Proposal
Oleh :
NPM : 1810103010097
BANDA ACEH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia-Nya
dan rahmat-Nya, telah melimpahkan kesempatan dan pengetahuan sehingga proposal
ini bisa selesai pada waktunya yang bertema perilaku politik kalangan pemuda pada
pemilihan kepala desa serentak 2021 (studi kasus kampung Mutiara kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah Bener Meriah). Tak lupa shawalat serta
salamtercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kitanantikan kelak.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, hampir setiap negara di dunia menyebut dirinya sebagai negara
demokrasi, termasuk Indonesia. Sederhananya demokrasi berarti pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi memiliki pemerintahan yang
demokratis. Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang menekankan
pentingnya membangun proses pengambilan keputusan publik yang mendengarkan
masyarakat. Dengan kata lain, proses pengambilan keputusan hirarkis adalah proses
pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh individu, kelompok atau organisasi
yang tertarik untuk (secara positif maupun negatif) oleh kegiatan atau pembangunan.
Untuk itu, diperlukan adanya hubungan langsung antara pemerintah dan warga
negara, yang dapat berperan aktif, pasif, positif dan negatif dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan manifestasi dari negara yang
menganut demokrasi dan sekaligus akan sangat menentukan dalam perkembangan
negara yang demokratis.
Di Indonesia demokrasi diwujudkan dengan pelaksanaan pemilu. Dalam UU
No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dijelaskan
pemilihan umum adalah sarana kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemilu sebagai perwujudan demokrasi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat
2. Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat
4. Melaksanakan pergantian personil pemerintahan secara damai, aman dan
tertib
5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional. (Winarno, 2002 : 17)
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memiliki jumlah pemilih pemula yang
cukup banyak yaitu sebanyak sepuluh persen dari jumlah pemilih pilkades serentak.
Sebutan pemilih pemula ini dikenal juga dengan istilah pemilih muda. Menurut The
Pew Research Center dan Gallup pemilih muda adalah orang yang memiliki hak
untuk memberikan suara dalam pemilihan umum yang berusia antara 17 sampai
dengan 29 tahun.
pememilih muda pada pilkades serentak di Kabupaten Bener Meriah tahun
2021 adalah generasi baru pemilih yang memiliki sifat dan karakter, latar belakang,
pengalaman dan tantangan yang berbeda dengan para pemilih generasi sebelumnya.
Sebagian besar di antara mereka berasal dari kalangan pelajar, berstatus ekonomi
baik, dan pada umumnya tinggal di kawasan perkotaan atau sekitarnya. Kelompok ini
sangat tersentuh kemajuan teknologi informasi, mereka menggunakan alat-alat
teknologi canggih dengan baik, mulai dari handphone, laptop, ipod, ipad, tablet dan
aneka gadget lainnya. Mereka juga sangat fasih dalam penggunaan fasilitas dan
jaringan sosial media, seperti, internet, twitter, facebook, linked in, instagram, dan
sebagainya. Mereka sangat terbuka untuk mempelajari hal-hal yang baru, kritis dan
juga mandiri. Kelompok pemilih muda menghadapi tantangan yang sangat berat,
mulai dari perubahan politik dan permasalahan dalam negeri yang tidak kunjung jelas
arah penyelesaiannya hingga tekanan-tekanan globalisasi, perdagangan bebas,
terorisme, intervensi internasional, dan sebagainya.
Dalam proses perilaku politik masyarakat khususnya di desa akan berjalan
dengan lancar apabila ada perilaku politik dari masyarakat desa berupa partisipasi
dalam pemilihan dan sosialisasi serta komunikasi politik yang baik dari para calon.
Bentuk sosialisasi dan komunikasi tersebut seperti visi dan misi dari calon serta
program kerja yang akan dilaksanakan, dimana proses pelaksanaan sosialisasi
tersebut biasanya dilaksanakan dari jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan
pemilihan berlangsung. Hal tersebut kerap dilakukan dan terjadi dengan berbagai cara
bahkan banyak kita temukan dilapangan bahwa banyak calon yang seringkali
mengabaikan etika politik seperti adanya unsur teror dan politik uang. Pada umumnya
dalam proses sosialisasi tersebut para calon memiliki jaringan kekeluargaan yang
sangat kuat dan membawa pengaruh penting dalam proses kampanye, solid serta
kompak bahkan bagi calon yang memiliki modal uang besar memiliki potensi dan
peluang besar pula untuk memenangkan pemilihan. Biasanya seseorang yang
mencalonkan sebagai kandidat memiliki pengaruh besar dan kuat secara politik
maupun ekonomi di lingkungan masyarakatnya.
Masyarakat Mutiara kecamatan Bandar kecenderungan memiliki sikap yang
variatif dalam hal menentukan sikap dan perilaku politik selama proses
berlangsungnya pemilihan kepala desa. Ada kelompok masyarakat yang terlihat
sangat antusias, cukup antusias, dan ada yang biasa saja dalam menyambut datangnya
hari pemungutan suara dengan berbagai cara. Diantara sikap yang nampak yaitu
melalui diskusi kecil yang dilakukan secara tidak sengaja pada waktu berkumpul
dengan tetangga dan saat belanja ke warung sayur. Topik terkait isu nama-nama
calon, hingga kualitas calon di mata masyarakat yang menjadi bahan yang
dibicarakannya.
Berdasarkan hal tersebut fenomena yang dijumpai pada saat penulis
melakukan pra penelitian di lingkungan masyarakat Mutiara kecamatan Bandar
berkenaan dengan perilaku politik masyarakat menjelang/pra pemilihan kepala desa
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sikap dan perilaku politik masyarakat Desa
Mutiara dalam pemilihan Kepala Desa umumnya lebih berorientasi pada perasaan
suka atau tidak suka, kebudayaan atas persamaan suku, ras dan adat istiadat yang
dianut masyarakat setempat, serta praktek uang ketimbang faktor pengetahuan calon,
visi misi yang ditawarkan serta latar belakang calon Kepala Desa yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat tersebut di
antaranya adalah keluarga, pengetahuan, keyakinan, sekolah dankelompok pergaulan
mereka.
Berdasarkan pada hal di atas, maka dapat di identifikasikan permasalahan
mengenai perilaku politik masyarakat yang ada di Mutiara kecamatan Bandar
provinsi Aceh berkenaan dengan pemilihan kepala desa yaitu dapat dilihat dari sikap,
tindakan, keyakinan, dan pilihan masyarakat seperti pola dan sikap perilaku
masyarakat dalam membicarakan nama calon serta program kerja yang dijanjikannya
jika terpilih nanti, ikut berpartisipasi sebagai tim kemenangan dalam proses pemilu
bagi calon pilihannya dengan cara ikut menjadi juru kampanye dalam
mensosialisasikan program yang akan dicapai dari salah satu calon kades, ikut serta
menjadi anggota aktif dari kelompok kepentingan seperti menjadi tim sukses dari
salah satu calon, ikut berpartisipasi dan aktif dalam proyek sosial atau program sosial
desa seperti mempromosikan program yang akan dicapai dari salah satu calon jika
terpilih, seperti calon kades ingin membangun sarana air bersih bagi yang belum ada.
Terdapat pula kelompok masyarakat Mutiara yang menentukan pemilihan kepala
Desa berdasarkan pada politik praktek uang, artinya warga akan memilih calon atas
dasar karena menerima sejumlah uang dari calon kepala Desa yang diberikan kepada
masyarakat melalui tim suksesnya pada waktu serangan pajar yaitu satu hari sebelum
pemilihan dan pemungutan suara dilaksanakan di TPS setempat.
1. Perilaku Pemilih
Perilaku adalah menyangkut sikap manusia yang akan bertindak sesuatu. Oleh
karena itu sangat masuk akal tampaknya apabila sikap ditafsirkan dari bentuk
perilaku. Dengan kata lain, untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu, kita
dapat memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator
sikap individu. Melihat perilaku dalam pemilihan umum atau biasa disebut perilaku
pemilih, merupakan suatu elemen penting dalam pembuatan keputusan politik
seseorang sebagai warga negara terhadap kepemimpinan bangsa dan negara. Perilaku
pemilih menurut Surbakti yaitu:
Pemilih merupakan bagian masyarakat luas yang terdiri dari beragam kelompok
yang memiliki keanekaragaman pemikiran dalam mengambil sebuah keputusan untuk
menggunakan hak pilihnya atau tidak. Sehingga hal ini membutuhkan pendekatan
yang berbeda untuk mengetahui perilaku pemilih.
1. Pendekatan Sosiologis
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan Rasional
4. Pendekatan Marketing
1. Citra Partai Politik, mencakup antara lain, apa yang dipercaya rakyat, yang
diharapkan dari partai politik, dan hubungan antara partai dengan
kandidatnya. Misalnya di Amerika Serikat, Partai Demokrat untuk orang
kecil dan Partai Republik selalu mendukung perusahaan besar.
2. Citra Kandidat dan gaya personal seorang kandidat politik, para pemberi
suara biasanya mencari petunjuk tentang peran politik kandidat terkait
pengalaman, latar belakang dan potensi sebagai pejabat publik,
3. Isu Politik, berbagai isu yang dianggap penting dan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan menjadi pertimbangan pemberi suara dalam pemilihan
umum.
3. Budaya Politik
Almond dan Verba (1963) menyatakan bahwa budaya politik adalah suatu
sikap orientasi yang khas suatu warga negara terhadap sistem politik dan
aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam
sistem itu, Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat,
dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Perilaku politik
Praktek uang
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun sumber data di peroleh melalui data tapangan atau sering di sebut
dengan data primer. Dalam perolehannya, peneliti kemudian menggunakan teknik
pengumpulan berupa wawancara secara langsung, hal ini bertujuan agar terkumpul
data yang di inginkan dari berbagai sumber sehingga dapat di peroleh hasil yang
akurat serta mampu menjawab tujuan dari penelitian.
Analisis data bertujuan untuk mereview dan memeriksa data, menyintesis dan
menginterpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga mendapatkan gambaran dan
dapat menerangkan fenomena atau situasi social yang diteliti. (Fossey, 2002, hal:
728)
Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan merujuk pada teknik analisis data
yag di tawarkan oleh Bogdan dan Biklen, teknik analisis data ini dikenal dengan
Teknik analysis data model Bogdan dan Biklen. Hal ini dilandaskan pada penelitian
yang bersifat deskriptif, induktif, naratif dan kontinyu. Adanya analisis data yang
peneliti lakukan sebelum turun ke lapangan berupa penyajian data awal yang peneliti
temukan merupakan bentuk antisipasi dalam penyusunan proposal ini. Hal inilah
yang menjadikan teknik analisis data model Bogdan dan Biklen dapat dijadikan
acuan.
Eureka.
Creswell, J. (2015). Penelitian kualitatif & desain riset; memilih diantara lima
Pelajar.
Press.
Budiardjo, Miriam., 2009 Dasar-dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia utama pustaka