Anda di halaman 1dari 5

LITERATURE REVIEW

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

Disusun Oleh :

Aprilia Inovita Wijayanti (1803015)

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG 2018/2019
A. Alur Rujukan Pelayanan kesehatan

Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan


yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara
timbale baik baik vertical maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
Tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang :
1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis, yaitu :
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan
tingkat pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersierhanya diberikan atas
rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer
2. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes
tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diangnosis dan rencana
terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier
3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi :
a. Terjadi keadaan gawat darurat
Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang belaku
b. Bencana
Kriteria bencana ditetapkan oleh pemerintah pusat dan atau pemerintah
daerah
c. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien
Untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut
hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan
d. Pertimbangan geografis
e. Pertimbangan ketersediaan fasilitas
4. Pelayanan oleh bidan dan perawat
a. Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Bedan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan atau
dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam
kondisi gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
yaitu kondisi di luar kompetensi dokter dan atau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama
5. Rujukan Parsial
a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi
pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau
pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di
faskes tersebut.
b. Rujukan parsial dapat berupa :
1) Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau
tindakan
2) Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
c. Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan
pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.

B. Tipe-Tipe Rumah Sakit

No. Tipe Rumah Pengertian


Sakit
1 A Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan spesialis dan subspesialis luas oleh
pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top
referral hospital) atau disebut juga rumah sakit
pusat.

2 B Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan


kedokteran medic spesialis luas dan subspesialis
terbatas. Rumah sakit tipe B ini direncanakan
akan didirikan di setiap ibukota provinsi yang
dapat menampung pelayanan rujukan dari rumah
sakit. Rumah sakit pendidikan yang tidak
termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai
rumah sakit tip B

3 C Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan


kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat
macam pelayanan spesialis disediakan yakni
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan
kebidanan dan kandungan. Rumah sakit tipe C
didirikan di Kota atau kabupaten sebagai faskes
tingkat 2 yang menampug rujukan dari faskes
tingkat 1(puskesmas/poliklinik atau dokter
pribadi).

4 D Rumah sakit yang bersifat transisi karena pada


suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit
tipe C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe
D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran
umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan
rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan
yang berasal dari puskesmas.

5 E Rumah sakit khusus (special hospital) yang


menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan
kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E
didirikan pemerintah.

C. Kriteria Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah


sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain :
1. Sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga professional
2. Wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan
perusahaan
3. Tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas
kelompok manajerial
4. Beban kerjanya tidak bisa diatur
5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam
6. Hampir semua kegiatannya bersifat penting
7. Pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus
dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek
sosiokultur dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh
8. Pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat
9. Pelayanan berjalan
DAFTAR PUSTAKA

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/

https://id.linkedin.com/pulse/mengenal-perbedaan-rumah-sakit-tipe-b-c-d-dan-e-
mira-santi&ved

https://www.sarjanaku.com/2013/06/pengertian-rumah-sakit-definisi-fungsi

Anda mungkin juga menyukai