Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEMOKRASI PENDIDIKAN

Charina Meautiara (1522423051)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Hj. Eliana Sari, M.M.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang nikah tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang nikah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Demokrasi Pendidikan............................................................................ 3
2.2 Prinsip-prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan.......................................................... 4
2.3 Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan islam ....................................... 5
2.4 Demokrasi pendidikan di Indonesia .............................................................. 6
2.5 Permasalahn Pendidikan di Indonesia ........................................................... 7
2.6 Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia ............ 8
2.7 Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Kritik dan Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang demokrasi sangat kompleks dan melibatkan sejumlah faktor sejarah,
politik, dan filosofis. Secara umum, perkembangan demokrasi bermula dari Yunani
kuno, terutama di kota-negara Athena pada abad ke-6 dan ke-5 SM, dengan sistem
demokrasi Athena yang merupakan salah satu bentuk awal pemerintahan langsung oleh
rakyat. Pemikiran filosofis oleh para pemikir seperti Plato dan Aristoteles turut
memengaruhi perkembangan konsep demokrasi.
Selanjutnya, konsep demokrasi terus berkembang seiring dengan peristiwa sejarah yang
meliputi Revolusi Amerika Serikat pada abad ke-18 dan Revolusi Prancis, di mana
gagasan-gagasan tentang hak asasi manusia, kebebasan, dan kemerdekaan politik
semakin ditekankan. Perkembangan politik dan sosial di berbagai negara Eropa pada
abad ke-19 juga memainkan peran penting dalam memperluas cakupan demokrasi,
dengan semakin banyaknya hak politik yang diberikan kepada warga negara.
Selama abad ke-20, demokrasi menjadi salah satu sistem pemerintahan yang dominan
di dunia, walaupun terjadi perdebatan dan variasi dalam implementasinya di berbagai
negara. Perang Dunia II, dengan pengalaman otoritarianisme dan fasisme yang
menyertainya, meningkatkan kesadaran akan pentingnya demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan yang mendasarkan kekuasaan pada legitimasi rakyat dan melindungi hak
asasi manusia.
Hingga saat ini, demokrasi terus beradaptasi dan berkembang, menghadapi berbagai
tantangan seperti korupsi, ketidaksetaraan, dan populisme. Namun, nilai-nilai dasar
demokrasi seperti kebebasan, keadilan, dan partisipasi tetap menjadi landasan utama
dalam upaya membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

1.2 Perumusan Masalah


Dengan mempertimbangkan latar belakang yang disebutkan di atas, pertanyaan berikut dapat
dirumuskan:
1. Bagaimana demokrasi pendidikan didefinisikan?
2. Beri penjelasan tentang dasar demokrasi pendidikan?
3. Berikan penjelasan tentang prinsip-prinsip demokrasi?
4. Bagaimana demokrasi pendidikan di Indonesia?
5. Apakah masalah demokrasi pendidikan Indonesia muncul?

1.3 Tujuan Penulisan


1
1. Mengerti tentang demokrasi pendidikan
2. Memahami prinsip-prinsip demokrasi
3. Memahami permasalahan demokrasi pendidikan di Indonesia dan upaya
penyelesaiannya
4. Mengetahui kepemimpinan yang demokratis untuk masa yang akan berkencan

1.4 Metode Penulisan


Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan menerjemahkan
modul internasional yang berjudul Essencial Oil. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan yaitu:
1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan penerjemahan modul
internasional yang telah diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan dan tambahan
wawasan untuk penulis mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup
dalam penulisan

2. Untuk melakukan pembahasan analisis data-data yang diperoleh. diperlukan materi


yang lengkap sebagai acuan, dimana materi tersebut dikembangkan untuk mencari
kesatuan materi sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

Pengolahan Data dan Informasi


Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data, kemudian
diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif berdasarkan data
sekunder.

2
BAB II
PEMBAHASAN

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI


2.1 Pengertian Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal
maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini
berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat hak”. Sementara itu, secara demokrasi secara vertikal bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
sedang berjalan sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya
(intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kelas siswa Taman Siswa
dianut sikap tutwuri handayani , suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak
untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, pemerintahan demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup
yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
proses berlangsungnya pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta pengelola
pendidikan. Pemerintahan demokrasi pendidikan mencerminkan keyakinan akan
persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang adil dalam proses pendidikan. Ini
melibatkan pengakuan bahwa baik pendidik maupun anak didik memiliki peran aktif
dalam pembelajaran, di mana dialog, partisipasi, dan pertukaran ide dipromosikan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, pengelola
pendidikan juga diharapkan untuk memfasilitasi lingkungan yang inklusif, mendukung,
dan berdasarkan prinsip keadilan, di mana semua pihak memiliki kesempatan yang
sama untuk mengakses dan mengembangkan potensi mereka.

