Anda di halaman 1dari 8

1.

PROFIL BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI


Berpedoman Visi Kepala Daerah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali ”Melalui
Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, yang mengandung makna
“Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, untuk Mewujudkan Kehidupan
Krama Bali yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala- Niskala menuju kehidupan Krama dan Gumi
Bali sesuai dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara
Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan secara Terpola,
Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945”. Visi tersebut diwujudkan dengan 22
misi, dan terdapat 1 (satu) misi yang diampu Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali,
yakni Mengembangkan Sistem Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Efektif, Efesien,
Terbuka, Transparan, Akuntabel dan Bersih Serta Meningkatkan Pelayan Publik Terpadu yang
Cepat, Pasti dan Murah. Badan Riset dan Inovasi (BRIDA) Provinsi Bali adalah badan daerah
yang menjalankan tugas dan fungsi penunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BRIDA Provinsi Bali
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah. Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali mempunyai tugas
melaksanakan Riset dan Inovasi, serta pengelolaan kekayaan intelektual Pemerintah Provinsi
yang mendukung tercapainya pembangunan Provinsi, tertuang dalam Rencana Pembangunan
Provinsi sehingga bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Krama Bali.
Fungsi Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, Sesuai dengan kedudukannya, Badan
Riset dan Inovasi Daerah adalah unsur fungsi penunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan
(penelitian dan pengembangan) yang menjadi kewenangan Daerah yang dalam penyelenggaraan
tugasnya mempunyai fungsi:
1. Penyusunan kebijakan Riset dan Inovasi Pemerintah Provinsi
2. Menyusun perencanaan program dan anggaran Riset dan Inovasi Pemerintah Provinsi
3. Melaksanakan Riset dan Inovasi Pemerintah Provinsi
4. Melaksanakan kerjasama dan bersinergi dengan Perguruan Tinggi, lembaga penelitian
dan pengkajian, dunia usaha dan industri beserta pihak lain yang terkait dalam
melaksanakan Riset dan Inovasi Pemerintah Provinsi
5. Melaksanakan pengkajian kebijakan lingkup urusan Pemerintah Provinsi
6. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan Riset dan Inovasi Pemerintah
Provinsi
7. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan Riset dan Inovasi
Pemerintah Provinsi
8. Melaksanakan administrasi Riset dan Inovasi
9. Mengembangkan sistem dan klaster Inovasi dan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

2. PROFIL KINERJA PELAYANAN


Riset merupakan dasar pengambilan kebijakan daerah, dan hasil riset didukung data dan
fakta yang valid, sehingga memiliki peran penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Sesuai dengan tingkat koordinasi dan hierarki dalam pemberian pelayanan oleh BRIDA,
dibedakan atas:
a) Pelayanan Vertikal
Pelayanan kepada Gubernur dalam rangka menyampaikan rekomendasi hasil-hasil
penelitian/kajian sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan pelaksanaan pembangunan
Daerah
b) Pelayanan Horisontal
Pelayanan kepada pemangku kepentingan, baik dari Pusat maupun Daerah dan kepada
masyarakat dengan memberikan informasi berupa hasil penelitian dan pengembangan,
melalui pelayanan perpustakaan, publikasi hasil penelitian dan pengembangan di media
cetak Jurnal Bali Membangun yang terbit setiap 4 (empat) bulan sekali.
c) Pelayanan Kemitraan/Kolaborasi Kemitraan
Badan Riset dan Inovasi Daerah menjalin kemitraan, koordinasi dan jejaring kerja
dengan:
o Perangkat Daerah Provinsi Bali
o Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
o Lembaga Penelitian PTN/PTS di Provinsi Bali
o Lembaga Kelitbangan Kementerian/Non Kementerian di Provinsi Bali
o Dunia Usaha dan Industri

3. INOVASI BRIDA PROVINSI BALI

“Klinik Bali Sentra Kekayaan Intelektual”


Di dalam visi dan misi Pembangunan Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui
Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru telah dengan jelas disebutkan
bahwa segala aspek baik alam, budaya, dan krama yang ada di pulau Bali harus dijaga, dipelihara
kelestariannya. Demikian pula pengelolaan KI Bali yang bersumber / berakar pada kebudayaan
Bali memiliki peran penting dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan sosial
ekonomi antara lain penurunan angka kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perkembangan
industri, terutama pariwisata, dan perdagangan. Dengan kata lain KI Bali harus membawa
manfaat dan perlindungan terhadap alam,tradisi budaya dan masyarakat Bali, sesuai Visi dan
Misi pembangunan Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta
Berencana Menuju Bali Era Baru.
Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan
kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Kekayaan Intelektual (KI) ada
yang bersifat komunal dan personal. Kepemilikan komunal antara lain: Ekspresi Budaya
Tradisional (EBT), Pengetahuan Tradisional (PT),
Sumber Daya Genetik (SDG) dan Indikasi Geografis. Sedangkan kepemilikan personal
meliputi: hak cipta, merek, paten, rahasia dagang, desain tata letak sirkuit terpadu, desain industri
dan varietas tanaman. Aplikasi kekayaan intelektual digunakan sebagai pangkalan data terkait
kekayaan intelektual yang dimiliki krama/masyarakat bali, sekaligus dapat digunakan untuk
mendaftarkan kekayaan intelektual melalui fasilitasi Badan Riset dan Inovasi Daerah Bali.

Kunci sukses dari Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali sebagai berikut :
a) Melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders dalam dalam penetapan kegiatan
berdasarkan kajian/penelitian mendapatkan data hasil penelitian untuk pengembangan
inovasi daerah

b) Melakukan pendataan produk inovasi serta berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait
dilakukan identifikasi dan inventarisasi produk unggulan untuk komersialisasi

c) Melakukan pengelolaan pegawai dan penempatan pegawai yang sesuai dengan kualifikasi
pendidikan melalui diklat/kursus yang dilakukan oleh badan diklat agar dapat mendukung
tugas riset dan inovasi

d) Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan produk unggulan daerah


menjadi produk industri unggulan serta proses intermediasi dan difusi teknologi untuk
membangun suatu proses pemanfaatan hasil-hasil riset agar dapat dinikmati oleh masyarakat

4. MASALAH YANG DIHADAPI

1. Kerjasama sumberdaya riset dan inovasi dengan semua stakeholders belum optimalnya
2. Perencanaan pembangunan belum sepenuhnya berbasis Riset dan Inovasi
3. Pangkalan data hasil riset dan Inovasi serta data hasil pembangunan sebagai dasar untuk
melakukan kajian dan penelitian belum sepenuhnya tersedia
4. Kekayaan intelektual hasil riset dan inovasi belum terfasilitasi dan terlindungi dengan
baik
5. Keterbatasan sumber daya menyangkut alokasi anggaran penelitian serta tenaga analis
dalam mendukung pelaksanaan tugas Riset dan Inovasi
5. STRATEGI DAN MANAJEMEN PERUBAHAN
1. Peningkatan Pelayanan Publik Badan Riset Dan Inovasi Daerah Provinsi Bali terus
melakukan evaluasi dan perbaikan dalam hal pelayanan publik. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan sistem pengaduan, meningkatkan kualitas pelayanan, serta memberikan
informasi publik secara online.
2. Penegakan hukum dan pengawasan yang lebih ketat Dalam menjalankan tugasnya, Badan
Riset Dan Inovasi Daerah Provinsi Bali memastikan bahwa semua masyarakat patuh
terhadap peraturan dan regulasi yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan penegakan
hukum dan pengawasan yang lebih ketat terhadap pelanggar peraturan.
3. Peningkatan sistem informasi publik Badan Riset Dan Inovasi Daerah Provinsi Bali harus
memastikan bahwa sistem informasi publik yang digunakan dapat memberikan informasi
yang akurat dan terkini kepada masyarakat. Selain itu, perlu juga meningkatkan
transparansi dalam penggunaan sistem informasi publik tersebut.

