Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM DEMOKRASI DAN PEMILIHAN UMUM

KELOMPOK 6

1. Hilda Aprima 2006200455


2. Siti Nur Halima Harahap 2006200425
3. Repky Izwanda Siagian 2006200427
4. Surya Kusuma 2006200433
5. M. Irhamna Fachrulian 2006200424
6. M. Razak Rafito Ardhika Psb 2006200423

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Kelompok untuk memenuhi mata kuliah Hukum Tata Negara Dalam penulisan
karya tulis ini penulis membahas tentang “ Sistem Demokrasi Dan Pemilihan Umum “ sesuai dengan
tujuan instruksional khusus mata kuliah Hukum Tata Negara, berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang
sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Terimakasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL….................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR….................................................................................................................................II
DAFTAR ISI….............................................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah….......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan…..........................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan…........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Demokrasi….......................................................................................................................3
B. Demokrasi di Indonesia…................................................................................................................4
C. Macam Macam Demokrasi…...........................................................................................................5
D. Prinsip Prinsip Demokrasi Di
Indonesia…......................................................................................................................................5
E. Ciri-Ciri Demokrasi….......................................................................................................................6
F. Unsur Unsur Pendukung Tegaknya
Demokrasi…....................................................................................................................................6
G. Sistem Demokrasi…........................................................................................................................6
H. Pengertian Pemilihan
Umum…...........................................................................................................................................7
I. Sistem Pemilihan
Umum…...........................................................................................................................................7
J. Asas-Asas Pemilihan
Umum…...........................................................................................................................................9
K. Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemilihan
Umum….........................................................................................................................................10
L. Tujuan Pemilihan
umum….........................................................................................................................................11

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan….................................................................................................................................12
B. Saran…..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA…................................................................................................................................IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah
dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai
gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu.
Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat
maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan
oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum
dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan
prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif
dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis. Indonesia
merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi Sistem pemerintahannya diselenggarakan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.Demokrasi tercermin dari terselenggarakannya pemilihan umum
(pemilu). Indonesia sudah menyelenggaran pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung.

Salah satu wujud dari penyelenggaraan demokrasi adalah dengan pemilihan umum. Berkaitan
dengan ini, Samuel P. Huntington dalam Sahid Gatara (2009: 207) menyebutkan bahwa demokrasi
adalah pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat yang neraka (bakal)
pemimpin.Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat
berpartisipasi menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum
adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Pemilu adalah pengejewantahan
sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam
parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Ada negara yang menyelenggarakan pemilihan umum
hanya apabila memilih wakil rakyat duduk dalam parlemen, akan tetapi adapula negara yang juga
menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara. Umumnya yang
berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partai-partai politik. Partai politik yang
menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan itu. Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu: singel member constituency (satu daerah
pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut sistem distrik). Multy member constituenty (satu
daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan proporsional representation atau
sistem perwakilan berimbang).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan demokrasi indonesia?
2. Apa saja macam-macam demokrasi?
3. Bagaimana prinsip-prinsip demokrasi di indonesia?
4. Apa saja ciri-ciridemokrasi Indonesia?
5. Apa pengertian dari Pemilihan Umum?
6. Bagaiman Sistem Pemilihan Umum?
7. Bagaimana Pemilihan Umum di Indonesia?
8. Apa tujuan dari Pemilihan Umum?

C. Tujuan Penulisan
1 untuk menetahui apa yang dimaksut dengan demokrasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam demokrasi.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip demokrasi di indonesia.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.
5. Untuk mengetahui pengertian dari Pemilihan Umum.
6. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Pemilihan Umum.
7. Untuk lebih mengetahui bagaimana Pemilihan Umum di Indonesia.
8. Untuk lebih tujuan dari Pemilihan Umum.

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai Bahan pelajaran bagi mahasiswa
2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya
3. Sebagai literature untuk lebih memahami gugurnya hak menurut dan gugurnya
hukuman
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH DEMOKRASI
demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari kata "demos" (rakyat) dan "kratos"
(pemerintahan). Pada pertengahan abad ke-5 SM, demos dan kratos adalah sebutan untuk sistem politik
yang berlaku di beberapa kota Yunani saat itu, salah satunya Athena. Sebagai bentuk pemerintahan,
demokrasi bertolak belakang dengan monarki. Dalam sistem monarki, pemerintahan dipegang oleh raja,
ratu, atau kaisar. Sistem demokrasi juga berbeda dengan oligarki. Dalam pemerintahan oligarki,
kekuasaan dipegang oleh beberapa orang. Demokrasi juga berseberangan dengan sistem aristokrasi, atau
pemerintahan oleh kelas istimewa. Demokrasi juga beda dari despotisme, atau pemerintahan absolut
oleh satu orang. Bangsa Yunani kuno adalah bangsa pertama yang mempraktikkan demokrasi dalam
komunitas sebesar kota. Beberapa badan demokrasi yang mereka bentuk yakni majelis. Majelis banyak
ditiru di negara-negara demokrasi, salah satunya di Indonesia. Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar
Agustian, dalam bukunya Mencintai Bangsa dan Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
di Indonesia (2008), demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia. Presiden pertama Indonesia,
Soekarno mengatakan jika demokrasi Indonesia lahir dari kehendak memperjuangkan kemerdekaan.
Menurut Soekarno, demokrasi Indonesia meletakan embrionya pada perlawanan terhadap imperialisme
dan kolonialisme. Dikutip dari buku Indonesia Menggugat (2001) dan Di Bawah Bendera Revolusi (2014),
demokrasi adalah suatu pemerintahan rakyat. Lebih lanjut lagi, demokrasi adalah suatu cara dalam
membentuk pemerintahan yang memberikan hak kepada rakayat untuk ikut serta dalam proses
pemerintahan. Demokrasi yang diinginkan Soekarno tidak ingin meniru demokrasi modern yang lahir dari
Revolusi Prancis. Karena, demokrasi yang dihasilkan oleh Revolusi Prancis hanya menguntungkan kaum
borjuis dan menjadi tempat tumbuhnya kapitalisme. Suakrno mengonsepsikan sendiri demokrasi yang
menurutnya cocok untuk Indonesia dan tertuang dalam pemikirannya, yaitu marhaenisme.

Ada tiga pokok atau yang disebut sebagai “Trisila” dalam marhaenisme yaitu :

1. Sosio-nasionalisme, yang berarti nasionalisme Indonesia yang diinginkan oleh Soekarno adalah
nasionalisme yang memiliki watak sosial dengan menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di dalam
nasionalisme itu sendiri, jadi bukan nasionalisme yang chauvinis.
2. Sosio-demokrasi, yang artinya bahwa demokrasi yang dikehendaki Soekarno bukan semata-mata
demokrasi politik saja. tetapi juga demokrasi ekonomi, dan demokrasi yang berangkat dari nilai-nilai
kearifan lokal budaya Indonesia, yaitu musyawarah mufakat.

3. Ketuhanan Yang Maha Esa, yang artinya bahwa Soekarno menginginkan setiap rakyat Indonesia adalah
manusia yang mengakui keberadaan Tuhan (theis), apa pun agamanya.Muhammad Hatta, menilai jika
demokratis masyarakat asli Indonesia ini bersumber dari semangat kebersamaan atau kolektivisme
Kolektivisme ini mewujud dalam sikap saling tolong menolong, gotong royong, dan sebagainya
Kolektivisme dalam masyarakat asli Indonesia juga berarti pengambilan keputusan melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat. Ini berbeda dengan kebiasaan yang berlaku dalam sistem demokrasi Barat yang
individualistis.

Sementara Itu Sejarah Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih
anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen
keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan
oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres pun
dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada
Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah
dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya,
istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan
setiap 5 tahun sekali. Pemilu harus dilakukan secara berkala, karena memiliki fungsi sebagai sarana
pengawasan bagi rakyat terhadap wakilnya.

B. DEMOKRAS Di INDONESIA

Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas apa yang terjadi di masa lampau,
mengembalikan hak menentukan peminpin kepada rakya, penguasa di bawah pengawasan rakyat. Dalam
sejarah ketatanan republik indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi
mengalami fluktuasi (pasang surut). Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah
bagaimana upaya meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial
politik yang demokratisndalam masyarakat yang plural.
Menurut Juliardi fluktasi demokrasi di indonesia pada hakekarnya
dapat dibagi dalam 5 periode:

1. Priode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila pada priodeini sistem pemerintahan demokrasi
pancasila seperti yang diamanatkan UUD 1945 belum sepenuhnya dilaksanakan karena negara dalam
keadaan darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

2. Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer priode ini sangat menonjolkan peranan
parlemen dan partai politik.

3. Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpinpin, sistem demokrasi terpinpin merupakan sistem
demokrasi yang menyimpang dari konstitusional priode ini juga sering disebut dengan orde lama.

4. Priode 1965-1998 dengan sistem demokrasi pancasila(orde baru), demokrasi pancasila era orde baru
yang merupakan demokrasi konstotusional yang menojolkan sistem peredensial.
5. Priode 1998-sekarang dengan sistem demokrasi pancasila (orde reformasi) demokrasi pancasila era
reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang berpaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar
lembaga negara

C. MACAM-MACAM DEMOKRASI

1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat


a. Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam
pengambilan keputusan negara.
b. Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan
dari rakyat melalui perwakilan parlemen.

2. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.


a. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat
memiliki perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi yang didalamnya
terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan legislatif.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan sistem demokrasi dimana
kedudukan antara eksekutif dengan legislatif tepisah, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung
seperti sistem parlemen.
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif rakyat merupakan sistem demokrasi
gabungan dari demokrasibperwakilan/tidak langsung dan demokrasi secara langsung

3.Berdasarkan prinsip ideologi


a. Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara yang menekankan suatu kebebsan setiap
individu dan sering mengabaikan kepentingan umum.
b. Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang didasari dri paham
sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan negara dan kepentingan umum.
c. Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa indonesia dengan
berdasarkan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan umum.

D. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA

Untuk dapat melaksanakan demokrasi dengan baik, terlebih dahulu rakyat, terutama pada
pelaksana kekuasaan, harus mengetahui dan memahami dengan baik prinsip-prinsip demokrasi
yaitu sebagai
Berikut :

1. Pemilik negara adalah rakyat, sehingga otoritas rakyatlah yang memiliki kekuaasaan tertinggi. Oleh
sebab itu, setiap warga negara memiliki hak untuk turut serta memilih wakil-wakil rakyat yang akan
mewakilinya dalam memegang kekuasaan tertinggi, dan juga memiliki hak untuk bisa dipilih bagi jabatan
tersebut atau jabatan dibidang kekuasaan lainnya.

2. Orang-orang yang mewakili rakyat untuk memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara, dengan
status suatu anggota suatu lembaga kekuasaan tertinggi yang lajim disebut parlemen (lembaga legislatif),
haruslah dipilih melalui suatu pemilihan umum yang diadakan setiap lima tahun sekali.

3. Tidak boleh ada pengistimewaan kepada seseorang ataupun kepada golongan atau partai tertentu.
Diantaranya tidak boleh ada pemilikan istimewa pada jabatan apapun karena ketetapan UUD atau UU
walau dengan lasan apapun.

4. Harus ada UU yang mengatur tentang struktur organisasi kekuasan


dalam negara dan mekanisme pelaksanaan kerjanya.

E CIRI-CIRI DEMOKRASI

Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian. Namun, diantara banyaknya pengertian
yang berbeda terdapat juga sejumlah persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep
demokrasi berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut. Hendry B.
Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan untuk menilai apakah suatu
masyarakat bersifat demokratis atau tidak, yaitu:

1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan suka rela.


2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang sedang berubah.
3. Adanya pergantian penguasa yangberlangsung secara teratur.
4. Adanya pembatasan atas pemakaian kekerasan cara minimum.
5. Adanya pengakuan dan penghormatan atas keanekaragaman
6. Adanya jaminan penegakan keadilan.
7. Adanya upaya memajukan ilmu pengetahuan.
8. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.

F UNSUR-UNSUR PENDUKUNG TEGAKNYA DEMOKRASI

Tegaknya demokrasi sebagai tatanan kehidupan kenegaraan sangat tergantung pada unsur-unsur
penopang tegaknya deemokrasi itu sendiri. Beberapa unsur penting tersebut antara lain :

1. Negara hukum Negara hukum adalah negara yang memberikan perlindungan hukum bagi warga
negara melalui kelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta adanya penjaminan
HAM.
2. Masyarakat madani Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat dengan ciri-ciri terbuka, egaliter,
bebas dari dominasi dan tekanan negara, serta berpartisifasi aktif dalam menegakkan demokrasi.
3. Aliansi kelompok strategis Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi
adalah adanya aliansi kelompok strategis yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan dan
kelompok penekan atau kelompok kepentingan termasuk di dalamnya pres yang bebas dan
bertanggung jawab

G. SISTEM DEMOKRASI

1 Sistem Presidensial
Sistem presidensial adalah penyelenggaraan pemilihan presiden secara langsung melalui pemilihan umum
(pemilu) seperti yang ada di Indonesia. Dengan dipilihnya presiden secara langsung oleh rakyat, maka
presiden terpilih tersebut akan mendapatkan mandat secara langsung oleh seluruh rakyatnya. Negara
yang menerapkan sistem presidensial di antaranya, yakni Amerika Serikat, Filipina, Argentina, Myanman,
Brazil, Kolombia, dan Mexico.

2 Sistem Parlementer
Sistem parlementer menggunakan dua konsep, yakni kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem
parlementer kepala negara adalah seorang raja, ratu atau presiden, sedangkan kepala eksekutif adalah
seorang perdana menteri. Negara yang menerapkan ini negara yang sistemnya kerajaan, seperti Inggris
dan India. Haniah Hanafie dan Suryani, dalam bukunya Politik Indonesia (2007), Indonesia pernah
memakai sistem demokrasi parlementer pada 14 November hingga 12 Maret 1946. Ini terjadi di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir. Sistem demokrasi parlementer
diberlakukan setelah jatuhnya kabinet presidensial pertama pada 14 November 1945. Kejatuhan itu
disebabkan oleh keluarnya Maklumat Wakil Presiden No. X/1945 pada 16 Oktober 1945. Kemudian diikuti
oleh Maklumat Pemerintah pada 3 November 1945 yang berisi tentang seruan untuk mendirikan partai-
partai politik di Indonesia. Saat ini, negara yang menerapkan demokrasi parlementer yakni, Singapura,
Malaysia, Thailand, Turki, India, dan Pakistan.

H. PENGERTIAN PEMILIHAN UMUM

Salah satu wujud demokrasi adalah dengan Pemilihan Umum. Dalam kata lain, Pemilu adalah
pengejawantahan penting dari “demokrasi prosedural”. Berkaitan dengan ini, Samuel P.
Huntington dalam Sahid gatara (2008: 207) menyebutkan bahwa prosedur utama demokrasi adalah
pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat yang bakal mereka pimpin. Selain itu,
Pemilu sangat sejalan dengan semangat demokrasi secara subtansi atau “demokrasi subtansial”,
yakni demokrasi dalam pengertian pemerintah yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Artinya, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi.
Berdasarkan uraian di atas, Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan
perwakilan (representative government). Secara sederhana, Pemilihan Umum didefinisikan
sebagai suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam
menjalankan pemerintahan.

I SISITEM PEMILIHAN UMUN

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem Pemilihan Umum dengan berbagai
variasinya, akan tetapi pada umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu:
o Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut
Sistem Distrik)
o Multy-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan sistem perwakilan berimbang atau Sistem Proporsional).

SISTEM DISTRIK

Sistem ini merupakan sistem pemilihan umum yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan
geografis. Setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang
diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan itu, negara
dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat
ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang di dalam satu distrik memperoleh suara terbanyak
dikatakan pemenang, sedangkan suara-suara yang ditujukan kepada calon-calon lain dianggap
hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimanapun kecilnya selisih kekalahannya.

. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Distrik


1) Keuntungan Sistem Distrik
• Sistem ini lebih mendorong ke arah integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan
dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Hal ini akan mendorong partai-partai untuk
menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan kerja sama, sekurang-kurangnya
menjelang pemilihan umum, antara lain melalui stembus accord.
• Fragmentasi partai dan kecenderungan membentuk partai baru dapat dibendung; malahan sistem
ini bisa mendorong ke arah penyederhanaan partai secara alami dan tanpa paksaan.
• Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh komunitasnya, sehingga
hubungan denga konstituen lebih erat. Dengan demikian si wakil akan lebih cenderung untuk
memperjuangkan kepentingan distriknya.
• Bagi partai besar system ini menguntungkan karena melalui distortion effect dapat meraih suara
dari pemilih-pemilih lain, sehingga memperoleh kedudukan mayoritas. Dengan demikian, sedikit
banyak partai pemenang dapat mengendalikan parlemen.
• Lebih mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam parlemen, sehingga
tidak perlu diadakan koalisi dengan partai lain. hal ini mendukung stabilitas nasional.
• Sistem ini sederhana dan mudah untuk diselenggarakan.

2) Kelemahan Sistem Distrik

• System ini kurang memperhatikan kepentingan partai-partai kecil dan golongan minoritas, apalagi
jika golongan-golongan ini terpencar dalam berbagai distrik.
• Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa partai yang calonnya kalah dalam suatu distrik
kehilangan suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah suara yang tidak
diperhitungkan sama sekali, atau terbuang sia-sia. Dan jika banyak partai mengadu kekuatan, maka
jumlah suara yang hilang dapat mencapai jumlah yang besar. Hal ini akan dianggap tidak adil
terhadap partai dan golongan yang dirugikan.
• Sistem distrik dian ggap kurang efektif dalam masyarakat yang plural karena terbagi dalam
kelompok etnis, religius, dan tribal, sehingga menimbulkan anggapan bahwa kebudayaan nasional
yang terpadu secara ideologis dan etnis mungkin merupakan prasyarat bagi suksesnya sistem ini.
• Ada kemungkinan si wakil cenderung untuk lebih memperhatikan kepentingan distrik serta warga
distriknya, daripada kepentingan nasional.

SISTEM PERWAKILAN BERIMBANG ATAU SISTEM PROPORSIONAL

Sistem ini dianut oleh Indonesia. Pemilu tidaklah langsung memilih calon yang didukungnya,
karena para calon ditentukan berdasarkan nomor urut calon-calon dari masing-masing parpol atau
organisasi social politik (orsospol). Para pemilih adalah memilih tanda gambar atau lambing sustu
orsospol. Perhitungan suara untuk menentukan jumlah kursi raihan masing-m,asing orsospol,
ditentukan melalui pejumlahan suara secara nasional atau penjumlahan pada suatu daerah
(provinsi). Masing-masing daerah diberi jatah kursi berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk di daerah yang bersagkutan.
Banyak atau sedikitnya kursi yang diraih adalah ditentukan oleh jumlah suara yang diraih
masing-masing parpol atau orsospol peserta pemilihan umum. Calon terpilih untuk menjadi wakil
rakyat duitenukan berdasarkan nomor urut calon yang disusun guna mewakili orsospol pada
masing-masing daerah. Inilah yang disebut perhitungan suara secara proporsional, bukan menurut
distrik pemilihan (yang pada setiap distrik hanya aka nada satu calon yang terpilih).

a. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Proporsional


1) Keuntungan sistem proporsional

• Dianggap lebih representative karena persentase perolehan suara setiap partai sesuai dengan
persentase perolehan kursinya di parlemen. Tidak ada distorsi antara perolehan suara dan
perolehan kursi.
• Setiap suara dihitung dan tidak ada yang hilang. Partai kecil dan golongan minoritas diberi
kesempatan untuk menempatkan wakilnya di parlemen. Karena itu masyarakat yang heterogen dan
pluralis lebih tertarik pada system ini.

2) Kelemahan sistem proporsional

• Kurang mendorong partai-partai yang berintegrasi satu sama lain, malah sebaliknya cenderung
mempertajam perbedaan-perbedaan diantara mereka. Bertambahnya jumlah partai dapat
menghambat proses integrasi diantara berbagai golongan di masyarakat yang sifatnya pluralis. Hal
ini mempermudah fragmenrasi dan berdirinya partai baru yang pluralis.
• Wakil rakyat kurang erat hubungannya dengan konstituennya, tetapi lebih erat dengan partainya
(termasuk dalam hal akuntabilitas). Peranan partai lebih menonjol daripada kepribadian seorang
wakil rakyat. Akibatnya, system ini member kedudukan kuat kepada pimpinan partai untuk
menentukan wakilnya di parlemen melaluin Stelsel daftar (List System).
• Banyaknya partai yang bersaing mempersukar satu partai untuk mencapai mayoritas di parlemen.
Dalam system pemerintahan parlementer, hal ini mempersulit terbentuknya pemerintahan yang
stabil karena harus mendasarkan diri pada koalisi.

J. Asas-asas Pemilihan Umum

Meskipun Undang-Undang Politik tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) dari Pemilu ke
Pemilu beberapa kali mengalami perubahan, perubahan itu ternyata tidak bersifat mendasar.
Secara umum, asas-asas dari Pemilu ke Pemilu di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut.
a) Langsung, yaitu rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara
langsung, sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.
b) Umum, yaitu pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
undang-undang berhak mengikuti Pemilu. Pemilihan yang bersifat umum menjamin kesempatan
yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama,
ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial.
c) Bebas, yaitu setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa
tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara
dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai kehendak hati nuarani dan kepentingannya.
d) Rahasia, yaitu dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan
diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada surat
suara tanpa dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.
e) Jujur, yaitu setiap penyelenggara Pemilu, aparat pemerintah, peserta Pemilu, pengawas Pemilu,
pemantau Pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
f) Adil, yaitu setiap pemilih dan peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari
kecurangan pihak mana pun.

K. Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemilihan Umum


a. Pemilu 1995
Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan diadakan
pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yangpaling demokratis.
Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa
daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya
pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga
memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu
akhirnya pun berlangsung aman.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR
yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat
kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun,
Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah
dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
b. Pemilu Orde Baru
1) Pemilu 1971
Pemilihan Umum pertama sejak orde baru atau Pemilu kedua sejak Indonesia merdeka, yakni
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 Organisasi Peserta Pemilu (OPP), yakni 9 partai politik dan satu
Golongan Karya. Undang-undang yang menjadi landasan hukumnya adalah UU No. 15 tahun 1969
tentang Pemilihan Umum dan UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan PR, DPR
dan DPRD.
2) Pemilu 1977
Pemilu 1977 diselenggarkan dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 4 tahun1975
tentang Pemilihan Umum pengganti UU No. 15 tahun 1969, dan UU No. 5 tahun 1975 pengganti
UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan PR, DPR dan DPRD. Selain kedua UU
tersebut, Pemilu 1977 juga menggunakan UU No. 3 tahun 1975 tentangv Partai Politik dan
Golongan karya. Berdasarkan ketiga UU itulah diselenggarakan Pemilihan Umum pada tanggal 3
Mei 1977 dengan diikuti oleh 3 Organisasi Peserta Pemilu (OPP), yakni dua Partai Politik dan satu
Golongan Karya.
3) Pemilu 1982
Dengan UU No. 2 tahun 1980 pengganti UU No. 4 tahun 1975 tentang Pemilihan Umum,
Indonesia kembali menyelenggarakan Pemilihan Umumnya yang keempat pada tanggal 4 Mei
1982.
4) Pemilu 1987
Dengan UU No. 1 tahun 1985 penggantinUU No. 2 tahun 1980, Indonesia menyelenggarakan
Pemilihan Umum yang kelima tahun 1987. Pemungutan suara Pemilu 1987 secara serentak
dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987.
5) Pemilu 1992
Mengingat UU No. 1 yahun 1985 ini dianggap masih sesuai dengan perkebangan politik Orde
Baru, tahun 1992 diselenggarakan Pemilu keenam di Indonesia berdasarkan paying hokum yang
sama dengan paying hokum Pemilu sebelumnya. Pemungutan suara diselenggarakan secara
serentak pada tanggal 9 Juni 1992.
6) Pemilu 1997
Dengan paying hokum (undang-undang Pemilu) yang sama dengan Pemilun sebelumnya,
Indonesia kembalinmenyelenggarakan Pemilu yang ketujuh.
c. Pemilu Era Reformasi
Pasca jatuhnya pemerintahan Orde Baru tahun, 21 Mei 1998, rakyat Indonesia telah
menyelenggarkan tiga kali Pemilu, yakni Pemilu 1999, Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.
1) Pemilu 1999
Pemilihan Umum 1999 ditujukan untuk memilih anggota DPR dan DPRD. Pemungutan
suaranya dilaksanakan pada taggal 7 Juni 1999. Pemilu ini diikuti oleh 48 Partai dengan
berlandaskan UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik dan Ubdang-Undang No. 3 tahun 1999
tentang Pemilihan Umum. Pemilu 1999 ini disebut oleh banyak kalangan sebagai Pemilu paling
Demokratis setelah Pemilu 1955. Cara pembagian kursi hasil Pemilu kali ini tetap menggunakan
system proporsional dengan mengikuti Varian Roget. Dalam system ini, sebuah partai memperoleh
kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan, termasuk perolehan kursi
berdasarkan the largest remainder.
2) Pemilu 2004
Pemilu ini berbeda dengan pemilu sebelumnya, termasuk Pemilu 1999. Hal ini dikarenakan
selain demokratis dan bertujuan memilih anggota DPR dan DORD, Pemilu 2004 juga memilih
Dewan Perwakilan daerah (DPD) dan memilih Presiden dan Wakil Presiden tidak dilakukan secara
terpisah. Pada Pemilu ini, yang terpilih adalah pasangan calon (pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden). Bukan calon Presiden dan calon Wakil Presiden secara terpisah.
Pemilu ini dibagi menjadi maksimal tiga tahapan:
a) Tahap pertama atau Pemilu Legislatif, Pemilu 2004 diikuti oleh 24 Partai politik dan dilaksanakan
pada tanggal 5 April 2004. Pemilu ini bertujuan untuk memilih Partai Politik (sebagai persyaratan
Pemilu Presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD dan DPD.
b) Tahap kedua atau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran pertama adalah untuk memilih
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada
tanggal 5 Juli 2004.
c) Tahap ketiga atau Pemilu Presidan dan Wakil Presiden tahap puturan kedua adalah babak terakir
yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua, belum ada pasangan calon yang mendapatkan
suara lebih dari 50% (bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara
terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu Presiden putaran kedua. Akan tetapi apabila pada
Pemilu Presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50
persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Tahap ketiga ini dilaksanakan pada taggal 20 September 2004.
3) Pemilu 2009
Sama halnya dengan Pemilihan Umum 2004, Pemilihan Umum 2009 juga dibagi menjadi tiga
tahapan.
a) Tahap pertama merupakan Pemilihan Umum yang ditujuan untuk memilih anggota DPR, DPD
dan DPRD, atau biasa disebut Pemilu Legislatif 2009. Pemilu ini diikuti oleh 38 partai yang
memenuhi criteria untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum 2009. Pemilu ini diselenggarakan
secara serentak di hamper seluruh wilayah Indonesia pada Tanggal 9 April 2009, yang seharusnya
dijadwalkan berlangsung tanggal 5 April 2009.
b) Tahap kedua atau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran pertama adalah untuk memilih
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada
tanggal 8 Juli 2009.
c) Tahap ketiga atau Pemilu Presidan dan Wakil Presiden tahap puturan kedua adalah babak terakir
yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua, belum ada pasangan calon yang mendapatkan
suara lebih dari 50% (bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara
terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu Presiden putaran kedua. Akan tetapi apabila pada
Pemilu Presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50
persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Tahap ketiga ini dilaksanakan pada taggal 8 September 2009.

L. Tujuan Pemilihan Umum


Tujuan diselenggarkannya Pemilihan Umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil
daerah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan dari
rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat.Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian. Namun,
diantara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah persamaan
penting yang menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi berdasarkan kriteria-
kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut. Hendry B. Mayo,
misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan untuk
menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau tidak. Demokrasi
berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung merupakan sistem
demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan
untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.Demokrasi
berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.Demokrasi perwakilan dengan
sistem referendum merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat memiliki
perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi
yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan
legislatif

Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi
menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal
yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Dalam ilmu politik sendiri dikenal bermacam-macam
sistem Pemilihan Umum dengan berbagai variasinya, akan tetapi pada umumnya berkisar pada
dua prinsip pokok, yaitu :

1 Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut
Sistem Distrik)

2 Multy-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil biasanya


dinamakan sistem perwakilan berimbang atau Sistem Proporsional). Dan Indonesia sendiri
menganut sistem pemilihan umum multy member constituency. Dalam kurun waktu 67 tahun
setelah kemerdekaan Indonesia. Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak
sepuluh kali, dimulai dengan Pemilihan Umum tahun 1955 hingga yang paling baru adalah
Pemilihan Umum yang dilaksanakan Tahun 2009.

B Saran

1. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia ini harus benar-benar berjalan Luber dan jurdil, tidak
adanya diskriminasi terhadap salah salu partai pada saat Pemilu, dan tidak adanya Money Politik.
Karen Money politik itu berarti tidak demokrasi, hak untuk memberikan pendapat maupun hak suara
tidak dari hati nurani tetapi melainkan dari uang sogokan.

2. Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi, harus berjalan sesua konsep-
konsep demokrasi itu sendiri. Konsep-konsep demokrasi harus benar-benar dilaksanakan dengan baik.
Agar tidak adanya masyarakat yang protes dan melakukan hal-hal yang tidak benar seperti unjuk rasa,
pembakaran alat-alat peraga kampanye, ancaman-ancaman bagi kader-kader partai-partai politik itu
sendiri.

3. Pemerintah pusat dan daerah harus tegas dalam menjalankan sistem demokrasi di Indonesia. Harus
tegas mengambil sikap dan menjadi penengah saat berlangsungnya pesta demokrasi yaitu pemilu
legislative bahkan pemilu presiden harus juga menjadi sikap independen tidak memihak kepada salah
satu calon atau partai politik. Baik lembaga-lembaga pemerintahan baik dari derah maupun pusat harus
bersikap netral. Bahkan penyelenggara pemilu, pemantau pemilu dan komite pengawas pemilu yang
notabenenya harus bersikap netral tetap harus berjalan sesuai prosedur yang berlaku jangan melakukan
hal kecurangan.

4 Bagi masyarakat Indonesia yang juga melaksanakan sistem demokrasi juga harus jujur dan adil.
Laksanakan hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia dengan baik dan besar. Ketika memberikan
hak pendapat dan suara dengan hati nurani sendiri dan tidak terpengaruh hanya dengan selembar uang.
Masyarakat harus membantu agar terlaksanakan sistem demokrasi di Indonesia berjalan dengan Azas-
azasnya yang benar dan jangan menjadi pihak-pihak yang tidak seharusnya merusak sistem demokrasi
Indonesia itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan politik Indonesia semakin kompleks.


Diharapkan dengan semakin banyaknya pengalaman dan perkembangan politik indonesia dapat
menciptakan stabilitas. tugas pembangunan hidupan politik pada masa yang akan datang bukan hanya
tugas partai politik saja, tetapi semua elemen pemerintahan dan tidak ketinggalan masyarakat juga
harus ikut berpartisipasi mengembangkan perpolitikan di Indonesia.manajemen dan kepemimpinan
juga harus terus di tingkatkan. ongkos politik yang tidak terlalu mahal dan transparansi terhadap publik
harus di kembangkan dan di tumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar stabilitas
nasional dan politik kita semakin kokoh.
DAFTAR PUSTAKA

Gatara, Sahid. Ilmu Politik Memahami dan Menerapkan, Bandung: CV. Pustaka Setia. 2008
http/www.google.com/pemilihan umum/
Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan,

Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019. Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan:
Akasha Sakti, 2018.

Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta Timur: PT Balai Pustaka, 2012.

Mukthie Fadjar, Pemilu yang Demokratis dan Berkualitas: Penyelelesaian Hukum Pelanggaran Pemilu dan
PHPU, Jurnal Konstitusi, Vol 6 No 1. April 2000

A.S.S. Tambunan, 1995, Pemilu di Indonesia dan Susunan dan Kedudukan MPR,DPR dan DPRD, Bandung,
Binacipta. Arbi Sanit, 1997, Partai, Pemilu dan Demokrasi, Jakarta, Pustaka Pelajar. Hasan Mohammad
Tiro, 1999, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta, Teplok Press.

Hestu Cipto Handoyo, 2009, Hukum Tata Negara, Menuju Konsolidasi Sistem Demokrasi, Yogyakarta,
Universitas Atmajaya. Janedjri M. Gaffar, 2013, Demokrasi dan Pemilu di Indonesia, Jakarta, Konpress.

Anda mungkin juga menyukai