Anda di halaman 1dari 8

PENEMPATAN APARATUR SIPIL NEGERA

(ASN) DI

KABUPATEN BURU SELATAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna mendaftar Pasca Sarjana

Magister Ilmu Ilmu Administrasi Bidang Studi Administrasi Publik (MAP)

Universitas Terbuka

Disusun :

NIKSON NURLATU, S.Sos

Email : nikson.nurlatu@gmail.com
Nomor hp : 081290516392

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Masalah
Pemerintah sebagai tolak ukur dalam mewujudkan kemajuan baik di pusat
maupun sampai ke daerah di tingkat provinsi maupun Kabupaten Kota, yang di maksud
hendaknya aparatur pemerintah memiliki kemampuan atau potensi sebagai
penyelenggaraan dan/ atau pelaksananaan tugas dan tanggungjawabnya dengan tujuan
untuk memperbaiki keadan tata laksana aktivitas perkantoran.
Kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan Seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) sangat di perlukan dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintahan secara baik.
maka sangat pentingnya kemampuan dan kualitas Aparatur Sipil Negera dengan
keberadaannya sebagai pemerintah yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari
pemerintah yaitu pemerintah pusat dalam rangka memenuhi maksud dari pembangunan
nasional. Sebagai mana di diatur dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan
rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
B. Masalahan dan Tujuan Penelitan :
1. Permasalahan
Bertolak dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan
pokok dalam Pulisan Karya Ilmia ini adalah : bagaimanakah cara Penempatan
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pada Kabupaten Buru Selatan.
2. Tujuan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang di angkat, maka penulisan karya
ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui bagimana Penempatan Aparatur Sipil Negara
(ASN) pada Kabupaten Buru Selatan.
BAB II

TEORI/ KONSEP

Penempatan adalah mengisi setiap posisi yang kosong dalam suatu organisasi
berdasarkan syarat, ketentuan, dan kebutuhan organisasi berpengaruh pada produktivitas
dari kinerja. Kedudukan sebagai unsur pelaksana dan penyelenggara urusan sesuai posisi
jabatan- jabatan atau tugasnya. Sebagai organ yang di serahi tugas pemerintahan dan
fungsi pelaksanaan organisasi sesuai ketentuan yang berlaku dalam proses
penyelenggaraan tugas pekerjaan pemerintah. Yang terpenting haruslah penempatan
secara profesional supaya mereka yang duduk sebagai Aparatur Sipil Negara harus orang
yang benar- benar mempunyai kemampuan, potensi, dan keahlian berdasarkan sumber
Daya mannusia (SDM) yang di miliki. Yang dimaksud dengan penempatan adalah
penugasan seseorang untuk menduduki jabatan, menyelenggarakan fungsi dan
menjalankan aktifitas tertentu. (Siagian, 2000:15 1). Kemudian Menurut Pater Al Blau &
Charles H. page dalam Bintoro : 1987 Aparat adalah tipe organisasi yang berguna untuk
mencapai tugas- tugas administratif dengan cara mengkoordinasikan berbagai pekerjaan
dari banyak orang secara teratur sistematis. Dan Pemerintah ialah organ/ alat atau aparat
yang menjalankan pemerintahan. (Nata Saputra, 1988: 4)

Maka Penempatan yang tepat dalam posisi jabatan berdasarkan pengalaman


maupun tingkat pendidikan akan mencapi tujuan yang diharapakan. Wilson Bangun
(2012), penempatan (placement) berkaitan dengan penyesuaian kemampuan dan bakat
seseorang dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya. Kemudian menurut Siagian
(2000:151) bahwa : yang dimaksud dengan penempatan adalah penugasan seseorang
untuk menduduki jabatan, menyelenggarakan fungsi dan menjalankan aktifitas tertentu.
Menurut Marihot T. E. Hariandja (2005 : 156) menyatakan bahwa : Penempatan
merupakan proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada
tugas/ jabatan baru atau jabatan yang berbeda.
Olehnya itu Untuk menempatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan
mempengaruhi pada pekerjaan sehingga Perlu dipertimbangkan 2 (dua) faktor penting
dalam penempatan ASN antara lain :

1. Keahlian Adalah kesanggupan, kecakapan seseorang untuk melaksanakan tugas


dan pekerjan yang dibebankan kepadanya. Setiap pekerjaan menuntut
pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu.

2. Keterampilan Adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai


bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Sehingga dapat menjalankan satu
jabatan dengan baik dan kompeten. Kompeten adalah ketrampilan yang
diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan
konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu
fungsi pekerjaan spesifik. Berkaitan dengan pendapat Stephen Robbin
(2007:38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan (ability) atau kapasitas
seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana
kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual
dan kemampuan fisik. Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) kompetensi
mengandung aspek- aspek pengetahuan, ketrampilan (keahlian) dan
kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja.

