Anda di halaman 1dari 28

Hasil Diskusi

Pertemuan 2
Anggia Paramita
Aviolia Putri Medianti
Ayu Senatriwikan
Izza Ramady
Wahyudi Muktiwibowo

Based on OECD
Pelaksanaan otoritas publik yang
dilakukan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk membentuk
peraturan dan regulasi dan
menyediakan jasa kepada komunitas
masyarakat.

rancangan informal maupun formal


yang menentukan bagaimana suatu
keputusan publik dibentuk dan
bagaimana tindakannya
dilaksanakan dari pandangan
mempertahankan nilai konstitusi
suatu negara dalam merubah suatu
masalah, pelaku dan lingkungan.

PUBLIC
GOVERNANCE

Good Public Governance


Sistem terkait dengan pengelolaan kewenangan penyelenggara negara
dalam melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab dan dapat
diandalkan. GPG mengatur pola hubungan antara penyelenggara negara
dan masyarakat

Good Corporate Governance


Motif hubungan antara management dengan para pemangku
kepentingan, managemen dengan dewan komisioner dan dengan
anggota dari para manajemen itu sendiri.
3 Pilar:
1. Negara dan
perangkatnya
2. Dunia usaha
3. Masyarakat

Good
Public
Governance

Menerapkan GCG untuk


meningkatkan produktivitas
nasional
Menciptakan peraturan
perundangan yang
menunjang iklim usaha
yang sehat

Good
Corporate
Governance

Memiliki pengaruh
terhadap rangka
penyelenggaraan negara,
aspek kehidupan
masyarakat dan
penerapan CG di dunia
usaha

GPG dan GCG


tidak bisa berdiri
sendiri karena
saling mendukung
dan
mempengaruhi

Prinsip GCG
melindungi
segenap
bangsa
Indonesia dan
seluruh
tumpah darah
Indonesia
mencerdaskan
kehidupan
bangsa

memajukan
kesejahteraan
umum,
memelihara
ketertiban dunia
berlandaskan
kedaulatan
negara,
perdamaian
abadi dan
keadilan sosial

Tujuan

Pilar GCG
Negara
GPG sebegai
pedoman
Menciptakan
situasi
kondusif

Dunia Usaha

Masyarakat

Meningkatkan
produktivitas
nasional
Berpartisipasi
aktif memberi
masukan dan
perumusan

Kontrol sosial
pelaksanaan
fungsi negara
Berpartisipasi
aktif memberi
masukan dan
perumusan

Asas GCG
Demokrasi

1.

Partisipasi
Pengakuan perbedaan pendapat
Perwujudan kepentingan umum

Transparansi

2.

Penyediaan informasi yang dapat diakses


dengan mudah
Pengawasan oleh masyarakat dan dunia usaha
Penyusunan dan penggunaan anggaran

Asas GCG
3. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi dalam organisasi dan


pertanggungjawabannya
Jujur, terukur, sesuai ketentuan perundang
undangan

4. Budaya Hukum

Penegakan hukum secara tegas dan ketaatan


terhadap hukum
Membangun sistim & budaya hukum
berkelanjutan
Berdasar pada kepentingan umum dan
konsisten

Asas GCG
5. Kewajaran dan Keutamaan

Demi terwujudnya perlakuan setara terhadap


pemangku kepentingan
Menghindari terjadinya benturan kepentingan
Memperhatikan kepentingan dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat

Diskusikan perbedaan sektor publik dan


sektor privat! Jelaskan teori terkait GPG!
Sektor Publik

Sektor Privat
Faktor Lingkungan

Struktur, status, kekuasaan dan pengaruh politik


(pengaruh kelompok, politisi pemilih)
Pasar sebagai mekanisme dalam mengungkapkan
informasi
Struktur mikro-meso-makro

Struktur pasar
Peran pasar saham, pasar untuk taking over
purchase dan pasar barang sebagai mekanisme
Struktur mikro

Hierarki yang lebih terbuka diantara principals dan Hierarki terbatas dalam hal hubungan principalagents (masyarakat-parlemen-menteri-direksiagent (pemegang saham-direksi-CEO)
manajemen)

Transaksi Organisasi/ Lingkungan


Motif non-profit, kepentingan publik, kinerja
kompleks dan terkadang bertentangan
Manajemen risk-averse

Motif profit, indikator kinerja jelas

Jasa atau barang publik terbatas dalam produksi

Produk tidak terbatas dalam produksi

Mengambil risiko dalam operasi

Ekspektasi dari konsumen jelas (produk yang baik) Ekspektasi dari konsumen sebagai masyarakat,
pembayar pajak, dan pemilih lebih kompleks
(pengawasan, tekanan dan protes dari public)

Proses, struktur dan peran Organisasi


Kualitatif, dan terkadang tujuan tidak rasional

Tujuan jelas dan telah ditetapkan

Kurangnya otonomi dalam pembuat keputusan,


kurangnya otoritas dari bawah
Hubungan yang lebih kompleks multi-layered dan
struktur (mikro-meso-makro)
Adanya pengaruh kelompok eksternal dalam
pengambilan keputusan
Independensi kurang didefinisikan bagi direksi dan
auditor

Kekuasaan dan motivasi dari direktur dan anggota


direksi, lebih otonomi
Struktur tripod: pemegang saham, manajemen
dan dewan di tingkat mikro
Kurangnya pengaruh dari kelompok eksternal
dalam pengambilan keputusan
Independensi didefinisikan bagi direksi dan
auditor

Elemen Spesifik
Kesesuaian penting karena kebutuhan untuk
pemerintahan yang baik, kinerja kurang
terekspose
Banyak pelaku yang mengawas (audit eksternal,
pemeriksaan keuangan, komisaris)
Peraturan tatakelola oleh badan yang berbeda
dalam kode, aturan, hukum.

Kinerja dan kesesuaian sebagai bagian setara


dengan tatakelola perusahaan
Pengendali eksternal tidak banyak dan memiliki
peran yang jelas
Formalisasi tatakelola yang baik melalui kode

Teori Principal-Agent
Teori dominan yang didasari atas model tatakelola perusahaan. Model
principal-agent mengacu pada situasi di mana dua pelaku bekerja
satu sama lain, dengan satu pihak agent (manajer) membuat
keputusan atas pihak lain yaitu principal (pemegang saham).
Teori Stakeholder
Teori yang menyatakan bahwa organisasi bertanggung jawab untuk
berbagai kelompok dan tidak hanya pada pemilik organisasi saja.
Dewan merupakan tubuh yang paling penting dalam teori
stakeholder. Dengan menggabungkan berbagai pemangku
kepentingan dalam dewan, adanya negosiasi dan penyelesaian segala
potensi pertentangan diantara semua pemangku kepentingan.
Teori Kekuasaan
Teori yang menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk membuat
organisasi menjadi efektif dalam mencapai tujuannya. Jarak
kekuasaan menjadi masalah penting dalam proses tatakelola. Hal ini
didefinisikan sebagai perbedaan antara sejauh mana manajer dapat
menentukan perilaku bawahan sehingga bawahan dapat memaham.
Sebuah jarak kekuasaan yang tinggi menyiratkan toleransi yang tinggi
untuk ketidaksetaraan.

Bagaimana penerapan GPG


di Indonesia berdasarkan
world governance indicator?

6 Indikator pada Indonesia

Voice and Accountability

Political Stability and Absence


of Violence

Government Effectiveness

Regulatory Quality

Rule of Law

Control of Corruption

Kesimpulan
Penerapan Rule of Law dan Control of
Corruption pada Indonesia terbilang rendah
jika dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai negara berkembang, political
stability Indonesia termasuk tinggi dan
memiliki perkembangan yang pesat.
Voice and Accountability Indonesia pun
termasuk tinggi.

Analisis GPG pada DPRD Jabar


berdasarkan Jurnal Darmawan

Legislative Strengthening and Empowerment:


Efforts to Strengthen Local Governance and
Accountability through Provincial Parliaments
in Indonesia

Empowerment dilakukan anggota legislatif melalui


mobilizing resources,
pluralism attitude development,
formulizing strategic goal and objectives,
political cooperation,
combining resources

Pluralism
Attitude

keberagaman komunitas provinsi jawa barat


ditunjukan dengan meningkatnya anggota
lembaga negara yang berasal dari luar provinsi
jawa barat dimana dapat dilihat bahwa
masyarakat memiliki sikap terbuka terhadap
latar belakang sosial dan budaya anggota
parlemen

Formulizing
Strategic Goal
and Objectives

Kemampuan anggota legislatif provinsi jawa


barat untuk menyusun tujuan strategis sangat
beragam

semakin tinggi kemampuan politik yang


ditunjukan oleh individu semakin tinggi juga
kemampuannya untuk memobilisasi sumber
daya yang ada

Mobilizing
Resources

Anggota DPRD bekerjasama dengan akademis. Hal


ini dilakukan untuk mendapatkan analisa dari
pandangan akademik terkait dengan kepentingan
individu terkait sehingga keputusan yang diambil
tidak merugikan kepentingan masyarakat.

Kerjasama politik yang telah dibangun


tidak menunjukan adanya konsistensi
dengan ideologi tetapi kerjasama politik
dibangun karenan adanya kepentingan
politik individual.

Combining
Resources
Political
Cooperation

Keberhasilan kinerja legislatif diukur dengan melihat


aspek responsiveness dan aspek responsibility serta
accountability
Responsive
Mampu untuk membuat kebijakan yang diperlukan
oleh masyarakat.
Hasil penelitian : respon anggota legislatif provinsi
jawa barat terhadap kepentingan masyarakat sangat
rendah. Respon yang rendah tersebut disebabkan
oleh birokrasi pemerintah yang buruk.

responsibility dan accountability


merupakan konsep mengenai standar professional seseorang.
Seseorang dapat dinilai bertanggung jawab apabila ia memiliki
standar professional atau kompetensi yang tinggi.
Hasil Penelitian:
Perilaku politik anggota DPRD menunjukan bahwa kinerja DPRD
lebih dipengaruhi oleh kemampuan resource mobilization,
pluralism attitude development, dan formulation of strategic goals
and objectives daripada aspek combined resources dan political
cooperation. Dimana kedua aspek tersebut memiliki potensi untuk
memperlambat pengembangan demokrasi di Jawa Barat.
Terdapat kebutuhan dalam menyusun strategic goal dan objectives
edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik
anggota DPRD sehingga mereka dapat menyusun strategic goal
dan objectives. Rendahnya kemampuan untuk menyusun visi dan
misi dapat dihubungkan dengan masing-masing latar belakang
politik dan pengalaman individu.

Keberhasilan kinerja legislatif diukur dengan mengacu pada


asas-asas yang ada dalam pedoman umum GPG KNKG,
yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya
hukum, serta kewajaran dan kesetaraan. Berdasarkan hasil
penelitian, asas-asas yang terdapat pada pedoman umum
KNKG belum diimplementasikan secara sempurna oleh
Anggota DPRD Jawa Barat. Hal ini ditunjukan dengan:
Redahnya tingkat responsiveness yang belum sesuai
dengan asas kewajaran dan kesetaraan
Rendahnya kemampuan anggota dalam menyusun visi
dan misi (ukuran) yang belum sesuai dengan asas
akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai