Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 ( TIGA)

1. Restu Arifin (2104411259)


2. Rismayani ( 2104411175)
3. Hardianti ( 2104411249)
4. Rio Dionisius P (2104411238)
5. I Kadek Angga S (2104411617)
6. Nurazisah (2104411268)
7. Kaharuddin (2104411324)
8. Syafril (2104411746)
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga

akhir zaman.

Penyusunan makalah demokrasi dan Pendidikan demokrasi ini dibuat dalam rangka memenuhi

Tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan Semester 2

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, kami berharap

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palopo, 18 April 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………........……………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………………………………………………...............................1
2. Permasalah………………………………………………………………………………………………………………2
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..............................3
BAB II PEMBAHASAN
Tinjauan teori……………………………………………………………………………………………………….….....4
Analisa dan pembahasan……………………………………………………………………………………………..5
1. Pengertian Demokrasi dan pendidikan Demokrasi…………………………………………..……...6
2. Teori dan Model Demokrasi. ………………………………………………………………………….……....7
3. Demokratisasi……………………………………………………………………………………………….…….…..8
4. Negara Demokrasi……………………………………………………………………………………….…….…...9
5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia…………………………………………………………..…..…….10
6. Pendidikan demokrasi…………………………………………………………………….........................11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………………………………………………………………………..…..12
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………........13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi?

Sengaja pertanyaan ini kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti
dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk
dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan
negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau
kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi,
kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan
kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili
bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa.

Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi,


yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk rakyat”,sekalipun dalam
mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun supra struktur
politik, berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system
pemerintahan parlementer dan pengorganisasian kekuatan social politiknya yang sederhana
tetapi mantap, yaitu terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya
pemerintahan, adalah negara demokrasi.

Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana kekuasaan


pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada tiga lembaga tinggi
konstitusional, legislatif kepada Congress, eksekutif kepada presiden, judikatif kepada supreme
Court, dan pengorganisasian kekuatan sosial politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga
merupakan negara demokrasi. “Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit
Jerman dimasa lalu telah membuktikan kebenaran itu:Demokrasi pertama jerman pada masa
republic Weimar (1919 –1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror
kediktatoran rezim Nazi. Demokrasi Pancasila. Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh
sebab itu gagasan ini harus ditanamkan kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara,
melalui media, disekolah-sekolah dan universitas universitas serta pusat-pusat kebudayaan.

Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat pemilu saja tetapi juga harus diterapkan pada
hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup mengharuskan partisipasi aktif masyarakat dalam
partai politik yang demokratis, kelompok masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian demokrasi dan pendidikan demokrasi.

2. Teori dan model-model demokrasi.

3. Demokratisasi.

4. Negara demokrasi.

5. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan demokrasi.

2. Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.

3. Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.

4. Memberikan penjelasan mengenai Negara demokrasi dan cirinya.

5. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.


BAB II

ANALISA DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian demokrasi

Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang
berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa
Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep demokrasi lahir dari
yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6
M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct democracy),
artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh
seluruh rakyat atau warga Negara.

Hal ini dapat dilakukan karena yunani pada waktu itu berupa Negara kota (polis) yang
penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang berpenduduk sekitar
300.000 orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun masih ada pembatasan,
misalnya para anak, wanita, dan budak tidak berhak berpartisipasi dalam pemerintahan.
Menurut International commission for jurist, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di
mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik di selenggarakan oleh warga
Negara melalui wakil-wakil yang di pilih oleh mereka dan yang bertanggung jawab kepada
mereka melalui proses pemilihan yang bebas.

Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya bmempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas. Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para
pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi di Negara
tersebut. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan kedaulatan
rakyat.

2.2 Teori-teori dan model-model demokrasi

A. Berikut ini empat teori demokrasi yang dalam prakteknya akan membawa makna tertentu
bagi semua negara saat ini :

@. Teori demokrasi ekonomis


Teori demokrasi ini berpandangan bahwa fungsi demokrasi pada prinsipnya sama
dengan pasar dalam ekonomi. Kaum elit menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi
masalah-masalah politik suatu Negara. Kemudian rakyat memilih di antara elit-elit tersebut
meskipun mereka tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam perumusan maupun
pelaksanaan program-program yang di tawarkan. Baik elit yang bertujuan untuk mendapatkan
jabatan, kekuasaan dan penghasilan maupun para pemilih yang bertindak untuk kepentingan
pribadinya. Tetapi melalui pemilihan umum yang demokratis kedua pihak pada akhirnya akan
memperoleh apa yang mereka harapkan. Elit-elit politik mengejar jabatan bukan untuk
mencapai kepentingan politik yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu tetapi untuk
mendapatkan keuntungan dari jabatannya seperti kekuasaan, penghargaan, dan penghasilan.
Tetapi untuk mendapatkan dukungan mayoritas suara mereka harus menumbuhkan
kepercayaan dari para pemilih. Mereka hanya akan berhasil apabila para pemilih menentukan
pilihan yang sesuai dengan kepentingannya dan program yang di tawarkan oleh elit politik
tersebut cocok dengan keinginan mayoritas pemilih. Para elit yang bersaing pada prinsipnya
bersedia menawarkan semua program kepada masyarakat pemilih melalui kampanye terbuka.

Selain itu mereka juga berusaha melaksanakan program-program tersebut dengan


sebaik baiknya sehingga bisa meraih suara mayoritas dalam pemilihan berikutnya. Dalam
konteks teori ini hanya pasar suara yang di jamin oleh system demokratis, yang memberikan
jaminan bahwa kepentingan masing-masing pemilih akan di perhatikan oleh pemimpin politik
demi mencapai kekuasaannya. Menurut teori ini hal-hal seperti sikap demokratis para pemilih
dan elit, luasnya partisipasi warga pada pembentukan kehendak politik dan pengawasan
terhadap pelaksanaan kekuasaan tidak diperlukan untuk mrnciptakan demokrasi yang baik.
Yang terpenting bagi teori ini hanya system pemilihan umum yang mengamankan pasar politik
dan masyarakat bebas yang menjamin arus informasi.

@. Teori demokrasi langsung

Demokrasi langsung muncul dari pengalaman bahwa wakil-walkil politik maupun


lembaga lembaga politik seperti partai, pemerintah dan parlemen pada umumnya berusaha
untuk memisahkan diri dari kepentingan rakyat. Mereka hanya memperjuangkan
kepentingannya sendiri dan kemudian secara perlahan mengabaikan kepentingan rakyat yang
di wakilinya. Demokrasi langsung berkeyakinan bahwa pada akhirnya tidak perlu ada
pemisahan antara pemerintahan dan rakyat demi mencapai tujuan demokrasi. Masyarakat
yang dapat mengatur kehidupannya sendiri secara demokratis dapat mempraktekan demokrasi
langsung dan tidak memerlukan lembaga-lembaga atau organisasi -organisasi sebagai
perantara.

Dalam demokrasi langsung waraga masyarakat dapat merumuskan kepentingan


bersama dan menemukan alternative pemecahan masalah serta melaksanakanya dalam
semangat kebersamaan. Menurut pandangan ini “masyarakat sipil” merupakan satu-satunya
wadah pembuat keputusan politik yang memadai untuk semua masalah politik. Dengan
demikian kehendak rakyat dapat diwujudkan dalam praktek keputusan politik tanpa perantara
dan tanpa manipulasi.
@. Demokrasi media yang populistik

Demokrasi media Populistik lebih merupakan bentuk kegiatan tertentu dari demokrasi
ketimbang sebuah model normative dari demokrasi modern. Dalam masyarakat modern politik
sepenuhnya ditentukan oleh media khususnya televisi. Demokrasi media merupakan
suatufenomena dimana media masa khususnya televisi tidak hanya mempengaruhi masyarakat
yang kesadaran politik dan opini masyarakat, tapi juga perilaku para politisi dan lembaga politik.
Dalam demokrasi media massa masih terdapat partai-partai, asosiasi-asosiasi dan masyarakat
bebas, tetapi fungsi dan peran mereka mengalami perubahan yang besar. Dalam demokrasi
media pembentukan kehendak rakyat secara demokrasi dan pelaksanaanya dalam system
politik tidak lagi memainkan peran sentral.

@. Demokrasi partai yang partisipatif

Sesuai dengan namanya model ini berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan


ketiga teori yang telah disebutkan diatas. Demokrasi partai pluralistic dapat menggabungkan
efisiensi politik dan partisipasi. Dalam demokrasi multipartai terjadi persaingan sejumlah partai
untuk meraih pengauh dan kekuasaan, maupun untuk merencanakan kondisi kehidupan
masyarakat. Disatu pihak, partai-partai merupakan organisasi besar dengan tingkat sentralisasi
tertentu dan hadir diseluruh wilayah Negara. Jika mereka terorganisir dengan baik maka
mereka akan mampu melakukan pembentukan aspirasi politik pada tingkat akar rumput,
seperti di kabupaten, kecamatan dan desa. Mereka juga akan mampu menggabungkan langkah-
langkah pengambilan keputusan pada semua tingkatan organisasi diseluruh wilayah Negara
sampai ketingkat nasional. Demokrasi partai yang berfungsi dengan baik berakar dalam
masyarakat sipil yang aktif dan efektif.

