Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKTRINSIK NOVEL

Air Mata Sang Pramuria


Karya Fila Widya

TUGAS BAHASA INDONESIA

Guru Pembimbing : Tri Murniati, S.Pd

DI SUSUN OLEH :

DELIANAH

Kelas : XII MM 1

SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG


2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pada dasarnya makalah Analisis Unsur Interinsik dan Ekstrinsik Sebuah Novel yang

berjudul “Air Mata Sang Pramuria” Karya Fila Widya ini dibuat dengan tujuan untuk

mengembangkan kreativitas pembaca dalam menulis dan meningkatkan pengetahuan bagi

pembaca serta untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis makalah ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bambang Gusviantara, S.Pd.,MM selaku Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Agung

2. Ibu Tri Murniati, S.Pd sebagai Guru Pembimbing Bahasa Indonesia.

3. Pihak Perpustakaan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah.

4. Teman-teman yang telah mendukung dan ikut memotivasi dalam menyelesaikan

makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGEHANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3. Tujuan dan Manfaat................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Novel........................................................................................ 3

2.2. Kelebihan Novel ....................................................................................... 3

2.3. Kekurangan Novel..................................................................................... 3

2.4. Unsur Intrinsik .......................................................................................... 4

2.5. Unsur Ektrinsik ......................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Hasil Analisis............................................................................................. 6

3.2. Latar Belakang dan Sejarah....................................................................... 7

3.3 Majas.......................................................................................................... 8

3.4. Unsur Intrinsik .......................................................................................... 9

3.5. Unsur Ektrinsik ......................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan................................................................................................ 12

4.2. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Novel merupakan salah satu jenis dari karya sastra prosa yang banyak digemari.
Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya judul-judul novel baru yang bermunculan.
Penikmatnya pun semakin lama semakin banyak, mengingat banyak sekali judul-judul
novel yang menyandang gelar “Best Seller”. Cerita yang diungkapkan beragam, mulai dari
mengangkat tema percintaan, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Dalam karya tulis (makalah) ini, penulis akan mengulas unsur intrinsik dan
ekstrinsik dari sebuah novel yang berjudul Pemuja Rahasua. Alasan penulis mengambil
judul ini untuk diulas adalah karena Pemuja Rahasua dianggap memiliki tema cerita yang
tidak biasa dan berbeda dengan tema cerita yang dimiliki novel-novel kebanyakan.
Ketertarikan terhadap novel inilah yang akhirnya membuat penulis menjatuhkan pilihan
untuk menganalisis dan mengulasnya ke dalam sebuahkarya tulis dengan judul “Analisis
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Pemuja Rahasua”.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain :
1. Bagaimana unsur intrinsik (tema, plot, latar, penokohan, sudut pandang pengarang,
gaya bahasa dan amanat) yang terkandung dalam novel Pemuja Rahasua?
2. Bagaimana unsur ekstrinsik yang terkandung dalam novel Pemuja Rahasua?

1.3. Tujuan
Berdasarkan pemahaman di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan
karya tulis ini antara lain:
1. Memperoleh pegetahuan lebih mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.
2. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai bagaimana cara menganalisis
unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.
3. Dapat menemukan dan menginterpretasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam
sebuah novel.
4. Dapat menilai kualitas sebuah novel dengan menggunakan teori struktural (intrinsik dan
ekstrinsik).

1.4. Manfaat

1. Dapat membantu pembaca memahami sejarah dan budaya kerajaan majapahit


2. Dapat meningkatkan kemampuan literasi dan pemahaman Bahasa
3. Dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas pembaca
4. Dan dapat membantu pembaca memahami nilai-nilai positif dalam kehidupan

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengantar
Novel adalah sebuah bentuk karya sastra fiksi yang panjang, biasanya berisi
cerita naratif yang menggambarkan peristiwa, karakter, dan konflik yang dihadapi oleh
tokoh-tokoh dalam suatu alur cerita. Novel seringkali memiliki karakteristik seperti
pengembangan karakter yang mendalam, dialog antar karakter, deskripsi setting, dan
plot yang berkembang. Novel dapat mencakup berbagai genre, mulai dari roman,
misteri, petualangan, fiksi ilmiah, fantasi, hingga sejarah. Tujuan novel dapat
bervariasi, seperti menghibur, mendidik, menginspirasi, atau menggambarkan
pengalaman manusia dalam berbagai konteks.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan begitu saja
karena keduanya saling mempengaruhi. Unsur intrinsik terbentuk karena adanya
pengaruh dari luar (ekstrinsik). Pengaruh dari luar ini berasal dari pengarang selaku
(sutradara) cerita. Asal-usul dan lingkungan pengarang sangat mempengaruhi karya
sastra yang diciptakannya. Unsur intrinsik sebuah karya sastra terdiri atas tema, plot
(alur), latar, penokohan, sudut pandang pengarang, gaya bahasa dan amanat yang
terkandung di dalamnya. Unsur ekstriksik sebuah karya sastra terdiri atas subjektivitas
individu pengarang, psikologi pengaang dan lingkungan pengarang.

2.2. Unsur Intrinsik


2.2.1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema terbentuk dari
sejumlah ide, tendens, motif atau amanat yang sama, yang tidak bertentangan satu
dengan yang lainnya. Tema dinyatakan secara tidak terus terang, meskipun ada dan
dirasakan oleh pembaca. Tema tidak lain adalah ide pokok, ide sentral atau ide
yang dominan dalam karya sastra (Sugiarti, 2002: 37-38).

2.2.2. Plot
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun
sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot
merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi
kerangka utama cerita. Menurut (Nurgiantoro, 2010: 113), banyak para ahli yang
mendefinisikan plot diantaranya adalah Stanton yang menyebut plot sebagai urutan
cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan
secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan oleh peristiwa yang lain.

2.2.3. Latar Cerita


Latar atau setting dalam pemahaman sederhana merupakan tempat
terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsur tempat, waktu dan ruang ataupun
peristiwa cerita (Sugiarti, 2002: 55).

2
2.2.4. Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari,
selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita
disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku
itu disebut dengan penokohan (Aminudin, 2010: 79).
Karakter Tokoh-tokoh dalam cerita, pengembangan karakter, sifat, dan peran
mereka dalam cerita.

2.2.5. Sudut Pandang Pengarang/ Tokoh


Sudut pandang atau point of view merupakan cara atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembacanya (Abrams dalam Nurgiantoro, 2010: 248). Sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang
untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Sudut pandang dibagi menjadi tiga, yaitu
sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang
campuran.

2.2.6. Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya
menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus
didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-
satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara
pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak
akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang
tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya
dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang,
satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat
menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan
peperangan dan lain-lain.
2.2.7. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap
pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang
dalam keseluruhan cerita. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara
implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku
atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula
disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan,
nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.

3
2.3. Unsur Ekstrinsik dalam Novel
Unsur ekstrinsik adalah elemen-elemen yang ada di luar teks novel dan dapat
mempengaruhi pemahaman dan penilaian terhadap karya sastra tersebut. Ini meliputi:
1. Konteks Sejarah Keadaan sosial, politik, dan budaya di mana novel itu ditulis dan
diterbitkan, serta bagaimana itu dapat memengaruhi tema dan pesan dalam novel.
2. Biografi Penulis Informasi tentang latar belakang, pengalaman, dan pandangan
penulis, yang dapat memberikan wawasan tentang niat dan inspirasi di balik novel.
3. Kritik Sastra Tinjauan kritikus sastra, analisis, dan penilaian tentang novel yang
dapat memberikan perspektif yang berbeda.
4. Recepsi Pembaca Bagaimana pembaca merespons dan menginterpretasikan novel,
serta dampaknya pada popularitas dan penilaian karya.
5. Adaptasi Jika novel tersebut diadaptasi menjadi film, drama, atau bentuk lainnya,
bagaimana hal itu memengaruhi persepsi terhadap cerita.
Unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel saling berinteraksi dan dapat
membantu pembaca memahami lebih dalam tentang makna dan nilai sebuah karya
sastra. Analisis kritis yang mempertimbangkan kedua unsur ini dapat membantu
mengungkap lapisan-lapisan dalam novel dan mengapresiasi lebih banyak aspek dari
karya tersebut.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Paparan Data

Setelah membaca novel yang berjudul Air Mata Sang Pramuria Karya Fila Widya
memaparkan data sebagai berikut.