3
Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16, memberikan pandangan yang
terkenal tentang demokrasi dalam pidatonya di Gettysburg pada tahun 1863. Dalam
pidato tersebut, Lincoln menggambarkan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat." Pernyataan ini menekankan bahwa dalam demokrasi,
kekuasaan politik tidak hanya berasal dari rakyat, tetapi juga dilaksanakan untuk
kepentingan mereka secara keseluruhan. Ini menyoroti pentingnya partisipasi aktif dari
seluruh warga negara dalam proses politik, serta tujuan akhir dari pemerintahan yang
adil dan berkeadilan bagi semua warga. Pandangan Lincoln tentang demokrasi
menekankan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan keterlibatan rakyat dalam
pembentukan dan menjalankan pemerintahan.

Substansi utama dari demokrasi adalah prinsip pemerintahan oleh rakyat, untuk rakyat,
dan dari rakyat. Ini berarti bahwa kekuasaan politik berada di tangan rakyat, biasanya
disalurkan melalui pemilihan umum atau mekanisme partisipatif lainnya. Beberapa
prinsip penting yang terkait dengan demokrasi meliputi:

1. Kedaulatan Rakyat: Kekuasaan politik berasal dari rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan mereka. Pemimpin dipilih oleh rakyat atau mewakili kepentingan rakyat.

2. Kepatuhan pada Hukum: Demokrasi menekankan pentingnya kepatuhan terhadap


hukum dan konstitusi yang telah ditetapkan. Tidak ada yang dikecualikan dari hukum,
termasuk pemimpin politik.

3. Hak Asasi Manusia: Demokrasi memastikan perlindungan hak asasi manusia yang
fundamental, seperti kebebasan berpendapat, berkumpul, dan beragama.

4. Pemerintahan yang Transparan: Demokrasi menuntut transparansi dalam proses


pengambilan keputusan pemerintah, termasuk akses publik terhadap informasi dan
akuntabilitas publik dari para pemimpin.

5. Pemerintahan yang Responsif: Pemerintah dalam demokrasi diharapkan merespons


kebutuhan dan keinginan rakyat, serta mampu mengubah kebijakan sesuai dengan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

4
6. Pentingnya Proses Elektoral: Proses pemilihan umum yang bebas dan adil adalah
salah satu ciri utama demokrasi, memungkinkan rakyat untuk memilih para pemimpin
mereka secara bebas.

7. Pluralisme Politik: Demokrasi mengakui adanya beragam pandangan politik dan


kebebasan untuk bersaing secara adil dalam proses politik.

Ini hanya beberapa aspek yang mencirikan demokrasi. Substansi utama dari demokrasi
bisa bervariasi sedikit di setiap negara, tergantung pada sistem politik, budaya, dan
nilai-nilai masyarakat.

2.2 Prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan


Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara
lain:
1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat diimplementasikan bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan itu sangat mudah ditemukan oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat
dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi
pendidikan itu akan banyak dibangun oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat
metropolitan dan modern, dan lain sebagainya.
Jika yang dikemukakan tersebut adalah prinsip-prinsip demokrasi pendidikan yang
telah mewadahi, gagasan ada beberapa butir penting yang harus diketahui dan
diperhatikan, diantaranya:
1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara
adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;
2. Dalam upaya pemesanan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;
3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi yang berorientasi pada cita-cita dan nilai
demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya

5
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan menjalankan nasional dengan memanfaatkan kemampuan, dalam
rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan arah dan kemajuan iptek
tanpa pihak lain yang merugikan.

2.3 Demokrasi pendidikan di Indonesia


Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk belajar pendidikan
pada kenyataan telah mendapatkan pengakuan hukum sebagai mana yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa
yang mencakupi orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam
bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Mengenai tanggung jawab pemerintah secara tegas telah dicantumkan di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menye-lenggarakan satu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah telah
mengesahkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menggantikan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang sudah tidak memadai
lagi. Pembaruan Sistem Pendidikan Nasioanal dilakukan untuk memperbarui visi, misi,
dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tersebut secara tegas tentang amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
tentang pendidikan.
Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan sebagai jawaban
atas reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya peluang bahkan dalam batas
tertentu yang diberikan kebebasan, kepada keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan minat dan kebutuhan
masyarakat serta sesuai dengan kondisi dan tuntuan lapangan kerja. Hal ini berarti
bahwa intervensi pemerintah yang berlebihan dalam penyelenggaraan pendidikan perlu
ditiadakan, dikurangi atau setidaknya ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.

6
Dalamnya dengan masyarakat belajar (learning society) yang diberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah
negara. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar hidup.
Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah
menuju upaya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pemerintah secara
konseptual telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-
undang. Namun realitas masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang
tidak / belum dapat menikmati pendidikan karena alasan tertentu yang baik karena
ketidakterjangkauan biaya, tempat maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah-
olah "terampas" dengan sendirinya
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini
terdapat dalam:
1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3. Garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.

2.4 Permasalahn Pendidikan di Indonesia


Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah beberapa
masalah. Pendidikan merupakan cara yang utama dalam peningkatan mutu SDM
Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam pembahasan makalah demokrasi
pendidikan di Indonesia termasuk:
Sebuah. Rendahnya Partisipasi masyarakat
UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan
termasuk peran serta perorangan, organisasi, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian pelayanan
pendidikan.
Setelah di atas tentang undang-undang yang menerangkan pentingnya partisipasi
masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran masyarakat dalam pendidikan
rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat tentang pentingnya
pendidikan, ada kalanya dalam kegiatan sekolah kadang kala orang tua kurang
mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-lain

7
b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis
Telah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan Pemerintah ini
kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya
mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi
dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya
kebijakan pemerintah.
c. Tantangan kehidupan global
Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal
pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya
pemerintah kita mengoreksi kurikulum yang dulunya hanya masalah otak
saja. Sekarang terdiri dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam
hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait
dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.

2.5 Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa usaha,
antara lain sebagai berikut:
Sebuah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan
standar pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum, pelaksanaan
paradigma pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung unsur-
unsur pendidikan yang Berketuhanan, Berkemanusiaan, dan Berbudi pekerti luhur
dengan diterapkannya paradigma ini maka demokrasi pendidikan akan dapat
diwujudkan.
b. Peningkatan pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan pemerintah dengan
mencananangkan DANA BOS [bantuan operasional sekolah] ini sangat bermanfaat
untuk perbaikan gedung - gedung sekolah, menambah media belajar siswa, untuk
memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, menambah
referensi buku - buku perpustakaan, membuat laboratorium praktek sesuai standar di
samping DANA BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu
maupun anak yang berprestasi baik, ini sangat membantu kelangsungan pendidikan
mereka.
c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian antara
hasil pendidikan [output] dengan kebutuhan dunia kerja. Yang menjadi masalah utama

8
karena ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga
sekarang banyak berdiri sekolah - sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat
mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan. Misal STM, SMK, Sekolah
ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan
kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar
mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan, serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik
atau teladan bagi siswa - siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji
guru, berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi dan lain -
lain, sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat
mencintai profesinya dengan utuh yaitu guru itu tidak akan mencari pekerjaan
sampingan untuk menambah tahap jadi dapat mengatur dalam proses pendidikan,
proses belajar mengajar.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan oleh
masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk
menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah kelompok antara terdidik dan belum terdidik
menjadi semakin terhapus, sehingga informasi pembangunan tidak lagi menjadi
hambatan. Ungkapan pendidikan untuk semua dan pendidikan diharapkan bukan hanya
wacana tetapi sudah harus komitmen pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkannya.
Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan
dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus dengan sendirinya.

3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan melihat demokrasi
kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik dalam pendidikan dan hal-hal yang
lainnya dalam penyelesaian masalah dengan demokrasi.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa pemecahan dalam penyusunan
makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu
kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan . Jakarta: PT Rineka Cipta
Prasetya, Tri. 2000. Filsafat Pendidikan . Bandung: CV Pustaka Setia

11

Anda mungkin juga menyukai