B. Dua model demokrasi

Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan dapat
diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang berkembang
diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model tersebut dapat
dibagi menurut dua perspektif yang berbeda.

@. Demokrasi Presidensial atau Parlementer.

Dalam demokrasi presidensial presiden memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan


keputusan dan kekuasaan politik yang kuat pula. Kekuasaan politik presiden sering kali
disejajarkan dengan parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen. Sebaliknya dalam
demokrasi Parlementer, parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi untuk
pengambilan keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada tugas-tugas mewakili
Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi parlementer kekuasaan
pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat sesuai dengan hasil pemilihan
umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala Negara yang dipilih secara langsung
oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri, yang juga berpengaruh baik dalam
pembentukan pemerintahan maupun penyusunan undang-undang.
Sesuai dengan budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka demokrasi
presidensial secara lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan stabilitas dalam
proses politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan kekuasaan yang jelas, untuk
menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana hamper menyerupai dictator. Jika
lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan pemerintah, partai dan masyarakat sipil
lemah maka mutu demokrasi presidensial dapat merosot secara tak terkendali dan bahkan
pada akhirnya menjadi sebuah kediktatoran.

@. Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung

Demokrasi perwakilan mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan ditingkat


parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan mengalihkan sebanyak
mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya melalui plebisit, referendum, jajak
pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau mengembalikan sebanyak mungkin keputusan
ketingkat komunitas local. Norma-norma dan aturan dasar demokrasi bersifat universal tetapi
cara pelaksanaanya harus diputuskan secara pragmatis sesuai dengan preferensi masyarakat
tertentu.

2.3 Demokratisasi

Sebelum kita berbicara mengenai negara demokrasi, kita harus mengenal terlebih
dahulu istilah demokratisasi, yaitu suatu penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan
politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahap:

1. Tahapan pertama adalah penggantian dari penguasa non demokrasi ke penguasa


demokrasi.
2. Tahapan kedua adalah pembentukkan lembaga-lembaga dan tertib politik
demokrasi.
3. Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi.
4. Tahapan keempat adalah politik demokrasi sebagai budaya bernegara.

2.4 Negara demokrasi

Negara demokrasi adalah suatu negara yang menganut sistem pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang
menyangkut infrastruktur politik maupun suprastruktur politik berbeda satu dengan yang lain.
Dilihat dari paham yang dianut demokrasi dapat dibedakan menjadi:

1) Demokrasi Liberal (Negara Barat)

Sistem pemerintahan ini diterapakan di negara barat, kebebasan individu untuk


bergerak,berpikir dan mengeluarkan pendapat sangat dijunjung tinggi. Dengan demikian,
persamaan hak dalam bidang politik sangat dijunjung tinggi, namun pada bidang ekonomi tetap
memegang persaingan bebas. Akibatnya terjadi kesenjangan antara golongan ekonomi kuat
(kapitalis) dan golonagan ekonomi lemah (buruh). Di negara yang menganut demokrasi liberal
sistem masyarakatnya bebas merdeka, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia setinggi-
tingginya, bahkan kadang-kadang diatas kepentingan umum.

2) Demokrasi Sosialis (Negara Komunis)

Di negara yang menerapkan demokrasi sosialis menitikberatkan pada paham kesamaan


yang menghapus perbedaan antara kelas sesama rakyat. Oleh sebab itu, pada negara sosialis
tidak ada hak perseorangan, yang ada adalah hak kolektif atau hak umum.Untuk mencapai
masyarakat sosialis yang sejahtera dan sama rata (tujuan negara) pada masyarakat itu masih
berlaku kediktatoran proletar atau kediktatoran mayoritas (buruh dan tani). Akan tetapi,
kekuasaan negara hanya dikendalikan oleh satu partai yaitu komunis baik pada bidang legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Kekuasaan legislatif meliputi dua badan yaitu Dewan Uni atau Majelis
Rendah yang anggotanya dipilih oleh rakyat, dan Dewan Nasional yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat negara bagian. Badan eksekutif memegang kekuasaan sangat luas, antara
lain mengeluarkan keputusan keputusan dan dekrit bahkan kalau perlu memberhentikan
anggota kabinet.

3) Demokrasi Pancasila

Pada hakikatnya Demokrasi adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan yang tertinggi ada di
tangan rakyat. Hikmat kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab serta didorong dengan itikad baik sesuai
dengan hati nurani yang luhur. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian
Indonesia dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
sehingga mencapai mufakat.

