Anda di halaman 1dari 8

POLA REFORMASI BIROKRASI DAN

POLITIK INDONESIA
MOCH SAHRUL DWI SETIAWAN
Pengertian Birokrasi
◦ Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor;  dan kata “kratia” (cratein) yang
berarti pemerintah. istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang
diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi.
◦ Dalam Masyarakat yang modern, birokrasi telah menjadi suatu organisasi atau institusi yang
penting. Pada masa sebelumnya ukuran negara pada umumnya sangat kecil, namun pada masa kini
negara-negara modern memiliki luas wilayah, ruang lingkup organisasi, dan administrasi yang cukup
besar dengan berjuta-juta penduduk.
Pengertian Reformasi
◦ Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada yang sudah ada. Reformasi ini
diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk di dalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian
perubahan ke arah kemajuan. Peruubahan yang dimaksud adalah diarahkan pada development.
◦ Karl Mannheim sebagaimana dimaksud oleh Susanto menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah
berkaitan dengan norma-normanya. Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan keadaan
dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya juga dinikmati oleh masyarakat.

◦ Jadi Reformasi Birokrasi adalah suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah
struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup reformasi birokrasi
tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan
sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan wewenang dan
kekuasaan.
Reformasi Birokrasi Indonesia
◦ Publik mengharapkan bahwa dengan terjadinya Reformasi, akan diikuti pula dengan perubahan besar pada
desain kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik yang menyangkut dimensi kehidupan politik,
sosial, ekonomi maupun kultural. Perubahan struktur, kultur dan paradigma birokrasi dalam berhadapan dengan
masyarakat menjadi begitu mendesak untuk segera dilakukan mengingat birokrasi mempunyai kontribusi yang
besar terhadap terjadinya krisis multidimensional yang tengah terjadi sampai saat ini.
◦ Kecenderungan birokrasi untuk bermain politik pada masa reformasi, tampaknya belum sepenuhnya dapat
dihilangkan dari kultur birokrasi di Indonesia. Perkembangan birokrasi kontemporer memperlihatkan bahwa
arogansi birokrasi sering kali masih terjadi. Kasus Brunei Gate dan Bulog Gate setidak-tidaknya
memperlihatkan bahwa pucuk pimpinan birokrasi masih tetap mempraktikkan berbagai tindakan yang tidak
transparan dalam proses pengambilan keputusan. Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, dalam
kenyataannya masih saja dijadikan alat politik yang efektif bagi kepentingan-kepentingan golongan atau partai
politik tertentu. Terdapat pula kecenderungan dari aparat yang kebetulan memperoleh kedudukan atau jabatan
strategis dalam birokrasi, terdorong untuk bermain dalam kekuasaan dengan melakukan tindak KKN.
Pokok-pokok Reformasi Birokrasi
◦ Pokok-pokok Pikiran Tentang Reformasi Birokrasi Aparatur Negara dapat digambarkan sebagai berikut
1. mengedepankan kompetensi dan profesionalitas dalam pelaksanaan tugas, menerapkan strategi organisasi pembelajaran
(learning organization) yang cepat beradaptasi dengan terhadap perubahan. 
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur SDM yang ingin dibangun adalah PNS yang profesional, komposisi pegawai
yang ideal (sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada di masing-masing instansi  pemerintah), penerapan sistem
merit dalam manajemen PNS
3. Manajemen atau Tata Laksana, ketatalaksanaan aparatur pemerintah disederhanakan
4. Akuntabilitas Kinerja Aparatur, pemahaman tentang akuntabilitas terus ditingkatkan dan diupayakan 
5. Pengawasan
6. Pelayanan Publik, pelayanan publik sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas
7.  Budaya Kerja Produktif, Efisien dan Efektif
8. Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi
Tahap dan strategi Birokrasi
1. Memobilisasi energi dan komitmen para anggota organisasi melalui penentuan cita-cita, tantangan, dan
solusinya oleh semua anggota organisasi. Pada tahap ini, setiap lini dalam instansi pemerintah harus
tahu apa yang dicita-citakan instansi, apa yang mereka hadapi, dan cara menghadapi atau
menyelesaikan masalah itu secara bersama-sama.
2. Strategi Reformasi Birokrasi. Pada level organisational, dilakukan melalui perbaikan proses rekrutmen
berbasis kompetensi, pendidikan dan latihan, Pada level operasional, dilakukan perbaikan melalui
peningkatan service quality meliputi dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan
emphaty.
Birokrasi Indonesia Sebelum Reformasi
Birokrasi yang berkembang di Indonesia pada masa Orde Baru adalah birokrasi yang berbelit-belit, tidak efisien dan
mempunyai pegawai birokrat yang makin membengkak. Keadaan ini pula yang menyebabkan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan berikut, seperti Maraknya tindak KKN, Tingginya keterlibatan birokrasi dalam partai politik sehingga
pelayanan terhadap masyarakat tidak maksimal, Pelayanan publik yang diskriminatif, Penyalahgunaan wewenang,
dan Pengaburan antara pejabat karir dan non-karir.
Beberapa perubahan yang perlu dilakukan pemerintah guna merespon kesan buruk birokrasi. Birokrasi perlu melakukan
beberapa perubahan sikap dan perilakunya antara lain,
1. lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada hal pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan
menghindarkan kesan pendekatan kekuasaan dan kewenangan.
2. melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasi modern, ramping, efektif dan efesien
3. melakukan perubahan sistem dan prosedur kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern
yakni, pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas, efesiensi biaya dan ketepatan
waktu.
4. memposisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik
5. melakukan transformasi diri dari birokrasi yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya
lebih desentralistis, inovatif, fleksibel dan responsif.
Kesimpulan
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis mensyaratkan kinerja dan akuntabilitas aparatur
yang makin meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa reformasi birokrasi merupakan kebutuhan dan
harus sejalan dengan perubahan tatanan kehidupan politik, kemasyarakatan, dan dunia usaha.Dalam peta
tantangan nasional, regional, dan internasional, aparatur negara dituntut untuk dapat mewujudkan
profesionalisme, kompetensi dan akuntabilitas. Pada era globalisasi, aparatur negara harus siap dan mampu
menghadapi perubahan yang sangat dinamis dan tantangan persaingan dalam berbagai bidang. Saat ini
masyarakat Indonesia sedang memasuki era yang penuh tuntutan perubahan serta
antusiasme akan pengubahan. Ini merupakan sesuatu yang di Indonesia tidak dapat dibendung
lagi. Oleh karena  itu, reformasi di tubuh birokrasi indonesia harus terus dijalankan demi tidak terciptanya
lagi patologi birokrasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai