Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PROFIL ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Visi dan Misi
Berdasarkan Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 86 Tahun 2020, Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas membantu Bupati
dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang kepegawain dan pengembangan
sumber daya manusia yang menjadi kewenangan daerah dan tugas-tugas
pembantu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BKPSDM
Kabupaten Aceh Tengah beralamatkan di Jalan Yos Sudarso, -------
Selanjutnya, tata laksana sekretariat Daerah diatur dalam Peraturan Bupati
Aceh Tengah Nomor 86 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Aceh Tengah. BKPSDM Kabupaten Aceh Tengah
dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

Gambar 1.1 BKPSDM Kabupaten Aceh Tengah

1
Selanjutnya, Pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menyebutkan beberapa hal diantaranya adalah RPJM Daerah
yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Adapun visi
dan misi Bupati Aceh Tengah periode 2017-2022 adalah sebagai berikut:
Visi : ”TERWUJUDNYA MASYARAKAT DAMAI, SEHAT, CERDAS,
RELIGIUS DAN BERMARTABAT MENUJU MASYARAKAT ACEH
TENGAH ADIL DAN SEJAHTERA”.
Visi ini mengandung kata kunci sebagai berikut :
1) Damai
Bermakna terwujudnya kondisi masyarakat yang aman dan tenteram dalam
segala kondisi dan situasi;
2) Sehat
Bermakna terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
sehingga memiliki daya saing yang tinggi;
3) Cerdas
Bermakna terwujudnya kondisi masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
teknologi dalam menghadapi era globalisasi;
4) Religius
Bermakna terwujudnya kondisi masyarakat yang berkarakter/ keshalehan
sesuai dengan syari'at islam;
5) Bermartabat
Bermakna kondisi masyarakat yang mempunyai harga diri yang menerapkan
syari'at islam yang kaffah dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat;
6) Adil
Bermakna terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan
secara partisipatif, profesional dan berkelanjutan berdasarkan prinsip
kebutuhan dan azas manfaat bagi seluruh masyarakat;

2
7) Sejahtera
Bermakna terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik melalui
pembangunan ekonomi produktif yang mengandalkan potensi unggulan lokal
yang ramah lingkungan.

Misi : visi di atas diwujudkan dengan 8 (delapan) misi yaitu:


1) Mewujudkan perekonomian masyarakat yang mandiri dan berdaya
saing
Melalui misi ke-1 ini diharapkan masyarakat kabupaten aceh tengah dapat
melakukan transformasi dari pola produksi dan cara berpikir agraris-subsisten
menuju pada cara berpikir ekonomis yang industrialis–progresif. Artinya,
aktifitas ekonomi baik itu di sektor pertanian, perternakan, wisata, industri–
kreatif, dan sebagainya tidak hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar rumah tangganya saja, akan tetapi ada strategi untuk memperbesar dan
mengembangkannya sebagai sebuah potensi dan kekayaan ekonomi daerah
yang dapat bersaing baik secara nasional maupun internasional.
2) Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter
Melalui misi ke-2 ini akan mewujudkan pemenuhan pelayanan dasar seperti
pendidikan, kesehatan dan ekonomi berbasis kerakyatan perlu untuk lebih
diperkuat lagi, utamanya pada pembangunan aspek-aspek yang manfaatnya
dapat dirasakan langsung secara nyata oleh masyarakat. Kerangka kebijakan
strategi pembangunan terhadap tiga layanan dasar yang berbasis pada
kerakyatan ini diharapkan dapat meningkatkan skor indeks pembangunan
manusia (ipm) di kabupaten aceh tengah.
3) Mewujudkan percepatan pembangunan kampung yang mandiri
Melalui misi ke-3 ini akan melaksanakan penguatan desa baik sebagai
komunitas maupun sebagai organisasi pemerintahan, dari sisi pemeritahan,
maka dua strategi utama yang akan dilakukan adalah dengan melakukan
penguatan kelembagaan (termasuk organisasi perangkat desa, sistem
perencanaan dan penganggaran) dan penguatan sdm, baik sdm perangkat
desa, maupun sdm dari kelompok-kelompok masyarakat lainnya seperti bpd,
bumdes, pkk, karang taruna dan sebagainya.

3
4) Mewujudkan infrastruktur dasar yang terintegrasi dan berkelanjutan
Melaui misi ke-4 ini akan dilaksanakan pengembangan berbagai sektor
infrastruktur dalam lima tahun kedepan lebih diarahkan pada wilayah-wilayah
yang diyakini masih belum terjangkau secara maksimal dalam pembangunan
di kabupaten aceh tengah. Untuk itu maka ,perlu untuk dilakukan pemetaan
yang jelas akan skala prioritas pemenuhan kebutuhaan infrastruktur, baik
melalui penguatan kualitas musrenbang maupun melaui survey langsung yang
dilakukan oleh tim support yang difasilitasi pemerintah daerah dalam rangka
mengidentifikasi skala prioritas kebutuhan infrastruktur dari masyarakat.
5) Mewujudkan pelestarian adat-istiadat dan lingkungan hidup
Melalui misi ke-5 ini akan menciptakan berbagai program pembangunan yang
dijabarkan dalam misi kami, harus memperhatikan aspek pelestarian adat-
istiadat dan lingkungan hidup. Sebab, hasil dari program-program dengan
tujuan meningkatkan kualitas ekonomi dan insfrastruktur yang ada di
kabupaten aceh tengah kedepan, tidak akan bertahan lama, dan tidak akan
bersifat ‘’kokoh’’, apabila terjadi penurunan nilai adat-istiadat dan daya
dukung lingkungan yang ada di kabupaten aceh tengah.
6) Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
Melalui misi ke-6 ini akan meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah
daerah baik dari sisi mental dan etos kerja birokratnya, manajemen
kelembagaan dan infrastruktur penunjangnya. Peningkatan etos kerja birokrat
dapat dilakukan melalui penerapan disiplin pegawai dan peningkatan kinerja,
manajemen kelembagaan dapat ditingkatkan melalui pembenahan tata laksana
organisasi. Sedangkan penguatan infrastruktur pemerintahan dan pelayanan
dapat di laksanakan dengan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi
(ti).
7) Mewujudkan kedamaian, kecerdasan spiritual dan keshalehan
masyarakat
Melalui misi ke-7 ini akan tercipta berbagai program pembangunan yang
dijabarkan dalam misi kami, sangat memperhatikan aspek kedamaian dan
religius masyarakat. Sebab apabila terjadi penurunan nilai spiritual/
keshalehan pada masyarakat, maka akan berdampak pada moral dan etika

4
masyarakat sehingga pada gilirannya akan mengganggu kedamaian yang
menghambat keberhasilan pembangunan. Tentunya semua kita berkeinginan
kemajuan daerah secara fisik (pembangunan dan ekonomi masyarakat),
berbarengan dengan peningkatan keshalehan sosial di masyarakat kabupaten
aceh tengah. Apalagi datu kita mengajarkan nilai-nilai pembangunan, adat
tidak memisahkannya dengan nilai-nilai yang terkandung dalam agama islam.
8) Mewujudkan ketahanan pangan
Melalui misi ke-8 ini akan mendorong pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat agar perbaikan gizi masyarakat, keamanan pangan masyarakat
serta peningkatan dan pemerataan pangan masyarakat.

2. Struktur Organisasi
BKPSDM Kabupaten Aceh Tengah dipimpin oleh Kepala Badan, yang
tugasnya dibantu oleh sekretaris dinas dan beberapa kepala bidang. Adapun
struktur organsiasi pada BKPSDM Aceh Tengah disajikan pada gambar berikut:

5
Gambar 1.2 Struktur Organisasi BKPSDM Kab. Aceh Tengah

6
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugasnya, BKPSDM Kabupaten Aceh Tengah
menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan dan pengendalian urusan ketatausahaan dan kepegawaian
badan;
b. Pembinaan penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan
jangka Panjang;
c. Pengendalian perumusan kebijakan teknis, strategis pengembangan sistem
di bidang pengadaan, pemberhentian dan informasi mutase dan promosi,
pengembangan kompetensi aparatur, penilaian kinerja aparatur dan
penghargaan ASN;
d. Pembinaan dan pengendalian penyusunan kebijakan teknis di bidang
pengadaan, pemberhentian dan informasi, mutase dan promosi,
pengembangan kompeten aparatur dan penilaian kinerja aparatur dan
penghargaan ASN;
e. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pengkajian pemantauan dan
penyimpanan bahan perumusan pengembangan pengadaan, pemberhentian
dan informasi, mutase dan promosi, pengembangan kompetensi aparatur
dan penilaian kinerja aparatur dan penghargaan ASN;
f. Pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum
daerah;
g. Pengendalian, pengawasan dan pemanfaatan teknologi dalam rangka
pengembangan di bidang pengadaan, pemberhentian dan informasi,
mutase dan promosi, pengembangan kompetensi aparatur dan penilaian
kinerja aparatur dan penghargaan ASN;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau Lembaga terkait lainnya
di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau Lembaga terkait
kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia;
j. Melakukan pembinaan terhadap UPTD;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

7
l. Pelaksanaan fungsi kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Selanjutnya, bidang yang mempunyai tugas melaksanaan penyiapan
koordinasi, fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, monitoring
evaluasi serta pelaporan pelaksanaan di bidang penilaian dan evaluasi kinerja
aparatur, disiplin dan penghargaan ASN adalah Bidang Penilaian Kinerja
Aparatur dan Penghargaan. Bidang tersebut memiliki fungsi:
a. Merumuskan kebijakan penilaian kinerja dan penghargaan;
b. Merencanakan pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja dan penghargaan;
c. Mengoordinir kegiatan penilaian kinerja;
d. Memverifikasi usulan pemberian penghargaan;
e. Mengoordinasikan usulan pemberian penghargaan;
f. Mengevaluasi dan pelaporan penilaian kinerja dan penghargaan;
g. Mengevaluasi dan pelaporan penilaian kinerja dan penghargaan;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/Lembaga terkait;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
j. Pelaksanaan fungsi kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
Sementara itu, Su Bidang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur
mempunyai tugas untuk melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisa,
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
meliputi perencanaan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi kinerja aparatur,
membuat informasi terkait indicator penilaian kinerja aparatur, menganalisis hasil
penilaian kinerja aparatur dan mengevaluasi dan pelaporan hasil penilaian kinerja
aparatur.

4. Nilai-Nilai Organisasi
Adapun nilai-nilai organisasi untuk Badan Kepegawain dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Aceh Tengah dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut:

8
a. Jujur;
b. Tanggung Jawab;
c. Disiplin;
d. Bersemangat;
e. Kerjasama;
f. Pelayanan Prima.

5. Nilai-Nilai Dasar ASN


Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PAN RB nomor 20 tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi core value dan Employer
Branding Aparatur Sipil Negara, dijelaskan dalam rangka penguatan budaya kerja
sebagai salah satu transfomasi pengolaan ASN menuju pemerintahan berkelas
dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan nilai – nilai
dasar ASN BERAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Nilai-nilai dasar (core value) ASN BERAKHLAK merupakan akronim dari
Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Nilai-nilai dasar (core value) dapat dipahami dan dimaknai oleh
seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Adanya core values ini akan memberikan budaya kerja yang mendorong
pembentukan karakter ASN yang professional dimanapun ASN ditugaskan.
Penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK memerlukan pemahaman akan
wujud nilai-nilai tersebut sebagaimana penjelasan berikut :
1) Beriorientasi Pelayanan
Beriorientasi Pelayanan merujuk pada berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasaan masyarakat. Adapun penyelenggaraan
pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, yang dimaksud dengan pelayana publik adalah setiap institusi
penyelenggaraan negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum
lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Dalam batasan
pengertian tersebut, jelas bahwa ASN adalah salah satu dari penyelenggaraan
pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun

9
2014 tentang ASN yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsi yang
digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan
publik di lingkungan birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik
menyebutkan bahwa prinsip pelayanan publik yang baik adalah (LAN RI,
2021:12):
a) Partisipatif
Dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat,
perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggaraan pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya
dan sejenisnya.
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan
politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel dan
sejenisnya.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk memperoleh berbagai
layanan yang mereka butuhkan, harus ditetapkan prinsip murah artinya

10
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah
untuk dipenuhi
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi
dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang), dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit dan biaya yang murah.
g) aksesibel
Penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu, semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban disini tidak hanya
secara formal kepada atasan, tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara yang lain.
Adapun panduan perilaku pada nilai berorientasi pelayanan adalah sebagai
berikut:
1. Memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat’
2. melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas dan sigap

11
3. melakukan perbaikan terus menerus dalam memberikan pelayanan

2) Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab kepada
seseorang/organisasi yang diberikan amanat. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggungjawab atas amanah yang dipercayakan kepadanya. Panduan perilaku
/kode etik dalam konteks akuntabel adalah sebagai berikut (LAN RI, 2021:15):
1 Melaksakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi
2 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien
3 Menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu menyediakan
control demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel terdiri dari (LAN RI, 2021:30):
 Kepemimpinan : lingkungan akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungan
kerja.
 Transparansi : tujuannya adalah mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok intenal dan eksternal, memberikan perlindungan
terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
 Integritas : dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada publik dan / atau stakeholders.
 Tanggungjawab : responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan karena adanya tuntutan
untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.

12
 Keadilan : landasan utama dari akuntabilitas dan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
 Kepercayaan : rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan,
kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
 Keseimbangan : untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
 Kejelasan : agar individu/kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
 Konsistensi : konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumberdaya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

3) Kompeten
Penguatan kualitas ASN harus dilakukan dengan terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas. Penguatan kualitas ASN tersebut sejalan dengan
dinamika lingkungan strategis diantaranya VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, Ambiguity) dan disrupsi teknologi, fenomena demografik dan
keterbatasan sumberdaya. Keadaan ini merubah secara dinamis lingkungan
pekerjaan termasuk perubahan karakter dan tuntutan keahlian. ASN diharapkan
memiliki sifat dan kompetensi dasar utamanya yaitu inovasi, daya saing, berpikir
kedepan dan adaptif. Sifat dan kompetensi dasar ini krusial untuk mewujudkan
instansi pemerintah yang responsive dan efektif.
Dikaitkan dengan profesionalisme ASN, sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2014 prinsip dasar dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis merit,
sesuai dengan latar belakang kualifikasi (pendidikan, pelatihan dan pengalaman),
kompetensi (sesuai dengan kompetensi teknis, manajerial dan sosio kultural), dan
memiliki bukti kinerja yang sesuai serta memiliki kepatuhan pada etika kerja
(nilai-nilai dasar ASN dan kode etik ASN).
Sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang

13
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan.
2. Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku
yang diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi.
3. Kompetensi sosial kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berintaraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang jawabatan, untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan
dan perilaku seseorang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Kompetensi menjadi
faktor penting untuk mewujudkan pegawai professional dan kompetitif. Dalam hal
ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan
kompetensi dirinya termasuk mewujudkannya dalam kinerja. Panduan perilaku
(kode etik) kompeten yaitu (LAN RI, 2021:6):
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

4) Harmonis
Dalam nilai harmonis menjelaskan pemahaman mengenai keberagaman
berbangsa, saling menghormati, menjadi pelayan dan abdi negara yang baik dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif. Salah satu kunci sukses kinerja
suatu organisai berawal dari tempat kerja. Suatu harmoni dalam lingkungan kerja
akan membuat kita menjadi individu yang tenang, menciptakan kondisi yang
memungkingkan ujntuk saling berkolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan

14
produktifitas bekerja dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dalam
mewujudkan suasana harmonis berhubungan dengan etika publik. Etika publik
merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar
/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Panduan perilaku
(kode etik) dalam nilai harmonis yaitu (LAN RI, 2021:6):

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya


2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5) Loyal
Bagi seorang ASN, kata loyal dapat dimaknai dengan kesetiaan, terhadap
cita-cita organisasi dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai loyal
dalam core value ASN dimaknai bahwa setiap ASN berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa negara. Adapun panduan perilaku loyal yaitu
(LAN RI, 2021:18):
1 Memegang teguh ideologi pancasila, Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah
2 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
3 Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal adalah sebagai berikut (LAN RI, 2021:18):
a) Komitmen : keterikatan untuk melakukan sesuatu atau hubungan keterikatan
dan rasa tanggungjawab akan sesuatu
b) Dedikasi : pengorbanan, tenaga, pikiran dan waktu demi keberhasilan suatu
usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, pengabdian untuk melaksanakan
cita – cita yang luhur dan diperlukan adanyan sebuah keyakinan yang teguh
c) Kontribusi : keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam
bentuk pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau
tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih

15
baik dan efisien
d) Nasionalisme : suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan
bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau sikap cinta tanah
air atau bangsa
e) Pengabdian : perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapatl ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan
dan sema itu dilakukan dengan ikhlas.
Adapun panduan perilaku loyal adalah sebagai berikut:
1. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
2. Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

6) Adaptif
Kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan. Begitu juga yang berlaku bagi individu maupun
organisasi dalam pelaksanan tugas- tugas disektor publik seperti diantaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi di sektor publik, komitmen mutu,
perkembangan teknologi, tantangan praktek administrasi publik. Penerapan
budaya adaptif dalam pemerintahan akan membawa konsekuensi adanya
perubahan dalam cara pandang, cara berpikir, mentalitas dan tradisi pelayanan
publik yang lebih mampu menghimbau perubahan dan tuntutan jaman. Budaya
adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai indvidu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
Soekanto (2009) mengatakan bahwa beberapa batasan pengertian dari
adaptif adalah sebagai berikut:
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
1. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.
2. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
3. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
4. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan
dan sistem.

16
5. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Nilai adaptif pada core value ASN dengan terus berinovasi dan antusias
dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. Panduan perilaku/kode etik
nilai adaptif adalah sebagai berikut (LAN RI, 2021:6):
1 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3 Bertindak proaktif
7) Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi
tantangan global yang terjadi pada saat ini. Salah satu tantangan yang dihadapi
adalah masalah birokrasi Indonesia yang dihadapkan pada fragmentasi dan silo
mentality. Kolaborasi menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silo mentality
sehingga image negatif dari birokrasi pemerintah dapat dikikis menjadi birorkasi
yang berdiri tegak dalam menghadapi tantangan global.
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan untuk pembangunan kebijakan, manajemen,
program dan pelayanan publik. WoG juga dikenal dengan pendekatan
interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Terdapat beberapa cara praktek WoG
yang dapat dilakukan, cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara
yaitu:
 Penguatan koordinasi antar lembaga
 Membentuk lembaga koordinasi khusus
 Membentuk gugus tugas
 Koalisasi sosial
Pendekatan WoG telah berhasil diterapkan dibeberapa negara lainnya
diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Adapun tantangan yang dihadapi
dalam praktek WoG yaitu:
 Kapasitas SDM dan institusi
 Nilai dan budaya organisasi

17
 Kepemimpinan
Penerapan nilai kolaboratif dalam core value yaitu untuk membangun
kerjasama yang sinergis, sehingga sekat-sekat birokrasi yang mengukung birokrasi
pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Panduan perilaku/kode etik dari nilai
kolaboratif adalah:

1 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2 Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
3 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

A. Profil Peserta
Rauzatul Jannah, merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara yang lahir di
Aceh Utara pada 04 Oktober 1995. Sekarang beralamatkan di Desa Kute Lintang,
Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Menyelesaikan pendidikan dasar
pada SD Negeri Peuntet pada tahun 2008, pendidikan menengah pertama di SMP
Negeri 1 Sawang pada Tahun 2011, pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1
Peusangan pada Tahun 2014 dan pendidikan tinggi dari Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh pada Tahun 2018.
Selama berkuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan penyelesaian
materi-materi kuliah demi meningkatkan kompetensi di bidang ilmu manajemen.
Selain itu, penulis juga pernah membuat penelitian mengenai “Pengaruh
Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Cash Convention Cycle, dan Leverage
terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan di BEI”.
Sekarang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara dengan jabatan Analis
Perencanaan SDM Aparatur pada BKPSDM Kabupaten Aceh Tengah.

18
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Indentifikasi Core Issue


Berdasarkan hasil pengamatan awal pada BKPSDM Kabupaten Aceh
Tengah, ada beberapa isu yang penulis temukan, yaitu:
1. Rendahnya pemahaman pegawai mengenai pengisian Sasaran Kinerja
Pegawai di BKPSDM Kab. Aceh Tengah
2. Kurangnya kepedulian pegawai dalam pengesiam Sasaran Kinerja Pegawai di
BKPSDM Kab. Aceh Tengah
3. Kurang optimalnya sistem pengarsipan Sasaran Kinerja Pegawai di
BKPSDM Kab. Aceh Tengah
Berdasarkan hasil pengamatan di instansi bekerja yang dilakukan oleh
penulis, BKPSDM merupakan SKPK yang bertugas dalam memberikan
pelayanan kepada seluruh pegawai di Kabupaten Aceh Tengah. Salah satu bentuk
pelayanan yang diberikan adalah pelayanan pengisian Sasaran Kinerja Pegawai
atau SKP. SKP merupakan suatu alat dalam penilaian prestasi kerja pegawai. Hal
tersebut dikarenakan SKP merupakan rencana dan target kinerja yang harus
dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat
diukur serta disepakati pegawai dan atasannya.
Sejak diterbitkannya Surat Edaran Menpan-RB Nomor 3 Tahun 2021
tentang penyusunan SKP dan PKPNS, SKP sekarang dibuat setiap 6 bulan sekali
dengan format yang telah berbeda dengan yang sebelumnya. Hal tersebut tentunya
menuntut seluruh pegawai untuk memahami format baru tersebut, karena nantinya
SKP akan terus dibuat setiap 6 bulan sekali. Akan tetapi, masih banyak pegawai
yang belum mengerti dan memahami hal tersebut, sehingga membuat
pengumpulan SKP masih sering terlambat.
Selanjutnya, analisis isu merupakan tahapan untuk menetapkan isu dan
memberikan gagasan pada masalah yang akan ditetapkan. Pada rancangan
aktualisasi ini, penentuan prioritas isu adalah suatu bentuk proses dalam
menentukan isu yang penting untuk diselesaikan sampai yang kurang penting.
Karena ada keterbatasan sumber daya, maka harus dilakukan pembatasan isu,

19
sehingga dilakukan penentuan isu untuk mengetahui mana yang harus lebih dulu
menjadi perhatian untuk ditindaklanjuti. Pentingnya suatu isu dibandingkan isu
lainnya dapat dilihat dari tiga aspek berikut:
1. Kepentingan masalah yang dilihat dari pengaruhnya terhadap produktivitas.
2. Mendesaknya suatu masalah dilihat dari waktu yang tersedia.
3. Perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan berkembangnya suatu
masalah.
Metode analisis isu yang digunakan penulis ialah metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak). Adapun unsur-unsur dari metode APKL
ialah:
1. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan
sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
2. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya,
standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab
dan pemecahannya.
3. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak.
4. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab.
Pada umumnya, skala yang digunakan pada metode APKL adalah Skala
Likert dengan menggunakan skor 1 sampai 5. Semakin tinggi tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan dan kelayakan masalah tersebut, maka semakin tinggi
skor untuk masing-masing unsur tersebut. Penilaian terhadap masalah-masalah
tersebut ditampilkan pada tabel matriks APKL sebagai berikut:

20
Tabel 2.1 Identifikasi Isu (Analisis Core Issue)
No Isu A P K L Total Rangking
1 Rendahnya pemahaman 5 4 4 14 1
pegawai mengenai pengisian
Sasaran Kinerja Pegawai di
BKPSDM Kab. Aceh Tengah
2 Kurangnya kepedulian pegawai 4 3 4 11 2
dalam pengesiam Sasaran
Kinerja Pegawai di BKPSDM
Kab. Aceh Tengah
3 Kurang optimalnya sistem 3 3 4 10 3
pengarsipan Sasaran Kinerja
Pegawai di BKPSDM Kab.
Aceh Tengah
Keterangan :
Skala Nilai : 1 s/d 5
A = Aktual
P = Problematik
K = Kekhalayakan
L = Layak

Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL yang disajikan pada
Tabel 2.1. Isu yang mendapatkan ranking tertinggi adalah isu final dan menjadi
core issue yang perlu dicarikan gagasan pemecahan masalahnya yaitu:
“Rendahnya pemahaman pegawai mengenai pengisian Sasaran Kinerja
Pegawai di BKPSDM Kab. Aceh Tengah”
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang penulis lakukan di instansi
bekerja, selama ini masih seringnya para pegawai yang datang dan bertanga
mengenai mekanisme dan tata cara pengisian SKP yang benar. Terlebih lagi
dengan format yang baru saat ini membuat pegawai semakin bingung dan belum
paham bagaimana proses pengisian SKP. Hal ini memuat core issue tersebut
muncul dan harus dicarikan gagasan pemecahan masalah/isu nya.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan isu tersebut terjadi yaitu sebagai
berikut:
1. Adanya keterlambatan pengumpulan SKP.
2. Proses penilaian kinerja dan prestasi kerja pegawai menjadi lama.
3. Proses pengambilan keputusan dalam bidang penilaian kinerja pegawai
menjadi terhambat.

21
B. Gagasan dan Rancangan Kegiatan
Berdasarkan analisis core issue yang telah diuraiankan di atas, maka yang
menjadi gagasan pemecahan isu adalah “Peningkatan pemahaman pegawai
mengenai pengisian Sasaran Kinerja Pegawai melalui coaching clinic di
BKPSDM Kab. Aceh Tengah”.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam gagasan pemecahan isu adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang rencana pelaksanaan kegiatan.
2. Mempersiapkan bahan-bahan dan sistematika pengisian SKP.
3. Melakukan coaching clinic.
4. Pengumpulan hasil kegiatan coaching clinic SKP.
5. Evaluasi dan menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi.

22
Matriks Rancangan

Unit Kerja : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Aceh Tengah
Identifikasi Isu : 1. Rendahnya pemahaman pegawai mengenai pengisian Sasaran Kinerja Pegawai di BKPSDM Kab.
Aceh Tengah
2. Kurangnya kepedulian pegawai dalam pengesiam Sasaran Kinerja Pegawai di BKPSDM Kab. Aceh
Tengah
3. Kurang optimalnya sistem pengarsipan Sasaran Kinerja Pegawai di BKPSDM Kab. Aceh Tengah
Isu yang diangkat : Rendahnya pemahaman pegawai mengenai pengisian Sasaran Kinerja Pegawai di BKPSDM Kab. Aceh
Tengah
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan pemahaman pegawai mengenai pengisian Sasaran Kinerja Pegawai melalui coaching clinic
di BKPSDM Kab. Aceh Tengah

Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan konsultasi 1. Menjumpai mentor di 1. Bertemu tatap Harmonis: Kesopanan Kegiatan ini Memiliki Kegiatan ini
dengan mentor tentang ruangan dengan muka dengan (memberi salam) Kontribusi pada Visi sesuai dengan
rencana pelaksanaan memberi salam atasan langsung “Mewujudkan Sumber nilai organisasi
kegiatan. Kolaboratif: Bekerjasama Daya Manusia yang yaitu bersemangat
(Manajemen ASN) mengenai rancangan Berkualitas dan dan bekerjasama
kegiatan. Berkarakter”

2. Melakukan konsultasi 2. Terlaksananya Kompeten: Mampu

23
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
rencana kegiatan, pertemuan tatap belajar dari berbagai
metode rancangan muka dengan situasi
aktulisasi, tempat dan kepala
waktu pelaksanaan. bagian/mentor Kolaboratif: Konsultasi
rancangan, musyawarah
dan memohon kerjasama
untuk tercapainya tujuan

3. Surat persetujuan Loyal: Berdedikasi dan


3. Meminta
mentor untuk mengabdi kepada atasan
persetujuan mentor
melakukan
untuk melakukan
kegiatan Kolaboratif: Bersedia
kegiatan
aktualisasi yang bekerja sama dalam
telah ditanda mewujudkan rancangan
tangan (Asli) aktualisasi

Bukti: Foto, notulen,


dan surat persetujuan

2 Mempersiapkan bahan- 1. Mengumpulkan bahan 1.Terkumpulnya Akuntabel: Kegiatan ini Memiliki Kegiatan ini
bahan dan sistematika dari berbagai sumber bahan-bahan Bertanggung jawab atas Kontribusi pada Visi sesuai dengan

24
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
pengisian SKP yang relevan mengenai SKP seluruh bahan yang “Mewujudkan Sumber nilai organisasi
(Manajemen ASN) dikumpulkan Daya Manusia yang yaitu jujur,
Berkualitas dan tanggung jawab
Kompeten: Mampu Berkarakter” dan bersemangat
mengumpulkan data-
data tersebut dengan
baik

2. Mengumpulkan data- 2. Terkumpulnya Akuntabel:


data pegawai yang data-data Bertanggung jawab atas
belum mengumpulkan pegawai yang pengumpulan data yang
SKP belum dilakukan
mengumpulkan
SKP Kompeten: mampu
untuk melakukan
Bukti: Foto kegiatan, pemilahan data
data pegawai yang berdasarkan jenisnya
belum mengumpul
SKP

3 Melakukan coaching 1. Membuat undangan 1. Tersedianya Akuntabel: Kegiatan ini Memiliki Kegiatan ini
clinic coaching clinic undangan Bertanggung jawab Kontribusi pada Visi sesuai dengan
(Manajemen ASN) coaching clinic terhadap tugas “Mewujudkan Sumber nilai organisasi

25
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Daya Manusia yang yaitu bersemangat
Kompeten: melakukan Berkualitas dan dan kerjasama
tugas dengan kualitas Berkarakter”
terbaik

Berorientasi
Pelayanan: memahami
kebutuhan pegawai

2. Mempersiapkan daftar 2. Tersedianya


Akuntabel:
hadir daftar hadir
bertanggung jawab
terhadap tugas

Adaptif: membuat
daftar hadir secara
kreatif

Kompeten:
mengerjakan daftar
hadir dengan baik dan
benar
3. Melaksanakan kegiatan 3. Terlaksanakannya
coaching clinic coaching clinic Akuntabel:
bertanggung jawab
Bukti: terhadap coaching
Foto kegiatan, clinic yang dilakukan

26
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Daftar hadir,
notulensi Kolaboratif:
kegiatan Melaksanakan kegiatan
secara bersinergi

Kompeten: melakukan
coaching clinic dengan
sungguh-sungguh

Adaptif: berinovasi
dalam melakukan
coaching clinic dengan
metode pengajaran yang
menarik
4 Pengumpulan hasil 1. Mengumpulkan hasil 1. Terkumpulnya Kompeten: Kegiatan ini Memiliki Kegiatan ini
kegiatan coaching clinic coaching clinic hasil coaching mengumpulkan hasil Kontribusi pada Visi sesuai dengan
SKP clinic secara benar “Mewujudkan Sumber nilai organisasi
(Manajemen ASN) Daya Manusia yang yaitu jujur,
Akuntabel: Bertanggung Berkualitas dan tanggung jawab
jawab terhadap Berkarakter” dan disiplin
terkumpulnya hasil
2. Memverifikasi hasil 2. Terverifikasinya Kompeten: mampu
pengisian SKP hasil pengisian memverifikasi hasil
SKP dengan baik

Akuntabel: Bertanggung

27
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
jawab terhadap verifikasi
hasil

3. Melakukan rekapitulasi 3. Terlaksananya Kompeten: mampu


hasil coaching clinic rekap hasil merekapitulasi hasil
coaching clinic dengan baik

Akuntabel: Bertanggung
Bukti: Foto jawab terhadap
Kegiatan, Hasil SKP rekapitulasi coaching
peserta Coacing clinic
Clinic
5 Evaluasi dan menyusun 1. Menyusun form 1. Tersusunnya form Akuntabel: Kegiatan ini Memiliki Kegiatan ini
laporan hasil kegiatan evaluasi kegiatan evaluasi berupa Bertanggungjawab Kontribusi pada Visi sesuai dengan
aktualisasi (Manajemen kuesioner. terhadap hasil “Mewujudkan Sumber nilai organisasi
ASN) Daya Manusia yang yaitu tanggung
Kompeten: mampu Berkualitas dan jawab dan
membuat form evaluasi Berkarakter” disiplin.
dengan baik
2.Tersedianya form Kolaboratif:
2. Membagikan form evaluasi dan diisi Bekerjasama dengan
evaluasi kepada para oleh para pegawai rekan kerja mengenai
pegawai BKPSDM BKPSDM aktualisasi.

Harmonis: Menjalin

28
Output kegiatan/ Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
hubungan baik terhadap
rekan kerja

3. Tersusunnya Akuntabel:
3. Menyusun laporan laporan hasil Bertanggung jawab
hasil kegiatan aktualisasi terhadap laporan
aktualisasi kegiatan aktualisasi
. Bukti: Foto kegiatan,
Laporan Aktualisasi Kompeten:
Mampu menyusun hasil
aktualisasi menjadi
laporan

29
C. Rencana Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan Aktualisasi ini dilaksanakan Pada Badan Kepegawaian dan


Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Aceh Tengah mulai dari tanggal 4
Juli 2022 s/d 9 Agustus 2022 dengan melakukan 5 kegiatan yang didalamya
terkandung nilai-nilai dasar profesi ASN (BerAKHLAK).

Tabel. 2.3 Rencana Jadwal Kegiatan


Juli Agustus
No Kegaiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
II III IV V I
1 Melakukan konsultasi dengan
mentor tentang rencana
pelaksanaan kegiatan.
2 Mempersiapkan bahan-bahan
dan sistematika pengisian SKP
3 Melakukan coaching clinic
4 Pengumpulan hasil kegiatan
coaching clinic SKP
5 Evaluasi dan menyusun
laporan hasil kegiatan
aktualisasi

30
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Smart ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Bupati Bener Meriah Nomor 34 Tahun 2020 tentang Kedudukan,
Susunan organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Sekretariat Daerah Kabupaten
Bener Meriah
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN
Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bener Meriah
Sekretariat Daerah Kab. Bener Meriah. 2017. Rencana Strategis Sekretariat
Daerah 2017-2020.
Sekretariat Daerah Kab. Bener Meriah. 2022. Rencana Kerja.
Soekanto, S., 2009. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, EdisiBaru, Rajawali Pers,
Jakarta.
Surat Edaran (SE) Menteri PAN RB nomor 20 tahun 2021 tanggal 26 Agustus
2021 tentang Implementasi core value dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara
Surat Edaran Menpan-RB Nomor 3 Tahun 2021 tentang penyusunan SKP dan
PKPNS
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

31

Anda mungkin juga menyukai