BAB I
PENDAHULUAN
luas. Masalah sumber daya manusia secara historis dapat ditinjau dari
daya manusia dan statusnya dalam masyarakat di mana organisasi itu berada.
efisien, efektif, berkeadilan, transparan dan akuntabel. Hal ini berarti bahwa
negara dilakukan secara terus menerus, agar dapat menjadi alat yang efisien
2
dalam Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan Kabupaten Padang Lawas
alam, sumber daya manusia, maupun sumber – sumber lainnya yang dapat
otonomi daerah, dan salah satu faktor yang sangat menentukan adalah faktor
sumber daya manusia yang ada di daerah, baik dari segi kuantitas atau
3
jumlahnya maupun dari segi segi kualitas atau mutunya. Sumber Daya
oleh otonomi daerah tersebut, karena tanpa tersedianya sumber daya manusia
sebagai keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota profesi tertentu. Keinginan
penerimaan nilai dan tujuan profesi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap
penelitian dari Ageng (2015), Aldrianto (2016) dan Murty (2014). Menurut
Bulan Januari 2018 sampai dengan Februari 2018 menunjukkan bahwa disiplin
pegawai belum menunjukkan kategori yang baik karena masih terlihat ada
pegawai yang datang terlambat ke kantor dan pulang sebelum jam kerja
adalah faktor job insecurity. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu dari
dalam situasi kerja yang mengancam. Perasaan tidak aman akan membawa
pengembangan. Kedua sisi yang berbeda dari ketidakamanan kerja yang ada di
individu dan pemahaman tentang lingkungan dan situasi, dan mengacu pada
antisipasi dari peristiwa stres kehilangan pekerjaan itu sendiri. Sebagai salah
rotasi yang tidak diketahui pegawai dan kejujuran, ketekunan, kreativitas serta
Padang Lawas Utara adalah fasilitas kerja. Fasilitas kerja yang baik akan
keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas
Utara tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang
merupakan kelengkapan kerja yang harus dimiliki oleh organisasi. Pada intinya
fasilitas kerja terdiri dari sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu
keberhasilan proses kerja pegawai yang meliputi jalan, kamar kecil dan lain
sebagainya.
7
Lawas Utara.
B. Identifikasi Masalah
2. Kepuasan kerja pegawai belum menunjukkan hal yang maksimal, hal ini
dikategorikan baik.
3. Masih ada pegawai yang sulit dijumpai pada waktu jam kerja, sehingga
1. Batasan Masalah
masalah yang akan diteliti, hal ini menjaga agar masalah yang akan diteliti
8
tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditentukan. Oleh karena
yang akan diteliti mengenai komitmen profesi, disiplin, job insecurity dan
2. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Lawas Utara.
E. Manfaat Penelitian
1. Dari segi ilmiah penelitian ini dapat digunakan bagi Dinas Komunikasi
pengambilan keputusan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoretis
and in the aggregate promotes the efficient and effective functioning of the
perilaku yang tidak mengikat, tidak berkaitan dengan sistem reward formal yang
Selain itu, OCB melampaui indikator kinerja yang dibutuhkan oleh sebuah
tindakan yang dilakukan oleh pegawai yang melampaui ketentuan minimum yang
kelompok kerja, dan perusahaan. OCB adalah sebuah perilaku positif, dalam hal
ini adalah perilaku membantu pekerjaan individu lain yang ditunjukkan oleh
oleh pekerja itu berupa pekerjaan di luar pekerjaan yang harus dia lakukan,
pekerja tersebut menunjukkan perilaku menolong pada orang lain dalam sebuah
2) Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkan kinerja, dan tidak
Penelitian terhadap OCB dimulai pada awal 1980-an (Bateman & Organ,
compliance (kepatuhan umum), melakukan apa yang baik yang pegawai harus
dilakukan dan altruism, membantu orang lain yang lebih spesifik. Konsep tersebut
virtue. Penelitian Organ tersebut adalah salah satu dari penelitian yang dilakukan
oleh para peneliti dan ilmuan lain yang mempelajari dan menguji OCB pada
seperti job satisfaction dan job characteristic. Pegawai yang sudah merasa puas
OCB dalam pekerjaannya, hal tersebut disebabkan oleh kepuasan dan rasa
nyaman yang sudah dia dapat dalam menjalani pekerjaannya. Adanya job design
13
dan workplace yang nyaman juga dapat mempengaruhi muculnya OCB. Banyak
1) Altruism
Altruism adalah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau pun
kelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa
pun, kecuali mungkin perasaan telah melakukan perbuatan baik (Sears dkk,
Irfa 2012). Sedangkan menurut Walstern dan Piliavin dalam artikel Irfa
seseorang yang perlu untuk dibantu, seperti orang yang sudah dikenalnya
ataupun orang asing yang belum dikenal (stranger). Ciri-ciri lain dari perilaku
ini adalah “only inone-shot episode” yang berarti bahwa ketika seseorang
2) Conscientiousness
kata hati. Big Five Teorimemaparkan individu yang mempunyai skor tinggi
menerima dan mematuhi aturan dan prosedur yang ada di dalam perusahaan.
Jadi bila ditinjau dalam konteks sebuah perusahaan adanya perilaku ini
3). Courtesy
kerja untuk makan bersama, apabila sedang memiliki tugas yang sama selalu
lain sebagainya.
15
3) Sportsmanship
employee’s “ability to roll with the punches” even if they do not like or agree
with the changes that are occurring within the organization. By reducing the
bahkan jika mereka tidak suka atau setuju dengan perubahan yang terjadi
administrators.
Civic virtue ditunjukkan dengan perilaku turut serta secara penuh (self
bekerja. Individu dengan civic virtue yang tinggi akan sangat memperhatikan
pekerja dengan civic virtue yang bagus akan mempunyai loyalitas dan
Menurut Gunawan (2011:88) ada beberapa manfaat dari OCB antara lain :
rekan tersebut
17
atau kelompok.
mendapatkan saran dan atau umpan balik yang berharga dari pegawai
secara keseluruhan
membuat perencanaan
berarti lebih banyak waktu yang diperoleh manajer untuk melakukan tugas
kelompok kerja
diselesaikan.
19
perusahaan.
a. Membantu tugas pegawai yang tidak hadir di tempat kerja atau yang
perubahan lingkungan
2. Komitmen Profesi
bahwa komitmen profesi adalah sifat hubungan seorang dengan profesi dengan
profesinya.
yang mencerminkan sejauh mana seorang mengenal dan terikat pada profesinya.
komitmen terhadap satuan kerja kemungkinan untuk tetap bertahan lebih tinggi
tekad yang mantap, dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang
diyakini.
22
a. Side-Best Orientations
dialami atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh kepada profesi apabila
b. Goal-Congruence Orientations
antara tujuan personal dan profesi sebagai hal yang menentukan komitmen
yang memiliki penerimaan atas tujuan dan nilai-nilai profesi, keinginan untuk
membantu profesi dalam mencapai tujuan, serta hasrat untuk tetap menjadi
anggota profesi.
kerja menimbulkan sikap yang dapat dipandang sebagai rasa keterikatan pada
konsep yang memiliki tiga dimensi (bentuk) yaitu affective, normative, dan
seorang pegawai secara profesi terikat, mengenal, dan terlibat dalam profesi.
seberapa jauh seseorang secara phsychological terikat untuk menjadi pegawai dari
memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan komitmen profesi
dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak
kewajiban pada pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah
kerja/jabatan, dan lain-lain), fasilitas kerja pekerjaan (umpan balik, identitas tugas,
dasar komitmen profesi. Keterlibatan yaitu sesuai dengan peran dan tanggung
akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang
diberikan.
komitmen profesi adalah menciptakan iklim yang kondusif untuk bekerja dan
prestasi kerja.
26
adalah feedback dari lingkungan atas tugas yang telah dilaksanakan dan kepuasan
kerja.
3.Disiplin
3.1.Pengertian Disiplin
Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin “disipel” yang berarti
tata tertib. Disiplin kerja adalah suatu sikap ketaatan seseorang terhadap
dalam organisasi itu atas dasar kainsafan, bukan unsur paksaan, Wibowo
(2014:66).
adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku
peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan
adalah untuk mengarahkan tingkah laku pada realita yang harmonis. Untuk
3.2.Jenis-Jenis Disiplin
1) Self Dicipline
telah menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan tergugah hatinya
untuk sadar dan secara sukarela mematuhi segala peraturan yang berlaku.
2) Command Dicipline
Disiplin ini tumbuh bukan dari perasaan ikhlas, akan tetapi timbul karena
Dalam setiap organisasi, yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang pertama,
yaitu datang karena kesadaran dan kinsyafan. Akan tetapi kenyataan selalu
semacam paksaan dari luar. Disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan
a) Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah
c) Adanya ketaatan
Untuk mengetahui ada tidaknya disiplin kerja seseorang pegawai dapat dilihat
dari :
Menurut Sedarmayanti (2007:133), tipe-tipe kegiatan disiplin ada tiga tipe yaitu :
dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin
manajemen.
lain :
b) Teguran tertulis
d) Diturunkan pangkatnya
e) Dipecat.
Dengan adanya tata tertib yang ditetapkan, dengan tidak sendirinya para
orang banyak, karena bila hal tersebut dilakukan menyebabkan pegawai yang
Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar seperti biasa dan
1) Ketepatan Waktu
Para pegawai datang ke instansi tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu
sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula
identitas, membuat ijin bila tidak masuk instansi, juga merupakan cerminan
4. Job Insecurity
mengancam. Perasaan tidak aman akan membawa dampak pada job attitudes
semakin besar.
jenis pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara atau tidak permanen,
Kedua sisi yang berbeda dari ketidakamanan kerja yang ada di umum
pemahaman tentang lingkungan dan situasi, dan mengacu pada antisipasi dari
jawab tentang mereka di tempat kerja. Ketika ancaman dianggap lebih besar
ketidakamanan pekerjaan.
organisasi, pegawai sangat mungkin terasa terancam, gelisah, dan tidak aman
5. Fasilitas Kerja
faktor tersebut adalah fasilitas kerja. Meskipun fasilitas kerja hanya sebagian
tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas kerja kegiatan
kerja bekerja tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan
Ketika berbicara masalah fasilitas kerja dan sebelum membahas lebih dalam
bahwa, fasilitas kerja merupakan kelengkapan kerja yang harus dimiliki oleh
organisasi.
35
Pidarta (2002: 14) membagi fasilitas kerja menjadi dua macam, yaitu:
definisi dari sarana adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung
pegawai yang meliputi jalan, kamar kecil dan lain sebagainya. Prasarana
kerja, akan banyak menemukan masalah seperti suasana kerja menjadi kurang
kondusif.
menuju organisasi berhubungan dengan letak organisasi. Jalan yang jauh dan
sulit di tempuh oleh pegawai membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk
dapat sampai ke organisasi. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi keadaan
akhirnya pegawai kurang oimal dalam menerima pelajaran. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa faktor yang juga dapat
mempengaruhi hasil kerja adalah jarak antara rumah dengan organisasi yang
b. Penerangan
kerja dengan leluasa, sehingga ruang kerja cukup terang untuk keperluan
dilakukan dengan cara membuka jendela-jendela yang ada pada ruang kerja
ruang kerja, sirkulasi udara yang di dalam ruang kerja menjadi lancar
sehingga ruang kerja tidak pengap dan dapat menerangi pegawai ketika
6. Penelitian Terdahulu
berikut:
bagaimana OCB terkait dengan dua aspek kepuasan kerja (intrinsik dan
B. Kerangka Konseptual
Komitmen Profesi
(X1)
Disiplin OCB
(X2) (Y)
Job Insecurity
(X3)
Fasilitas Kerja
(X4)
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Objek Penelitian
3. Waktu Penelitian
1. Populasi
No Jabatan Jumlah
1. Kepala Dinas 1
2. Kepala Bidang 4
3. Kepala Seksi 7
4. Kasubbag 3
5. Staf 28
Jumlah 43
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang
Lawas Utara -2018
2. Sampel
42
jika subjeknya atau populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil
Selanjutnya jika jumlah subjeknya atau populasinya besar atau lebih dari 100,
sampel secara total sampling, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 41
Utara, dimana Kepala Dinas dan peneliti tidak dihitung sebagai sampel dengan
No Jabatan Jumlah
1. Kepala Bidang 4
2. Kepala Seksi 7
3. Kasubbag 3
4. Staf 27
Jumlah 41
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang
Lawas Utara -2018
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
1) Data primer, yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
2) Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
dengan penelitian yang dilakukan. Selain data primer, sumber data yang
melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang
3. Instrumen Penelitian
Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa teori atau konsep mengenai
yang ada pada akhirnya menjadi total skor dari pengisian kuesioner oleh
4. Variabel Penelitian
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Regresi linear berganda yaitu suatu metode statistik umum yang
Teknik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik
fasilitas kerja dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya
Keterangan :
X1 : Komitmen profesi
X2 : Disiplin
X3 : Job insecurity
X4 : Fasilitas kerja
a : Konstanta
b : Koefisien regresi.
pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner
yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel,
maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen
penelitian (kuisioner).
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel
tersebut. Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-
masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur, yaitu dengan
(P Value) > 0,05, maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan,
apabila nilai signifikansi (P Value) < 0,05, maka terjadi hubungan yang signifikan.
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
dan
Dimana:
= varian total
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih
50
Dalam penelitian ini misalnya variabel fasilitas kerja, konflik peran, motivasi
berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel kepuasan kerja 1
(reliabilitas) instrumen (bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi
yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama) dan jika koefisien
Cronbach Alpha yang < 0,60 menunjukkan kurang handalnya instrumen (bila
yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda). Selain itu, Cronbach
internal reliabilitasnya.
a. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat
b. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat
kemampuan variabel penjelas yaitu (X1), (X2), (X3), (X4) dalam menerangkan
variasi variabel dependen yaitu (Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol (0) dan satu (1). Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti
R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
DAFTAR PUSTAKA