Anda di halaman 1dari 12

PEMAHAMAN UNSUR SOSIOPSIKOLOGIS DAN

NILAI KEHIDUPAN DALAM PUISI

OLEH

KELOMPOK 2

MEGA APRILIA SAPUTRI : 1701414419

WIGLISNA HANNA : 1701414422

REWIL : 1701414424

YESRI : 1701414440

DEVY AL HIKMA : 1701414442

AFIKA SARI : 1701414460

ALDA : 1701414461

PUSPA : 1701414468

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata΄ala, karenaberkat


rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Sastra Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 

Palopo, 22 Oktober 2019

Penulis 
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara kehidupansosial masyarakat dengan
gagasan dalam suatu puisi.........................................................2
2.2 Unsur kehidupan sosial masyarakat dalam puisi.......................2
2.3 Penyair terhadap corak kehidupan sosial masyarakatnya..........3
2.4 Pemahaman nilai kehidupandalam puisi ...................................4
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..........................................................................8
3.2 SARAN......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah unsure yang terkadung dalam puisi adalah unsure kehidupan social-budaya serta
ragam sikapa penyair terhadapnya. Dalam hal ini, pendekatan yang dapat digunkan untuk
memahami unsure-unsur itu adalah pendekatan sosiopsikologis. Bila dalam kajian ini objek
kajian lewat pendektan sosiopsikologis tersebut adalah puisi, hal itu bukan berarti bahwa
prosa fiksi tidak dapat dijadikan objek pembahasan . Senja di Jakarta serta Jalan Tak Ada
Ujung karangan Mochtar Loebis, Orang-orang Bloomington karangan Budidarma, missal,
banyak sekali mengandung unsure-unsur sosiopsiklogis sehingga dapat memungkinkan
dijadikan objek pembahasan. Hanya karena pertimbangan keefektifan sajalah dalam
pembahasan ini diangkat puisi sebagai objek kajian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan antara kehidupansosial masyarakat dengan Gagasan dalam suatu
puisi?
2. Bagaimana unsur kehidupan sosial masyarakat dalam puisi?
3. Bagaiman sikap penyair terhadap corak kehidupan sosial masyarakatnya?
4. Bagaimanakah pemahaman nilai kehidupandalam puisi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara kehidupansosial masyarakat dengan Gagasan dalam
suatu puisi
2. Untuk mengetahui unsur kehidupan social masyarakat dalam puisi
3. Untuk mengetahui sikap penyair terhadap corak kehidupan social masyarakatnya
4. Untuk mengetahui pemahaman nilai kehidupandalam puisi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara Kehidupan Sosial Masyarakat dengan Gagasan dalam Suatu Puisi
Seperti halnya dalam hubungan antara gagasan dalam puisi dengan peristiwa kesejarahan,
dengan kehidupan sosial masyarakat, puisi juga memiliki hubungan timbal balik itu adalah
penyair dapat mengangkat kehidupan sosial masyarakat sebagai bahan penciptaan, dan puisi
yang diciptakan mampu menggambarkan kembali kehidupan soisial masyarakat itu kepada
masyarakat pembaca, serta memberikan sikap atau penilaian terhadapnya.
Paparan di atas dengan pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi puisi.
Hal itu terjadi karena pendektan sosiopsikologis adalah suatu pendektan yang :
1. Berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial masyarakat, baik secara individual
maupun kelompok yamg mempengaruhi terwujudnya suatu gagasan dalam puisi
2. Terwujudnya gagasan tentang kehidupan sosial masyarakat, baik secara individual
maupun kelompok dalam suatu puisi
3. Memahami sikap pengarang terhadap kehidupan sosial masyarakat yang dipaparkan

Adanya saling pengaruh antara kehidupan sosial masyarakat dengan terwujudnya


gagasan dalam suatu puisi itu sesuai dengan realitas keberadaan penyair itu sendiri. Sebagai
manusia, penyair adalah anggota suatu kelompok kehidupan sosial masyarakat. Ia ditempa,
dipengaruhi oleh kehidupan sosial masyarakat yang menjadi lingkungan kehidupannya.
Akan tetapi, sebagai individu penyair juga mampu menampilkan sikap penilaian terhadap
sesuatu corak kehidupan sosial masyarakatnya.

2.2 Unsur Kehidupan Sosial Masyarakat dalam Puisi


Kehidupan sosial masyarakat, baik itu secara individual maupun kelompok, dapt menjadi
bahan penciptaan suatu puisi. Corak kehidupan sosial masyarakat yang diangakat menjadi
bahan penciptaan itu dapat beranekaragam. Mungkin berupa adat kebiasaan, pandangan
hidup, maupun perilaku suatu masyarakat yang tidak ada hubungan dengan masalah politik,
tetapi berhubungan dengan masalah kehidupan sosial.
Secara umum dikemukkan bahwa dalam usaha menemukan unsur kehidupan sosial
masyarakat serta sikap penyai terhadapnya lewat suatu puisi, kegiatan yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Membaca puisi yang diapresiasi secara berulang-ulang untuk menemukan gambaran
totalitas maknanya,
2. Menafsirkan dan menyimpulkan judul puisi, kata-kata, baris tau kalimat di dalamnya
3. Menafsirkan hubungan makna antara baris yang satu dengan baris yang lain untuk
memahami satuan makna yang terdapat dalam sekelompok baris atau bait dalam puisi,
4. Mengidentifikasi unsur sosial kehidupan yang dikemukan penyair, dan
5. Mengidentikasi sikap penyair terhadap
Apresiasi tentang unsur kehidupan sosial masyarakat dalam suatu puisi juga dapat
berorientasi pada kehidupan seseorang sebagai bagian dari kelompok masyarakat. Hal ini
tampak bila kta mengapresiasi suatu puisi lewat pendektan sosiopsikologis yang sasarannya
pada puisi-puisi yang mengadung pokok pikiran tentang kehidupan seseorang sejalan dengan
pandangan hidupnya,profesinya, jenis kelami, perilaku kehidupannya, danlai-lain.

2.3 Sikap Penyair terhadap Corak Kehidupan Sosial Masyarakatnya


Pada paparan di muka telah diberikan juga sedikit uraian tentang sikap seorang penyair
terhadap corak kehidupan sosial masyarakat tempat ia berada. Sikap tersebut mungkin
berupa siakap keikhlasan, masa bodoh,tidak setuju serta berbagaimacam sikap lainya sesuai
dengan kompleksitas pikiran penyair itu sendiri.
Cara menentukan sikap penyair itu pada dasarnya tidak berbeda dengan cara memahami
dan menemukan gagasan penyair sehubungan dengan corak kehidupan sosial masyarakat.
Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa dengan memahami sikap penyair itu dapat
memahami dua masalah. Pertama adalah masalah yang berhubungan dengan karakteristik
atau corak kehidupan suatu masyarakat. Kedua dapat memahami bagaimana karakteristik
penyair sebagai bagian dari masyarakatnya.
Bila di kaitkan dengan jumlah ragam cara pemaknaan seperti yang telah dijelaskan dalam
butir 1 di depan, pemaknaan lewat pendekataan sosiopsikologis pada dasarnya adalah
pemaknaan yang telah ditautkan dengan unsure eksternal puisi, tetapi secara kengruen
memiliki mata rantai dengan pusi itu sendiri
Dari keseluruhan uraian di atas akhirnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kehidupan sosial masyarakat
dengangagasanyang dituangkan penyair dalam puisi yang diciptakan
2. Masalah kehidupan sosial yang dituangkan penyair dalam puisinya dapat
beraneka ragam, mungkin masalah yang berhubungan dengan kelompok,
manusia pada umumnya yang berhubungan dengan kelompok, manusia pada
umumnya, maupun manusia sebagai individu
3. Sehubung dengan corak kehidupan sosial masyarakat itu, penyair akan
menunjukkan adanya sikap-sikap tertentu, mungkin rasa ikhlas, rasa bersalah,
rasa bimbang, masa bodoh dan berbagai macam sikap lainya

2.4 Pemahaman Nilai Kehidupan dalam Puisi


Puisi adalah keindahan dan kehikmahan . Puisi mampu memberikan kesenangan atau
hiburan kepada pembaca. Puisi juga mampu memberikan manfaat bagi pembaca dalm
rangka membentuk pandagan hidupnya. Hal itu mungkin saja terjadi karena pada awal
pertumbuhannya, puisi sangat erat hubungannya dengan filsafat dan agama. Bahkan anda
yang beragama Islam, tentunya telah memaklumi bahwa kitab suci AL-Quran teruntai dalam
rangkaian puisi yang indah. Begitu juga renungan para punjangga jawa, umumnya juga
disusun dalam bentuk tembang.
Unsur kehikmahan yang bermanfaat dalam mengembangkan filsafat hidup pembaca
dapat meliputi berbagai masalah yang sangat kompleks. Kompleksitas bisa terjadi karena,
sebagai suatu kreasi seni, pusis dapat mengangkat bahan penciptaannya dari kompleksitas
maslah dalam kehudupan itu sendiri , dari segalah yang ada dan mungkin ada. Oleh sebab
itulah, puisi pada dasarnya juga dapat menggambarkan problema manusia yang yang
bersifat universal, yakni tentang masalah hakikat kehudupan, hakikat manusia, kematian dan
ketuhanan. Nah , sekarang bagaimana cara menemukan dan memahami masalah tersebut
lewat puisi? Telaah-lah uraian berikut dengan saksama.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa puisi akan mengandung masalah yang
berhubungan dengan masalah :
1. Kehidupan
2. Kemanusiaan
3. Kematian dan
4. Ketuhanan
Pemahaman pada keempat masalah itu pastilah akan memperkaya wawasan hidup
seseorang. Dengan kata lain, keempat masalah tersebut juga merupakan butir-butir yang
memiliki nilai kependidikan yang bermanfaat bagi pembacanya.
Oleh sebab itulah, pendekatan dalam mengapresiasikan puisi yang berusaha memahami
nilai-nilai kehidupan di dalamnya juga diistilahkan dengan pendekatan didaktis.
Tahapan kegiatan yang ditempuh pembaca dalam menerapkan pendekatan didaktis itu
adalah:
1. Pembaca berusaha memahami pokok pikiran yang diungkapkan oleh penyairnya serta
berusaha mengidentifikasinya, apakah pokok pikiran itu berhubungan dengan masalah
hakikat manusia dan kemanusian, kehidupan, kematian, ataukah ketuhanan.
2. Berusaha memahami sikap penyairnya,
3. Berusaha menafsirkan dan merenungkan nilai-nilai didaktis yang terdapat dalamnya .
Untuk memahami dengan mengembangkan keterampilan sehubungan dengan ketiga
langkah tersebut, telaahlah contoh dibawa ini dengan baik.

Ada tanganku, sekali jemu terkulai


Mainan cahaya di air, hilang bentuk dalam kabut
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti nmembelai
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut
Kita –anjing diburu-hanya melihat sebagian dari
Sandiwara sekarang,
Tidak tahu romeo & Juliet berpeluk di kubur atau diranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu ribu
Keduannya dapat tempat
Dan , kita nanti tiada lagi sawan diburu
Jika bedih sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu
Kita memburu arti, atau disearahkan pada anak lahir sempat
Karena itu jangan mengkerdip, tatap dan penamun asah
Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering sedikit mau basah
(“calent Th. 1946”,Chairil Anwar)
Dalam puisi di atas, misalnya, misalnya, kata atau kelompok kata yang bersifat simbolik
dan perlu dipahami denga baik adalah kata atau kelompok kata :
1. Tanganku
2. Jemu terkulai,
3. Mainan cahaya
4. Air
5. Kabut
6. Suara
7. Batu nisan
8. Jangan mengerdip
9. Tatap dan penamu asah, serta kertas gersang,
10. Tenggorokan kering, dan kelompok kata
11. Sedikit mau basah
Setelah menentukan kata-kata yang bersifat simbolik dan memiliki kemungkinan menjadi
Semacam kunci untuk memahami makna ouisi itunsecara mendalam sehubungan dengan
fungsi kata itu sebagai kata kunci, pada langkah berikutnya npembaca berusaha memahami
kandungan makna dalam setiap kata atau kelompok kata yang telah di tentukannya itu.
Dengan mengugunakan pendekatan semantis lewat analisis komponen atau lewat
pojection rules ‘aturan proyeksi’ model Katz & Foodor serta menggabungkan nya dengan
pendekatan paraprastis, pada dasarnya dapat juga di temukan:
1. Gambaran makna kata-kata kunci
2. Gambaran hubungan makna kata yang satu dengan lainnya, ggmbaran makna baris,
kemungkinan satu-satuan makna dan pokok pikiran yang terkandung di dalam puisi
“catatan Th 1946” denga bertolak dari satu-satuan pokok pikiran yang telah di
temukan itulah lebih lanjut dapat ditafsirkan berbagai nilai didaktis yang terdapat
dalam puisi tersebut.
Mungkin saja upaya penggalian nilai-nilai didaktis lewat pokok pikiran diatas akan
berhungan dengan berbagai dengan macam kemungkinan pengembangan luas. Agar tidak
terlalu luas, pembaca seperti halnya menentukan okok pikiran, sebaiknya juga
mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang disimpulkan itu, apakah berhubungan dengan
masalah:
1. Manusia dengan dirinya sendiri
2. Manusia dengan orang lain
3. Manusia dengan kehidupan
4. Manusia dan kematian
5. Manusia dengan ketuhanan
Sejalan dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, guru sebaiknya menghubungkan
nilai didaktis yang digalinya dengan butir nilai yang terkandung dalam pancasila. Misalnya,
dari pokok pikiran nomor satu dapat di sarikan butir nilai kehidupan yang berhubungan
dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang berbunyi, “setiap manusia pada
akhirnya akan mati tanpa ada kecuali. Karena manusia memiliki kuadrat akhir yang sama ,
dalam hidupnya mereka juga harus menikmati hak hidup yang sama.
Beberapa rumusan yang mengandung nilai kependidikan di atas sebenarnya masi dapat di
kembangkan ke dalam berbagai rumusan lain yang lebih beragam. Hal itu tentu saja akhirnya
sangat ditentukan oleh daya tafsir pembaca dalam menyimpulkan berbagai kemungkinan nilai
didaktis dalam setiap satuan pokok pikiran yang ada . sementara keberadaan serta kekayaan
nilai didaktis dalam puisi, pada sisi lain juga sangat di tentukan oleh ragam puisi , pada sisi
lain juga sangat di tentukan olehbragam puisi itu sendiri. Dalam puisi ragam deskrptif serta
puisi suasana hati, mjsalnha, umumnya didalamnya sulit ditemukan nilai-nilai kehidupan
semacam itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Hubungan antara gagasan dalam puisi dengan peristiwa kesejarahan, dengan
kehidupan sosial masyarakat, puisi juga memiliki hubungan timbal balik itu adalah
penyair dapat mengangkat kehidupan sosial masyarakat sebagai bahan penciptaan, dan
puisi yang diciptakanmampu menggambarkan kembali kehidupan soisial masyarakat
itu kepada masyarakat pembaca, serta memberikan sikap atau penilaian terhadapnya.
2. Kehidupan sosial masyarakat, baik itu secara individual maupun kelompok, dapt
menjadi bahan penciptaan suatu puisi. Corak kehidupan sosial masyarakat yang
diangakt menjadi bahan penciptaan itu dapat beranekaragam.
3. Cara menentukan sikap penyair itu pada dasarnya tidak berbeda dengan cara
memahami dan menemukan gagasan penyair sehubungan dengan corak kehidupan
sosial masyarakat
4. Sebab itulah, pendekatan dalam mengapresiasikan puisi yang berusaha memahami
nilai-nilai kehidupan di dalamnya juga diistilah lkan dengan pendekatan didaktis.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makala di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan
Untuk saran berisi kritik atau saran terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, 2011, Pengatar Apresiasi Karya Sastra . Bandung: Sinar Baru Algensindo

Anda mungkin juga menyukai