Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKTRINSIK NOVEL

Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang


Kisah Nyata dari Penulis Mitha Juniar

TUGAS BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Venicha

Kelas : XII MM 2

Guru Pembimbing : Tri Murniati, S.Pd

SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG


2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pada dasarnya makalah yang berjudul “Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang” dibuat

dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas pembaca dalam menulis dan meningkatkan

pengetahuan bagi pembaca serta untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis makalah ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bambang Gusviantara, S.Pd.,MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tanjung Agung

2. Ibu Tri Murniati, S.Pd sebagai Guru Pembimbing Bahasa Indonesia.

3. Pihak Perpustakaan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah.

4. Teman-teman yang telah mendukung dan ikut memotivasi dalam menyelesaikan

makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGEHANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3. Tujuan dan Manfaat................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Novel........................................................................................ 3

2.2. Kelebihan Novel ....................................................................................... 3

2.3. Kekurangan Novel..................................................................................... 3

2.4. Unsur Intrinsik .......................................................................................... 4

2.5. Unsur Ektrinsik ......................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Hasil Analisis............................................................................................. 6

3.2. Latar Belakang dan Sejarah....................................................................... 7

3.3 Majas.......................................................................................................... 8

3.4. Unsur Intrinsik .......................................................................................... 9

3.5. Unsur Ektrinsik ......................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan................................................................................................ 12

4.2. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Novel merupakan salah satu jenis dari karya sastra prosa yang banyak digemari.
Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya judul-judul novel baru yang bermunculan.
Penikmatnya pun semakin lama semakin banyak, mengingat banyak sekali judul-judul
novel yang menyandang gelar “Best Seller”. Cerita yang diungkapkan beragam, mulai dari
mengangkat tema percintaan, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Dalam karya tulis (makalah) ini, penulis akan mengulas unsur intrinsik dan
ekstrinsik dari sebuah novel yang berjudul Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang. Alasan
penulis mengambil judul ini untuk diulas adalah karena Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang
dianggap memiliki tema cerita yang tidak biasa dan berbeda dengan tema cerita yang
dimiliki novel-novel kebanyakan. Ketertarikan terhadap novel inilah yang akhirnya
membuat penulis menjatuhkan pilihan untuk menganalisis dan mengulasnya ke dalam
sebuahkarya tulis dengan judul “Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Sebenarnya
Tuhan Sangat Sayang”.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain :
1. Bagaimana unsur intrinsik (tema, plot, latar, penokohan, sudut pandang pengarang,
gaya bahasa dan amanat) yang terkandung dalam novel Sebenarnya Tuhan Sangat
Sayang?
2. Bagaimana unsur ekstrinsik yang terkandung dalam novel Sebenarnya Tuhan Sangat
Sayang?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan pemahaman di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan
karya tulis ini antara lain:
1. Memperoleh pegetahuan lebih mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.
2. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai bagaimana cara menganalisis
unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.
3. Dapat menemukan dan menginterpretasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam
sebuah novel.
4. Dapat menilai kualitas sebuah novel dengan menggunakan teori struktural (intrinsik dan
ekstrinsik).

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengantar
Novel adalah sebuah bentuk karya sastra fiksi yang panjang, biasanya berisi
cerita naratif yang menggambarkan peristiwa, karakter, dan konflik yang dihadapi oleh
tokoh-tokoh dalam suatu alur cerita. Novel seringkali memiliki karakteristik seperti
pengembangan karakter yang mendalam, dialog antar karakter, deskripsi setting, dan
plot yang berkembang. Novel dapat mencakup berbagai genre, mulai dari roman,
misteri, petualangan, fiksi ilmiah, fantasi, hingga sejarah. Tujuan novel dapat
bervariasi, seperti menghibur, mendidik, menginspirasi, atau menggambarkan
pengalaman manusia dalam berbagai konteks.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan begitu saja
karena keduanya saling mempengaruhi. Unsur intrinsik terbentuk karena adanya
pengaruh dari luar (ekstrinsik). Pengaruh dari luar ini berasal dari pengarang selaku
(sutradara) cerita. Asal-usul dan lingkungan pengarang sangat mempengaruhi karya
sastra yang diciptakannya. Unsur intrinsik sebuah karya sastra terdiri atas tema, plot
(alur), latar, penokohan, sudut pandang pengarang, gaya bahasa dan amanat yang
terkandung di dalamnya. Unsur ekstriksik sebuah karya sastra terdiri atas subjektivitas
individu pengarang, psikologi pengaang dan lingkungan pengarang.

2.2. Unsur Intrinsik


2.2.1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema terbentuk dari
sejumlah ide, tendens, motif atau amanat yang sama, yang tidak bertentangan satu
dengan yang lainnya. Tema dinyatakan secara tidak terus terang, meskipun ada dan
dirasakan oleh pembaca. Tema tidak lain adalah ide pokok, ide sentral atau ide
yang dominan dalam karya sastra (Sugiarti, 2002: 37-38).

2.2.2. Plot
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun
sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot
merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi
kerangka utama cerita. Menurut (Nurgiantoro, 2010: 113), banyak para ahli yang
mendefinisikan plot diantaranya adalah Stanton yang menyebut plot sebagai urutan
cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan
secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan oleh peristiwa yang lain.
2.2.3. Latar Cerita
Latar atau setting dalam pemahaman sederhana merupakan tempat
terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsur tempat, waktu dan ruang ataupun
peristiwa cerita (Sugiarti, 2002: 55).

2.2.4. Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari,
selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita

2
disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku
itu disebut dengan penokohan (Aminudin, 2010: 79).
Karakter Tokoh-tokoh dalam cerita, pengembangan karakter, sifat, dan peran
mereka dalam cerita.

2.2.5. Sudut Pandang Pengarang/ Tokoh


Sudut pandang atau point of view merupakan cara atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembacanya (Abrams dalam Nurgiantoro, 2010: 248). Sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang
untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Sudut pandang dibagi menjadi tiga, yaitu
sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang
campuran.

2.2.6. Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya
menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus
didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-
satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara
pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak
akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang
tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya
dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang,
satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat
menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan
peperangan dan lain-lain.
2.2.7. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap
pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang
dalam keseluruhan cerita. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara
implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku
atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula
disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan,
nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.

2.3. Unsur Ekstrinsik dalam Novel


Unsur ekstrinsik adalah elemen-elemen yang ada di luar teks novel dan dapat
mempengaruhi pemahaman dan penilaian terhadap karya sastra tersebut. Ini meliputi:
1. Konteks Sejarah Keadaan sosial, politik, dan budaya di mana novel itu ditulis dan
diterbitkan, serta bagaimana itu dapat memengaruhi tema dan pesan dalam novel.
2. Biografi Penulis Informasi tentang latar belakang, pengalaman, dan pandangan
penulis, yang dapat memberikan wawasan tentang niat dan inspirasi di balik novel.
3. Kritik Sastra Tinjauan kritikus sastra, analisis, dan penilaian tentang novel yang
dapat memberikan perspektif yang berbeda.
3
4. Recepsi Pembaca Bagaimana pembaca merespons dan menginterpretasikan novel,
serta dampaknya pada popularitas dan penilaian karya.
5. Adaptasi Jika novel tersebut diadaptasi menjadi film, drama, atau bentuk lainnya,
bagaimana hal itu memengaruhi persepsi terhadap cerita.
Unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel saling berinteraksi dan dapat
membantu pembaca memahami lebih dalam tentang makna dan nilai sebuah karya
sastra. Analisis kritis yang mempertimbangkan kedua unsur ini dapat membantu
mengungkap lapisan-lapisan dalam novel dan mengapresiasi lebih banyak aspek dari
karya tersebut.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Paparan Data

Setelah membaca novel yang berjudul Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang Karya
Mitha Juniar secara heuristic memaparkan data sebagai berikut.

1. Rangkuman Novel Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang Karya Mitha Juniar

Novel ini ditulis oleh Mitha Juniar. Bercerita tentang kisah nyata persahabatan.
Cerita di dalamnya bukan untuk membeberkan aib mereka atau mengajarkan suatu hal
yang tidak benar, tapi ia hanya ingin berbagi kisah beberapa persahabatan yang
menakjubkan.
Pada prolog, penulis mendapatkan ada hal yang tidak biasa. Apalagi ada
seorang perempuan yang ke rumah orang lain, trus selesai. Cerita pada bab awal pun
dimulai. Memang pada bab awal selalu biasa-biasa saja, namun di sini, tokohnya yang
tidak biasa. Seseorang yang sudah bertaubat.
Mitha Junior atau yang akrab dipanggil Thata. Mempunyai seorang sahabat baik
yang bernama Zahra. Suatu hari Zahra berulang tahun. Tak lupa sahabat terbaiknya
Thata, juga diundang. Namun, saat acaranya hendak dimulai Thata belum juga datang.
Zahra menjadi gelisah. Ia tidak ingin memulai acara ulang tahunnya tanpa sahabat
baiknya itu. Empat puluh menit berlalu, Tampak seorang gadis yang mengenakan jilbab
datang menghampiri acara itu. Yaps, Thata baru saja datang. Zahra menyambutnya
dengan gembira, dan segera memulai acaranya. Setelah itu ia memperkenalkannya
kepada semua teman-temannya. Zahra meraih tangan Thata dan mengajaknya pergi dari
gerombolan teman perempuannya ke gerombolan temannya yang lain (teman laki-
lakinya). Percakapan berlangsung hangat, mulai dari memperbincangkan hal-hal di
masa lalu sampai yang terjadi sekarang. Thata bertemu dengan seorang laki-laki
bernama Abrar. Ia terlihat seperti seorang moderator atau mentor seminar motivasi
yang hampir sama dengannya. Ada kepercayaan yang timbul di hati Abrar tentang
seorang Thata. Di benaknya tercipta citra sendiri bagi Abrar, tapi bukan cinta.
Sedangkan Thata menganggapnya, kemungkinan inilah yang namanya jatuh cinta pada
pandangan pertama. Malam semakin larut, Thata menjadi gelisah saat diskusi ringan
masih berlangsung. Zahra menyadarinya dan segera menarik tangan Thata, dan
meminta Abrar untuk mengantarkannya pulang.
Beberapa hari setelah pertemuan dengan Abrar di rumah Zahra, Abrar mengirim
pesan singkat kepada Thata. Semakin hari, Abrar dan Thata semakin dekat. Mereka
berjanji untuk menjadi sepasang sahabat. Hingga suatu hari Abrar menghubungi Thata.
Ada yang ingin dibicarakan pada gadis itu. Dengan senang hati Thata menyetujui
pertemuan keduanya dengan Abrar. Di sebuah restoran, Abrar sudah duduk manis di
kursi. Dan memesan satu cup es krim untuk Thata. Jarum jam menunjuk pukul 8 tepat.
Abrar menjadi gelisah. Thata belum juga Datang. Mata Abrar melihat-lihat sekitar. Ia
menghela naps lega ketika melihat sosok thata memasuki ruangan dan tangannya
melambai-lambai ke arah Thata. Thata segera menghampirinya. Percakapan diantara
5
merekapun berlangsung. Abrar menceritakan rahasia masa lalunya, yang tak pernah di
ketahui orang lain dan ia baru akan menceritakan kepada Thata, seorang sahabat yang
sangat dipercayainya. Jauh dari bayangan Thata. Ternyata sosok Abrar yang dulu
sangat rusak. Pecandu narkoba dan penikmat sex bebas sudah menjadi kebiasaannya.
Pengakuan yang terlontar dari mulut Abrar itu membuat Thata sangat terkejut. Ia
teringat akan masa lalunya yang hampir sama dengan Abrar. Dulu Thata memang juga
pernah memakai obat-obatan terlarang itu. Tapi kalau seks bebas? Ia tak pernah
sekalipun mencobanya. Kini Thata sudah menyesali perbuatannya, dan berjanji tidak
melakukan hal itu lagi. Ia merubah dirinya, mulai dari perilaku sampai cara
berpakaiannya. Ia kini menutup auratnya.
Ke esokan harinya. Abrar kembali mengadakan pertemuan dengan Thata, dan
bercerita kembali tentang masa lalunya. Sebelum ia bercerita, ia mengajak Thata
bermain di Dufan. Setelah puas bermain di dufan ia mengajak Thata ke pantai Ancol
Dan Abrar pun kembali menceritakan masa lalunya kepada Thata.
Sewaktu Abrar masih duduk di bangku SD, Abrar pernah melihat film yang
tidak pantas untuk dilihatnya. Ia melihat film itu karena penasaran dengan apa yang
dilihat tiga karyawan di toko milik orang tuanya itu. Ketiga karyawan itu pun akhirnya
memperlihatkan film itu dan mempengaruhi Abrar. Setelah lulus dari SD, Abrar
semakin berani untuk melihat film-film itu lagi melalui internet. Selain memperngaruhi
Abrar untuk melihat film itu, ketiga karyawan ini juga mempengaruhi Abrar untuk
bolos sekolah. Akhirnya selain berani melihat film yang tak pantas itu Abrar juga
berani membolos sekolah. Setiap harinya bukan sekolah yang ia tuju, tapi warnet dekat
rumahnyalah yang selalu ia kunjungi. Seperti biasa ia melihat film-film itu dan
mendownloadnya. Membolos sekolah yang dilakukan Abrar sudah 3 bulan. Akhirnya
Abrar dikeluarkan dari sekolah. Orang tuanya, Pak Ahmad sangat marah. Sedangkan
ibunya menangis sampai pingsan. Mereka sangat kecewa dengan perilaku Abrar. Yang
hanya bisa dilakukan Abrar saat itu hanyalah diam, menunduk, dan sedikit menyesali
perbuatannya. Abrar pun meminta maaf kepada ayahnya dan berjanji kepada ayahnya
jika ia pindah ke sekolah yang ia mau, ia akan merubah sikapnya. Ayahnya pun setuju
dan menyuruh Abrar untuk memberitahu ibunya.
Kesokan harinya Abrar bersama ayahnya mendaftar ke sekolah yang diinginkan
Abrar. Sebelum menuju ruang kepala sekolah, Abrar mengelilingi sekolah itu. Ketika di
lapangan basket ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Feli. Setelah lama
mengenal Feli, merekapun berpacaran. Feli tidak membawa kebaikan bagi hidup Abrar.
Feli justru merusak hidup Abrar lebih parah lagi. Ia mengenalkan Abrar pada narkoba,
pergaulan yang terlalu brutal dan bahkan seks bebas. Hingga pada suatu hari saat
malam minggu tiba, Feli dan Abrar menghabiskan malam mereka di rumah Abrar. Jam
dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Dinginnya malam, dan susana sepi membuat
Abrar kembali tergoda bujuk rayu setan dan mengajak Feli ke kamarnya. Aktivitas iblis
itu berjalan lancar. Enam puluh menit berlalu, setelah melakukan aktifitas iblis itu Feli
dan Abrar duduk di tepi ranjang. Tiba-tiba terdengar derak langkah seseorang dari luar
kamar Abrar. Abrar pun segera mendorong Feli untuk bersembunyi ke kamar mandi.
Dan Abrar pura-puta tertidur. Setelah dibuka pintu kamar Abrar, ternyata itu ibu Abrar.
Ibu Abrar hendak meminjam kamar mandinya untuk berwudhu. Setelah membuka pintu
kamar mandi, betapa kagetnya ibu Abrar saat itu. Ia melihat sosok gadis. Sebelim ia
berteriak, Feli menutup mulut ibu Abrar. Tapi tidak lama kemudian ibu Abrar berhasil
6
berteriak dan memanggil suaminya. Pak Ahmad pun segera menuju kamar Abrar. Dan
beliau juga sangat kaget melihat peristiwa itu. Sementara istrinya menangis dan
pingsan. Pak Ahmad pun sangat marah. Tidak hanya marah kepada Abrar atau Feli, tapi
ia marah kedua anak itu. Feli pun pergi dan mengingatkan Abrar akan semua
hutangnya. Membuat pak Ahmad semakin kecewa dan tidak menyangkan putranya itu
melakukan perbuatan terlarang. Dengan perasaan yang sangat menyesal dan malu
kepada kedua orang tuanya itu, Abrar memilih untuk pergi meninggalkan rumahnya
saat itu juga.
Tak lama setelah kejadian itu. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Olla,
teman SMPnya dulu. Dengan rasa kasian, Olla mengajak Abrar menginap di kos-kosan
orang tuanya. Berkenalan dengan Olla, tidak jauh berbeda dengan Feli. Di sana ia juga
melakukan aktivitas iblis itu bersama Olla. Hingga pada suatu hari saat Abrar sudah
tidak tinggal lagi di kos-kosan dan kembali ke rumahnya sendiri. Olla mengunjungi
rumah Abrar kemudian memberi tahu Abrar bahwa ia terkena penyakit kelamin.
Mendengar berita itu Abrar hanya bisa terdiam dan melihat Olla pergi dari rumahnya.
Abrar sangat menyesal dan merasa sangat bersalah.
Singkat cerita, akhirnya pada suatu saat, Olla tidak kuat melawan penyakitnya,
dan ia pun meninggal dunia. Kabar itu sampai ketelinga Abrar. Ia sangat sedih. Dan
akhirnya sehari setelah Olla pergi, Abrar menyusul. Ia juga meninggal dunia karena
penyakit HIV yang selama ini dideritanya.
Bab-bab selanjutnya dapat ditebak kalau tokoh utamanya 2 orang, cewek dan
cowok. Ya iyalah Rata-rata kisah emang gitu. Namun, karena pemaparan dengan
menggunakan sudat pandang orang ke tiga membuat cerita di dalamnya lebih menarik.
Jadi bisa mengerti “ini dan itu” dari masing-masing tokohnya. Apalagi dengan alur
maju mundur yang dikemas secara apik.
Ceritanya tentang Tatha yang bertemu dengan Abrar, dia merasa jatuh cinta
pada pandangan pertama, tak ada yang aneh dengan cinta. Namun yang dianggap cinta
itu hanya rasa kasihan karena ternyata Ayah Thatha pernah mengalami hal yang sama
seperti Abrar.
Novel ini mengajarkan tentang bagaimana menepati sebuah janji, bagaimana
pendidikan tentang sexs harus dipupuk sedini mungkin, dan harus pandai-pandai dalam
bergaul. Manusia itu sejatinya sama. Apalagi ketika Mitha menulis bahwa orang yang
terkena HIV/AIDS tidak harus dijauhi, malah perlu dirangkul. Untuk masalah editing,
Kalimatnya singkat, padat dan jelas, tidak diulang-ulang.

7
3.2 UNSUR INTRINSIK
1. Tema ;
a. Tema Mayornya adalah perjuangan hidup seorang gadis remaja melawan
penyakit yang dideritanya
b. Tema Minor tentang kesetiaan, cinta dan romantisme, perjuangan melawan
penyakit HIV, pertumbuhan dan pematangan karakter, pengorbanan, serta
saling menghargai.

2. Alur ;

Alur cerita Novel Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang ini bersifat alur maju dan
mundur.

Alur maju saat Tata menghadiri pesta ulang tahun temannya Tata, dan
perkenalan dengan seorang teman lelakinya bernama Abrar yang telah bertaubat dari
kisah kelam semenjak SD hingga tamat SMA.

Alur mundur saat Abrar menceritakan kisah masa lalunya secara terus menerus
hingga menceritakan bahwa semenjak SD, Abrar pernah bolos sekolah gara-gara
mendownload video porno di warnet, saat SMP, Abrar bertemu dengan Feli dan
melakukan sex bebas dan Narkoba hingga ketahuan oleh Ayahnya.

Kemudian Alur Maju lagi di akhir cerita bahwa Abrar Bertemu dengan Olla dan
begitu juga akhirnya mereka melakukan sex bebas , hingga akhirnya Olla meninggal
karena terkena HIV/AIDS, kemudian disusul juga Abrar karena tidak kuat menahan
penyakit HIV/AIDS tersebut

3. Latar
a. Latar tempat; Rumah, Sekolah, Kos’an, Warnet.
b. Latar suasana ; romantis, petualangan, konflik, keberanian dan pengorbanan,
kebrutalan, kepasrahan.
c. Latar waktu : Siang dan Malam

4. Tokoh dan Perwatakannya


a. Mitha Junior atau Thata adalah seorang gadis berjilbab yang sembuh dari
pengaruh Narkoba
b. Zahra adalah temannya Thata yang baik dan ramah.
c. Abrar adalah seorang lelaki yang dulu nakal dan urak-urakan sekarang semenjak
bertaubat dari narkoba dan sex bebas tampak lebih rapi dan elegan. Serta orang
tegar dalam menjalani kehidupanya
d. Feli gadis cantik saat pindah di SMP barunya Abrar, Feli sangat tidak baik
karena mengajak Abrar untuk pertama kalinya bergaul dengan Narkoba dan Sex
Bebas
e. Pak Ahmad adalah seorang yang rajin ibadah
f. Olla juga hampir sama dengan sifat Feli yang tidak baik karena mengajak Abrar
untuk menggunakan Narkoba dan Sex Bebas, Olla orang yang kuat dalam
menghadapi penyakit HIV/AID dideritanya.

8
5. Diksi ; Bahasa Gaul, bahasa figuratif
6. Majas ; metafora, Sinisme
Abrar Berkenalan dengan Olla, tidak jauh berbeda dengan Feli. Di sana ia juga
melakukan aktivitas iblis itu bersama Olla.
7. Pesan/Amanat:

"Pesan bahwa keadilan, cinta, keberanian, dan kebijaksanaan adalah nilai-nilai yang
patut dijunjung tinggi dalam menghadapi berbagai konflik dan tantangan dalam
kehidupan. Novel ini mengajarkan tentang bagaimana menepati sebuah janji,
bagaimana pendidikan tentang sexs harus dipupuk sedini mungkin, dan harus pandai-
pandai dalam bergaul. Manusia itu sejatinya sama. Apalagi ketika Mitha menulis bahwa
orang yang terkena HIV/AIDS tidak harus dijauhi, malah perlu dirangkul. Untuk
masalah editing, Kalimatnya singkat, padat dan jelas, tidak diulang-ulang.

3.3 UNSUR EKSTRINSIK


3.3.1 Nilai agama
1. Keimanan dan Ketaatan
2. Doa dan Upacara Keagamaan
3. Pemberian Makna
4. Pengaruh Tokoh Agama
5. Penghormatan Terhadap Rohani

3.3.2 Nilai sosial


1. Kesetaraan Sosial
2. Kebersamaan dan Keharmonisan
3. Pertemanan dan Kepercayaan
4. Kepedulian Sosial
5. Pemberian dan Pengorbanan
6. Kepentingan Bersama

3.3.3 Nilai budaya


1. Kearifan Lokal
2. Bahasa dan Gaya Penulisan
3. Inspirasi

3.3.4 Nilai moral


1. Keadilan
2. Keberanian
3. Cinta dan persahabatan
4. Kesetian
5. Kepemimpinan yang baik

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Damarwulan menyoroti pentingnya keadilan dalam menghadapi ketidak setaraan


sosial dan konflik dalam masyarakat, karakter-karakter dalam cerita ini menunjukan
keberanian dalam menghadapi rintangan dan bahaya, yang dapat mengilhami pembaca
untuk mengatasi kesulitan dalam hidup mereka sendiri, hubungan dan persahabatan dan
cinta antar karakter-karakter dalam cerita memainkan peran penting dalam
pengembangan cerita, menggaris bawahi pentingnya hubungan manusia dalam
kehidupan.

4.2 Saran

Banyak bahasa yang sulit dipahami, dan banyak menggunakan Bahasa non baku
memberi saran untuk lebih memperbaiki bahasa dan kosakata yang digunakan agar
mudah dimengerti oleh pembaca

10
DAFTAR PUSTAKA

Mitha Juniar. 2013. (Kisah Nyata) Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang. Jakarta :
Rumah Oranye

https://www.anisae.com/resensi-buku-sebenarnya-tuhan-sanga/ , Senin, 06
November 2023, pukul 21:38

11

Anda mungkin juga menyukai