Anda di halaman 1dari 18

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS di Lingkungan Pemda

Provinsi Sumatera Barat


==========================================================
Oleh: Syakwan Lubis

ABSTRACT

This study was intended to describe the work culture of civil servants
in West Sumatera and to give some recommendations to enhance the
work performance of the civil servants in related to the work culture
as stated in the Decree of Indonesian Minister for Apparatus
Empowerment No. 25/2002. The qualitative method was used in this
research. Based on data analysis, it is found that generally most of the
public servants did not implement the work culture optimally. It is
recommended that the government need to build the work culture
among the civil servants through socialization, training, controlling,
etc.

Kata Kunci: Pegawai Negeri Sipil (PNS), budaya kerja, pemerintah,


pemerintah daerah,

I. PENDAHULUAN Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


Pelaksanaan pembangunan untuk pokok Kepegawaian dijelaskan
mencapai masyarakat yang adil bahwa Pegawai Negeri adalah setiap
makmur akan menjadi terkendala warga negara Republik Indonesia
manakala tidak didukung oleh yang telah memenuhi syarat yang
pemerintahan yang dilakukan oleh ditentukan, diangkat oleh Pejabat
para pegawai negeri secara sungguh- berwenang dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan negeri, atau diserahi
sungguh dan sepenuh hati. Dalam
bekerja mereka tidak boleh hanya tugas negara lainnya, dan digaji
memikirkan berapa gaji dan tunjangan berdasarkan peraturan perundang-
yang mereka peroleh, tetapi juga undangan yang berlaku. Pegawai
harus menyadari pekerjaan mereka Negeri terdiri dari tiga unsur, yaitu:
adalah sebagai pengabdian kepada 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2)
bangsa dan Negara, sehingga mereka Anggota Tentara Nasional Indonesia
ini disebut juga sebagai abdi negara. (TNI), dan 3) Anggota Kepolisian
Dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia (POLRI).
Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-undang

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 149


Sehubungan dengan keberadaan menjalankan dengan sepenuh hati
Pegawai Negeri Sipil, Pushaita1 pekerjaan dibebankan kepadanya dan
mengemukakan bahwa Pegawai dengan budaya kerja yang positif.
Negeri Sipil (PNS) atau Civil Servant Tetapi kita pun menyadari bahwa
merupakan salah satu organ penting budaya kerja positif itu mudah
bagi eksistensi suatu negara. diucapkan namun tidak mudah
Keberadaan Pegawai Negeri Sipil menerapkannya, karena budaya kerja
selain sebagai bagian dari eksekutif positif selain didukung oleh faktor-
juga merupakan bagian aparatur atau faktor pendidikan, keterampilan dan
organ negara disamping organ-organ pengalaman juga dipengaruhi oleh
kenegaraan lainnya seperti lembaga motivasi seseorang ketika bekerja
yudikatif dan lembaga legislatif. pada suatu organisasi.
Pegawai Negeri Sipil memainkan Budaya kerja merupakan sistem
peranan penting dalam melaksanakan nilai, persepsi, perilaku dan
dasar-dasar yang telah diputuskan keyakinan yang dianut oleh tiap
atau disetujui sebagai suatu aturan individu karyawan dan kelompok
hukum yang berlaku oleh para politisi karyawan tentang makna kerja dan
di parlemen. refleksinya dalam kegiatan mencapai
Sejalan dengan hal di atas, tujuan organisasi dan individual.
Poerwotosoediro2 menegaskan pula Budaya kerja diturunkan dari budaya
bahwa kedudukan dan peran Pegawai organisasi. Budaya organisasi itu
Negeri Sipil pada setiap negara adalah sendiri merupakan sistem nilai yang
sangat menentukan karena pegawai mengandung cita-cita organisasi
negeri merupakan aparatur pelaksana sebagai sistem internal dan sistem
pemerintah untuk menyelenggarakan eksternal sosial.
pemerintahan dan kelancaran Persoalannya sekarang adalah
pembangunan. Berkaitan dengan bahwa dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi pemerintahan. Fungsi- pekerjaannya PNS belum
fungsi tersebut akan terlaksana melaksanakan pekerjaannya dengan
apabila PNS sebagai aparatur negara budaya kerja yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Hal ini juga
1
Pushaita, Gautama, Sophi Diana, Wakiran, dikemukakan oleh Poerwotosoediro3
Otang (Tim Penyusun). 2005. Penelitian bahwa pencapaian tujuan pem-
Terhadap Penyempurnaan Prosedur bangunan nasional sangat ditentukan
Pelayanan Dalam Penetapan dan
Pemberian Pensiun Pegawai Negeri
oleh kehandalan Pegawai Negeri
Sipil.Tim Peneliti BKN. Pusat Penelitian Sipil. Namun, kenyataan ini tidak
dan Pengembangan Badan Kepegawaian
Negara. Jakarta.
2 3
Dalam Pushaita, 2005. Ibid Ibid

150 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


selalu berlaku karena budaya kerja PNS, Pemerintah Pusat dan
yang ditetapkan oleh Pemerintah tidak Pemerintah Daerah telah melakukan
diterapkan secara penuh oleh PNS. perbaikan kenaikan gaji PNS,
Hal ini disebabkan karena masih menaikkan tunjangan struktural dan
diterapkannya budaya kerja negatif fungsional, bahkan Pemerintah
sewaktu bekerja. Daerah telah memberikan tunjangan
Kelemahan PNS yang diatas daerah dengan mengkaitkannya
diduga kuat juga terjadi pada dengan disiplin pegawai.
Pemerintahan Daerah di Sumatera Gambaran di atas menunjukkan
Barat. PNS pada pemerintahan daerah bahwa budaya kerja tampaknya
di Sumatera Barat secara garis besar mempunyai pengaruh yang cukup
dikategorikan atas dua bentuk yaitu: signifikan terhadap individu dalam
pertama, PNS yang memberikan menjalankan pekerjaan. Dari bebe-
pelayanan secara langsung terhadap rapa kajian penelitian menunjukkan
rakyat banyak, misalnya pada Rumah bahwa jika suatu pekerjaan tidak
Sakit Umum Pemerintah, dan kedua, didukung oleh sesuatu budaya kerja
PNS yang secara tidak langsung yang positif maka proses
memberikan pelayanan langsung. pembangunan di berbagai sektor
PNS dalam bentuk pertama memang mengalami kelambatan, sehingga
sangat sibuk, namun bentuk kedua upaya mencapai masyarakat adil dan
tidaklah terlalu sibuk. Prediksi santai, makmur dan kesejahteraan secara
seperti datang ke kantor hanya untuk adil merata akan jauh dari harapan
ngobrol-ngobrol, atau main game semestinya.
sampai jam pulang tiba, merupakan Perkembangan pemerintahan
anggapan yang melekat pada PNS. pada era modern saat ini yang dianut
Padahal Pemerintah melalui Kemen- banyak negara-negara di dunia,
terian Pendayagunaan Aparatur termasuk negara-negara maju dalam
Negara (MenPAN) telah merumuskan menjalankan pemerintahan, banyak
budaya kerja sebanyak 17 (tujuh mengikuti gagasan Weber. Weber
belas) pasang panduan sebagai memandang birokrasi sebagai sebuah
pedoman agar produktivitas maupun organisasi yang berkewajiban
kinerja PNS dapat dicapai secara melaksanakan tugas yang berkaitan
optimal. Tetapi dalam kenyataan dengan urusan-urusan publik. Oleh
banyak PNS yang belum atau tidak karena itu, birokrasi sebagai suatu
menerapkannya dalam bekerja organisasi melaksanakan fungsi dan
sehingga menyebabkan rendahnya kewajiban pemerintahan dengan
kinerja PNS di Pemerintahan Daerah tujuan mencapai cita-cita negara.
Sumatera Barat ini. Padahal dilihat Upaya yang telah dilakukan
dari segi pendapatan penghasilan oleh Pemerintah untuk menciptakan

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 151


bagi budaya kerja yang positif bagi Pemerintahan Daerah di Sumatera
PNS telah dilakukan dengan wujud Barat; 2) bagaimanakah rekomendasi
aturan lebih lanjut dari UU Nomor 43 untuk kebijakan budaya kerja dalam
Tahun 1999 yaitu budaya kerja bagi peningkatan kinerja PNS di Sumatera
PNS yang diterbitkan oleh Pemerintah Barat?
melalui Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara dalam Keputusan II. TINJAUAN PUSTAKA
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Budaya Kerja PNS
Negara Nomor: 25/KEP/M.P
AN/4/2002 tanggal 25 April 2002 Budaya kerja merupakan cara
tentang Pedoman Pengembangan pandang serta suasana hati yang
Budaya Kerja Aparatur Negara dan menumbuhkan keyakinan yang kuat
Surat Nomor: 170/M.PAN/6/2002 atas dasar nilai-nilai yang diduganya,
tanggal 17 Juni 2002 tentang Petunjuk serta memiliki semangat yang tinggi
Pelaksanaan Pengembangan Budaya dan bersungguh-sungguh untuk
Kerja Aparatur Negara. mewujudkan prestasi kerja terbaik.
Penelitian yang dilakukan oleh Oleh karena itu dengan budaya kerja
Kementerian Pendayagunaan tersebut maka PNS dalam
Aparatur Negara dan Universitas melaksanakan kerja sehari-hari akan
Indonesia pada tahun 2003-2004 dapat bekerja secara positif sehingga
mendapati bahwa kinerja PNS masih menghasilkan suatu kinerja yang
rendah. Hal ini terlihat bahwa bermutu dan memuaskan bagi
banyaknya PNS yang bekerja berbagai kalangan dalam masyarakat
menunda-nunda pekerjaan sehingga dalam arti luas.
penyelesaian pekerjaan menjadi Salah satu hambatan pem-
lambat, kurangnya disiplin, maupun bangunan yang paling umum terjadi
pekerjaan belum dilaksanakan secara di Indonesia adalah mentalitas yang
positif. Ini mempunyai dampak terlampau berorientasi memandang
menurunnya kepercayaan rakyat ke fihak atasan. Dalam budaya
banyak terhadap prestasi kerja PNS, ketimuran di Indonesia, orang
serta tidak maksimalnya pelayanan seringkali merasa segan memutuskan
umum yang dilakukan. sesuatu yang belum pernah dialami
Berdasarkan kondisi yang dan hanya menunggu contoh atau
dikemukakan di atas maka dipandang restu dari orang-orang yang lebih tua
perlu untuk melakukan suatu atau lebih tinggi pangkat dan
penelitian untuk melihat: 1) kedudukannya. Mentalitet ber-
bagaimanakah gambaran budaya kerja orientasi ke atasan seperti ini juga
yang berkembang di lingkungan PNS sangat kuat ada pada diri seorang

152 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


pegawai. Mentalitas pegawai kantornya pada jam kerja, banyaknya
semacam inilah yang amat tidak pegawai mengeluh karena ketidak
mendukung untuk pelaksanaan sesuaian bidang tugas yang
pembangunan yang dicita-citakan, diembannya, banyaknya tugas-tugas
karena akan melemahkan disiplin terlambat diselesaikan atau tidak
sejati dan mengaburkan rasa tepat pada waktunya, kurangnya
tanggungjawab pribadi. gairah dalam melaksanakan
Selain itu, di Indonesia, pekerjaan dan kurang keserasian
pengaruh paternalisme tradisional hubungan antara atasan dan pegawai
sangat kuat melekat pada individu- bawahannya, bahkan juga dengan
individu dalam organisasi di sektor sesama pegawai itu sendiri.
publik. Paternalisme ini Untuk Menciptakan atau
diperkukuhkan lagi dengan wujud mengembangkan budaya kerja dalam
jarak kuasa yang tinggi bersifat tugas-tugas pelayanan di kalangan
hirarki. Keadaan ini menimbulkan pegawai negeri, maka Pemerintah
perasaan segan, risih, dan mengalah melalui Kementrian Pendayagunaan
demi persatuan atau konsensus Aparatur Negara telah mengeluarkan
formal, atau yang dirasakan sebagai kebijakan sebagaimana diatur dalam
kehendak atasan. Semuanya berakar Keputusan Menteri Pendayagunaan
dari alam fikiran dan sikap jiwa Aparatur Negara Nomor:
tradisional. Manifestasi lain dari 25/KEP/M.P AN/4/2002 tanggal 25
ikatan primordial ini adalah April 2002 tentang Pedoman
kolektivisme, keeratan tradisional Pengembangan Budaya Kerja
dalam berbagai aspek organisasi. Aparatur Negara dan Surat Nomor:
Sehingga yang sering terjadi adalah 170/M.P AN/6/2002 tanggal 17 Juni
seorang PNS sering tidak sampai hati 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
XQWXN PHQJDWDNDQ ³WLGDN´ NDUHQD Pengembangan Budaya Kerja
takut menyinggung perasaan orang Aparatur Negara. Keputusan dan
lain. Surat Menteri PAN RI tersebut
Machmudi4 mengemukakan dimaksudkan sebagai acuan untuk
bahwa di Indonesia masih banyak pengembangan budaya kerja di setiap
ditemukan PNS belum berhasil instansi pemerintah. Nilai-nilai dasar
menyesuaikan dengan budaya kerja budaya kerja menurut Kementerian
sebagai PNS yang positif, seperti PAN terdiri dari: 1) Komitmen dan
pegawai yang tidak berada di Konsistensi, 2) Wewenang dan
Tanggungjawab, 3) Keikhlasan dan
4
0DFKPXGL <RQ ³%XGD\D %LURNUDVL
Kejujuran, 4) Integritas dan
GDQ 3ROLWLN´ Republika Online. 04 Julai Profesionalisme, 5) Kreativitas dan
2007. http--www_republika_co_id.htm. Kepekaan, 6) Kepemimpinan dan

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 153


Keteladanan, 7) Kebersamaan dan adalah merupakan kristalisasi dari 17
Dinamika Kelompok Kerja, 8) Kete- pasang nilai-nilai dasar budaya kerja
patan dan Kecepatan, 9) Rasionalitas dari Menteri PAN sebagaimana
dan Kecerdasan Emosi, 10) Keteguhan dituangkan dalam Pedoman Pengem-
dan Ketegasan, 11) Disiplin dan bangan Budaya Kerja Aparatur
Keteraturan Kerja, 12) Keberanian dan Negara. Adapun nilai-nilai luhur
Kearifan, 13) Dedikasi dan Loyalitas, BPKP adalah sebagai berikut:
14) Semangat dan Motivasi, 15) a. Profesionalisme
Ketekunan dan Kesabaran, 16) b. Kerjasama
Keadilan dan Keterbukaan, dan 17) c. Keserasian, Keselarasan, dan
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Keseimbangan
Teknologi. (Keputusan MENPAN d. Kesejahteraan.
Nomor 25 Tahun 2002) Penelitian di berbagai negara
Selanjutnya pada tahun 2003, yang dilakukan oleh para pakar,
Menteri PAN RI juga menerbitkan termasuk penelitian pengaruh budaya
Surat Nomor: 103/M.PAN/03/2003 nasional di sektor swasta yang
tanggal 31 Maret 2003 tentang dilakukan di Indonesia oleh Hofstede5,
Pelaksanaan Pengembangan Budaya menunjukkan bahwa ternyata feno-
Kerja, yang isinya antara lain mena-fenomena tentang budaya kerja
menunjuk BPKP sebagai salah satu negatif juga terjadi pada lingkungan
instansi percontohan (pilot project) pemerintahan termasuk di lingkungan
dalam rangka pengembangan budaya pemerintahan daerah. Demikian juga
kerja di lingkungan instansi pusat. halnya pada jajaran pemerintahan
Berdasarkan surat ini BPKP daerah di Sumatera Barat. PNS yang
kemudian mengembangkan suatu semestinya menerapkan budaya kerja
model pengembangan budaya kerja. sebagaimana yang telah ditetapkan
Dalam model ini BPKP meng- oleh Pemerintah tersebut, masih belum
operasionalisasikan nilai-nilai budaya bisa menerapkannya sesuai dengan
kerja yang sudah diperkenalkan oleh harapan.
Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara. Oleh karena sebelumnya Kinerja
BPKP sudah mengidentifikasikan Kinerja diistilahkan juga dalam
nilai-nilai luhur BPKP sebagaimana bahasa Inggris yaitu Performance.
tertulis dalam Rencana Stratejik Makna kinerja berarti mengacu
BPKP tahun 2000-2004, maka BPKP kepada kadar pencapaian tugas-tugas
mencoba menggabungkan nilai-nilai
tersebut dan menyatakan bahwa pada
5
hakikatnya nilai-nilai luhur BPKP +RIVWHGH *HHUW 7DQSD WDKXQ ³Cultural
Dimensions For Indonesia´ 0DNDODK

154 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


yang telah dilaksanakan oleh para secara sungguh-sungguh, dalam
pegawai. Karena itu dalam hal melaksanakan suatu pekerjaan untuk
pengukuran kinerja yang efektif mencapai hasil yang maksimal.
dilakukan dari hasil pekerjaan yang Selanjutnya Gary John8
telah dilakukan. Hasil pekerjaan yang mengemukakan bahwa peran yang
dilakukan tersebut tentu dilihat dari tidak jelas muncul akibat adanya
sudut standar yang dipersyaratkan tujuan yang tidak jelas pula atas
atas sebuah pekerjaan tersebut6. suatu pekerjaan. Ciri-cirinya antara
George Strauss dan Leonard lain ketidakjelasan evaluasi terhadap
Sayles7 menjelaskan bahwa pekerjaan, cara untuk mencapai
pengukuran kinerja dapat dilakukan unjuk kerja yang baik, dan batas
dengan besaran aktifitas kegiatan wewenang serta tanggung jawab
yang dilakukan para pekerja dalam individu. Ada beberapa faktor yang
melaksanakan suatu pekerjaan. menyebabkan munculnya ketidak-
Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan jelasan peran, yakni: (1) faktor
yang dilakukan tentu dilihat dari organisasi dan keberadaan individu
uraian pekerjaan yang dibebankan tidak jelas fungsinya sehingga
kepada seorang pegawai. Sebab peranannya pun tidak jelas; (2) faktor
pengukuran yang dilakukan tidak pemberi peran, ketidakjelasan muncul
boleh dilakukan jika uraian pekerjaan karena atasan tidak mengkomu-
belum ditetapkan atau masih samar- nikasikan dengan jelas harapannya
samar. Dalam pelaksanan peker- terhadap bawahan; (3) faktor penerima
jaannya setiap PNS baik yang peran, ketidakjelasan peran karena
mempunyai jabatan ataupun yang bawahan tidak mengerti peran yang
tidak menduduki jabatan, masing- harus ia lakukan sesuai harapan atasan.
masing diberikan uraian pekerjaan
yang harus dilaksanakannya. Uraian Relevansi Budaya Kerja dengan
pekerjaan ini sering juga diistilahkan Kinerja PNS Pemda
dengan tupoksi (tugas pokok dan
Tika9 mengemukakan bahwa unsur-
fungsi). Disamping hal tersebut diatas
unsur budaya kerja yang mempunyai
faktor yang dapat meningkatkan kinerja
adalah adanya suatu komitmen bersama
8
Dalam Syamsudin, dan Daryatmi. 2002.
6
Simamora, Henry. 2004. Manajemen ³Pengaruh Motivasi, Pengawasan dan
Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga.STIE Budaya Kerja Terhadap Produktivitas
YKPN. Yogjakarta. Kerja Karyawan Perusahaan Daerah´
7
Dalam $OPLJR 1X]VHS ³+XEXQJDQ www.ums.lib.ac.id.
Antara Kepuasan kerja dengan
9
3URGXNWLYLWDV .HUMD .DU\DZDQ´ 9RO 1R Tika, H.Moh.Pabundu. 2006. Budaya
Desember. Jurnal Fak.Psikologi Univ. Bina Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Dharma Palembang. Perusahaan. Bumi Aksara. Jakarta.

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 155


relevansi dengan kinerja yaitu: (1) temukan dalam hasil penelitian oleh
fungsi-fungsi pekerjaan, (2) faktor- Rondinelli11 yang mengemukakan
faktor yang mempengaruhi terhadap bahwa penyebab kegagalan utama
prestasi pegawai seperti; motivasi, dalam melaksanakan orientasi
kecakapan dan lain-lain (3) pelayanan publik yang prima oleh
pencapaian tujuan organisasi, (4) aparatur birokrasi adalah kuatnya
periode waktu. Unsur-unsur tersebut komitmen budaya politik (intervensi
dapat meningkatkan upaya pelayanan politik) yang bernuansa sempit;
publik yang prima oleh aparatur kurangnya tenaga-tenaga kerja yang
dengan adanya dedikasi dan loyalitas terlatih dan trampil dalam unit-unit
sehingga kinerja aparatur birokrasi lokal; kurangnya sumber-sumber
dapat diwujudkan secara optimal. dana untuk melaksanakan tugas dan
Untuk itu perlu suatu atmosfir yang tanggung jawab; adanya sikap
mendukung pembinaan dan keengganan untuk melakukan
pemanfaatan aparatur yang delegasi wewenang; dan kurangnya
berkualitas secara fair dan sistem infrastruktur teknologi dan infra
penjenjangan karir serta tour of duty struktur fisik dalam menunjang
yang jelas sebelum seorang aparatur pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
menduduki suatu posisi tertentu yang publik.
lebih tinggi dalam sistem administrasi Di sisi lain penelitian yang
negara. Gambaran di atas dilakukan Darminto12 meng-
memperlihatkan bahwa terdapat ungkapkan pula bahwa ada beberapa
hubungan yang erat antara pengaruh aspek budaya kerja yang berpengaruh
budaya kerja terhadap kinerja PNS. terhadap kelancaran pelaksanaan
Begitupula menurut pendapat tugas PNS yang menyebabkan
Wijaya10 yang menyatakan bahwa kurang produktivitasnya. Penye-
bagaimanapun baiknya suatu babnya yaitu budaya kerja yang
organisasi, lengkapnya sarana dan berbentuk budaya paternalisme,
fasilitas kerja, semuanya tidak akan
mempunyai arti tanpa adanya tenaga 11
Rondinelli. '$ ³Government
manusia atau staf yang mengatur, Decentralization in Comparative
menggunakan dan memeliharanya. Perspectivve: Theory and Practice in
Pengaruh budaya kerja terhadap 'HYHORSLQJ &RXQWULHV´. International
pelayanan publik ini dapat pula kita Review of Administrative Science, Volume
XLVII. Number 2.
10 12
Dalam Srimindarti, Ceacilia. 2006. 'DUPLQWR ³Aspek Budaya dan
Balanced Scorecard Sebagai Alternatif .LQHUMD $SDUDWXU 3HPHULQWDK´ Artikel.
untuk Mengukur Kinerja. http://www.stie- Juli. www.Gerbang Jabar. Go.id.
stikubank.ac.id/webjurnal

156 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


budaya manajemen tertutup kurang dikaji. PNS yang dipandang
mampu membedakan jam kerja dan mengetahui tentang pokok
jam dinas. Disamping itu terdapat permasalahan budaya kerja, yaitu
pula budaya kerja yang memberikan Kepala dan/atau Pimpinan SKPD
terlalu banyak pekerjaan dan pada Pemerintahan Provinsi
tanggung jawab kepada seseorang Sumatera Barat, Wakil Walikota,
yang aktif dan berprestasi, budaya Kepala/Pimpinan SKPD Kabupaten/
kecenderungan pilih kasih (like and Kota di lokasi penelitian. Dalam hal
dislike) dalam pembinaan dan ini para informan dipilih secara
pengembangan karier dan penempatan purposive. Pengumpulan data
VHRUDQJ SHJDZDL EXGD\D ³DVDO EDSDN dilakukan dengan menggunakan
VHQDQJ´ $%6 EXGD\D WLdak senang teknik wawancara mendalam,
diperiksa karena pengawasan. observasi, dan studi dokumentasi.
Untuk validasi data dilakukan cross
III. METODOLOGI check dengan teknik trianggulasi.
Data dalam penelitian ini dianalisis
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan teknik analisis data kualitatif
deskriptif. Dalam penelitian ini
dengan merujuk kepada pendapat
dilakukan studi lapangan dengan
Miles dan Huberman (1992) yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif
analisis pendekatan kualitatif
untuk menganalisis budaya kerja yang
menggunakan interactive model of
ada kaitannya dengan peningkatan
analysis. Karena itu dalam penelitian
kinerja pegawai negeri sipil pada
ini maka peneliti bergerak pada tiga
jajaran pemerintahan provinsi dan
komponen, Langkah pertama adalah
kabupaten/kota di Sumatera Barat.
reduksi (reduction), yaitu data yang
Lokasi penelitian ini adalah provinsi
diperoleh ditelaah, diseleksi,
Sumatera Barat, yang meliputi
digolongkan dan data yang tidak
lingkungan pemerintah provinsi
dibutuhkan dibuang. Sedangkan tahap
Sumatera Barat dan 2 (dua) daerah
kedua adalah penyajian (display),
pemerintahan kabupaten, yaitu
dengan tujuan untuk meng-
Kabupaten Solok dan Kabupaten
interprestasikan (menafsirkan) data,
Dharmasraya, serta 2 (dua) daerah
dan langkah terakhir penarikan
pemerintahan kota, yang meliputi
kesimpulan. Selanjutnya dilakukan
Pemerintahan Kota Padang dan Kota
pembahasan lebih mendalam
Solok.
interprestasi dari data yang telah
Sesuai dengan pendekatan
diolah tersebut dihubungkan dengan
penelitian ini, maka yang menjadi
kajian teroritis yang digunakan dalam
informan penelitian adalah pihak yang
penelitian ini.
dianggap relevan dan berkompeten
dengan permasalahan penelitian yang

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 157


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN belum terwujud dalam pelaksanaan
tugas mereka sehari-hari.Disamping
Permasalahan budaya kerja dan
itu terdapat pula indikasi bahwa
Kinerja PNS Pemerintah Daerah
penanaman nilai-nilai budaya kerja
di Sumatera Barat
tersebut belum dilakukan secara
terencana dan sistematis untuk
Pengolahan data dan pembahasan
keseluruhan PNS Pemda di Sumatera
tentang budaya kerja PNS Pemda di
Barat. Hal ini mengakibatkan PNS
Sumatera Barat dilakukan
yang diangkat sebelum tahun 2002,
berdasarkan temuan data dari Satuan
tidak mengenal nilai dasar budaya
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
kerja yang tertuang dalam SK
memberikan pelayanan langsung dan
Menpan No. 25 Tahun 2002 tersebut.
SKPD yang tidak memberikan
Dalam wawancara dengan
pelayanan langsung yang berkaitan
Sekretaris Bappeda Prov. Sumbar
dengan Nilai Dasar Budaya Kerja
terungkap bahwa budaya kerja PNS
(NDBK) berdasarkan SK Menpan No.
di Sumatera Barat memang mempri-
25 Tahun 2002.
hatinkan, sebab berbagai pendidikan
Untuk mendapatkan gambaran
dan latihan yang diikuti oleh PNS
tentang budaya kerja PNS telah
belum menampakkan hasil ke arah
dilakukan wawancara dengan
produk yang bermutu. Disamping itu
berbagai informan seperti dengan
diperoleh informasi bahwa belum ada
Kabag Tata Usaha Badan
format evaluasi dampak dari Diklat
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
terhadap kinerja PNS setelah
Padang. Dari hasil wawacara dapat
mengikuti diklat tersebut. Begitupula
disimpulkan bahwa budaya kerja PNS
penilaian yang dilakukan oleh atasan
di lingkungan pemerintahan daerah di
dengan menggunakan DP3 (Daftar
provinsi Sumatera Barat secara
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan)
keseluruhan masih belum dapat
agak dominan unsur subjektifitasnya.
dikategorikan baik, kecuali dalam
Selain itu juga ditemukan
beberapa aspek, meskipun sebenarnya
bahwa budaya kerja PNS di
pembinaan budaya kerja sudah
lingkungan kerja juga dipengaruhi
dijadikan sebagai salah satu materi
oleh budaya etnisnya, yang
dalam Latihan Pra Jabatan bagi Calon
mempunyai implikasi kepada kinerja.
Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Hal ini
Namun di balik itu hal positif yang
dianggap sebagai sosialisasi nilai
ditemukan pada masa reformasi
dasar budaya kerja bagi aparatur.
adalah adanya budaya kerja di
Namun dalam kenyataannya
kalangan PNS yaitu suatu keberanian
penerapan budaya kerja yang positif
dalam menyampaikan ide-ide kepada
seperti yang diharapkan tampaknya

158 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


atasan. Hal yang agak kurang bersikap dan berperilaku bahwa PNS
mengenakkan adalah adanya temuan adalah pelayan masyarakat bukan
yang bernuansa negatif adanya hal malah sebaliknya berperilaku sebagai
negatif yaitu munculnya semacam orang yang harus dilayani.
budaya kerja berupa suatu keberanian Konkritnya antara lain dalam
menolak menjalankan pekerjaan yang penegakan disiplin, misalnya dalam
diberikan oleh atasan, jika yang upacara bendera jika ada PNS yang
bersangkutan kurang berkenan tidak hadir harus diberikan teguran
melaksanakan pekerjaan tersebut. sebagai bentuk menjalankan reward
Selanjutnya dari hasil and punishment. Hal ini juga
wawancara dengan pejabat eselon 3 ditegaskan oleh beberapa informan
(tiga) pada BKD Prov. Sumbar yang mengungkapkan bahwa budaya
terungkap bahwa kebijakan tentang kerja PNS sangat dipengaruhi oleh
adanya tunjangan daerah bagi PNS ketegasan dan keteladanan unsur
Pemda belum mempunyai pengaruh pimpinan, disamping adanya
yang kuat terhadap peningkatan pengaruh intervensi politik. Selain itu
budaya kerja dalam upaya budaya kerja PNS juga sangat
peningkatan kinerja. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
disebabkan antara lain oleh faktor komunikasi atasan.
kurangnya keberanian dan ketegasan Disamping itu, di kalangan
pimpinan dalam menerapkan disiplin. PNS masih banyak terlihat budaya
Akibatnya penegakan disiplin kerja santai dalam menjalankan
berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980 pekerjaan, walaupun sebagian ada
kurang dijalankan sebagaimana yang sudah berupaya memberikan
mestinya. pelayanan prima. Kondisi ini
Hasil penelitian antara lain juga diperkuat oleh hasil temuan seperti di
menunjukkan bahwa budaya kerja BKD Provinsi dan BKD Kabupaten
yang berkembang di lingkungan Solok dimana masih terdapat PNS
pegawai Pemda di Provinsi Sumatera yang belum berada di tempat dalam
Barat masih terindikasi kurang baik masa jam kerja. Akibatnya ada pihak
atau belum kondusif. Berdasarkan yang ingin berurusan harus
wawancara dengan beberapa informan menunggu beberapa lama hingga
antara lain tergambar masih aparatur yang berkaitan masuk
dominannya budaya kerja ´melihat kembali di tempatnya.
atasan´. Artinya kekurangmampuan Sementara itu, dalam kaitannya
atasan memberikan keteladanan yang dengan relevansi kinerja PNS Pemda
baik cukup berpengaruh kepada di Sumatera Barat temuan penelitian
budaya kerja PNS. Untuk itu mengungkapkan bahwa gambaran
pimpinan harus memberikan contoh bentuk budaya kerja yang telah

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 159


mampu diterapkan adalah Kesadaran pengalaman, usia) dan kompetensi,
akan Waktu, Penghargaan dan tetapi perlu dilakukan upaya evaluasi
Pengakuan. Namun budaya kerja yang kinerja individu sebelum
mempunyai relevansi dengan kinerja dipromosikan termasuk evaluasi
PNS Pemda di Sumatera Barat kurang kemampuan menerapkan budaya
mampu diterapkan pada SKPD kerja berdasarkan SK Menpan No. 25
Pelayanan langsung adalah Tahun 2002. Untuk itu perlu
Penampilan, Komunikasi, Kepemim- koordinasi antara yang membidangi
pinan, Hubungan antara atasan/ aparatur, kepegawaian serta
bawahan dan teman sejawat, Nilai dan pendidikan dan latihan mengusulkan
kepercayaan. kepada Kepala Daerah (baik
Gubernur maupun Bupati dan
Upaya Peningkatan Budaya Kerja Walikota) di Sumatera Barat suatu
dalam Rangka Peningkatan kebijakan yang dituangkan kedalam
Kinerja PNS Pemda di Sumatera suatu peraturan di daerah tentang
Barat. bentuk standar evaluasi tersebut
termasuk tata cara penilaian yang
Upaya peningkatan budaya kerja yang
dilakukan secara obejektif.
berkaitan dengan peningkatan kinerja
Dari temuan-temuan di atas
di lingkungan Pemerintahan provinsi
menunjukkan seharusnya SK
Sumatera Barat antara lain dilakukan
Menpan No. 25 Tahun 2002 tentang
dengan penataan kemampuan
nilai-nilai dasar bagi aparatur negara
kepemimpinan para pejabat eselon
dapat dijadikan sebagai pengganti
pada Pemda di Sumatera Barat, yang
ditiadakannya penataran P4 yang
bukan hanya sekedar telah mengikuti
diwajibkan bagi PNS pada masa
diklat pimpinan tetapi juga
Orde Baru, maka model penanaman
memperhatikan pengalaman dan
nilai-nilai pengganti penataran P4
kompetensi. Penempatan pejabat
seharusnya ada. Walaupun ada
eselon dalam jabatan pemerintahan
sebagain daerah di Sumatera Barat
sebaiknya memperhatikan aspek
yang pernah dilakukan sosialisasi
perjalanan karir PNS dari awal hingga
tetapi baru pada tingkat kalangan
promosi jabatan puncaknya,
pimpinan saja. Upaya penanaman
disamping faktor pendidikan dan
nilai dasar budaya kerja telah ada
kompetensi. Dalam peraturan
yaitu dilakukan dalam bentuk sebagai
perundang-undangan memang telah
salah satu materi Latihan Pra Jabatan
diatur tentang tata cara dan prosedur
(LPJ) bagi Calon Pegawai Negeri
penempatan PNS dalam jabatan
Sipil (CPNS) sejak tahun 2003,
diantaranya memperhatikan Pajamalu
namun penanaman nilai-nilai dasar
(Pangkat, jabatan, masa kerja,

160 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


budaya kerja yang 17 (tujuh belas) perlu diberi penghargaan berupa
pasang tersebut seharusnya bukan kenaikan pangkat/jabatan, gaji,
hanya diperuntukkan bagi CPNS yang satyalencana, hadiah-hadiah dan
akan diangkat menjadi PNS saja, sebagainya. Disamping program
tetapi juga meliputi keseluruhan PNS penghargaan yang telah ada, maka
yang telah diangkat sebelum tahun perlu ada bentuk pengembangan
2003. program pemberian penghargaan lain
Dihubungkan dengan per- atas prestasi PNS Pemda di Sumatera
masalahan budaya kerja yang Barat. Bentuk pemberian
menonjol yang berimplikasi kepada penghargaan lain antara lain;
kurangnya peningkatan kinerja PNS pemberian kendaraan dinas (roda dua
Pemda di Sumatera Barat, maka atau roda empat sesuai dengan ruang
dalam wawancara yang telah lingkup pekerjaan), pemberian
dilakukan pada pihak berkompeten di bantuan beasiswa bagi anak-anak
SKPD sampel penelitian, terungkap PNS, dan lain-lain. Pemberian
persoalan yang paling dominan penghargaan seperti di atas sangat
adalah tentang kepemimpinan, dan membantu dalam memperkuat
penegakan disiplin. Makna disiplin pelaksanaan nilai-nilai budaya kerja.
adalah sikap dan perilaku PNS yang Untuk itu harus pula didukung
taat pada aturan dan prinsip-prinsip dengan adanya sikap kejujuran dalam
keteraturan kerja mengacu pada penilaian terhadap prestasi PNS
perilaku yang taat asas mengikuti tersebut. Sebaliknya apabila ada
prosedur tertentu, norma dan prinsip diantara PNS yang kurang berprestasi
yang berlaku. Begitu juga dalam hal akan tetapi diberi penghargaan akan
kepemimpinan bukan hanya persoalan berdampak negatif terhadap anggota
kemampuan leadership saja yang lainnya, sehingga akan memperlemah
menjadi hal utama tetapi juga masalah budaya kerja.
promosi karir yang dapat berubah Agar PNS dapat mengerti dan
sewaktu-waktu. Hal ini terjadi di memahami dengan baik nilai-nilai
masa reformasi dan otonomi daerah, budaya kerja harus diterapkan dalam
terutama masih terasa kekentalan pelaksanaan kinerja maka harus
kepentingan pimpinan puncak dalam dilakukan penyebaran nilai-nilai
menempatkan PNS dalam jabatan. tersebut secara menyeluruh kepada
Sedangkan hal berkaitan setiap PNS. Bentuk penyebaran
dengan penilaian dan penghargaan bukan dilakukan dengan sekedar
kepada PNS secara berkala perlu sosialisasi saja, tetapi perlu dilakukan
dilakukan secara rutin oleh atasan. dengan pembahasan makna budaya
Kepada PNS yang berprestasi dalam kerja tersebut secara mendalam baik
penanaman nilai-nilai budaya kerja

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 161


dalam bentuk penataran, lokakarya, Barat oleh Pemerintah Provinsi,
diskusi, seminar dan bentuk lainnya. Kabupaten dan Kota yang
Kebijakan penyebaran nilai-nilai menjadikan hasil diklat tersebut
dasar budaya kerja sebagaimana yang sebagai bentuk kompetensi yang
dimaksud dalam SK Menpan wajib dimiliki oleh PNS dalam
sebaiknya dilakukan secara ter- penempatan maupun untuk promosi
koordinasi oleh Badan Kepegawaian dalam jabatan pemerintahan. Hal ini
Daerah yang bekerjasama dengan dimaksudkan untuk menimbulkan
Biro/Bagian Aparatur dan Badan semangat dan motivasi serta
Pendidikan dan Latihan. Ketiga keseriusan PNS Pemda di Sumatera
SKPD ini membuat usulan kebijakan Barat mengikuti diklat tersebut.
kepada Kepala Daerah, untuk Disamping itu harus ada pula
membuat peraturan di daerah bagi bentuk evaluasi dari hasil diklat
perwujudan budaya kerja. tersebut terhadap PNS setelah
Selanjutnya Badan Pendidikan mengikuti diklat. Evaluasi ini harus
dan Latihan (diklat) Provinsi dilakukan secara berkala seperti
Sumatera Barat, sebaiknya memper- penilaian DP3 bagi PNS. Penilaian
siapkan dan membuat suatu program penerapan budaya kerja harus
pendidikan dan pelatihan secara dilakukan secara serius dan objektif
khusus berkaitan dengan materi serta disertai pula penghargaan bagi
budaya kerja yang ada dalam SK yang mampu menerapkannya secara
Menpan seperti yang telah juga baik. Jika tidak demikian tentu
dilakukan oleh BPKP. Penerapannya penerapan budaya kerja sebagaimana
di Sumatera Barat tentu harus yang diamanatkan dalam SK Menpan
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya sebagai upaya peningkatan kinerja
yang telah ada yaitu adat PNS Pemda di Sumatera Barat sulit
Minangkabau. Pengembangan bentuk diwujudkan.
diklat khusus yang bermateri budaya
kerja ini sangat penting bagi V. PENUTUP
pemahaman dan penerapan budaya Dari pembahasan di atas dapat ditarik
kerja berdasarkan SK Menpan yang kesimpulan bahwa secara umum
mengadopsi pula nilai-nilai budaya penerapan budaya kerja sebagaimana
kerja adat Minangkabau guna yang tercantum dalam SK Menpan
peningkatan kinerja PNS Pemda di No. 25 tahun 2002 di lingkungan
Sumatera Barat. pegawai Pemda di Provinsi Sumatera
Penguatan diklat ini harus Barat sebagiannya telah
diiringi pula dengan adanya suatu mampu/dapat diterapkan oleh PNS
peraturan secara khusus di Sumatera Pemda di Sumatera Barat, terutama

162 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


yang berkaitan dengan aspek kegiatan secara terprogram,
Integritas dan Profesionalisme, sistematis dan terencana dalam
Ketepatan dan Kecepatan, Dedikasi bentuk pelatihan budaya kerja yang
dan Loyalitas, Rasionalitas dan terdapat dalam SK Menpan No. 25
Kecerdasan Emosi, Penguasaan Ilmu tahun 2002 dengan mengadopsi nilai-
Pengetahuan dan Teknologi. nilai budaya kerja yang terdapat
Sementara aspek-aspek lainnya belum dalam adat Minangkabau; 3)
mampu mereka terapkan dengan baik. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
Oleh karena itu, agar penerapan perlu mendorong Pemerintah
budaya kerja tersebut dapat Kabupaten dan Kota se-Sumatera
diterapkan dengan baik maka perlu Barat dan mengupayakan agar setiap
dilakukan pemberian pemahaman PNS di lingkungannya mengikuti
melalui berbagai bentuk kegiatan diklat budaya kerja sehingga
yang dilakukan secara sistematis dan berimplikasi pada peningkatan
terstruktur. Penerapan budaya kerja kinerja PNS Pemda di Sumatera
berdasarkan SK Menpan dapat Barat; 4) Pemerintah Provinsi dan
dipercepat pemahamannya jika ada Pemerintah Kabupaten/Kota perlu
kebijakan Kepala Daerah yang membentuk suatu Tim Evaluasi dan
menjadikan kemampuan memahami Pengawasan Penegakan Hukum guna
dan menerapkan budaya kerja tersebut peningkatan disiplin PNS terhadap
sebagai syarat tambahan dalam penerapan aturan-aturan kepega-
penempatan PNS termasuk waian yang berkaitan dengan budaya
penempatan dalam jabatan, selain dari kerja; 5) Perlu ada suatu kebijakan
yang telah diatur dalam peraturan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
perundang-undangan yang berlaku. maupun Pemerintah Kabupaten dan
Dengan demikian, berdasarkan Kota se-Sumatera Barat, agar PNS
hasil temuan penelitian yang telah yang berprestasi dalam penanaman
dilakukan dapat dikemukakan saran nilai-nilai budaya kerja perlu diberi
dan rekomendasi, antara lain: 1) Perlu penghargaan; dan 6) Pemerintah
dilakukan upaya bagi penyebaran/ Provinsi Sumatera Barat maupun
sosialisasi nilai-nilai budaya kerja Pemerintah Kabupaten dan Kota di
berdasarkan SK Menpan No. 25 Sumatera Barat perlu melakukan
Tahun 2002 secara menyeluruh upaya untuk membuat suatu
kepada PNS yang terdapat pada Peraturan Daerah (Perda) tentang
Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Etika Birokrasi, seperti yang telah
Kabupaten dan Kota di Sumatera dilakukan oleh beberapa Pemerintah
Barat; 2) Perlu dilakukan upaya oleh Daerah.
Badan Diklat Provinsi Sumbar suatu

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 163


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buku, Jurnal, dan Makalah

$OPLJR 1X]VHS ³+XEXQJDQ $QWDUD Kepuasan kerja dengan Produktivitas


.HUMD .DU\DZDQ´ 9RO 1R 'HVHPEHU -XUQDO )DN 3VLNRORJL 8QLY %LQD
Dharma Palembang.
'DUPLQWR ³AVSHN %XGD\D GDQ .LQHUMD $SDUDWXU 3HPHULQWDK´ Artikel. Juli.
www.Gerbang Jabar. Go.id.
Hofstede, Geert.. Tanpa tahun. Cultural Dimensions For Indonesia. Makalah.
Pusaita, Gautama, Sophi Diana, Wakiran, Otang (Tim Penyusun). 2005. Penelitian
Terhadap Penyempurnaan Prosedur Pelayanan Dalam Penetapan dan
Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil.Tim Peneliti BKN. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara. Jakarta.
0DFKPXGL <RQ ³%XGD\D %LURNUDVL GDQ 3ROLWLN´ Republika Online. 04 Julai
2007. http--www_republika_co_id.htm.
Miles, Matthew B, and Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
(terjemahan). UI Press. Jakarta.
5RQGLQHOOL '$ ³Government Decentralization in Comparative
3HUVSHFWLYYH 7KHRU\ DQG 3UDFWLFH LQ 'HYHORSLQJ &RXQWULHV´. International
Review of Administrative Science, Volume XLVII. Number 2.
Srimindarti, Ceacilia. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk
Mengukur Kinerja. http://www.stie-stikubank.ac.id/webjurnal
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga.STIE
YKPN. Yogjakarta.
6\DPVXGLQ GDQ 'DU\DWPL ³Pengaruh Motivasi, Pengawasan dan Budaya
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Perusahaan Daerah´
www.ums.lib.ac.id.
Tika, H.Moh.Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Bumi Aksara. Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Kepegawaian yang telah diubah oleh
UU No. 43 Tahun 1999.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

164 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009


Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 25/KEP/M.P
AN/4/2002 tanggal 25 April 2002 tentang Pedoman Pengembangan
Budaya Kerja Aparatur Negara dan Surat Nomor: 170/M.PAN/6/2002
tanggal 17 Juni 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Budaya
Kerja Aparatur Negara.

Analisis Budaya Kerja dan Kinerja PNS... 165


166 DEMOKRASI Vol. VIII No. 2 Th. 2009

Anda mungkin juga menyukai