Anda di halaman 1dari 15

DEMOKRASI DI INDONESIA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
tahun Ajaran 2017/2018

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Dominikus Rato, M. Si
Dairani, SH, MH

Oleh:
Kelompok 6
Arista Prima Nugrahani 152010101003
Laras Sri Salisna Maulida 152010101014
Gusfita Trisna Ayu Putri 152010101038
Gregorius Wahyu Pratama 152010101124
Eko Dakholal Firdaus 152010101128

UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,
yang mana atas ridho dan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk membahas mengenai sejarah


demokrasi yang ada di Indonesia serta sebagai tugas diskusi MKU Pendidikan
Kewarganegaraan Universitas Jember

Akan tetapi karena ketebatasan yang kami miliki baik dalam pengetahuan
ataupun referensi yang kami peroleh dalam penyusunan makalah ini, kami mohon
kritik dan saran dari Dosen ataupun teman–teman kami. Dan kami juga memohon
maaf yang sebesar–besarnya apabila ada kesalahan penjelasan ataupun penulisan
dalam makalah ini.

Jember, 18 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB 1.. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Sistem Demokrasi...........................................................................3
2.1.1 Pengertian Sistem Demokrasi...............................................3
2.1.2 Ciri Pemerintahan Demokrasi...............................................4
2.1.3 Sistem Politik Demokrasi......................................................4
2.2 Perkembangan Demokrasi Indonesia..............................................5
2.2.1 Sistem Demokrasi Liberal.....................................................5
2.2.2 Sistem Demokrasi Terpimpin...............................................6
2.2.3 Sistem Demokrasi Pancasila.................................................8
2.2.4 Sistem Demokrasi Pancasila Era Reformasi.........................8
2.3 Tantangan yang Dihadapi Demokrasi Indonesia............................9
2.3.1 Keegoisan Daerah.................................................................9
2.3.2 Ketidakadilan........................................................................9
2.3.3 Globalisasi.............................................................................9
BAB 3. PENUTUP...........................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sejarah membuktikan bahwa sebagian besar dari
penguasa yang memiliki kekuasaan tanpa batas dan tidak melibatkan rakyat
dalam mengambil kebijakan cenderung bertindak sewenang-wenang sehingga
rakyat menderita. Kondisi demikian akhirnya memunculkan gagasan untuk
membentuk sistem pemerintahan baru. Sistem pemerintahan baru itu disebut
demokrasi.
Pada saat ini demokrasi tumbuh dan berkembang pesat diberbagai
dunia. Para ahli ketatanegaraan dan tokoh-tokoh politik meyakini bahwa
demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang mampu mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Demokrasi memberikan kesmpatan yang seluas-luasnya
kepada rakyat untuk berpartisipasi atau turut aktif di dalam penyelenggaraan
negaera. Dengan demokrasi, penyelenggaraan negara dapat disesuaikan
dengan kondisi dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Demokrasi
dipandang memiliki arti penting bagi manusia di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi.
Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling baik dalam
menjalankan sistem demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan
keadaan itu. Namun, pada kenyataanya banyak yang masih belum mengerti,
bahwa sejak pertama kali Indonesia merdeka sampai saat ini, Indonesia pernah
menganut beberapa sistem demokrasi yang berbeda.
Berdasarkan dari hal itu, maka pada makalah ini penyusun akan
menjelaskan sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka, maka diperoleh rumusan masaah
dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa pengertian sistem demokrasi
2. Bagaimana perkembangan demokrasi Indonesia?
3. Apa tantangan yang kini dihadapi oleh demokrasi Indonesia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian sistem demokrasi di Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang kini dihadapi oleh demokrasi
Indonesia

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini bagi penyusun ialah sebagai sarana


mempelajari dan memahami tentang demokrasi Indonesia lebih mendalam, serta
manfaat untuk masyarakat yakni dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
mempelajari demokrasi Indonesia
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sistem Demokrasi


Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai sistem demokrasi mulai dari
pengertian sistem demokrasi, ciri pemerintahan demokrasi, dan sistem
pemerintahan demokrasi.

2.1.1 Pengertian Sistem Demokrasi


Demokrasi berasal dari kata “demos” yang memiliki arti rakyat dan
“kratos” yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan
yang meletakkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan atau memiliki peranan yang
sangat menentukan dalam mengatur negara.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan
bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg bebas. Kemudian
menurut Aristoteles, sistem demokrasi merupakan sebuah kebebasan yang
memiliki arti sebuah kebebasan bagi setiap warga Negara untuk berbagi
kekuasaan. Samuel Huntington juga mengatakan bahwa sistem demokrasi akan
ada apabila setiap pemegang kekuasaan yang terdapat di dalam suatu negara
dipilih melalui pemilihan umum yang adil dan jujur, sehingga untuk semua
peserta dapat melakukan persaingan dengan bersih dan baik dimana semua
masyarakat juga memiliki hak yang setara dalam melakukan pemilihan. Dalam
sistem demokrasi posisi rakyat adalah sederajat dihadapan hukum dan
pemerintahan. Rakyat memiliki kedaulatan yang sama, baik dalam kesempatan
untuk memilih atau pun dipilih. Tidak ada pihak lain yang berhak mengatur
dirinya selain dirinya sendiri.
2.1.2 Ciri Pemerintahan Demokrasi
Ciri pemerintahan demokrasi yakni ditandai dengan (1) adanya keterlibatan
warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak
langsung (perwakilan). (2) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam
segala bidang. (3) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara. (4)
Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
Suatu negara dapat disebut sebagai negara demokrasi apabila suatu negara
memiliki dua asas yaitu pertama, terdapat engakuan hak asasi manusia sebgai
penghargaan martabat manusia. Hal ini diwujudkan dalam tindakan-tindakan
pemerintah untuk melindungi hak asasi manusia tanpa melupakan kepentingan
umum. Kedua, pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. Pemerintah
yang mengatur negara harus mendapat dukungan dan partisipasi rakyat. Antara
rakyat dan pemerintah erjadi hubungan “timbal balik” dan saling ketergantungan.
Pemerintahan demokrasi disusun berdasarkan kehendak rakyat dan
menjalankan tugas untuk kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan demokrasi
juga terdapat pemisahan kekuasaan dalam penyelenggaraan negara. Pembagian
kekeuasaan negara mencakup pemegang kekuasaan legislatif (pembuat undang-
undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan yudikatif (mengawasi
undang-undang). Pemerintahan demokrasi juga dituntut adanya tanggungjawab
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, yakni pemerintah bertanggungjawab kepada
rakyat baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.

2.1.3 Sistem Politik Demokrasi


Sedangkan sistem politik demokrasi ditandai oleh (1) Legitimasi
pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili kehendak
rakyatnya (2) Legitimasi kekuasaan diperoleh melalui pemilihan umum yang
kompetitif (3) Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa paksaan (4)
Masyarakat dan pemimpin memiliki hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,
berorganisasi, dan sebagainya
2.2 Perkembangan Demokrasi Indonesia
Sejak merdeka, Indonesia telah mempraktekkan beberapa sistem politik
pemerintahan atas nama demokrasi. Sistem pemerintahan Negara Indonesia telah
banyak mengalami perubahan. Semuanya tidak terlepas dari karakter dan sifat
bangsanya. Berikut ialah sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.
Pada subbab ini akan dijelaskan tentang sejarah dan pengembangan
demokrasi di Indonesia dari tahun ke tahun mulai dari Sistem Demokrasi Liberal
(demokrasi parlemen) tahun 1945-1959, Sistem Demokrasi Terpimpin (1959-
1965), Sistem Demokrasi Pancasila (1965-1998), hingga Sistem Demokrasi
Pancasila era Reformasi (1998-Sekarang).

2.2.1 Sistem Demokrasi Liberal (Demokrasi Parlemen) tahun 1945-1959


Demokrasi Liberal lebih sering disebut sebagai Demokrasi Parlementer,
demokrasi ini dilaksanakan setelah keluarnya Maklumat Pemerintah tanggal 14
November 1945. Pada sistem ini menteri-menteri bertanggung jawab kepada
parlemen. Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik
yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan
pemerintah. Dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses
perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang
kebijakan pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum
dalam konstitusi.
Pada sistem ini bentuk negara berubah menjadi RIS dan UUD 1945
berubah menjadi Konstitusi RIS, hal ini berlangsung tanggal 27 Desember 1949
sampai 17 Agustus 1950 saat berlakunya UUDS. Penerapan UUDS 1950 tidak
bertahan lama, hal ini ditandai dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kita
kembali ke UUD 1945. Dengan kita melaksanakan UUD 1945 tersebut, maka
berakhirlah Demokrasi Liberal.
Selain itu, Pada masa demokrasi liberal mengalami beberapa kali
perubahan kabinet yakni:
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951), merupakan kabinet
pertama yg memerintah pada masa demokrasi liberal.
2. Kabinet Soekiman-Soewiryo (27 April 1951 – 3 April 1952), dipimpin
oleh Soekiman-Soewiryo (koalisi Masyumi – PNI).
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953), kabinet ini merintis sistem
zaken kabinet (terdiri dari para ahli dibidangnya).
4. Kabinet Ali Sastrowijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955), merupakan
kabinet terakhir sebelum pemilihan umum yang didukung oleh PNI – NU
(Masyumi menjadi oposisi).
5. Kabinet Bahanudin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 – 3 Maret
1959).
6. Kabinet Ali II (20 Maret 19955 – 14 Maret 1957), kabinet koalisi PNI,
Masyumi, dan NU.
7. Kabinet Juanda (9 April 1957) merupakan zaken kabinet.
Pada masa inilah terjadi kekacauan dikalangan konstituante yang tiada
berakhir, maka kemudian Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada
5 juli 1959.

2.2.2 Sistem Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Sistem Demokrasi Terpimpin berlaku sejak dekrit presiden 5 juli 1959
yang berbunyi: (1) Pembubaran konstituante, (2) Kembali kepada UUD 1945,
serta (3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Pelaksanaan masa demokrasi terpimpin pada saat itu ialah Presiden cenderung
berkuasa mutlak sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan,
Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai UUD 1945 sehingga
berakhirlah UUDS 1950, hal ini sesuai dengan dekrit presiden 5 Juli 1959. Selain
itu pada masa ini juga dibentuk lembaga-lembaga Negara seperti MPRS, DPAS,
DPRGR, dan Front Nasional.
Namun, Praktik sistem politik demokrasi terpimpin, diwujudkan dalam
implementasi kedudukan lembaga-lembaga negara yang justru bertentangan
dengan UUD 1945. Presiden banyak menentukan yang bukan kewenangannya
sehingga muncul beberapa penyimpangan pada pelaksanaan demokrasi terpimpin.
Beberapa penyimpangan itu adalah sebagai berikut.
 Pembentukan MPRS
Presiden membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2
Tahun 1959.Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena
Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga
tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang
terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di MPR.

 Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan
karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden
selanjutnya menyatakan pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden
membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Dimana
semua anggotanya ditunjuk oleh presiden.Peraturan DPRGR juga ditentukan
oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta kebijakan
pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945
sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.

 Pembentukan DPAS
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk
berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh
Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12
orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil
golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya, kedudukan DPAS juga
berada dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya.
2.2.3 Sistem Demokrasi Pancasila (1965-1998)
Demokrasi Pancasila berlaku semenjak lahirnya Orde Baru. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai, disemangati dan didasari oleh Pancasila.
Dengan kata lain, Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijiwai kelima
sila yang ada dalam Pancasila sebagai berikut:
 Dilaksanakan dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
 Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
 Berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan
 Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.2.4 Sistem Demokrasi Pancasila era Reformasi (1998-Sekarang)


Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa
reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
reformasi
 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas
dari KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
2.3 Tantangan yang Dihadapi Demokrasi Indonesia
Pemikiran kunci demokrasi terletak pada bagaimana negara tersebut
mengelola dan mengembangkan hal yang ada. Diantara perkembangan saat ini
dinamika ekonomi dunia juga turut serta memberikan pengaruh dan goncangan
pada kebijakan dan pemerintahan yang ada di berbagai negara khususnya
Indonesia. Adapun tantangan yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia diantaranya
adalah keegoisan daerah, ketidakadilan dan globalisasi.

2.3.1 Keegoisan Daerah


Setelah reformasi berlangsung, otonomi daerah menjadi salah satu
program yang gencar dikampanyekan pemerintah. Tuntutan pemerintah
daerahpun berdatangan. Dan karena asas demokrasi itulah, maka pemerintah
daerah diberikan wewenang mengatur daerahnya sendiri, sesuai dengan undang-
undang nomor 22 tahun 1999 dan undang-undang nomor 32 tahun 2004.
Keegoisan yang dimaksud adalah berkaitan dengan sumber daya alam. Daerah
yang merasa penyumbang terbesar bagi keuangan negara akan mengklaim bahwa
daerah tersebut yang membiayai daerah lain. Hal ini akan menimbulkan
kecemburuan sosial diantara daerah-daerah, jika daerah yang merasa memberi
banyak meminta banyak pula.

2.3.2 Ketidakadilan
Ketidakadilan akan selalu menjadi faktor utama penghalang demokrasi.
Karena ketidakadilan berkaitan dengan kemanusiaan. Ketidakadilan dapat kita
lihat dari empat bidang; ekonomi, politik, sosial dan hukum. Pertama,
Ketidakadilan dalam bidang ekonomi berkaitan erat dengan kesenjangan sosial.
Kesenjangan yang begitu jauh akan menimbulkan pemberontakan dari masyarakat
yang terpinggirkan, sehingga melahirkan kekacauan dalam masyarakat. Kedua,
ketidakadilan dalam bidang politik, orang pandai belum tentu bisa menjadi
seorang pemimpin, karena akses terhadap partai politik itu sangat sulit. Selain itu,
lahirnya separatisme atau dalam lingkup kecil seperti pemekaran daerah karena
dipengaruhi oleh para intelektual yang tidak mendapatkan posisi dalam
pemerintahan pusat dimana ia berada. Ketiga, dalam bidang sosial. Dalam bidang
sosial ini kaitannya dengan diskriminasi suku, agama dan lainnya. Sehingga
dalam masyarakat terjadi perpecahan antara suku, agama dan lainnya. Yang
terakhir, keadilan dalam bidang hukum. Hal ini berkaitan dengan kesetaraan
dalam bidang hukum. Kita lihat selama ini begitu banyaknnya fenomena yang
mencedrai hukum kita.

2.3.3 Globalisasi
Pemerintahan dalam negeri tidak mungkin lepas dari pengaruh global.
Dengan kebebasan mengakses media, mudah mengetahui permasalahan yang
dialami negara lain, dan masalah di negara lain itupun turut mempengaruhi politik
dalam negeri. Hal ini juga menyangkut ideologi. Demokrasi pancasila bisa saja
terpengaruh oleh ideologi yang lain seperti liberalisme yang memiliki paham hak
manusia seluas-luasnya. Hal ini berbeda dengan demokrasi pancasila yang
mengatakan hak dan kebebasan manusia dibatasi oleh peraturan dan kepentingan
orang lain.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah demokrasi di Indonesia merupakan masalah klasik yang dianggap
sebagai masalah yang belum terselesaikan. Sejak zaman kemerdekaan hingga
sekarang, Indonesia telah beberapa kali mengubah sistem demokrasinya.
Walaupun pada kenyataannya kini indonesia memiliki Demokrasi Pancasila yang
dianggap demagai demokrasi yang sesuai untuk Indonesia nyatanya belum
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku secara sempurna.

3.2 Saran
Diharapkan Demokrasi Pancasila dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan aturan. Karena kedepannya, Indonesia akan memiliki tantangan
yang jauh lebih besar daripada sebelumnya yaitu tantangan global. Baik
globalisasi maupun politik dunia yang semakin mendesak pemerintah, adanya
ideologi dan dasar yang kuat akan menjadikan kita lebih selektif dalam
mengambil keputusan untuk NKRI.
DAFTAR PUSTAKA

A, Denny J. 2006. Visi Indonesia Baru Setelah 1998. Yogyakarta: LKIS


Yogyakarta.

A, Denny J. 2006. Parliament Watch: Eksperimen Demokrasi Dilema Indonesia.


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Novianti, Cora E. 2013. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal Konstitusi


10 (02): 334-354.

https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi/. Diakses tanggal 10 Maret 2018.

Sumarsono. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,


2005

S, Zulfikri. 2010. Demokrasi Untuk Indonesia Pemikiran Politik Bung Hatta.


Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

T, Subiakto., S, Soenarto., L, Setia. 2016. Demokrasi Pancasila Sebuah Risalah.


Jakarta: Universitas Trilogi.

Anda mungkin juga menyukai