Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI

DASAR ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang implementasi Core values dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara (ASN), disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas
dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-
nilai dasar) ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Adapun
Employer Branding yaitu Bangga Melayani Bangsa

1
orientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam Secara berkala melakukan pemantauan dan
UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam pelayanan publik.
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN
publik yang baik juga didasarkan pada prinsip- bertugas untuk:
prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai 1. Melaksanakan kebijakan publik yang
kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan dibuat oleh Pejabat Pembina
publik di lingkungan birokrasi. dan mengevaluasi Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
hasilnya, membangun budaya dalam pelayanan peraturan perundang-undangan;
prima. 2. Memberikan pelayanan publik yang
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan profesional dan berkualitas
pelayanan publik yang berkualitas yaitu: 3. Mempererat persatuan dan kesatuan
1. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci negara Republik Indonesia.
untuk membangun pelayanan yang
berkualitas;
2. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan
kebutuhan masyarakat;
3. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan
di dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
4. Memberikan perlindungan bagi internal
pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
5. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan
keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas
kerja, penyediaan infrastruktur teknologi
informasi dan sarana prasarana; dan

13
kuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap Individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritastinggi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (bovens,2007), yaitu :


1. Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

14
ompeten
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah
Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, yang bersangkutan.
kompetensi meliputi : 2. Bersama dengan instansi pemerintah lain
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, yang memiliki akreditasi untuk
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat melaksanakan pengembangan kompetensi
diamati, diukur dan dikembangkan yang tertentu.
spesifik berkaitan dengan bidang teknis 3. Bersama dengan lembaga pengembangan
jabatan; kompetensi yang independen.
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, 4. Terdapat dua pendekatan pengembangan
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat yang dapat dimanfaatkan pegawal untuk
diamati, diukur, dikembangkan untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal
memimpin dan/atau mengelola unit dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
organisasi; dan pengembangan kompetensi dapat dilakukan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah dengan pendekatan pelatihan non klasikal,
pengetahuan, keterampilan, dan diantaranya e-learning, job enrichment dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, Job enlargement termasuk coaching dan
dan dikembangkan terkait dengan mentoring.
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat Coaching dan Mentoring selain efesien
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, karena dapat dilakukan secara masif, dengan
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai- melibatkan antara
nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus lain atasan peserta pelatihan sebagai mentor
dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk sekaligus sebagai coach. Selain itu coaching
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, dan
fungsi dan Jabatan. mentoring juga penting terkait beberapa hal,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 yaitu :
Tahun 2017, Pasal 210 sampai dengan pasal 1. Meningkatan kinerja individu dan kinerja
212, Pengembangan kompetensi dapat organisasi;
dilaksanakan sebagai berikut : 2. Membangun komitmen dan motivasi yang
lebih tinggi;

15
3. Menumbuhkan kesadaran dan refleksi diri dalam pengembangan potensi diri;
4. Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik;
5. Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik;
6. Memperbaiki hubungan komunikasi dan hubungan antara atasan –bawahan.
7. Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik ;dan
8. Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif.

16
armonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja
sama antara berbagai faktor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni
antara jiwa jasad seseorang manusia, kalua
tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut
sebagai satu pribadi. Dapat dicontohkan, pada
bidang musik, sejak abad pertengahan
pengertian harmoni tidak mengikut pengretian
yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi
menekankan pada urutan bunyi dan nada yang
serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.

Hal ini diterapkan pada hubunganhubungan


sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa
kebijaksanaan social ekonomi yang sempurna
hanya dapat tercapai dengan meningkatkan
permusyawaratan antara anggota masyarakat.
Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi.
suasana harmoni dalam lingkungan bekerja
akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi vane memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas
layanan kepada pelanggan.

17
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO
sebuah peruahaan Brand) menyatakan beberapa
hal tentang bagaimana membangun kultur
tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat
kerja yang positif dan kondusif juga berdampak
bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal
yang dapat menjadi acuan untuk membangun
budaya tempat kerja nyaman dan berenergi
positif. Ketiga hal tersebut adalah :

b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan


memberikan kontribusi Selalu ingat dalam
sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya
orang yang menjalankan alur produktivitas,
Ketika Anda sudah “mentok", ada baiknya
Anda mencari ide dari orang-orang yang
berada dalam tim. Hal tersebut mampu
meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki
a. Membuat tempat kerja yang berenergi karyawan dalam sebuah bisnis atau
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi.
organisasi menghabiskan separuh hidupnya c. Berbagi kebahaglaan bersama seluruh
di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus anggota organisasi Tak dapat dielakkan jika
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap pendapatan adalah salah satu motivator
senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga
yang baik dan keberadaan ruang terbuka rasa memiliki. dengan membagi kebahaglaan
sangat disarankan. Desain ruang terbuka dalam organisasi kepada seluruh karyawan
dapat meningkatkan komunikasi, hubungan dapat meningkatkan kepemilikan dan
interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus meningkatkan antusiasme para karyawan.
optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan
kurangnya komunikasi

18
oyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford
Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai "giving or showing firm and constant support or
allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)". Sedangkan beberapa ahli
mendefinisikan makna "loyalitas" sebagai berikut :
a. Kepatuhan atau kesetiaan.
b. Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada organisasi tempatnya
bekerja.
c. Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu (misalnya
organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.
d. Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan memberikan
dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau sesuatu.
e. Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga untuk
mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional orang
tersebut.
f. Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, mendukung, merasa
aman, membangun keterikatan, dan menciptakan keterikatan emosional.
g. Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk mengikuti pihak yang
mempekerjakannya.

19
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersitat Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan
emosional untuk bisa mendapatkan sikap loyal seorang pegawal dilihat dari seberapa besar
seseorang, terdapat banyak faktor yang akan ketaatan mereka di organisasi. Pegawai yang
memengaruhinya. Terdapat beberapa taat dengan peraturan dan gaya kerja organisasi,
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh punya rasa lovalitas yang besar pula.
organisasi untuk mengukur loyalitas Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal
pegawainya, antara lain : dapat dilihat dari seberapa dia menunjukkan
integritas mereka saat bekerja. Integritas yang
sesungguhnya adalah "melakukan hal yang
benar, dengan mengetahui bahwa orang lain
tidak mengetahuinya apakah Anda
melakukannya atau tidak". Secara konsisten
mereka bekerja dengan melakukan hal yang
benar, tidak hanya sekedar mengikuti
paham/kepercayaan pribadi dan tanpa peduli
orang lain tahu atau tidak.
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai
dengan pengertian loyalitas, maka secara
otomatis ia akan merasa memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap organisasinya.
a. Taat pada Peraturan
Pegawai akan berhati-hati dalam mengerjakan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat
tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk
pada peraturan. Sesuai dengan pengertian
mengembangkan berbagai inovasi demi
loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran
kepentingan organisasi.
amggota jika peraturan yang dibuat oleh
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
organisasi semata-mata disusun untuk
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan
memperlancar jalanhya pelaksanaan kerja
pengertian loyalitas, tidak segan untuk bekerja
organisasi. Kesadaran ini membuat pegawai
sama dengan anggota lain. Bekerja sama dengan
akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau
orang lain dalam suatu kelompok
takut terhadap sanksi yang akan diterimanya
memungkinkan seorang anggota mampu
apabila melanggar peraturan tersebut.
mewujudkan impian perusahaan untuk dapat
b. Bekerja dengan Integritas

20
mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai ingin pegawainya aktif bertanya, aktif
oleh seorang anggota secara invidual. beropini/berpendapat, dan berhati-hati dalam
e. Rasa Memiliki yang Tinggi bekerja. Bahkan tidak jarang mengijinkan
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap pegawai untuk mengutarakan ketidaksetujuan
organisasi akan membuat pegawai memiliki mereka terhadap hal apapun di tempat kerja.
sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung
jawab terhadap organisasi sehingga pada
akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai
dengan pengertian loyalitas demi tercapainya
tujuan organisasi.
f. Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan
mempunyai hubungan antar pribadi yang baik
terhadap pegawai lain dan juga terhadap "Sebuah ketidaksetujuan (dissagreement)
pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian adalah baik untuk organisasi. Justru itu dapat
loyalitas, hubungan antar pribadi ini meliputi membantu organisasi dalam mengambil sebuah
hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, keputusan Pegawai yang loyal akan berusaha
baik yang menyangkut hubungan kerja maupun untuk senatiasa men-Sharing-kan opini mereka,
kehidupan pribadi. bahkan saat mereka tahu bahwa pimpinan tidak
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan mengapresiasi opini mereka, untuk kemajuan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan organisasinya, Bahkan, terkadang mereka
mengalami masa-masa jenuh terhadap "berani melawan" akan sebuah keputusan yang
pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. memang dirasa kurang baik dengan Cara yang
Seorang pegawai yang memiliki sikap sesuai arit dan bijaksana.
dengan pengertian loyalitas akan mampu i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
menghadapi permasalahan ini dengan Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah
bijaksana. pegawai yang bisa memberikan contoh bagi
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan pegawai lain, karena mereka yang bisa menjadi
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju teladan biasanya akan selalu berpegang teguh
pasti menciptakan suasana debat dalam pada nilai organisasi, berorientasi pada target,
internalnya. Debat dalam hal ini kondisi dimana kemampuan interpersonal yang kuat, cepat
pegawai dapat mengutarakan opini mereka adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki
masing-masing. Pemimpin yang hebat pasti kemampuan memecahkan masalah dengan baik.

21
daptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki organisasi, tetapi adaptasi akan
makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar
menghadapi pencapaian tetap dilakukan.
segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan dan Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada
akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting
bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif
b. Cultural values
menurut Management Advisory Service UK
Organisasi pemerintah mengemban nilai-
yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah
nilai budaya organisasional yang sesuai
organisasi akan mempraktekkannya, yaitu:
dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
a. Purpose
Demikian pula dengan ASN sebagai individu
Organisasi beradaptasi karena memiliki
yang mempunyai nilai-nilaí yang tersemat
tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula
dalam budaya kerjanya, sehingga dituntut
dengan organisasi pemerintah, yang
untuk mengaplikasikannya agar dapat
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan
memberikan pelayanan yang maksimal dan
fungsinya yang sudah ditetapkan oleh
berkualitas.
peraturan perundangan. Penetapan tujuan
c. Vision
organisast menjadi elemen budaya adaptit
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang
pertama yang diperlukan, di mana
tergambar dalam Kerangka piker dan
pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh
diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
variabel lingkungan. Perubahan lingkungan
digunakan dalam organisasi.
tidak serta merta mengubah tujuan

22
d. Corporate values Budaya adaptif ditujukan untuk
Seperti halnya nilai budaya organisasi di menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
atas, maka nilai-nilai korporat juga menjadi organisasi, bukan sekedar untuk
pondasi penting dalam membangun budaya mengadaptasi perubahan. Penyelesaian
adaptif dalam organisasi. masalah harus menjadi tujuan besar dari
e. Coporate strategy proses adaptasi yang dilakukan oleh
Visi dan values menjadi landasan untuk organisasi.
dibangunnya strategl-strategi yang lebih h. Partnership working
operasional untuk menjalankan tugas dan Partnership memiliki peran penguatan
fungsi organisasi secara terstruktur, efisien budaya adaptif, karena dengan partnership
dan efektif. maka organisasi dapat belajar, bermitra dan
f. Structure saling menguatkan dalam penerapan budaya
Struktur menjadi penting dalam mendukung adaptif.
budaya adaptif dapat diterapkan di i. Rule
organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan Aturan main menjadi salah satu framework
sulit budaya adaptif dapat berkembang dan budaya adaptif yang penting dan tidak bisa
tumbuh di sebuah organisasi. dihindari.
g. Problem solving

23
olaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative
governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah
“value generated from an alliance between two or more firmsaiming to become more competitive by
developing shared routines”.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin
kolaborasi yaitu:
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra kolaborasi.
b. Face to face Dialogue : melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
c. Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses;
serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
d. Pemahaman bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisibersama terkait permasalahan, serta
mengidentifikasi nilai bersama; dan
e. Menetapkan outcome.

24
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENUJU SMART GOVERNANCE
MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

25
PNS merupakan warga negara Indonesia daerah yang hampir terjadi dimana-mana
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sehingga perkembangan birokrasi menjadi
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
pembina kepegawaian untuk menduduki merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
a. Pelaksana kebijakan publik
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat
b. Pelayan publik
Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
c. Perekat dan pemersatu bangsa
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
Pegawai ASN berkedudukan sebagai
dengan ketentuan peraturan perundang-
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan
undangan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
b. Memberikan pelayanan public yang
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
professional dan berkualitas, dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
Kesatuan Republik Indonesia.
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN:
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
perencana, pelaksana, dan pengawas
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
serta dapat memusatkan segala perhatian,
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kebijakan dan pelayanan public yang
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan
professional, bebas dari intervensi politik, serta
karier pegawai ASN, khususnya di daerah
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan
karier tertinggi Kedudukan ASN berada di
berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian
dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Kesatuan bagi ASN ini sangat penting,
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
mengingat dengan adanya desentralisasi dan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra

26
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
Harus mengutamakan pelayanan yang dalam penyelenggaraan dan kebijakan
berorientasi pada kepentingan publik. manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
ASN berfungsi, bertugas, dan berperan untuk
mengutamakan dan mementingkan persatuan
memberikan pelayanan publik yang
dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
professional dan berkualitas. Pelayanan public
negara di atas segalanya).
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
perundang-undangan bagi setiap warganegara jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
pelayanan administratif yang diselenggarakan dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu berkewajiban sesuai dengan tugas dan
ASN dituntut untuk professional dalam tanggungjawabnya.
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
mempererat persatuan dan kesatuan Negara perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjadi acuan bagi para ASN dalam
menjunjung tinggi martabat ASN serta penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara
daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan

27
ASN
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi
sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan
organisasi. Materi Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal Ini termasuk dalam visi misi Prosiden
Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilalannya dapat ditinjau dari etis dalam
mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan
media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan bebutaham SDM talenta
digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja
literasi digital terdiri dari kurikulum digital skil, digital safety, digital culture, dan digital ethics.

Kerangka kurikulum literasi Egital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi
kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
1. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
a) Perluasan akses dan peningkatan
b) infrastruktur digital.
c) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di pemerintahan,
layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sector kesehatan, perdagangan, sektor industri,
sektor penyiaran.
d) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
e) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
f) Persiapan terkait dengan regulasi, skemaskema pendanaan dan pembiayaan transformasi digittal
dilakukan secepatcepatnya
2. Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan komputer
dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada
mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu. kepentingan produsennya, dan cara-cara di
mana ia mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan
kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.

28
3. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelolah, memahami,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi secara aman dan
tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini
mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi
informasi dan literasi media.
4. Hasil survei indeks literasi digital kominfo menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks Literasi
Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia
dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
5. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada
tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi
digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
a) kecakapan digital,
b) budaya digital,
c) etika digital dan
d) keamanan digital,

29

Anda mungkin juga menyukai