Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pentingnya Pendidikan Demokrasi
Pada Generasi Muda “.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah softskill. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
I.1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
I.3. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
II.1 Pengertian Pendidikan Demokrasi...........................................................................................5
II.2 Hubungan Pendidikan dan Demokrasi.................................................................................6
II.3. Tujuan Pendidikan Demokrasi................................................................................................7
II.4 Pelaksanaan Demokrasi Pendidikan di Indonesia..................................................................8
II.5 Penerapan demokrasi pendidikan..........................................................................................10
II.6 Permasalahan penerapan pendidikan demokrasi...................................................................10
II.7 Solusi menghadapi permasalahan penerapan pendidikan demokrasi....................................11
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUPAN..................................................................................................................................12
III.1 KESIMPULAN....................................................................................................................12
III.2 PENDAPAT.........................................................................................................................12
III.3 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Tahukah anda apa itu demokrasi?? Dan bagaimana bentuk demokrasi itu dalam sistem
suatu negara?? Dan apa pengaruhnya untuk dunia pendidikan?. Dalam makalah ini saya akan
membahas permasalahan-permasalahan tersebut untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca makalah ini.
PEMBAHASAN
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin
pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya
sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan
perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan,
keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani,
suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut
kodratnya.
Masalah pendidikan tidak lepas dari kebudayaan suatu masyarakat dan politik di
dalamnya. Proses pendidikan bersifat dinamis yang menggerakkan dan merubah nilai-nilai
suatu masyarakat sesuai dengan perubahan kehidupan yang ada. Pendidikan dipengaruhi
oleh bentuk-bentuk kebudayaan masyarakat lokal maupun nasional dengan dinamika yang
ditentukan oleh kemampuan-kemampuan pribadi sebagai anggota masyarakat. Dengan
demikian, tanpa pendidikan tidak mungkin suatu masyarakat dapat merubah budaya dan
negaranya ke arah yang lebih baik.
System pendidikan dapat merubah gaya hidup suatu masyarakat karena dapat
merubah tingkah laku seseorang dalam berpikir yang lebih terbuka. Dalam pandangan
studi cultural, peran Negara dapat bersifat positif apabila lembaga-lembaga pendidikan
juga mempunyai control terhadap pelaksanaan kekuasaan Negara. Masyarakat berhak ikut
serta dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan sejak pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi lembaga pendidikan.
Atas dasar tersebut, pembangunan suatu mayarakat hanya dapat terjadi apabila
masyarakat itu sendiri mempunyai sikap demokratis, kesatuan bangsa atau
nasionalisme, dan rasa persatuan. Masyarakat akan kritis terhadap kebijakan yang
dimunculkan oleh penguasa. Dan dari sikap kritis tersebut akan menjadi benih bagi
demokratisasi penyelenggaraan Negara.
Seorang tokoh demokrasi dan pendidikan, John Dewey juga melihat hubungan
yang begitu erat antara pendidikan dan demokrasi. Dewey mengatakan bahwa apabila
kita berbicara mengenai demokrasi, maka kita memasuki wilayah pendidikan.
Menurutnya pendidikan merupakan sarana bagi tumbuh dan berkembangnya sikap
demokrasi. Oleh karena itu pendidikan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
penyelenggaraan Negara yang demokratis.
Karena itulah demokrasi pendidikan dalam pengertian yang lebih luas, patut selalu dianalisis
sehingga memberikan manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan yang paling tidak
mengandung hak-hak sebagai berikut:
Dalam hal ini demokrasi dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama
dan bangsa.
Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.
Dengan acuan prinsip inilah yang melahirkan adanya pandangan bahwa manusia itu
haruslah dididik, karena dengan pendidikanlah manusia akan berubah dan berkembang kearah
yang lebih sehat dan baik serta sempurna.
Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah berarti dibatasi oleh kepentingan individu-
individu lain, atau dengan kata lain bahwa seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya.
Maka dari itu prinsip demokrasi pendidikan adalah sangat dipengaruhi oleh konteks dimana
pikiran itu ada, sifat dan jenis masyarakat apa yang melatarbelakangi masalah tersebut.
masyarakat agraris berbeda dengan masyaraklat modern. Masyarakat pedesaan (prosentasi
desa lebih besar daripada kota), akan juga berbeda adanya. Dalam kaitannya dengan prinsip-
prinsip tersebut, ada 3 butir hal-hal sebagai berikut:
Keadilan dalam kesempatan belajar bagi semua warga negara, dengan cara adanya
pembuktian kesetiaan pada sistem politik yang ada.
Dalam rangka pembentukan pemerintahan nasional dan karakter bangsa sebagai
bangsa yang baik.
Suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional dalam rangka prinsip modernisasi
bengsa lewat pendidikan/perencanaan pendidikan.
Dengan demikian di negara Indonesia, semua warga negara diberikan kesempatan yang sama
untuk menikmati pendidikan, yang penyelenggaraan pendidikannya diatur oleh satu undang-
undang sistem pendidikan nasional, dalam hal ini tentu saja UU nomor 2 tahun 1989.
UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU ini, cukup banyak
dibicarakan tentang demokrasi pendidikan, terutama yang berkaitan dengan hak setiap warga
negara untuk memperoleh pendidikan, misalnya:
Pasal 5;
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 6;
Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan
agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya
setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.
Pasal 7;
Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan
dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat
kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Pasal 8;
1. Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa.
2. Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.
Adanya keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima
informasi seoptimal mungkin
Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan kapasitas
yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan sekolah
Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi
terhadap ide-ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang di keluarkan sekolah
Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan persoalan-
persoalan publik
Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan minoritas
Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah mencerminkan
demokerasi yang di idealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan
Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan
cara-cara hidup demokrasi
a. Rendahnya partisipasi masyarakat UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan.Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang
yang menerangkan pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran
masyarakat dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah kadang kala orang tua
kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-lain
b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokrati
Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan
Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya
mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam
hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan
pemerintah.
a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar
kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum ,pelaksanaan paradigma
pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara
Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung unsur – unsur pendidikan yang
Berketuhanan,Berkemanusiaan,dan Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma
ini maka demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan
c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian antara hasil
pendidikan [output] dengan kebutuhan dunia kerja .Yang menjadi masalah utama karena
ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga sekarang banyak
berdiri sekolah – sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai ketrampilan
sesuai profesi yang diinginkan .Misal STM , SMK, Sekolah ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan kebijakan
bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar mengajar harus sesuai
dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak
hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau teladan bagi siswa – siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji guru ,
berupa gaji pokok,tunjangan yang melekat pada gaji ,tunjangan profesi dan lain – lain ,
sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai
profesinya dengan utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses pendidikan khususnya proses
belajar mengajar.
BAB III
PENUTUPAN
III.1 KESIMPULAN
Pendidikan dan demokrasi dalam kaitannya antara sistem Negara dan pendidikan
merupakan system yang terintegrasi dalam system kekuasaan yang mempunyai hubungan
erat, yaitu pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakat, sebagai pelaksana
kekuasaan Negara, dan tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis.
III.2 PENDAPAT
Pendapat saya mengenai pendidikan demokrasi harus diterapkan dari sejak dini,
karena dengan kita belajar mengenai pendidikan demokrasi ini kita sebagai generasi muda
dapat memahami kehidupan berdemokrasi itu seperti apa, untuk meneruskan cita-cita bangsa
ke depannya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
Hasbullah, Dasar-Dasat Ilmu Pendidikan, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999).
Drs. Tanlain Wens, Mpd, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta, 1992)