Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah swt kerana dengan rahmat,karunia, dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah “PELAKSANAAN
DEMOKRASI DI INDONESIA” ini. Saya berterima kasih pada ibuk
Dra. Nurhayati, Mpd selaku Dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangaat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Pelaksanaan demokrasi di indonesia, Saya juga
menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang
akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya, dan bermanfaat bagi saya yang telah menyusun makalah ini yang pada
dasarnya menambah wawasan dan dapat mengkoreksi kesalahan saya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang.

Palembang, 1 oktober 2018

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………….……………………..……......…….……………..i
DAFTAR ISI…...………………….……………………………..……….....………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar belakang……………………………..……………………..….…1
Maksud dan tujuan……………..…………………………….……...…. 3

BAB II PEMBAHASAN
Demokrasi langsung…………………….……………………………….........……. 4
Demokrasi tidak langsung………………………………………………….………...4
Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia …………………………….….....………….5

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…..…….………………………….…………………………......…..…..10
Saran…………………………………………….……….………………….......…...11
DAFTAR PUSTAKA..………………….………………………………….....…….12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu


negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara tersebut bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan
prinsip checks and balances. Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu
(Eropa Barat dan Amerika Serikat) terhadap Negara-negara Axis (Jerman,
Italia & Jepang) pada Perang Dunia II (1945), dan disusul kemudian dengan
keruntuhan Uni Soviet yang berlandasan paham Komunisme di akhir Abad
XX , maka paham Demokrasi yang dianut oleh Negara-negara Eropah Barat
dan Amerika Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat
manusia di dunia dewasa ini.

Suatu bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat


pengakuan sebagai warga dunia yang beradab (civilized) bilamana menerima
dan menerapkan demokrasi sebagai landasan pengaturan tatanan kehidupan
kenegaraannya. Sementara bangsa atau masyarakat yang menolak demokrasi
dinilai sebagai bangsa / masyarakat yang belum beradab (uncivilized). Suatu
bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat pengakuan sebagai
warga dunia yang beradab bilamana menerima dan menerapkan demokrasi
sebagai landasan pengaturan tatanan kehidupan kenegaraannya. Sementara
bangsa atau masyarakat yang menolak demokrasi dinilai sebagai
bangsa/masyarakat yang belum beradab. Indonesia adalah salah satu negara
yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah
negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa
merasa bangga dengan keadaan itu. Didalam praktek kehidupan kenegaraan
sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi
perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model
demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

1
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi?
Pertanyaan ini selalu menghinggapi bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah
demokrasi. Ada pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan
demokrasi sebagai produk luar negeri. Negara Indonesia sendiri tidak
memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Jika melihat
bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara,
provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini
demokrasi hanya sampai pada proses pembuatan kebijakan, sementara jika
mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa Negara
indonesia mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa.
Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem
yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang
hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang
yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama.
Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini
tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh
musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam
pelaksanaan keputusannya tersebut.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal
ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan
Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan
hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara
langsung pertama kali untuk memilih presiden dan wakil presiden serta
anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004. Walaupun masih terdapat
masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan
sukses. Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, tahun 2005 di 226 daerah
meliputi 11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk
memilih para pemimpin daerahnya. Sehingga warga dapat menentukan
peminpin daerahnya menurut hati nuraninya sendiri. Tidak seperti tahun tahun
yang dahulu yang menggunakan perwakilan dari partai. Namun dalam
pelaksanaan pilkada ini muncul beberapa penyimpangan. Mulai dari masalah
administrasi bakal calon sampai dengan yang berhubungan dengan pemilih.

2
B. Maksud dan Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki maksud dan tujuan yaitu mengetahui
pengertian demokrasi dan prinsip-prinsipnya, bentuk-bentuk demokrasi serta
pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Istilah Demokrasi secara etimologis kata demokrasi berasal dari


bahasaYunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratein/kratos yang berarti
pemerintahan. Jadi Demokrasi adalah Seperangkat gagasan dan prinsip kebangsaan
yang bermakna harkat dan martabat manusia yang bertujuan berikan kesejahteraan
dan bahagia sebagai manusia yang mandiri. Ada bermacam-macam demokrasi yang
sudah m,enjadi bagian dari pemerintahan negara-negara di seluruh dunia. Dari
berbagai macam demokrasi tersebut pengertianya dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:

a. Demokrasi Langsung (Direct Democracy)


Dalam sejarah Yunani, suatu tatanan demokrasi diawali dengan adanya
aspirasi rakyat yang di salurkan secara langsung, yaitu suatu pemerintahan
dimana rakyat dalam menyelanggarakan pemerintahannya tanpa melalui
perwakilan. Hal ini sangat dimungkinkan dalam suatu negara kota (city state)
dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, sebagai contoh yaitu yang terjadi di
kota Athena, di mana rakyat menyalurkan kehendak dan aspirasinya, dan
pemerintahan menanggapinya secara langsung. Oleh sebab itu, dikenal dengan
nama demokrasi lansung.
Demokrasi Langsung dilaksanakan apabila :
1) Ukuran negara relatif kecil (sebesar kota)
2) Jumlah penduduk relatif sedikit,
3) Adanya tempat yang memungkinkan untuk menampung rakyat,
4) Masalah negara belum terlalu rumit, dan
5) Rule of law (negara hukum)

b. Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy)


Disamping demokrasi langsung, terdapat demokrasi tidak langsung yaitu
paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan, artinya rakyat
menyerahkan kedaulatannya kepada para wakil yang telah dipilh dan dipercaya.
Rakyat yakin bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan oleh
wakil rakyat dalam melaksanakan kekuasaan negara. Dalam kaitanya negara
selain Indonesia menganut demokrasi tidak langsung karena dalam sistem
penyaluran aspirasinya melalui lembaga- lembaga perwakilan rakyat.
Demokrasi Pancasila merupakan kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan
diintegrasikan dengan keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi
Pancasila adalah musyawarah mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila dapat
dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi formal, demokrasi Pancasila
mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin
didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material,
demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan.

4
Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
c. Kebebasan yang bertanggung jawab.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Pelaksanan Demokrasi di Indonesia

Sejarah pelaksanaan demokrasi di Indonesia cukup menarik. Dalam


upayamencari bentuk demokrasi yang paling tepat diterapkan di negara RI, ada
semacamtrial and error, coba dan gagal. Namun kalau direnungkan swcara arif,
ternyatauntuk menuju ke sistem demokrasi yang ideal perlu waktu yang cukup
panjang.Sebagai perbandingan dapat dilihat sejarah perkembangan konsep
demokrasidi Amerika Serikat, yaitu suatu negara yang dianggap sebagai negara
demokrasi yangideal sekali, di negar tersebut sebenarnya masih banyak kekurangan.
Untuk menyusun konstitusi, amerika memerlukan waktu selama 11 tahun, untuk
menghapus perbudakan memerlukan waktu 86 tahun, untuk memberi hak pilih
kaumwanita memerlukan 114 tahun, dan untuk menyusun draf konstitusi yang
melindungiseluruh warga negara memerlukan waktu selama 188 tahun. Oleh sebab
itu, bangsaIndonesia mencari bentuk demokrasi yang tepat sejak tahun 1945 hingga
sekarangmasih terantuk-antuk. Hal ini bukan karena ketidakseriusannya tetapi karena
memerlukan waktu panjang. Membicarakan demokrasi Indonesia, bagaimanapun juga
tidak terlepas dari periodesasi sejarah politik di Indonesia, yaitu apa yang disebut
sebagai periode pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, pemerintahan demokrasi
liberal, pemerintahan demokrasi terpimpin, dan pemerintahan demokrasi pancasila.
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:

5
1) Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan :
• Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah
menjadi
lembaga legislatif.
• Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan partai
politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahan presidensil menjadi parlementer.

2) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a) Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959


Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada
masa ini dinilai gagal disebabkan dominannya partai politik; Landasan sosial
ekonomi yang masih lemah; serta tidak mampunya konstituante bersidang
untuk mengganti UUDS 1950. Atas dasar kegagalan itu maka Presiden
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu: Bubarkan konstituante;
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950; dan Pembentukan MPRS
dan DPAS

6
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut TAP MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk
mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang
progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan cirri: Dominasi
Presiden; Terbatasnya peran partai politik; dan Berkembangnya pengaruh
PKI.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan.
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden
membentuk DPRGR.
3. Jaminan HAM lemah serta terjadi sentralisasi kekuasaan.
4. Terbatasnya peranan pers hingga Kebijakan politik luar negeri sudah
memihak ke RRC (Blok Timur) akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan
Gerakan 30 September 1965 oleh PKI.

c) Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998


Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Demokrasi
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal
sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3 Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4 Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela

7
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi) & terjadinya krisis politik
2. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
3. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto
untuk
turun jadi Presiden
4. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei
1998.

8
d) Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya


adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan
yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi
dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung
jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan
yang jelas antara lembaga - lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR –
MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden
serta terbentuknya lembaga - lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi
berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
reformasi
2. TAP No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan TAP MPR mengenai
Referendum
3. TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bebas
tanpa KKN
4. TAP MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden
dan Wakil Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Landasan demokrasi di Indonesia tertera dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2


yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional yang
beranggapan bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan aktivitas yang
diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi tunduk kepada pembatasan melalui
konstitusi yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan agar kekuasaan
yang diberikan tidak disalahgunakan. Konstitusi digunakan untuk membatasi
kekuasaan pemerintah sebagaimana kehendak rakyat melalui undang-undang
(konstitusionalisme).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal
17 Agustus 1945, para pendiri Negara Indonesia (The Founding Fathers) melalui
UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa
NKRI menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan
tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Dengan
demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham
Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy). Demokrasi memberikan posisi
penting bagi rakyat sebab dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi itu
dijiwai dan dipadukan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat
disalahgunakan begitu saja. Instalasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta
demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya
Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era
reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara
langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam impian
semata akhirnya dapat terwujud di depan mata.

10
B. Saran

Kita sebagai Warga Negara Indonesia harus ikut menciptakan negara yang
berdemokrasi serta sudah sepatutnya bisa menghargai pendapat. Kelebihan dan
kekurangan pada tiap - tiap periode demokrasi tersebut pada dasarnya bisa
memberikan pelajaran berharga bagi kita. Angan - angan dari adanya demokrasi yang
mulai tumbuh adalah ia memberikan faedah sebesar-besarnya untuk kemaslahatan
umat dan juga bangsa. Misalnya saja, demokrasi bisa memaksimalkan pengumpulan
zakat oleh negara dan alokasinya mampu menenggelamkan kemiskinan. Disamping
itu demokrasi diharapkan bisa menghasilkan imam yang lebih memfokuskan
kepentingan rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan. Selain itu,
demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat pada aspek
Ipoleksosbudhankam. Demokrasi di negara yang tidak kuat akan mengalami masa
penggiliran yang panjang. Dan ini sangat merugikan bangsa dan negara. Demokrasi
di negara kuat (seperti Amerika) akan berdampak positif bagi rakyat. Sedangkan
demokrasi di negara berkembang seperti Indonesia tanpa menghasilkan negara yang
kuat justru tidak akan mampu mensejahterakan rakyatnya. serta diharapkan seorang
pembimbing & penela’ah berhaluan serta berkepiawaian yang cukup eksper / ulung /
lihai dengan tujuan anak didiknya dapat memahami dan mampu memanifestasikan
nilai-nilai demokrasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hastomo. 2009. http://www.scribd.com/doc/22007655/Pelaksanaan-Demokrasi-Di-


Indonesia-2. Diakses Tanggal 25 November 2012

Muh. Guntur. 2009. http://www.e-dukasi.net/artikel/demokrasi_indonesia/. Diakses


Tanggal 25 November 2012

Pristiyanto. 2009. http://www.scribd.com/doc/24440941/PELAKSANAAN-


DEMOKRASI-DI-INDONESIA. Diakses Tanggal 25 November 2012

Rodes. 2008. http://www.lintasberita.web.id/makalah-bagaimana-demokrasi-di-


indonesia-sekarang-ini/. Diakses Tanggal 25 November 2012

Sulaeman. 2008. http://www.wikipedia.com/demokrasi/. Diakses Tanggal 25


November 2012

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/09/makalah-pelaksanaan-demokrasi-
di_8.html. Diakses Tanggal 25 November 2012

http://agusfirmansulistio.blogspot.com/2011/08/makalah-menganalisis-
pelaksanaan.html diakses tanggal 25 November 2012

12

Anda mungkin juga menyukai