1. Rangkuman Novel Air Mata Sang Pramuria Karya Fila Widya

Resensi novel Air Mata Sang Pramuria menceritakan bagaimana seharusnya


peran seorang anak kepada ibu. Ada banyak nilai kehidupan yang tertuang di dalam
novel ini. Diceritakan dalam novel seorang anak yang begitu angkuh kepada ibunya.
Suatu waktu ia disadarkan oleh seorang anak kecil bernama Siti bahwa ada surga yang
harus dijaga yaitu ibunya. Bahkan, dia tidak menyukai ibunya karena dianggap cerewet
selalu menanyakan tentang kuliahnya. Padahal, saat itu dia sedang merasa lelah dan
kesal setelah setelah syuting dengan rasa lapar. Hal itu membuatnya tak ingin kembali
ke rumahnya, karena ia begitu merasa marah dan kesal kepada ibunya. Dia pun berhenti
di warung makan, padahal ia tak punya uang. Untungnya, si pemilik warung tersebut
tahu bahwa dia artis. Hingga akhirnya ia diajak masuk ke warung untuk makan dan
minum. Sebenarnya, dia sudah menolaknya karena dia tahu tak punya uang. Tetapi,
pemilik warungnya menanggapi semua itu dengan sangat baik. Bahkan, bapak itu
berkata ia tak perlu membayar, cukup berfoto saja dengannya. Ketika sedang
berbincang-bincang terdapat seorang anak dan bapak yang membeli satu bungkus nasi
dengan lauk tahu dan tempe untuk dimakan berdua. Tetapi, sisa makanannya dibawa
pulang untuk dimakan oleh ibunya. Ternyata, ibunya sudah sakit jiwa sejak lama. Anak
itu dan keluarganya sudah lama tinggal di tanah kosong yang menyewa dari
pemiliknya. Ia pun penasaran dan ingin tahu rumah anak tersebut. Akhirnya, bapak si
pemilik warung memberitahu alamatnya. Saat sedang mencari rumah anak tersebut, ia
pun berhenti di sebuah warung kecil. Kemudian ia menitipkan sepeda motornya.
Setelah itu, ia pun berjalan menuju ke rumah anak yang dicarinya. Ketika sudah sampai
di rumah anak tersebut, ia tahu bahwa anak tersebut bernama Siti. Ia melihat tokoh siti
sedang mengikat rambutan. Kemudian, si artis ia membeli semua rambutan itu. Hal
tersebut karena ia begitu merasa kasihan dan tak tega dengan Siti.

Singkat cerita, ternyata Siti harus berhenti sekolah karena dia memang harus
menjaga ibunya. Setelah beberapa kali pergi ke rumah Siti, terakhir dia tidak melihat
lagi rumah Siti. Menurut pernyataan orang sekitar, ternyata si pemilik tanah tersebut
mengusir keluarganya Siti. Hal tersebut dikarekan tanah tersebut akan dijual kepada
orang lain. Bagi si artis ini, Siti adalah malaikat karena hatinya begitu baik. Sitipun
membimbingnya untuk berbaik budi dengan ibunya. Setelah bertemu Siti, ia pun
berubah, meminta maaf kepada ibunya karena seringkali membantah perintahnya.
Hingga akhirnya, ia pun berjanji akan melanjutkan kuliahnya sampai selesai
5
3.2 UNSUR INTRINSIK
1. Tema ;

Tema dalam novel Air Mata Sang Pramuria yaitu tentang perjuangan seorang
Ibu. Sehingga dalam novel ini mensiratkan pesan agar kita selalu menyayangi dan
menghormati

2. Alur ;

Alur yang digunakan dalam novel Air Mata Sang Pramuria yaitu alur campuran.
Terdapat cerita yang sedikit membahas masa lalu dan masa di kemudian hari.

3. Latar
a. Latar tempat; Latar tempat kejadian yang diceritakan di dalam novel yaitu di
tempat syuting, warung makan, rumah Alan, dan rumah Siti.
b. Latar suasana ; romantis, petualangan, konflik, keberanian dan pengorbanan,
kebrutalan, kepasrahan.
c. Latar waktu : Latar waktu dalam novel menggambarkan suasana waktu pagi
hari, siang hari, sore hari, dan malam hari.

4. Tokoh dan Perwatakannya

Tokoh yang terdapat di dalam novel yaitu Alan Wijaya, Ibu, Siti, Bapak pemilik
warung, dan `bapak Siti.

5. Sudut pandang :

Sudut pandang dalam novel menggunakan sudut pandang orang pertama dan
ketiga. Dimana pengarang menggunakan tokoh aku di dalam novel.

6. Diksi ; Diksi atau gaya bahasa yang digunakan dalam novel sangat sederhana,
menggunakan bahasa sehari-sehari. Sehingga isi novel ini mudah untuk dipahami.
7. Majas ; metafora, Sinisme

Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja yang rentan dan sensitif terhadap
masalah persahabatan . Selain itu yang sangat menarik lagi adalah penulis
menceritakannya dengan kalimat yang indah dan bermajas . Salahsatunya adalah
sebagai berikut :

“Mulai sekarang , setiap kaiL hujan mengguyur, masing masing dari kalian
membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa
kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian . Demikianlah pelangi tercipta
sebagai pertanda harapan hari esok” (Akifah, 2013:2)

8. Pesan/Amanat:

Amanat yang terdapat di dalam novel yaitu kita harus selalu menjaga perasaan ibu,
jangan sampai menyakiti ibu. Pesan Moral Novel Air Mata Sang Pramuria. Pesan moral
dalam novel Air Mata Sang Pramuria yaitu sebagai seorang anak kita harus selalu
menyayangi, menghormati, dan membahagiakan ibu.
6
3.3 UNSUR EKSTRINSIK
Adapun unsur ekstrinsik dalam novel Air Mata Sang Pramuria yaitu:
1. Nilai Religius
Di dalam novel Air Mata Sang Pramuria memuat nilai religius dimana
dalam agama Islam diajarkan bahwa Surga ada di bawah kaki ibu.
2. Nilai Sosial
Keinginan Alan untuk menolong dan membantu keluarga Siti yang memang
mengalami permasalahan dalam hal ekonomi.
3. Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel Air Mata Sang Pramuria yaitu terlihat
dari sikap Siti yang selalu menyayangi ibunya meski kondisi jiwa ibunya
terganggu.

3.4. Kelebihan dan kekurangan

1. Kelebihan Novel
Kelebihan novel Air Mata Sang Pramuria yaitu mempunyai alur yang sederhana
sehingga ceritanya mudah untuk dipahami.

2. Kekurangan Novel

Kekurangan novel Air Mata Sang Pramuria yaitu ceritanya terlalu mudah

ditebak akhir ceritanya.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menyoroti pentingnya keadilan dalam menghadapi ketidak setaraan sosial dan


konflik dalam masyarakat, karakter-karakter dalam cerita ini menunjukan keberanian
dalam menghadapi rintangan dan bahaya, yang dapat mengilhami pembaca untuk
mengatasi kesulitan dalam hidup mereka sendiri, hubungan dan persahabatan dan cinta
antar karakter-karakter dalam cerita memainkan peran penting dalam pengembangan
cerita, menggaris bawahi pentingnya hubungan manusia dalam kehidupan.

4.2 Saran

Banyak bahasa yang sulit dipahami, dan banyak menggunakan Bahasa non baku
memberi saran untuk lebih memperbaiki bahasa dan kosakata yang digunakan agar
mudah dimengerti oleh pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fila Widya. 2016. Air Mata Sang Pramuria. Jakarta : Euthenia.


https://mustakim.org/resensi-novel-surga-yang-harus-ku-jaga/ ,
Senin, 06 November 2023, pukul 23:15

Anda mungkin juga menyukai