Disusun Oleh :
1. Riefa Yuliana (1820161098)
2. Rini Siyammi (1820161099)
3. Riskha Yanti (1820161100)
4. Shaiful Huda (1820161106)
5. Shifa Marijana (1820161107)
6. Silakhul Aufah (1820161108)
7. Silvi Hilyatul Auliya (1820161109)
8. Silvia Adityas Tri A. (1820161110)
9. Siti Munafiroh (1820161111)
10. Siti Noor Afifah (1820161112)
11. Tri Wahyudi Utomo (1820161119)
12. Triana Auliyatul Faizah (1820161120)
13. Triana Ayu Crisniawati (1820161121)
14. Ulfa Nurul Atiqoh (1820161122)
15. Ulil Hidayah (1820161123)
16. Wahyu Santoso (1820161130)
17. Yudha Woro Widianti (1820161131)
18. Zahra Widayanti (1820161132)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KUDUS
SK MENDIKNAS RI No:127/D/O/2009
Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Telp./Faks. (0291) 442993 / 437218 Kudus 59316
Tahun Ajaran 2016/2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “IMPLEMENTASI PRINSIP
DAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN DALAM SIKAP DAN
PERILAKU DEMOKRATIS ANTI DEMOKRATIS”
Pada kesempatan ini pula kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas
makalah ini, diantaranya :
Kelompok 4
2
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan makalah..........................................................................................5
Bab II Pembahasan
2.1 Demokrasi dan Implementasinya...............................................................6
2.2 Arti dan Perkembangan Demokrasi............................................................7
2.3 Bentuk-bentuk Demokrasi..........................................................................10
2.4 Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi..............................................................12
2.5 Sikap dan Perilaku Demokrasi di Indonesia...............................................14
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................17
Daftar pustaka............................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara yang menganut system demokrasi. Kata demokrasi itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan
kratos berarti pemerintah. Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang diselenggarakan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam sistem
pemerintahan demokrasi, kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat akan mewakilkan kepada
wakil-wakil rakyat, sehingga dengan pengertian seperti itu, demokrasi yang di praktikkan
disebut demokrasi perwakilan atau demokrasi tak langsung.
Demokrasi dapat diberi batasan sebagai prinsip yang mengatur kehidupan masyarakat.
Berdasarkan prinsip itu para anggota masyarakat sebagai satu kesatuan, membicarakan dan
menentukan tujuan yang hendak dicapai bersama. Dalam lingkungan persekutuan di desa,
terkenal dengan istilah rembug desa, kerapatan negri dan kerapatan desa.
Pelaksanaan demokrasi indonesia saat ini sedang berjalan menuju demokrasi yang dewasa,
dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tampak terlihat jelas.Partisipasi
masyarakat dalam politik menunjukkan bahawa demokrasi semakin tampak di indonesia.
Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari proses
demokratisasi. Keinginan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam proses
pembangunan politik bagi negara-negara berkembang seperti di indonesia, karena di dalamnya
ada hak dan kewajiban masyarakat yang dapat dilakukan salah satunya adalah berlangsung
dimana proses pemilihan kepala negara sampai dengan pemilihan walikota dan bupati dilakukan
secara langsng. Sistem ini membuka ruang dan membawa masyarkat untuk terlibat langsung
dalam proses tersebut.
4
1.3. Rumusan Masalah
1.2. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-
lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh
wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen)
dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak
wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang
berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga
negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu
pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara
tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung
presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem
demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat
6
cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,
bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun
seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu
sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya
memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18
tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).
7
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara
(umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-
fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada
mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme
ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.
8
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1) Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
2) Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
3) Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
4) Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
5) Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
c. Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut:
1) Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
2) Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
3) Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
4) Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
5) Sikap anti kekerasan.
d. Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut:
1) Bersedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2) Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;
3) Memiliki kejujuran dan integritas;
4) Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
5) Menghargai hak-hak kaum minoritas;
6) Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
7) Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-
masalah kenegaraan.
9
2.3 BENTUK – BENTUK DEMOKRASI
10
menguasai kehidupan Negara, bahkan berbagai kebijakan dalam Negara sangat ditentukan oleh
kekuasaan kapital.
b. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme
Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di Negara-negara komunis
seperti,Rusia,Cina,Vietnam,dan lainya, kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan
menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang menguasai Negara.
Dinamika pemerintahan Negara yang menganut sitem partai tunggal cenderung statis (non
kompetitif ) karena di haruskan menerima pimpinan dari partai dominant. Dalam system ini
tidak ditoleransi kemungkinan adanya partai-partai lain Berdasarkan teori serta praktek
demokrasi sebagaimana dijelaskan, maka pengertian demokrasi secara filosofi menjadi semakin
luas, artinya masing-masing paham mendasarkan pengertian bahwa kekuasan di tangan rakyat.
11
Pemerintah dan yang diperintah terpisah secara tegas, demokratis tidaknya demokrasi
bentuk ini tergantung pada kemampauan para wakil yang dipilih membangun dan
mempertahankan hubungan yang efektif antara pemerintah dan yang diperintah.
Sistem kelembagaan:
1. para wakil rakyat yang dipilh: parlemen para pejabat Negara yang dipilih: kepala
2. pemerintahan dan pembantu-pembantunya, judikatif, dll.
3. Pemilihan umum yang adil, bebas dan berkala
4. Media massa yang membuka kesempatan bagi kebebasan berpendapat dan kebebasan
5. mendapatkan informasi dan pengetahuan
6. Sistem asosiasi yang bersifat otonom: partai politik, organisasi massa, dll
7. Hak pilih bagi semua orang dewasa dan hak untuk menduduki jabatan-jabatan publik.
c. Demokrasi Permusyawaratan
Bentuk demokrasi paling kontemporer; dipraktikan pada masyarakat yang kompleks dan
berukuran besar, bentuk demokrasi yang menggabungkan aspek partisipasi langsung dan bentuk
demokrasi perwakilan.
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
12
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan
masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang
sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapal
tujuan.
1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam mengambil
keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti
dan jujur.Warga Negara diberi informasi pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan
jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak pengawasan
rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik sesuai tujuan yang ingin
dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara
untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi yang akurat,
untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Setiap
keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta
menjadi kewajiban pemenntah untuk memberikan inforrnasi yang benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.
13
7. Dalam praktek, demokrasi itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda, sehingga
timbul masalah antara wakil dan yang diwakilinya. Artinya, apa yang dilakukan oleh
wakil-wakil rakyat dalam lembaga perwakilan tidak selamanya dapat diterima oleh
rakyat. Keadaan ini sering muncul menjadi permasalahan dalam praktek demokrasi,
berkaitan dengan pilihan akan melaksanakan demokrasi elitis atau demokrasi
partisipatoris.
8. Seperti telah dikemukakan bahwa demokrasi adalah sistem politik ideal dan ideologi
yang berasal dari Barat. Demokrasi ini kemudian dibangun dan dikembangkan secara
pesat sebagai suatu rangkaian institusi dan praktek berpolitik yang telah sejak lama
dilaksanakan untuk merespon perkembangan budaya, dan berbagai tantangan sosial dan
lingkungan di masing-masing negara. Ketika demokrasi Barat mulai ditransplantasikan
ke dalam negara-negara non-Barat dan beberapa negara bekas jajahan yang memiliki
sejarah dan budaya yang sangat berbeda, demokrasi tersebut memerlukan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan, dan mengalami berbagai perubahan dalam
penerapannya sesuai dengan lingkungan barunya yang berbeda, (Wignjosoebroto, 2002:
485-493).
14
d. akomodatif terhadap kepentingan umum,
e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,
f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,
g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan atau kecenderungan untuk
bertingkah laku dengan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai dialog yang kreatif
dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi
Pancasila.
Perilaku demokratis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini dapat
dimulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat awal
seorang anak menerima pendidikan demokrasi. Kebiasan dalam keluarga ini dapat menjadi bekal
ketika anak melakukan pergaulan di luar lingkungan keluarga, seperti di lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Perilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga
Pengenalan sikap demokratis dapat dimulai dari rumah. Setiap keluarga dapat menerapkan
sikap demokratis bagi seluruh anggotanya. Beberapa contoh penerapan sikap demokratis dalam
keluarga antara lain:
a. saling menghargai pendapat,
b. saling menghormati dan menyayangi satu sama lain,
c. mendiskusikan permasalahan,
d. dapat berbagi peran dalam keluarga,
4. Perilaku Demokratis di Lingkungan Sekolah
Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku
demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori
yang telah dipelajari di sekolah. Contoh perilaku budaya demokratis yang dapat dilakukan di
lingkungan sekolah adalah:
a. memilih ketua kelas,
b. membuat struktur organisasi kelas,
c. memilih ketua OSIS,
d. membuat struktur organisasi kelas,
e. berdiskusi,
f. bermain bersama teman,
g. menyusun program kerja OSIS.
5. Perilaku Demokratis di Lingkungan Masyarakat
15
Penerapan perilaku demokratis makin dibutuhkan dalam pergaulan di masyarakat.
Lingkungan masyarakat merupakan tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Contoh
perilaku budaya demokratis dalam lingkungan masyarakat adalah:
a. memilih ketua RT, ketua RW, hingga kepala desa,
b. melakukan musyawarah desa,
c. menghargai perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan,
d. mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
6. Perilaku Demokratis dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Penerapan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dalam
kegiatan:
a. Pemilihan Umun dan Pemilihan Kepala Daerah
b. Pembagian kekuasaan negara menjadi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif
c. Kebebasan pers yang bertanggung jawab dan independent
d. Kesetaraan dalam hukum dan pemerintahan
e. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mencapai suatu tatanan kehidupan yang demokratis tentu menjadi suatu impian bagi
hampir semua negara yang ada di dunia . Sebagai warga negara tentu kita harus berjuan
untuk mencapai keinginan bersama tersebut.
Hendaknya melalui makalah ini kiita dapat memahami dan menjelaskan tentang arti dari
‘’demokrasi dan nilai-nilai demokrasi’’. Makalah yang kami susun ini masih banyak
mengalami kekurangan, baik dari segi pengambilan materi , menyusun materi maupun dari
segi penulisannya, jadi kiranya dapat memberikan hal-hal positif bagi kesempurnaan
makalah ini .
17
Daftar Pustaka
1. http://dedypri2.blogspot.co.id/2015/02/demokrasi-di-indonesia-dan.html
2. https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-
indonesia/
3. https://kgsc.wordpress.com/demokrasi-dalam-konsep-dan-praktek/
4. http://guru-ppkn.blogspot.co.id/2014/10/perilaku-demokratis.html
5. Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
6.
18