DEMOKRASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang nikah tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang nikah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Demokrasi Pendidikan............................................................................ 3
2.2 Prinsip-prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan.......................................................... 4
2.3 Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan islam ....................................... 5
2.4 Demokrasi pendidikan di Indonesia .............................................................. 6
2.5 Permasalahn Pendidikan di Indonesia ........................................................... 7
2.6 Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia ............ 8
2.7 Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Kritik dan Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang demokrasi sangat kompleks dan melibatkan sejumlah faktor sejarah,
politik, dan filosofis. Secara umum, perkembangan demokrasi bermula dari Yunani
kuno, terutama di kota-negara Athena pada abad ke-6 dan ke-5 SM, dengan sistem
demokrasi Athena yang merupakan salah satu bentuk awal pemerintahan langsung oleh
rakyat. Pemikiran filosofis oleh para pemikir seperti Plato dan Aristoteles turut
memengaruhi perkembangan konsep demokrasi.
Selanjutnya, konsep demokrasi terus berkembang seiring dengan peristiwa sejarah yang
meliputi Revolusi Amerika Serikat pada abad ke-18 dan Revolusi Prancis, di mana
gagasan-gagasan tentang hak asasi manusia, kebebasan, dan kemerdekaan politik
semakin ditekankan. Perkembangan politik dan sosial di berbagai negara Eropa pada
abad ke-19 juga memainkan peran penting dalam memperluas cakupan demokrasi,
dengan semakin banyaknya hak politik yang diberikan kepada warga negara.
Selama abad ke-20, demokrasi menjadi salah satu sistem pemerintahan yang dominan
di dunia, walaupun terjadi perdebatan dan variasi dalam implementasinya di berbagai
negara. Perang Dunia II, dengan pengalaman otoritarianisme dan fasisme yang
menyertainya, meningkatkan kesadaran akan pentingnya demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan yang mendasarkan kekuasaan pada legitimasi rakyat dan melindungi hak
asasi manusia.
Hingga saat ini, demokrasi terus beradaptasi dan berkembang, menghadapi berbagai
tantangan seperti korupsi, ketidaksetaraan, dan populisme. Namun, nilai-nilai dasar
demokrasi seperti kebebasan, keadilan, dan partisipasi tetap menjadi landasan utama
dalam upaya membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16, memberikan pandangan yang
terkenal tentang demokrasi dalam pidatonya di Gettysburg pada tahun 1863. Dalam
pidato tersebut, Lincoln menggambarkan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat." Pernyataan ini menekankan bahwa dalam demokrasi,
kekuasaan politik tidak hanya berasal dari rakyat, tetapi juga dilaksanakan untuk
kepentingan mereka secara keseluruhan. Ini menyoroti pentingnya partisipasi aktif dari
seluruh warga negara dalam proses politik, serta tujuan akhir dari pemerintahan yang
adil dan berkeadilan bagi semua warga. Pandangan Lincoln tentang demokrasi
menekankan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan keterlibatan rakyat dalam
pembentukan dan menjalankan pemerintahan.
Substansi utama dari demokrasi adalah prinsip pemerintahan oleh rakyat, untuk rakyat,
dan dari rakyat. Ini berarti bahwa kekuasaan politik berada di tangan rakyat, biasanya
disalurkan melalui pemilihan umum atau mekanisme partisipatif lainnya. Beberapa
prinsip penting yang terkait dengan demokrasi meliputi:
1. Kedaulatan Rakyat: Kekuasaan politik berasal dari rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan mereka. Pemimpin dipilih oleh rakyat atau mewakili kepentingan rakyat.
3. Hak Asasi Manusia: Demokrasi memastikan perlindungan hak asasi manusia yang
fundamental, seperti kebebasan berpendapat, berkumpul, dan beragama.
4
6. Pentingnya Proses Elektoral: Proses pemilihan umum yang bebas dan adil adalah
salah satu ciri utama demokrasi, memungkinkan rakyat untuk memilih para pemimpin
mereka secara bebas.
Ini hanya beberapa aspek yang mencirikan demokrasi. Substansi utama dari demokrasi
bisa bervariasi sedikit di setiap negara, tergantung pada sistem politik, budaya, dan
nilai-nilai masyarakat.
5
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan menjalankan nasional dengan memanfaatkan kemampuan, dalam
rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan arah dan kemajuan iptek
tanpa pihak lain yang merugikan.
6
Dalamnya dengan masyarakat belajar (learning society) yang diberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah
negara. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar hidup.
Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah
menuju upaya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pemerintah secara
konseptual telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-
undang. Namun realitas masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang
tidak / belum dapat menikmati pendidikan karena alasan tertentu yang baik karena
ketidakterjangkauan biaya, tempat maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah-
olah "terampas" dengan sendirinya
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini
terdapat dalam:
1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3. Garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.
7
b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis
Telah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan Pemerintah ini
kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya
mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi
dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya
kebijakan pemerintah.
c. Tantangan kehidupan global
Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal
pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya
pemerintah kita mengoreksi kurikulum yang dulunya hanya masalah otak
saja. Sekarang terdiri dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam
hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait
dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.
8
karena ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga
sekarang banyak berdiri sekolah - sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat
mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan. Misal STM, SMK, Sekolah
ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan
kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar
mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan, serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik
atau teladan bagi siswa - siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji
guru, berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi dan lain -
lain, sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat
mencintai profesinya dengan utuh yaitu guru itu tidak akan mencari pekerjaan
sampingan untuk menambah tahap jadi dapat mengatur dalam proses pendidikan,
proses belajar mengajar.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan oleh
masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk
menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah kelompok antara terdidik dan belum terdidik
menjadi semakin terhapus, sehingga informasi pembangunan tidak lagi menjadi
hambatan. Ungkapan pendidikan untuk semua dan pendidikan diharapkan bukan hanya
wacana tetapi sudah harus komitmen pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkannya.
Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan
dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus dengan sendirinya.
3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan melihat demokrasi
kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik dalam pendidikan dan hal-hal yang
lainnya dalam penyelesaian masalah dengan demokrasi.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa pemecahan dalam penyusunan
makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu
kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11