Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pentingnya Pendidikan Demokrasi
Pada Generasi Muda “.

Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah softskill. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.

                                                                                               

Semarang, Mei 2019

        Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
I.1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
I.3. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
II.1 Pengertian Pendidikan Demokrasi...........................................................................................5
II.2     Hubungan Pendidikan dan Demokrasi.................................................................................6
II.3. Tujuan Pendidikan Demokrasi................................................................................................7
II.4  Pelaksanaan Demokrasi Pendidikan  di Indonesia..................................................................8
II.5  Penerapan demokrasi pendidikan..........................................................................................10
II.6 Permasalahan penerapan pendidikan demokrasi...................................................................10
II.7 Solusi menghadapi permasalahan penerapan pendidikan demokrasi....................................11
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUPAN..................................................................................................................................12
III.1 KESIMPULAN....................................................................................................................12
III.2 PENDAPAT.........................................................................................................................12
III.3 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi,
yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “ dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat”,sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur
politik maupun suprastruktur politik, berbeda satu dengan yang lain.

Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di


kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi.
Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan
Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia
yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia
juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring
dengan upaya pembangunan ekonomi.

            Tahukah anda apa itu demokrasi?? Dan bagaimana bentuk demokrasi itu dalam sistem
suatu negara?? Dan apa pengaruhnya untuk dunia pendidikan?. Dalam makalah ini saya akan
membahas permasalahan-permasalahan tersebut untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca makalah ini.

I.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari demokrasi dan pendidikan ?

3. Apa yang dimakasud pendidikan demokrasi ?

4. Apa manfaat pendidikan demokrasi untuk generasi muda ?

5. Masalah apa saja yang menjadi penghambat demokrasi suatu negara?

6. Bagaimana perkembangan demokrasi dan dunia pendidikan di Indonesia?

I.3. TUJUAN PENULISAN


1. Pembaca dapat mengetahui apa itu demokrasi dan pendidikan

2. Dapat mengetahui manfaat dari pendidikan demokrasi untuk generasi muda

3. Mengetahui permasalahan penghambat pendidikan di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Pendidikan Demokrasi


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.  Setiap pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.
Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos dan Kratein.Demos berarti


rakyat, sedangkan kratein berarti kekuasaan. Bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat.

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang


sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun
vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin
pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya
sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan
perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan,
keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani,
suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut
kodratnya.

Pendidikan demokrasi pada hakekatnya membimbing peserta didik agar semakin


dewasa dalam berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar
perilakunya mencerminkan kehidupan yang demokratis.

Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup


yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan
pengelola pendidikan.
Indonesia sesungguhnya memiliki pengalaman yang kaya akan pendidikan demokrasi.
Menurut Udin S. Winataputra, sejak tahun 1945 sampai sekarang instrument perundangan
sudah menempatkan pendidikan demokrasi dan HAM sebagai bagian integral dari pendidikan
nasional. Misalnya, dalam usulan BP KNIP tanggal 29 Desember 1945 dikemukakan
bahwa “Pendidikan dan pengajaran harus membimbing murid-murid menjadi warga negara
yang mempunyai rasa tanggung jawab”, yang kemudian oleh kementrian PPK dirumuskan
dalam tujuan pendidikan: “..untuk mendidik warga negara yang sejati yang bersedia
menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara dan masyarakat” dengan cirri-ciri sebagai
berikkut: “Perasaan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa; perasaan cinta kepada Negara;
perasaan cinta kepada bangsa dan kebudayaan; perasaan berhak dan wajib ikut memajukan
negaranya menurut pembawaan dan kekuatannya; keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak
terpisahkan dari keluarga dan masyarakat; keyakinan bahwa orang yang hidup bermasyarakat
harus tunduk pada tata tertib; keyakinan bahwa pada dasarnya manusia itu sama derajatnya
sehingga sesama anggota masyarakat harus saling menghormati, berdasarkan rasa keadilan
dengan berpegang teguh pada harga diri; dan keyakinan bahwa Negara memerlukan warga
Negara yang rajin bekerja, mengetahui kewajiban, dan jujur dalam pikiran dan
tindakan”. Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa semua ide yang terkandung dalam butir-
butir rumusan tujuan pendidikan nasional sesungguhnya merupakan esensi pendidikan
demokrasi dan HAM.

II.2     Hubungan Pendidikan dan Demokrasi


Dalam perspektif studi cultural, system pendidikan merupakan bagian yang
terintegrasi dari sistem budaya, sosial, politik, dan ekonomi sebagai suatu kebutuhan. System
Negara dan pendidikan merupakan sistem yang terintegrasi dalam sistem kekuasaan. Dalam
kaitan ini, terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan demokrasi yaitu:

1. Pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakat

Masalah pendidikan tidak lepas dari kebudayaan suatu masyarakat dan politik di
dalamnya. Proses pendidikan bersifat dinamis yang menggerakkan dan merubah nilai-nilai
suatu masyarakat sesuai dengan perubahan kehidupan yang ada. Pendidikan dipengaruhi
oleh bentuk-bentuk kebudayaan masyarakat lokal maupun nasional dengan dinamika yang
ditentukan oleh kemampuan-kemampuan pribadi sebagai anggota masyarakat. Dengan
demikian, tanpa pendidikan tidak mungkin suatu masyarakat dapat merubah budaya dan
negaranya ke arah yang lebih baik.

2. Pendidikan sebagai pelaksana kekuasaan negara

System pendidikan dapat merubah gaya hidup suatu masyarakat karena dapat
merubah tingkah laku seseorang dalam berpikir yang lebih terbuka. Dalam pandangan
studi cultural, peran Negara dapat bersifat positif apabila lembaga-lembaga pendidikan
juga mempunyai control terhadap pelaksanaan kekuasaan Negara. Masyarakat berhak ikut
serta dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan sejak pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi lembaga pendidikan.
Atas dasar tersebut, pembangunan suatu mayarakat hanya dapat terjadi apabila
masyarakat itu sendiri mempunyai sikap demokratis, kesatuan bangsa atau
nasionalisme, dan rasa persatuan. Masyarakat akan kritis terhadap kebijakan yang
dimunculkan oleh penguasa. Dan dari sikap kritis tersebut akan menjadi benih bagi
demokratisasi penyelenggaraan Negara.

3. Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis

Hakikat pendidikan demokratis sendiri adalah pemerdekaan. Sedangkan tujuan


pendidikan dalam suatu Negara yang demokratis adalah membebaskan anak bangsa
dari kebodohan, kemiskinan, dan berbagai perbudakan lainnya. Hal ini sejalan dengan
tujuan otonomi pendidikan yang memberdayakan manusia melalui otonomi lembaga-
lembaga pendidikan di masyarakat baik dalam bentuk pendidikan Negara maupun
pendidikan swasta. Eksistensi pendidikan swasta menunjukkan dengan jelas bahwa
antara politik dan pendidikan saling berkaitan. Keterkaitan ini menandakan bahwa
politik tidak lepas dari pendidikan dan demikian pula pendidikan tidak bisa lepas dari
politik.

Seorang tokoh demokrasi dan pendidikan, John Dewey juga melihat hubungan
yang begitu erat antara pendidikan dan demokrasi. Dewey mengatakan bahwa apabila
kita berbicara mengenai demokrasi, maka kita memasuki wilayah pendidikan.
Menurutnya pendidikan merupakan sarana bagi tumbuh dan berkembangnya sikap
demokrasi. Oleh karena itu pendidikan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
penyelenggaraan Negara yang demokratis.

II.3. Tujuan Pendidikan Demokrasi


Tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan berpikir demokratis. Namun demikian dalam Kaitan dengan pendidikan,
persoalan, yang muncul adalah mungkinkah pendidikan demokrasi dilangsungkan dalam
suasana sekolah yang sangat birokratis, hirairkis-sentralistis dan elitis.

Dengan demikian tampaklah bahwa demokrasi pendidikan merupakan pandangan


hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengeola
pendidikan.

Karena itulah demokrasi pendidikan dalam pengertian yang lebih luas, patut selalu dianalisis
sehingga memberikan manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan yang paling tidak
mengandung hak-hak sebagai berikut:

Rasa hormat terhadap harkat dan martabat sesama manusia.

Dalam hal ini demokrasi dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama
dan bangsa.
Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.

Dengan acuan prinsip inilah yang melahirkan adanya pandangan bahwa manusia itu
haruslah dididik, karena dengan pendidikanlah manusia akan berubah dan berkembang kearah
yang lebih sehat dan baik serta sempurna.

Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah berarti dibatasi oleh kepentingan individu-
individu lain, atau dengan kata lain bahwa seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya.

Maka dari itu prinsip demokrasi pendidikan adalah sangat dipengaruhi oleh konteks dimana
pikiran itu ada, sifat dan jenis masyarakat apa yang melatarbelakangi masalah tersebut.
masyarakat agraris berbeda dengan masyaraklat modern. Masyarakat pedesaan (prosentasi
desa lebih besar daripada kota), akan juga berbeda adanya. Dalam kaitannya dengan prinsip-
prinsip tersebut, ada 3 butir hal-hal sebagai berikut:

 Keadilan dalam kesempatan belajar bagi semua warga negara, dengan cara adanya
pembuktian kesetiaan pada sistem politik yang ada.
 Dalam rangka pembentukan pemerintahan nasional dan karakter bangsa sebagai
bangsa yang baik.
 Suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional dalam rangka prinsip modernisasi
bengsa lewat pendidikan/perencanaan pendidikan.

II.4  Pelaksanaan Demokrasi Pendidikan  di Indonesia


Demokrasi pendidikan merupakan proses buat memberikan jaminan dan kepastian
adanya persamaan kesempatan buat mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah dikembangkan


sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam
pendidikannya, terutama setelah diproklamirkannya kemerdekaan, hingga sekarang.
Pelaksanaan tersebut telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
seperti berikut ini:

Pasal 31 UUD 1945;

 Ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.


 Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional, yang diatur dengan undang-undang.

Dengan demikian di negara Indonesia, semua warga negara diberikan kesempatan yang sama
untuk menikmati pendidikan, yang penyelenggaraan pendidikannya diatur oleh satu undang-
undang sistem pendidikan nasional, dalam hal ini tentu saja UU nomor 2 tahun 1989.
UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU ini, cukup banyak
dibicarakan tentang demokrasi pendidikan, terutama yang berkaitan dengan hak setiap warga
negara untuk memperoleh pendidikan, misalnya:

 Pasal 5;

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.

 Pasal 6;

Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan
agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya
setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.

 Pasal 7;

Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan
dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat
kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang
bersangkutan.

 Pasal 8;

1.   Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa.

2.   Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus.

3.   Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.

Pendidikan dapat menjadi salah satu upaya strategis pendemokrasian bangsa


indonesia, khususnya di kalangan generasi muda. pendidikan yang dimaksud adalah model
pendidikan yang berorientasi pembangunan karakter bangsa melalui pembelajaran yang
menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran melalui cara-cara pebelajaran yang
demokratis, partisipatif, kritis, kreatif, dan menantang aktualisasi diri mereka. Dalam konteks
ini, proses belajar tidak lagi menjadi monopoli dosen maupun guru, tetapi menjadi milik
bersama dan menjadikan proses belajar sebagai wadah untuk dialog dan belajar bersama.

Pendidikan model ini sangat relevan bagi pengembangan pendidikan demokraasi,


yang biasa dikenas sebagai pendidikan kewargaan (Civic Education). Sebagai komponen
warga negara, pengalaman mahasiswa dan siswa dalam praktik berdemokrasi di kelas akan
sangat berharga bagi proses transpormasi nilai-nilai demokrasi dan HAM dalam kehidupan
sosial. Kampus dan sekolah dengan demikian dapat berfungsi sebagai laboratorium dan
katalis demokrasi. Tetapi, menjadikan kampus dan sekolah sebagai tempat pendadaran
demokrasi tidak akan maksimal tanpa dukungan komponen civitas akademika, staf, karyawan,
dan pimpinan.
Peran lembaga pendidikan tinggi sangatlah penting dan strategis dalam proses
pengembangan budaya demokrasi di kalangan generasi muda. Sejarah telah membuktikan
bahwa mahasiswa adalah tulang punggung gerakan reformasi. mahasiswa tercatat sebagai
kekuasaan genuine dari gerakan reformasi di indonesia. ketulusan, semangat, dan
keberpihakan pada nasib rakyat dan masa depan indonesia telah menjadikan mahasiswa
sebagai agen perubahan di indonseia yang selalu diperhitungkan dari masa ke masa.

II.5  Penerapan demokrasi pendidikan


Menurut Michael W.Apple dalam Dede Rosyada, ciri-ciri penerapan demokrasi
pendidikan sebagai berikut:

 Adanya keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima
informasi seoptimal mungkin
 Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan kapasitas
yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan sekolah
 Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi
terhadap ide-ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang di keluarkan sekolah
 Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan persoalan-
persoalan publik
 Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan minoritas
 Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah mencerminkan
demokerasi yang di idealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan
 Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan
cara-cara hidup demokrasi

II.6 Permasalahan penerapan pendidikan demokrasi


Permasalahan Pendidikan di Indonesia salah satu penghambat dalam pendidikan di
Indonesia adalah munculnya beberapa masalah. Padahal pendidikan merupakan cara yang
utama dalam peningkatan mutu SDM Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam
pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia meliputi :

a. Rendahnya partisipasi masyarakat UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan.Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang
yang menerangkan pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran
masyarakat dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah kadang kala orang tua
kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-lain
b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokrati
Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan
Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya
mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam
hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan
pemerintah.

c. Tantangan kehidupan global


Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal pendidikan.
Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya pemerintah kita
menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya menyangkut kognitif saja. Sekarang terdiri
aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam hal demokrasi pendidikan juga
mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait dalam pendidikan belum mengikuti
perkembangan global.

II.7 Solusi menghadapi permasalahan penerapan pendidikan demokrasi

Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia 


Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa usaha, antara
lain sebagai berikut :

a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar
kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum ,pelaksanaan paradigma
pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara
Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung unsur – unsur pendidikan yang
Berketuhanan,Berkemanusiaan,dan Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma
ini maka demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan

b. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan pemerintah dengan


mencananangkan DANA BOS [bantuan operasional sekolah] ini sangat bermanfaat untuk
perbaikan gedung – gedung sekolah , menambah media belajar siswa ,untuk memperbaiki
sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai,menambah referensi buku – buku
perpustakaan , membuat laboratorium praktek sesuai standar selain DANA BOS ada juga
beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu maupun anak yang berprestasi baik ,ini
sangat membantu kelangsungan pendidikan mereka.

c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian antara hasil
pendidikan [output] dengan kebutuhan dunia kerja .Yang menjadi masalah utama karena
ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga sekarang banyak
berdiri sekolah – sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai ketrampilan
sesuai profesi yang diinginkan .Misal  STM , SMK, Sekolah ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan kebijakan
bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar mengajar harus sesuai
dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak
hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau teladan bagi siswa – siswanya.

 e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji guru ,
berupa gaji pokok,tunjangan yang melekat pada gaji ,tunjangan profesi dan lain – lain ,
sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai
profesinya dengan utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses pendidikan khususnya proses
belajar mengajar.
BAB III

PENUTUPAN
III.1 KESIMPULAN

Pendidikan dan demokrasi dalam kaitannya antara sistem Negara dan pendidikan
merupakan system yang terintegrasi dalam system kekuasaan yang mempunyai hubungan
erat, yaitu pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakat, sebagai pelaksana
kekuasaan Negara, dan tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis.

Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan


hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan
antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelolaan pendidikan tanpa memandang
suku, kebangsaan, agama maupun ras. Juga tidak membedakan antara si kaya dan si miskin,
karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

III.2 PENDAPAT

Pendapat saya mengenai pendidikan demokrasi harus diterapkan dari sejak dini,
karena dengan kita belajar mengenai pendidikan demokrasi ini kita sebagai generasi muda
dapat memahami kehidupan berdemokrasi itu seperti apa, untuk meneruskan cita-cita bangsa
ke depannya.

Dengan adanya pendidikan demokrasi, generasi muda diharapkan juga memiliki


kemampuan berfikir kritis, inovatif dan kreatif dalam menghadapi tantangan globalisasi
sehingga merubah kondisi bangsa kea rah yang lebih baik, karena generasi muda merupakan
ujung tombak perjuangan bangsa untuk meneruskan perjuangan dan perkembangan bangsa
sehingga menjadi lebih maju dari sebelumnya.
III.3 DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Hasbullah, Dasar-Dasat Ilmu Pendidikan, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999).

Drs. Tanlain Wens, Mpd, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta, 1992)

Drs. Wirojoedo Soebijanto, Teori Perencanaan Pendidikan, (Liberty: Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai