Anda di halaman 1dari 8

PENEMPATAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PADA JABATAN

STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL KAB. KEP. TALAUD

YOSUA IRJA WALONI


ARIE J. RORONG
ALDEN LALOMA

ABSTRAK: The placement of a Civil State Apparatus on structural position is a process which is very
decisive in getting competent employees in their fields, because the exact placement in the proper positions
will be able to help a the Agency in achieving the expected objectives. Placement is one of the important
aspects in the human resources planning process, as it relates to efficiency and fairness. This research aims
to find out how the placement of the Civil State Apparatus on structural position in the service of Social
Government Talaud Islands. This research uses qualitative research methods. Based on the results of the
study found that education, knowledge, skills, experience and age factor of a Civil State Apparatus became
a benchmark in placing employees on structural position in the service of Social Government Talaud
Islands. The Basic Social Service should be more effective and efficient in putting employees on structural
position.

Keywords: Placement, Structural Position, Civil State Apparatus.

PENDAHULUAN kemiliteran yang berbunyi not the gun, the


man behind the gun, yaitu bukan senjata yang
Pegawai memiliki kedudukan dan peran yang penting melainkan manusia yang
sangat penting dalam penyelenggaran fungsi menggunakan senjata itu. Senjata yang
pemerintahan. Arti penting dari pegawai modern tidak mempunyai apa - apa apabila
sebagai sarana pemerintah oleh Utrecht manusia yang dipercaya menggunakan senjata
dikaitkan dengan pengisian jabatan itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan
pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri benar.
Sipil (PNS). Kedudukan Pegawai Negeri Pasal 1 angka 1 Undang - Undang Nomor 43
Sipill mempunyai peran penting dalam Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang
menyelenggarakan fungsi pemerintahan di - undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok
suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan - Pokok Kepegawaian menyebutkan bahwa
nasional atau dengan kata lain dalam rangka Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga
usaha untuk mencapai tujuan nasional, Negara Republik Indonesia yang telah
diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
sebagai unsur aparatur Negara, Abdi Negara, oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
dan Abdi masyarakat yang penuh kesetiaan tugas dalam jabatan negeri atau diserahi tugas
dan ketaatan kepada Pancasila, Undang - Negara lainnya, dan digaji berdasarkan
Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah peraturan perundang - undangan yang
serta bersatu padu, dan sadar akan tanggung berlaku, sementara dalam Pasal 1 angka 3
jawabnya untuk menyelenggarakan tugas Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014
pemerintahan dan pembangunan. tentang Aparatur Sipil Negara selanjutnya
Kedudukan dan peran dari pegawai negeri disebut ASN, Pegawai Negeri Sipil adalah
dalam setiap organisasi pemerintahan Warga Negara Indonesia yang memenuhi
sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
Sipil merupakan tulang punggung Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh
pemerintahan dalam melaksanakan pejabat pembina kepegawaian untuk
pembangunan nasional. Peran dari Aparatur menduduki jabatan pemerintahan.
Sipil Negara seperti diistilahkan dalam dunia
Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, atau didasarkan hubungan kekeluargaan,
diperlukan kualitas sumber daya Pegawai sukuisme/primordialisme dan persahabatan.
Negeri Sipil, sehingga fungsi pemerintahan Pada hakekatnya, suatu organisasi menuntut
berjalan dengan efektif. Demi memperlancar penempatan yang sesuai dengan keahlian,
pelaksanaan fungsi pemerintahan tersebut kemampuan, pengalaman, dan pendidikan
maka pemerintah dapat mengangkat langsung menurut kebutuhan organisasi.
bagi mereka yang telah bekerja pada instansi Persyaratan pengangkatan jabatan struktural
yang menunjang kepentingan nasional. telah diatur dalam Pasal 5 Peraturan
Pengangkatan merupakan suatu proses Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
mendudukan seseorang pada suatu posisi atau Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
tempat yang lebih baik atau sama dari posisi Jabatan Struktural. Adapun persyaratan untuk
sebelumnya. Pengangkatan pejabat struktural diangkat dalam jabatan struktural adalah
yaitu proses kegiatan mendudukan seseorang sebagai berikut:
Pegawai Negeri Sipil pada jabatan tertentu, a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dengan mempertimbangkan kaedah rasional - b. Serendah - rendahnya menduduki
akademis. Pengangkatan Pegawai Negeri pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
Sipil pada jabatan struktural antara lain pangkat yang ditentukan
dimaksudkan untuk membina karier Pegawai c. Memiliki kualifikasi dan tingkat
Negeri Sipil dalam jabatan struktural dan pendidikan yang ditentukan
kepangkatan sesuai dengan persyaratan yang d. Semua unsur penilaian prestasi kerja
ditetapkan dalam peraturan perundang - sekurang - kurangnya bernilai baik dalam
undangan yang berlaku. 2 (dua) tahun terakhir
Pasal 17 ayat (2) Undang - Undang Nomor 43 e. Memiliki kompetensi jabatan yang
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang - diperlukan
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok f. Sehat jasmani dan rohani
- Pokok Kepegawaian menyebutkan bahwa Penempatan pegawai diharapkan dapat
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam memberikan kontribusi yang memadai bagi
suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan organisasi disamping merupakan upaya
prinsip profesionalisme sesuai dengan pengembangan kompetensi sumber daya
kompetensi, prestasi kerja dan jenjang manusia dalam organisasi. Kesesuaian
pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu penempatan pegawai dengan bidangnya
serta syarat obyektif lainnya tanpa sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, yang bersangkutan di Dinas Sosial Kab. Kep.
atau golongan. Pasal 68 ayat (4) Undang - Talaud. Ketetapan menempatkan para
Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang pegawai pada posisi yang tepat merupakan
Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa salah satu faktor penting dalam usaha
Pegawai Negeri Sipil dapat berpindah antar membangkitkan kegairahan kerja karyawan
dan antara jabatan pimpinan tinggi, jabatan itu sendiri. Dengan penempatan yang tidak
Administrasi, dan jabatan fungsional di tepat, kinerja seseorang tidak akan sesuai
instansi pusat dan instansi daerah berdasarkan dengan harapan manajemen dan tuntutan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kerja. organisasi, dengan demikian mereka
Berkaitan dengan hal tersebut, Musanef menampilkan produktifitas kerja yang rendah
mengatakan penempatan setiap orang di sehingga dapat berakibat pada kejenuhan dan
dalam organisasi perlu didasarkan kebosanan.
kemampuan, keahlian, latar belakang Proses penempatan merupakan suatu proses
pengalaman serta pendidikan yang yang sangat menentukan dalam mendapatkan
dimilikinya. Jadi dalam penempatan pegawai pegawai yang kompeten yang dibutuhkan
dalam suatu organisasi janganlah pilih kasih perusahaan atau suatu lembaga, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan kembali pegawai pada tugas atau jabatan
yang tepat akan dapat membantu perusahaan baru atau jabatan yang berbeda”.
atau lembaga dalam mencapai tujuan yang Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami
diharapkan. Penempatan (placement) bahwa penempatan adalah proses pengisian
merupakan salah satu aspek yang penting jabatan atau penugasan kembali seorang
dalam proses perencanaan sumber daya pegawai pada tugas atau sebuah pekerjaan
manusia, karena mempunyai hubungan baru atau jabatan yang berbeda.
dengan efisiensi dan keadilan (setiap 3. Menurut Hasibuan (2001:63)
karyawan diberikan peluang yang sama untuk mengemukakan “penempatan pegawai
berkembang atau aktualisasi diri). merupakan tindak lanjut dari seleksi,
Namun berdasarkan observasi awal peneliti di yaitu menempatkan calon pegawai yang
lapangan ditemukan adanya gejalah diterima (lulus seleksi) pada
permasalah mengenai penempatan seorang jabatan/pekerjaan yang
Aparatur Sipil Negara pada jabatan struktural membutuhkannya dan sekaligus
di Dinas Sosial Kab. Kep. Talaud. Seleksi mendelegasikan authority kepada orang
penempatan kerja pegawai yang ada di Kab tersebut”.
Kep. Talaud khususnya di Dinas Sosial tidak 4. Menurut Sikula (1981:196)
lagi sesuai dengan aturan - aturan yang mengemukakan “placement means
berlaku yaitu, pengadaan (recruitment) matching or fitting a persons
karyawan melalui sistem kedekatan qualifications and jobs requirement
(nepotisme) dan juga melalui sistem sogokan (penempatan berarti menyesuaikan atau
(kolusi). Yang artinya disini pihak pemerintah mencocokkan kualifikasi individu
Kab Kep. Talaud tidak memperhatikan betul dengan tuntutan pekerjaan”.
latar belakang dari tingkat pendidikan, 5. Menurut Schuler dan Jackson (1997:276)
pengetahuan kerja, keterampilan kerja, mengemukakan “penempatan
pengalaman kerja, dan faktor usia dari calon (pleacement) berkaitan dengan
pegawai itu sendiri umtuk kemudian di pencocokan seseorang dengan jabatan
tempatkan di Dinas Sosial Kab. Kep. Talaud. yang akan dipegangnya”.
Maka ini dapat mengakibatkan terhambatnya 6. Menurut Mathis dan Jackson (2001:305)
visi dan misi untuk memajukan mengemukakan “penempatan adalah
perkembangan dan kesejahteraan di Kab. Kep. menempatkan seseorang pada posisi
Talaud. yang tepat”.
7. Menurut Rivai (2004:210)
mengemukakan, “penempatan karyawan
TINJAUAN PUSTAKA
berarti mengalokasikan para karyawan
KONSEP PENEMPATAN
pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus
terjadi pada karyawan baru. Kepada
Definisi - definisi penempatan menurut
karyawan lama yang telah menduduki
beberapa ahli seperti berikut:
jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran
1. Menurut Irham Fahmi (2017),
fungsi penempatan karyawan dalam arti
“penempatan merupakan penugasan atau
mempertahankan pada posisinya atau
penugasan kembali dari seorang
memindahkan pada posisi yang lain.
karyawan pada sebuah pekerjaan baru.
Dengan demikian penempatan dalam
Kebanyakan keputusan penempatan
kaitan ini meliputi promosi, transfer, dan
dibuat oleh manajer lini”.
demosi”.
2. Menurut Danang Sunyoto (2012)
8. Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162)
“penempatan merupakan proses atau
mengemukakan “penempatan tenaga
pengisian jabatan atau penugasan
kerja adalah proses pemberian tugas dan
pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus l. Keadilan dan kesetaraan
seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang m. Kesejahteraan.
lingkup yang telah ditetapkan, serta Aparatur Sipil Negara sebagai profesi
mampu mempertanggungjawabkan berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
segala risiko dan kemungkinan- a. Nilai dasar
kemungkinan yang terjadi atas tugas dan b. Kode etik dan kode perilaku
pekerjaan, wewenang, serta tanggung c. Komitmen, integritas moral, dan
jawabnya”. tanggung jawab pada pelayanan publik
9. Menurut B. Siswanto Sastrohadiryo yang d. Kompetensi yang diperlukan sesuai
dikutip oleh Suwatno (2003:138) dengan bidang tugas
mendefinisikan bahwa “Penempatan e. Kualifikasi akademik
karyawan adalah untuk menempatkan f. Jaminan perlindungan hukum dalam
karyawan sebagai unsur pelaksana melaksanakan tugas, dan
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan g. Profesionalitas jabatan.
kemampuan, kecakapan dan Terdapat 2 jenis Aparatur Sipil Negara yang
keahliannya”. terdiri atas:
10. Menurut Yuniarsih dan Suwatno a. PNS, merupakan pegawai ASN yang
(2013:116) “penempatan pegawai tidak diangkat sebagai pegawai tetap oleh
sekedar menempatkan saja, melaikan Pejabat Pembina Kepegawaian dan
harus mencocokan dan membandingkan memiliki nomor induk pegawai secara
kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan nasional.
kebutuhan dan persyaratan dari suatu b. PPPK, merupakan pegawai ASN yang
jabatan atau pekerjaan, sehingga the right diangkat sebagai pegawai dengan
man on the right job tercapai. perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan
KONSEP APARATUR SIPIL NEGARA Instansi Pemerintah dan kententuan
Undang - undang ini.
Undang - undang Republik Indonesia Nomor Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara aparatur negara:
(ASN), Pasal 1 menjelaskan bahwa, Aparatur a. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah.
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan b. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada dan intervensi semua golongan dan partai
instansi pemerintah. politik.
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen Pegawai ASN berfungsi sebagai:
Aparatur Sipil Negara berdasarkan pada asas: a. Pelaksana kebijakan publik
a. Kepastian hukum b. Pelayan publik, dan
b. Profesionalitas c. Perekat dan pemersatu bangsa.
c. Proporsionalitas Pegawai ASN bertugas, sebagai berikut:
d. Keterpaduan a. Melaksanakan kebijakan publik yang
e. Delegasi dibuat oleh Pejabat Pembina
f. Netralitas Kepegawaian sesuai dengan kentutan
g. Akuntabilatas peraturan perundang - undangan.
h. Efektif dan efisien b. Memberikan pelayanan publik yang
i. Keterbukaan profesional dan berkualitas.
j. Nondiskriminatif c. Mempererat persatuan dan kesatuan
k. Persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia.
Aparatur Sipil Negara Berperan sebagai proses penggabungan pekerjaan kedalam
perencana, pelaksana, dan pengawas kelompok - kelompok.
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan (Gibson dkk, 2000) dengan kata lain
dan pembangunan nasional melalui “departementalisasi adalah pengelompokkan
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas -
yang profesional, bebas dari intervensi politik, aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan dapat diselenggarakan secara serempak”.
nepotisme. Departementasi mewakili struktur formal
Pegawai ASN berhak memperoleh: suatu organisasi seperti yang dapat
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas digambarkan dalam sebuah bagan organisasi
b. Cuti (Stoner dan Wankel, 2000).
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan, dan
e. Pengembangan kompetensi. METODE PENELITIAN

KONSEP JABATAN STRUKTURAL Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis


penelitian kualitatif, menurut Bognan dan
Gibson dkk (2000) mendefinisikan secara luas Taylor (Moleong 2013:4) menjelaskan bahwa
pengertian struktur organisasi yaitu “sebagai penelitian kualitatif adalah suatu prosedur
ciri-ciri organisasi yang dapat digunakan penelitian yang menghasikan data deskriptif
untuk mengendalikan atau membedakan berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang
bagian - bagiannya. Karena itu satu tujuan - orang yang dapat diamati. Menurut
mengendalikan atau membedakan bagian - Sugiyono (2011:8) metode kulitatif sering
bagiannya. Karena itu satu tujuan dari struktur disebut penelitian naturalistic karena
organisasi adalah mengendalikan perilaku, penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
menyalurkan dan mengarahkan perilaku alami. Disebut metode kualitatif karena data
untuk mencapai apa yang dianggap menjadi yang terkumpul dan analisisnya lebih
tujuan dari organisasi”. Lanjut menurut kualitatif.
Gibson dkk (2000), “bahwa struktur sebuah Fokus penelitian ini ialah penetapan masalah
organisasi dapat diuraikan dengan sejumlah yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk
karakteristik. Karakteristik itu tidak hanya mengkaji permasalahan tentang Penempatan
menguraikan organisasi, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Jabatan
mempunyai implikasi terhadap perilaku orang Strukturan di Dinas Sosial. Indikator yang
dan kelompok maupun organisasi itu sendiri”. dikaji adalah Pendidikan, pengetahuan,
Stoner dan Wankel (2000) mengatakan bahwa keterampilan, pengalaman, dan faktor.
“ada dua aspek utama struktur organisasi Yuniarsih dan Suwatno (2003:117-118).
yaitu: (1) pembagian kerja dan (2) Dalam penelitian ini, pengumpulan data
departementalisasi. Pembagian kerja dilakukan dengan menggunakan beberapa
merupakan pemecahan suatu tugas kerja teknik, yaitu sebagai berikut:
sehingga setiap orang dalam organisasi a. Wawancara
bertanggung jawab atas dan melaksanakan Teknik wawancara dalam penelitian ini
seperangkat kegiatan yang terbatas dan bukan dilakukan bertujuan untuk memperoleh
keseluruhan tugas (Stoner dan Wankel, data atau informasi secara mendalam
1996)”. Dengan kata lain, pembagian kerja mengenai Penempatan aparatur sipil
berarti jumlah tugas organisasi dipecah - negara (ASN) pada jabatan struktural
pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih didinas sosial. Teknik wawancara ini
kecil secara berurutan. Departementasi adalah dilakukan dengan menyiapkan pedoman
wawancara yang berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang memuat jabatan struktural eselon IVa (para Kepala
pokok-pokok permasalahan yang akan Sub-Bidang dan kepala Sub-Bagian). Semua
diteliti. jabatan struktural/eselon tersebut sudah terisi
b. Observasi oleh pejabat definitif.
Teknik ini merupakan pengumpulan data Penelitian ini melihat apakah penempatan
yang digunakan dalam penelitian untuk seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada
melakukan pengamatan secara langsung jabatan struktural dilaksanakan/diterapkan
di lapangan. Teknik ini digunakan untuk secara konsisten dan obyektif sebagaimana
mengamati, Penempatan aparatur sipil yang ditetapkan dalam PP No. 40 tahun 2018
negara (ASN) pada jabatan struktural dan juga dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang
didinas sosial. Aparatur Sipil Negara. Menurut hasil
c. Dokumentasi penelitian ini bahwa penempatan seorang
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini, Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah dilakukan
merupakan suatu teknik pengumpulan dengan baik dan obyektif namun belum secara
data dengan menghimpun dan terbuka. Proses penempatan seorang Aparatur
menganalisis dokumen-dokumen yang Sipil Negara (ASN) pada jabatan struktural di
mendukung penelitian, teknik ini Dinas Sosial Kab. Kep. Talaud, berawal dari
digunakan untuk memperoleh data usulan seorang Kepala Dinas untuk pegawai
tertulis yang berhubungan dengan ASN yang kemudian akan ditempatkan pada
penelitian. suatu jabatan struktural kepada pihak yang
berwenang dalam hal ini Baperjakat dan
kemudian dilanjutkan dengan SK dari Bupati
HASIL DAN PEMBAHASAN selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
Objektivitas dalam penempatan seorang
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) pada jabatan
penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) struktural sudah cukup baik dan cukup
pada jabatan struktural secara konstitusi konsisten dengan peraturan terutama
mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 40 menyakut persyaratan untuk penempatan
tahun 2018 tentang pedoman system merried seperti Pangkat/Golongan, pendidikan,
dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara. pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan
Dalam suatu jabatan struktural, tingkatan faktor usia. Menurut para informan bahwa
jabatan struktural disebut Eselon, yaitu Eselon secara umum penempatan seorang ASN pada
tertinggi adalah adalah Eselon Ia sampai jabatan struktural yang ada sekarang ini di
Eselon terendah yaitu Eselon V. Menurut Dinas Sosial sudah cukup obyektif.
ketentuan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Ke depan depan penempatan seorang
Organisasi Perangkat Daerah (pasal 35) Aparatur Sipil Negara (ASN) pada jabatan
bahwa jabatan struktural tertinggi di Daerah struktural secara konstitusi yang mengacu
Kabupaten/Kota adalah jabatan struktural pada PP No. 40 tahun 2018 dan UU No. 5
Eselon IIa (Sekretaris Daerah), Kepala Dinas tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
(Kadis) dan Kepala Badan (Kaban) harus lebih konsisten diterapkan/dilaksanakan
merupakan jabatan struktural Eselon IIb. dengan obyektif. Hal ini perlu dilakukan
Di Dinas Sosial (Dinsos) Kab. Kep. Talaud sehingga pejabat yang ditempatkan pada
terdapat sebanyak 15 (lima belas) jabatan jabatan strutkural di Dinas Sosial Kab. Kep.
struktural, yang terdiri dari: 1 (satu) jabatan Talaud benar - benar memenuhi persyaratan
struktural eselon IIb (yakni Kepala Dinas), 1 yang sudah ditetapkan terutama persyaratan
(satu) jabatan struktural eselon IIIa pangkat/golongan, prestasi kerja, diklat,
(Sekretaris Dinas), 3 (tiga) jabatan struktural kompetensi jabatan, dan syarat lain seperti
eselon IIIb (para Kepala Bidang), 10 (sepuluh) loyalitas, dedikasi, dan moralitas.
SARAN
KESIMPULAN
Bertolak dari hasil penelitian ini, maka perlu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dikemukakan beberapa saran sebagai sebagai
bagaimana penempatan Aparatur Sipil Negara berikut:
(ASN) pada jabatan struktural di Dinas Sosial 1. Penempatan Aparatur Sipil Negara
Kab. Kep. Talaud. (ASN) pada jabatan struktural di Dinas
Berdasarkan hasil penelitian ditarik Sosial Kab. Kep. Talaud harus mengikuti
kesimpulan bahwa: sistem serta aturan - aturan yang berlaku
1. Faktor pendidikan, merupakan salah satu seperti Peraturan Pemerintah No. 40
tolak ukur dalam menempatkan seorang tahun 2018 dan Undang - undang No. 5
pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun 2014.
pada jabatan struktural di Dinas Sosial, 2. Faktor - faktor untuk penempatan
seorang pegawai minimal harus bertitle Aparatur Sipil Negara (ASN) pada
sarjana Strata 1 (S1). jabatan struktural di Dinas Sosial Kab.
2. Faktor pengetahuan, merupakan salah Kep. Talaud seperti pendidikan,
satu tolak ukur dalam menempatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
seorang pegawai Aparatur Sipil Negara dan faktor usia harus lebih diperhatikan
(ASN) pada jabatan struktural di Dinas lagi sebagai tolak ukur dalam
Sosial, pegawai yang berpengetahuan penempatan Aparatur Sipil Negara
akan kerja yang dilakukannya tentunya (ASN) pada jabatan struktural di Dinas
menjadi syarat untuk ditempatkan pada Sosial Kab. Kep. Talaud.
jabatan struktural.
3. Faktor keterampilan, merupakan salah DAFTAR PUSTAKA
satu tolak ukur ketika menempatkan
seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Danang Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber
pada jabatan struktural, pegawai yang Daya Manusia. Yogyakarta, CAPS.
mempunyai keahlian di bidang ilmu Gibson, L. J. Ivancevich, J. Dan Donnely, Jr.
teknologi atau komputer yang menjadi 1998. Organisasi, (terjemahan).
syaratnya. Jakarta: Erlangga.
4. Faktor pengalaman, merupakan salah Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen
satu tolak ukur dalam penempatan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Aksara.
jabatan struktural di Dinas Sosial, Irham Fahmi. 2017. Manajemen Sumber Daya
pegawai yang berpengelaman tentunya Manusia, Teori dan Aplikasi.
menjadi syarat untuk penempatan pada Bandung: Alfabeta, cv
jabatan struktural. Mathis, Robert L. and Jhon H. Jackson. 2001.
5. Faktor usia seorang pegawai Aparatur Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sipil Negara (ASN) menjadi tolak ukur Jakarta: Salemba Empat.
untuk ditempatkan pada suatu jabatan Miftah, Thoha. 2007. Manajemen
struktural di Dinas Sosial Kab. Kep. Kepegawaian Sipil Di Indonesia.
Talaud, usia yang produktif atau yang Jakarta: PT. Prenadamedia Group.
muda tentu lebih cocok ditempatkan pada Moleong. L.J. 2013. Metodologi penelitian
jabatan struktural di Dinas Sosial. kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Musanef. 1996. Manajemen Kepegawain
Indonesia. Jakarta. Gunung Agung
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan, Undang - undang Nomor 43 Tahun 1999
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Tentang Perubahan Undang - undang
Sastrohadiwiryo, Bedjo Siswanto. 2002. Nomor 8 Tahun 1974 Tentang pokok
Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: - pokok Kepegawaian
Pendekatan Administratif dan Undang - undang nomor 5 tahun 2014 tentang
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Aparatur Sipil Negara
Tjutju Yuniarsih Dan Suwatno. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000
Manajemen Sumber Daya Manusia Tentang Pengangkatan Pegawai
Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian. Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
Bandung: Alfabeta, cv
W.J.S Poerwadarminta. 1986. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai
Pustaka.

SUMBER LAIN

Anda mungkin juga menyukai