6. LESSON LEARNT
a) Peran Kepemimpinan
Gubernur Provinsi Bali dapat memperkuat lembaga pengaduan publik yang ada atau
memperkenalkan lembaga baru yang bertanggung jawab untuk menangani pengaduan publik.
Lembaga ini harus memiliki prosedur yang jelas dan efektif dalam menangani pengaduan
serta memberikan respons yang memadai kepada masyarakat. Gubernur dapat memantau
kinerja lembaga pengaduan publik dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan
efisiensi dan akuntabilitasnya.
b) Inovasi Pelayanan
Gubernur Provinsi Bali dapat membangun sebuah portal informasi publik yang menyediakan
akses mudah dan transparan terhadap informasi-informasi yang relevan dengan publik. Portal
tersebut dapat berisi data dan informasi terkait kebijakan pemerintah, program-progam yang
sedang berjalan, anggaran, laporan keuangan, dan informasi lainnya yang penting bagi
masyarakat.
c) Kompetensi dan Pemberdayaan SDM
Gubernur dapat menyelenggarakan pelatihan dan program pengembangan kompetensi bagi
pegawai yang bertanggung jawab atas layanan informasi publik dan pengaduan publik.
Pelatihan ini dapat mencakup aspek hukum, etika pelayanan publik, teknik komunikasi,
manajemen konflik, dan keterampilan teknis terkait.
d) Penerapan Manajemen Kinerja
Untuk memastikan pencapaian tujuan, Provinsi Bali perlu mengukur kinerja dalam hal
layanan informasi publik dan pengaduan publik. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator kinerja kunci (Key Performance Indicators/KPIs) yang relevan. Contoh KPIs yang
mungkin digunakan adalah tingkat kepuasan pengguna, waktu respons terhadap pengaduan,
jumlah pengaduan yang berhasil diselesaikan, dll.
e) Jejaring Kerja dan Kolaborasi Stakeholder
Membangun atau menggunakan platform kolaborasi digital yang memungkinkan stakeholder
untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan berkolaborasi secara efektif. Platform ini dapat
berupa forum online, grup diskusi, atau sistem manajemen pengaduan yang terintegrasi.
f) Penerapan Manajemen Risiko
Mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul terkait layanan informasi publik dan
pengaduan publik. Ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap berbagai potensi
risiko yang mungkin terjadi, seperti kebocoran data pribadi, ketidakakuratan informasi,
gangguan sistem, atau penyalahgunaan pengaduan.
g) Planning dan Budgeting
Melakukan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi kebutuhan terkait layanan informasi
publik dan pengaduan publik di Provinsi Bali. Tinjau sistem yang ada, lakukan konsultasi
dengan masyarakat, dan lakukan survei untuk memahami harapan dan kebutuhan.
f) Pemanfaatan Teknologi
Provinsi Bali dapat mengembangkan sistem pengaduan online yang terintegrasi. Sistem ini
memungkinkan masyarakat untuk mengajukan pengaduan secara online dan memantau status
pengaduan mereka. Dengan adanya sistem ini, pengaduan dapat diproses dengan lebih efisien
dan transparan.

7. ADOPSI DAN ADAPTASI BRIDA PROVINSI BALI


1. Studi Kelayakan: Lakukan studi kelayakan terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah
adopsi program inovasi ini sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia di
Badan Kesbangpol Kabupaten Morowali.
2. Penyesuaian Konsep: Sesuaikan konsep "Klinik Bali Sentra Kekayaan Intelektual untuk
Aksi Perubahan" dengan kebutuhan Badan Kesbangpol Kabupaten Morowali. Identifikasi
elemen-elemen yang relevan dan dapat diadopsi dalam penerapan administrasi
perkantoran berbasis elektronik.
3. Pelatihan dan Sosialisasi: Lakukan pelatihan kepada staf Badan Kesbangpol Kabupaten
Morowali untuk mengenalkan dan mempersiapkan mereka dalam menggunakan e-Office.
Sosialisasikan manfaat dan tujuan program inovasi kepada semua pihak terkait, termasuk
manajemen, staf, dan pengguna lainnya.
4. Penyesuaian Infrastruktur dan Sistem: Pastikan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai untuk mendukung penerapan e-Office. Sesuaikan atau perbarui perangkat keras,
perangkat lunak, dan jaringan yang diperlukan. Buat kebijakan dan prosedur yang jelas
terkait penggunaan e-Office.
5. Pengujian dan Evaluasi: Lakukan tahap pengujian dan evaluasi terhadap sistem e-Office
yang diadopsi. Identifikasi potensi masalah atau kekurangan, dan lakukan perbaikan yang
diperlukan sebelum penerapan penuh.
6. Penerapan Bertahap: Terapkan program e-Office secara bertahap di Badan Kesbangpol
Kabupaten Morowali. Mulailah dengan satu atau beberapa departemen atau unit kerja
terlebih dahulu, lalu perluas penggunaan secara bertahap ke seluruh organisasi.
7. Monitor dan Evaluasi: Selama penerapan, lakukan pemantauan dan evaluasi secara
berkala terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan e-Office. Perbaiki dan perbarui
kebijakan atau prosedur yang diperlukan.
8. Dukungan dan Perawatan: Pastikan tersedia dukungan teknis yang memadai untuk
pengguna e-Office. Tetap perbarui sistem dan berikan perawatan rutin guna menjaga
kinerja dan keandalan e-Office.
9. Penyebaran Pengalaman: Bagikan pengalaman dan pembelajaran dari penerapan e-Office
di Badan Kesbangpol Kabupaten Morowali kepada organisasi lain atau instansi
pemerintah lainnya. Dengan berbagi pengalaman, program inovasi dapat memberikan
dampak yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai