Anda di halaman 1dari 29

Makalah Karya Ilmiah

NOVEL
Guru pembimbing H. S Gultom S.pd

Nama : Angelia Cristy Stephany

Kelas : XI IPA 4

SMA NEGERI 4 MEDAN

T.A : 2019/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami hantarkan puji syukur atas
kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelasaikan makalah Karya Ilmiah mengenai “Novel”.

Terimakasih kepada bapak Hary Syahputra Gultom selaku guru Bahasa Indonesia
penulis, atas bimbingannya dalam menjelaskan materi mengenai Karya Ilmiah. Tidak lupa
juga penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengelaman. Penulis yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 19 Februari 2020

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................1

1.2 Rumusan Masalah....................2

1.3 Tujuan Penulisan......................2

BAB 2 Pembahasan.....................................................................................3
2.1 Pengertian Novel......................3

2.2 Ciri-Ciri Novel........................4

2.3 Unsur Unsur Dalam Novel.......5

2.4 Struktur Novel..........................10

2.5 Contoh Novel dan Analisis......11

BAB 3 Penutup............................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................14

3.2 Saran.........................................14

Daftar Pustaka.............................................................................................15
Pertanyaan...................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting yang diberikan
kepada siswa/i pada setiap jenjang pendidikan. Pada masing-masing jenjang, pemebelajaran
ini memiliki tujuan yang berbeda-beda. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
setiap orang dalam berinteraksi satu dengan yang lain untuk mendapatkan suatu informasi.
Informasi yang baik didasari oleh kemampuan berbahasa yang efektif. Bahasa yang
digunakan dalam berinteraksi dapat berupa lisan maupun tulisan. Sama halnya dengan tulisan
didalam pembelajaran Bahasa Indonesia kita mengenal Karya Sastra.

Karya sastra merupakan salah satu gambaran kehidupan sosial masyarakat. Karya satra yang
dapat dijadikan pembelajaran adalah karya sastra berdasarkan fakta. Salah satu karya sastra
yang mengungkapkan realitas kehidupan tersebut adalah prosa, yakni novel. Pernyataan
tersebut diperkuat oleh Ratna (2008:35) bahwa, diantara genre karya sastra yaitu; puisi, prosa,
dan drama, genre prosalah, Novel adalah cerita fiksi yang rangkaian peristiwanya panjang
dan menghadirkan banyak konflik dan persoalan menurut Lestari (2016:5). Berdasarkan
pendapat tersebut maka novel dapat diartikan sebagai suatu karangan prosa yang bersifat
cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh
cerita). Dikatakan kejadian yang luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu
pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu
segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya
perubahan nasib.

Mereka menyukai novel tersebut karena dekat dengan kehidupan sehari hari.
Menurut riset atau penelitian yang saya lakukan kepada teman sekelas dan ekstrakurikuler
hampir 99 persen mereka sangat menyukai novel daripada buku pembelajaran. Menurut
mereka buku pembelajaran sangat monoton dan tidak seru untuk dibaca. Menurut saya jika
kalian menyukai pelajaran tersebut pasti kalian akan membaca buku tersebut. Oleh dari itu
saya sebagai penulis ingin menjelaskan tentang novel lebih dalam lagi sehingga pembaca
dapat mengerti tentang materi tersebut.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan novel?

2. Apa yang menjadi ciri ciri dan unsur unsur yang terkandung dalam novel?

3. Hal apa saja yang dapat dianalisis dalam novel

1.3 Tujuan Penulisan

1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan novel.

2. Mengetahui ciri ciri dan jenis novel.

3. Mengetahui hal apa saja yang dianalisis dalam

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NOVEL

Ada beberapa teori oleh para ahli mengenai pengertuan novel. Diantaranya adalah
Sebagai berikut.

a) Kosasih (2012: 60). “Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas
problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh” .

b) Esten 1978: 12 berpendapat, Novel merupakan pengungkapan dari fragmen


kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang), di dalamnya terdapat konflik-
konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara para
pelakunya (). Dengan kata lain novel adalah cuplikan dari kehidupan manusia dengan
jangka yang lebih panjang dan menampilkan konflik-konflik yang menyebabkan
perubahan pada setiap pelaku.

c) Aminudin (2002: 38) menyatakan, novel adalah sebagai cipta sastra yang
mengandung unsur-unsur kehidupan, pandangan-pandangan atau pemikiran dan
renungan tentang keagamaan, filsafat, berbagai masalah kehidupan, media pemaparan
yang berupa kebahasaan maupun struktur wacana serta unsur-unsur intrinsik yang
berhubungan dengan karakteristik cipta sastra sebagai suatu teks.

d) Tarigan (1984: 164) berpendapat, Secara singkat novel adalah cipta sastra dengan
berbagai masalah kehidupan manusia dan kebahasaan sebagai media pemaparnya,
sedangkan dalam buku The American College Dictonary dikemukakan bahwa novel
adalah suatu cerita prosa fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para
tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau
suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

Dari beberapa pengertian novel yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa novel merupakan karya fiksi yang
mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang di dalamnya terdapat konflik atas masalah-
masalah kehidupan seseorang, serta memiliki segi kejiwaan yang disampaikan melalui tokoh
yang dilukiskan secara nyata. Dapat dikatakan juga bahwa novel adalah cerita prosa fiktif
yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan yang dapat mewakili kehiduapan yang
sebenarnya dalam suatu alur atau keadaan yang sangat kacau.
3
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa novel merupakan
salah satu genre sastra. Novel adalah karangan prosa fiktif dengan panjang tertentu, yang
mengisahkan kehidupan manusia sehari-hari beserta watak serta lingkungan tempat tinggal
yang disajikan secara tersusun dengan serangkaian yang saling mendukung antara satu sama
lainnya sampai pada perubahan nasib para pelakunya.

2.2. CIRI-CIRI NOVEL

Ciri-ciri novel menurut Nursito (2000:167), Sebagai salah satu karya sastra, novel
memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan karya sastra lain. Berdasarkan jumlah
kata ataupun kalimat, novel lebih mengandung banyak kata dan kalimat sehingga dalam
proses pemaknaan relative jauh lebih mudah dari pada memaknai sebuah puisi yang
cenderung mengandung beragam bahasa kias. Novel memiliki panjang cerita yang lebih
banyak dari cerpen sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu secara lebih banyak, lebih
rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang komplek.
Berikut adalah ciri-ciri novel:

a) Jumlah kata, novel jumlah katanya mencapai 35.000 buah

b) Jumlah halaman, novel mencapai maksimal 100 halaman kuarto.

c) Jumlah waktu, waktu rata-rata yang digunakan untuk membaca novel paling
diperlukan sekitar 2 jam (120 menit).

d) Novel bergantung pada perilaku dan mungkin lebih dari satu pelaku.

e) Novel menyajikan lebih dari satu impresi.

f) Novel menyajikan lebih dari satu efek.

g) Novel menyajikan lebih dari satu emosi.

h) Novel memiliki skala yang lebih luas

i) Seleksi pada novel lebih ketat

j) Kelajuan dalam novel lebih lambat

k) Dalam novel unsur-unsur kepadatan dan intensitas tidak begitu diutamakan.

4
2.3 UNSUR UNSUR DALAM NOVEL

a. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra itu, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra menurut
Nurgiyantoro ( 2010:23). Unsur-unsur ekstrinsik ini antara lain adalah keadaan subjektivitas
individu pengarang yang mempunyai sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya
akan mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik sebuah karya sastra
bergantung pada pengarang menceritakan karya itu.

b. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur
instrinsik sebuah karya sastra terdiri atas: tema, latar, amanat, alur, tokoh, sudut pandang, dan
gaya bahasa. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra.
Kepaduan antara unsur inilah yang membuat sebuah novel terwujud nemurut Wahid
(2004:84).

Unsur-unsur Intrinsik novel antara lain:

a) Tema

Tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan mengenai kehidupan yang
membentuk gagasan utama dari suatu perangkat. Jadi, tema adalah ide sebuah cerita yang
menjadi pengarang yang diberikan melalui tindakan-tindakan tokoh cerita itu terutama tokoh
utama. Tema yang baik harus di dalam unsur cerita. Pokok persoalan dalam cerita setiap
cerita mempunyai satu tema walau cerita itu sangat panjang.

b) Amanat

Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya
sastra bisa berupa kritik, harapan, usul, dan sebagainya. Amanat adalah gagasan yang
mendasari karya sastra atau pesan yang ingin disampaikan pengarang yang diangkat dari
sebuah karya sastra. Amanat yang terkandung dalam sebuah karya sastra tentunya diharapkan
dapat member manfaat bagi pembacanya.

c) Tokoh

5
Menurut Nurgiyantoro ( 2010:165) bahwa tokoh cerita (character) adalah orang-
orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sikap, sifat, tingkahlaku, atau watak-
watak tertentu. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah
merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, sebagaimana kehidupan manusia yang
terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh cerita
adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap dan bertindak sesuai dalam
tuntutan cerita dengan perwatakan yang disandangnya.

Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Tokoh protagonis, merupakan tokoh utama yang digambarkan sebagai seseorang yang
baik disetiap situasi. Selain itu, tokoh utama ini menjadi pusat perhatian didalam novel.

2. Tokoh antagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang memiliki
sifat yang jahat atau buruk, tidak bersahabat dan selalu menimbulkan konflik.

3. Tokoh tritagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang memiliki
sifat dan sikap netral. Akan tetapi, tokoh tritagonis ini dapat berpihak kepada tokoh
antagonis, terkadang bisa berpihak kepada tokoh protagonis. Walaupun begitu, tokoh ini
diasumsikan sebagai pelerai antara tokoh antagonis dan protagonis ketika terjadinya
konflik.

Penokohan

Cara pengarang menampilkan tokoh disebut penokohan. Penokohan atau karakter


adalah pengembang watak yang meliputi pandangan pelaku, keyakinan, dan kebiasaan yang
dimiliki para tokoh yang mempunyai tempat tersendiri dalam suatu karya sastra. Karakter
tokoh atau pelaku dapat dikenal watak yang lewat penggambaran baik yang dilakukan
pengarang, pencerita maupun oleh pelaku.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas dalam mengembangkan karakter tokoh-tokoh yang berfungsi untuk
memainkan cerita dan menyampaikan ide, motif, plot, dan tema yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral.

6
Adapun cara yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan penokohan itu sendiri, antara
lain sebagai berikut.

1. Analitik atau langsung yaitu penulis menggambarkan penokohan melalui bentuk fisik
(bentuk wajah, hidung, mata, rambut, dan sebagainya) seorang tokoh sehingga
pembaca bisa langsung mengetahui watak dari tokoh tersebut.

2. .Dramatik atau tidak langsung yaitu penulis mengungkapkan penokohan berdasarkan


hal-hal yang berhubungan dengan tokoh, bisa berupa tingkah laku, gaya bicara atau
dialog tokoh lain.

d) Latar/Setting

Pada dasarnya,setiap karya sastra (novel) yang membentuk cerita selalu memiliki
latar. Latar dalam novel tidaklah sepenuhnya sama dengan realitas. Karya sastra (novel)
merupakan hasil rekaan pengarang yang diciptakan untuk dinikmati oleh pembaca. Meskipun
demikian, latar yang ada dalam cerita tetap mempunyai relevansi dengan realitas yang
sesungguhnya, karena pengarang menciptakan karyanya dari hasil pengamatan dan
pengalaman terhadap lingkungan hidupnya. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup ialah
kebiasaan, adat-istiadat, latar belakang alam, atau keadaan sekitarnya hal itu dikemukakan
menurut Nurgiyantoro ( 2010:165).

Latar atau setting terdiri dari beberapa macam, di antaranya:

1. Waktu, berkaitan dengan kapan terjadinya kejadian dalam novel. Misalnya, bagian
yang menyatakan latar waktu pada novel 5 cm “Pukul 08.15 Ian udah nongkrong
di depan ruangan dosennya”.

2. Tempat, berkaitan dengan lokasi jalannya cerita. Latar tempat ini dapat
dikategorikan secara umum atau khusus. Misalnya, latar tempat pada kalimat
“Lima orang di dalam mobil itu baru aja makan bubur ayam di Cikini”.

3. Suasana, berkaitan dengan gambaran suasana dari peristiwa dalam novel, atau bisa
digambarkan melalui perasaan tokoh juga, Misalnya, pada kalimat “Semua
penumpang gerbong terharu dan kembali ke tempat duduk masing-masing”.

7
e) Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan pelaku dalam cerita termasuk diri
pengarang itu sendiri. Sudut pandang cerita itu menyatakan bagaimana pengias (pengarang)
dalam sebuah cerita, apakah ia mengabil seluruh bagian langsung dalam seluruh peristiwa
atau sebagai pengamat terhadap objek dari seluruh tindakan-tindakan dalam cerita itu.
Pengarang dapat bertindak sebagai tokoh utama yaitu mengisahkan adegan dengan
menggunakan kata ganti orang pertama (aku, kami) pengarang dapat juga sebagai pengamat
dengan menggunakan kata ganti orang kedua (kau, kamu) hal itu dikemukakan oleh
Nurgiyantoro ( 2010:165) . Secara umum ada 2 jenis sudut pandang :

Sudut pandang orang pertama, yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai
orang pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami
dan sebagainya.

Menurut pendapat saya sudut pandang orang pertama dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Sudut pandang orang pertama pelaku utama .
b. Sudut pandang orang pertama pelaku samping.
2. Sudut pandang orang ketiga, cara pengarang menyampaikan cerita sebagai
orang ketiga. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti
dia, mereka dan sebagainya.
Menurut pendapat saya sudut pandang orang ketiga dibagi dua yaitu:
a. Sudut pandang orang ketiga pelaku utama
b. Sudut pandang orang ketiga serba tahu

f ).Plot/Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Selain itu, alur dapat
dikatakan sebagai peristiwa atau kejadian yang sambung-menyambung dalam suatu cerita.
Dengan demikian, alur merupakan suatu jalur lintasan atau urutan suatu peristiwa yang
berangkai sehingga menghasilkan suatu cerita menurut Nurgiyantoro ( 2010:165)

Secara umum, ada 3 jenis alur pada novel, antara lain:

8
1. Alur maju (progresif), merupakan alur kejadian dalam cerita bergerak secara
berurutan mulai dari awal hingga akhir.

2. Alur mundur (regresif), merupakan alur kejadian dalam cerita bergerak secara
terbalik, yaitu menceritakan kejadian yang sekarang, dan kemudian menceritakan
kejadian masa lalu.

3. Alur campuran, adalah perpaduan antara alur maju dengan alur mundur. Selain itu,
jalannya alur terjadi secara acak dan tidak rapi. Biasanya, jenis alur ini digunakan
pada novel misteri atau novel fantasi.

f) Gaya Bahasa

Dari segi bahasa, tentunya pengarang menggunakan kata-kata atau kalimat dalam
bahasa yang bias dipahami dan dimengerti sebagai pemilik dan pembaca sebagai orang yang
menikmati karya sastra itu. Dari segi makna dan keindahannya, karya sastra itu disajikan
dengan makna yang padat dan reflektif, sedangkan kalimat-kalimatnya berupa bentukan dari
kata-kata dan frasa yang indah yang bermakna kiasan dan mengandung majas. Yang
meliputi gaya bahasa bisa berupa pemilihan kata, penggunaan kalimat, penghematan kata,
pemakaian majas dan sebagainya menurut Nurgiyantoro ( 2010:165).

Menururt Siswandarti (2009: 44) “Bahasa merupakan jenis bahasa yang dipakai
pengarang, sebagai contoh misalnya gaya pop untuk remaja, gaya komunikatif, atau jenis
bahasa yang kaku (seperti pada cerita terjemahan)”. Nurgiyantoro (2009: 272) juga
berpendapat bahwa bahasa merupakan sarana pengungkapan yang komunikatif dalam
sastra.

Pada novel juga terdapat cara pengucapan bahasa yang sering disebut gaya bahasa.
Gaya bahasa (style) merupakan cara pengucapan pengarang dalam mengemukakan
sesuatu terhadap pembaca. Gaya bahasa juga memiliki beberapa unsur seperti: Leksikal,
struktur kalimat, retorika, dan penggunaan kohesi.Berikut penjabaran tentang unsur-
unsur tersebut menurut Nurgiyantoro (2009: 290-309). Adapun beberapa gaya bahasa
diantaranya:

9
1. Simile atau perumpamaan menyaran pada adanya perbandingan yang langsung
dan eksplisit, dengan mempergunakan kata-kata tugas tertentu sebagai
penanda keeksplisitan
2. Metafora, dipihak lain, merupakan gaya perbandingan yang bersifat tidak
langsung dan implicit. Hubungan sesuatu yang dinyatakan pertama dengan
yang kedua hanya bersifat sugestif, tidak ada kata-kata penunjuk perbandingan
eksplisit.
3. Personifikasi merupakan gaya bahasa yang memberi sifat-sifat benda mati
dengan sifat-sifat seperti yang dimiliki manusia sehingga dapat bersikap dan
bertingkah laku sebagaimana halnya manusia.
4. Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting
suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdokeini merupakan
gaya yang juga tergolong gaya pertautan, mempergunakan sebagian untuk
menyatakan keseluruhannya, atau mempergunakan keseluruhan untuk
menyatakan sebagian.
5. Hiperbola, dipihak lain, merupakan suatu cara penuturan yang bertujuan
menekankan maksud dengan sengaja melebih-lebihkannya.
6. Gaya bahasa paradoks, merupakan kebalikan dari hiperbola, adalah cara
penekanan penuturan yang sengaja manampilkan unsur pertentangan di
dalamnya. Teori dari satu sampai enam adalah pendapat menurut
Nurgiyantoro (2009: 290-309).
7. Majas perbandingan merupakan perbandingan majas untuk digunakan
memperbandingkannya atau mengungkapkan sesuatu yang lain menurut
pendapat Fatimah (1993: 25).
8. Majas pertautan merupakan majas kata-kata kiasan yang digunakan yang
bertautan atau berhubungan terhadap hal sesuatu yang ingin disampaikan
menurut pendapat Fatimah (1993: 25).
9. majas pertentangan ialah majas yang melukiskan suatu pertentangan menurut
pendapat Fatimah (1993: 25).

2.4 STRUKTUR NOVEL

10
Secara umum, struktur novel dapat dijelaskan dengan struktur-struktur di bawah ini.
Berikut adalah penjelasan mengenai struktur novel hal itu dikemukakan menurut pendapat
Lestari (2016:8):

a. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada
bagian awal cerita dalam novel.

b. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti
terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.

c. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana
setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa
yang lainnya.

d. Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi
terarah menuju suatu titik tertentu.

e. Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang
sedang terjadi.

f. Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.

2.5 CONTOH NOVEL DAN ANALISIS

Analisis struktural novel “O” karya eka kurniawan yang dibuat oleh Pandu Dian Samaran

(2018:313-315)

Novel O Karya Eka kurniawan

a. Tema Tema fiksi umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis yakni tema
physical’jasmaniah’. Organic’moral, social’sosial’. Egoic’egoik’, dan
divine’ketuhanan’. (Sayuti, 2000 : 193). Novel O memiliki 3 jenis tema, yaitu tema
jasmaniah (phyhical), tema egoik (egoic) dan tema ketuhanan (divine).Tema
jasmaniah tentang kisah percintaan O dan Entang Kosasih. Kemudian tema egoik,
merupakan tema yang menyangkut reaksireaksi pribadi yang pada umumnya
menentang pengaruh sosial. Tema egoik dalam novel ini adalah tentang perjuangan
monyet yang ingin menjadi manusia. Beberapa tokoh monyet dalam cerita menolak
untuk hidup selamanya menjadi monyet, hal ini berarti mereka menolak untuk hidup

11
seperti monyet pada umumnya. Tema ketuhanan atau divine adalah kehidupan yang
seperti lingkaran.

b. Alur atau plot Dari segi penyusunan peristiwa, alur dalam Novel O Karya Eka
Kurniawan adalah alur regresif karena peristiwa-peristiwa yang disusun dalam novel
ini cenderung acak. Di dalam cerita ini juga banyak terdapat peristiwa sorot-balik
dengan teknik mengenang masa lalu tokoh. Dalam bagian Pengenalan situasi cerita
(exposition), pengarang memperkenalkan para tokoh serta menata adegan dan
hubungan antartokoh. Pengenalan situasi cerita dalam novel O diawali dengan
kehidupan monyet-monyet di Rawa Kalong dan kisah cinta antara dua ekor monyet,
O dan Entang Kosasih. Bagian pengungkapan peristiwa (complication) disajikan
peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun
kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. Pengungkapan peristiwa dimulai dengan
pernyataan Entang Kosasih untuk mengikuti jejak Armo Gundul yang berarti ia ingin
menjadi manusia. Berikutnya menuju pada adanya konflik (rising action) Terjadi
peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi
yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. Peristiwa menuju pada adalah
saat Entang Kosasih membunuh seorang polisi yang bernama Joni Simbolon. Ini
adalah peristiwa awal yang akan menjadi sebab Entang Kosasih berubah menjadi
manusia. Puncak konflik (turning point), bagian ini disebut juga sebagai klimaks.
Konflik dalam Novel O terjadi saat O bertemu dengan Entang Kosasih. Namun
Kaisar Dangdut (Entang Kosasih yang telah menjadi manusia) tidak mengenal O.
peristiwa itu membuat O kecewa. Konflik berikutnya adalah matinya O sebagai
seekor monyet. Karena kecewa lantaran Entang Kosasih alias Kaisar Dangdut tak
mengenalinya. O jadi tak bersemangat dalam kesehariannya. Kemudian O mati
karena diserang oleh seekor anjing galak. Penyelesaian (ending) cerita saat pertemuan
antara O dan Entang Kosasih. Mereka akhirnya bisa mewujudkan keinginan untuk
menjadi manusia dan bertemu untuk yang pertama kalinya sebagai sosok manusia.
Peristiwa pertemuan mereka memang tak dijelaskan secara terperinci oleh pengarang,
O dan Entang Kosasih membuat janji bertemu di taman.

c. Penokohan Novel O memiliki tokoh-tokoh yang digambarkan secara jelas yaitu O,


Entang Kosasih, Sobar, Joni Simbolon, Betalumur, Kirik, Toni Bagong, Dara,
Revolver, Ma Kungkung, Mat Angin, Kaleng Sarden, Rini Juwita, Marko, Mimi

12
Jamilah, Jarwo Edan, Rudi Gudel, Syekh Asyhadie, Siti, Kiai Sobirin, Manikmaya
dan Boboh.

d. Latar atau setting Latar tempat dalam novel O adalah Rawa Kalong, bangku, gang-
gang kecil permukiman, rumah toko, rel kereta api, swalayan, lorong-lorong kecil,
gedung rongsok, timur Jakarta, gang kecil, mushala, surau, rumah sakit dan taman
kanak-kanak. Latar waktu yang terdapat dalam novel O adalah sore, pagi hari, subuh,
dinihari, menjelang pagi, siang hari dan malam hari. Latar sosial yang terdapat dalam
novel O adalah latar sosial kelas rendah antara lain kawasan kriminal, terminal bus,
permukiman kecil di pinggir jalan tol dan perkampungan pencuri.

e. Sudut pandang atau point of view Sudut pandang yang digunakan dalam novel O
adalah sudut pandang diaan maha tahu. Eka Kurniawan sebagai pengarang novel O,
bertindak sebagai pengamat sekaligus narator yang menyampaikan peristiwa yang
terjadi di antara tokoh. Penyampaian cerita oleh pengarang sebagai orang ketiga yang
berada di luar cerita. Pengarang menggunakan kata ia, dia atau nama tokoh.
Pengarang tidak memegang peranan apa pun. Pengarang hanya menjelaskan hal-hal
tentang tokoh dan peristiwa yang dialaminya. Eka Kurniawan sebagai pengarang
novel O, bertindak sebagai pengamat sekaligus narator yang menyampaikan peristiwa
yang terjadi di antara tokoh-tokoh di dalam cerita.

f. Amanat Novel O memiliki banyak amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarangnya yaitu Eka Kurniawan. Beberapa amanat yang hendak disampaikan
pengarang di dalam novel O adalah (1) bahwa kita harus beriman kepada kitab suci
Allah sebagai pedoman hidup, (2) di antara banyaknya manusia yang jahat masih ada
manusia yang baik, (3) jangan mencari rezeki dengan cara yang haram, (4) tanpa
masa lalu, kita tak akan punya masa depan dan (5) pentingnya pendidikan untuk
kehidupan yang lebih baik.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan karya ilmiah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa novel
merupakan salah satu genre sastra. Novel adalah karangan prosa fiktif dengan panjang
tertentu, yang mengisahkan kehidupan manusia sehari-hari beserta watak serta lingkungan
tempat tinggal yang disajikan secara tersusun dengan serangkaian yang saling mendukung
antara satu sama lainnya sampai pada perubahan nasib para pelakunya.

