Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DEMOKRASI DALAM BERNEGARA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Sofian, S.Pd.I., M.Pd

Disusun oleh:

Amelia Nur Kharisma

Futia Hilda Siti Lutfi Latifah

Siti Sailani

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS HUKUM

STAI BAITUL ARQOM AL ISLAMI

2022
KATA PENGANTAR

ِ‫ِالر ْح َمنِال َّرحيْم‬


َّ ‫ِّللا‬
‫سم ه‬ْ ِ‫ب‬

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan
rahmat, nikmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan baik. Shalawat serta salam kami haturkan kepada
rukh junjungan baginda Rasulullah ‫ ﷺ‬semoga kita mendapatkan syafa’atNya di yaumil akhir
kelak.

Makalah yang berjudul “Demokrasi Dalam Bernegara” mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan dapat diselesaikan karena bantuan dari banyak pihak. Kami berharap
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam pembelajaran yang bermanfaat
bagi pembaca. Selain itu, kami berharap kepada pembaca mendapatkan pengetahuan yang
baru.

Penyusun makalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan, terutama dari segi isi
makalah. Kami siap menerima bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan dalam makalah, kami mengucapkan mohon maaf.

Sekian yang dapat kami sampaikan. Semoga dalam makalah ini bermanfaat dan pembaca
dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Bandung, 17 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
A. Pengertian Demokrasi Dalam Bernegara ........................................................................ 6
1. Prinsip-prinsip Demokrasi ............................................................................................ 6
B. Demokrasi Pancasila Dalam Konsep Dan Teori Bernegara Indonesia ........................ 8
C. Hubungan Demokrasi Pancasila dan Kebudayaan Asli Indonesia ............................. 10
BAB III ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata


pelajaran yang diterapkan pada peserta didik mulai dari tingkat Sekolah
Dasar,Sekolah Menengah Pertama,Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan
Tinggi.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengandung materi (bahan
ajar) yang berhubungan erat dengan pembentukan sikap dan kepribadian diri
sebagai seorang siswa yang memiliki disisplin yang tinggi dalam mengadakan
interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya sekedar mendidik
orang tahu tentang demokrasi melainkan belajar dan berlatih mempraktekkan
atau berbuat secara demokratis saja. Idealnya karakter warga negara yang ingin
dibentuk melalui proses belajar mengajar melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah karakter warga negara yang tidak hanya sekedar tahu
tentang demokrasi dan bisa bekerja berbuat secara demokratis tetapi juga mampu
membangun komitmen untuk membangun demokrasi.
Pendidikan demokrasi ataupun penanaman nilai-nilai demokrasi idealnya
dilakukan di lingkungan sekolah melalui pembelajaran Ppkn. Di lingkungan
sekolah banyak perbedaan-perbedaan atau keberagaman baik itu suku, ras.
Namun keberagaman itu harus dipandang sebagai kekayaan yang bersifat kodrati
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat membentuk karakter
siswa yang memiliki keinginan untuk menghargai perbrdaan dalam menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga siswa dapat mengembangkan
sikap demokratis dan nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah “Demokrasi Dalam Bernegara” antara lain:


1. Bagaimana definisi demokrasi dalam bernegara?

4
2. Bagaimana demokrasi pancasila dalam konsep dan teori bernegara indonesia?
3. Bagaimana hubungan demokrasi Pancasila dan kebudayaan asli Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah Demokrasi Dalam Bernegara adalah untuk mengetahui


definisi demorasi dalam bernegara, demokrasi dalam konsep dan teori bernegara
Indonesia, hubungan demokrasi Pancasila dan kebudayaan asli Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Dalam Bernegara

Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata bahasa Yunani, yaitu “demos”
dan “kratos” atau “kratein”. Menurut artinya secara harfiah yang dimaksud dengan
demokrasi, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti
pemerintahan, sehingga kata demokrasi berarti suatu pemerintahan yang dijalankan
oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan itu pada hakikatnya yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sekalipun sejelas itu arti istilah
demokrasi menurut bunyi kata-kata asalnya, akan tetapi dalam praktek demokrasi
itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda, bahkan perkembangannya sangat
tidak terkontrol.
Menurut Munir Fuady dalam Konsep Negara Demokrasi, sebenarnya yang
dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam suatu negara dimana
warga negara secara memiliki hak, kewajiban, kedudukan, dan kekuasaan yang
baik dalam menjalankan kehidupannya maupun dalam berpartisipasi terhadap
kekuasaan negara, dimana rakyat berhak untuk ikut serta dalam menjalankan
negara atau mengawasi jalannya kekuasaan baik secara langsung misalnya melalui
ruang ruang publik 17 (public sphere) maupun melalui wakil-wakilnya yang telah
dipilih secara adil dan jujur dengan pemerintahan yang dijalankan semata-mata
untuk kepentingan rakyat, sehingga sistem pemerintahan dalam negara tersebut
berasal dari rakyat, dijalankan oleh rakyat, untuk kepentingan rakyat (from the
people by the people to the people).

1. Prinsip-prinsip Demokrasi

a. Prinsip budaya demokrasi


1. Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa
tekanan dar pihak manapun.
2. Persamaan
6
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar
tidak menimbulkan konflik.
3. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat
solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain.
b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para
warga negara.
4. Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara
lain sebagai berikut:
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hukum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

7
2. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
3. Kebebasan yang bertanggung jawab.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

B. Demokrasi Pancasila Dalam Konsep Dan Teori Bernegara Indonesia

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang didasarkan pada asas


kekeluargaan dan kegotongroyongan yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat,
yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, kebenaran, kecintaan dan
budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh
rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat. Kebebasan individu dalam
demokrasi pancasila tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial.
Keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa
Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas atau minoritas.
Demokasi Pancasila memiliki prinsip-prinsip yang berlaku, seperti:
1) Kebebasan atau persamaan (Freedom/Equality). Kebebasan/persamaan adalah
dasar demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dan
memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa pembatasan dari penguasa.
Dengan prinsip persamaan semua orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan
dan memperoleh akses dan kesempatan bersama untuk mengembangkan diri
sesuai dengan potensinya. Kebebasan yang dikandung dalam demokrasi
Pancasila ini tidak berarti Free Fight Liberalism yang tumbuh di Barat, tapi
kebebasan yang tidak mengganggu hak dan kebebasan orang lain.
2) Kedaulatan Rakyat (people’s Sovereignty). Dengan konsep kedaulatan rakyat,
hakikat kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat dan untuk kepentingan

8
rakyat. Mekanisme semacam ini akan mencapai dua hal; yaitu, kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan sangatlah kecil, dan kepentingan rakyat
dalam tugas-tugas pemerintahan lebih terjamin. Perwujudan lain dari konsep
kedaulatan adalah adanya pengawasan oleh rakyat. Pengawasan dilakukan
karena demokrasi tidak mempercayai kebaikan hati penguasa.
3) Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab yang memiliki prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a) Dewan Perwakilan Rakyat yang representatif. b) Badan kehakiman/peradilan
yang bebas dan merdeka. c) Pers yang bebas, d) Prinsip Negara hukum, e)
Sistem dwi partai atau multi partai. f) Pemilihan umum yang demokratis. g)
Prinsip mayoritas. h) Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas.
Di Indonesia, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai dengan nilai-nilai
yang tumbuh dalam masyarakat, meski harus dikatakan baru sebatas demokrasi
prosedural, dalam proses pengambilan keputusan lebih mengedepankan voting
ketimbang musyawarah untuk mufakat, yang sejatinya merupakan azas asli
demokrasi Indonesia. (bukankah voting itu asas asli demokrasi liberal, jadi apa
tidak berkebalikan). Praktek demokrasi ini tanpa dilandasi mental state yang
berakar dari nilai-nilai luhur bangsa merupakan gerakan omong kosong belaka.
Ada beberapa unsur demokrasi yang dikemukakan oleh para Ahli di antaranya
adalah:
1) Menurut Sargen, Lyman Tower (1987), unsur demokrasi meliputi
keterlibatan rakyat dalam mengambil keputusan politik, tingkat persamaan
hak antarmanusia, tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki oleh
warga Negara, sistem perwakilan dan sistem pemilihan ketentuan
mayoritas.
2) Afan Gaffar (1999), unsur demokrasi meliputi akuntabilitas, rotasi
kekuasaan, rekruitmen politik yang terbuka, pemilihan umum, dan hak-hak
dasar.
3) Menurut Marriam Budiardjo (1977), terdapat beberapa unsur demokrasi,
yaitu perlunya dibentuk lembaga-lembaga demokrasi untuk melaksanakan
nilai-nilai demokrasi, yaitu pemerintahan yang bertanggung jawab, Dewan

9
Perwakilan Rakyat, organisasi politik, pers dan media massa, serta
peradilan yang bebas.

C. Hubungan Demokrasi Pancasila dan Kebudayaan Asli Indonesia

Konsep demokrasi pancasila digali dari nilai masyarakat asli Indonesia dengan
nilai-nilai yang melekat kepadanya, seperti desa demokrasi, rapat kolektivisme,
musyawarah mufakat, tolong-menolong dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan itu.
Tujuannya, memberikan pendasaran empiris sosiologis tentang konsep demokrasi yang
sesuai dengan sifat kehidupan masyarakat asli Indonesia, bukan sesuatu yang asing yang
berasal dari Barat dan dipaksakan pada realitas kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat
asli yang dimaksudkan di sini adalah bentuk kehidupan masyarakat yang sudah
berlangsung di pulau-pulau di Nusantara sejak berabad-abad yang lalu dan yang tersusun
dari satuan-satuan kehidupan yang terkecil yang berbeda-beda seperti desa di Jawa, nagari
di Sumatra Barat, pekon di Lampung atau subak di Bali.

Masyarakat asli ini memiliki seperangkat nilai mental dan moral yang bersifat
homogen, struktural dan kolektif, yang kesemuanya memiliki sistem budaya sendiri dan
berlangsung secara demokratis, yaitu demokrasi secara langsung sebagaimana terdapat di
negara-negara kota di Yunani kuno 25 abad yang lalu. Proses metamorfosis nilai-nilai
demokrasi yang digali dari kearifan budaya Indonesia tersebut mengalami beberapa
periodisasi dalam proses implementasinya sebagai suatu keniscayaan.

Kebudayaan merupakan ruh dan jati diri bangsa dalam kehidupan bernegara, di
mana tinggi rendahnya martabat bangsa sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya budaya
bangsa itu sendiri. Jati diri bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh hasil proses aktualisasi
nilai-nilai budaya bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai
budaya dan ideologi yang sedang men “sistem”, harapannya adalah akan mampu
menopang tuntutan demokrasi yang bertahap maju secara kultural-edukatif, dengan
rujukan pola pikir budayawinya sendiri. Sistem ideologi yang mampu tumbuh dengan
terbuka mengemban peningkatan kesadaran dan partisipasi politik dan ekonomi rakyat
yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, tanpa efek alienasi budaya, bahkan memperkuat
wujud kebangkitan nasional Indonesia yang tahapannya semakin matang dan dewasa. Ini

10
mengimplikasikan kebutuhan akan politik kebudayaan yang didasarkan pada Pancasila.
Dengan lain kata, untuk menciptakan budaya bangsa yang berdasarkan pada nilai-nilai
Pancasila diperlukan suatu rekayasa kebudayaan atau suatu strategi kebudayaan. Perlu
disadari batas-batasnya serta kehati-hatian dalam menentukan caranya, sehingga strategi
budaya itu sendiri tidak justru menghasilkan sesuatu yang kontra-produktif atau bahkan
bertentangan dengan prinsip-prinsip budaya demokrasi Pancasila yang hendak diterapkan.
Dengan demikian dapat dihindarkan segala kecenderungan yang menjadikan Pancasila
Ideologi totaliter.

Pendeinisian ideologi di sini tidak terlalu membedakan antara ideologi dan paham
serta tidak membedakan ideologi yang bersifat murni atau tidak. Sebab menurut koran
Pedoman yang terbit di tahun 1960 dengan mengutip pemikiran ahli politik Barat, ideologi
yang benar-benar murni di dunia itu ada tiga yaitu; liberalisme, sosialisme dan Islam.
Walaupun sejatinya Islam bukan termasuk ideologi, karena bukan merupakan karya
manusia. Pancasila merupakan contoh ideologi campuran, karena merupakan perpaduan
dari berbagai unsur ideologi murni yaitu liberalisme dan sosialisme ditambah dengan nilai-
nilai moral dan budaya Indonesia. Hal ini terbukti dengan kenyataan yang sama di dunia
sekarang ini karena berkembang ideologi jalan ketiga (Third Way) yang merupakan
kompromi atau campuran antara liberalisme dan sosialisme.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas


permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum, karena Demokrasi sangat erat kaitannya dengan
politik dan hukum.

Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah diwujudkan.
Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional
karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.

B. Saran

Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang


kuat akan Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang
mempunyai keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi
adalah pilihan yang terbaik untuk kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga
Negara yang baik, kita harus pandai memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu
dengan mengekspresikan suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya
anarkisme, isu SARA dan tujuan-tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia.
Hancur tidaknya suatu negara ada di tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap untuk
menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang dan senantiasa
selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Munir. 2010. Konsep Negara Demokrasi. Bandung: PT. Refika Aditama, hal. 2
Poluan, Aldi. 2018. Demokrasi. Universitas Sam Ratulangi
Sulardi. 2012. Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni. Malang: Setara Press. Hal. 23
Yunus, Nur Rohim. 2015. Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara. Sosio Didaktika, 2 (2)

13

Anda mungkin juga menyukai