PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
NIM : 1710103010047
BANDA ACEH
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
2.1 Latar Belakang Masalah............................................................................2
2.2 Fokus penelitian........................................................................................7
2.3 Rumusan Masalah.....................................................................................7
2.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................7
2.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................9
2.2 Perspektif Teoritis...................................................................................14
2.2.1 Teori Birokrasi Politik.....................................................................14
2.2.2 konsep Merit Sistem.........................................................................16
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................19
BAB III..................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.......................................................................................20
3.1 Objek Penelitian......................................................................................20
3.2 Jenis Penelitian........................................................................................20
3.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................20
3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................21
3.5 Informan Penelitian.................................................................................23
3.4.1 Tabel Informan.................................................................................24
3.6 Teknik Analisis Data...............................................................................24
3.7 Jadwal Penelitian.....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
i
BAB I PENDAHULUAN
Mutasi adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga
kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan
pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke
tempat lainnya.
yang diberikan, maka karena itu perlu adanya pembaharuan terhadap aparatur sipil
negara yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari intervensi
politik serta bersih dari pratik korupsi serta dapat menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan perannya sabagai aparatur sipil
negara.
sebagai officialdom atau kerajaan pejabat. Di mana suatu kerajaan yang raja-
rajanya adalah para pejabat dari suatu bentuk organisasi yang di golongkan
atau tempat berlakunya sebuah undang-undang berdasarkan hukum yang jelas dan
1
2
pasti. Di dalam suatu wilayah terdapat seseorang yang mempunyai tugas dan
Pejabat pemerintah adalah orang yang menduduki jabatan tertentu dalam bidang
jalannya sistem birokrasi dengan baik, karena pejabat birokrasi pemerintah sentral
birokrasi mempunyai suatu bentuk yang pasti di mana semua fungsi di jalankan
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal di dalam satu organisai. Pada
pegawai, sehingga mutasi juga dapat memberikan kesempatan yang sama kepada
dimiliki, hal ini ditujukan agar dapat meningkatkan semangat kerja dari pegawai
3
itu sendiri, Dengan adanya sistem mutasi yang tepat, pegawai dapat memperoleh
pengalaman, bakat, dan minat yang berbeda. Agar individu tersebut dapat
diperdayakan secara optimal, maka harus ditempatkan pada tempat yang tepat.
pada jabatan tertentu, maka hal tersebut hanya akan menciderai dan merusak
perilaku yang tidak profesional dan hanya akan menjadi beban birokrasi [CITATION
Nur17 \p 18 \l 1057 ].
mutasi. Tujuanya yaitu melakukan pengangkatan baik dalam hal pegawai jabatan
prosesnya tidak jelas dan tertutup. Banyak kepentingan yang mempengaruhi dan
kesempatan yang sama pada semua orang. Proses lelang jabatan atau job tender
yang dalam istilah rekrutmen internal sering juga disebut sebagai Job Posting
jawabkan berdasarkan prinsip “The Right Man on The Right Place”. Jika hal ini
birokrasi secara keseluruhan, karena moral dan motivasi pegawai akan meningkat
dan kenaikan pangkat sehingga seakan akan di dasarkan pada keinginan Bupati.
Adapun dalam suatu pemerintahan lazimnya sebuah sistem birokrasi pada suatu
daerah, dalam hal ini mutasi jabatan sering terjadi di Kabupaten Pidie, pada masa
pemerintahan Roni Ahmad dan Fadhlul TM Daud selaku Bupati Dan Wakil
jabatan tidak sesuai dengan harapan dari banyak orang dimana hal ini terlihat
mulai dari masalah jual beli jabatan, tidak adanya uji kelayakan (Fit And
adanya kekosongan Jabatan pada beberapa instansi pasca mutasi hal ini juga
dalam berbagai hal, di karenakan Bupati tidak melakukan secara terbuka dan
kopetitif dalam hal kompetisi, kualifikasi, kepangkatan, disiplin ilmu, rekam jejak
jabatan, dan integritas pejabat yang akan di mutasi tersebut. Terdapat 16 penjabat
5
yang di lakukan mutasi oleh bupati Roni Ahmad sehingga terdapat 5 SKPK (Surat
beberapa kali berotasi atau melakukan mutasi baik di kalangan pejabat eselon II,
dan III bahkan dapat di katakan Pemerintahan Pidie merupakan daerah yang
paling sering melakukan mutasi jabatan bagi kalangan PNS (Pegawai Negeri
Sipil) dibandingkan daerah lainnya, hal ini seharusnya berdampak positif bagi
birokrasi Kabupaten Pidie, namun sebaliknya mutasi jabatan ini cenderung terlihat
kejanggalan dari rotasi jabatan yang janggal, adanya pejabat yang dilantik tanpa
melalui Fit And ProperTest serta adanya pejabat dengan golongan yang
Dengan adanya Rotasi yang dilakukan oleh Bupai Roni Ahmad ini juga
atas dasar TIM atau satuan tugas yang di bentuk untuk melihat pergerakan dari
Kinerja Pejabat Eselon II dan Eselon III yaitu bernama TIM BAPERJAKAT
jika diatas persetjuan Bupati saja. (Wawancara dengan Tarmizi Pegawai BKSDM
Kabupaten Pidie).
6
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Hal ini di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020
keterampilan melalui promosi, pada poin (a) mengikuti dan lulus uji Kompetensi
kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina, dan (b) nilai prestasi kerja
paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Dan pasal 132 ayat 1
juga menjelaskan Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi melalui mutasi dari satu
Jabatan Pimpinan Tinggi ke Jabatan Pimpinan Tinggi yang lain dapat dilakukan
melalui uji kompetensi di antara pejabat pimpinan tinggi dalam satu instansi, ayat
syarat: (a) sesuai standar kompetensi Jabatan, dan (b) telah menduduki Jabatan
Maka kerena itu penulis dalam hal ini berasumsi bahwa ada beberapa
kejanggalan yang terjadi pada proses mutasi jabatan pada lingkup pemerintahan
Kabupaten Pidie di bawah kepemimpinan Bupati Roni Ahmad dan Wakil Bupati
Fadhlullah TM Daud,ST.
Di mana kejanggalan ini terlihat dari beberapa kali mutasi yang telah di
lakukan seperti tidak adanya proses uji kelayakan dan penempatan posisi
beberapa pejabat eselon II dan III yang cenderung terlihat kontrolfersial yang
dalam hal ini yaitu dalam proses mutasi jabatan, pemerintah cenderung tidak
terbuka dalam proses pergantian jabatan antar pejabat lainnya, serta adanya unsur
kepentingan kepala daerah dan orang-orang tertentu. Hal ini terlihat dari adanya
tahapan-tahapan yang tidak di lalui pada proses mutasi jabtan seperti tidak adanya
proses Fit And ProperTest atau uji kelayakan dimana uji kelayakan merupakan
Berdasarkan data dan permasalahan penulis dapati maka karena itu penulis
tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada masalah dengan judul “Dinamika
2022”.
1. Proses mutasi jabatan terhadap pejabat eselon II dan III di era Bupati Roni
2. Peran dan kewenangan dari Bupati Roni Ahmad dalam proses mekanisme
mutasi jabatan.
Berdasarkan fokus masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses mutasi jabatan terhadap pejabat eselon II dan III di era
2. Apa peran dan wewenang Bupati Roni Ahmad dalam proses mekanisme
mutasi jabatan ?
8
1. Untuk mengetahui proses mutasi jabatan terhadap pejabat eselon II dan III
2. Untuk mengetahui peran dan wewenang Bupati Roni Ahmad dalam proses
Dari manfaat Penelitian ini memiliki dua pemahaman yaitu : Manfaat lterdiri
l dari lmanfaat lsecara lteoritis ldan lmanfaat lsecara lpraktis lsebagai lberikut :
l meneliti lbagian ldari ladanya Mutasi jabatan Pada Pemerintahan Bupati Roni
3. lMenjadi lreferensi lpenting lbagi lCivitas lakademika lFakultas lIlmu lSosial ldan lIlmu
l Politik lUniversitas lSyiah lKuala ldan lsebagai lreferensi lbagi lpeneliti lselanjutnya. l
l dalam lmenjalankan lfungsi lterkait Mutasi jabatan yang dilakukan oleh Bupati
Roni Ahmad. l
terdahulu untuk menjadi landasan acuan yang relevan bagi si penulis, dan tujuan
nya dari acuan dan dapat memperkuat si penulis di dalam meneliti hal tersebut.
Manajemen dan Kebijakan Publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gajah Mada pada tahun 2018 yang berjudul Polemik Kebijakan
polemik mutasi jabatan yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh, dari ini jabatan
yang dinilai melanggar UU Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 pada pasal 71 ayat 2
pencapaian yang telah dilaksanakan sampai menjadi pelanggaran. Maka dari itu
terjadi Mutasi jabatan yang dinilai bukan hanya melihat Peningkatan kinerja akan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana kinerja dari ASN
yang berada diruang Lingkup Aceh pada masa Gubernur Zaini Abdullah dan juga
yang telah dilanggar oleh Pemerintah Aceh. Di dalam penelitian Khalisni sebagai
Pemerintahan aceh pada masa Zaini Abdullah dan kerangka yang bukan berdasar
Aparatur Sipil Negara (ASN). Akan tetapi penulis memiliki perbedaan dengan
dilakukan oleh Pemerintah Aceh pada masa Zaini Abdullah sedangkan penelitian
penulis menarik untuk diteliti yaitu terkait Tentang Mutasi jabatan di masa Bupati
Roni Ahmad yang dapat menganggu kegiatan Dinas dikarenakan mutasi itu
Manajemen dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun
membahas tentang Pengaruh secara positif adanya mutasi dan signifikan dari
Tidak signifikan dan tidak mempunyai dampak positif bagi pemerintah di dalam
kinerja pegawai Balai Pelatihan dan Keuangan serta rotasi tersebut juga
berdampak negatif.
Aparatur Sipil Negara (ASN). Akan tetapi penulis memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yaitu adanya pandangan islam terkait mutasi kerja yang
tidak signifikan bagi pemerintah dalam kinerja pegawai Balai Pelatihan dan
Tentang Mutasi jabatan di masa Bupati Roni Ahmad yang dapat menganggu
12
kegiatan Dinas dikarenakan mutasi itu membuat kekosongan pada Dinas yang ada
di Kabupaten Pidie.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area Tahun 2019 Dengan judul penelitian
Pengaruh Mutasi dan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada
Mutasi dalam sistem merit atau prestasi yang dilakukan oleh PT.Telkom yang
Mutasi jabatan terhadap kinerja yang dilakukan oleh Karyawan dengan signifikan
meneliti tentang Mutasi Jabatan yang dilakukan oleh sebuah instansi yang
berkaitan dengan kinerja pekerja. Akan tetapi penulis memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yaitu adanya sistem merit atau prestasi yang dilakukan oleh
Sedangkan penelitian penulis menarik untuk diteliti yaitu terkait Tentang Mutasi
jabatan di masa Bupati Roni Ahmad yang dapat menganggu kegiatan Dinas
dikarenakan mutasi itu membuat kekosongan pada Dinas yang ada di Kabupaten
Pidie.
13
Penelitian ini disusun berdasarkan teori dari berbagai sumber yang relevan
dengan tema yang dibangun, yaitu: “Dinamika Proses Mutasi Jabatan Pada
Pemerintahan Kabupaten Pidie Periode 2017-2022”. Teori ini guna sebagai alat
yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis dan memahami persoalan yang
diteliti, maka dari itu teori yang berkaitan dengan judul penelitian ini ialah.
Dengan ini bagian dari adanya sistem atas dasar kenegaraan yang
bersifat rasional secara legal untuk mengaktualisasi terhadap apa yang diberikan
oleh perilaku birokrasi tersebut, dengan perilaku ini diperlukan interaksi yang
terdapat di dalam karakteristik individu dan apa yang membuat birokrasi ini
berkembang.
sendiri menurut Max Weber adalah birokrasi dalam sistem kekuasaan, di mana
Dalam sistem birokrasi menekankan dalam aspek disiplin oleh karena itu Weber
juga memasukan birokrasi sebagai sitem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk
16
pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapapun juga. Rasional artinya
dan status sosial yang tinggi. Menurut Weber, unsur-unsur ini diperlukan demi
Ilmuwan lain dari Max Weber, melihat bahwa birokrasi atau aparat
mencapai tujuan tertentu dalam suatu negara. Oleh karena itu perhatian Weber
tertuju pada struktur yang diatur secara normatif dan memiliki mekanisme untuk
birokrasi ini bisa terjadi baik di organisasi pemerintah maupun organisasi non-
organisasi yang besar birokrasi akan terjadi. Maka dari itu birokrasi merupakan
suatu sistem untuk mengatur organisasi yang besar agar diperoleh pengelolaan
93 \l 1057 ].
17
ciri yang kusus, di mana pemikiran Weber tentang birokrasi, diawali dengan
manusia itu sendiri. Pemikiran pertama Weber dikenal dengan “Social Action”.
aktifitas itu harus dimengerti. Seperti aktifitas yang dilakukan manusia bisa
dikelompokkan ke dalam beberapa hal: (1) Tipe Afektif (affective) yaitu aktifitas
manusia yang dimotivasi karena luapan emosi, amarah dan sedih. (2) Tipe
Traditional Action yaitu aktifitas manusia berdasarkan pada kebiasaan yang telah
mapan/mendarah daging. (3) Tipe Value Rational Action yaitu aktifitas manusia
berdasar pada tata nilai yang jelas dan orientasi pada tujuan yang diyakini dapat
tercapai. (4) Tipe Instrumental Rational Action yaitu kesadaran oleh keinginan
untuk mencapai tujuan dengan alat/cara yang terukur. Sehingga jelaslah bahwa
menurut Weber setiap aktifitas manusia pasti dilatar belakangi oleh sebuah
motivasi dan motivasi itu bersifat rasional. Semua pemikiran Weber tentang
dibahas tetapi minus penerapan konkretnya, yakni strukturnya yang begitu gemuk
tetapi irit menjalankan fungsi. Struktur birokrasi yang gemuk dinilai menyulitkan
dikerjakan satu orang, namun kenyataan justru dilakukan lebih dari yang
seharusnya. Hal ini kemudian berimbas pada rendahnya kinerja serta kualitas
untuk melebur bagian-bagian dalam birokrasi yang memiliki fungsi yang hampir
birokrasi, perlu diperhatikan satu aspek penting yaitu pemahaman dan penaksiran
birokrasi terkait. Pemahaman terhadap kondisi dan sifat organisasi terkait dapat
Restrukturisasi Langsung.
pekerjaan pada ranah pengetahuan dan keahlian orang per orang tanpa keterkaitan
fungsi kerja satu sama lain, berbagai perubahan struktural yang disebutkan tadi
lapisan hierarki kewenangan. Proses kerja birokrasi juga rumit karena pemegang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain itu sistem ini juga
akan melakukan penilaian secara adil dan wajar, tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status
konsekuensi, yakni semua jabatan harus memiliki standar kompetensi dan seluruh
pejabat harus memahami tugas dan target kerjanya. Dengan adanya sistem merit
jabatan dan kualitas kinerja pegawai. Hal ini sebagai langkah solutif untuk
pelayanan publik yang berdasarkan prinsip melayani menjadi suatu ciri yang
Implikasi dari konsep sistem merit adalah bahwa seseorang yang memiliki
kinerja yang baik, maka akan memperoleh imbalan yang lebih tinggi begitu pula
sebaliknya. Artinya, semakin tinggi kinerja yang diraih karyawan maka akan
sistem merit merupakan prosedur untuk membedakan gaji yang didasarkan kinerja
20
yaitu sistem kompensasi yang didasarkan gaji individual atau gaji yang diukur
merupakan bagian dari sistem pembayaran reguler maka para pekerja harus
manajemen agar pembayaran dengan sistem merit dapat diterapkan dengan baik,
sebab asumsi umum dalam bisnis bahwa pembayaran dengan sistem merit
serta pemberian insentif untuk kelanjutan kinerja yang baik. Untuk mengetahui
kinerja karyawan tersebut tinggi atau rendah diperlukan penilaian yang baik dari
pihak manajemen. Pembayaran dengan sistem merit akan efektif bilamana sistem
penilaiannya baik. Salah satu kunci bekerjanya pembayaran dengan sistem merit
bergantung pada seberapa baik sistem penilaian kinerja dalam organisasi tersebut.
penggajian yang rasional dan berorientasi pada penciptaan adanya rasa keadilan,
bekerja lebih baik akan memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan
dihitung berdasarkan dari hasil penilaian kinerja setiap karyawan. Hasil penilaian
21
penilaian karya pegawai dengan tujuan untuk mengahsilkan nilai prestasi pegawai
sumber daya manusia yang optimal, sehingga prestasi pekerja dapat di dorong
dalam memotivasi dengan tujuan yang telah di tetapkan. Motivasi dapat diartikan
sebagai suatu stimulan yang dapat menggerakkan seseorang untuk bekerja lebih
baik dan berprestasi. Motivasi juga merupakan dorongan yang timbul pada diri
dari sisi Pemerintah Kabupaten Pidie menggunakan ilmu politik salam melakukan
jabatan yang sudah di lakukan oleh Bupati selama 16 bulan pertama semenjak
Bupati di lantik.
22
Permasalahan di karenakan
Bupati Pidie Melakukan Mutasi Seharusnya Bupati melakukan
Di Masa Jabatannya Yang Baru Mutasi Jabatan 2 atau 5 tahun
selama 16 Bulan Sebanyak 5 kinerja dengan adanya proses uji
j kelayakan
Kali
Kabupaten Pidie di bawah masa jabatan Bupati Roni Ahmad dan Wakil Bupati
menguji kelayakan, dengan ini sudah di lakukan 5 kali dalam 1,4 tahum masa
jabatannya.
BAB III METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini ialah atribut dari sifat dan nilai dari beberapa orang
dengan suatu kegiatan yang dapat di pelajari. Objek ini berada di Pemerintahan
pejabat pemerintah selama 16 bulan dalam 5 kantor yang terkait mutasi jabatan
Pidie, Kepala BKD Pidie, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kepala
BAPPEDA, dan Akademisi dan ini menjadikan penelitian yang akan dilakukan.
benar, di mana metode ini dapat di gunakan untuk menemukan dan memahami
pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang
deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih yang dipersyaratkan
Untuk menetukan dan memperoleh data yang diperlukan dalam mini riset,
penulis menggunakan dua sumber data, yaitu data Primer dan data Sekunder:
24
25
1. Data Primer
Data primer adalah data pertama kali yang diperoleh secara langsung
berupa wawancara, jejak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari objek kejadian atau hasil pengujian[CITATION Ser18 \l 1057 ].
2. Data Sekunder
melalui hasil observasi dan data dokumentasi dari lapangan. selain itu peneliti
juga menggunakan Buku-buku, Jurnal, Karya Ilmiah, situs Website (internet) dan
Adapun penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara tiga (3)
3.4.1 Wawancara
mengumpulkan informasi atau data dengan maksud tertentu yang di lakukan oleh
dua pihak atau lebih. Wawancara bisa kita artikan yaitu proses percakapan yang
pedoman, dan bisa bertatap muka maupun melalui alat komunikasi tertentu
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
3.4.2 Observasi
teleskop, handycam, dan lain-lain, sehingga dalam hal ini penulis akan mengamati
secara langsung guna memperoleh gambaran dari objek yang akan diteliti.
a. Observasi partisipatif
Yaitu peneliti terlibat dengan orang yang sedang diamati atau yang
Tetapi dalam waktu tertentu peneliti tidak terus terang atau tersamar
dirahasiakan.
27
apa yang akan diobservasi karena fokus penelitian belum jelas. Fokus
penggunaan metode observasi. Lokasi yang akan diamati adalah Kabupaten Pidie,
3.4.3 Dokumentasi
seperti dokumen lembaga yang diteliti. Disamping itu, ada juga foto yang dapat
tertulis lain yang biasa lebih mendukung untuk digunakan dalam melakukan
penulis anggap mempunyai keahlian dalam Hal yang peneliti teliti baik dalam
analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan
model analisis interaktif. [CITATION Jon06 \p 223 \l 1057 ]. Ada tigal hal pokok
memperpendek, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian
memberi peluang terjadinya suatu kesimpulan. Selain itu, dalam penyajian data
diperlukan adanya perencanaan kolom dan table bagi data kualitatif dalam bentuk
29
khususnya. Dengan demikian, penyajian data yang baik dan jelas sistematiknya
selanjutnya.
terhadap analisis data yang merupakan sebuah tahap akhir dalam penelitian
dimana data-data yang telah diperoleh akan ditarik garis besar/kesimpulan sebagai
Seminar
2
Proposal
Penelitian dan
3 Penyusunan
Skripsi
Ujian Sidang
4
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
30
BUKU
JURNAL
Wisangsari, R. (2015). Implementasi Sistem Merit Di SMP Al Kautsar Kota
Bandar Lampung. Implementasi, Sistem Merit, Kompensasi, 2.
WEBSITE
Ismail. (2018). Serambi News. Retrieved Februari 23, 2021, from Serambi
Indonesia: https://aceh.tribunnews.com/2018/09/21/dewan-kritisi-mutasi-
pejabat-di-pidie.
31
Nazar. (2019). Serambi News. Retrieved Februari 23, 2021, from Serambi
Indonesia: https://aceh.tribunnews.com/2019/02/13/abusyik-mutasi-184-
pejabat-27-dinonjobkan.
Merdeka.com. (2020, November 2). Merdeka.com. Dipetik Maret 28, 2021, dari
Merdeka.com: https://www.merdeka.com/jateng/perbedaan-data-primer-
dan-sekunder-daslam-penelitian-ketahui-karakteristiknya-kln.html?page=2