Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI PADA PEMILIHAN KEPALA DESA”

Makalah Di Susun dan diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah
“KEWARGANEGARAAN”

Oleh:
Heronimus Terry Rebing Sarry
912020001

Dosen Pengampu:
Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psi.

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Disusunnya Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Kewarganegaraan”. Pendidikan program studi Alat Berat Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Balikpapan
Ucapan terima kasih kepada Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psi selaku
dosen pembimbing pada mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan serta
arahannya.
Penulis menyadari bahwa pembuatan Makalah ini jauh dari kesempurnaan,
dengan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala saran dan
koreksi yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak. Khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Balikpapan,09 April 2023

Heronimus Terry R.S

i
DAFTAR ISI

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN ......................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Uraian Contoh Praktik Demokrasi ........................................................... 3
2.2 Hal yang menarik dari Praktik Demokrasi ............................................... 3
2.3 Praktik Demokrasi Tersebut jika di hubungkan dengan Demokrasi
Pancasila.............................................................................................................. 4
2.3.1 Pengertian Demokrasi Pancasila ....................................................... 4
2.3.2 Contoh praktik Demokrasi jika dikorelasikan dengan Demokrasi
Pancasila.......................................................................................................... 5
2.4 Tanggapan/ Sikap Mahasiswa Menanggapi Praktik Demokrasi Tersebut 5
BAB III PENUTUP................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Perumusan MasalahDemokrasi adalah bentuk atau mekanismesistem
pemerintahansuatu negarasebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat, yang
mana pada hakikatnyakekuasaan itu sepenuhnya berda di tangan rakyat. Hasil
Penelitian menyatakan “mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi
politik dan sosial yang di perjuangan oleh para pendukungnya yang berpengaruh”
(UNISCO 1949).

Hampir semua negara di dunia menyakini demokrasi sebagai “tolok ukur


takterbantah dari ke absahan politik.” Kenyakina bahwa kehendak rakyat adalah
dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis bagi tegak kokohnya
sistempolitik demokrasi. Hal itu menunjukan bahwa rakyat di letakkan pada
posisipenting walau pun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak
selalusama. Tidak ada negara yang ingin dikatakan sebagai negara yang
tidakdemokratis atau negara otoriter.

Di Indonesia demokrasi dari masa ke masa mengalami perkembangan


baikpada saat revolusi, orde Lama, orde baru, reformasi hingga sekarang. Di
setiapperkembangan demokrasi di Indonesia terdapat pedoman dan aturan
yangberbeda-beda sesuai dengan keinginan atau tujuan yang hendak dicapai
daripemerintahan yang berkuasa saat itu. Dalam Pelaksanaan demokrasi di
Indonesiaterkadang mengalami kegagalan, salah satunya disebabkan karena
ketidak konsistenannya penguasa sehingga peraturan yang dibuat
hanyamenguntungkan golongan tertentu. Mengingat begitu komplek dan
menariknyakajian tentang demokrasi khususnya demokrasi yang di laksanakan di
desa desamaka penulis tertarik untuk membuat sebuah tulisan yang berjudul
“Demokrasi Pada Pemilihan Kepala Desa”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut ini :
1. Bagaimana uraian lengkap tentang praktik demokrasi tersebut ?
2. Apa saja yang menarik dari praktik demokrasi tersebut ?
3. Bagaimana praktik demokrasi tersebut jika di hubungkan dengan
demokrasi pancasila ?
4. Bagaimana sikap seorang mahasiswa dalam menilai praktik demokrasi
tersebut ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana praktik demokrasi di daerah tersebut
2. Untuk mengetahui hal hal yang unik dalam praktik demokrasi tersebut
3.Untuk mengetahui korelasi praktik demokrasi sekarang dengan pelaksanaan
demokrasi pancasila
4. Untuk mengetahui sikap serta penilaian dari seorang mahasiswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uraian Contoh Praktik Demokrasi


Desa adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah penduduk
sebagaikesatuan masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendahlangsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiridalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Wikipedia).
Seperti halnya desa desa yang lain, di Desa Mangunan, KecamatanUdanawu,
Kabupaten Blitar juga melaksanakan pemilihan Kepala Desa yang padaperiode ini
dilaksanakan secara serentak di beberapa desa se-kecamatan Udanawu.Pemilihan
kepala desa di laksanakan sesuai asas Luber Jurdil yang manapemilihan di
laksanakan secara langsung oleh masyarakat seperti halnya pemiluPresiden
maupun DPR sesuai dengan Pasal 46 dan 53 Peraturan pemerintah No 27Tahun
2005 Tentang Desa menyatakan bahwa Kepala Desa di pilih langsung
olehpenduduk desa dari calon yang memenuhi syarat yang di lakukan secara
langsung,umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Tata carapemilihan, pencalonan, pengangkatan, pelantikan, dan pemberhentian
kepala desadiatur dengan peraturan daerah Kabupaten / Kota.
Pada periode ini Pilkades terdapat dua calon yang masing masing
calonmemiliki tim pendukung tersendiri. Pelaksanaan Pilkades diawali
denganpendataan warga sebagai calon pemilih, dilanjutkan dengan pemilu masing
masing kubu kemudian kegiatan di hentikan sementara pada hari tenang
sebelumpemilihan. Adapun Pilkades berjalan dengan lancar dan damai tanpa
adakericuhan apapun.

2.2 Hal yang menarik dari Praktik Demokrasi


Dari uraian Praktik Demokrasi tersebut ada beberapa hal yang menarikyang
dapat di kategorikan merusak hakikat dari sistem demokrasi di Indonesia.Hal hal
yang menarik tersebut antara lain :
1. Pilkades di Kecamatan Udanawu yang laksanakan secara serentak
dibeberapa desa tersebut bertujuan untuk mengurai para penjudi yang
biasamenjagokan salah satu dari beberapa calon pada suatu desa

3
2. Praktik money politic juga turut andil dalam pelaksanaan Pemilu
Kadesperiode ini, yang mana calon kepala desa terpilih saling
berlomba untukmenyuap warga agar mendapatkan massa lebih
banyak sehinggamendapatkan suara yang banyak pula. Praktik money
politic ini biasa dilaksanakan pada H-1 sebelum tanggal pelaksanaan
Pemilu Kades tersebut.Pada 2 periode pemilu kades belakangan ini
ada modus baru dalam politikuang ini yakni dengan menyuap tim
sukses lawan dengan uang yang lebihtinggi dari calon yang di usung
tim tersebut (masyarakat menyebutnya dengan istilah “Bom”) yang
biasanya di lakukan pada pagi hari pada hari pelaksanaan.
3. Praktik money politic yang dilakukan oleh para penjudi. Tidak hanya
calonterpilih saya yang berpolitik uang, tetapi juga para penjudi
yangmenginginkan jagonya menang. Mereka juga berlomba dalam
memberkomisi kepada masyarakat agar jagonya dapat memenangkan
pemilu tersebut.
4. Membeli kursi lawan. Kalau dalam praktik money politik cenderung
secara sembunyi sembunyi agar tidak diketahui calon lain, tetapi
dalam hal ini justru calon yang benar benar ingin menang mendatangi
lawannya yangmana seperti diadakan musyawarah antar kedua calon,
dan apabila sepakatmaka calon lawan justru akan mendukung calon
yang satunya tersebut.
2.3 Praktik Demokrasi Tersebut jika di hubungkan dengan Demokrasi
Pancasila

2.3.1 Pengertian Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa
danNegara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila Pancasilaatau
nilai-nilai luhur Pancasila. Secara luas demokrasi Pancasila berartikedaulatan
rakyat yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila pada bidangpolitik, ekonomi,
dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berartikedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan.
Menurut Darji Darmodihardjo, S.H. dalam Budiyanto (2005:54),
mengatakan bahwa “Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang

4
bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yangperwujudanya adalah seperti termasuk dalam ketentuan-ketentuanPembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
berkembang di Indonesia.Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkap
nilai yang dianggapbaik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi
nasional,Pancasila berfungsi sebagai:
1. Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam
membuatdan menilai keputusan politik.
2. Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai
bagiprosedur penyelesaian konflik yang terjadi

2.3.2 Contoh praktik Demokrasi jika dikorelasikan dengan Demokrasi


Pancasila
Dari paparan contoh diatas sudah jelas bahwa system Demokrasi Pancasila
Indonesia sudah mengalami “kecacatan” dalam pelaksanaanya. Didalam pemilihan
umum baik itu Presiden, DPR, bahkan Kepala desasekalipun banyak pelanggaran
pelanggaran di dalamnya. Seperti halnyadalam praktik Money Politik yang sudah
sering kita dengar bahkan kita alami.
Demokrasi di Indonesia saat ini amat sangat membutuhkan modal(duit).
Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan
Pemilu.Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka
lebihberpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapimiskin
harta. Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-tipisnya kantong
para politisi. Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telahterlembagakan secara
kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5tahunan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadirealitas politik legal dan
memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupanpolitik nasional termasuk dalam
pemilihan kepala desa.
2.4 Tanggapan/ Sikap Mahasiswa Menanggapi Praktik Demokrasi Tersebut
Sikap saya sebagai mahasiswa adalah senantiasa tetap ikut berperan aktif
dalam berbagai pelaksanaan Demokrasi dan ikut berperan juga dalam upaya
pengembalian system Demokrasi yang murni sebagaimana system
DemokrasiPancasila yang telah dirumuskan oleh pendahulu pendahulu bangsa.
Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki
visikedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental
bagikesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi
denganpembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi
yangditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan sekelompok
tertentusaja.

5
Mahasiswa sebagai agen of change harus menjadi pelopor dan berpikir
kritisdalam pelaksanaan praktik demokrasi pancasila di Indonesia.Jadi,
demokrasiyang kita terapkan sekarang haruslah kembali mengacu pada sendi-sendi
bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari contoh kasus diatas dapat di simpulkan bahwa praktik
demokrasipancasila pada pemilihan umum banyak dihiasi dengan praktik praktik
kecurangan yang seakan sudah mendarah daging pada masyarakat kita. Anggapan
masyarakat bahwa praktik money politik itu menguntungkan bagi
masyarakat.Kebanyakan masyarakat berpendapat jika calon wakil rakyat jika
sudahmendapatkan jabatan pasti lupa dengan rakyatnya.
Dengan demikian perlu adanya perubahan pemikiran yang dimulai dari
kitamasyarakat akademisi. Jadi, demokrasi yang kita terapkan dikemudian hari
yangdimulai dari sekarang haruslah kembali mengacu pada sendi-sendi
bangsaIndonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

7
DAFTAR PUSTAKA
Al Barokah, Tina Fitroh. 2001. “Demokrasi di Indonesia” Skripsi. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret.
Ariffin, Rizqi. 2012. “Sistem Demokrasi di Indonesia”, (Online),
(http://www.belajarkenegaraan.com.sistem-demokrasi-di-indonesia.htm/ ,
diakses 02 April 2015)
Rahmadan, Ar rahman. 2012. “Pancasila dan Demokrasi” Makalah di
presentasikan dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan diUniversitas
Muhammadiyah Malang, 12 maret 2012

Anda mungkin juga menyukai