Perwakilan adalah prosedur peran serta rakyat dalam pemerintahan yang dilakukan
melalui badan perwakilan. Dari uraian di atas demokrasi Pancasila dapat diartikan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan
diliputi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beadab, Persatuan
Indonesiaserta untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang bersumberkan pada kepribadian dan filsafat bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila. Ciri negara demokrasi adalah adanya kebebasan bagi warganya
untuk mengurus diri sendiri. Salah satu wujudnya adalah dengan adanya otonomi daerah.
Dengan otonomi ini, pemerintah daerah diberikan kebebasan oleh pemerintah pusat utuk
mengurus diri sendiri. Ciri-ciri Negara Demokrasi menurut Bingham Power Jr, yaitu :
1. Legitimasi pemerintah
2. Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2 partai politik
3. Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu
4. Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiaannya
5. Masyarakat dijamin kebebasannya

1. Masalah-masalah dalam Negara demokrasi


1. Demokrasi dan ekonomi

Menurut persepsi liberal klasik, ekonomi adalah wilayah di luar kewenangan negara.
Meskipun negara harus menciptakan jaminan dan syarat-syarat bagi berjalannya ekonomi
tersebut, tetapi Negara tidak bertanggung jawab secara langsung dan tidak memiliki
kewenangan sah untuk melakukan intervensi atau kontrolterhadap ekonomi. Teori ini tidak
dapat dipertahankan dari sudut pandang model demokrasi yang berdasarkan kedaulatan
hukum. Oleh karena itu, negara demokrasi yang mengakui kedaulatan hukum memiliki
komitmen dan diberi wewenang untuk melakukan intervensi dalam ekonomi dengan maksud
untuk melindungi dan membentuk kondisi-kondisi ekonomi rakyat dan implikasinya.

Negara juga berkewajiban untuk menjamin stabilitas nilai tukar mata uang dan kondisi
kerja yang manusiawi. Selain itu Negara juga harus mencegah penyalahgunaan kekuasan
ekonomi terhadap pekerja perusahaan-perusahaan bisnis terhadap politik serta kekuatan-
kekuatan lainnya. Kalau pasar dibiarkan berjalan menurut kekuatannya sendiri, maka
perekonomian akan mengalami siklus kegairahan atau pertumbuhan ekonomi, depresi dan
krisis. Dengan demikian akan muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan
tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. Selain itu negara juga mengalami kesulitan
dalam hal pemungutan pajak.

2.Kemerosotan Demokrasi

Demokrasi yang sedang merosot memang ditandai dengan adanya basis demokrasi yang
penting dengan diperkenalkannya hak suara yang sama untuk semua orangdalam pemilihan
umum. Tetapi dalam berbagai aspek penting lainnya bentuk demokrasi tersebut tidak
memenuhi norma-norma demokrasi. Kalaupun norma-norma dipenuhi tingkatannya sangat
tidak memadai. Demokrasi yang mengalami kemerosotan memerlukan perhatian khusus. Ada
dua hal yang perku dilakukan. Melanjutkan demokratisasi yang sudah dimulaidengan tujuan
yang jelas dan terarah dan mencegah kemerosotan yang lebih parah.

3. Musuh-musuh Demokrasi

Sistem politik negara demokrasi memiliki beberapa cirri yang tidak disukai
penentangnya. Ciri - ciri tersebut mencakup pembatasan kekuasaan politik baik oleh waktu
maupun tindakan politik tertentu. Diseluruh dunia musuh demokrasi adalah pihak yang takut
bahwa pengakuan terhadap aturan-aturan demokrasi akan menghambat pencapaian
kepentinagan politik dan sosial mereka. Mereka juga khawatir system yang demokrasi akan
menimbulkan berbagai kerugian terhadap kepentingan mereka.

4.Pandangan kedepan

Demokrasi tidak bisa bertahan dalam jangkan panjang tanpa adanya jumlah pendukung
demokrasi yang memadai. Pendukung-pedukung tersebut benar-benar mengenal lembaga
lembaga dan pilihan-pilihan demokrasi. Mereka mendukung demokrasi dengan sepenuh hati
berdasarkan keyakinannya tentang prinsip tersebut.
Mereka bahkan memberikan nafas hidup bagi demokrasi melalui keterlibatannya
secara nyata dalam demokrasi. Demokrasi juga ditopang oleh kemampuannya untuk senantiasa
menyelesaikan masalah masalah yang dihadapin oleh masyarakat secara menyakinkan dan
efektif. Dengan demikian demokrasi memerlukan perhatian terus menerus dari para democrat
bahkan di negara-negara yang sudah memiliki lembaga-lembaga yang dapat diandalkan.
Demokrasi menjadi kuat karena tahan uji dan dapat mengelola konflik kepentingan dan nilai
yang bisa menhancurkankediktatoran. Demokrasi menjadi rentan karena tidak dapat bertahan
kalau orang tidak menaruh kepercayaan terhadap demokrasi. Selain itu demokrasi tersebut
juga diterima demi kepentingan seluruh warga Negara dengan menggunakan instrument
kekuasaan yang sah. Dalam dunia zaman ini tugas demokrasi untuk masa depan terletak dalam
perluasannya menjangkau arena global.

2.5 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu Negara yang merupakan system demokrasi dalam
system pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi yang dalam
pemerintahan telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menggunakan demokrasi
pancasila. Mengenai mekanisme atau pelaksanaan demokrasi pancasila sudah diatur dalam
UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga
lembaga konstitusional ditingkat pusat maupun yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi
pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional ditingkat daerah.

@. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat

Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD 1945, harus
mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa prinsip mekanisme
demokrasi Pancasila :

1. Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan


2. Faham Unitarisme atau Kesatuan
3. Faham Negara Hukum
4. Faham konstitusionalisma
5. Supremasi MPR
6. Pemerintah yang Bertanggung Jawab
7. Pemerintah Berdasarkan Perwakilan
8. Sistem Pemerinyahan Presidensial
9. Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah
@. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah

Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik menyangkut pula lembaga


lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang diberikan dalam Garis
garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok pemerintahan di Daerah :

1. Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang bersangkutan


dengan daerah otonom adalah bahwa pemberian otonomi itu haruslah sesuai
dan serasi dengan pembinaan dan kesatuan bangsa, dapat menjamin hubungan
yang serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan dapat
menjamin perkembangan dan pembangunan daerah.
2. Pembagian wilayah Negara R.I.,Uniteritorial .
3. Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.
4. Badan Pertimbangan Daerah.

@. Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat

Adapun pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan politik


rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU Nomor 3 tahun
1975, tentang partai politik dan golongan karya.

2.6 Pendidikan demokrasi

Demokrasi dewasa ini ternyata memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memeliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini membutuhkan waktu
yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif berdimensi jangka panjang, guna
mewujudkan masyarkat demokratis, pendidikan demokratis mutlak diperlukan. Karena pada
hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima
dan dijalankan oleh oleh warga Negara.

Tujuan pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga masyarakat berperilaku


dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan
pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.

@. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
@. PKN sebagai Pendidikan Demokrasi.

Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik sebagai


mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi mengemban misi sebagai
pendidikan nasional. Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan
kewarganegaraan adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis. International
Commission of Jurist sebagai organisasi ahli hokum internasionaldalam konferensinya di
Bangkok 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah
yang demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai berikut :

1. Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-hak individu,


harus
2. menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang
dijamin.
3. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial tribunals)
4. Pemilihan umum yang bebas
5. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
6. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasidan beroposisi
7. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti kedaulatan tidak lagi
dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi
“Indonesiaadalah merupakan negara hukum”. Lembaga-lembaga negara berdasarkan
perubahan UUD 1945 adalah MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi.
Dengan semangat era reformasi kita sepakat untuk tidak melakukan amandemen pembukaan
UUD 1945, maka demokrasi yang ditetapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.

Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan


dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is goverment of the people, by the
people, for the people) yang kemudian kita kenal dengan demokrasi modern. Ada dua asas
pokok tentang demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan dan
pengakuan hakikat dan martabat manusia.

3.2 Saran

Dari pengalaman sejarah kita harus banyak belajar dari keberhasilan kehidupan
demokrasi negara lain, antara lain dalam meningkatkan kedewasaan dalam berpolitik, tanggung
jawab sebagai bangsa dan kesadaran untuk mematuhi aturan main dalam kehidupan
demokrasi. Masalah praktik politik yang mengarah kepada tindakan anarkis, money politic, dan
kurang betanggung jawab harus kita hindarkan. Kita harus terbiasa untuk mengakui
keberhasilan orang lain dan kita siap belajar dari kegagalan untuk meraih sukses dimasa depan.
Kita yang sebagai penerus bangsa harus bisa menjaga dan memelihara Negara kita agar tetap
selalu ada dikanca dunia.. amien.
DAFTAR PUSTAKA

Pamudji,S.1982.Demokrasi Pancasila Dan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU..

Anda mungkin juga menyukai