Menurut Bambang Menurut Bambang wahyudi yang dikutip suwatno (2003 :


129) dalam melakukan penempatan kerja hendaknya mempertimbangkan
factor-faktor sebagai berikut:

a. Pendidikan Latar belakang pendidikan pun harus menjadi pertimbangan


dalam melakukan penempatkan.

b. Usia Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan
dalam penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia
perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang
dihasilkan oleh yang bersangkutan.
c. Keterampilan Kerja. Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan
yang harus di peroleh dalam praktek, keterampilan kerja ini dapat di kelompokan
menjadi 3 kategori yaitu:

a. Keterampilan mental.

b. Keterampilan fisik.

c. Keterampilan sosial.

d. Pengalaman Kerja.

Steers (1985:148), Berpendapat bahwa pada kenyataannya anggota organisasi


yang merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling penting dalam
pencapaian tujuan organisasi disebabkan orang-orang itulah yang menggerakkan roda
organisasi.

Olehnya itu Pada prinsipnya penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tetap
harus dilaksanakan secara konsekuen agar bisa menempatkan ASN sesuai dengan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang di miliki aparatur bersangkutan. Kemudian
Penempatan adalah proses dan atau kegiatan manajemen sumber daya manusia (SDM)
dalam suatu organisasi untuk melakukan pekerjaan. Dasar yang digunakan terhadap
kegiatan penempatan bermula dari analisis jabatan, deskripsi jabatan atau persyaratan
jabatan. Analisis jabatan adalah suatu penentuan dari suatu jabatan yang meliputi tugas,
tanggung jawab dan hubungan dengan jabatan lain dalam organisasi,serta persyaratan-
persyaratan yang dibutuhkan agar seseorang mampu melaksanakan tugas dalam jabatan
itu dengan baik. Menurut Sastrohardiwiryo, (2001 :162). Penempatan adalah suatu
kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian personalia untuk
menentukan seorang pegawai masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau
jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi
tertentu terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya.

Aparatutur : Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aparatur/apa·ra·tur/


perangkat, alat (negara, pemerintah); para pegawai (negeri). a. Negara alat kelengkapan
negara, terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang
mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. b. pemerintah
pegawai negeri; alat negara; aparatur Negara. Penempatan aparatur pada jabatan /
pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan tanggung jawab kepada
seseorang aparatur sebagai penugasan pada sebuah pekerjaan telah ditetapkan, serta
mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan segala urusan, wewenang serta tanggung jawab.

Berdasarkan uraian penulis diatas di kaitkan dengan masalah yang di terjadi di


Kabupaten Buru Selatan penulis cermati bahwa proses penempatan mulai dari Pimpinan
Instansi (Kepala Dinas) maupun Staf tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak sesuai
dengan harapan disebakan karena penempatan tidak berdasarkan pada Penyesuaian
dengan Kebutuhan Pada Instansi atau Dinas tersebut. Sehingga tenaga Aparatur Sipil
Negera (ASN) belum mampu mengerjakan tugas – tugas secara baik dan atau/
menghasilkan hasil kerja yang optimal. Di nyatakan bahawa Aparatur Sipil Negara
(ASN) belum mampu menangani berbagai tugas dan tanggungjawab yang ada di kantor
baik dari segi pelayanan maupun dalam proses penanganan pekerjaan yang sesuai
dengan Rancangan Kegiatan dan Anggaran (RKA) Dinas.

Perlunya indikator penentu di laksanakan sebelum penenpatan/ penugasan


seorang ASN pada jabatan tersebut. Adapun Indikator Penempatan Kerja Menurut
Suwatno (2003:129), yaitu :

1. Pendidikan.
2. Pengetahuan kerja.
3. Ketrampilan kerja.
4. Pengalaman kerja.
BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini, yaitu jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif menkaji
perspektif partisan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Menurut
Sugiyono (2005: 14). Penelitian kualitatif di tujukan untuk memahami
fenomenafenomena sosial dari sudut pandangan partisipan.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah Pemerintahan Daerah.

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga

Becker BE, Mark A, dan Dave Ulrich. 2001. HR Scorecard: Mengaitkan Manusia,
Strategi dan Kinerja. Erlangga. Jakarta.

Bintarto .1968. Beberapa Aspek Geografi. Yogyakarta : Karya.

Marihot Tua Efendi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Grasindo.

Nata Saputra. 1988. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali.

Robbins Stephen P, 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima, Erlangga,


Jakarta.

Sunarno, Siswanto. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia. Jakarta: Sinar


Grafika.

Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan

Bandung. Steers, Richard M. 1985, Efektivitas Organisasi, Jakarta: Erlangga.

Sondang P. Siagian, 1983. Organisasi kepemimpinan dan perilaku administrasi : Renike


Cipta, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai