Anda di halaman 1dari 84

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya Aparatur Sipil Negara menjadi

sangat urgen dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme. Sasaran dari pengembangan kualitas sumber daya Aparatur

Sipil Negara adalah untuk meningkatkan kinerja operasional Aparatur Sipil

Negara dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu, kualitas

sumber daya Aparatur Sipil Negara yang tinggi akan bermuara pada lahirnya

komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung

jawab dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan

produktif.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Aparatur Sipil Negara

adalah dengan menciptakan disiplin kerja yang baik dan memberikan motivasi

yang tepat. Disiplin kerja yang dimaksud seperti tersedianya perlengkapan

dan fasilitas yang memadai, suasana kerja yang menyenangkan akan dapat

memberikan kinerja yang lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Organisasi pemerintahan sebagai organisasi publik hadir untuk

menata aktivitas yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan


2

aparatur sipil negara. Sebagai organisasi sosial, aspek pelayanan menjadi

aktivitas utama organisasi, sehingga kepuasan Aparatur Sipil Negara dan

kepuasan masyarakat menjadi indikator kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara

maupun kinerja organisasi tersebut.

Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan

pekerjaan dan merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk bekerja

giat dan mengerjakan pekerjaannya. Persyaratan yang sangat mendasar bagi

aparatur adalah kemampuan intelektual dengan motivasi kerja yang tinggi

sehingga tercipta kinerja aparatur yang kondusif untuk merealisasikan potensi

kerja yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Peran yang begitu

besar dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama dan

merupakan input dari proses produksi dalam pembangunan akan tercapai

apabila faktor-faktor penunjan optimalisasi peran tersebut tercapai. Salah satu

faktor yang menentukan peran SDM adalah kinerja.

Aparatur dalam organisasi atau perusahaan yang mempunyai kinerja

yang baik diharapkan akan mempunyai kontribusi positif terhadap organisasi.

Kinerja aparatur sangat ditentukan oleh seberapa baik pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki aparatur dan memfasilitasi pencapaian kinerja

mereka Tuntutan masyarakat terhadap transparansi penyelenggaraan

pembangunan semakin tinggi.


3

Salah satu bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Sigi melalui Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata khususnya pada bidang Teknologi Informasi

Kepariwisataan dalam meningkatka kinerja yaitu dengan dibangunnya Sistem

Informasi Geografis (SIG) yang merupakan penunjang pelaksanaan e-

Government. Penyajian informasi yang akurat yang terkait dengan keberadaan

suatu daerah tujuan wisata disuatu wilayah sangat diperlukan untuk dijadikan

pedoman bagi masyarakat yang akan berkunjung. Penyajian informasi

pariwisata yang ada di Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Sigi itu

adalah melalui penayangan dalam bentuk data atau informasi geografis suatu

wilayah. Sistem ini sering dikenal sebagai Sistem Informasi Geografis (SIG)

atau“Geographic Information System (GIS)”. Manfaat yang didapat dari

pengembangan sistem tersebut tidak hanya mempermudah bagi masyarakat

untuk mengetahui data atau informasi pariwisata di suatu wilayah tertentu,

tetapi juga dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk mengunjungi

objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Sigi, dengan menggunakan Sistem

Informasi Geografis (SIG) data pariwisata yang diperoleh akan jauh lebih

lengkap, data yang muncul berupa jenis objek wisata, lokasi objek wisata,

harga tiket masuk, jarak yang ditempuh, serta akomodasinya, untuk

mendapatkan informasi pariwisata tersebut masyarakat bisa langsung datang

ke Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi. Dinas Kebudayaan


4

Pariwisata Dan Parawisata sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Pemerintah Kabupaten Sigi berkepentingan untuk menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan masalah Kepariwisataan di Kabupaten

Sigi.

Dengan demikian bila dalam mendayagunakan Sumber Daya Manusia

pada organisasi dapat efektif, dimungkinkan akan berdampak terhadap

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kantor Dinas Kebudayaan

Dan Parawisata sebagai instansi pemerintah, memiliki aparatur berjumlah 1

Kapala Dinas dan 3 Sub Bagian membawahi 4 Bidang dan membawahi 12

Seksi dan staf aparatur tetap 22 orang honorer 37 total pegawai tetap dan

honorer berjumlah 79 orang yang karakternya berbeda-beda. Perbedaan

tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh para aparatur sipil negara dalam hal

pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan dan faktor lainnya. Keadaan

tersebut menimbulkan perbedaan kemampuan para aparatur sipil negara

dalam hal melaksanakan tugasnya sehingga tingkat kualitas kinerja Aparatur

Sipil Negara akan bervariasi.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa dalam

rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara perlu

dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki tujuan yaitu:

a. Tertatanya struktur organisasi, perangkat kelembagaan dan aparatur


5

pemerintah yang efektif, efisien, dan rasional sesuai dengan kebutuhan.

b. Meningkatnya kualitas dan transparansi pelayanan masyarakat yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

c. Berkembangnya sistem perencanaan sumber daya manusia aparatur

Pemerintah sesuai dengan hasil penataan struktur organisasi pemerintahan.

d. Meningkatnya pemberantasan Korupsi, Kolusi dan nepotisme.

e. Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah.

f. Mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat.

g. meningkatkan keterampilan aparatur

Dengan demikian sesuai program Pembangunan Daerah Tahun 2015-

2016 Penataan Sumber Daya Manusia khususnya penataan terhadap aparatur

Pemerintah. Untuk mendukung pelaksanaan tugas di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi diperlukan Sumber Daya Manusia yang tidak

jumlah yang banyak dan kualitas yang baik akan tetapi juga mempunyai etos

kerja tinggi, wawasan kedepan, semangat enterpeneur dan pola pikir yang

mandiri dalam rangka pelaksanaan tugas di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi.

Sehubungan dengan hal ini menurut Sulistiyani (2003:223) kinerja

seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan

yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan Bernadin dan Rusel dalam
6

Sulistiyani (2003:223-224) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan

outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang

dilakukan selama periode waktu tertentu.

Dari uraian diatas, penulis menyadari akan pentingnya kualitas kinerja

Aparatur Sipil Negara dilaksanakan oleh instansi pemerintah yaitu, termasuk

di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi. Berdasarkan hasil

sementara dari peneliti ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya

kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi antara lain kurangnya pengawasan, koordinasi antar Sub-Sub

Bagian yang masing-masing membawahi beberapa seksi-seksi, sehingga

kemampuan dalam menjalankan tugasnya, kejelasan dalam melaksanakan

tugasnya, dan motivasi kinerja aparatur belum maksimal.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang ada, penulis tertarik

mengadakan penelitian dengan judul “Kinerja Aparatur Sipil Negara Di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi”.

I.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah pokok yang

akan diteliti adalah, bagaimana kualitas Kinerja Aparatur Sipil Negara Di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi?


7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Aparatur Sipil Negara Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan secara teoritik

dan praktisyaitusebagai berikut :

a. Kegunaan Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan bidang Ilmu Administrasi Publik.

b. Kegunaan Praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbang saran

dan masukan di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dalam

peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN ALUR PIKIR

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kinerja Aparatur Sipil Negara

Pada dasarnya seorang Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan

tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukkan

performance yang terbaik yang bisa ditunjukkan oleh Aparatur Sipil Negara

tersebut, selain performance yang ditunjukkan oleh seorang Aparatur Sipil

Negara tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang penting artinya bagi

peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau instansi

dimana aparatur tersebut bekerja.

Performance atau kinerja ini perlu diukur oleh pimpinan agar dapat

diketahui sampai sejauhmana perkembangan kinerja dari seorang Aparatur

Sipil Negara khususnya dan organisasi pada umumnya.

Pengertian kinerja aparatur yang dikemukakan oleh Mangkunegara

(2004:67) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya

Manusia”, menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.


9

Pengertian kinerja aparatur yang dikemukakan oleh Prawirosentono

(1999:2) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja” menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Menurut Fattah (1999:19) kinerja atau prestasi kerja (performance)

diartikan sebagai uangkapan kemampuan yang disasari oleh pengetahuan,

sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Sementara

menurut Sedarmayanti (2001:50) bahwa kinerja merupakan terjemahan dari

performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,

untuk kerja atau penampilan kerja.

Kinerja aparatur menurut Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani

Pasolong (2007:7) dalam bukunya “Teori Administrasi Publik” kinerja

aparatur adalah hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal,

baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan

tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.


10

Setiap individu atau organisasi tentu memiliki tujuan yang akan

dicapai dengan menetapkan target atau sasaran tersebut merupakan kinerja.

Seperti yang diungkapkan oleh Prawirosentono (1999:2) yang mengartikan

kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mendapat tujuan organisasi bersangkutan

secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Dari pendapat Prawirosentono diatas terungkap bahwa kinerja

merupakan hasil kerja atau prestasi kerja seseorang atau organisasi. Berkaitan

dengan hal tersebut, Gomes (2003:142) mengatakan bahwa kinerja adalah

catatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas

selama periode waktu tertentu. Sementara Rivai (2005:14) mengemukakan

bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target

atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama.

Agus Fharma (1991:1) mangemukakan bahwa kinerja atau prestasi

kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau jasa yang dihasilkan atau diberikan

oleh seseorang atau sekelompok orang.


11

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat Prawirosentono

(1999:2), Gomes (2003:142) dan Rivai (2005:14) adalah bahwa kinerja

merupakan tingkat keberhasilan yang diraih oleh aparatur dalam melakukan

sesuatu aktivitas kerja dengan merujuk kepada tugas yang harus

dilakukannya.

2.1.2. Kriteria Penilaian Kinerja Aparatur Sipil Negara

Penilaian kinerja dapat diartikan sebagai proses dimana organisasi

menilai kinerja individu Aparatur Sipil Negara. Penilaian ini dapat meliputi

produktivitas, sikap, disiplin, dan lain sebagainya. Untuk menemukan di level

mana seorang Aparatur Sipil Negara melaksanakan pekerjaannya. Bagi

organisasi yang cukup maju hasil penilaian kerja dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk promosi, demosi, diklat, kompensasi, pemutusan

hubungan kerja dan sebagainya.

Dengan digunakan penilaian kinerja ini sebagai bahan pertimbangan

hal-hal tersebut akan memotivasi Aparatur Sipil Negara untuk sealu

meningkatkan kinerjanya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula

kinerja organisasi. Melihat betapa pentingnya hasil penilaian kerja ini baik

terhadap organisasi maupun Aparatur Sipil Negara, maka

pelaksanaannyaperlu diupayakan seobyektif mungkin, dengan menghindari

faktor suka dan tidak suka dari penilaian.


12

Dalam rangka melacak kemajuan kinerja, mengindetifikasi kendala,

dan memberi informasi dalam suatu organisasi, diperlukan adanya komunikasi

kinerja yang berlangsung terus menerus, sehingga dapat mencegah dan

menyelesaikan masalah yang terjadi. Karena alasan yang sebenarnya

mengelola kinerja adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas,

serta merancang-bangun kesuksesan bagi setiap pekerja.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bernandin dan Russell (dalam Ruky,

2001:8) menyatakan bahwa perlu diadakan penilaian kinerja, untuk mengelola

dan memperbaiki kinerja aparatur, untuk membuat keputusan staf yang tepat

waktu dan akurat dan untuk mempertinggi kualitas hasil kerja secara

keseluruhan.

Sementara Gomes (2003:135) penilaian kinerja mempunyai tujuan

untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan untuk

memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate

future performance improvement), serta informasi-informasi yang diperoleh

dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji,

kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.

Berdasarkan kedua pendapat dari Bernadin dan Rusell dan Gomes

diatas, dapat dikatakan bahwa setiap organisasi mutlak melakukan penilaian


13

untuk mengetahui kinerja yang dicapai setiap aparatur, apakah telah sesuai

atau tidak dengan harapan organisasi.

Pengelolaan kinerja akan melibatkan individu dan tim terutama dalam

mencapai target, dan bila tim itu memiliki kinerja yang baik, maka

anggotanya akan menetapkan kualitas target, mencapai target, saling

memahami dan menghargai, saling menghormati, tanggung jawab dan

mandiri, berorientasi pada klien, meninjau dan memperbaiki kinerja, bekerja

sama dan termotivasi.

Menilai kinerja Aparatur Sipil Negara yaitu dengan cara melihat

prestasi dan kontribusi yang diberikan pegawai dalam bekerja. Selanjutnya,

untuk mengetahui apakah Aparatur Sipil Negara melaksanakan tugas sesuai

dengan tuntutan pekerjaan dan apakah kinerja meningkat atau menurun, maka

organisasi harus melakukan penilaian kinerja kepada aparaturnya yang

dilakukan secara berkala. Kegiatan penilaian kinerja adalah proses dimana

organisasi mengevaluasi atau menilai kemampuan dan kecakapan kerja

Aparatur Sipil Negara dalam melakukan suatu pekerjaan yang dibebankan

kepadanya.

Bernandin dan Rusell (dalam Ruky, 2001:12) mengungkapkan bahwa

penilaian kinerja adalah “A way of measuring the contribution of individuals

to their organization”. Sementara Hasibuan (2001:88) memaparkan bahwa


14

penilaian kinerja adalah evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja dan potensi

pengembangan yang telah dilakukan adalah evaluasi terhadap perilaku,

prestasi kerja dan potensi pengembangan yang telah dilakukan.

Dengan demikian kinerja merupakan wahana untuk mengevaluasi

perilaku dan kontribusi pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi.

A.Dharma (1998:118) mengemukakan penilaia kinerja adalah upaya

menciptakan mengumpulkan masukan perbandingan-perbandingan anatara

penampilan kerja dengan hasil kerja yang diharapkan. Simamora (2004:338)

menyebutkan bahwa penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses

yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu

aparatur.

Dengan demikian dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

penilaian kerja adalah proses membandingkan hasil kerja seseorang dengan

standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi. Sehingga dengan

penilaian kinerja ini akan dapat diketahui seberapa baik seseorang melakukan

pekerjaan yang diberikan atau ditugaskan.

Menurut Agus Dwiyanto (2006: 50), mengemukakan indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja adalah sebagai berikut:

a. Produktivitas
15

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

efektivitas pelayanan. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit

kemudian mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih

luas dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki

hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

b. Kualitas Layanan

Maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang diberikan sangat penting

untuk dipertahankan. Banyak pandangan negative yang muncul mengenai

organisasi publik karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas

layanan yang diterima dari organisasi publik.

c. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, mengembangkan

program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat.

d. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi

publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar

atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun


16

implicit. Oleh sebab itu, resposibilitas bisa saja pada suatu ketika

berbenturan dengan responsivitas.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat publik yang dipilih oleh

rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena

dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan

kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep dasar akuntabilitas publik

dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan

organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi sesuai dengan nilai

dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Prestasi kerja berkaitan erat dengan istilah kinerja-kinerja yang

dimaksud adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaannya di

dalam suatu organisasi pemerintahan maupun ketika dalam melakukan

pekerjaan harus baik dan bertanggung jawab.

Richard Steers (1995: 52) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu:

a. Kemampuan kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan kecakapan

seseorang seperti kecerdasan dan keterampilan. Minat merupakan suatu

potensi atau sikap, kecenderungan positif dan negatif terhadap kegiatan


17

tertentu, jika seseorang bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan minat,

kemampuan dan kepribadian, maka dapat diharapkan prestasinya akan

meningkat;

b. Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan penuh seseorang atas tugas yang

dibebankan kepadanya;

c. Tingkat motivasi pekerja; motivasi diartikan sebagai daya energi yang

mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Motivasi

merupakan dorongan yang kuat untuk bekerja, karena itu hendaknya motivasi

diberikan kepada aparatur sehingga semangat dan dorongan kerja tetap pada

pegawai yang pada gilirannya akan menghasilkan prestasi kerja.

Ketiga faktor di atas memberikan pemahaman bahwa kinerja aparatur

dapat ditingkatkan manakala organisasi mampu mendistribusikan ketiga faktor

tersebut. Sebab ketiga faktor tersebut tidak dapat dieliminir begitu saja karena

adanya ketergantungan setiap faktor kemampuan yang dimiliki aparatur tidak

akan ada artinya bila tidak ada kejelasan atas tugas yang dibebankan kepadanya

serta motivasi kerja demikian pula sebaliknya.

Dari berbagai macam indikator pengukuran kinerja yang diungkapkan,

peneliti memilih menggunakan indikator pengukuran kinerja oleh Stress

(1995: 52), karena dipandang sesuai, lebih tepat dan lebih mampu mengukur
18

kinerja Aparatur Sipil Negara di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi.

Dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja sebuah organisasi itu

sangat penting baik yang proses maupun hasil, baik para aparatur maupun

organisasi, khususnya organisasi publik/pemerintah guna mengetahui apakah

kinerja yang dilakukan aparatur itu sudah memenuhi harapan atau sebaliknya.

2.1.3. Pengertian Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara

Arah kebijaksanaan peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara dalam

dasawarsa terakhir ini adalah meningkatkan kualitas aparatur melalui upaya-

upaya antara lain pendidikan dan pelatihan. Tujuan dan sararan pokok

peningkatan kinerja aparatur adalah dalam rangka terwujudnya administrasi

pemerintahan yang berdisiplin, memiliki nilai produktif dan daya guna, baik

dan berwibawa.

Dengan demikian kebijaksanaan peningkatan kinerja Aparatur Sipil

Negara apakah melalui pendidikan dan pelatihan sekaligus juga merupakan

upaya peningkatan sumber daya Aparatur Sipil Negara secara rasional. Hal ini

berarti pula bahwa pendidikan dan pelatihan Aparatur Sipil Negara

merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan secara sistematis dan

berkesinambungan karena sudah merupakan kebutuhan yang nyata bagi

sumber daya aparatur.


19

Sasaran yang ingin diwujudkan melalui pendidikan dan pelatihan bagi

Aparatur Sipil Negara adalah diarahkan pada pengembangan dan peningkatan

aspek-aspek :

1. Pengembangan dan kemampuan melaksanakan tugas dan peran sebagai

aparatur pemerintah sehingga dapat memenuhi standar yang telah

ditentukan untuk suatu tugas tertentu dan mampu mengambil keputusan

secara mandiri dan profesional.

2. Meningkatkan motivasi, disiplin, kejujuran, etos kerja dan rasa tanggung

jawab yang dilandasi dengan semangat jiwa pengabdian.

3. Perubahan sikap yang lebih mengarah pada perkembangan, keterbukaan,

sikap melayani dan mengayomi publik yang merupakan tugas dan

tanggung jawab pokoknya.

Oleh sebab itu, kunci utama untuk meningkatkan pelayanan tugas-

tugas rutin dan tugas kedinasan adalah melalui proses peningkatan kualitas

kinerja aparatur melalui program pendidikan dan pelatihan. Konsep

peningkatan kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara pada prinsipnya

merupakan suatu upaya yang terencana untuk meningkatkan kapasitas

individu dan masyarakat suatu bangsa agar dapat secara aktif menentukan

masa depannya.
20

Peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai upaya untuk mengembangkan inisiatif dan kreatifitas

dari manusia dan masyarakat Indonesia sebagai sumber daya pembangunan

yang utama dalam rangka mencapai kesejahteraan lahir batin, dan

ketenteraman dalam suasana kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Menyadari betapa pentingnya peranan sumber daya manusia aparatur

dalam hal ini adalah Aparatur Sipil Negara dalam pembangunan, maka para

aparatur perlu diberdayakan secara optimal lagi. Hal ini akan dicapai apabila

pengetahuan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan maupun pembangunan yang diemban oleh para Aparatur Sipil

Negara dapat dilaksanakan secara maksimal. Dalam rangka inilah diperlukan

upaya pembinaan baik dalam karier maupun prestasi kerja Aparatur Sipil

Negara yang bersangkutan.

Untuk dapat merealisasikan hal ini, pemerintah melalui Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dengan

jelas menegaskan bahwa pegawai negeri sipil berkedudukan sebagai unsur

aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat, mempunyai peranan

yang sangat penting dan strategis dalam menunjang keberhasilan

pembangunan nasional.
21

Penegasan tersebut diatas, menunjukakan bahwa Aparatur Sipil

Negara memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembangunan

nasional disamping unsur-unsur yang terkait lainnya, oleh itu setiap Aparatur

Sipil Negara yang diberikan kepercayaan untuk menjadi seorang pimpinan

dalam suatu lembaga ataupun institusi harus memiliki kemampuan untuk

memberikan motivasi yang baik pada bawahan sehingga jabatan pimpinan

yang diembannya tidak hanya penunjukan saja akan tetapi karena kualitas

kepemimpinan yang dapat memenuhi sifat-sifat dan peranan sebagai

pimpinan puncak dalam organisasi untuk mendorong jiwa dan semangat

kerja sama iklim yang demokratis dalam lingkungan organisasi.

Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang handal, professional,

dan bermoral tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin yang dapat

dijadikan pedoman dalam menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin

terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat

mendorong Aparatur Sipil Negara untuk lebih produktif berdasarkan system

karier dan sistem presentasi kerja. Disiplin Aparatur Sipil Negara sebenarnya

telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Melihat penjelasan pada pasal tersebut tentunya dapat kita pahami

bahwa Aparatur Sipil Negara diwajibkan untuk menaati semua peraturan


22

perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk kepatuhan dan

kedisplinan seorang Aparatur Sipil Negara. Akan tetapi hal tersebut tidak

dapat terealisasi jika tidak ada pengarahan, bimbingan, serta pengawasan

dari atasan. Penerapan disiplin Aparatur Sipil Negara secara efektif harus

dimulai dari seorang pimpinan melalui sikap dan perilaku keteladanan,

karena pimpian mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan

setiap peraturan yang berlaku.

Disamping nilai-nilai tersebut diatas, disiplin juga berhasil jika

ditunjang oleh perilaku tertib, bersih dan produkti, mendahulukan

kepentingan umum, patuh pada norma peraturan yang baik dan benar. Hanya

dengan demikian penerapan disiplin kerja dapat dinilai hasilnya jika semua

Aparatur Sipil Negara akan menyadari hak dan kewajibannya di tengah-

tengah masyarakat.

Keberadaan Aparatur Sipil Negara di Indonesia dalam sejarah,

mencatat bahwa kedudukannya sering digunakan pada hal-hal yang bersifat

patuh pada keinginan pimpinan yang kurang berpedoman pada peraturan

yang ada, sehingga aparatur tersebut sikapnya hanya sementara dan

melemahkan citra Aparatur Sipil Negara.

Sejak pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2015

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang menegaskan bahwa setiap pegawai


23

negeri sipil untuk dapat memperoleh gaji yang layak menurut Undang-

Undang dilihat dari seseorang yang bekerja pada suatu instansi tertentu untuk

bekerja kemudian diberikan gaji sesuai dengan pekerjaan dan tanggung

jawabnya.

2.1.4. Pengertian Tentang Aparatur Sipil Negara

Berbicara tentang Aparatur Sipil Negara maka yang dibicarakan

adalah tenaga kerja. “Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja pada

suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan-

perusahaan atau pada usaha-usaha sosial dimana ia memperoleh balas jasa

tertentu”

Ditinjau dari ilmu administrasi, aparatur negara merupakan aspek

administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintaan dan

pembangunan, yang dapat pula berupa manusia yang disebut dengan aparatur.

Kelembagaan pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

terdiri dari kelembagaan pemerintah pusat, pemerintah daerah otonomi dan

kelembagaan pemerintah desa atau kelurahan, sedangkan aparatur adalah

mereka yang melaksanakan tugas-tugas kelembagaan tersebut.

Selanjutnya penjelasan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2015

dijelaskan pula kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan

pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur


24

negara dan kesempurnaan aparatur negara pada pokoknya tergantung dari

kesempurnaan aparatur. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional

sebagai tersebut diatas diperlukan adanya aparatur sipil negara yang penuh

kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, negara

dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya

guna, berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung

jawabnya sebagai unsur paratur negara, dan abdi masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pada dasarnya

Aparatur Sipil Negara adalah :

1. Mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

3. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas Negara lainnya.

4. Diberi gaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya disebutkan jenis pegawai yaitu :

1. Pegawai Negeri terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

2. Pegawai negeri sipil terdiri dari :

a. Pegawai Negeri sipil Pusat


25

b. Pegawai Negeri Sipil daerah

2.2 Alur Pikir

Berdasarkan landasan teori sebelumya maka penulis beranggapan

bahwa untuk mengetahui bagaimana Kinerja Aparatur Sipil Negara di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi maka di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi lebih memperhatikan tugas dan tanggung jawab

sebagai pelaksana adminstrasi pemerintahan.Yang menjadi landasan kualitas

kinerja Aparatur Sipil Negara yang disiplin harus melihat efektifitas dan

efisiensi yang terjadi dikantor tersebut, kerangka konsep pengukuran kinerja

menggunakan 3 (tiga) faktor/dimensi yakni, Kemampuan, Kejelasan, dan

Motivasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard, Stress (1995: 52)

dapat dilihat pada gambar berikut ini :


26

Gambar 2.1

Alur Pikir

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

Dimensi pengukuran Kinerja


Richard Stress (1995:52)
1. Kemampuan
2. Kejelasan
3. Motivasi

Tercapainya Kualitas Kinerja Aparatur Sipil


Negara Meningkat
27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Dasar dan Tipe Penelitian

3.1.1. Dasar Penelitian

Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

survey. Pada umumnya penelitian survey dilakukan untuk mengambil suatu

generalisasi dan pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode

surveyini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode

eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan

sampel yang representatif.

Penelitian ini menggunakan hasil survey karena penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dan sampel yang diambil dan populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-

hubungan antara vaniabel sosiologis maupun psikologis serta gambaran

umum mengenai kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara Di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

Pengertian survey adalah penelitian pengamatan berskala besar yang

dilakukan pada kelompok-kelompok manusia, menurut Maslow sebagaimana


28

dikutip Suhartono (2002: 53), yang dimaksud dengan pengamatan disini tidak

hanya sebatas pada pengamatan dengan penglihatan, akan tetapi

pengertiannya adalah bahwa data yang dikumpulkan tidak sengaja

ditimbulkan oleh peneliti seperti yang dimaksud dalam eksperimen, data yang

dikumpulkan dalam survey adalah data yang ada dan terdapat dalam

kehidupan yang berjalan secara wajar.

3.1.2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini ialah kualitatif yaitu tipe penelitian yang berupaya

untuk menggambarkan secara umum tentang kualitas kinerja Aparatur Sipil

Negara Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

Menurut Nazir (1966: 63) dalam buku contoh penelitian. Metode

deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis,

factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

Pendekatan ini dipilih karena dalam tulisan ini ingin menggambarkan

realitas yang ada secara utuh dan obyektif, tanpa mengadakan isolasi terhadap

obyek pengamatan. Realitas yang digambarkan dalam penelitian ini adalah


29

kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi.

3.2. Definisi Konsep

Kinerja Aparatur Sipil Negara Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja dicapai

dalam melaksankan tugas pemerintahan daerah. Untuk mengetahui bagaimana

kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara, terlebih dahulu penulis memberikan

definisi konsep sebagai acuan sebagaimana teori yang telah dikemukan oleh

Richard, Stress (1995: 52) teori ini dipilih karena sesuai dengan fokus kajian

dalam penelitian tentang kinerja, adapun definisi konsepnya sebagai berikut:

a. Kemampuan kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan

kecakapan seseorang seperti kecerdasan dan keterampilan. Minat

merupakan suatu potensi atau sikap, kecenderungan positif dan negatif

terhadap kegiatan tertentu, jika seseorang bekerja pada pekerjaan yang

sesuai dengan minat, kemampuan dan kepribadian, maka dapat

diharapkan prestasinya akan meningkat;

b. Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan penuh seseorang atas tugas

yang dibebankan kepadanya;

c. Tingkat motivasi pekerja; motivasi diartikan sebagai daya energi yang

mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Motivasi


30

merupakan dorongan yang kuat untuk bekerja, karena itu hendaknya

motivasi diberikan kepada aparatur sehingga semangat dan dorongan

kerja tetap pada aparatur yang pada gilirannya akan menghasilkan

prestasi kerja.

3.3. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini secara umum

diklasifikasikan atas dua jenis yaitu:

1. Data sekunder

Merupakan literature atau data, yang berasal dari laporan-laporan berkala,

atau informasi yang berasal dari referensi-referensi yang berkaitan dengan

obyek penelitian

2. Data Primer/informan

Merupakan data yang diperoleh atau ditemukan langsung dari hasil

penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data sesuai kebutuhan

penelitian yaitu di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

Teknik penentuan informan pada penelitian ini menggunakan

purposive dengan cara menentukan informan berdasarkan keperluan peneliti

dan dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.


31

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi

dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak

dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian menjadi informan

yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian.

Informan adalah orang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan

atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,

akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang

dapat membantu dalam memenuhi persoalan/permasalahan yang diteliti.

1. Kabid Nilai Budaya Seni dan Film : 1 orang

2. Kasi Tradisi dan Kepercayaan : 1 orang

3. Kasi Lingkungan Budaya : 1 orang

4. Kasi Pembinaan Seni dan Film : 1 orang

5. Staf : 1 orang

Jumlah : 5 orang

Berdasarkan penjelasan diatas maka jumlah informan dalam penelitian

ini sebanyak 5 orang.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena

popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena


32

berlandaskan pada filsafat postpositivime. Metode ini disebut juga sebagai

metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),

dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitiannya lebih

berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi. Teknik pengumpulan

data kualitatif secara umum terdapat 4 (empat) macam yaitu: Penelitian

Kepustakaan (Library Research), Penelitian Lapangan (Field Research)

Wawancara (Interview), Observasi (Observation), dan Dokumentasi.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dilakukan karena pengetahuan, pemahaman dan

kemampuan manusia yang terbatas akan suatu hal serta besarnya rasa ingin

tahu manusia yang menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan dan

ketidak puasan akan apa yang telah dimilki dan diketahui oleh manusia. Oleh

sebab itu, munculah penelitian-penelitian terbaru akan suatu hal disetiap

tahun, bulan atau bahkan minggunya.


33

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.

3.5. Teknik Analisis Data

Sebuah penelitian tidak akan berarti jika hasil penelitian tersebut tidak

punya nilai. Penelitian dikatakan memeiliki faidah apabila hasil penelitian

tersebut bisa dipertanggung jawabakan. Dengan menggunkan analisis data

yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian melalui tritmen penelitian yang

prosedural dan dapat dipertanggung jawabkan ke ilmiahanya. Analisis data

bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat

dipahami.

Namun pada kesempatan ini penulis ingin mengkaji mulai dari

pengertian analisis data, modus analisis data, tahapan analisis data, dan model

analisis data dalam penelitian kualitatif. Sehingga analisis data pada penilitian

kualitatif dapat lebih mudah, efektif dan efisien.

Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

dilakukakn saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum. Komponen reduksi

data dan sajian data dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan
34

data setelah terkumpul maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data,

dan kesimpulan/verifikasi) berinteraksi.

Penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi, yaitu makna-makna

yang muncul dalam data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya yakni merupakan validitasnya.

Gambar 3.1
Model interaktif dalam Analisa Data Miles dan Huberman (2007:16-19)
Pengumpulan Data

Penyajian Data
Reduksi Data

Kesimpulan-Kesimpulan

3.6. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi, dengan pertimbangan memudahkan penulis dalam

mengumpulkan data-data yang diperlukan dan pada akhirnya waktu, tenaga

dapat dimanfaatkan eefisien mungkin.

3.7. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan terhitung setelah

seminar proposal selesai. Adapun jadwal kegiatan ini adalah sebagai berikut:
35

Tabel 3.1
Jadwal Dan Waktu Penelitian

ALOKASI WAKTU/BULAN
NO JENIS KEGIATAN 2016/2017
09 10 11 12 01 02 03

1 Persiapan
A.Menentukan Topik Penelitian

B. Penyusunan Proposal Penelitian

C. Konsultasi dan Bimbingan

D. Seminar Proposal

E. Perbaikan hasil Seminar Proposal

F. Pengurusan Izin Penelitian

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Analisis Data

5 Penulisan Skripsi

6 Konsultasi/ Bimbingan

7 Ujian Skripsi

8 Perbaikan Dan Konsultasi Hasil Ujian


Skripsi
36

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Kebudayaan Dan Parawisata


Kabupaten Sigi.

Kabupaten Sigi adalah Daerah otonomi baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Donggala sesuai dengan Undang-Undang No. 27 Tahun 2008

tanggal 21 Juli 2008 memiliki luas keseluruhan ± 5.196,02 Km² dengan

jumlah penduduk sebanyak ± 219.779 jiwa. Kabupaten Sigi terbagi menjadi

15 Kecamatan dan 156 Desa yaitu Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan

Palolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan,

Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan

Dolo Barat, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Marawola, Kecamatan

Marawola Barat, Kecamatan Lindu, Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan

Nokilalaki

Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi

Tengah yang memiliki potensi kebudayaan dan pariwisata tersebut.

Komposisi penduduk Kabupaten Sigi terdiri dari masyarakat asli dan

pendatang. Masyarakat aslinya adalah etnis kaili yang terdiri dari sub etnis

yang terbagi berdasarkan ciri bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu etnis

ledo, etnis edo, etnis da’a, etnis inde, etnis ija, etnis ado, etnis tado, etnis

moma, etnis uma. Sementara masyarakat pendatang yang bermukim di


37

wilayah Sigi dan telah menjadi warga Kabupaten Sigi berasal dari Jawa

Tengah, Jawa timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara. Belanda dan

Portugis pada masa penjajahan serta Bangsa Arab dan Pakistan pada masa

penyebaran agama Islam telah mewariskan juga keturunan mereka yang

sampai pada saat ini masih bermukim di wilayah Sigi. Ini semua tentu

menjadi aset keragaman budaya yang merupakan modal dasar bagi

pengembangan kebudayaan dan pariwisata.

Disamping potensi budaya yang beragam, Sigi juga memiliki potensi

dan daya tarik wisata alam yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan.

Potensi tersebut antara lain air terjun Wera di desa Balumpewa dan air terjun

Mantikole di Kec. Dolo Barat, Permandian Air panas di desa Bora kec

Biromaru dan desa Pulu kec. Dolo Selatan. Danau Lindu yang terletak pada

daerah pedalaman Kecamatan Lindu di kaki gunung Nokilalaki. Potensi

agrowisata dan wisata paralayang yang terletak di Kecamatan Palolo, Pipikoro

dan Kecamatan Dolo barat juga dimiliki Kabupaten Sigi serta wisata ziarah

dan wisata sejarah purbakala berupa lumpang-lumpang batu dari zaman

megalith yang tersebar di Kec. Dolo Barat, Kec. Gumbasa, Kec. Kulawi

selatan.
38

4.1.1. Demografi Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi.

Secara geografis Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi

terletak disebelah tenggara Kota Palu dengan jarak tempuh kurang lebih 9

(Sembilan) kilometer dari Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi

Tengah. Kantor Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi berada

pada ketinggian sekitar 500 meter diatas permukaan laut, dengan luas areal

(wilayah) yang umumnya terdiri dari dataran rendah (lembah) luas

keseluruhan adalah 5.196.02 kilometer persegi atau sekitar 7,64 persen dari

total luas wilayah Sulawesi Tengah.

Kabupaten Sigi merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten

Donggala yang terletak pada koordinat 0º-52’-2º 03º Lintang Selatan dan 119º

38’-120º 21’ Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Sigi yang merupakan dataran rendah (lembah),

maka dalam pergantian musim selalu tidak menentu, akan tetapi secara umum

iklim di wilayah ini terdiri dari 2 (dua) musim yaitu, musim kering yang biasa

terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober. Selebihnya adalah

musimnya tidak menentu dan sering kali juga terjadi musim kemarau panjang

tetapi terkadang pula terjadi musim hujan.

Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi yang terbentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sigi (Lembaran Daerah Kabupaten


39

Sigi Tahun 2010 Nomor 8) yang pernah menjabat Kepala Dinas Parawisata

Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi sampai sekarang adalah:

1. Drs. M. Muchlis, MM :Tahun 2011 sampai Tahun 2013

2. Dr. Dewi Cahya Wati Abdullah, MM :Tahun 2013 sampai sekarang


4.1.2. Keadaan Geografis Dinas Parawisata Dan Kebudayaan
Kabupaten Sigi.
Kabupaten Sigi beribukota di Bora, sekitar 16 kilometer dari Kota

Palu. Secara umum, wilayah Kabupaten Sigi dapat ditempuh melalui jalur

darat. Berdasarkan ketinggian ibukota kecamatan yang diukur menggunakan

GPS pada titik-titik kantor camat, ketinggian wilayah Kabupaten Sigi berkisar

32-1.350 m, dimana titik terendah di kantor camat dolo (Kota Pulu) dan

tertinggi di kantor camat marawola barat (Dombu).

Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2016 mencapai 220.061

jiwa yang tersebar di 15 kecamatan terdiri dari 113.359 jiwa penduduk laki-

laki dan 106.702 jiwa penduduk perempuan. Dilingkungan pemerintah daerah

Kabupaten Sigi terdapat sekitar 5.399 orang PNS yang terdiri dari 2.485 laki-

laki dan 2.914 perempuan. Dilihat dari golongan kepangkatan, lebih dari

separuh PNS tersebut berada pada jenjang golongan III, sementara itu

menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan rata-rata pendidikan PNS di

Kabupaten Sigi adalah S1.


40

4.1.3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan Dinas

Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi.

A. Visi

Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah

dikemukakan pada bagian awal, telah jelas terlihat bahwa pengembangan

kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sigi merupakan salah satu penjabaran

dari tujuan pembangunan Kabupaten Sigi sesuai dengan Rancana

Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD). Berbagai dasar pemikiran

dan akan menjadi acuan di dalam pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata

daerah pada masa mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan yang

harus dipedomani oleh insan Kebudayaan dan Kepariwisataan untuk lebih

berperan dalam melaksanakan pembangunan daerah Kabupaten Sigi yang

terencana dan berkesinambungan.

Dengan demikian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai Instansi

teknis yang bertanggung jawab dalam pembangunan dibidang kebudayaan

dan kepariwisataan Kabupaten Sigi. Merumuskan visi sebagai berikut:


“MEWUJUDKAN KETAHANAN BUDAYA DAN PARIWISATA
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Dengan rumusan visi tersebut diharapkan masyrakat Sigi dapat hidup

dengan aman dan nyaman mandiri, kreatif, serta arif dalam menanggapi
41

perubahan-perubahan global sesuai dengan falsafah yang dianut oleh

masyarakatnya yaitu “MARESO MASAGENA”

B. Misi

Untuk mendukung keberhasilan visi tersebut, dengan berpedoman

pada tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berperan

sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan

pariwisata daerah kabupaten Sigi secara transparan dan akuntabel dengan

mengutamakan kepentingan masyarakat, maka MISI Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Sigi Tahun 2010-2015 dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Mengembangkan kualitas produk wisata sesuai dengan kondisi yang


diharapkan dalam sapta pesona dan tetap memperhatikan kelestarian
tradisi beserta lingkungan alamnya;

2. Pengembangan manajemen dan kualitas SDM aparatur dan mitra


usaha bidang kebudayaan dan pariwisata;

3. Peningkatan keterpaduan kebijakan dibidang Kebudayaan dan


Pariwisata;

4. Pengembangan sistem informasi dibidang Kebudayaan dan Pariwisata;

5. Peningkatan kehandalan pariwisata dan seni budaya yang bertumpu


pada alam, sejarah dan nilai budaya dalam menunjang perekonomian
sebagai wahana pemberdayaan ekonomi rakyat;
42

6. Peningkatan pembinaan dan penguatan kelembagaan dibidang


Kebudayaan dan Pariwisata;

C. Tujuan

Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai dari pembangunan Kebudayaan

dan Kepariwisataan di Kabupaten Sigi yang didasarkan pada Visi dan Misi

sebagaimana tersebut diatas adalah:

Misi Pertama

Tujuan:

Mengembangkan kualitas produk wisata sesuai dengan kondisi yang

diharapkan dalam sapta pesona dan tetap memperhatikan kelestarian tradisi

beserta lingkungan alamnya.

Sasaran:

Pembinaan Kelompok Pelaku Usaha pariwisata.

Misi Kedua

Tujuan:

Pengembangan manajemen dan kualitas SDM aparatur dan mitra

usaha bidang kebudayaan dan pariwisata. Mewujudkan pelayanan prima oleh

aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta mitra usaha jasa pariwisata,

dalam rangka meningkatkan citra budaya dan pesona wisata sehingga dapat

dikenal baik dalam negeri maupun manca Negara.


43

Sasaran:
Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Misi Ketiga

Tujuan:

Peningkatan keterpaduan kebijakan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Sasaran:

Tergalinya potensi kebudayaan, pariwisata serta sejarah dan purbakala.

Misi Keempat

Tujuan:

Pengembangan sistem informasi dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Sasaran:

Terwujudnya informasi kebudayaan dan pemasaran pariwisata yang

tepat guna pengembangan kebudayaan dan peningkatan kunjungan

wisatawan.

Misi Kelima

Tujuan:

Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan pelaku budaya dan

pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud partisipasi bagi

pembangun.
44

Sasaran:

Peningkatan kehandalan pariwisata dan seni budaya yang bertumpu

pada alam, sejarah dan nilai budaya dalam menunjang perekonomian sebagai

wahana pemberdayaan ekonomi rakyat.

Misi Keenam

Tujuan:

Peningkatan pembinaan dan penguatan kelembagaan dibidang

Kebudayaan dan Pariwisata. Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan

pelaku budaya dan pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud

partisipasi bagi pembangun.

D. Sasaran

1. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya, beradat, bermartabat, maju


dan sejahtera dengan tetap menjaga jati diri sebagai wujud ketahanan
budaya

2. Tergalinya potensi kebudayaan, pariwisata serta sejarah dan purbakala

3. Terwujudnya pelayanan prima oleh aparatur Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata serta mitra usaha jasa pariwisata, dalam rangka
meningkatkan citra budaya dan pesona wisata sehingga dapat dikenal
baik dalam negeri maupun manca Negara.

4. Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana dasar promosi


kebudayaan dan pariwisata guna menunjang peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) tanpa merusak lingkungan.
45

5. Terwujudnya informasi kebudayaan dan pemasaran pariwisata yang


tepat guna pengembangan kebudayaan dan peningkatan kunjungan
wisatawan.

6. Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan pelaku budaya dan


pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud partisipasi bagi
pembangunan

E. Strategi

Membangun Kebudayaan dan kepariwisataan tidak dapat dilakukan

secara parsial, tetapi harus integrated dengan membedayakan semua elemen

pelaku pembangunan yaitu rakyat, pemerintah dan semua dunia usaha.

Dengan demikian akan tercipta sebuah keutuhan dan kemampuan untuk

mewujudkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis

pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pemanfaatan keunggulan daya saing

potensi yang dimiliki.

Ada beberapa langkah-langkah strategis yang telah dirumuskan untuk

mewujudkan visi/misi pembangunan kebudayan dan pariwisata di Kabupaten

Sigi yaitu:

1. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya daerah dan terus


melakukan upaya pelestarian, pembinaan dan pengembangannya untuk
kepentingan pariwisata.
2. Pemberdayaan dan Penguatan kelembagaan masyarakat dibidang
kebudayaan dan pariwisata.
46

3. Pelayanan prima dan standarisasi mitra usaha jasa Pariwisata.


4. Meningkatkan kualitas produk budaya dan pariwisata daerah serta
promosi didalam dan diluar negeri.
5. Meningkatkan pengetahuan bidang kebudayaan dan kepariwisataan guna
perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat,
pengembangan usaha industry pariwisata dan mendukung pertumbuhan
ekonomi daerah.
6. Meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan hubungan sosial
kemasyarakatan guna mendukung terpeliharanya kondisi keamanan
Kabupaten Sigi sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
F. Kebijakan

Adapun arah kebijakan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan

Kabupaten Sigi yaitu:

1. Pentas dan event budaya sebagai ajang seleksi dan pembinaan budaya
daerah sekaligus promosi daerah dibidang kebudayaan dan pariwisata.
2. Pembentukan dan pemberdayaan kelembagaan adat dan desa wisata.
3. Meningkatkan ketahanan budaya dan citra pariwisata melalui kualitas
produk, termasuk kualitas pelayanan agar mampu bersaing dipasar global.
4. Menyusun Rencana Induk Pengembangan Kebudayaan Daerah
(RIPKEDA) dan Rencana Induk dan Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Budaya dan Pariwisata
ditindaklanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Budaya dan
Pariwisata andalan.
47

5. Pembinaan masyarakat disekitar objek wisata dan terus meningkatkan


upaya pengelolaan objek wisata dan situs kepurbakalaan agar lebih
menarik dan mempunyai daya saing yang tinggi.

4.1.4. Sarana Dan Prasarana Dinas Parawisata Dan Kebudayaan

Kabupaten Sigi.

Sejak terbentuknya Kabupaten Sigi, pengelolaan asset yang telah

diserahkan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun dari Kabupaten

Donggala, baik yang berupa potensi wisata maupun berupa sarana dan

prasarana wisata, hampir seluruhnya dilimpahkan ke Pemerintah Daerah

Kabupaten Sigi, yang dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kab. Sigi. Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sigi sangat

bertanggung jawab guna pemanfaatan, penggunaan serta pengembangannya.

Hal tersebut diatas, juga termasuk dengan sarana dan prasarana wisata yang

telah dibangun oleh pemerintah kabupaten Sigi. Secara terinci terkait dengan

sarana dan prasarana sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sigi dapat

dilihat pada Tabel berikut:


48

Tabel 4.1.
Kondisi Sarana dan Prasarana Dinas Parawisata Dan Kebudayaan
Kabupaten Sigi
No Nama/Jenis Jumlah Tahun Asal Usul Ket

Barang Pengadaan

1 Meja Eselon II 2 Unit 2009 Perlum Baik

2 Meja Eselon III 6 Unit 2009 Perlum Baik

3 Kursi Eselon III 6 Unit 2009 Perlum Baik

4 Kursi Lipat 4 Unit 2009 Perlum Baik

5 Kursi Putar 4 Unit 2009 Perlum Baik

6 F. Kabinet 17 Unit 2009 Perlum Baik

7 Print Laserjet 1 Unit 2011 Pembelian Baik

8 Print 1 Unit 2009 Pinjam Pakai Dishubkominfo

9 Print 1 Unit 2011 Pembelian Baik

10 Computer 1 Unit 2009 Pinjam Pakai Dishubkominfo

11 Computer 2 Unit 2011 Pembelian Baik

12 Lactop 1 Unit 2011 Pembelian Baik

13 Brankas 1 Unit 2010 Pembelian Baik

14 Dispenser 1 Unit 2011 Pembelian Baik

15 Motor Dinas 4 Unit 2009 Pinjam Pakai Dishubkominfo

16 Kursi Plastik 500 Unit 2009 Pembelian Baik

17 Mesin Ketik 1 Unit 2009 Pinjam Pakai Dishubkominfo

18 Meja Setengah Biro 7 Unit 2009 Perlum Baik

19 Mobil Dinas 3 Unit 2009 Pembelian Baik

20 Camera 1 Unit 2009 Pinjam Pakai Dishubkominfo

Sumber: Data Sekunder Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi Tahun 2017
49

Jika dilihat tabel diatas keadaan sarana dan prasarana yang tersedia

dikantor Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi, jumlah dan

jenisnya sudah cukup mendukung Aparatur Sipil Negara dalam meningkatkan

kinerja yang baik.

4.1.5. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Parawisata Dan

Kebudayaan Kabupaten Sigi.

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu alur kerja yang terdapat dalam

organisasi yang menunjukkan tentang kedudukan antara pimpinan dan

bawahan yang bersama-sama melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

menjadi tujuan organisasi. Disamping itu, struktur organisasi dapat pula

dikatakan sebagai suatu sistem pembagian kerja secara teratur untuk mencapai

efesiensi, efektivitas dari pelaksanaan tugas, sehingga dengan adanya

pembagian kerja yang transparan dapat menghindari pelaksanaan tugas yang

tumpang tindih.

Struktur organisasi merupakan suatu atribut yang menjadi kebutuhan

bagi setiap organisasi maupun untuk memperlancar jalannya pekerjaan

aparatur yang lebih prima. Dengan kata lain organisasi selalu membutuhkan

struktur organisasi sebab dalam mengoperasikan program diperlukan suatu


50

alur yang bersifat sistematis sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan

efektif sesuai dengan yang dikehendaki oleh organisasi.


51

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARAWISATA DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN SIGI.

KEPALA
DINAS

SEKRETARIS

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN
PROGRAM DAN
ASSET DAN UMUM
PELAPORAN

BIDANG NILAI BIDANG BIDANG


BIDANG
KELOMPOK BUDAYA SENI DAN PENGEMBANGAN PEMASARAN
SEJARAH DAN
JABATAN FILM DESTINASI PARIWISATA PARIWISATA
PURBAKALA
FUNGSIONAL

SEKSI SEKSI SEJARAH SEKSI SARANA SEKSI

LINGKUNGAN USAHA PENGEMBANGAN

BUDAYA PARIWISATA PROMOSI

PARIWISATA

SEKSI TRADISI SEKSI SEKSI PRODUK SEKSI EKSIBISI


DAN PENINGGALAN PARIWISATA DAN PUBLIKASI
KEPERCAYAAN PURBAKALA PARIWISATA

SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI
PEMBINAAN PERMUSEUMAN LAYANAN
PENGEMBANGA
KESENIAN DAN WISATA DAN
N DESTINASI
PERFILMAN SARANA
PARIWISATA
PROMOSI

UPTD
52

4.1.6. Tata Kerja

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 8 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sigi

(Lembaran Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2010 Nomor 8), Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten sigi adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah

dibidang Kebudayaan dan Pariwisata, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah serta mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sigi memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:


1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang Kebudayaan dan Pariwisata
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kebudayaan dan
Pariwisata
4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
A. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sigi dibantu oleh

5 orang pejabat eselon III yang terdiri atas Sekretaris Dinas, Kepala Bidang

Nilai Budaya, Seni dan Film, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala, Kepala

Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata,dan Kepala Bidang Pemasaran

Pariwisata,yang masing-masing pejabat eselon III dimaksud membawahi:


53

1. Sekretariat, terdiri dari;


a. Sub Bagian Program dan Pelaporan
b. Sub Bagian Keuangan dan Aset
c. Sub Bagian kepegawaian dan Umum
2. Bidang Nilai Budaya Seni dan Film, terdiri dari;
a. Seksi Lingkungan Sosial Budaya
b. Seksi Tradisi dan Kepercayaan
c. Seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman

2. Bidang Sejarah dan Purbakala, terdiri dari;


a. Seksi Sejarah
b. Seksi Peninggalan Purbakala
c. Seksi Permuseum.

3. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, terdiri dari;


a. Seksi Sarana Usaha Pariwisata
b. Seksi Produk Wisata
c. Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata

4. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari;


a. Seksi Pengembangan Promosi Pariwisata
b. Seksi Eksibisi dan Publikasi Pariwisata
c. Seksi Layanan Wisata dan Sarana Promosi
Adapun secara terinci, masing-masing pejabat stuktural tersebut diatas

melaksanakan tugas dan fungsinya sbb:

1. Sekretariat, terdiri dari;


a). Sekretariat adalah unsur pembantu Kepala Dinas yang dipimpin oleh
sekretaris yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
b). Dalam melaksanakan tugas sekretaris menyelenggarakan fungsi:
- Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan program dan anggaran
dinas;
54

- Pengelolaan urusan administrasi keuangan dan aset yang menjadi


tanggungjawab Dinas;
- Pelaksanaan Urusan Kepegawaian, surat menyurat dan rumah tangga
serta urusan administrasi umum dinas;
- Koordinasi penyimpanan bahan dan data, evaluasi serta penyusunan
laporan dinas;
1. Sub Bagian Program dan Pelaporan
a). Mengelola adminstrasi Sub Bagian Program;
b). Mengumpulkan bahan data usulan rencana program dan bahan/data
penyusunan laporan;
c). Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyusunan
rencana program dan penyusunan laporan;
d). Melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis mengenai
penyusunan rencana program dan laporan;
e). Menyiapkan bahan dan koordinasi penyusunan rencana program dan
laporan Dinas;
f). Menyiapkan bahan koordinasi usul rencana program kerja tahunan
Dinas;
g). Menyiapkan bahan koordirrasi pengembangan kerjasama, peneliti dan
pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata daerah skala
kabupaten;
h). Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
dan bidang kebudayaan dan pariwisata daerah skala Kabupaten;
i). Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan
tugas.
2. Sub Bagian Keuangan dan Aset
a). Mengelola administrasi Sub Bagian Keuangan dan asset;
b). Menghimpun bahan dan mengumpulkan data usul rencana;
c). Menghimpun bahan pembinaan dan mengumpulkan data asset;
d). Menyiapkan bahan pembinaan dan memberikan petunjuk dan asset;
e). Melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis asset;
g). Melakukan pembinaan pembendaharaan, pembukuan dan akuntansi
serta verifikasi dan adrninstrasi pengelolaan keuangan dan asset;
h). Mengelola tata usaha keuangan dan aseet serta penyiapan pembayaran
gaji pegawai;
i). Menyiapkan bahan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset;
j). Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiaian pengeiolaan
keuangan dan asset Dinas; dan
55

k). Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan


tugas Sub Keuangan dan Aset dan Dinas.
3. Sub Bagian kepegawaian dan Umum
a). Mengelola administrasi dan menyusun rencana kerja Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum;
b). Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian,
surat menyurat dan rumah tangga;
c). Mengumpulkan data dan menyiapakan bahan usul kenaikan pengkat,
kenaikan gaji berkala, pembuatan kartu pegawai (KARPEG), asuransi
Kesehatan (ASKES), TASPEN, Kartu Suami/lstri(Karsu/Karsi);
d). Menyusun Daftar urusan kepegawaian (DUK) serta mengelola sistem
informasi manajemen kepegawaian;
e). Menyiapakan bahan dan mengelola surat masuk dan keluar;
f). Mengelola arsip dan dokumentasi serta menata ruang rapat pertemuan;
g). Menyelenggarakan urusan rumah tangga, kebersihan dan keamanan
dilingkungan kantor;
h). Mengatur penerimaan tamu dan menyiapkan Pelaksanaan upacara,
rapat-rapat pertemuan;
i). Menyiapakan bahan koordinasi pengelolaan urusan kepegawaian dan
umum; dan
j). Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan
tugas Sub Bagian Kepegawaian dan umum serta Dinas.
4. Bidang Nilai Budaya Seni dan Film, terdiri dari;
a). Bidang bertugas melaksanakan Kebijakan nasional, merumuskan
kebijakan propinsi dan memberikan bimbingan teknis serta;
b). Melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan di bidang
nilai budaya seni dan film, serta melakukan tugas lain yang diberikan
oleh pimpinan.
Dalam melaksanakan tugas Bidang Nilai Budaya Seni dan Film

memiliki fungsi:
a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang nilai budaya seni dan
film;
b). Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang nilai budaya,
senidan fitm;
56

c). Penyiapan bahan pembinaan / bimbingan tehnis ditugas di bidang nilai


budaya, seni dan film;
d). Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Penyelesaian tugas di bidang
nilai budaya, seni dan film.

5. Seksi Lingkungan Sosial Budaya;


a). Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Seksi
Lingkungan budaya;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan
penyusunan rencana lnduk pengembangan kebudayaan skala
kabupaten;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan di
bidang pengembangan nilai budaya dengan unit kerja terkait;
d). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan propinsi dan memberi
bimbingan teknis penyelenggaraan kegiatan perlindungan bidang
kebudayaan berdasarkan kebijakan nasional dan propinsi;
e). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan dan memberi
bimbingan tehnis penetapan kebijakan nasional dan propinsi mengenai
kriteria sistem pemberian penghargaan / anugrah bagi insani lembaga
yang berjasa di bidang kebudayaan;
f). Menyiapkan bahan rumusan dan pemberian bimbingan teknis
penyelenggaraan;
g). Kebijakan nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai kerjasama luar negeri di bidang kebudayaan skala
kabupaten;
h). Menyiapkan bahan pelaksanaan, pemberian bimbingan teknis
penyelenggaraan kebijakan nasional, propinsi tentang norma dan
standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa;
i). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan seksi lingkungan budaya.
6. Seksi Tradisi dan Kepercayaan;
a). Mengelola administrasi dan menyusun program Seksi Tradisi
Kepercayaan;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan
penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa,
pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
lembaga adat;
57

c). Menyiapkan bahan kebijakan kabupaten dan kegiatan pengembangan


jaringan informasi kebudayaan dengan berbagai pihak terkait, lembaga
adat dan masyrakat;
d). Menyiapkan bahan perumusan dan pemberian bimbingan teknisi
penyelenggaraan kebijakan nasional, propinsi dan penetapan kebijakan
kabupaten dalam bidang advokasi;
e). Menyusun bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
teknis penanaman nilai tradisi, pembinaan karakter, pada skala
kabupaten;
f). Menyusun bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
teknis advokasi lembaga kepercayaan dan lembaga adat, pada skala
kabupaten, dan
g). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi tradisi dan kepercayaan.
7. Seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman
a). Mengelola administrasi dan menyusun prograrn Kerja Seksi
Pembinaan Kesenian dan Perfilman;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan Koordinasi pelaksanaan
kegiatan;
c). Kesenian dan perfilman dengan unit kerja terkait;
d). Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan
kebijakan propinsi mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman
dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian, izin usaha terhadap
pernbuatan film, oleh tim asing serta kebijakan operasional ditingkat
Kabupaten;
e). Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan
kebijakan propinsi dibidang usaha perfilman yang meliputi produksi,
penggedaran, penayangan film, standarisasi profesi dan teknologi
perfilman, serta kerjasama luar negri dan penapisan serta pengawasan
peredaran film dan rekaman video (VCD/DVD) skala kabupaten;
f). Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan
kebijakan propinsi mengenai kegiatan standarisasi dibidang
peningkatan produksi dan apresiasi film serta peningkatan apresiasi
seni tradisional dan non tradisional tingkat kabupaten;
g). Menyiapkan bahan pengajuan usul rekomendasi pembebasan fiskal
untuk kegiatan revitalisasi dan kajian seni pada tingkat Kabupaten;
h). Menyiapkan bahan koordinasi sinkronosasi kebijakan operasional
kegiatan peningkatan. Apresiasi seni tradisional dan modern di
kabupaten;
58

i). Menyiapkan bahan dan fasililasi kegiatan festival, secara pergelaran


pekan film/kesenian dan lomba secara berjenjang, dan bahan
koordinasi pelaksanaan pengawasan pembuatan film oleh tim asing
yang berskala kabupaten; dan
j). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman.
8. Bidang Sejarah dan Purbakala, terdiri dari;

Bidang Sejarah dan Purbakala dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, bertugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis

serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintah di bidang

urusan sejarah dan purbakala, permuseuman skala kabupaten serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Sejarah Purbakala

mempunyai fungsi:
a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sejarah dan
kepurbakalaan;
b). Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang sejarah dan
kepurbakalaan;
c). Penyiapan bahan pembinaan/ bimbingan tehnis dibidang sejarah dan
kepurbakalaan;
d). Penyiapan bahan evaiuasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas di
dibidang sejarah dan kepurbakalaan.
9. Seksi Sejarah
a). Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Sejarah;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan
penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala
kabupaten dengan koordinasi unit kerja terkait;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman
nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dibidang
59

pemahaman sejarah berwawasan kebangsaan, sejarah wilayah, sejarah


lokal dan sejarah kebudayaan daerah;
d). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman
nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dalam
pemberian penghargaan tokoh yang berjasah terhadap pengembangan
sejarah;
e). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi penerapan pedoman
peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan dan
penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan skala kabupaten;
g). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman
nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten serta kemitraan
pemetaan sejarah, lawatan sejarah, diklat dan seminar bidang sejarah
skala kabupaten; dan;
h). Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas seksi Peninggalan
Purbakala.
10. Seksi Peninggalan Purbakala
a). Mengelola administrasi dan menyusun program kerja seksi
peninggalan purbakala;
b). Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan pelaksanaan mengenal
hasil ratifikasi konvensi “internasional cultural deversity, protection
on cultural landscape, protection and natural heritage" yang berskala
kabupaten;
c). Menyiapkan -bahan perumusan kebijakan kabupaten dalam penerapan
pedoman penelitian arkologi didaerah berkoordinasi dengan unit kerja
terkait;
d). Menyiapkan bahan kebijakan nasional dalam perumusan kebijakan
propinsi dalam penerapan pedoman dan pelaksanaan rencangan induk
penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten berkoordinasi dengan
balai arkeologi;
e). Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan perijinan membawa CB
keluar kabupaten, penanganan registrasi, pengusulan penetapan,
perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan CB/ situs warisan
budaya dunia skala kabupaten;
f). Menyiapakan bahan pengusulan CB / situs dan kawasan propinsi CB /
situs nasional kepada pusat dan penepatan CB skala kabupaten
60

11. Seksi Permuseum


a). Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Seksi
Permuseuman;
b). Menyiapkan bahan kebijakan dan melakukan pembinaan pelaksanaan
kegiatan perizinan survei dan dan pengangkatan BCB/situs skala
kabupaten sesuai dengan kebijakan nasional dan propinsi;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait
dalam pelaksanaan kegiatan registrasi dan penyelenggaraan akreditasi
museum;
d). Menyiapakan bahan dan melakukan koordinasi dengan unit kerja
terkait dalam bidang penambahan dan penyelamatan koleksi museum
di kabupaten;
f). Menyiapkan bahan kebijakan penarapan pedoman, monitoring dan
pengendalian pendirian museum yang dimiliki kabupaten
g). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penanganan perlindungan,
pemeliharaan dan pemanfaatan CB yang berskala kabupaten; dan
h). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas Seksi Permesiuman.
12. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, terdiri dari;

Bidang pengembangan Destinasi Pariwisata dikepalai oleh seorang

Kepala Bidang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas,

mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan, memberikan

bimbingan tehnis serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan

pemerintah dibidang pengembangan pariwisata daerah serta melaksanakan

tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas kepala bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata mempunyai fungsi:


a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintah Kabupaten
dibidang pengembangan pariwisata (destinasi pariwisata);
61

b). Pelaksanaan kebijakan dibidang produk pariwisata, sarana usaha


pariwisata dan pengembangan destinasi pariwisata berdasarkan
peraturan perundang -undangan yang berlaku;
c). Penyiapkan bahan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur
dibidang usaha sarana pariwisata, produk pariwisata dan
pengembangan destinasi pariwisata;
d). Pemberian bimbingan tehnis dan evaluasi di bidang produk pariwisata
dan pengembangan Destinasi pariwisata;
13. Seksi Sarana Usaha Pariwisata
a). Mengelola administrasi dan penyusunan program kerja Seksi Sarana
Usaha Pariwisata;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kebijakan
nasional dan penetapan kebijakan propinsi dalam pembinaan dan
penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan
nasional dan penetapan kebijakan propinsi dalam pembinaan dan
penyelenggaraan cluster usaha pariwisata skala kabupaten;
d). Menyiapkan bahan kebijakan dan koordinasi pembinaan sarana
penujang usaha pariwisata skala kabupaten;
e). Menyiapkan bahan rumusan SPM dan SOP dan pelaksanaan
pelayanan teknis pemberian ijin usaha pariwisata;
f). Menyiapkan bahan rumusan SPM dan SOP pelaksanaan dan
pemberian bimbingan tehnis usaha pariwisata skala kabupaten;
g). Menyiapakan bahan dan hasil pemantauan dan evaluasi tehnis
pariwisata skala kabupaten; pengembangan usaha;
h). Menyiapkan bahan pembinaan dan fasilitasi, pelaksanaan koordinasi
dengan instansi terkait dalam rangka pengembangan usaha pariwisata,
dan menyiapkan bahan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi Sarana Usaha Pariwisata.
14. Seksi Produk Wisata
a). Mengelola adrninistrasi dan menyusun program kerja Seksi produk
pariwisata;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan
pengembagan produk pariwisata skala kabupaten bekerjasama dengan
unit kerja terkait;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi kegiatan pengembangan
produk-produk masyarakat dibidang pariwisata bekerjasama dengan
unit kerja terkait;
62

d). Menyiapkan bahan dan data serta perumusan kebijakan pengembangan


produk masyarakat yang berciri khas lokal sebagai daya tarik
pariwisata;
e). Menyiapkan bahan koordinasi pengembangan destinasi pariwisata
skala kabupaten;
f). Menyiapkan bahan koordinasi pengengembangan produk-produk
pendukung pariwisata bersama instansi terkait;
g). Menyiapkan bahan dan data serta pembinaan produk barang dan jasa
yang berbasis lokal dan spesifikasi/unik;
h). Menyiapkan bahan, melaksanakan pemantauan evaluasi produk
kepariwisataan daerah; dan
i). Menyajikan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi produk Pariwisata;
15. Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata
a). Mengelola administrasi dan destinasi dan menyusun program kerja
seksi pengembangan destinasi pariwisata;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan
kebijakan nasional dan penetapan kebijakan propinsi dan petunjuk
pelaksanaan serta penerapan standarisasi pariwisata daerah skala
kabupaten;
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan
nasioanal, dan penetapan pelaksanaan kebijakan propinsi dan
penerapan pedoman dan standar prosedur serta klasifikasi
pengembangan kawasan destinasi pariwisata skala kabupaten;
d). Menyiapkan bahan koordinasi peningkatan pemberdayaan masyarakat
sadar wisata;
e). Menyiapkan bahan penyusunan rencangan peraturan tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata DAerah (RIPPDA) berdasarkan
kebijakan nasional dan propinsi berkoordinasi dengan unit kerja
lainnya;
f). Menyiapkan bahan dan perumusan rancangan Rencana lnduk
Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata daerah
berdasarkan kebijakan nasional;
g). Menyiapkan bahan dan data pelaksaaan fasilitas kerjasama
pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten;
h). Menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka pengembangan
pembinaan Desa Wisata dan Wisata religius; dan
i). Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi pengembangan Destinasi Pariwisata.
63

16. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari;

Bidang pemasaran Pariwisata dikepalai oleh seorang kepala Bidang

berada dibawah dan tanggung jawab kepada kepala Dinas, mempunyai tugas

menyusun bahan rumusan dan melaksanakan kebijakan nasional, propinsi dan

merumuskan kebijakan kabupaten, memberikan bimbingan teknis serta

melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dibidang

pemasaran pariwisata, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas Bidang pemasaran Pariwisata mempunyai

fungsi:
a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pemasaran pariwisata
kabupaten;
b). Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasaran
pariwisata daerah Kabupaten;
c). Penyiapan bahan pembinaan/ bimbingan teknis dibidang pemasaran
pariwisata skala Kabupaten;
d). Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas
dibidang pemasaran pariwisata daerah;
17. Seksi Pengembangan Promosi Pariwisata
a). Mengelola administrasi dan menyusun program kerja seksi
pengembangan pasar:
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan teknis pelaksanaan
kegiatan penyusunan petunjuk dan pedoman kerjasama pemasaran
pariwisata;
64

c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan


pembentukan penwakilan kantor promosi pariwisata dalam negeri
dengan unit kerja terkait;
d). Menyiapkan bahan dan data dalam rangka penetapan dan pelaksanaan
pedoman perencanaan pemasaran skala Kabupaten;
e). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan teknis dan pelaksanaan
pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan
pariwisata skala Kabupaten;
f). Menyiapkan bahan, melakukan pembinaan teknis dan pengadaan
sarana pemasaran pariwisata skala Kabupaten;
g). Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitas pelaksanaan partisipasi
pemasaran Pariwisata skala kabupaten;
h). Menyiapkan bahan kebijakan pembinaan dan fasilitas kelembagaan
pemasaran pariwisata daerah;
i). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi pengembangan Pasar.
18. Seksi Eksibisi dan Publikasi Pariwisata
a). Mengelola administrasi dan menyusun prograrn kerja Seksi Eksibisi
dan Publikasi;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan
peserta/penyelenggaraan pameran/event, road show bekerjasama
dengan pemerintah:
c). Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan
even promosi diluar negeri dengan koordinasi pemerintah diluar negeri
dengan unit kerja terkait;
d). Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan kebijakan
propinsi dalam bidang branding pariwisata skala kabupaten;
e). Penetapan kebijakan propinsi dalam bidang tagline pariwisata skala
kabupaten;
f). Menyiapkan bahan kebijakan dan pedoman penyelenggaraan pameran
dan eksibisi dan publikasi potensi pariwisata didaerah kabupaten;
g). Menyiapkan bahan koordinasi penyelenggaraan pameran dan eksibisi
dan publikasi potensi pariwisata di kabupaten;
h). Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur dalam
rangka penyelenggaraan eksibisi dan publikasi kepariwisataan daerah
skala kabupaten;
i). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi.
65

19. Seksi Layanan Wisata dan Sarana Promosi


a). Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan
penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya
wisata skala kabupaten;
b). Menyiapkan bahan dan melakukan koardinasi pelaksanaan widya
wisata skala kabupaten serta dan menerima peserta grup widya wisata;
c). Menyiapkan bahan pembinaan dan pembentukan perwakilan kantor
promosi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten;
d). Menyiapkan bahan dan data pelaksanaan kegiatan penyediaan
informasi ke pusat pelayanan informasi pariwisata nasional,
propinsi dan pembentukan pelayanan informasi pariwisata skala
kabupaten;
e). Menyiapkan bahan dan data serta melakukan koordinasi pembinaan
dan kemitraan;
f). Organisasi kelembagaan dibidang pelayanan informasi pariwisata
skala kabupaten;
g). Menyiapkan bahan dan data serta bahan pengembangan sarana
promosi pariwisata skala kabupaten; pengembangan sistem informasi
pemasaran pariwisata skala kabupaten; dan
h). Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas layanan wisata dan sarana promosi.
4.1.7. Jumlah Personil Berdasarkan Eselon Dinas Kebudayaan dan

Parawista Kabupaten Sigi.

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai

lembaga/instansi tekhnis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan

pengembangan kebudayaan dan pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sigi didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 30 orang

yang terdiri dari: Pejabat eselon II/b sebanyak 1 orang, Pejabat eselon III/a

sebanyak 1 orang, Pejabat eselon III/b sebanyak 4 orang, Pejabat eselon IV/a
66

sebanyak 15 orang, dan staf organik sebanyak 9 orang. Secara terinci dapat

dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2
Jumlah Personil Berdasarkan Eselon Dinas Kebudayaan dan Parawista
Kabupaten Sigi
No Pegawai Jumlah Keterangan

1 Eselon II/b 1 Orang Kepala Dinas

2 Esekon III/a 1 Orang Sek. Dinas

3 Eselon III/b 4 Orang Kepala Bidang

4 Eselon IV/a 3 Orang Kepala Sub Bagian

5 Eselon IV/b 12 Orang Kepala Seksi

6 Non Eselon 21 Orang Staf

Jumlah 42 Orang

Data Sekunder: Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.


67

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kajian Pustaka

Kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian

hasil. Ini berarti bahwa kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan

sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasrkan pada tujuan

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja organisasi sangat

bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan,

melalui penilaian maka dapat diketahui kondisinya sebenarnya tentang

bagaimana tingkat prestasi kerja yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.

Sehingga landasan kinerja organisasi yang disiplin harus melihat efektifitas

dan efisiensi yang terjadi dilingkup organisasi tersebut.

Fokus kajian penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kinerja

Aparatur Sipil Negara Di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi,

dalam pengukuran kinerja diperlukan beberapa indikator yang akan dijadikan

acuan sebagai literature dalam penilaian prestasi kerja aparatur sipil negara,

dalam hal ini literature yang digunakan sebagaimana yang dikemukakan oleh

Stress (1995: 52) yaitu : Kemampuan, Kejelasan, dan Motivasi. Ketiga poin

tersebut akan dibahas satu persatu sebagai berikut:


68

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, untuk mengetahui bagaimana

kualitas kinerja aparatur sipil negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi, maka penulis membuat

sejumlah pertanyaan yang dikemas dalam bentuk pedoman wawancara. Untuk

lebih jelasnya, dipandang perlu untuk menyajikan tanggapan informan

mengenai kualitas kinerja aparatur sipil Negara di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi.

Pertanyaan kunci dalam pembahasan ini adalah apakah aparatur sipil

Negara di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dikategorikan

kualitas kerjanya sesuai harapan organisasi dengan baik dalam pelaksanaan

tugas dan fungsinya dipemerintahan. Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab

dengan menelusuri sumber informan yang relevan dari responden dan

informan penelitian.

5.1.1 Kemampuan

Kemampuan merupakan kecakapan Aparatur sipil Negara Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi. Kemampuan merupakan

kecakapan seseorang seperti kecerdasan dan keterampilan. Minat merupakan

suatu potensi atau sikap seoarang aparatur, kecenderungan positif dan negatif

terhadap kegiatan tertentu, jika seorang aparatur memiliki sumber daya yang

baik bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan


69

keterampilan yang dimiliki maka dapat diharapkan hasil kerjanya mencapai

prestasi yang maksimal. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kemampuan

Aparatur sipil Negara Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

berikut ini penulis mewancarai informan ibu Dra. Suarningsih, MM (56

tahun) selaku Kabid Nilai Budaya Seni dan Film yang mengatakan bahwa:
“Selaku Seksi Lingkungan Budaya kalau soal kemampuan saya menilai
apartur memiliki Sumber Daya yang baik. Keterampilan dan kemampuan
dalam menjalankan tugasnya sudah sesuai harapan saya. Aparatur dalam
melaksanakan tugasnya dapat mereka pahami, tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki, sehingga
hampir tidak ada kendala yang berarti dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut” (wawancara, Senin 17 Oktober 2016 jam 09.30 Wita).

Penjelasan ibu Dra. Suarningsih, MM diatas sangat terlihat bahwa

sumber daya manusia, aparatur Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten

Sigi memiliki keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas yang

diberikan dapat dilaksanakan dengan baik. Kemampuan dan keterampilan

sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Hal yang sama juga penulis tanyakan kepada bapak Abdullah, S.Sos

(54 tahun) selaku Kasi Trantib dan Kepercayaan mengatakan bahwa:


“Untuk saat ini saya masih melihat kinerja aparatur sudah maksimal dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya khususnya dalam melayani kebutuhan
masyarakat, dalam hal administrasi sangat tanggap mempersiapkan segala
kelengkapan buku-buku administrasi guna melayani kebutuhan masyarakat
disaat masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat menyangkut surat-
surat. Tentunya semua ini tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan
70

yang telah dimiliki aparatur tersebut” (wawancara Selasa, 18 Oktober 2016


jam 09.00 Wita).

Ungkapan bapak Abdullah, S.Sos diatas sangat sesuai dengan

pengamatan langsung penulis, dimana aparatur khususnya staf bagian

administrasi sangat tanggap atas permintaan masyarakat menyangkut surat-

surat yang dibutuhkan masyarakat. Dalam hal kemampuann aparatur kami

penulis menilai tidak ada kendala yang berarti.

Berikut penulis wawancara dengan informan yaitu ibu Martha L.

Tolemo, S.Pd (49 tahun) selaku Kasi Lingkungan Budaya mengatakan bahwa:
“Selama saya memangku jabatan Kasi Lingkungan Budaya pada umumnya
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki aparatur sudah cukup baik,
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan bapak kepala
Dinas, sangat tanggap dalam menyiapkan dokumen-dokumen administrasi
yang dibutuhkan masyarakat” (wawancara Rabu, 19 Oktober 2016 jam 10.00
Wita).

Kewajiban Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi adalah

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Terkait dengan

hal tersebut, maka sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh aparatur

sipil Negara di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi tanpa

terkecuali agar lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan ungkapan yang dikatakan beberapa informan diatas

merupakan aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi,

nampak jelas kemampuan dan keterampilan aparaturnya sanggup


71

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan

administrasi yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pertanyaan yang sama juga penulis tanyakan kepada bapak Moh.

Mawir Dg. Mangala, SE, MM (42 tahun) selaku Kasi Pembinaan Seni dan

Film mengatakan bahwa:


“Saya menilai sumber daya apartur kami sudah cukup baik, dan memahami
benar tugas dan fungsinya dalam melayani masyarakat. Kepala Dinas telah
memahami kemampuan dan keterampilan aparatur sebelum tugas diberikan,
sehingga tugas-tugas yang telah diberikan dapat dilaksanakan secara baik
dan tepat waktu dalam penyelesainnya” (wawancara Kamis, 20 Oktober
2016 jam 10.15 Wita).

Pernyataan bapak Moh. Mawir Dg. Mangala, SE, MM dapat

disimpulkan bahwa keterampilan dalam kemapuan aparatur dikantor Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mengerjakan tugas-

tugasnya tepat waktu. Berikut ini penulis wawancara salah satu informan

bapak Sudarmin (40 tahun) selaku Staf Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

mengatakan bahwa:
“Pengamatan saya mewakili staf di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata
Kabupaten Sigi, saya mengamati kinerja aparatur sudah sesuai harapan
instansi ini, misalnya masyarakat membutuhkan surat-surat, data-data yang
berhubungan dengan kebudayaan dan parawisata dapat dilayani dengan cepat
oleh aparatur yang menangai tugas tersebut” (wawancara Jumat, 21 Oktober
2016 jam 09.00 Wita).

Ungkapan dari ke 5 (lima) informan diatas sangat sesuai dengan

pengamatan penulis, dimana aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata


72

Kabupaten Sigi dalam memberikan pelayanan yang maksimal, cepat dan

transparan dalam memberika pelayanan administrasi yang dibutuhkan

masyarakat.

Masalah kepuasan adalah penilaian seseorang yang bersifat subyektif,

kepuasan pelayanan yang dirasakan seseorang. Berdasarkan hasil wawancara

dari 5 (lima) informan yang merupakan aparatur di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi, maka sangat terlihat kualitas kinerja aparatur di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dikategorikan sudah

berjalan baik, karena berada dalam kategori cepat, tepat dan mudah yang

diharapkan masyarakat, olehnya itu dari aspek/domensi Kemampuan yang

dilakukan aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

penulis menyimpulkan sudah berjalan baik.

5.1.2 Kejelasan

Salah satu aspek penunjang untuk mewujudkan birokrasi yang efektif,

efisien dan akuntabel dalam rangka perbaikan kinerja manajemen

pemerintahan/kualitas adalah dengan memperbaiki proses penyelenggaraan

administrasi pemerintahan melalui penyusunan dan penerapan Standar

Operasional Prosedur (SOP) administrasi Pemerintahan.

Tujuannya memberikan pedoman bagi seluruh Aparatur Pemerintahan

Daerah dalam mengidentififikasi, merusmuskan, menyusun, mengembangkan,


73

memonitor dan mengevaluasi SOP Administrasi Pemerintahan sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing. Untuk mengetahui fungsi Standara

Operasional Prosedur (SOP) yang dilaksanakan aparatur di Dinas Kebudayaan

Dan Parawisata Kabupaten Sigi, peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana

aparatur mendapatkan kejelasan dengan tugas-tugas yang diberikan, apakah

tugas tersebut sudah jelas dan memahaminya secara keseluruhan dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya apakah sudah sesuai dengan standara SOP

yang telah ditetapkan dalam pelayanan administrasi publik sebagaimana

tanggapan informan dibawah ini:

Penulis wawancara dengan ibu Dra. Suarningsih, MM (56 tahun)

selaku Kabid Nilai Budaya Seni dan Film, beliau mengatakan bahwa:
“Saya menilai aparatur dalam pelaksanaan tugas sehari-hari cukup baik,
dapat mengatasi, mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
saja dapat dilakukan seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya.
Memang masih ada beberapa staf yang belum sepenuhnya memahami
Standar SOP, harapan saya kepala Dinas dapat memberikan pemahaman dan
kejelasan agar sebelum tugas-tugas dilaksanakan aparatur dapat berjalan
dengan baik” (wawancara Senin, 24 Oktober 2016 jam 09.30 Wita).

Ungkapan yang diutarakan oleh ibu Dra. Suarningsih, MM diatas,

menurut pengamatan penulis sudah hampir sesuai, selama ini ada beberapa

aparat belum sepenuhnya memahami standar SOP tentunya hal ini mernjadi

perhatian khusus kepada Kepala Dinas untuk membekali aparatur dengan

standar SOP sebelum tugas-tugas diberikan agar aparatur mendapat kejelasan

standar tugas dan fungsinya. Hal serupa juga dikatakan oleh salah satu
74

informan penulis yaitu bapak Abdullah, S.Sos (54 tahun) selaku Kasi Trantib

dan Kepercayaan, berpendapat bahwa:


“Kalau mengenai pelaksanaan fungsi dan standar SOP yang dilaksanakan
aparatur sudah baik, aparatur dapat mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi kepala dinas, sehingga mengurangi keterlibatan bapak kepala
dinas dalam pelaksanaan tugas kerja sehari-hari karena aparatur telah
diberikan pelatihan mengenai tujuan/manfaat dari SOP, tetapi tidak semua
aparatur memahami standar SOP, harapan kami kedepannya semua aparatur
mendapatkan kejelasan dalam tugas-tugasnya” (wawancara Selasa, 25
Oktober 2016 jam 10.30 Wita).

Tanggapan diatas menurut pengamatan penulis, memang sudah hampir

sesuai dengan kenyataan dilapangan. Upaya yang dilakukan aparatur di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dalam melaksanakan fungsi dan

tugasnya masing-masing belum dapat berjalan secara efisiensi dan efektivitas

secara keseluruhan.

Tanggapan selanjutnya yang diutarakan oleh ibu Martha L. Tolemo,

S.Pd (49 tahun) selaku Seksi Pembinaan Kesenian Dan Pefilman,

mengatakan:
“Saya berpendapat bahwa aparatur telah berupaya meningkatkan
akuntabilitas pelaksanaan tugas, memastikan pelaksanaan tugas sehari-hari
dalam pelaksanaan tugas pemerintahan daerah dapat berlangsung dalam
berbagai situasi tanpa ada hambatan sesuai aturan yang telah ada di SOP,
namun kami akui tidak semua memahami aturan tersebut dan berharap
kedepannya semua aparatur dapat memahami standar SOP agar tidak adak
kendala dalam melaksanakan tugasnya” (wawancara Rabu, 26 Oktober 2016
jam 10.00 Wita).

Ungkapan yang diutarakan oleh ibu Martha L. Tolemo, S.Pd tersebut

diatas, memang sudah sesuai dengan hasil pengamatan penulis, selama ini
75

mereka memang belum maksimal akan tetap sudah dapat melaksanakan tugas

dan fungsinya sesuai standar operasional bagi mereka yang telah dibekali

standar SOP. Akan tetapi masih perlu pembekalan kesemua aparatur dibekali

dengan pengetahuan tentang SOP bertanggungjawab dengan tugasnya secara

keseluruhan. Kermudian selanjutnya penulis wawancara dengan bapak Moh.

Nawir Dg. Mangala, SE, MM (42 tahun) selaku Kasi Pembinaan Seni dan

Film, mengatakan bahwa:


“Pendapat saya selaku Kasi Pembinaan Seni dan Film upaya yang dilakukan
aparatur mengenenai pelayanan admnistrasi saya rasa belum cukup baik,
karena masih ada beberapa aparatur yang belum memahami standa SOP yang
sebenarnya, kami harapkan pelayanan administrasi kedepannya sebaik
mungkin dilaksanakan demi kepuasan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan dikantor ini” (wawancara Kamis, 27 Oktober 2016 jam 09.30
Wita)

Melihat ungkapan diatas, sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa

pelayanan administrasi yang diberikan kepada masyarakat di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi walaupun belum sepenuhnya

baik, namun sangat mengharpakan kedepannya semua aparatur mendapat

pembekalan mengenai standar SOP agar tugas dan fungsinya dapat berjalan

dengan baik agar tujuan pencapaian tugas pemerintahan daerah dapat berjalan

sesuai harapan.

Kemudian penulis wawancara langsung dengan bapak Sudarmin (40

tahun) masih selaku Staf Dinas Kebudayaan Dan Parawisata mengatakan

bahwa:
76

“Saya melihat soal pelayanan administrasi yang ada di kantor Dinas


Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi belum cukup baik, karena
masih ada aparatur lambat sekali melayani kalau ada masyarakat yang
membutuhkan data-data yang mereka butuhkan, kalau saya perhatikan masih
ada yang belum memahami tugas dan fungsinya sebagai pelayanan
masyarakat, harapan saya kedepannya agar semua aparatur dapat memahami
tugas dan fungsinya sesuai standar SOP agar lebih baik”.(wawancara Jumat,
28 Oktober 2016 jam 09.00 Wita)

Ungkapan dari ke 5 (lima) informan diatas sangat sesuai dengan

pengamatan penulis, dimana aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi dalam memberikan pelayanan administrasi memang belum

maksimal, belum maksimalnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Masalah kepuasan adalah penilaian seseorang yang bersifat subyektif,

kepuasan yang dirasakan seseorang belum tentu sama kepuasan yang

dirasakan oleh orang lain meskipun jasa, ciri-ciri dan kualitas sama.

Berdasarkan hasil wawancara dari 5 (lima) informan yang merupakan aparatur

di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi , maka sangat terlihat

kualitas kinerja aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

dilihat dari aspek Kejelasan masih dikategorikan belum baik, karena berada

dalam kategori belum efisiensi dan efektivitas, tepat dan cepat karena masih

ada beberapa aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

belum memahami standar tujuan SOP yang telah mereka bekali.


77

5.1.3. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai daya energi yang mendorong, mengarahkan

dan mempertahankan aparatur desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik. Motivasi merupakan dorongan yang kuat untuk bekerja, karena

itu hendaknya motivasi diberikan kepada semua aparatur sehingga semangat

dan dorongan kerja tetap pada aparatur yang pada gilirannya akan

menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan semua organisasi.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana motivasi kerja aparatur di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi, berikut ini penulis wawancara

dengan ibu Dra. Suarningsih, MM (56 tahun) selaku Kabid Nilai Budaya Seni

dan Film, mengatakan bahwa:


“Saya menilai aparatur dalam melaksanakan tugas yang diberikan dapat
dikerjakan dengan tepat waktu, semangat kerja dan motivasinya cukup
tinggi, juga disiplinnya cukup baik, semua ini tidak lepas dari peran kepala
Dinas yang selalu memberikan dorongan semangat kerja agar kinerjanya
aparatur dipertahankan” (wawancara Senin, 31 Oktober 2016 jam 09.30
Wita).

Pernyataan ibu Dra. Suarningsih, MM dapat disimpulkan bahwa

aparatur dalam pelaksanaan pekerjaan sudah berjalan dengan baik dan

bertanggung jawab, kesadaran disiplin waktu juga dilaksanakan aparatur.

Kepemimpinan (Kepala Dinas) sangat berperan penting untuk memberikan

motivasi semangat kerja kepada aparaturnya, agar pelaksanaan tugas-tugas

dapat dilaksanakan dengan maksimal. Hal senada juga di ungkapkan oleh


78

bapak Abdullah, S.Sos (54 tahun) selaku Kasi Tradisi dan Kepercayaan

mengatakan bahwa:
“Pengamatan saya selama ini semangat kerja aparatur cukup tinggi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kedisiplinan yang tinggi yang
dimiliki aparatur sangat berpengaruh besar terhadap hasil kerja yang dicapai”
(wawancara Selasa, 1 Nopember 2016 jam 10.00 Wita).

Apa yang diungkapkan informan diatas sesuai dengan apa yang

penulis lihat sendiri saat penelitian ini berjalan, aparatur mempunyai

kesadaran akan pentingnya semangat kerja dan motivasi yang tinggi agar

tujuan dapat dicapai sesuai harapan instansi. Senada dengan ungkapan

informan diatas berikut ini penulis wawancara dengan ibu Martha L. Tolemo,

S.Pd (49 tahun) selaku Kasi Lingkungan Budaya mengatakan bahwa:


“Selama saya memangku jabatan Seksi Pembinaan Kesenian Dan Pefilman,
pengamatan saya motivasi kerja aparatur kami cukup baik, disiplin kerjanya
juga cukup baik. Sadar akan tanggungjawabnya sebagai pelayanan
masyarakat” (wawancara Rabu, 2 Nopember 2016 jam 09.30 Wita).

Dari informan diatas dapat disimpulkan bahwa aparatur dalam

menjalankan tugas dan fungsinya menyadari pentingnya motivasi dan

semangat kerja dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

Untuk melengkapi data informan berikut ini penulis wawancara

dengan bapak Moh. Nawir Dg. Mangala, SE, MM (42 tahun) selaku Kasi

Pembinaan Seni dan Film mengatakan bahwa:


“Sebagai Kasi Pembinaan Seni dan Film saya mengamati kinerja aparatur
cukup handal dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan kepala
79

Dinas, tentunya hal ini tidak lepas dari fungsi kepala dinas yang terus
memotivasi bawahannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya”
(wawancara Kamis, 3 Nopember 2016 jam 09.00 Wita).

Dari informan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja aparatur di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi memiliki sumber daya

manusia yang handal memahami tugas dan fungsinya sehingga mempermudah

dan memperlancar proses pelayanan kepada masyarakat yang tentunya

menjadi harapan masyarakat mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat.

Untuk melengkapi tanggapan informan diatas berikutnya penulis

wawancara dengan bapak Sudarmin (40 tahun) yang juga selaku Staf Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata mengatakan bahwa:


“Pengamatan saya selaku staf Dinas Kebudayaan Dan Parawisata saya
melihat Motivasi dan semangat kerja rekan-rekan sudah baik walaupun
belum maksimal, harapan saya kedepannya kinerja rekan-rekan yang sudah
baik ini tetap dipertahankan. Kinerja rekan-rekan yang baik tentunya
membawa harapan instansi ini lebih maju”.(wawancara Jumat, tanggal, 4
Nopember 2016 jam 09.00 Wita).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 5 (lima) informan diatas,

maka penulis menarik kesimpulan bahwa untuk indikator Motivasi mengalami

perubahan yang baik sesuai harapan kepala dinas dan Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi. Semua ini tidak terlepas dari peran kepala Dinas

dalam memberikan motivasi dan dorongan kerja kepada bawahannya,

ditunjang dengan sumber daya manusianya dalam hal ini aparaturnya yang

baik.
80

5.2 Faktor-Faktor Yang Mendukung Kualitas Kinerja Aparatur di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

Upaya Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dalam

pelaksanaan pemerintahan seringkali dipengaruhi oleh banyak hal, baik faktor

penghambat maupun faktor pendukung, adapun faktor yang mempengaruhi

kinerja aparatur di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi dalam

menjalankan tugas-tugas yang diinstruksikan Kepala Dinas sebagai berikut:

1. Secara kualitas Aparatur Sipil Negara yang ada di Dinas Kebudayaan

Dan Parawisata Kabupaten Sigi sudah menunjukkan hasil kinerja yang

baik dari aspek Kemampuan dan Motivasi dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya guna tercapainya tujuan organisasi di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

2. Standar SOP yang telah ditetapkan dalam menunjang pelaksanaan

program pembangunan daerah sebagian aparatur di Dinas Kebudayaan

Dan Parawisata Kabupaten Sigi masih ada yang belum memahami

tugas dan fungsinya, hal ini menjadi perhatian khusus kepada kepala

Dinas agar kedepannya diberikan pemahan dan pelatihan dalam hal

SOP sebelum aparatur tersebut diberikan tanggungjawab dalam

pelaksanaan tugas guna tercapainya tujuan di Dinas Kebudayaan Dan

Parawisata Kabupaten Sigi.


81

3. Motivasi dan Dorongan kerja yang baik telah ditunjukan aparatur,

sumber daya manusia mempunyai peran penting tercapainya tujuan

yang diharapkan setiap organisasi dalam hal ini di Dinas Kebudayaan

Dan Parawisata Kabupaten Sigi.


82

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kinerja Aparatur Sipil Negara di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Kemampuan aparatur sipil Negara dalam penyelenggaraan pemerintah

daerah sudah cukup baik karena aparatur memiliki sumber daya yang baik

dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kerjasama dari aparatur sipil Negara

merupakan wujud dari kepedulian masing-masing aparatur sipil Negara

kepada sesama rekan kerjanya sebagai penunjang agar pekerjaan yang

diberikan dapat dijalankan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

Kejelasan aparatur dalam penyelenggaraan pemerintah di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi belum dapat dikatakan

maksimal, disebabkan aparatur sipil Negara tersebut tidak semuanya

memahami standar SOP, pentingnya disini peran kepala dinas memberikan

penjelasan kepada bawahan sebelum tugas diberikan.


83

Motivasi aparatur sipil Negara dalam penyelenggaraan pemerintah

daerah sudah cukup baik dalam melaksanakan tugas pemerintahan, semangat

kerja yang tinggi menjadikan dasar pencapain tujuan organisasi.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis

memberikan saran pada Kepala Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi beserta aparaturnya adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas lebih memprioritaskan aspek Kejelasan kepada bawahannya

agar pelaksanaan tugas yang dilaksanakan bawahan dapat berjalan dengan

baik, benar-benar mengutamakan kebutuhan masyarakat untuk

mendaptkan kepuasan masyarakat yang diharapkan, disipilin waktu dari

aparatur sipil negara juga harus menjadi perhatian khusus. Dengan

demikian, Kepala Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

harus memberikan perhatian khusus terhadap item pernyataan informan

tersebut dengan cara para memberikan pelatihan dan pemahaman tugas

dan fungsi sesuain SOP demi tercapainya program kerja di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi agar kedepannya lebih baik

lagi dimasa yang akan datang.


84

2. Kinerja aparatur sipil negara di Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi terhadap tugasnya dinilai sudah cukup tinggi. Saran

penulis kepala Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi harus

lebih meningkatkan ketidak puasan aparatur yang diantaranya

memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan pekerjaan, memberikan

status, dan kenyamanan kondisi kerja dan terus-menerus memberikan

dorongan motivasi.

3. Penulis menyarankan kepada semua aparatur sipil negara di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi, bahwa dalam melakukan

tugas dan fungsi sebagai abdi Negara harus sesuai dengan aturan yang

telah disepakati, prinsip administrasi yang benar terutama dalam melayani

masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai