Anda di halaman 1dari 17

Perilaku Politik Kalangan Pemuda Pada Pemilihan Kepala

Kampung Mutiara 2021

Proposal

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik

Pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Syiah Kuala.

Oleh :

Nama : Andrian Aulia Mz

NPM : 1810103010097

PRODI : Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia-Nya
dan rahmat-Nya, telah melimpahkan kesempatan dan pengetahuan sehingga proposal
ini bisa selesai pada waktunya yang bertema perilaku politik kalangan pemuda pada
pemilihan kepala desa serentak 2021 (studi kasus kampung Mutiara kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah Bener Meriah). Tak lupa shawalat serta
salamtercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kitanantikan kelak.

Penulisan proposal penelitian berjudul “Prilaku Politik Kalangan Pemuda


Pada Pemilihan Kepala Desa Serentak 2021 (studi kasus kampung Mutiara
kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah)” dapat diselesaikan karena
bantuanbanyak pihak. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan danbermanfaat. Namun, terlepas dari itu makalah ini masih jauh dari
kata sempurna,sehingga dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banda Aceh, Agustus 2022

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1

1.2 Fokus Penelitian .............................................................................3

1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................5

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................5

2.2 Perspektif Teori ..............................................................................6

2.3 Kerangka Berpikir .........................................................................8

BAB III PENUTUP .....................................................................................9

3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................10

3.2 Jenis Penelitian ...............................................................................10

3.3 Sumber Data ...................................................................................10

3.4 teknik Pengumpulan Data .............................................................10

3.5 informan Penelitian.........................................................................10

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................11

3.7 Jadwal Kegiatan Penelitian ...........................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, hampir setiap negara di dunia menyebut dirinya sebagai negara
demokrasi, termasuk Indonesia. Sederhananya demokrasi berarti pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi memiliki pemerintahan yang
demokratis. Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang menekankan
pentingnya membangun proses pengambilan keputusan publik yang mendengarkan
masyarakat. Dengan kata lain, proses pengambilan keputusan hirarkis adalah proses
pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh individu, kelompok atau organisasi
yang tertarik untuk (secara positif maupun negatif) oleh kegiatan atau pembangunan.
Untuk itu, diperlukan adanya hubungan langsung antara pemerintah dan warga
negara, yang dapat berperan aktif, pasif, positif dan negatif dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan manifestasi dari negara yang
menganut demokrasi dan sekaligus akan sangat menentukan dalam perkembangan
negara yang demokratis.
Di Indonesia demokrasi diwujudkan dengan pelaksanaan pemilu. Dalam UU
No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dijelaskan
pemilihan umum adalah sarana kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemilu sebagai perwujudan demokrasi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat
2. Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat
4. Melaksanakan pergantian personil pemerintahan secara damai, aman dan
tertib
5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional. (Winarno, 2002 : 17)
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memiliki jumlah pemilih pemula yang
cukup banyak yaitu sebanyak sepuluh persen dari jumlah pemilih pilkades serentak.
Sebutan pemilih pemula ini dikenal juga dengan istilah pemilih muda. Menurut The
Pew Research Center dan Gallup pemilih muda adalah orang yang memiliki hak
untuk memberikan suara dalam pemilihan umum yang berusia antara 17 sampai
dengan 29 tahun.
pememilih muda pada pilkades serentak di Kabupaten Bener Meriah tahun
2021 adalah generasi baru pemilih yang memiliki sifat dan karakter, latar belakang,
pengalaman dan tantangan yang berbeda dengan para pemilih generasi sebelumnya.
Sebagian besar di antara mereka berasal dari kalangan pelajar, berstatus ekonomi
baik, dan pada umumnya tinggal di kawasan perkotaan atau sekitarnya. Kelompok ini
sangat tersentuh kemajuan teknologi informasi, mereka menggunakan alat-alat
teknologi canggih dengan baik, mulai dari handphone, laptop, ipod, ipad, tablet dan
aneka gadget lainnya. Mereka juga sangat fasih dalam penggunaan fasilitas dan
jaringan sosial media, seperti, internet, twitter, facebook, linked in, instagram, dan
sebagainya. Mereka sangat terbuka untuk mempelajari hal-hal yang baru, kritis dan
juga mandiri. Kelompok pemilih muda menghadapi tantangan yang sangat berat,
mulai dari perubahan politik dan permasalahan dalam negeri yang tidak kunjung jelas
arah penyelesaiannya hingga tekanan-tekanan globalisasi, perdagangan bebas,
terorisme, intervensi internasional, dan sebagainya.
Dalam proses perilaku politik masyarakat khususnya di desa akan berjalan
dengan lancar apabila ada perilaku politik dari masyarakat desa berupa partisipasi
dalam pemilihan dan sosialisasi serta komunikasi politik yang baik dari para calon.
Bentuk sosialisasi dan komunikasi tersebut seperti visi dan misi dari calon serta
program kerja yang akan dilaksanakan, dimana proses pelaksanaan sosialisasi
tersebut biasanya dilaksanakan dari jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan
pemilihan berlangsung. Hal tersebut kerap dilakukan dan terjadi dengan berbagai cara
bahkan banyak kita temukan dilapangan bahwa banyak calon yang seringkali
mengabaikan etika politik seperti adanya unsur teror dan politik uang. Pada umumnya
dalam proses sosialisasi tersebut para calon memiliki jaringan kekeluargaan yang
sangat kuat dan membawa pengaruh penting dalam proses kampanye, solid serta
kompak bahkan bagi calon yang memiliki modal uang besar memiliki potensi dan
peluang besar pula untuk memenangkan pemilihan. Biasanya seseorang yang
mencalonkan sebagai kandidat memiliki pengaruh besar dan kuat secara politik
maupun ekonomi di lingkungan masyarakatnya.
Masyarakat Mutiara kecamatan Bandar kecenderungan memiliki sikap yang
variatif dalam hal menentukan sikap dan perilaku politik selama proses
berlangsungnya pemilihan kepala desa. Ada kelompok masyarakat yang terlihat
sangat antusias, cukup antusias, dan ada yang biasa saja dalam menyambut datangnya
hari pemungutan suara dengan berbagai cara. Diantara sikap yang nampak yaitu
melalui diskusi kecil yang dilakukan secara tidak sengaja pada waktu berkumpul
dengan tetangga dan saat belanja ke warung sayur. Topik terkait isu nama-nama
calon, hingga kualitas calon di mata masyarakat yang menjadi bahan yang
dibicarakannya.
Berdasarkan hal tersebut fenomena yang dijumpai pada saat penulis
melakukan pra penelitian di lingkungan masyarakat Mutiara kecamatan Bandar
berkenaan dengan perilaku politik masyarakat menjelang/pra pemilihan kepala desa
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sikap dan perilaku politik masyarakat Desa
Mutiara dalam pemilihan Kepala Desa umumnya lebih berorientasi pada perasaan
suka atau tidak suka, kebudayaan atas persamaan suku, ras dan adat istiadat yang
dianut masyarakat setempat, serta praktek uang ketimbang faktor pengetahuan calon,
visi misi yang ditawarkan serta latar belakang calon Kepala Desa yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat tersebut di
antaranya adalah keluarga, pengetahuan, keyakinan, sekolah dankelompok pergaulan
mereka.
Berdasarkan pada hal di atas, maka dapat di identifikasikan permasalahan
mengenai perilaku politik masyarakat yang ada di Mutiara kecamatan Bandar
provinsi Aceh berkenaan dengan pemilihan kepala desa yaitu dapat dilihat dari sikap,
tindakan, keyakinan, dan pilihan masyarakat seperti pola dan sikap perilaku
masyarakat dalam membicarakan nama calon serta program kerja yang dijanjikannya
jika terpilih nanti, ikut berpartisipasi sebagai tim kemenangan dalam proses pemilu
bagi calon pilihannya dengan cara ikut menjadi juru kampanye dalam
mensosialisasikan program yang akan dicapai dari salah satu calon kades, ikut serta
menjadi anggota aktif dari kelompok kepentingan seperti menjadi tim sukses dari
salah satu calon, ikut berpartisipasi dan aktif dalam proyek sosial atau program sosial
desa seperti mempromosikan program yang akan dicapai dari salah satu calon jika
terpilih, seperti calon kades ingin membangun sarana air bersih bagi yang belum ada.
Terdapat pula kelompok masyarakat Mutiara yang menentukan pemilihan kepala
Desa berdasarkan pada politik praktek uang, artinya warga akan memilih calon atas
dasar karena menerima sejumlah uang dari calon kepala Desa yang diberikan kepada
masyarakat melalui tim suksesnya pada waktu serangan pajar yaitu satu hari sebelum
pemilihan dan pemungutan suara dilaksanakan di TPS setempat.

1.2 Fokus Penelitian


Melihat dari latar belakang yang peneliti sajikan di atas, peneliti
memfokuskan penelitian ini pada beberapa hal, diantaranya untuk mengetahui
bagaimana prilaku politik kalangan pemuda dalam menentukan pilihannya dalam
pemilihan Kepala Desa (Reje) Pada Pilkades serentak 2021. Untuk mengetahui
bagaimana cara para calon kepala desa menyakinkan kalangan pemuda dalam
menentukan pilihannya.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis dapat merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku politik kalangan pemuda pada pemilihan kepala desa
(reje) serentak 2021 di kampung mutiara kecamatan Bandar Kabupaten
Bener Meriah?
2. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan memilih kandidat
kepala desa (reje) bagi kalangan pemuda pada pemilihan kepala desa di
Kampung Mutiara kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Perilaku Politik, dan faktor yang
mempengaruhi Masyarakat di Kampung Mutiara Kecamatan Bandar Kabupaten
Bener Meriah pada Pemilihan Kepala Desa 2021.

1.5 Manfaat penelitian


1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak terkait seperti tim sukses, partai politik, mahasiswa,
masyarakat, serta panwaslu agar mampu memperbaiki pilkades selanjutnya.
2. Manfaat secara praktis
Untuk menambah wawasan penulis karena dapat meng-implementasikan ilmu
yang diperoleh selama kuliah, serta penulis dapat melakukan analisis secara nyata
untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam pemilihan kepala desa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Perspektif Signifikasi Hasil


Deskrifsi dan Penelitian Penelitian
Penelitian Pendekatan
Penelitian
1.  Nama: Metode Persamaannya Dari hasil
Marlini kualitatif yaitu sama- penelitian
Tarigan sama mengkaji dilakukan maka
 Judul: terkait pilkada, memperoleh
Partisipasi sementara kesimpulan
Politik perbedaannya bahwa indikasi
Masyarakat yaitu hasil Tingginya
Kabupaten penelitian tingkat
Temanggun saudari partisipasi
g Dalam Marlina politik
Pelaksanaan mengkaji masyarakat
Pilkada partisipasi setidaknya
Tahun 2008 politik dipengaruhi
 Jenis masyarakat oleh 3 aspek
Penelitian: sedangkan utama yaitu
Deskriftif yang peneliti popularitas
Kualitatif lakukan calon, status
 Tahun: mengkaji sosial ekonomi
2009 perilaku politik dan kondisi
 Lokasi masyarakat sosial politik
Penelitian:
Tumanggun
g, Jawa
Tengah
2.  Nama: Metode Persamaannya Hasil penelitian
Muryanto kualitatif yaitu sama- menunjukkan
Amin sama mengkaji adanya
 Judul: terkait hubungan yang
Hubungan pemilihan serius antara
Tingkat kepala daerah, pengaruh
Ekonomi tingkat
sementara
Terhadap ekonomi
perbedaannya
Partisipasi dengan
Politik yaitu hasil partisipasi
Masyarakat penelitian politik warga
Etnis saudara etnis Tionghoa
Tionghoa Muryanto di kota Medan.
Pada mengkaji Tingkat
Pemilihan partisipasi ekonomi
Kepala politik diartikan
Daerah sebagai salah
masyarakat
Langsung satu status
etnis Tionghoa
Pada Tahun sosial dalam
2005 Kota sedangkan masyarakat
Medan Di yang peneliti dimana ketika
Lingkungan lakukan masyarakat
VI mengkaji telah
Kelurahan perilaku politik memperoleh
Pusat Pasar masyarakat. kematangan
Medan ekonomi maka
 Jenis akan
Penelitian: berdampak
Deskriftif pada pola
Kualitatif pemikiran.
 Tahun: Dimana mereka
2016 lebih aktif
 Lokasi memberikan
Penelitian: pengaruh dan
Lingkungan kontribusi
VI politik baik
Kelurahan secara langsung
Pusat Pasar maupun tidak
Medan langsung dari
pada
masyarakat
yang
mempunyai
status ekonomi
rendah.
3.  Nama: Metode Persamaannya Hasil penelitian
Hasan kualitatif yaitu sama- menjelaskan
Abdillah sama mengkaji bahwa Money
terkait Politik adalah
 Judul:
pilkades, salah satu aspek
Money sementara yang tidak bisa
Politik perbedaannya dilepaskan
Dalam yaitu hasil dalam
Pilkades penelitian pelaksanaan
Tegal saudara Hasan pesta
Ampel mengkaji demokrasi
Kecamatan money politik sistem otonomi
dalam yang digadang-
Tegal
perspektif gadang
Ampel hukum Islam membawa
Kabupaten sedangkan perubahan baru
Bondowoso yang peneliti dalam dinamika
Dalam lakukan politik
Perspektif mengkaji Indonesia telah
Hukum perilaku politik menjadi salah
masyarakat satu momen
Islam
yang ikut
 Jenis melanggengkan
Penelitian: kekuasaan dan
Deskriftif praktik money
Kualitatif politik tersebut.
 Tahun: Banyak faktor
2009 yang ikut
mempengaruhi
 Lokasi
lahirnya
Penelitian: praktek Money
Tumanggun Politik seperti
g, Jawa faktor politik,
Tengah faktor ekonomi
dan faktor
budaya. Dan
dalam
penelitian
tentang peran
Money Politik
dalam Pilkades
Desa Tegal
Ampel, peranan
para Tim
Sukses maupun
botoh (Jawa)
menjadi kunci
pokok dimana
Money Politik
menjadi salah
satu kunci
penggerak bagi
warga agar
mampu
berpartisipasi
langsung dalam
agenda
pemilihan
pilkades
tersebut.

Dari ketiga penelitian terdahulu tersebut partisipasi politik adalah kegiatan


seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta dalam berpartisipasi dalam
kegiatan politik antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara, daerah maupun
desa dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan publik (Public
Policy). 18Jika ketiga penelitian tersebut lebih menggambarkan tentang bentuk-
bentuk partisipasi politik masyarakat yang dipengaruhi oleh popularitas jalan kondisi
sosial ekonomi dan adanya dampak money politik secara etimologis agar seseorang
menggunakan hak politik mereka. Akibatnya angka partisipasi politik masyarakat
menjadi tinggi. Penelitian yang dilakukan di Pekon Susuk Kecamatan Kelumbayan
Kabupaten Tanggamus ini untuk melihat bagaimana perilaku politik masyarakat
dalam menentukan pilihan mereka terhadap salah satu pilihan atau calon tertentu pada
saat menjelang pemilihan kepala Desa.

2.2 Perspektif Teori

1. Perilaku Pemilih

Perilaku adalah menyangkut sikap manusia yang akan bertindak sesuatu. Oleh
karena itu sangat masuk akal tampaknya apabila sikap ditafsirkan dari bentuk
perilaku. Dengan kata lain, untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu, kita
dapat memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator
sikap individu. Melihat perilaku dalam pemilihan umum atau biasa disebut perilaku
pemilih, merupakan suatu elemen penting dalam pembuatan keputusan politik
seseorang sebagai warga negara terhadap kepemimpinan bangsa dan negara. Perilaku
pemilih menurut Surbakti yaitu:

“Perilaku pemilih adalah aktivitas pemberian suara oleh individu yang


berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih dan
tidak memilih (to vote or not to vote) di dalam suatu pemilu maka voters akan
memilih atau mendukung kendidat tertentu”

Pemilih merupakan bagian masyarakat luas yang terdiri dari beragam kelompok
yang memiliki keanekaragaman pemikiran dalam mengambil sebuah keputusan untuk
menggunakan hak pilihnya atau tidak. Sehingga hal ini membutuhkan pendekatan
yang berbeda untuk mengetahui perilaku pemilih.

Pendekatan untuk melihat perilaku pemilih juga diungkapkan oleh Adman


Nursal, ada beberapa pendekatan untuk melihat perilaku pemilih, yaitu :

1. Pendekatan Sosiologis
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan Rasional
4. Pendekatan Marketing

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Pemilih


Menurut Dan Nimmo (1989), pada hakikatnya pemberi suara akan
mempertimbangkan

1. Citra Partai Politik, mencakup antara lain, apa yang dipercaya rakyat, yang
diharapkan dari partai politik, dan hubungan antara partai dengan
kandidatnya. Misalnya di Amerika Serikat, Partai Demokrat untuk orang
kecil dan Partai Republik selalu mendukung perusahaan besar.
2. Citra Kandidat dan gaya personal seorang kandidat politik, para pemberi
suara biasanya mencari petunjuk tentang peran politik kandidat terkait
pengalaman, latar belakang dan potensi sebagai pejabat publik,
3. Isu Politik, berbagai isu yang dianggap penting dan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan menjadi pertimbangan pemberi suara dalam pemilihan
umum.

Menurut Pendekatan Marketing, Newman dan Sheth (1985) mengembangkan


model perilaku pemilih berdasarkan beberapa domain yang terkait dengan marketing.
Menurut model ini, perilaku pemilih ditentukan oleh 7 (tujuh) domain kognitif yang
berbeda dan terpisah, sebagai berikut:

1. Isu dan kebijakan politik (issues and policies)


2. Citra sosial (social imagery)
3. Perasaan emosional (emotional feelings)
4. Citra kandidat (candidate personality)
5. Peristiwa mutakhir (current events)
6. Peristiwa personal (personal events)
7. Faktor-faktor epistemik (epistemic issues). (Handoko, Edi: 2014, hal. 10)

3. Budaya Politik
Almond dan Verba (1963) menyatakan bahwa budaya politik adalah suatu
sikap orientasi yang khas suatu warga negara terhadap sistem politik dan
aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam
sistem itu, Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat,
dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Budaya Politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat


partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif
(misalnya tingkat pendidikan relatif rendah). Budaya politik masyarakat
dapat dikatakan parokial apabila frekuensi orientasi individu tersebut
terhadap dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak m em
iliki perhatian sama sekali terhadap dimensi tersebut. Tipe budaya politik
ini umumnya terdapat pada wilayah atau lingkup yang kecil, sempit
misalnya yang bersifat provincial. Karena wilayah yang terbatas seringkali
pelaku politik memainkan peranannya seiring dengan diferiensiasi, maka
tidak terdapat peranan politik yang bersikap khas dan berdiri sendiri. Ciri-
ciri Masyarakat (orang) dengan budaya politik Parokial, diantaranya
Apatis, Pengetahuan politik rendah, kesadaran dalam berpolitik rendah,
Tidak peduli dan menarik diri dari kehidupan politik.
b. Budaya Politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat
bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi
masih bersifat pasif, anggota masyarakat mempunyai minat perhatian,
mungkin juga kesadaran terhadap sistem sebagai keseluruhan terutama
pada aspek outputnya. Kesadaran masyarakat sebagai aktor dalam politik
untukmemberikan input politik boleh dikatakan nol. Posisi sebagai kaula
merupakan posisi yang pasif dan lemah. Mereka menganggap dirinya
tidak berdaya mempengaruhi atau mengubah sistem dan oleh karena itu
menyerah saja pada kepada segala kebijakan dan keputusan para
pemegang jabatan. Ciri-ciri Masyarakat (Orang) dengan budaya politik
kaula, diantaranya, Memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang
cukup, Partisipasi politik minim, Kesadaran dalam berpolitik rendah.
c. Budaya Politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya
politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Masyarakat
dalam budaya ini memiliki sikap yang kritis untyuk memberi penilaian
terhadap sistem politik dan hampir pada semua aspek kekuasaan.Ciri-ciri
Masyarakat (Orang) dengan budaya politkk partispan, antara lain,
Pengetahuan tentang politk tinggi. (Sucipto, Adi, 2015, hal. 32-35)
2.3 Kerangka Berfikir

Perilaku politik

Preferensi Politik Responden Pilihan terhadap calon kepala desa

Pengetahuan Pengetahua profil dan latar


belakang callon
Keyakinan
Visi Misi Calon
kebudayaan
Latar belakang calon

Tingkat pendidikan calon

Suku dan ras calon

Agama yang dianut calon

Praktek uang

Perilaku pemuda mutiara dalam pemilihan kepala desa


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasikan di Kampung Mutiara, Kecamatan Bandar,


Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh. Merujuk pada permasalahan bagaimana
prilaku memilih pemuda pada pemilihan kepala kampung yang berlangsung pada
tanggal 14 Desember 2021.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penggunaan metode ini


bertujuan agar dapat mendeskripsikan temuan secara kritis dan terperinci sehingga
dapat menjawab pertanyaan yang termuat dalam rumusan masalah penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis strategi penelitian berupa studi kasus, dimana
mengedepankan teknik deskriptif. (Muri Yusuf, 2017, hal. 339-341)

3.3 Sumber Data

Adapun sumber data di peroleh melalui data tapangan atau sering di sebut
dengan data primer. Dalam perolehannya, peneliti kemudian menggunakan teknik
pengumpulan berupa wawancara secara langsung, hal ini bertujuan agar terkumpul
data yang di inginkan dari berbagai sumber sehingga dapat di peroleh hasil yang
akurat serta mampu menjawab tujuan dari penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dengan menentukan teknik pengumpulan data, diharapkan peneliti mampu


menemukan data yang memenuhi standar sesuai dengan yang telah di tetapkan.
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
berstruktur (unstructured interview), hal ini bertujuan agar peneliti dapat mendalami
obyek yang akan di teliti. Dengan dilakukannya wawancara tidak berstruktur, maka
akan di dapatkan gambaran permasalahn yang lebih lengkap melalui wawancara
kepada berbagai pihak yang erat kaitannya dengan permasalahan yang di teliti dari
berbagai macam tingkatan. Penggunaan metode ini juga membebaskan peneliti dari
pedoman wawancara, sehingga dapat dilakukan wawancara lebih dalam hingga di
peroleh hasil yang diinginkan.

3.5 Informan Penelitian


Untuk mendapatkan informasi yang di inginkan dan akurat, peneliti
menentukan subjek penelitian dari berbagai macam kalangan. Maka dari itu
digunakanlah teknik nonprobability sampling dimana tidak ada perlakuan yang sama
dari tiap informan. Kemudian untuk mendapatkan data yang memuaskan, maka
peneliti menggunakan teknik snowball sampling, hal ini bertujuan untuk menggali
lebih dalam informasi dari tiap informan hingga pada titik jenuh.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mereview dan memeriksa data, menyintesis dan
menginterpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga mendapatkan gambaran dan
dapat menerangkan fenomena atau situasi social yang diteliti. (Fossey, 2002, hal:
728)

Menurut Spradley (1980) ia menyatakan dengan lugas bahwa analisis merupakan


sebuah cara berpikir. Hal ini berkaitan dengan pengujian secara sistematis mengenai
sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antarbagian dan hubungannya dengan
keseluruhan. Pada prinsipnya, analisis adalah untuk mencari pola tentang sesuatu
untuk di teliti. (Muri Yusuf, 2017. Hal: 401)

Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan merujuk pada teknik analisis data
yag di tawarkan oleh Bogdan dan Biklen, teknik analisis data ini dikenal dengan
Teknik analysis data model Bogdan dan Biklen. Hal ini dilandaskan pada penelitian
yang bersifat deskriptif, induktif, naratif dan kontinyu. Adanya analisis data yang
peneliti lakukan sebelum turun ke lapangan berupa penyajian data awal yang peneliti
temukan merupakan bentuk antisipasi dalam penyusunan proposal ini. Hal inilah
yang menjadikan teknik analisis data model Bogdan dan Biklen dapat dijadikan
acuan.

3.7 Jadwal Penelitian


Daftar Pustaka

Asfar, Muhammad. (2007). Mendesain Management Pilkada. Surabaya: Pustaka

Eureka.

Creswell, J. (2015). Penelitian kualitatif & desain riset; memilih diantara lima

pendekatan. Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Eko (2004). Politik Uang Pada Persepsi Pilkada. Surabaya: Airlangga

Press.

Budiardjo, Miriam., 2009 Dasar-dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia utama pustaka

Anda mungkin juga menyukai