Anda di halaman 1dari 8

GOOD AND CLEAN

GOVERNANCE
Tata kelola pemerintahan
yang
Baik Dan Bersih
Pokok Bahasan

 Pengertian Good Governance


 Prinsip – prinsip pokok Good and Clean Governance
 Korupsi penghambat utama Good and Clean Governance
 Tata kelola pemerintahaan yang baik dan kinerja birokrasi pelayanan public
 Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja birokasi
GOOD GOVERNANCE

Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas
usaha.
Prinsip – prinsip pokok Good and Clean Governance

1. Partisipasi Masyarakat (Participation)


2. Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)
3. Transparansi (Transparency)
4. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha
5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus)
6. Kesetaraan (Equity)
7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)
8. Akuntabilitas (Accountability)
9. Visi Strategis (Strategic Vision)
Korupsi penghambat utama Good and Clean Governance

Arus deras demokrasi di indonesia menghadapi kendala sangat serius yakni periaku
korup dikalangan penyelenggara negara, pegawai pemerintah, maupun wakil rakyat.
Hampir setiap hari masyarakat dibanjiri dengan berita kasus-kasus penyalagunaan
kekuasaan melalui tindakan uang rakyat. Hal yang sangat memperihatinkan, partai
politik dan dunia pendiddikan pun ternyata tidak bebas praktik-praktik korupsi. Otonomi
daerah yang selama ini dilakukan masih diwarnai oleh pengalihan tradisi korupsi dipusat
pemerintahan kedaerah tindakan penyalagunaan anggaran pembangunan dan biaya
daerah (APBD) yang dilakukan oleh pemerintah daerah (pemuda) dan anggota legislatif
(DPRD) tak kalah ramainya diberitakan oleh media masa. Pengawasan yang dilakukan
oleh sejumlah lembaga, seperti badan pengawas keuanagan dan pebangunan (BPKP)
dan komisi pemberantasan korupsi (KPK) maupun lembaga swadaya masyarakat
(LSM), seakan belum cukup untuk mengikis tindakan korupsi di kalangan pejabat
negara.
Tata kelola pemerintahaan yang baik

Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta
atas nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa bayaran guna
memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Dengan demikian, yang bia memeberikan
pelayanan publik kepada masyarakat luas bukan hanya instansi pemerintah, melainkan juga pihak
swasta. Pelayanan publik yang dijalankan oleh instansi pemerintahan bermotif sosial dan politik, yakni
menjalankan tugas pokok serta mencari dukungan suara. Adapun, pelayanan publik oleh pihak swasta
bermotif ekonomi, mencari keuntungan.
Pelayanan publik kepada masyarakat bisa diberikan secara Cuma-Cuma ataupun disertai
dengan pembayaran. Pelayanan publik yang berifat Cuma-Cuma sebenarnya merupakan kompensasi
dari pajak yang telah dibayar oleh masyarakat itu sendiri. Adapun, pemberian pelayanan publik yang
disertai dengan penarikan pembayaran, peentuan tarifnya didasarkan pada harga pasar ataupun
didasarkan menurut harga yang paling terjangkau bukan berdasarkan ketentuan sepihak pelayanan
publik harus dijalankan oleh aparat pelayanan publik, demi tercapainya penerapan prinsip-prinsip good
and clean governance.
Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategi untuk memulai
pengembangan dan penerapan good and clean governance di indonesia. Pertama, pelayanan publik
selama ini menjadi area di mana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga
nonpemerintah. Keberasilan dalam pelayanan publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat
terhadap kinerja birokrasi; kedua, pelayanan publik adalah wilayah dimana berbagai aspek good and
clean governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah; ketiga, pelayanan publik melibatkan
kepentingan semua unsur governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan mekanisme pasar. Dengan
demikian, pelayanan publik menjadititik pangkal efektifnya kinerja birokrasi.
Kinerja birokrasi pelayanan public

Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elmen-elmen indikator sebagai
berikut:
1. Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar birokrasi mampu
menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia, informasi,
kebijakan, dan sebagainya.
2. Indikaator proses (process), yaitu sesuatu yang berkaitan dengan proses pekerjaan berkaitan
dengan kesesuaian antara perencnaan dengan pelaksanaan yang diharapkan langsung dicapai dari
suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.
3. Indikator produk (outputs), yaitu suatu yang diharpkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang
berupa fisik ataupun nonfisik.
4. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya produk
kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
5. Indikator manfaat (benefit) adalah suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan.
6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif pada
setiap tingkatan indikator berdasarkan asusmsi yang telah ditetapkan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
BIROKASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja birokrasi antara lain: manajemen organisasi dalam
menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan birokrasi; budaya kerja dan organisasi pada
birokrasi; kualitas sumber daya manusia yang dimiliki birokrasi; dan kepemipinan birokrasi
yang efektif dan koordinasi kerja pada birokrasi. Faktor-faktor ini akan menetukan lancar
tidaknya suatu birokrasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, kinerja
birokrasi di masa depan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Struktur birokrasi sebagai hubungan internal, yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas birokrasi.
2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi, misi, tujuan, sasaran, dan tujuan dalam perencanaan strategi pada birokrasi.
3. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas kerja dan kapasitas diri untuk bekerja dan berkarya secara
optimal.
4. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan denga pengelola database dalam kerangka mempertinggi kinerja
birokrasi.
5. Sarana dan prasaran yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan birokrasi
pada setiap aktivitas birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai