu membaca dan memahami isi
novel, melakukan identifikasi dan pencatatan terhadap data yang berkaitan dengan
tinjauan sosial yang ada dalam cerita, dan menganalisis data dengan pendekatan
objektif.
pengumpulan data adalah (a) membaca novel novel Wedding Agreement’ karya
kelompok sosial, dan interaksi sosial dalam novel Wedding Agreement’ karya
interaksi sosial novel Wedding Agreement’ karya Mia Chuz berdasarkan teori
psikologis dalam teks novel. Interpretasi adalah proses membaca dan menjelaskan
teks yang lebih sistematis dan lengkap. Interpretasi sering juga disebut dengan
23
indikator dan data yang jelas, data yang dimaksudkan di sini adalah fakta-fakta
keutuhan makna.
dikumpulkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi, karena
dari pengertiannya, analisis isi berkaitan dengan komunikasi atau isi komunikasi.
Dalam penelitian kualitatif, analisis isi digunakan dengan maksud agar simbol-
simbol yang ada pada komunikasi dapat terbaca dalam interaksi sosial. Selain itu,
analisis isi juga menekankan bagaimana peneliti dapat membaca dan menganalisis
simbol-simbol itu.
pesan atau isi yang terdapat dalam komunikasi itu dapat dipahami oleh pengguna
bahasa. Proses analisis data pada penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan
lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
teknik analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan model analisis mengalir, meliputi tiga komponen, yaitu (1) reduksi
proses reduksi data. Kedua, penyajian data merupakan proses penyusunan secara
sistematis data-data yang telah direduksi. Kegiatan analisis yang ketiga adalah
menarik kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini, kesimpulan yang diperoleh
dengan baik, yaitu sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan pengumpulan data.
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode content analysis
atau analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang
menjadi masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Metode
content analysis atau analisis isi yang digunakan untuk menelaah isi dari suatu
dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Wedding
Teknik analisis data dalam penelitian ini dimulai tahap reduksi data. Pada
langkah ini data yang diperolah dicatat dalam uraian yang terperinci. Dari data-
data yang sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan penyederhanaan data. Data-
data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis,
dalam hal ini tentang gaya bahasa yang terdapat di dalam novel Wedding
Langkah kedua, menyajikan data. Pada langkah ini, data-data yang sudah
ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami.
tinjauan sosiologi sastra yang digunakan dan kejelasan makna dari sosiologi sastra
tersebut. Langkah terakhir, penarikan simpulan atau verifikasi. Pada tahap ini
dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang diperoleh sejak awal penelitian.
dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi
karena itu, landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan harga mati tetapi
dilakukan dengan (1) identifikasi data sesuai dengan rumusan masalah; (2) data
permasalahan dan tujuan penelitian; (3) data yang sudah siap diinterpretasikan
pembagian kerja yang terdiri atas (1) melakukan pemilihan dan pemantapan judul;
(2) menentukan rumusan masalah dan tujuan masalah; (3) membaca secara
berulang novel yang dikaji; (4) mengumpulkan data sesuai dengan aspek masalah
dan memberikan kode; (5) menyeleksi data dengan melakukan klasifikasi data
sesuai dengan kelompok; (6) melakukan interpretasi data, yaitu memberi makna
terhadap data yang telah dikumpulkan sesuai aspek data secara deskripsi; (7)
menyimpulkan hasil analisis data; dan (8) melaporkan dalam bentuk tertulis.
dengan hal itu, penelitian ini tidak memiliki tempat yang spesifik. Waktu
1. Pengajuan
Judul
2. Persetujuan
Judul
3. Penyusuna
n
27
Proposal
4. Bimbingan
Proposal
5. Perbaikan
Proposal
6. Seminar
Proposal
28