Adapun hal yang diperhatikan dalam pemulisan novel yaitu sebagai berikut

1). Struktur novel

2).unsur unsur novel yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

3).ciri ciri novel

14
3.2 Saran

Menulis bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kita. Menulis juga merupakan suatu
rutinitas yang kita lakukan sehari hari, khusunya dikalangan para pelajar. Begitu banyak
aspek yang harus diperhatikan dalam menulis. Begitu juga menulis nivel yaitu struktur dan
ciri curi yang diperhatikan. Untuk menciptakan informasi yang baik maka kita haruslah
menggunakan kalimatyang . Isi dalam novel juga biasanya berisi tentang kehidupan sehari
hari dan lingkungan sekitar. Jadi pelajar pasti bisa membuat cerita novel setelah mempelajari
karya ilmiah diata

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Angkasa.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan. Bandung : Angkasa.

Kosasih. 2012. Dasar Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung : Yrama Widya.

Lestari, AA Nunu Aste. 2016. Analisis Struktur dan Pragmatik Novel Arti sebuah Nama
Karya Lalu Syafi’i Kaitannya deangan Pembelajaran Sastra di SMP. Mataram :
Universitas Mataram.

Ratna, Nyoman Kuthu. 2008. Teori,Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Siswandarti. 2009. Panduan Belajar Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. Yogyakarta:
Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul.

Nursito. 2000. Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta : Mitra Gama Media.

15
Nurgiyantoro,Burhan. 2009.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Press.

Nurgiyantoro,Burhan.2010.Sastra Anak :Pengantar Pemahaman Dunia Anak.


Yogyskarta : Gajah Mada University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.

Samaran,Pandu Dian. 2018. Analisis Struktural Novel O Karya Eka Kurniawan.


Bengkulu : FKIP Universitas Bengkulu

Wahid, Sugira.2004. Kapita Selekta Kritik Sastra. Makasar : Universitas Negeri Makasar

Djajasudarma, Fatimah. T. 1993. Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna.

Bandung: PT. Eresco.

PERTANYAAN

A. PILIHAN GANDA

Bacalah kutipan novel “Sunset Bersama Rosie” di bawah ini!

1. .Tegar, seorang pemuda sukses dengan tingkat kemapanan luar biasa, bertanggung
jawab jujur, tampan, tubuh atletis, tak kurang suatu apa pun, namun belum
menikah hingga usianya sudah 35 tahun. Tegar pernah patah hati, menyaksikan

16
pujaan hatinya, Rosie (yang telah dia cinta selama 20 tahun) dilamar oleh sahabatnya
sendiri yang baru dikenalkannya pada Rosie dua bulan yang lalu. Rosie amat sangat
menyukai sunset, tak pernah sekalipun wajahnya berpaling saat 47 detik sunset
berlangsung, kecuali saat Nathan melamarnya di atas puncak Gunung Rinjani. Rosie
memandang wajah Nathan. Tegar tak kuasa lebih lama lagi menyaksikan hal
menyakitkan tersebut dan langsung memutuskan untuk menghilang dari kehidupan
mereka berdua.

      Karakter tokoh Tegar dalam kutipan novel tersebut dapat diketahui melalui ...

a.      Dialog antartokoh

b.      Penjelasan langsung

c.       Pikiran tokoh

d.      Tindakan tokoh

e.      Tanggapan tokoh lain

2. (1).Perahu terombang-ambing pelan 

(2).Jasmine memperbaiki posisi snorkel 

(3). Tegar meneriakkan agar tidak jauh-jauh 

(4). Jasmine mengacungkan tangannya 

(5). Dari sini terlihat betul betapa senangnya Jasmine.

Kalimat yang menunjukkan latar tempat terdapat dalam nomor ...

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

3. Begitulah takdir membentuk suatu kisah yang sangat panjang hanya untuk
menyatukan kedua orang tersebut. Setelah melalui banyak kesedihan, waktu, akhirnya
mereka diberi kesempatan untuk bersama.

17
Kalimat dalam kutipan novel diatas merupakan ...

a. Orientasi

b. Komplikasi

c. Resolusi

d. Koda

e. Abstrak

4. Bacalah kedua kutipan teks novel berikut!

Teks 1

Tak susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan
atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja
oleh kambing yang senewen, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-
kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiah. Maka kami,
sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-
kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama Sembilan
tahun SD dan SMP itu.

(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)

Teks 2

Setelah aku diwisuda sebagai sarjana ilmu hukum, aku kemudian memilih pulang ke
Rimbo Pematang. Aku membantu mengajar di SMA Rimbo Parit dengan status honorer,
sekolah tempatku menyelesaikan sekolah dulu. Aku memegang mata pelajaran Tata
Negara dan Sejarah. Seperti ketika sekolah dulu, aku bolak-balik dari rumah ke kota
kecamatan tersebut; dari rumah jalan kaki beberapa ratus meter ke dermaga
penyeberangan dengan perahu di pinggir sungai, kemudian melanjutkan perjalanan
dengan transportasi darat ke Rimbo Parit. Begitu setiap hari pulang-pergi.

(Nyanyi Sunyi dari Indragiri , Hary B Kori’un)

Perbandingan sudut pandang yang digunakan dalam kedua teks di atas adalah ...

a. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang III, teks 2 menggunakan sudut


pandang orang I

18
b. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang I, teks 2 menggunakan sudut pandang
orang III

c. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang I, teks 2 menggunakan sudut pandang


orang I

d. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang III, teks 2 menggunakan sudut


pandang orang I

e. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang III jamak, teks 2 menggunakan sudut
pandang orang III tunggal

Bacalah kutipan novel berikut untuk menjawab soal nomor 5-7

“Anak kecil!” Dia tertawa mengejekku. “Mengapa duduk di belakang? Sini! Sini, duduk
di muka! Masih ada tempat.” Tangannya melambai, lalu mendekat berjalan ke arah
belakang bangku-bangku.

“Tidak, Pak! Di sini saja, “Jawabku. Dia berdiri di samping bangkuku. Tidak ada yang
duduk bersamaku.

“Mengapa? Supaya paling akhir mendapat giliran?” tanyanya. Seisi kelas tertawa.

“Tidak, Pak,” kataku lagi. “Supaya dapat melihat orang-orang lain.” Sedangkan mereka,
yang duduk di depan, harus berpaling untuk melihatku.

5. Latar tempat dalam kutipan novel tersebut adalah ….

a. warung                      

b. kelas

c. sekolah    

d. ruang tunggu    

e. kantin

6.Watak tokoh “aku” dideskripsikan dengan cara ….

a. pelukisan bentuk fisik tokoh

b. penggambaran lingkungan sekitar tokoh

19
c. pengungkapan jalan pikiran tokoh

d. dialog antartokoh

e. Tanggapan tokoh lain

7.Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan novel tersebut adalah ….

a. orang pertama pelaku utama

b. orang pertama pelaku sampingan  

c. . orang ketiga serbatahu

d. orang ketiga terbatas       

e. orang ketiga pelaku utama

” Selesaikan pekerjaanmu dulu, Manen. Zaman sekarang, seorang wanita sebaiknya dapat
berdiri sendiri, apalagi kalau ia dapat membangun masyarakat “

8.Amanat yang paling tepat untuk penggalan di atas adalah...

1. Wanita sebaiknya dapat mandiri

2. Wanita sebaiknya harus bermasyarakat

3. Pendidikan suami istri harus seimbang

4. Wanita tidak boleh kalah oleh pria

5. Cita cita jangan sampai gagal

9. Bacalah kutipan teks novel Berikut!

Semuanya seperti musim kering; kemarau datang dan angin gersang menusuk-nusuk.
Semuanya seperti musim basah; hujan dan badai adalah nyanyian dalam sedih dan ngilu.
Semuanya seperti perih, ketika langit tak menyisakan cerita apa-apa. Semuanya menjadi
sepi...

Nyanyi Sunyi dari Indragiri , Hary B Kori’un)

Gaya bahasa dalam kutipan novel di atas adalah gaya bahasa ... .

a. . antithesis

20
b. Metafora

c. personifikasi   

d. hiperbola   

e. metonim

10. Bacalah kutipan novel berikut dengan seksama! 

Empat hari kemudian aku duduk di samping sopir truk yang membawa hasil panen
dari desa ke kota. Waktu itu umurku hampir enam belas tahun. Sudah dua tahun aku
tidak bersekolah. Keputusan yang diambil ayahku merupakan peraturan yang harus
diturut tanpa dirunding pihak yang bersangkutan. Pada waktu itu aku menerimanya
dengan kewajaran abadi penuh ketaatan. Ayahku orang yang menentukan dalam
kehidupan kami. Dan aku yang dibesarkan dalam lingkungan adat kepala tunduk
untuk mengiyakan semua orang tua. Tidak melihat alasan apa pun buat
membantahnya. Padahal waktu itu aku khawatir. Tetapi juga gembira. Keduanya
disebabkan karena aku akan tinggal di kota ….

Nilai adat (budaya) yang menonjol dalam penggalan novel tersebut adalah .... 

a. kebiasaan mengangkut hasil panen dari desa ke kota 

b. anak perempuan yang beranjak remaja ditentukan jodohnya 

c. orang tua yang menyerahkan anak gadisnya kepada orang lain

d. ayah menentukan kehidupan anaknya dan harus dituruti oleh anaknya 

e. orang tua yang memberi doa yang baik kepada anaknya

B. ISIAN

1. Jelaskan hal-hal yang perlu ditanggapi dalam pembacaan novel!

2. Jelaskan yang dimaksud sudut pandang dan sebutkan macamnya!

3. Sebufkan pembagian genre novel serta pembagian

4. Jekaskan perbedaan novel horor dan novel misteri

5. Hal apa saja yang harus terdapat dalam sinopsis sebuah novel

21
6. Jelaskan perbedaan sinopsis dengan ringkasan

7. Langkah langkah dalam membuat sinopsis

8. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat novel

9. Apa perbedaan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam novel

10.Perbedaan Novel dengan Novellet

JAWABAN

A. Pilihan Ganda

1. b. Penjelasan Langsung

2. a. 1

3. d. Koda

4. c. Teks 1 menggunakan sudut pandang orang I, teks 2 menggunakan sudut pandang

Orang I

5. b. Kelas

6. d. Dialog antartokoh

7. a. Orang pertama pelaku utama

8. e. Cita cita jangan sampai gagal

9. b. Metafora

10. b. anak perempuan yang beranjak remaja ditentukan jodohnya 

B. Isian

1. A) vocal/lafal

22
Cara pengucapan vokal atau lafal yang jelas. Dengan demikian, pendengar akan
memahami secara jelas apa yang kita sampaikan

B) intonasi/ tekanan

Tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kalimat harus tepat dan sesuai.

