Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PRINSIP DAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PRAKTEK


KEHIDUPAN DALAM SIKAP DAN PERILAKU DEMOKRATIS ANTI DEMOKRATIS

Disusun Oleh :
1. Riefa Yuliana (1820161098)
2. Rini Siyammi (1820161099)
3. Riskha Yanti (1820161100)
4. Shaiful Huda (1820161106)
5. Shifa Marijana (1820161107)
6. Silakhul Aufah (1820161108)
7. Silvi Hilyatul Auliya (1820161109)
8. Silvia Adityas Tri A. (1820161110)
9. Siti Munafiroh (1820161111)
10. Siti Noor Afifah (1820161112)
11. Tri Wahyudi Utomo (1820161119)
12. Triana Auliyatul Faizah (1820161120)
13. Triana Ayu Crisniawati (1820161121)
14. Ulfa Nurul Atiqoh (1820161122)
15. Ulil Hidayah (1820161123)
16. Wahyu Santoso (1820161130)
17. Yudha Woro Widianti (1820161131)
18. Zahra Widayanti (1820161132)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KUDUS
SK MENDIKNAS RI No:127/D/O/2009
Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Telp./Faks. (0291) 442993 / 437218 Kudus 59316
Tahun Ajaran 2016/2017

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “IMPLEMENTASI PRINSIP
DAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN DALAM SIKAP DAN
PERILAKU DEMOKRATIS ANTI DEMOKRATIS”

Pada kesempatan ini pula kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas
makalah ini, diantaranya :

1.    Any Farida, S.E.,M.Kes .

2.   Rekan-rekan kelompok 4, yang bekerjasama untuk menyelesaikan tugas makalah.


Sungguh saya sudah sangat berusaha menyusun makalah ini secermat dan seteliti
mungkin. Namun sebagai manusia biasa, pastilah tidak lepas dari kesalahan. Untuk itulah kami
membutuhkan koreksi dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat kepada kita semua dan
makalah ini bermanfaat untuk semua pihak.

Kudus, 04 Mei 2017

Kelompok 4

2
Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan makalah..........................................................................................5
Bab II Pembahasan
2.1 Demokrasi dan Implementasinya...............................................................6
2.2 Arti dan Perkembangan Demokrasi............................................................7
2.3 Bentuk-bentuk Demokrasi..........................................................................10
2.4 Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi..............................................................12
2.5 Sikap dan Perilaku Demokrasi di Indonesia...............................................14
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................17
Daftar pustaka............................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang menganut system demokrasi. Kata demokrasi itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan
kratos berarti pemerintah. Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang diselenggarakan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam sistem
pemerintahan demokrasi, kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat akan mewakilkan kepada
wakil-wakil rakyat, sehingga dengan pengertian seperti itu, demokrasi yang di praktikkan
disebut demokrasi perwakilan atau demokrasi tak langsung.

Demokrasi dapat diberi batasan sebagai prinsip yang mengatur kehidupan masyarakat.
Berdasarkan prinsip itu para anggota masyarakat sebagai satu kesatuan, membicarakan dan
menentukan tujuan yang hendak dicapai bersama. Dalam lingkungan persekutuan di desa,
terkenal dengan istilah rembug desa, kerapatan negri dan kerapatan desa.

Pelaksanaan demokrasi indonesia saat ini sedang berjalan menuju demokrasi yang dewasa,
dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tampak terlihat jelas.Partisipasi
masyarakat dalam politik menunjukkan bahawa demokrasi semakin tampak di indonesia.
Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari proses
demokratisasi. Keinginan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam proses
pembangunan politik bagi negara-negara berkembang seperti di indonesia, karena di dalamnya
ada hak dan kewajiban masyarakat yang dapat dilakukan salah satunya adalah berlangsung
dimana proses pemilihan kepala negara sampai dengan pemilihan walikota dan bupati dilakukan
secara langsng. Sistem ini membuka ruang dan membawa masyarkat untuk terlibat langsung
dalam proses tersebut.

4
1.3. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian demokrasi dan implementasinya ?

2. Apa arti dan bagaimana perkembangan demokrasi ?

3. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi ?

4. Apa saja prinsip dan nilai-nilai demokrasi di indonesia ?

5. Apa saja sikap dan perilaku demokirasi dalam kehidupan ?

1.2.     Tujuan

1. Mendeskripsikan demokrasi dan implementas.

2. Mendeskripsikan perkembangan demokrasi di indonesia.

3. Mendeskripsikan bentuk-bentuk demokrasi

4. Mendeskripsikan prinsip dan nilai-nilai demokrasi di indonesia

5. mengetahui sikap dan perilaku demokirasi dalam kehidupan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASINYA

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-
lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh
wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen)
dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak
wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang
berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga
negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu
pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara
tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung
presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem
demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat

6
cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,
bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun
seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu
sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya
memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18
tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).

2.2 ARTI DAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI

1.      Pengertian Demokrasi


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.

a.       Menurut Internasional Commision of Jurits


Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi
ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih
dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi
adalah rakyat.
b.      Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of
the people, by the people, and for the people).

c.       Menurut C.F Strong


Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut
serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.

1.    Perkembangan Demokrasi


Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-
5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan

7
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara
(umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-
fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada
mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme
ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.

2.      Implementasi Demokrasi


a.    Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1)      Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
2)      Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
3)      Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
4)      Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
b.    Di Lingkungan Masyarakat

8
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1)      Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
2)      Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
3)      Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
4)      Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
5)      Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
c.    Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut:
1)      Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
2)      Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
3)      Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
4)      Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
5)      Sikap anti kekerasan.
d.   Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut:
1)      Bersedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2)      Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;
3)      Memiliki kejujuran dan integritas;
4)      Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
5)      Menghargai hak-hak kaum minoritas;
6)      Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
7)      Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-
masalah kenegaraan.

9
2.3 BENTUK – BENTUK DEMOKRASI

1.    Menurut Torres


Demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu yang pertama ialah, formal democracy dan
kedua, substansive democracy, yaitu menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan.
Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Hal ini dapat
dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara
misalnya dapat demokrasi dengan menerapkan system presidensial, atau system parlementer.
a.         Sistem presidensial
Sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden
terpilih mendapatkan mandate secara langsung dari rakyat. Dalam system ini kekuasaan
eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden. Oleh karena itu presiden ialah kepala eksekutif
dan sekaligus menjadi kepala Negara. Presiden sebagai penguasa sekaligus menjadi kepala
Negara. Presiden sebagai penguasa sekaligus sebagai symbol kepemimpinan Negara. Sistem
seperti ini di sebagaimana diterapkan di Negara Amerika dan Indonesia.
b.         Sistem parlementer
Sistem ini menerapkan model yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Kepala eksekutif adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara
adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada di tangan
seorang presiden misalnya di India. Selain bentuk demokrasi sebagaimana dipahami di atas
terdapat beberapa system demokrasi yang mendasarkan pada prinsip filosofi Negara :
a. Demokrasi Perwakilan Liberal.
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah mahluk
individu yang bebas. Oleh karena itu dalam system dalam system demokrasi ini kebebasan
individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Menurut Held (2004: 10), bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu
pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema kesinambungan antara kekuasaan
memaksa dan kebebasan. Dalam demokrasi ini kelembagaan Negara melindungi serta menjamin
atas kebebasan secara individu dalam hidup bernegara. Rakyat harus diberikan jaminan
kebebasan secara individual baik didalam kehidupan politik, ekonomi, social, keagamaan
bahkan kebebasan anti agama.
Konsekuensi dari implementasi system dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang
persaingan bebas, terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga akibatnya individu yang tidak
mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang

10
menguasai kehidupan Negara, bahkan berbagai kebijakan dalam Negara sangat ditentukan oleh
kekuasaan kapital.
b.    Demokrasi Satu Partai dan Komunisme
Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di Negara-negara komunis
seperti,Rusia,Cina,Vietnam,dan lainya, kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan
menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang menguasai Negara.
Dinamika pemerintahan Negara yang menganut sitem partai tunggal cenderung statis (non
kompetitif ) karena di haruskan menerima pimpinan dari partai dominant. Dalam system ini
tidak ditoleransi kemungkinan adanya partai-partai lain Berdasarkan teori serta praktek
demokrasi sebagaimana dijelaskan, maka pengertian demokrasi secara filosofi menjadi semakin
luas, artinya masing-masing paham mendasarkan pengertian bahwa kekuasan di tangan rakyat.

2.         Menurut Eric Hiariej


Dalam sejarah terdapat sedikitnya tiga bentuk demokrasi yang pernah dicoba: demokrasi
langsung (direct democracy/assembly democracy), demokrasi perwakilan (representative
democracy), demokrasi permusyawaratan(deliberative democracy). Berikut ini adalah gambaran
singkat tentang bentuk-bentuk demokrasi tersebut
a.    Demokrasi Langsung
Praktik demokrasi paling tua; praktik demokrasi pada asosiasi yang berukuran kecil.
Berdasarkan pada partisipasi langsung, tanpa perwakilan dan terus menerus dari warga desa
dalam membuat dan melaksankan keputusan bersama. Tidak terdapat batas yang tegas antara
pemerintah dan yang diperintah, semacam system self-government, pemerintah dan yang
diperintah adalah orang yang sama Sistem kelembagaan: pertemuan warga (mass meeting, town
meeting, pertemuan RT/RW, dll), referendum.
b.    Demokrasi Perwakilan
Praktik demokrasi yang paling lebih belakangan sebagai jawaban terhadap beberapa
kelemahan demokrasi langsung; parktik demokrasi pada asosiasi yang berukuran besar seperti
Negara.
Berdasarkan pada partisipasi yang terbatas (partisipasi warga hanya dalam waktu yang
singkat) dan hanya dilakukan beberapa kali dalam kurun waktu tertentu seperti dalam bentuk
keikutsertaan dalam pemilihan umum.
Berdasarkan pada partisipasi yang tidak langsung (masyarakat tidak mengoperasikan
kekuasaan sendiri), tapi memilih wakil yang akan membuat kebijakan atas nama masyarakat

11
Pemerintah dan yang diperintah terpisah secara tegas, demokratis tidaknya demokrasi
bentuk ini tergantung pada kemampauan para wakil yang dipilih membangun dan
mempertahankan hubungan yang efektif antara pemerintah dan yang diperintah.

Sistem kelembagaan:
1.      para wakil rakyat yang dipilh: parlemen para pejabat Negara yang dipilih: kepala
2.      pemerintahan dan pembantu-pembantunya, judikatif, dll.
3.      Pemilihan umum yang adil, bebas dan berkala
4.      Media massa yang membuka kesempatan bagi kebebasan berpendapat dan kebebasan
5.      mendapatkan informasi dan pengetahuan
6.      Sistem asosiasi yang bersifat otonom: partai politik, organisasi massa, dll
7.      Hak pilih bagi semua orang dewasa dan hak untuk menduduki jabatan-jabatan publik.
c.    Demokrasi Permusyawaratan
Bentuk demokrasi paling kontemporer; dipraktikan pada masyarakat yang kompleks dan
berukuran besar, bentuk demokrasi yang menggabungkan aspek partisipasi langsung dan bentuk
demokrasi perwakilan.

2.4 PRINSIP DAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DI INDONESIA

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga


keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan
kewajiban setiap warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan masyarakat pada
umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau
berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

12
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan
masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang
sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapal
tujuan.

 2. Prinsip Demokrasi

Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system pemerintahannya mewujudkan prinsip-


pnnsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk; 2008) menyatakan terdapat beberapa prinsip
demokrasi yang harus ada dalam system pemerintahan Negara demokrasi, yaltu:

1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam mengambil
keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti
dan jujur.Warga Negara diberi informasi pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan
jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak pengawasan
rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik sesuai tujuan yang ingin
dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara
untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi yang akurat,
untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Setiap
keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta
menjadi kewajiban pemenntah untuk memberikan inforrnasi yang benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.

13
7. Dalam praktek, demokrasi itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda, sehingga
timbul masalah antara wakil dan yang diwakilinya. Artinya, apa yang dilakukan oleh
wakil-wakil rakyat dalam lembaga perwakilan tidak selamanya dapat diterima oleh
rakyat. Keadaan ini sering muncul menjadi permasalahan dalam praktek demokrasi,
berkaitan dengan pilihan akan melaksanakan demokrasi elitis atau demokrasi
partisipatoris.
8. Seperti telah dikemukakan bahwa demokrasi adalah sistem politik ideal dan ideologi
yang berasal dari Barat. Demokrasi ini kemudian dibangun dan dikembangkan secara
pesat sebagai suatu rangkaian institusi dan praktek berpolitik yang telah sejak lama
dilaksanakan untuk merespon perkembangan budaya, dan berbagai tantangan sosial dan
lingkungan di masing-masing negara. Ketika demokrasi Barat mulai ditransplantasikan
ke dalam negara-negara non-Barat dan beberapa negara bekas jajahan yang memiliki
sejarah dan budaya yang sangat berbeda, demokrasi tersebut memerlukan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan, dan mengalami berbagai perubahan dalam
penerapannya sesuai dengan lingkungan barunya yang berbeda, (Wignjosoebroto, 2002:
485-493).

2.5 SIKAP DAN PERILAKU DEMOKRASI DI INDONESIA

Perilaku demokratis adalah perilaku seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai


demokrasi. Sikap atau perilaku yang demokratis dapat mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip
demokrasi. Perilaku demokratis pada umumnya akan muncul dalam bentuk sebagai berikut.
1. Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain
Contoh sikap menerima perlakuan yang demokratis dari orang lain di antaranya:
a. menerima kritikan dengan lapang dada,
b. menghargai pendapat dari orang lain,
c. menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana,
d. menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,
e. menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
2.    Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain
Contoh sikap berperilaku demokratis kepada orang lain di antaranya:
a. tidak suka memaksakan kehendak,
b. tidak suka memotong pembicaraan orang lain,
c. tidak bersikap egois,

14
d. akomodatif terhadap kepentingan umum,
e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,
f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,
g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan atau kecenderungan untuk
bertingkah laku dengan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai dialog yang kreatif
dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi
Pancasila.
Perilaku demokratis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini dapat
dimulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat awal
seorang anak menerima pendidikan demokrasi. Kebiasan dalam keluarga ini dapat menjadi bekal
ketika anak melakukan pergaulan di luar lingkungan keluarga, seperti di lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.    Perilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga
Pengenalan sikap demokratis dapat dimulai dari rumah. Setiap keluarga dapat menerapkan
sikap demokratis bagi seluruh anggotanya. Beberapa contoh penerapan sikap demokratis dalam
keluarga antara lain:
a. saling menghargai pendapat,
b. saling menghormati dan menyayangi satu sama lain,
c. mendiskusikan permasalahan,
d. dapat berbagi peran dalam keluarga,
4.    Perilaku Demokratis di Lingkungan Sekolah
Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku
demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori
yang telah dipelajari di sekolah. Contoh perilaku budaya demokratis yang dapat dilakukan di
lingkungan sekolah adalah:
a. memilih ketua kelas,
b. membuat struktur organisasi kelas,
c. memilih ketua OSIS,
d. membuat struktur organisasi kelas,
e. berdiskusi,
f. bermain bersama teman,
g. menyusun program kerja OSIS.
5.    Perilaku Demokratis di Lingkungan Masyarakat

15
Penerapan perilaku demokratis makin dibutuhkan dalam pergaulan di masyarakat.
Lingkungan masyarakat merupakan tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Contoh
perilaku budaya demokratis dalam lingkungan masyarakat adalah:
a. memilih ketua RT, ketua RW, hingga kepala desa,
b. melakukan musyawarah desa,
c. menghargai perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan,
d. mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
6.    Perilaku Demokratis dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Penerapan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dalam
kegiatan:
a.    Pemilihan Umun dan Pemilihan Kepala Daerah
b.    Pembagian kekuasaan negara menjadi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif
c.    Kebebasan pers yang bertanggung jawab dan independent
d.    Kesetaraan dalam hukum dan pemerintahan
e.  Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat 

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pada akhirnya problematika dalam pemaparan di atas telah menyangkut persoalan


definisi dan ukuran demokrasi. Keberadaan lembaga perwakilan, baru mewakili
masyarakat dari aspek political representative. Sedangkan di dalam masyarakat masih
terdapat functional representative, regional representative dan idea representative.
2. Dalam partisipasi demokrasi, dikatakan oleh Joan Nelson bahwa “the participation theo-
rist have failed to provide us with such a theory, and their arguments therefore radically
incomplete”. Partisipasi sebagai suatu intrumen demokrasi yang sangat diharapkan dalam
membangun self-government bagi suatu negara demokrasi, ternyata tidak dapat bekerja
secara utuh sebagai suatu teori, dan telah gagal dalam membangun argumen-argumennya
secara fundamental.
3. Dengan demikian dari pemaparan di atas terlihat adanya keterkaitan konsep demokrasi,
partisipasi demokrasi dan kehidupan bernegara yang demokratis.

3.2 Saran

Mencapai suatu tatanan kehidupan yang demokratis tentu menjadi suatu impian bagi
hampir semua negara yang ada di dunia . Sebagai warga negara tentu kita harus berjuan
untuk mencapai keinginan bersama tersebut.

Hendaknya melalui makalah ini kiita dapat memahami dan menjelaskan tentang arti dari
‘’demokrasi dan nilai-nilai demokrasi’’. Makalah yang kami susun ini masih banyak
mengalami kekurangan, baik dari segi pengambilan materi , menyusun materi maupun dari
segi penulisannya, jadi kiranya dapat memberikan hal-hal positif bagi kesempurnaan
makalah ini .

17
Daftar Pustaka

1. http://dedypri2.blogspot.co.id/2015/02/demokrasi-di-indonesia-dan.html
2. https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-
indonesia/
3. https://kgsc.wordpress.com/demokrasi-dalam-konsep-dan-praktek/
4. http://guru-ppkn.blogspot.co.id/2014/10/perilaku-demokratis.html
5. Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
6.

18

Anda mungkin juga menyukai