Anda di halaman 1dari 9

SOSIOLOGI PENGARANG

Dosen Pengampu: Ita Khairani, S.Pd., M.Hum.

Oleh:
1. Sultan Rasyid Hamonangan Hasibuan 2223210025
2. Lamria Bernadetta Simanungkalit 2223210037
3. Amelia Malau 2223210040
4. Laras Siahaan 2223210016

Mata Kuliah:
Sosiologi Sastra

PRODI SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah dalam setiap
langkah perjalanan kami. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya
petunjuk bagi umat manusia. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Ita Khairani,
S.Pd., M.Hum. yang telah mengampuh kami pada mata kuliah Sosiologi Sastra.
Dalam dunia sastra, karya-karya pengarang tidak hanya sekadar cerminan
imajinasi individu, tetapi juga mencerminkan realitas sosial yang ada di sekitar
pengarang. Pengarang, sebagai manusia yang hidup di dalam masyarakat,
terkadang secara tidak langsung memperlihatkan pemahaman dan interpretasinya
terhadap masyarakat melalui karya-karyanya. Makalah ini membahas bagaimana
sosiologi pengarang memengaruhi pemahaman kita terhadap karya sastra. Tujuan
kami adalah untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan
antara sastra dan masyarakat melalui sudut pandang sosiologi.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan dan pengembangan karya-karya selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca dalam memahami
hubungan antara sastra dan masyarakat melalui perspektif sosiologi pengarang.

Medan, 1 Maret 2024

Kelompol 3

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................. 4
BAB 2. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Hakikat Sosiologi Pengarang ........................................................................ 5
2.2 Teori Sosiologi Pengarang ............................................................................ 5
2.3 Sosiologi Pengarang dan Karya Sastra .......................................................... 6
2.4 Contoh Analisis Sosiologi Pengarang. .......................................................... 6
BAB 3. PENUTUP................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika kita mempelajari sosiologi, kita belajar tentang berbagai konsep
seperti kelompok sosial, struktur sosial, perubahan sosial, dan banyak lagi.
Misalnya, sosiologi bisa membantu kita memahami mengapa kelompok-kelompok
tertentu di masyarakat memiliki norma-norma atau aturan tertentu, bagaimana
perbedaan sosial dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, atau
bahkan bagaimana teknologi memengaruhi cara kita berinteraksi.
Dalam sosiologi sastra, kita memperhatikan bagaimana karya sastra
mencerminkan nilai-nilai, norma-norma, dan perubahan sosial dalam masyarakat
di mana pengarangnya hidup. Misalnya, kita bisa mempelajari bagaimana cerita
atau puisi menggambarkan konflik, perubahan budaya, atau bahkan perasaan
individu dalam masyarakat tertentu. Dengan memahami sosiologi sastra, kita bisa
lebih dalam memahami makna dan dampak karya sastra. Kita bisa melihat
bagaimana sastra memengaruhi cara kita memahami dunia di sekitar kita dan
bagaimana karya sastra bisa menjadi cerminan dari kehidupan sosial dan budaya.
Karya sastra juga bisa menjadi cerminan dari perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat. Dengan menganalisis karya sastra, kita bisa melihat
bagaimana perubahan sosial direfleksikan dalam narasi, tema, dan karakter dalam
cerita. Ini membantu kita memahami perubahan dalam masyarakat dari waktu ke
waktu.
Sosiologi sastra membantu kita mengapresiasi karya sastra secara lebih
mendalam dengan melihatnya dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
Ini membantu kita memahami makna, nilai, dan pesan yang terkandung dalam
karya sastra dengan lebih baik, serta memahami kontribusi sastra dalam
kehidupan sosial dan budaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat sosiologi pengarang?
2. Bagaimana teori-teori yang digunakan pada sosiologi pengarang?
3. Bagaimana relasi sastra dan masyarakat?
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan hakikat sosiologi pengarang
2. Menjabarkan teori teori sosiologi pengarang
3. Menjelaskan hubungan sastra dan masyarakat

4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Sosiologi Pengarang
Hakikat sosiologi pengarang adalah pemahaman tentang bagaimana
faktor-faktor sosial, budaya, dan historis mempengaruhi pengarang dalam
menciptakan karya sastra mereka. Hal ini melibatkan analisis terhadap latar
belakang, konteks, dan pengalaman hidup pengarang yang tercermin dalam karya-
karya mereka. Studi ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana karya
sastra merupakan cerminan dari kondisi sosial dan budaya masyarakat pada masa
tertentu.
Sapardi Djoko Damono (2003), ia mengulas bagaimana sosiologi
pengarang dapat membantu membongkar konstruksi sosial yang terkandung
dalam karya sastra, serta menggali makna-makna yang tersembunyi di dalamnya.
Selain itu, Goenawan Mohamad (2002), juga menyentuh konsep sosiologi
pengarang dengan merenungkan bagaimana proses sejarah, budaya, dan politik
memengaruhi pengarang dalam menulis karyanya. Ia menyoroti hubungan antara
karya sastra dengan realitas sosial yang ada di sekitarnya.

2.2 Teori Sosiologi Pengarang


Di Indonesia, ada beberapa teori sosiologi pengarang yang dibahas oleh para
penulis dan akademisi sastra. Berikut beberapa teori tersebut:
1. Teori Sosiologi Pengarang oleh Sapardi Djoko Damono: Sapardi Djoko
Damono menguraikan bagaimana faktor-faktor sosial dan budaya,
termasuk agama, memengaruhi cara pengarang menciptakan karya sastra.
Ia menyoroti pengaruh lingkungan sosial, nilai-nilai budaya, dan identitas
agama dalam proses kreatif pengarang.
2. Teori Sosiologi Sastra oleh Goenawan Mohamad: Goenawan Mohamad
membahas tentang hubungan kompleks antara sastra dan masyarakat. Ia
mengeksplorasi bagaimana pengarang dan karya sastra mereka tercermin
dan memengaruhi dinamika sosial di sekitarnya. Selain itu, Mohamad juga
menyentuh isu-isu politik dan budaya yang tercermin dalam karya sastra.
3. Teori Interaksionisme Simbolik oleh Maman S. Mahayana: Maman S.
Mahayana mengulas teori interaksionisme simbolik dalam konteks
sosiologi pengarang. Ia membahas bagaimana simbol-simbol sosial
diinterpretasikan dalam karya sastra, serta bagaimana pengarang dan
pembaca saling berinteraksi melalui karya sastra tersebut.
4. Teori Feminisme oleh Intan Paramaditha: memaparkan perspektif feminis
dalam sosiologi pengarang. Ia menyoroti bagaimana gender memengaruhi
pengalaman dan karya sastra pengarang, serta bagaimana karya sastra
dapat menjadi alat untuk memerangi ketidaksetaraan gender dalam
masyarakat.
5. Teori Postkolonialisme oleh Eka Kurniawan: Eka Kurniawan
menyinggung konsep postkolonialisme dalam sosiologi pengarang. Ia

5
membahas bagaimana warisan kolonialisme memengaruhi narasi dan
representasi dalam karya sastra, serta bagaimana pengarang melawan
dominasi budaya kolonial melalui karya-karyanya.

2.3 Sosiologi Pengarang dan Karya Sastra


Dalam sastra Indonesia, hubungan antara karya sastra dan masyarakat
menjadi subjek diskusi yang menarik dan kaya akan implikasi budaya. Arief
Budiman (2010), pembaca diperkenalkan pada peran sastra sebagai cerminan dari
nilai-nilai, norma-norma, dan konflik sosial yang ada dalam masyarakat. Bukunya
yang mendalam ini menggambarkan bagaimana karya-karya Pramoedya Ananta
Toer tidak hanya mencerminkan realitas sosial masyarakat kolonial dan pasca-
kolonial Indonesia, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk kesadaran
nasionalisme dan perubahan sosial. Begitu juga dengan A.A. Navis (2005), yang
menyelami hubungan antara karya sastra dan dinamika sosial masyarakat,
menyoroti bagaimana sastra dapat memperkaya pemahaman kita tentang kondisi
sosial dan budaya di Indonesia. Dengan kajian yang mendalam, kedua buku ini
memberikan wawasan yang berharga tentang relasi yang kompleks antara sastra
dan masyarakat Indonesia.

2.4 Contoh Analisis Sosiologi Pengarang.


A. Sosiologi Pengarang Yang Terdapat Dalam Novel “Dia, Tanpa Aku”
Karya Esti Kinasih
Berikut beberapa hasil dan pembahasan mengenai temuan sosiologi
pengarang yang terdapat dalam Novel “Dia, Tanpa Aku” Karya Esti Kinasih.
a.Esti Kinasih Menghadirkan Suasana Dari Daerah Jakarta
Data 001:“Elo belum pernah tahu anaknya sih. Coba kalo lo udah tau, pasti lo
ngerti kenapa gue suka banget sama dia dan selalu pengin cerita tentang dia."
(Dia, Tanpa Aku halaman 2)
Dari kutipan diatas, hubungan pengarang dengan karyanya,
dimana bahasa remaja sekarang mungkin seperti itu. Menururt Pusat Bahasa
dan Sastra, bahasa prokem biasa juga disebut sebagai bahasa sandi, yaitu
bahasa yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja tertentu. Maka
pengarang pun memberikan bahasa sesuai dengan selera remaja, khususnya
di Kota Jakarta. Esti menulis novel karyanya banyak mengandung kata 'lo-
gue' yang identik orang yang tinggal di kota-kota besar. Kedua kata ini
sangat populer digunakan oleh masyarakat sejak tahun 70-an. Kata “Lo” yang
berarti kamu dan “Gue” yang artinya saya atau aku, sering digunakan karena
terkesan simple dan santai untuk orang yang sebaya hingga saat ini banyak
orang sudah menggunakan kata tersebut.
b.Esti Sangat Menunjukkan Sisi Persahabatannya Terhadap Pengarang
Lainnya

6
Data 008: "Kalo gue lagi bete di kelas, pengin cabut, biasanya ada orang
yang matimatian ngotot ke guru. Bilang kalo gue sebenernya lagi sakit parah,
dam menurut petunjuk dokter, meskipun di sekolah kudu tetep sering-sering
istirahat. Lebih sering istirahat lebih bagus. Ada orang yang mati-matian
belagak nggak tau di mana gue nongkrong kalo lagi cabut. Sekarang tu orang
sudah nggak ada lagi, Ren..."
(Dia, Tanpa Aku halaman 55).
Dalam kutipan diatas, hubungan pengarang dengan karyanya
dimana, menunjukkan sisi Andika menggambarkan bagaimana Ronald bersikap
baik kepadanya selama menjadi sahabatnya. Ronald diceritakan selalu
bersama Andika, mereka berdua bersahabat sejak lama meskipun
persahabatan mereka dipenuhi dengan pertengkaran-pertengkaran kecil.
Ronald dan Andika sudah seperti saudara yang tidak bisa dipisahkan. Apapun
yang dilakukan Ronald semasa hidupnya disitu pasti ada Andika yang selalu
menemaninya hingga saat Ronald meninggalkan dirinya Andika tidak pernah
lupa terhadap sosok sahabat terbaiknya yakni Ronald. Tidak ada satu orang pun
yang bisa menggantikan posisi Ronald di sampingnya. Dimata Andika,
Ronald adalah sahabat terbaik yang Andika kenal selama ini. Sifat Ronald
yang setia kawan membuat dirinya tidak bisa jauh dari sosok Ronald.
c.Esti Kinasih Merupakan Seorang Penulis Spesialis Pembuat Konflik Terhebat
Data 009: “Cepet mandi sana, bentar mata gue belom bener-bener melek. Lo
mau gue kelelep di bak mandi?” Ya jangan dong. Jangan hari ini. Besok-besok
aja. Hari ini penting banget soalnya. “Sialan” Ronald menyeringai lalu
terkekeh geli.
(Dia, Tanpa Aku halaman 54)
Dalam kutipan diatas hubungan pengarang dengan karyanya,
terlihatbaru saja kalimat Ronald saat meyuruh Reinald untuk segera mandi.
Namun terlihat Reinald masih mengantuk dan menggerutu jika nantinya
Reinald memaksa untuk mandi yang ada akan kelelep di dalam bak mandi.
Mustahil jika membayangkan bak mandi kecil bisa membuat badan Reinald
masuk kedalamnya. Konflik yang dilakukan oleh Ronald terhadap adiknya
yang kadang bercanda membuat Reinald benar-benar mensyukuri keberadaan
kakaknya itu. Inilah mengapa Esti Kinasih dijuluki sebagai pengarang
spesialis pembuat konflik. Pengarang membuat cerita tersebut seakan
membawa suasana yang lucu dan humor. Esti juga merasakan begitu menarik isi
cerita di dalam novelnya yang ditulis. Kemudian, Esti banyak
menyuguhkan berbagai konflik yang memang cocok dialami remaja
jaman sekarang. Berawal dari bertengkar, saling menyalahkan kemudian
kembali ceria bercampur menjadi satu cerita yang menjadi satu cerita
yang menarik.

7
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya sastra mencerminkan perubahan sosial dalam masyarakat, tercermin
dalam narasi, tema, dan karakter. Sosiologi pengarang memahami bagaimana
faktor sosial, budaya, dan historis memengaruhi pengarang dalam menciptakan
karya. Ini melibatkan analisis latar belakang dan konteks hidup pengarang. Studi
ini memungkinkan pemahaman bagaimana sastra mencerminkan kondisi sosial
dan budaya masyarakat dari sudut pandang para pengarang dengan lingkungan
sekitarnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiman, Arief. (2010). "Pramoedya Ananta Toer: Sastra, Kebudayaan,


dan Masyarakat." Kepustakaan Populer Gramedia.
2. Damono, Sapardi Djoko. (2003). "Sastra dan Religiositas: Sebuah Wacana
Multikultural." Gramedia Pustaka Utama.
3. Kurniawan, Eka. (2014). "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas."
Gramedia Pustaka Utama.
4. Mahayana, Maman S. (2012). "Pengantar Sosiologi Sastra." Pustaka Jaya.
5. Mohamad, Goenawan. (2002). "Catatan Pinggir." Hasta Mitra.
6. Navis, A.A. (2005). "Sastra dan Masyarakat: Sebuah Perspektif Sosiologi
Sastra." Penerbit Ombak.
7. Paramaditha, Intan. (2017). "Gentayangan: Catatan Pinggir." Gramedia
Pustaka Utama.
8. Widawasari, Ni Made. (2022). Analisis Sosiologi Karya Sastra dalam
Novel “Dia Tanpa Aku” karya Esti Kinasih: Kajian Sosiologi Pengarang
dan Sosiologi Sastra. JIPBSI: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Vol 5, No 2.

Anda mungkin juga menyukai