Anda di halaman 1dari 9

292 SEBATIK 2621-069X

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI


LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN
BANGGAE KABUPATEN MAJENE)
Dahlia 1), Nurhidayah2), dan Nurul Listiawati3)
1,2,3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sulawesi Barat
1,2,3
Jl. Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH., Talumung, Majene, 91411
E-mail : dahlia@unsulbar.ac.id1), nurhidayah@unsulbar.ac.id 2), listiawatinurul@gmail.com3)

ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui Akuntabilitas Laporan Keuangan Partai politik Kec. Banggae Kab.
Majene, dan untuk mengetahui Transparansi Laporan Keuangan Partai Politik Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.
Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif kualitatif, adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner,
wawancara dan observasi. Adapun tahapan - tahapan analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan analisis data kualitatif
model Miles dan Huberman yaitu : Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil
penelitian ini adalah pelaksanaan akuntabilitas partai politik berada pada kategori cukup yang artinya bahwa akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program dan akuntabilitas keuangan masih perlu ditingkatkan
akuntabilitas utamanya dalam hal penyampaian laporan pertanggungjawabannya, dan pelaksanaan transparansi partai
politik berada pada kategori cukup yang artinya bahwa informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
masih perlu ditingkatkan. Informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat, berdasarkan pertimbangan
bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban dalam
mengelola sumber daya yang dipercayakan kepada partai masih perlu ditingkatkan, transparansi yang dilakukan oleh partai
akan dapat mempengaruhi pemberian pilihan suaranya dalam Pemilu.

Kata kunci : Akuntabilitas, Transparansi, Partai Politik, Laporan Keuangan, Pertanggungjawaban

1. PENDAHULUAN kampanye pada kegiatan Pemilihan Umum bagi partai


Salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam politik.
proses politik adalah pemilihan umum (Pemilu). Pemilu Salah satu permasalahan besar yang timbul dalam
merupakan sarana bagi masyarakat untuk ikut Pemilihan Umum 1999 adalah lemahnya pengelolaan,
menentukan sosok dan arah kepemimpinan negara atau pertanggungjawaban dan pengendalian pembiayaan
daerah dalam suatu periode waktu tertentu. Pemilu kegiatan politik. Hampir seluruh partai politik
memiliki fungsi utama untuk menghasilkan mengalami permasalahan pembiayaan kegiatan politik
kepemimpinan yang benar-benar menghendaki kehendak ini, termasuk pembiayaan calon anggota legislatif yang
rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu mengikuti kampanye politik. Lemahnya sistem
sarana untuk legitimasi kekuasaan. pembiayaan ini mengakibatkan tidak terkendalinya
Partai politik yang sehat dan kredibel serta proses politik uang (money politics), yang melibatkan hampir
Pemilihan Umum yang diselenggarakan secara seluruh partai politik pada Pemilu tahun 1999 yang lalu,
demokratis, jujur dan adil merupakan modal dasar Radikun (2008).
membangun demokrasi berkredibilitas. Demokrasi Kinerja organisasi publik seperti partai politik
berkredibilitas ini merupakan modal dasar terciptanya memiliki kaitan erat dengan transparansi dan
pemerintah yang solid dan berwibawa dengan akuntabilitas. Seperti halnya dibidang kebijakan publik
pengawasan efektif dari lembaga legistalif. Demokrasi yang lain, keberadaan transparansi dan akuntabilitas
berkredibiltas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya merupakan syarat mutlak untuk membangun kebijakan
transparansi dan mekanisme pertanggungjawaban yang dan institusi yang efektif, efisien, dan adil (equitable).
jelas atas kegiatan pembiayaan politik, baik keuangan Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus
partai politik maupun pembiayaan kegiatan Pemilihan menjangkau beberapa tingkat kebijakan mulai dari
Umum. Transparansi pertanggungjawaban keuangan ini perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, sampai
mensyaratkan adanya standar akuntansi keuangan bagi pada pelaksanaannya yang terjadi di segenap institusi
partai politik, pedoman audit partai politik, dan adanya (Kusuma, 2012).
pedoman, peraturan, dan prosedur pelaporan dana Pertanggungjawaban keuangan yang transparan oleh
partai politik merupakan bentuk kepatuhan terhadap
SEBATIK 1410-3737 293

undang-undang partai politik dan undang-undang penelitian apakah masyarakat benar-benar menuntut
pemilu. Partai politik harus mampu melaksanakan akuntabilitas dan transparansi keuangan partai politik
pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber daya dalam memberikan suaranya pada saat pemilihan
keuangan yang digunakan kepada para konstituennya. umum, karena jumlah suara yang diperoleh oleh partai
Bentuk pertanggungjawaban pengelola keuangan partai politik merupakan gambaran dari elektabilitas partai
politik serta pemilu adalah penyampaian laporan dana politik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
kampanye (semua peserta pemilu) serta laporan mengeksplorasi transparansi dan akuntabilitas laporan
keuangan (khusus untuk partai politik) yang harus keuangan partai politik politik.
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ke KPU serta Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
terbuka untuk diakses publik (Halim, 2013). membuka wawasan baik bagi akademisi, praktisi,
Masyarakat kini semakin cerdas dalam menentukan politisi dan public tentang pentingnya akuntabilitas
sikap politiknya, artinya Partai Politik juga harus sebagai salah satu alat kontrol yang bermanfaat tidak
berbenah dalam menjalankan fungsinya. Partai hanya bagi perusahaan yang berorientasi mencari laba
politik kini harus berupaya untuk mengedepankan tetapi juga bagi organisasi partai politik yang
transparansi dan akuntabilitas dalam kinerjanya. merupakan penghasil pemimpin-pemimpin yang akan
Tujuan dari pembenahan tersebut penting untuk menentukan jalannya roda pemerintahan negara.
meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat, serta Berdasarkan pengamatan awal peneliti banyaknya
tidak membuat partai politik hanya sekedar menjadi partai politik yang terlibat dalam pemilu 2019 untuk di
“broker” yang menjadikan politik adalah komoditas Kabupaten Majene adalah sebanyak 16 partai politik
yang dapat diperdagangkan untuk kepentingan diantaranya terdiri atas : Partai Kebangkitan Bangsa,
kelompok-kelompok tertentu. Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Demokrasi
Berikut ini beberapa fenomena terkait dengan kasus Perjuangan Indonesia, Partai Golongan Karya, Partai
dari caleg dalam Pemilu 2019 dintaranya caleg DPR RI Nasional Demokrasi, Partai Garuda, Partai Berkarya,
asal Partai Nasdem Maluku Utara yang meminta kembali Partai Keadilan Sejahtera, Partai Perindo, Partai
karpet serta jam dinding yang dia sumbangkan ke Persatuan Pembangunan, Partai Solidaritas Indonesia,
Masjid Nurul Bahar Kelurahan Tomalou Kota Tidore, Partai Amanat Nasional, Partai Hati Nurani Rakyat,
Kepulauan (Tikep), Maluku Utara karena suara yang dia Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan
dapat di kelurahan tersebut kurang dalam pemilu april & Persatuan Indonesia.
2019, http://news.rakyatku.com. Dalam Warta Sandeq Dikabupaten Majene banyaknya calon pemilih yang
BPKP (2018) dinyatakan bahwa partai politik masih golput (tidak memilih) dalam Pemilu adalah sebesar 20
belum berhasil memberikan pendidikan politik pada %. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat ketidak
masyarakat. Setiap ada perhelatan pesta demokrasi percayaan masyarakat kepada partai politik maupun
masih saja ada pemberitaan adanya money politic kader partainya. Jika hal ini terus dibiarkan berlarut-
(politik uang) dan serangan fajar agar masyarakat larut maka kepercayaan publik akan semakin terkikis.
memilih. Wakil rakyat yang diharapkan mewakili Kajian berkaitan dengan akuntabilitas dan keuangan
aspirasi rakyat yang memilihnya belum fokus dalam partai politik di Indonesia telah dilakukan yaitu
menyampaikan aspirasi konstituennya. Tidak sedikit penelitian Kholmi (2013) di Kabupaten Jombang
juga anggota legislatif yang terkena OTT karena menunjukkan bahwa menurut persepsi pengurus partai
korupsi. Sebagian masih berorientasi bagaimana supaya politik sependapat untuk menerapkan tiga kategori
terpilih kembali dengan melakukan korupsi agar bisa akuntabilitas keuangan dalam mengelola organisasi
membeli suara rakyat. partai politik, yaitu akuntabilitas keuangan tahunan,
Ditinjau dari sisi keuangan dalam Pemilu 2019 akuntabilitas keuangan dana kampanye, dan
berdasarkan informasi yang dikutip dari Tribun News akuntabilitas keuangan dana bantuan APBD.
terdapat salah satu Parpol di Kabupaten Majene yang Selanjutnya Penelitian Adhi (2018) di Yogyakarta
dibatalkan kepengurusan partainya karena Parpol yang menunjukan bahwa Partai Politik masih memandang
bersangkutan tidak menyerahkan Laporan Awal Dana akuntabilitas merupakan hal yang tidak atau belum
Kampanye (LADK) nya Sampai batas akhir sesuai penting untuk mewujudkan good political governance,
regulasi yaitu 10 Maret 2019. Hal tersebut menunjukan permasalahan tersebut diperparah dengan regulasi yang
bahwa masih ada saja parpol yang tidak patuh dari sisi belum mengikat partai politik untuk melakukan
pelaporan keuangan dana kampanye. akuntabilitasnya kepada publik. Penelitian Anggun
Fenomena ketidakpercayaan masyarakat terhadap (2017) menunjukan bahwa banyak terjadi penggalangan
partai politik dibuktikan dengan berbagai tindakan dan pengelolaan dana dari Partai Politik yang tidak
masyarakat. Salah satu tindakan masyarakat dilandasi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
berupa ‘tidak menggunakan hak pilihnya (menjadi Penelitian Mufazzal, M & Abidin, Z (2017)
golongan putih) atau dengan sebutan “golput” dalam menunjukkan bahwa partai politik belum menerapkan
pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif. standar transparansi dan akuntabilitas. Penelitian
Fenomena-fenomena yang terjadi dalam Ramadhan, A (2019) menunjukkan bahwa akuntabilitas
ranah politik tersebut mendorong untuk dilakukan
294 SEBATIK 2621-069X

dana bantuan partai politik yang bersumber dari APBD pemimpinnya di parlemen atau di eksekutif dan dapat
sudah terlaksana dengan sangat baik. melaksanakan kekuasaan yang dipegangnya sesuai
dengan ideologi yang dianutnya serta program yang
2. RUANG LINGKUP dibuatnya. Keberhasilan suatu partai politik diukur
Dalam penelitian ini permasalahan mencakup: dengan banyaknya jumlah suara yang direbutnya lewat
1. Cakupan permasalahan dalam penelitian ini ialah a) Pemilihan Umum.
bagaimana Akuntabilitas Laporan Keuangan Partai
Politik (Studi Kasus Pada Masyarakat Kec. Banggae 3.2 Akuntabilitas
Kab. Majene) ?, b) Bagaimana Transparansi Laporan Menurut Mardiasmo (2018) Pada dasarnya,
Keuangan Partai Politik (Studi Kasus Pada akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik
Masyarakat Kec. Banggae Kab. Majene) ? atas setiap aktivitas yang dilakukan. Sedangkan menurut
2. Batasan penelitian ini ialah opini masyarakat, komisi Penny (2014) Akuntabilitas adalah bentuk kewajiban
pemilihan umum, badan pengawas pemilihan umum penyedia penyelenggaraan kegiatan publik untuk dapat
serta Partai politik sendiri mengenai akuntabilitas dan menjelaskan dan menjawab segala hal menyangkut
transparansi pelaporan keuangan partai politik langkah dari seluruh keputusan dan proses yang
3. Rencana hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah dilakukan, serta pertanggungjawaban terhadap hasil dan
informasi mengenai akuntabilitas dan transparansi kinerjanya.
laporan keuangan partai politik dilihat dari beberapa Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat
sudut pandang yang berbeda (opini masyarakat, disimpulkan bahwa akuntabilitas adalah bentuk
komisi pemilihan umum, badan pengawas pemilihan kewajiban untuk menyampaikan laporan atau
umum serta Partai politik), informasi kemudian di pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
analisis dan dibuat dalam laporan hasil penelitian berkepentingan baik oleh seseorang atau sekelompok
yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal/ prosiding. orang (organisasi) yang telah menerima amanah dari
pihak-pihak lain. Mardiasmo (2018) Akuntabilitas publik
3. BAHAN DAN METODE adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk
Berikut ini disajikan kajian teori dan metode yang memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
digunakan dalam penelitian ini. melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak
3.1 Partai Politik pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan
Menurut Anggun (2017) Secara umum, dapat untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok Akuntabilitas dibedakan dalam beberapa tipe,
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai diantaranya yaitu:
orientasi, nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan 1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
dan merebut kedudukan politik, biasanya dengan cara kepada otoritas yang lebih tinggi, seperti
konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan- pertanggungjawaban unit-unit kerja kepada
kebijaksanaan mereka. Sedangkan Bastian (2007) pemerintah daerah, pertanggungjawaban
menyatakan bahwa partai politik adalah sebuah LSM pemerintah daerah kepada pusat, dan pemerintah
meskipun para perwakilannya ada yang duduk baik pusat kepada MPR.
sebagai pihak yang berkuasa maupun sebagai oposisi 2. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability)
meskipun tidak ditunjukkan selayaknya LSM. adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat
Dalam Undang-Undang RI No. 2 tahun 2008 luas, khususnya para pengguna atau penerima
tentang partai politik dinyatakan bahwa Partai Politik layanan organisasi yang bersangkutan.
adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk Elwood (1993) dalam Mardiasmo (2018)
olehsekelompok warga negara Indonesia secara sukarela menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang
atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik yaitu :
memperjuangkan dan membela kepentinganpolitik 1. Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta (accountability for probity and legality)
memelihara keutuhanNegara Kesatuan Republik 2. Akuntabilitas Proses (process accountability)
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 3. Akuntabilitas Program (program accountability)
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Akuntabilitas Kebijakan (policy accountability
Menurut Radikun (2008) Karakter utama partai
politik adalah faktor kekuasaan yang dimilikinya dan 3.3 Transparansi
perannya dalam mewakili rakyat. Tujuan akhir dari Menurut Hafiz (2011) transparansi adalah:
partai politik adalah mendapatkan mandat dari Keterbukaan dan kejujuran kepada masyarakat
konstituennya untuk memegang kekuasaan lewat cara- berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
cara demokratis, yaitu lewat Pemilihan Umum. Dengan hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
demikian partai dapat menempatkan individu atas pertanggung jawaban pemerintahan dalam sumber
SEBATIK 1410-3737 295

daya yang di percayakan kepadanya dan ketaatannya 3.5 Tahapan Penelitian


pada peraturan perundangundangan. Sementara Menurut Penelitian ini diawali dengan melakukan persiapan
David O. Renz (2016:103) definisi transparansi yaitu penelitian terlebih dahulu kemudian melakukan
sebagai berikut : Transparency which involves collecting kegiatan survei awal penelitian. Survei awal ini
information and making it available and accessible for dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan
public scrunity. yang terjadi di masyarakat terutama menjelang
Transparansi dalam pengelolaan keuangan keuangan dilangsungkannya pesta demokrasi tahun 2019 untuk
partai politik dapat diartikan sebagai keterbukaan kepada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan
masyarakat atas laporan keuangan partai politik (UU No. DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten serta DPD dan
2 Tahun 2011). Dengan demikian, transparansi adalah memastikan bahwa masyarakat bersedia untuk menjadi
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada responden penelitian. Selanjutnya mempersiapkan
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa instrumen pendukung seperti kuesioner, daftar
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara wawancara dan alat perekam/foto untuk melaksanakan
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban dalam wawancara terhadap sejumlah informan. Setelah semua
mengelola sumber daya yang dipercayakan. Dalam Pasal instrument siap maka dilakukanlah pengumpulan data
39 UU No. 2 tahun 2011 menyatakan bahwa Pengelolaan penelitian
keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan Pengambilan data dilakukan dengan meninjau
akuntabel. Menurut Mardiasmo (2018) Transparansi langsung masyarakat dan berinteraksi dengan mereka
memiliki beberapa dimensi sebagai berikut : serta dengan perwakilan partai politik maupun dari
1. Invormativeness (informatif) unsur KPU dan Bawaslu. Tahap selanjutnya yakni
Pemberian arus informasi, berita, penjelasan menganalisis data dengan pendekatan deskriptif
mekanisme, prosedur, data, fakta, kepada kuantitatif.
stakeholders yang membutuhkan informasi secara
jelas dan akurat. Indikator dari informatif. Menurut 3.6 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data
Mardiasmo (2006) antara lain adalah: tepat waktu, Data merupakan keterangan yang dapat memberikan
memadai, jelas, akurat, dapat diperbandingkan, gambaran atas suatu keadaan. Sumber data yang
mudah diakses digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan
2. Disclosure (pengungkapan) data sekunder. Data primer berasal dari jawaban
Pengungkapan kepada masyarakat atau publik responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik
(stakeholders) atas aktifitas dan kinerja finansial. pengumpulan data sebagai berikut :
Pengungkapan meliputi : Kondisi Keuangan, 1. Kuesioner
Susunan pengurus, Bentuk perencanaan dan hasil Angket/kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan
dari kegiatan. tentang topik tertentu, yang akan diberikan kepada
objek atau baik secara individu atau kelompok untuk
3.4 Laporan Keuangan mendapatkan informasi tertentu. Dalam penelitian ini
Pasal 39 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 menggunakan skala likert. Skala ini menilai sikap
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti
Tentang Partai Politik menyatakan bahwa : dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada
1. Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan responden.
secara transparan dan akuntabel. 2. Wawancara
2. Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana Wawancara yaitu : diskusi yang dilakukan secara
dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh akuntan publik langsung ataupun melalui media telekomunikasi
setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara dengan beberapa informan dalam penelitian baik itu
periodik. pemilik maupun bagian keuangan dan bagian
3. Partai Politik wajib membuat laporan keuangan produksi. Dalam penelitian ini yang menjadi
untuk keperluan audit dana yang meliputi: informan adalah orang- orang yang dianggap
1) Laporan realisasi anggaran Partai Politik memiliki informasi kunci (key informan) yang
2) Laporan neraca dibutuhkan di wilayah penelitian.
3) Laporan arus kas. 3. Dokumentasi
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data- Metode dokumentasi ini digunakan untuk
data yang memberikan gambaran tentang Akuntabilitas mengumpulkan data yang bersifat dokumen,
dan Transparansi Laporan Keuangan Partai Politik (Studi misalnya: profil maupun contoh laporan keuangan
Kasus Pada Masyarakat Kec. Banggae Kab. Majene). partai politik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif 4. Observasi
kuantitatif. Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung
lokasi penelitian dan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini sebagai upaya untuk
mendapatkan data-data umum lainnya.
296 SEBATIK 2621-069X

3.7 Teknik Analisis Data 4. PEMBAHASAN


Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu Pada penelitian ini disebar sebanyak 100
analisis deskriptif kuantitatif. Adapun tahapan-tahapan kuisioner secara langsung kepada responden yaitu
analisis data dalam penelitian ini ini sesuai dengan masyarakat di kabupaten Majene. Dari jumlah tersebut
analisis data kualitatif model Miles dan Huberman dalam sebanyak 90 kuesioner kembali sedangkan 10 sisanya
Sugiyono (2016) yaitu : Pengumpulan data, reduksi data, tidak kembali. Sehingga response rate dalam penelitian
penyajian data, pengambilan kesimpulan. Untuk ini adalah sebanyak 90%. Penelitian ini diperkuat pula
penyajian kuesioner akan dilakukan penyusunan data dengan wawancara dengan beberapa pihak diantaranya
dalam bentuk distribusi frekuensi. Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, Partai Politik,
Masyarakat. Berikut ini disajikan sebaran jawaban
responden terkait akuntabilitas pada tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Responden Terkait Akuntabilitas

No SL SR KD JR TP Jumlah Rata-rata
Akuntabilitas Kejujuran
dan hukum
f 60 30 90
1 % 66,67 33,33 100
∑ 300 120 420 4,7
f 25 20 15 30 90
2 % 27,78 22,22 16,67 33,33 100
∑ 125 80 45 60 310 3,4
Akuntabilitas Proses
f 20 20 50 90
3 % 22,22 22,22 55,56 100
∑ 80 60 150 290 3,2
Akuntabilitas Program
f 15 25 50 90
4 % 16,67 27,78 55,56 100
∑ 60 75 150 285 3,2
f 20 30 40 90
5 % 22,22 33,33 44,44 100
∑ 80 90 120 290 3,2
f 60 18 12 90
6 % 66,67 20,00 13,33 0,00 100
∑ 240 72 36 0 348 3,9
Akuntabilitas Keuangan
7 f 30 25 25 10 90
% 33,33 27,78 27,78 11,11 100
∑ 120 100 75 30 325 3,6
8 f 40 28 20 2 90
% 44,44 31,11 22,22 2,22 100
∑ 160 112 60 6 338 3,8
9 f 4 10 76 90
% 4,44 11,11 84,44 100
∑ 16 30 228 274 3,0
10 f 30 25 25 10 90
% 33,33 27,78 27,78 11,11 100
∑ 120 100 75 30 325 3,6
11 f 20 20 40 10 90
% 22,22 22,22 44,44 11,11 100
∑ 80 80 120 30 310 3,4
SEBATIK 1410-3737 297

12 f 30 25 35 90
% 33,33 27,78 38,89 0,00 100
∑ 120 100 105 0 325 3,6
13 f 20 15 30 25 90
% 22,22 16,67 33,33 27,78 100
∑ 80 60 90 75 305 3,4
14 f 30 25 25 10 90
% 33,33 27,78 27,78 11,11 100
∑ 120 100 75 30 325 3,6
Rata-rata keseluruhan 3,5

Berdasarkan indikator akuntabilitas kejujuran dan jauh dari harapan sebanyak 84% responden menilai
hukum menunjukan bahwa pada item pertanyaan no 1 laporan keuangan belum sesuai dengan Standar
menunjukan mayoritas responden 66 % menjawab Akuntansi Keuangan (SAK).
bahwa anggota dan pengurus partai politik melakukan Pada item no 10 dan 11 menunjukan sebanyak
penghindaran terhadap penyalahgunaan jabatan. 33% dan 44% responden manjawab Laporan keuangan
Sedangkan pada item no 2 partai politik patuh terhadap organisasi telah diaudit/diperiksa oleh pihak yang
hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam berwenang (auditor). Selanjutnya item no 12 terkait
penggunaan sumber dana publik menunjukan bahwa Rekening Khusus Dana Kampanye yang selanjutnya
sebagian besar 33% responden menjawab jarang yang disingkat RKDK adalah rekening yang menampung
artinya bahwa partai politik masih kurang patuh pada Dana Kampanye, yang dipisahkan dari rekening
berbagai peraturan hukum dan perundangan yang ada. keuangan Partai Politik atau rekening keuangan pribadi
Selanjutnya berdasarkan indikator akuntabilitas Peserta Pemilu, pada umumnya parpol peserta pemilu
proses menunjukan bahwa item pertanyaan nomor 3 telah memiliki rekening dana kampanye tersendiri.
menunjukan mayoritas responden 55% menjawab bahwa Untuk pembuatan RKDK dilakukan paling lambat 1 hari
prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sebelum masa kampanye.
sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi Terkait dengan item pertanyaan no 13 Partai
akuntansi, sistem informasi manajemen, prosedur melaporkan daftar sumber penerimaan dan pengeluaran
akuntansi dinilai masih jarang dilakukan. Hal ini dana kampanye dalam bentuk uang/barang/jasa ke KPU
menunjukan bahwa pada umumnya partai politik masih sebanyak 33% responden menjawab kadang-kadang hal
sangat lemah dari sisi kecukupan sistem informasi tersebut dilakukan. Selanjutnya item nomor 14 dana
akuntansi, sistem informasi manajemen, prosedur kampanye diserahkan ke KAP 60 hari sejak pemungutan
akuntansi. suara mayoritas responden menjawab selalu
Selanjutnya berdasarkan indikator akuntabilitas menyampaikan.
program menunjukan bahwa item pertanyaan nomor 4
maupun nomor 5 menunjukan mayoritas responden 55% 1. Akuntabilitas partai politik
menjawab bahwa partai politik melakukan penyusunan
program dan Rencana keuangan sesuai dengan 1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum.
kebutuhan masyarakat masih jarang dilakukan. Akuntabilitas kejujuran (accountability for
Selanjutnya pada item nomor 6 menunjukan bahwa probity) terkait dengan penghindaran penyalahgunaan
mayoritas responden 66% menyatakan bahwa program jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum
dan kegiatan yang diusung oleh calon dari partai politik (legal accountability) terkait dengan jaminan adanya
selalu mempengaruhi pemberian pilihan suara dalam kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang
Pemilu. Program dan kegiatan yang sesuai dengan disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik,
harapan responden akan mendorong pemilih untuk termasuk pula diantaranya Peraturan yang digunakan
menyalurkan hak suaranya. partai dalam menentukan kebijakan harus mengikuti
Berdasarkan indikator akuntabilitas keuangan aturan hukum dan AD/ART partai yang disahkan partai
menunjukan bahwa item pertanyaan nomor 7 dengan legalitas dari pemerintah.
menunjukan bahwa mayoritas responden 50% menjawab Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi partai
Pengelolaan keuangan sesuai dengan AD & ART dan mengacu pada AD/ART partai yang telah dimiliki. Jika
dibuat secara tahunan. Selanjutnya pada item no 8 terdapat aktivitas yang mengarah pada tindakan
penerimaan iuran anggota telah dimasukan dalam Penyalahgunaan jabatan maka akan dapat diketahui dari
rekening partai sebagian besar responden 44% bahwa hal kegiatan para pengurus maupun anggota apa yang telah
ini selalu dilakukan oleh partai karena hal tersebut sudah dilakukan akan dibandingkan dengan AD/ART partai
merupakan aturan partai. Pada item no 9 terkait dengan maupun peraturan teknis lainnya baik dari KPU maupun
penyusnan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi dari bawaslu. Selain itu tindakan pengawasan dengan
Keuangan (SAK) dan peraturan pemerintah dinilai masih
298 SEBATIK 2621-069X

melihat dan mengawasi setiap berjalannya program Pada umumnya partai politik hanya membuat
setiap bidang pada partai. laporan penerimaan dan pengeluaran partai dalam bentuk
Dalam pelaksanaan aturan hukum dan kejujuran yang sederhana, belum ada laporan keuangan yang
masih sering menemui adanya beberapa pelanggaran dibuat secara terperinci yang sesuai dengan pernyataan
yang dilakukan oleh Parpol peserta pemilu utamanya hal- standar akuntansi keuangan (PSAK) 45 tentang entitas
hal yang sifatnya administratif, sedangkan untuk nirlaba. Laporan neraca dan arus kas masih jarang
penggunaan sumber dana publik dari partai sudah dilakukan. Hal ini disebabkan tidak ada tenaga yang
disyaratkan untuk diaudit laporan penggunaan dananya berlatar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan
khususnya dana kampanye. yang dimiliki oleh partai politik sehingga mereka pada
2) Akuntabilitas proses umumnya tidak menegerti tentang penyusunan laporan
Dalam pelaksanaan tugas-tugas sistem informasi dan sesuai standar akuntansi.
prosedur akuntansi dinilai masih belum baik. Hal Penilaian responden akuntabilitas berdasarkan
tersebut dapat terlihat dari tidak adanya sistem informasi indikator akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntansi yang dapat diakses oleh masyarakat guna akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
mengetahui pelaksanaan tugas partai khususnya dari sisi akuntabilitas keuangan menunjukkan bahwa pelaksanaan
keuangan. Salah satunya yaitu akses masyarakat terkait akuntabilitas berada pada kategori cukup yang artinya
dengan informasi intensitas kampanye iklan Partai bentuk pertangungjawaban yang telah dilakukan partai
Politik masih susah didapatkan, baik secara durasi, politik kepada masyarakat masi perlu untuk ditingkakan.
konten, dan intensitas, di pemilu 2019. Dalam hal seperti Berikut ini disajikan sebaran jawaban responden
ini Bawaslu perlu didorong untuk lebih ketat mengawasi terkait transparansi pada tabel 2.
iklan (durasi, konten, dan intensitas ) yang dibiayai
secara mandiri oleh Partai Politik dan masing-masing Tabel 2. Penilaian Responden Terkait Transparansi
peserta pemilu.
3) Akuntabilitas program T Jum Rata
# SL SR KD JR
Setiap periode kepengurusan partai memiliki P lah -rata
program-program yang harus dikerjakan sesuai dengan Informatif
bidang masing-masing. Program yang dijalankan
membutuhkan partisiasi aktif dari seluruh elemen partai f 5 15 70 90
baik anggota maupun pengurus. Tanpa anggota yang 16,6 77,7
1 % 5,56
aktif tidak mungkin sebuah program akan terlaksana. 7 8 100
Kepengurusan yang aktif dilihat dari kehadiran dan ∑ 10 30 140
kemajuan program yang sudah direncanakan masing- 180 2,0
masing. Apabila ada Pengurus yang tidak pernah hadir f 25 65 90
dalam rapat tanpa disertai alasan yang jelas maka dapat 27,7 72,2
2 %
dianggap pengurus itu tidak aktif dan akan berdampak 8 2 100
pada program yang direncakan tidak dapat berjalan ∑ 75 130 205 2,3
dengan baik.
f 30 43 17 90
Kekecewaan masyarakat pada partai dan anggota
DPRD juga disebabkan saat berkampanye menjanjikan 33,3 47,7 18,8
3 %
akan memenuhi berbagai usulan dan keluhan masyarakat 3 8 9 100
misalnya pembuatan jalan setapak dan yang lainnya tapi ∑ 60 86 34 180 2,0
tidak direalisasikan janji tersebut. f 10 50 30 90
4) Akuntabilitas keuangan 11, 55,5 33,3
Akuntabilitas keuangan ini sangat penting karena 4 %
11 6 3 100
menjadi sorotan utama masyarakat. Akuntabilitas ini
∑ 40 200 90 330 3,7
mengaharuskan partai politik untuk membuat laporan
keuangan untuk menggambarkan kinerja keuangan f 7 75 3 5 90
kepada pihak luar. Masing-masing Partai politik 7,7 83,3
membuat pertanggung jawaban pengelolaan keuangan 5 % 3,33 5,56
8 3 100
sendiri. Khususnya terkait dengan dana kampanye harus ∑ 35 300 9 10 354 3,9
melaporkan laporan awal dana kampanye (LADK)
maupun laporan penerimaan dan pengeluaran dana f 32 48 10 90
kampanye (LPPDK) Laporan tersebut akan diaudit oleh 35, 53,3 11,1
KAP yang telah ditunjuk oleh provinsi. Jika ada partai 6 % 56 3 1 100
yang tidak melaporkan maupun terlambat maka akan 16
∑ 192 30
dapat berakibat pada pembatalan sebagai peserta pemilu 0 382 4,2
hingga pembatalan keterpilihannya. 7 f 20 70 90
SEBATIK 1410-3737 299

22,2 77,7 100, partai politik selalu mendapatkan kegiatan pendidikan


%
2 8 00 politik secara adil dalam mencapai tujuan partai politik.
∑ 60 140 200 2,2 Selanjutnya pada item pertanyaan nomor 9
menunjukan bahwa mayoritas responden 44% menjawab
Pengungkapan bahwa struktur organisasi parpol menunjukan selalu ada
f 65 25 90 pembagian kerja dan menunjukkan funsi-fungsi atau
72, 27,7 kegiatan-kegiatan yang berdeda-beda tersebut
8 % 22 8 100 diintegrasikan (koordinasi). Pada item pertanyaan nomor
32 10 menunjukkan bahwa 61% responden menjawab
∑ 100 transparansi dari partai politik selalu mempengaruhi
5 425 4,7
f 40 40 10 mempengaruhi pemberian pilihan suara masyarakat
90
dalam Pemilu.
44, 44,4 11,1
9 % 44 4 1 100 2. Transparansi pelaporan keuangan partai politik
20
∑ 160 30 Secara keseluruhan penialaian Transparansi
0 390 4,3 berdasarkan indikator informatif dan pengungkapan
f 55 35 90 menunjukkan bahwa pelaksanaan transparansi berada
1 % 61, 38,8 pada kategori cukup yang artinya bahwa informasi
0 11 9 100 keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
27 berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
∑ 140 hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
5 415 4,6
Rata - Rata 3,4 atas pertanggungjawaban dalam mengelola sumber daya
yang dipercayakan kepada partai masih perlu
ditingkatkan.
Berdasarkan tabel 2 diatas maka berdasarkan
indikator informatif menunjukan bahwa pada item 1) Invormativeness (informatif)
pertanyaan no 1 menunjukan mayoritas responden 77 % Tingkat transparansi dari suatu partai politik
menjawab bahwa Laporan keuangan partai politik dapat dilihat dari Laporan keuangan yang dapat
disajikan kepada seluruh lapisan masyarakat masih tidak diakses oleh publik. Pada umumnya informasi atas
tepat waktu. Selanjutnya pada item no 2 juga laporan keuangan tahunan partai politik masih sulit untuk
menunjukan bahwa sebanyak 72% menjawab bahwa diakses oleh masyarakat.
laporan keuangan yang disajikan masih kurang memadai Informasi terkait dengan Laporan keuangan Partai
dan tidak berdasarkan pada standar akuntansi PSAK 45. politik peserta pemilu hanya dapat dilihat pada saat
Selanjutnya pada item no 3 menunjukan mayoritas partai politik diwajibkan menyusun dan melaporkan
responden 47 % menjawab bahwa Informasi dana kampanye kepada KPU, laporan tersebut berisi
keuangan/program partai politik kadang mudah dipahami Laporan Awal Dana Kampanye (LADK), Laporan
yang artinya bahwa Informasi yang tersedia belum Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK), Laporan
terlalu jelas. Untuk dapat dipahami maka pengguna Penerimaan dan Pengeluaran (LPPDK).
laporan keuangan diasumsikan harus memiliki Berdasarkan hal tersebut diatas menunjukan
pemahaman yang memadai mengenai tata cara membaca bahwa telah ada transparansi laporan keuangan partai
laporan sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman khususnya dana kampanye pada saat pemilu
dalam penafsiran. berlangsung. Namun pada saat pemilu telah berakhir
Pada item pertanyaan no 4 menunjukan mayoritas informasi laporan keuangan tahunan partai politik secara
responden 55 % menjawab terkait dengan informasi yang keseluruhan masih sulit untuk diakses oleh masyarakat
disajikan secara akurat dan tidak menyesatkan. umum.
Selanjutnya item nomor 5 sampai 6 terkait aksesibilitas
laporan keuangan oleh penyumbang, anggota/pengurus 2) Disclosure (pengungkapan)
partai menunjukan bahwa mayoritas responden Pengungkapan kepada masyarakat atau publik
menjawab 80% menjawab laporan keuangan dapat (stakeholders) atas aktifitas dan kinerja keuangan partai
mudah diakses oleh penyumbang maupun pengurus politik belum dilakukan dengan baik. Sedangkan untuk
partai. Terkait dengan aksesibilitas oleh publik informasi kegiatan yang dilakukan partai politik
menunjukan bahwa bagi masyarakat sangat jarang untuk menyediakan informasi kegiatan dengan membuat
bisa diakses oleh masyarakat umum dengan besaran pamflet-pamflet yang disebarkan pada masyarakat
77%. Proses penyampaian informasi tentang rencana
Berdasarkan indikator Pengungkapan menunjukan kegiatan sudah sesuai dengan aturan yang ada.
bahwa item pertanyaan nomor 8 menunjukan bahwa Penyediaan melalui pamflet, brosur dan spanduk
mayoritas responden 72% menjawab kader-kader dari membuat masyarakat lebih mudah mengetahui rencana
kegiatan partai politk. Secara keseluruhan berdasarkan
300 SEBATIK 2621-069X

penilaian responden menunjukan bahwa transparansi Kusuma, M. 2012. Pengaruh akuntabilitas terhadap
yang dilakukan oleh partai akan dapat mempengaruhi transparansi penyusunan laporan keuangan
pemberian pilihan suaranya dalam Pemilu. pemerintah daerah (studi empiris terhadap
persepsi mahasiswa diploma akuntansi kediri).
5. KESIMPULAN Cahaya Aktiva,Vol.02,No.2,46-48.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta :
dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Andi
Pelaksanaan akuntabilitas partai politik di Kabupaten Mufazzal, M & Abidin, Z 2017 Transparansi Dan
Majene berada pada kategori cukup yang artinya bahwa Akuntabilitas Bantuan Dana Keuangan Partai
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, Politik Dari APBA (Studi Kasus Lima Partai
akuntabilitas program dan akuntabilitas keuangan masih Politik Dominan Di Parlemen Aceh Tahn
perlu ditingkatkan utamanya dalam hal penyampaian Anggaran 2014) JIM Fakultas Ilmu Sosial Dan
laporan pertanggungjawabannya. Selain itu Pelaksanaan Ilmu Politik. Vol. 2 No 2
transparansi partai politik berada pada kategori cukup Penny, L K. 2014. Membumikan Transparansi Dan
yang artinya bahwa informasi keuangan yang terbuka Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik: Tantangan
dan jujur kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan Demokrasi Ke Depan. Jakarta. : PT Gramedia
sehingga dalam pemilu berikutnya masyarakat dapat Widiasarana Indonesia :
lebih maksimal dalam pemberian hak suaranya dalam Ramadhan, A. 2019. Analisis Akuntabilitas Laporan
pesta demokrasi dan meningkat kepercayaannya pada Dana Bantuan Pemerintah Terhadap Partai
partai politik.. Politik Di Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
6. SARAN Unversitas Pasir Pengairan. Vol. 1 no.1
Saran bagi partai politik yaitu sebaiknya Renz, O.D. 2016. The Jossey-Bass handbook of nonprofit
menerapkan PSAK 45 dalam pelaporan keuangan dan leadership and management: Fourth Edition.
lebih memperluas bentuk transparansi kepada John Wiley&Sons.New Jersey : United States of
masyarakat. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk America.
memperluas wilayah penelitian bukan hanya dikabupaten Robbins S P. 2014. Perilaku Organisasi. Jakarta :
majene tetapi juga disulawesi barat secara keseluruhan. Salemba Empat
Sobrina, A. 2012. Analisis Transparansi Dan
7. DAFTAR PUSTAKA Akuntabilitas Laporan Dana Kampanye Partai
Politik Ditinjau Dari Segi Good Governance
Adhi, WE. 2018. Akuntabilitas Partai Politik Dan (Studi Kasus DPW PAN JAWA TIMUR pada
Elektabilitas Partai Politik: Studi Kasus Pada Pemilu 2009). Skripsi Universitas Pembangunan
Partai Politik Peserta Pemilu di Propinsi DIY Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tahun 2014. JRAK, Volume 14, No 1 Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif.
Amir, M, T. 2005. Dinamika Pemasaran. .: Jakarta: PT Bandung : Alfabeta.
Raja Grafindo Persada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Anggun, S. 2017. Mendorong Transparansi Dan Politik, Lembaran Negara Republik Indonesia
Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Tahun 2008
Politik. Jurnal Mimbar Hukum Vol 29 No. 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Hal 69 – 81 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2
Bastian, I. 2007. Akuntansi untuk LSM dan Partai Tahun 2008 tentang Partai Politik, Lembaran
Politik. Jakarta : Erlangga Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Hafiz, A T. 2011. Akuntansi, Transparansi, dan http://news.rakyatku.com/read/148336/2019/04/21/kemb
Akuntabilitas Keuangan alikan-karpet-masjid-caleg-warga-dua
Publik (Sebuah Tantangan). Yogyakarta: BPFE kelurahan-saling-lempar
UGM http://makassar.tribunnews.com/2019/03/22/partai-
Kholmi, M. 2013. Persepsi Pengurus Partai terhadap garuda-majene-tak-laporkan-ladk
Akuntabilitas Keuangan www.bpkp.go.id Warta Sandeq ISSN 2597-6834 Edisi 1
Partai Politik. Jurnal Reviu Akuntansi dan Tahun 2018
Keuangan ISSN: 2088-0685 Vol.3 No. 1, Pp
363-371
…..

Anda mungkin juga menyukai