BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Aparatur Sipil Negara disingkat ASN adalah istilah untuk kelompok
propesi bagi pegawai-pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan
pembangunan diperlukan Aparatur Sipil Negara yang professional,
bertanggungjawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan
pada sistem prestasi kerja. Sistem prestasi kerja adalah sistem kinerja
objektif Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
kompetensinya.2
Dengan demikian, diperoleh penilaian yang objektif terhadap
kinerjanya, tentu dalam mewujudkan semua itu tidak terlepas dari
kebijakan dan keputusan setiap lembaga yang menaungi pegawai yang
bekerja di pemerintahan, oleh karena itu peran dari Lembaga Aparatur
Sipil Negara dalam menjalankan wewenang, tugas dan fungsinya sangat
berdampak pada kinerja pegawai pemerintah dalam menjaga mutu dan
kualiatas kepegawaian di pemerintahan Republik Indonesia.
Pembentukan lembaga pemerintah dalam menyelenggarakan
administrasi kepegawaian menunjukan sentralisasi pembinaan dalam
prakteknya dilakukan melalui desentralisasi fungsional pada beberapa
lembaga pemerintahan. Sentralisasi merupakan pemusatan kewenangan
administrasi di tangan Pemerintah Pusat, yaitu Presiden dan para Menteri.
Sementara desentralisasi atau devolusi merupakan Penyerahan
kewenangan administrasi oleh jenjang Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah. Lembaga Administrasi Negara diserahi
tanggungjawab dibidang administrasi Negara tertentu sesuai dengan
ketentuan aturan hukum yang berlaku. Secara fungsioanal lembaga
administrasi Negara dibidang kepegawaian bertugas membina dan
menyelengarakan pendidikan dan latihan Pegawai Negeri Sipil dan
sebagai Pembina dalam pengaturan dan penyelenggaran pendidikan dan
aparatur Negara.3
Struktur organisasi haruslah dibuat sederhana, efesien dan efektif dan
ada pembatasan yang jelas terhadap wewenang serta tanggung jawab.
Penyusunan Aparatur Sipil Negara menuju kepada administrasi yang
sempurna sangat bergantung pada kualitas Aparatur Sipil Negara dan
2
mutu kerapian organisasi aparatur itu sendiri. Disamping itu Aparatur Sipil
Negara dituntut untuk berkemampuan melaksanakan tugas secara
professional dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan.
Sebagai bagian dari pembinaan Aparatur Sipil Negara perlu dilakukan
dengan sebaik-baiknya berdasarkan pada perpaduan sistem prestasi
kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi peluang bagi Aparatur Sipil Negara
yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemampuan secara
professional dan berkompetensi secara sehat.
Kelembagaan merupakan wadah atau tempat orang-orang berkumpul,
bekerja sama secara terencana, terorganisasi, terkendali, terpimpin
dengan memanfaatkan sumber daya untuk satu tujuan yang sudah
ditetapkan. Lembaga terdiri dari dua aspek, yaitu aspek kelembagaan dan
aspek keorganisasian, dalam aspek kelembagaan lebih menekankan
pada tatanan nilai-nilai moral dan peraturan- peraturan yang berada dalam
masyarakat. sedangkan dalam sudut pandang organisasi lebih
menekankan pada aspek struktural dan mekanismenya dalam mencapai
tujuan.
Jadi Kelembagaan Aparatur Sipil Negara adalah wadah atau tempat
berkumpul, bekerjasama terencana dan terorganisasi, terkendali,
terpimpin dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk satu
tujuan yang sudah ditetapkan dalam peraturan dan perundang-undangan
Aparatur Sipil Negara.
Jadi Kelembagaan Aparatur Sipil Negara adalah wadah atau tempat
berkumpul, bekerjasama terencana dan terorganisasi, terkendali,
terpimpin dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk satu
tujuan yang sudah ditetapkan dalam peraturan dan perundang-undangan
Aparatur Sipil Negara
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditemukan perumusan
masalah sebagai berikut:
Kelembagaan ASN
1. Apa itu Kelembagaan Aparatur Sipil Negara?
2. Apa itu Pengertian Wewenang, Tugas dan Fungsi di dalam kerangka
Kelembagaan Aparatur Sipil Negara?
3. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi Presiden Sebagai Kepala
Pemerintahan terkait kinerja Kelembagaan ASN?
4. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi Menteri Sebagai KemenpanRB
dalam Kelembagaan ASN?
5. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi KASN Sebagai Lembaga
Nonstruktural terkait kinerja Kelembagaan ASN?
6. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi LAN Sebagai Lembaga
Pemerintah Nonkementerian dalam Kelembagaan ASN?
7. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi BKN Sebagai Lembaga
Pemerintah Nonkementerian dalam Kelembagaan ASN?
8. Apa saja Wewenang, Tugas dan Fungsi BKD Sebagai Desentralisasi
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kelembagaan ASN?
MENAJEMEN PNS
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen PNS ?
2. Peraturan apa saja yang mengatur PNS ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
Kelembagaan ASN
MENAJEMEN PNS
5
lainnya. Persoalan-persoalan di atas saling berkaitan dan cenderung
belum menemukan solusi yang komprehensif.
Tingkat kinerja Pegawai Negeri Sipil masih dibilang rendah karena
kebanyakan dari mereka hanya dating, mengisi absen, ngobrol, lalu
pulang tanpa memberikan jasa mereka dalam pekerjaan yang dapat
membantu mewujudkan tujuan bersama suatu organisasi pemerintah.
Maka dari itu kali ini penulis akan membahas tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil dan Sistem Informasi Kepegawaian-nya
1. PRESIDEN
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara di dunia.
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang – Undang Dasar dan Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang – undang sebagaimana mestinya.7
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan
6
Manajemen ASN.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Presiden tentu memiliki
wewenang, tugas dan fungsinya terkait dalam Kelembagaan Aparatur
Sipil Negara.
a. Wewenang Presiden
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan
Manajemen ASN. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:
a) Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan
perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;
b) KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas
serta kode etik dan kode perilaku ASN;
c) LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan
Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan ASN; dan
BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen
ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.
Jadi menurut pasal tersebut presiden mendelegasikan sebagain
kewenangannya kepada lembaga lainnya terkait dalam manajemen ASN, yang
artinya Presiden melimpahkan sebagian wewenangnya kepada organ
pemerintahan lainnya dalam dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan
Manajemen ASN.
b. Tugas Presiden
Adapun tugas Presiden selaku pemangku kepala pemerintahan
terkait dalam ASN adalah ;
1. Merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunaan
aparatur negara dibantu oleh menteri-mentri baik fungsi, tugas dan
kewenangan yang diatur dalam Peraturan Presiden.
2. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri (Pasal 17 ayat
2,UUD45).
3. Presiden menjatuhkan sanksi terhadap Pejabat Pembina
Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang yang melanggar prinsip
Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik itu
peringatan, teguran, perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan
keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran; dan sebagianya,
dengan rekomendasi dari KASN (Pasal 33 ayat 1 dan 2. UU
No.5/2014 ASN)
4. Presiden menetapkan ketua, wakil ketua, dan anggota KASN (Pasal
40 UU No.5/2014 ASN)
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja
negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah (Pasal 23 ayat 2).
c. Fungsi Presiden
Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-
pejabat pemerintahan yang terkait. Fungsi presiden dalam kapasitasnya
sebagai kepala pemerintahan adalah merujuk pada kekuasaan eksekutif
dan pemerintahan yang berada di tangan presiden, yang tugasnya adalah
mengeksekusi atau mengimplementasikan UU secara benar. Presiden
harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.
Untuk itu beberapa fungsi Presiden terkait dalam ASN agar kinerja ASN
berjalan sesuai yang diharapkan adalah:
1. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang- undang sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2).
8
2. Presiden membentuk majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku
jika terjadi pelanggaran (Pasal 41, UU No.5/2014 ASN)
3. Presiden memberikan persetujuan atas Jabatan pimpinan tinggi utama
dan madya tertentu yang dapat berasal dari kalangan non-PNS yang
pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan
dalam Keputusan Presiden. (Pasal 109, UU No.5/2014 ASN)
6. Presiden menerima usulan calon, lalu memilih pejabat pimpinan tinggi
dan menetapkan pejabat pimpinan baik itu Jabatan Pimpinan Tinggi di
Instansi Pusat mauupun di daerah. Dan memberi persetujuan
penggantian pejabat pimpinan tinggi jika ada penggantian (Pasal 112.
114 dan 116, UU No.5/2014 ASN).
7. Presiden menetapkan aturan tentang jenis jabatan ASN dengan
Peraturan Presiden (Pasal 94, UU No.5/2014 ASN)
8. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui bersama untuk menjadi undang-undang (Pasal 20 ayat 4,
UUD 45)
2.1.3.2 KEMENTERIAN
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pendayagunaan aparatur negara13. Dalam rangka mewujudkan
ASN yang lebih proporsional, efektif, dan efisien guna meningkatkan
kinerja di kelembagaan ASN maka perlu adanya organisasi Kementerian.
Adapun Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia (disingkat Kemenpan RB) yaitu kementerian dalam Pemerintah
Indonesia yang membidangi urusan pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi.
a. Wewenang Kemenpan RB
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan
perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;14
Menteri berwenang menetapkan kebijakan di bidang pendayagunaan
Pegawai ASN yang meliputi : 15
1. kebijakan reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia;
2. kebijakan umum pembinaan profesi ASN;
3. kebijakan umum Manajemen ASN, klasifikasi jabatan ASN, standar
kompetensi jabatan Pegawai ASN, kebutuhan Pegawai ASN secara
nasional, skala penggajian, tunjangan Pegawai ASN, dan sistem
pensiun PNS.
9
4. pemindahan PNS antarjabatan, antardaerah, dan antarinstansi;
5. pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan terhadap Pejabat
yang Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas
penyimpangan Sistem Merit dalam penyelenggaraan Manajemen ASN;
dan
6. penyusunan kebijakan rencana kerja KASN, LAN, dan BKN di bidang
Manajemen ASN.
b. Tugas Kemenpan RB
2.1.3.3 KASN
Banyaknya masalah dan tantangan yang urung terselesaikan dalam
agenda reformasi birokrasi, membuat pemerintah dan DPR RI sepakat
membentuk Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).18 Komisi ASN yang
selanjutnya disingkat KASN adalah lembaga nonstruktural yang
19
mandiri dan bebas dari intervensi politik.
10
KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan
Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas serta kode etik
dan kode perilaku ASN. 20
a. Wewenang KASN
Adapun wewenang KASN tertuang pada pasal 32 UU No. 5/2014 ASN
adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi setiap tahapan proses pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
mulai dari pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman
lowongan, pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon, penetapan,
dan pelantikan.
2. Mengawasi dan mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar serta kode
etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
3. Meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat mengenai
laporan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN.
4. Memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan
kode perilaku Pegawai ASN, dan
Meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan dari instansi
Pemerintah untuk pemeriksaan laporan atas pelanggaran norma dasar,
kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
Dalam melakukan pengawasan, KASN berwenang untuk
memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai
ASN. KASN berwenang untuk mengawasi setiap tahapan proses
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT). Pengawasan dimulai dari
pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman lowongan,
pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon, penetapan, dan pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi.
b. Tugas KASN
Adapun tugas KASN tertuang pada pasal 31 UU No. 5/2014 ASN
adalah sebagai berikut :
1. menjaga netralitas Pegawai ASN;
2. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; dan
11
3. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Manajemen ASN kepada Presiden.
Dengan adanya tugas itu, maka diharapkan pegawai ASN dapat
berkonsentrasi terhadap tugas dan fungsi mereka dalam melayani
masyarakat.
c. Fungsi KASN
KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik
dan kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit dalam kebijakan
dan manajemen ASN pada Instansi Pemerintah.23
Sesuai dengan amanat UU ASN tersebut diatas, maka pengawasan
tersebut dimaksudkan supaya dapat membentuk ASN yang profesional
dan berintegritas. Sementara itu, penerapan sistem merit berarti
mengubah manajemen ASN menjadi berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja. Sistem merit akan menilai individu secara adil
dan wajar, tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi
kecacatan
2.1.3.4 LAN
Lembaga Administrasi Negara merupakan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian (LPNK) yang didirikan untuk melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang administrasi negara yang lengkap dan konkret
tentang pembentukan suatu institut bagi pendidikan tenaga administrasi
pemerintahan demi hadirnya aparatur pemerintah yang cakap dan
terampil dalam sistem administrasi negara yang sesuai dengan bentuk
negara merdeka serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 25
Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN adalah
lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan
pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN sebagaimana diatur dalam
undang- undang ini.26 LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian,
pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan ASN; 27
a. Wewenang LAN
Adapun wewenang LAN tertuang pada pasal 45 UU No.5/2014 ASN, yaitu :
1. Mencabut izin penyelenggaraan pendidikan dan latihan Pegawai
ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
12
2. Memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang
kebijakan dan Manajemen ASN; dan
3. Mencabut akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai
ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi
b. Tugas LAN
Tugas daripada LAN tertuang pada pasal 44 UU No.5/2014 ASN dan
juga pada Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Lembaga
Administrasi Negara28:
Meneliti, mengkaji dan melakukan inovasi manajemen ASN
sesuai dengan kebutuhan kebijaka.
1. Membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai
ASN berbasis kompetensi;
2. Merencanakan dan mengawai kebutuhan pendidikan dan pelatihan
Pegawai ASN secara nasional;
3. Menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan
pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penjenjangan tertentu,
serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan
melibatkan kementerian dan lembaga terkait;
4. Memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
penjenjangan;
5. Membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis
kebijakan publik; dan
6. Membina Jabatan Fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan.
c. Fungsi LAN
Dalam melaksanakan tugasnya LAN, menyelenggarakan Fungsi.
Adapun Fungsi LAN tertuang pada pasal 43 UU No.5/2014 ASN dan juga
pada Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Lembaga
Administrasi Negara 29:
1. Pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai
ASN;
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai
ASN;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial
Pegawai. ASN, baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga
pendidikan dan pelatihan lainnya;
13
4. Pengkajian terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN; dan
Melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai
ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya
2.1.3.5 BKN
Pada saat masih bernama Badan Administrasi Kepegawaian Negara
(BAKN), telah dibuat berkali-kali manajemen perubahan, namun
manajemen perubahan itu tidak menciptakan visi baru. Pada tanggal 11
Agustus 1999 keluarlah Keputusan Presiden Nomor : 95 Tahun 1999
tentang Badan Kepegawaian Negara (BKN). Secara resmi sejak tanggal
11 Agustus 1999 BAKN berubah menjadi BKN. 30
Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat BKN adalah
lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan
pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN secara nasional
sebagaimana diatur dalam undang – undang ini.31
BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen
ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.32
Dengan ditetapkannya BKN sebagai sebuah lembaga pemerintah non
kementerian yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden, untuk menyempurnakan, memelihara dan
mengembangkan administrasi negara di bidang kepegawaian sehingga
tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.
a. Wewenang BKN
Wewenang BKN tertuang pada Pasal 49 UU No.5/2014 ASN yaitu :
BKN berwenang mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan criteria Manajemen ASN.
b. Tugas BKN
c. Fungsi BKN
Dalam melaksanakan tugas, BKN menyelenggarakan fungsi yang
tertuang dalam Pasal 48 UU No.5/2014 ASN :
a. pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
b. penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis
formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan
pangkat, pensiun; dan
c. penyimpanan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh
Instansi Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pengembangan Sistem Informasi ASN.
Sementara itu, berdasarkan Kepres No. 103 tahun 2001, Dalam
melaksanakan tugas, BKN juga menyelenggarakan fungsi yang lebih
dalam antara lain33:
a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian;
b. penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan,
dan pelatihan SDM PNS;
c. penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan
mantan pejabat negara;
d. penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian
negara dan mutasi kepegawaian antar provinsi;
e. penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar dan
prosedur mengenai mutasi, gaji, tunjangan,
kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum
PNS Pusat dan PNS Daerah dan bidang kepegawaian lainnya;
f. penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah;
15
g. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN;
h. fasilitasi kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi
kepegawaian
i. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata
laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan, dan rumah tangga
16
2.2 Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah proses pengelolaan
sumber daya manusia di lingkungan pemerintahan yang mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan
yang berhubungan dengan pegawai negeri sipil. Penyusunan dan penetapan
kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan proses penting dalam
manajemen kepegawaian di sektor publik.
17
e. Seleksi dan Pengangkatan : Setelah pengumuman kebutuhan pegawai,
instansi pemerintah melaksanakan proses seleksi untuk memilih calon
pegawai yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Setelah
melalui proses seleksi yang adil dan transparan, calon pegawai yang
memenuhi syarat dipilih dan diangkat menjadi ASN sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
f. Pemantauan dan Evaluasi : Setelah penetapan kebutuhan dan
pengangkatan ASN, instansi pemerintah melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap implementasi rencana kebutuhan pegawai. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa kebutuhan organisasi terpenuhi dan
untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan dalam proses seleksi
dan pengangkatan pegawai.
g. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, instansi pemerintah dapat
menyusun dan menetapkan kebutuhan ASN dengan tepat dan efisien
sesuai dengan tujuan dan tugas organisasi.
B. 2.2.2 Pengadaan
Proses pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu
tahapan penting dalam manajemen kepegawaian di sektor publik. Proses
pengadaan ini bertujuan untuk mengisi posisi yang kosong, meningkatkan
kapasitas organisasi, atau merespons kebutuhan layanan publik yang
semakin kompleks. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses
pengadaan PNS:
a. Perencanaan Pengadaan: Tahap awal dalam proses pengadaan PNS
adalah perencanaan yang matang. Instansi pemerintah merencanakan
kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan, tugas, dan kebutuhan
organisasi. Perencanaan ini mencakup jumlah jabatan yang akan diisi,
kualifikasi yang dibutuhkan, dan lokasi penempatan.
b. Pengumuman Lowongan : Setelah perencanaan, instansi pemerintah
mengumumkan lowongan PNS melalui berbagai media, seperti situs web
resmi, surat kabar, atau papan pengumuman di kantor-kantor pemerintah.
Pengumuman ini mencantumkan informasi mengenai jabatan yang
18
tersedia, persyaratan kualifikasi, tata cara pendaftaran, dan batas waktu
pengajuan lamaran.
c. Pendaftaran dan Seleksi Administrasi : Calon pelamar mengajukan lamaran
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam pengumuman lowongan.
Instansi pemerintah kemudian melakukan seleksi administrasi untuk
memeriksa kelengkapan dokumen dan memverifikasi kualifikasi yang
dimiliki oleh calon pelamar.
d. Ujian Seleksi: Calon pelamar yang lolos seleksi administrasi akan
mengikuti serangkaian ujian seleksi yang mencakup tes tertulis, tes
keterampilan, dan/atau wawancara. Tujuan dari ujian seleksi ini adalah
untuk mengevaluasi kemampuan dan kompetensi calon pegawai dalam
menjalankan tugas-tugas yang akan diemban.
e. Pengumuman Hasil Seleksi : Setelah semua tahapan ujian seleksi selesai
dilaksanakan, instansi pemerintah mengumumkan hasil seleksi kepada
calon pelamar melalui media yang sama dengan pengumuman lowongan.
Pengumuman ini mencakup nama-nama calon yang lolos seleksi dan
langkah-langkah selanjutnya yang harus diikuti.
f. Pengangkatan dan Pendidikan Awal : Calon yang dinyatakan lolos seleksi
kemudian diangkat menjadi PNS oleh instansi pemerintah. Setelah
pengangkatan, PNS tersebut kemungkinan akan menjalani masa
pendidikan awal atau orientasi di instansi pemerintah yang bersangkutan
sebelum mulai bertugas secara resmi.
g. Pemantauan dan Evaluasi : Setelah diangkat menjadi PNS, kinerja dan
perkembangan PNS akan terus dipantau dan dievaluasi oleh instansi
pemerintah. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa PNS tetap memenuhi
standar kinerja yang diharapkan dan dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
19
C. 2.2.3 Pangkat dan Jabatan PNS
Gol.IV : IV a – IV d
Jabatan adalah posisi atau fungsi spesifik yang harus diemban oleh
seorang ASN dalam menjalankan tugas-tugasnya di instansi pemerintah. Setiap
jabatan memiliki tanggung jawab, wewenang, dan kualifikasi yang berbeda-beda
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi. Jabatan biasanya terkait
dengan tugas atau pekerjaan tertentu dan dapat memiliki tingkat keahlian dan
tanggung jawab yang beragam. Contoh jabatan di Indonesia antara lain Kepala
Bagian, Kasubag, Kepala Seksi, dan lain sebagainya.
Pangkat dan jabatan ASN tidak selalu sama; seorang ASN bisa memiliki
pangkat yang lebih tinggi tetapi menjabat pada posisi yang sama atau berbeda
dengan ASN lain yang memiliki pangkat yang lebih rendah. Namun, biasanya
ada hubungan antara pangkat dan jabatan, di mana pangkat yang lebih tinggi
seringkali berhubungan dengan jabatan yang memiliki tanggung jawab dan
wewenang yang lebih besar.
20
Jenis-jenis Jabatan :
a. Ka UPT
b. JFU
c. JFT
d. Jabatan Struktural
e. JPT PRATAMA
f. JPT MADYA
g. JPT UTAMA
22
kerja, pendidikan, dan pengalaman kerja. Seleksi ini biasanya meliputi
tes tertulis, wawancara, dan/atau penilaian kinerja.
b. Promosi otomatis, adalah promosi yang dilakukan tanpa adanya
seleksi, tetapi berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, seperti masa kerja atau pencapaian tertentu. Contohnya
adalah promosi yang didasarkan pada lama masa kerja yang telah
ditetapkan.
c. Pertimbangan khusus, Terkadang, promosi ASN dapat dilakukan
melalui pertimbangan khusus berdasarkan pencapaian atau kontribusi
yang signifikan dalam pekerjaan, penelitian, atau pengabdian kepada
masyarakat.
a. Mutasi Horizontal, PNS dipindahkan dari satu unit kerja ke unit kerja
lain di tingkat yang sama atau sejajar, tanpa adanya perubahan dalam
tingkat pangkat atau jabatan. Misalnya, seorang PNS dipindahkan dari
salah satu seksi ke seksi lain di dalam instansi yang sama.
b. Mutasi Vertikal, PNS dipindahkan ke unit kerja atau jabatan yang
memiliki tingkat pangkat atau jabatan yang lebih tinggi. Misalnya,
seorang PNS dipromosikan menjadi Kepala Subbagian setelah
sebelumnya menjabat sebagai staf di bagian yang sama.
23
c. Mutasi antar lokasi, PNS dipindahkan dari satu lokasi atau daerah ke
lokasi atau daerah lainnya. Misalnya, seorang PNS dipindahkan dari
kantor pusat ke kantor cabang yang berada di wilayah lain.
d. Mutasi Antar Instansi, PNS dipindahkan dari satu instansi pemerintah
ke instansi pemerintah lainnya. Misalnya, seorang PNS dipindahkan
dari kementerian A ke kementerian B untuk memenuhi kebutuhan
organisasi atau untuk memperluas pengalaman kerja.
e. Mutasi Antar Jabatan Fungsional, dipindahkan dari satu jabatan
fungsional ke jabatan fungsional lain yang memiliki kualifikasi yang
sama. Misalnya, seorang PNS yang awalnya bekerja sebagai ahli
keuangan dipindahkan ke posisi analis kebijakan.
Proses penilaian kinerja ASN merupakan salah satu aspek penting dalam
manajemen kepegawaian yang bertujuan untuk mengukur kinerja dan
kontribusi individu ASN terhadap pencapaian tujuan organisasi. Proses ini
melibatkan beberapa tahapan yang dapat bervariasi tergantung pada
kebijakan dan praktik yang diterapkan di masing-masing lembaga atau
instansi pemerintahDengan adanya proses penilaian kinerja yang efektif,
diharapkan ASN dapat terus meningkatkan kinerja mereka, memperbaiki
kelemahan, dan memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencapai
tujuan organisasi.
24
H.2.2.8 PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN ASN
25
I.2.2.9 PENGHARGAAN ASN
a. Penghargaan Kinerja
b. Penghargaan Prestasi
c. Penghargaan Pelayanan Publik
d. Penghargaan Inovasi
e. Pengharagaan Kepimimpinan
f. Pengharagaan Khusus
g. Penghargaan
Penghargaan ASN tidak hanya menjadi bentuk pengakuan atas kerja keras
dan dedikasi ASN, tetapi juga dapat menjadi motivasi tambahan untuk terus
meningkatkan kinerja dan memberikan yang terbaik dalam melayani
masyarakat
26
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dengan mengetahui wewenang, tugas dan fungsinya dari
Kelembagaan Aparatur Sipil Negara, akan terlihat jelas bagaimana menilai
kinerja dari pada ASN tersebut, dengan begitu efektifitas dan kualitas
suatu kelembagaan akan berjalan dengan baik dan lancar jika semua
pihak sudah mengetahui tugas dan fungsinya. Jadi, yang terpenting
adalah pengawasan dari pada kelembagaan ASN yang sudah ditetapkan
agar melakukan pengawasan yang benar-benar baik dan sesuai aturan
yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan- peraturan
lainnya.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan
pembangunan diperlukan Aparatur Sipil Negara yang professional,
bertanggungjawab, jujur dan adil. Bahkan sebagai pemberi keputusanpun
harus adil juga dalam memberikan penilaian maupun penghargaan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.
27
b. Saran
Sebagai saran atas wewenang, tugas dan fungsi Kelembagaan ASN,
antara lain sebagai berikut :
1) Jangan mudah menghalalkan segala cara demi mencapai jabatan
yang diinginkan, agar melahirkan bangsa yang berkompeten
dibidangnya.
2) Takutlah pada Tuhan jika diberi amanah jabatan, jangan sampai
disalah gunakan demi keuntungan pribadi dan golongan semata,
bahkan sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri,
orang lain bahkan Bangsa dan Negara.
3) Sebaiknya pengawasan ASN yang independent dan bebas
intervensi dari pemerintah juga perlu ada di daerah (BKD)
khususnya memantau pimpinan jabatan agar tidak terjadi penyalah
gunaan jabatan agar kinerja ASN berjalan sesuai merit yang sudah
diatur dalam undang-undang ASN.
28
DAFTAR PUSTAKA
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007
W. Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Universitas
Atmajaya Yogyakarta, 2008.
Widiono, Genut Wahyu, ACITYA UNTUK INDONESIA 2013.
S.F. Marbun. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya
Administarsi di Indonesia. Liberty, Yogyakarta, 1997
Prajudi Atmosudirdjo. Hukum Administrasi Negara, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1981
Dr. Sahya Anggara, M.Si. Administrasi Kepegawaian Negara, CV Pustaka
Setia, Bandung, 2016
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Undang – Undang Dasar Tahun 1945
https://nasional.kontan.co.id/news/sebagai-kepala-negara-dan-
pemerintahan- begini-tugas-presiden-ri-1
https://www.menpan.go.id/site/tentang-kami/tentang-kami/visi-dan-misi
https://www.kasn.go.id/id/profil
https://lan.go.id/
http://bkd.sumutprov.go.id/profil
https://www.dpr.go.id/jdih
29