Anda di halaman 1dari 7

ISLAM DAN DEMOKRASI

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas pada


mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Romi Faslah M. Si

Disusun Oleh :
Putri Divayani Anggraini Rizky (220502110078)

AKUNTANSI B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "Islam dan Demokrasi”.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Romi Faslah, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan pada bidang Kewarganegaraan. Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua
pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga
makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan mengispirasi para pembaca.

Malang, 19 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................I
KATA PENGANTAR................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................III
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan...............................................................2

BAB II. Demokrasi.....................................................................................3

2.1 Pengertian Demokrasi............................................................................3


2.2 Prinsip-Prinsip Demokrasi.....................................................................7
2.3 Bentuk-Bentuk Demokrasi.....................................................................12

BAB III. Islam............................................................................................22

3.1 Pengertian Islam.....................................................................................22


3.2 Prinsip-Prinsip Islam..............................................................................22
3.3 Sistem Pemerintahan Dalam Islam........................................................23

BAB IV. Perspektif Islam Tentang Demokrasi.......................................22

4.1 Kesesuaian Nilai-Nilai Islam Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi........22


4.2 Pentingnya Keadilan Dalam Islam dan Demokrasi...............................22
4.3 Ajaran-Ajaran Islam Tentang Demokrasi..............................................23

BAB V. Studi Kasus...................................................................................22

5.1 Islam dan Demokrasi Di Indonesia .......................................................23

BAB VI. Penutup .......................................................................................24

6.1 Kesimpulan............................................................................................22
6.2 Saran.......................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam dan demokrasi merupakan dua hal yang tidak bisa disatukan maupun berjalan
secara bersamaan, seperti yang diungkapkan oleh Huntington (dalam Mujani, dkk, 2002,
hlm. 65) yang berpendapat bahwa adanya campur tangan politik merupakan hal yang asing
bagi masyarakat Islam. Jikalau politik itu ikut serta dalam masyarakat Islam, maka hal itu
pasti terkait dengan kegiatan keagamaan, bukan kegiatan politik yang tidak ada unsur
keagamaannya. Hal itu dikarenakan dalam Islam tidak ada pembedaan antara komunitas
keagamaan dengan komunitas politik.
Memang tidak ada perbedaan antara komunitas agama dan politik. Akan tetapi secara
social terdapat perbedaan-perbedaan dalam status sosial. Hal ini seringkali terkait dengan
masalah yang lebih rumit dan terkadang munculnya ketidaksenjangan dalam masyarakat
Islam. Namun kehidupan sosial, sering ditandai oleh berjalannya norma-norma yang mana
norma tersebut membedakan antara yang tua dengan yang muda, kaya dengan miskin,
pimpinan dan bawahan, dan seterusnya. Pada dasarnya sistem norma itu berjalan secara
efisien. Sesuai dengan konsep perbedaan dalam status sosial, dalam konteks ini, para ulama
pun menerima perlakuan ataupun penghormatan yang lebih baik, yang mana tidak dimiliki
oleh elite local yang lain (Turmudi, 2003, hlm 101). Sebagai pemegang otoritas keagamaan,
otoritas serta kekuasaannya dalam masyarakat tidak hanya terkait mengenai sosial saja, tetapi
juga dapat diterapkan dalam dunia politik.
Dalam dunia politik tidak terlepas dari kekuasaan sehingga dalam berpolitik dibutuhkan
seorang pemimpin yang dapat dipercaya oleh rakyat dan untuk rakyat itu sendiri. Pada saat
ini, tidak dipungkiri bahwa peran tokoh dalam sebuah organisasi politik atau yang biasa
disebut sebagai partai sangat menentukan pemilihan konstituensi dalam pemilu apalagi tokoh
tersebut menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya. Dalam suatu masyarakat, peran elite
agama dengan elite penguasa menarik untuk dipertimbangkan di dalam pengaruh kehidupan
baik di bidang sosial, ekonomi, maupun politik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Demokrasi?

1
1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
1.2.3 Bagaimana bentuk-bentuk Demokrasi itu?
1.2.4 Apa pengertian Islam?
1.2.5 Apa saja prinsip-prinsip Islam?
1.2.6 Bagaimana sistem-sistem pemerintahan dalam Islam?
1.2.7 Bagaimana kesesuaian nilai-nilai islam dengan prinsip-prinsip demokrasi?
1.2.8 Apa pentingnya keadilan dalam Islam dan Demokrasi?
1.2.9 Bagaimana bentuk ajaran-ajaran Islam dalam Demokrasi?
1.2.10 Apa saja contoh studi kasus mengenai Islam dan Demokrasi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui lebih luas tentang pengertian Demokrasi
1.3.2 Untuk mengetahui prinsip-prinsip Demokrasi
1.3.3 Untuk mengetahui bentuk-bentuk Demokrasi
1.3.4 Untuk mengetahui lebih luas tentang pengertian Islam
1.3.5 Untuk mengetahui prinsip-prinsip Islam
1.3.6 Untuk mengetahui bentuk sistem pemerintahan Islam
1.3.7 Untuk mengetahui kesesuaian nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip Demokrasi
1.3.8 Untuk mengetahui pentingnya keadilan dalam Islam dan Demokrasi
1.3.9 Untuk mengetahui bentuk ajaran-ajaran Islam dalam Demokrasi
1.3.10 Untuk mengetahui kasus-kasus yang terkait dengan Islam dan Demokrasi di Indonesia

2
BAB II
DEMOKRASI

2.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi secara etimologis terdiri dari kata demos (yang berarti rakyat atau penduduk
suatu tempat) dan cratein atau cratos (yang berarti kekuasaan atau kedaulatan). Jadi, demos-
cratein/demos-cratos adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, yang mana kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat, dipilih oleh rakyat serta untuk rakyat itu sendiri.1

Kemudian secara terminologis dapat di- kemukakan beberapa pendapat para pakar
berikut:2

1. Josefh A. Schmeter
Merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik,
dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara
perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook
Adalah bentuk pemerintahan, dimana keputusan-keputusan pemerintah yang
penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Phillipe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Merupakan suatu sistem pemerintahan, dimana pemerintah dimintai
tanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warganegara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil
mereka yang telah terpilih.
4. Deliar Noer
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung pengertian bahwa pada
tingkat terakhir, rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut
menentukan kehidupan rakyat.
5. Moh. Mahfud. MD

3
Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan oleh
rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat, karena kedaulatan berada ditangan rakyat.
6. Henry B. Mayo
Merupakan sistem politik yang menunjuk- kan bahwa kebijakan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan berkala, yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Anda mungkin juga menyukai