Diajukan Sebagai
OLEH:
AHMAD RISWAN
NIM: 1810413310034
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan proposal penelitian sosial yang berjudul Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Hak Suara Pemilih Di DPT Kota Banjarmasin Tengah. Proposal ini
diajukan guna memenuhi tugas individu mata kuliah Metodologi penelitian sosial (MPS).
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial yaitu Bapak Dr. H. Samahudin M.,
S. IP, M.Si karena telah memberikan bimbingannya selama ini. Proposal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan proposal ini.
AHMAD RISWAN
NIM.1810413310034
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................................3
1.3. Tujuan penelitian.................................................................................................................3
1.4. Manfaat penelitian.............................................................................................................4
1.5 Sistematika penulisan..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah melihat latar belakang yang telah penulis paparkan tersebut dan agar dalam
penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka dapat membatasi dan juga merumuskan
permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini.
Setelah melihat latar belakang dan permasalahan yang kemukakan diatas, maka
adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat antusias masyarakat dalam menggunakan hak
suaranya, serta faktor yang memberikan dorongan untuk memegang suara.
2. Untuk mengetahui alasan mengapa sebagian masyarakat saat ini kurang berminat untuk
menguunakan hak pilihnya, serta motif yang mempertimbangkan hak suara pemilih dalam
masyarakat.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan manfaat penelitian, dimana tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan aspirasi dan partisipasi masyarakat
dalam menggunakan hak pilihnya, sehingga menetralisir terjadinya money politics dalam
masyarakat
2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan lebih mengembangkan motivasi
masyarakat yang Demokratis, sehingga mencegah terjadinya sikap apatis terhadap ajang
demokrasi, serta bijak dalam menggunakan hak suara.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Fungsi Pemilu
Pemilihan umum mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Pertama, pemilu merupakan implementasi perwujudan kedaulatan rakyat. Asumsi
demokrasi adalahkedaulatan terletak ditangan rakyat, karena rakyat yang berdaulat itu
tidak bisa memerintah secara langsung maka melalui pemilu rakyat dapat menentukan
wakil wakilnya dan para wakl rakyat tersebut akan menentukan siapa yang akan
memegang tampuk pemerintahan.
Ketiga, pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin atau rotasi
kekuasaan secara konstitusional. Pemilu bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang
berjalan atau untuk mewujudkan reformasi pemerintahan. Melalui pemilu, pemerintahan
yang aspiratif akan dipercaya amak pemerintahan itu akan berakhir dan diganti dengan
pemerintahan baru yang dudukung oleh rakyat.
Kelima, pemilu merupakan sarana partisipasi politik masyarakat untuk turut serta
menetapkan kebijakan publik. Melalui pemilu rakyat secara langsung dapa menetapkan
kebijakan publik melalui dukungannya kepada kontestan yang memiliki program program
yang dinilai aspiratif dengan kepentingan rakyat. Kontestan yang menang krena didukung
rakyat harus merealisasikan janji janjinya itu ketika telah memegang tampuk
pemerintahan.
Terkait dengan pentingnya pemilu dalam demokrasi di suatu negara, maka penting
untuk mewujudkan pemilu yang memang benar benar mengarah pada nilai nilai
demokrasi dan mendyukung demokrasi itu sendiri. Pemilihan akan system pemilu adalah
salah satu yang sangat penting dalam setiap negara demokrasi, kebanyakan dari system
pemilu yang ada sebenarnya bukan tercipta karena dipilih, melainkan karena kondisi yang
ada didalam masyarakat serta sejarah yang mempengaruhinya.
Pada tingkat aktor politik, kepentingan elite politik dan kepentingan partai yang
bersifat jangka pendek masih mendominasi arah transisi demokrasi di Indonesia. Semua
ini tentu saja mendapat berdampak pada tertundanya kembali konsolidasi demokrasi.
Seperti dikemukakan oleh Larry Diamond (1999), konsolidasi demokrasi tidak cukup
hanya dengan terselenggaranya pemilu secara prosedural, melainkan juga melembaganya
komitmen demokrasi pada partai partai dan parlemen yang dihasilkannya. Dengan begitu
transisi demokrasi masih akan berlangsung dalam tarik menarik kepentingan pribadi.
Partai dan kelompok, sehinggga cebderung mengarah pada pelestarian status quo politik
ketimbang menuju suatu demokrasi yang lebih baik serta pemerintahan yang bersih dan
lebih bertanggung jawab.
B. Partisipasi Politik
Partisipasi secara harfiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini mengacu
pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Partisipasi politik dapat juga
dipahami sebagai proses keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari
sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang
untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas modernisasi politik. Istilah
partisipasi politik telah digunakan dalam berbagai pengertian yang berkaitan perilaku,
sikapdan presepsi yang merupakan syarat mutlak bagi partisipasi politik. Hungtinton dan
Nelson (1994:4) dalam bukunya no easy choice: Political Participation in Develoving
Countries memaknai partisipasi politik sebagai :
“yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah aktivitas warga negara yang
dirancang untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Partisipasi
dapat bersifat individu atau kolektif, terorganisir atau spontan, berkelanjutan secara
sporadis, damai atau keras, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif”
Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan
warga negara yang bertindak sebgai pribadi pribadi, yang dimaksudkan untuk
mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Selanjutnya dari definisi
Huntington dan Nelson tersebut kita juga dapat menyimpulkan bahwa partisipasi bisa
bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, berkelanjutan atau sporadik,
berlangsung secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak
efektif.
Dalam definisi diatas, Huntington dan Nelson melihat bahwa partisipasi politik lebih
difokuskan pada kegiatan politik rakyat secara pribadi dalam proses poltik, seperti
memberikan hak suara atau kegiatan politik lain yang dipandang dapat mempengaruhi
pembuatan kebijakan politik oleh pemerintah dalam konteks berperan serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dan tidak mencakup kegiatan pejabat pejabat birokrasi,
pejabat partai, dan lobbyist professional yang bertindak dalam konteks jabatan yang di
embannya.
“istilah ‘partisipasi plitik akan merunjuk pada kegiatan sukarela yang dengannya
anggota suatu masyarakat ikut serta dalam pemilihan peraturan dan secara langsung atau
tidak langsung, dalam pembetukan kebijakan publik”
Berbagai definisi partisipasi politik dari para pakar ilmu politik tersebut diatas, secara
eksplisit mereka memaknai partisipasi politik bersubstansi core political activity yang
bersifat personal dari setiap warganegara secara sukarela untuk berperanserta dalam
proses pemilihan umum untuk memilih para pejabat publik, baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses penetapan kebijakan publik.
2. Situasi
4. Pengalaman berorganisasi
5. Kesadaran politik
Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang menyangkut tentang
pengetahuan seseorang tentang lingkungan masyarakat dan politik, dan menyangkut
minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat
diahidup (Hendrik, 2010).
6. Kepercayaan terhadap pemerintah
Pada dasarnya kita harus rangkaikan dengan baik antara teori, praktek, dan politik
dalam kehidupan sehari hari. Karena teori tanpa praktek itu nol besar, praktek tanpa teori
akan melahirkan kehancuran, teori dan praktek tanpa politik itu akan sia sia. Beberapa elemen
ini saaling keterkaitan satu sama lain serta saling melengkapi.
Dalam ajang konsestasi pemilu para kadidat diharapkan menjadi tokoh yang tepat
membawa perubahan serta harapan dan memberikan kesempatan, serta membuka akses untuk
segala trobosan permasalahan yang dihadapi masyarakat dengan pengkajian kebijakan,
mereka sebagai penyalur aspirasi rakyat.
Hak suara kaum pemilih dalam masyarakat para kaddat berusaha meyakinkan hak
pilihnya agar jatuh pada kadidat tersebut, namun permasalahan yang ada terkait dengan
pernyataan masyarakat mengenai meminta mahar atau bayaran untuk memegang hak suara
pemilih, hal tersebut tidak bisa dipungkiri. Demokrasi akan berjalan dengan baik apabila
memenuhi dua syarat, yaitu pendidikan masyarakat tinggi dan kesejahteraan masyarakat yang
baik. Nah kedua hal ini belum mampu dimiliki oleh masyarakat kita sehimgga demokrasi di
Indonesia terutama di Kota Banjarmasin belum bisa berjalan dengan baik. Maka dari itu
dalam pemilu sering ditemui, sering terjadi money politics. Kondisi ini jutru dimanfaatkan
oleh banyak oknum, sehingga menjadi budaya didalam masyarakat. Kata menolak secara
halus untuk menolak money politics tidak bisa digeneralisir untuk semua kalangan
masyarakat, karena tingkat pendidikannya yang berbeda. Masyarakat yang berpendidikan
rendah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Masyarakat yang tidak
sejahtera akan mudah dipengaruhi suaranya oleh uang. Dari gejala tersebut masyarakat diberi
pemahaman kepada masyarakat bahwa pemimpin yang baik untuk masa depan Bangsa tidak
akan mau menggunakan cara yang licik (money politics).
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono, Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
skema, dan gambar.[3]
Menurut Strauss dan Corbin, Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
membuahkan berbagai penemuan yang tak dapat dicapai dan diperoleh dengan menggunakan
data statistik seperti layaknya apa yang digunakan di dalam penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kualitatif, yang digunakan di dalam merode penelitian adalah apa yang ada di
dalam masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial dan juga beberapa hal di dalam
masyarakat yang lain. Metode yang dipakai ini adalah untuk mengahasilkan sebuah
kesimpulan akan apa yang ada di balik segala hal yang terjadi di dalam masyakarat tersebut.
Terkadang apa yang terjadi tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang sulit untuk dimengerti
sehingga membutuhkan data penjelas untuk lebih memahami hal tersebut.
Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif diartikan sebagai sebuah metode
penelitian yang menggunakan data yang menggambarkan sesuatu dari ucapan dan tulisan
serta sikap dan perilaku dari beberapa orang yang dijadikan sebagai objek penelitian tersebut.
Kemudian dari metode penelitian yang telah dilakukan ini akan dibuat sebuah kesimpulan
untuk menjelaskan mengenai ucapan, tulisan dan juga perilaku dari kelompok objek yang
telah diteliti.
Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah tradisi tertentu dalam
sebuah ilmu pengetahuan yang meneliti menganai sosial masyarakat. Dalam penelitian ini,
objek utama yang ada adalah manusia itu sendiri dengan berbagai hubungan yang ada dengan
dirinya dan juga orang lain.
3.2 Metode penelitian
1. Nama : Dewa
Alamat : Jl. Trans Kalimantan Rt. 18, Komp. Handil Bakti indah No.173
Pekerjaan : Mahasiswi program studi S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
Respon : motivasi dan dorongan memberikan hak suara pemilih, menginginkan
perubahan yang positif dan berkelanjutan. Perlunya partisipasi politik dalam pemilu adalah
menginginkan perubahan dan progres yang berarti untuk masa depan negara.
Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang digunakan
pada penelitian ini. jenis dan sumber data yang digunakan ada dua, yakni data primer dan
data sekunder, yaitu :
1. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, kemudian diamati dan dicatat
oleh penulis. Data primer merupakan data utama yang kemudian akan diolah dan
menghasilkan jawaban penelitian. Data primer tersebut adalah :
1. Wawancara mendalam
Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang diperlukan untuk
keperluan penelitian dengan berpedoman pada panduan wawancara. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan dengan panduan
guide question. Indepth interview merupakan poses menggali informasi secara mendalam,
terbuka, dan bebas sesuai dengan masalah dan fokus penelitian dadiarahkan pada pusat
penelitian. Guide question berisi pertanyaan terstruktur yang sudah dipersiapkan sebelumnya
yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dengan
metode ini penulis melakukan pengamatan langsung pada lingkungan setempat yang
berlokasi di daerah Pasar Rebo, tepatnya di Kelurahan Kampung Gedong.
3. Data sekunder
Data sekunder yaitu dokumen yang sudah ada sebeum dan ketika penelitian dilakukan, data
sekunder pada penelitian ini adalah :
1. Studi pustaka
Studi pustaka perlu untuk menunjang penelitian. Pengumpulan pustaka didapat baik dari
buku, internet dan lain-lain. Dalam hal ini sumber dari internet yang utama adalah
https://www.google.com/search?
safe=strict&source=hp&ei=JoGKXKmJLZDf9QPVn6nwCw&q=peranan+hak+suara+pemilih+dalam+aja
ng+konsentasi+polik&btnK=Penelusuran+Google&oq=peranan+hak+suara+pemilih+dalam+ajang+ko
nsentasi+polik&gs_l=psy-
ab.3..33i10i160.4243.24138..25481...1.0..2.1264.17998.8j20j6j5j1j5j5j3......0....1..gws-
wiz.....6..35i39j0i131j0j0i203j0i22i30j33i21j33i22i29i30j33i160.lAsigDyVP8A# dan
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45618212
Hasil wawancara menjadi sumber data utama atau primer. Data primer dan sekunder
kemudian dikumpulkan dan digali untuk dijadikan informasi, kemudian dianalisis yang
hasilnya dibuat suatu generalisasi bagi suatu masyarakat.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa
analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Dalam pengumpulan data ini
peneliti menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data dukungan
Agus Salim. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Teori Paradigma Penelitian Sosial,
Tiara Wacana, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung :
2009, hlm. 14
https://www.google.com/search?
safe=strict&source=hp&ei=JoGKXKmJLZDf9QPVn6nwCw&q=peranan+hak+suara+pemilih+dalam+aja
ng+konsentasi+polik&btnK=Penelusuran+Google&oq=peranan+hak+suara+pemilih+dalam+ajang+ko
nsentasi+polik&gs_l=psy-
ab.3..33i10i160.4243.24138..25481...1.0..2.1264.17998.8j20j6j5j1j5j5j3......0....1..gws-
wiz.....6..35i39j0i131j0j0i203j0i22i30j33i21j33i22i29i30j33i160.lAsigDyVP8A#
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45618212