C) penghayatan

Kemampuan untuk bisa mengerti dan menghayati isi cerita tersebut

2. Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Ada
empat macam sudut pandang, yaitu :

-sudut pandang orang pertama

-sudut pandang orang ketiga

-sudut pandang pengarang sebagai pengamat serba tahu

-sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu

. a. Berdasarkan kenyataan cerita

1) Novel fiksi
2) Novel non fiksi

b. Berdasarkan jenis ceritanya

1) Novel Romantis
2) Novel Horor
3) Novel Misteri
4) Novel Humor/ komedi
5) Novel Sci-Fi / fiksi sains
6) Novel fantasi
7) Novel Fan-Fic / fiksi penggemar
8) Novel Petualangan
9) Novel sejarah

c. Berdasarkan Isi dan tokohnya

1) Novel Teenlit
2) Novel Chicklit

23
3) Novel Mertopop
4) Novel Songlit
5) Novel Dewasa

4.  Novel Horor adalah novel yang menceritakan / mengisahkan kisah – kisah yang
menyeramkan dan membuat pembaca takut dan merasa tegang ketika memasuki bagian cerita
yang menyeramkan dan tegang.Biasanya bercerita tentang kejadian menyeramkan, adanya
hantu, kejadian supernatural. Mengangkat kisah teror, banyak menghadirkan adegan yang
penuh dengan rasa merinding bertujuan membuat penonton takut.

Sedangkan Novel misteri biasanya berhubungan dengan kejadian kejadian kriminal yang
penuh drama. Genre ini menyajikan cerita tentang kasus dan kejanggalan yang terselubung
serta penyelesaiannya. Genre seperti ini menggunakan adegan yang penuh trik dan alur yang
twist.

5.aMemberikan penjelasan inti konflik dalam cerita

b.Menjelaskan siapa karakter protagonis dan antagonis dalam cerita.

c.Menunjukkan apa masalah dan tantangan tokoh utama dalam cerita.

d.Memperlihatkan bagaimana konflik dipecahkan dan diakhiri.

6. Sinopsis adalah ringkasan pendek dari suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan
karya-karya sastra yang lainnya) atau karangan. Sinopsis merupakan ringkasan suatu karya
atau gagasan/ide yang ditulis dalam bentuk narasi.

Ringkasan merupakan sebuah penyajian peristiwa atau kejadian yang panjang di sajikan
secara singkat. atau juga, cara yang baik guna memotong atau memangkas sajian sebuah hasil
karangan yang panjang dan juga di sajikan dalam bentuk sajian yang singkat dan efektif .
Masih mempertahankan bentuk dari aslinya

7.a.Membaca naskah asli terdahulu guna mengetahui kesan umum penulis.

b. Mencatat gagasan yang utama dengan menggaris bawahi gagasan yang penting.

24
c. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke dua.
Pakailah kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi
sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.

d. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya.

e. Ringkasan atau sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari
keseluruhan novel.

8. a. Karakter tokoh

b. Konflik antartokoh

c. Sudut pandang

d. Gaya bahasa

e. Latar

f. Alur/ plot yang twist

g. Dialog yang penuh arti

h. Pesan yang ingin penulis sampaikan

9. unsur intrinsik intinya unsur yang ada di dalam karya itu sendiri: alur, tema, penokohan,
amanat, latar belakang, sudut pandang penceritaan, gaya bahasa
kalau ekstrinsik, unsur yang berada diluar karya tetapi mempengaruhi si novel sperti:
subjektivitas pengarang, keadaan psikologis pengarang, kondisi lingkungan pengarang,
keadaan sosial budaya di sekitar pengarang ,dll

10. Novel adalah karya sastra yang ditulis menggunakan alur yang kompleks, latar yang luas,
penokohan yang detail, juga waktu yang lama. Novel mempunyai ciri sebagai berikut.

Novel ditulis menggunakan gaya narasi dan deskripsi.

Panjang cerita lebih dari 40.000-100.000 kata. Bahkan ada juga yang sampai 250.000 kata.

25
Jumlah halaman rata-rata 150-300 halaman.

Waktu baca per satu novel rata-rata 2 jam atau lebih.

Pengkisahan dan adegan-adegan ditampilkan secara pelan dan bertahap.

Novelet adalah karya sastra dalam bentuk novel mini. Ceritanya ditulis menggunakan alur
yang panjang tetapi tidak terlalu kompleks, latar yang sedikit luas, penokohan yang detail,
juga waktu dengan tempo sedang. Novelet mempunyai ciri sebagai berikut.

Novelet lebih panjang dari cerpen dan lebih pendek dari novel.

Panjang cerita biasanya 17.500-40.000 kata.

Jumlah halaman rata-rata 60-150 halaman.

Waktu baca per satu novelet rata-rata 1-1,5 jam atau lebih.

Pengkisahan dan adegan-adegan ditampilkan dalam tempo sedang (tidak cepat juga tidak
lambat), bertahap dan sedikit melompat.

26

Anda mungkin juga menyukai