A. LATAR BELAKANG
Suatu keberhasilan keja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi
kebiasaan. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan disebut dengan budaya, dikaitkan dengan
mutu/kualitas kerja maka dinamakan budaya kerja .
Budaya kerja pertama kalai dikenalkan oleh Negara Jepang dalam melakukan manajemen kualitas
yang berakar dan bersumber dari budaya yang dimiliki bangsa Jepang dikombinasikan dengan
tehnik-tehnik manajemen modern pada tahun 1970an. Keberhasilan Jepang membangun
perekonomiannya mendorong bangsa lain ingin meniru dan mengembangkan sesuai dengan
budaya yang dimiliki Negara masing-masing.
Bangsa Indonesia sendiri mengembangkan pola Program Pengendalian Mutu Terpadu dan telah
berkembang disektor swasta namun kurang mengakar,sehingga kurang mantap keberadaannya
,hal ini dikarenakan manajemen yang kurang menggali nilai-nilai budaya untuk diolah menjadi
perilaku manajemen pada saatnya nanti menjadi kebiasaan dan keyakinan untuk bekerja yang
lebih baik dan mendapatkan mutu yang diharapkan dan sekaligus dapat membangun SDM yang
berkualitas.
B. PENGERTIAN
1. Budaya dan Kebudayaan:
Secara harfiah, pengertian budaya (culture) berasal dari kata Latin colere yang artinya
mengerjakan tanah atau mengolah ladang, yang merupakan kebiasaan hidup yang dilakukan
orang saat itu. Selanjutnya budaya diartikan sebagai cara hidup tertentu yang memancarkan
identitas tertentu pula dari suatu bangsa (Ashley Montagu & Cristoper Dawson, 1993). Menurut
The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan
dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan
semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.
Koentjoroningrat mengartikan budaya sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar.
Kebudayaan memiliki tiga wujud, namun dalam kenyataan kehidupan sehari-hari tidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lain, yaitu :
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai dan normanorma, peraturan-peraturan dsb. ( wujud ini sebagai wujud idiil, sifatnya bastrak tidak dapat
diraba/difoto, lokasinya ada dialam fikiran masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup )
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari mansuia dalam
masyarakat. (wujud ini sebagai system social, lebih konkrit karena terjadi disekeliling kita seharihari bisa diamati, difoto dan didokumentasikan )
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (sebagai kebudayaan fisik,
wujudnya lebih konkrit lagi misalnya candi, kantor, pabrik, para ahli dll)
2. Kerja :
Dalam memberikan definisi istilah kerja ini dalam budaya organisasi dilakukan dengan
mengidentifikasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Kerja adalah hukuman. manusia hidup bahagia tanpa kerja,tetapi Karen berbuat salah
maka dihukum harus bekerja bentuk hukuman adalah kerja paksa.
Kerja adalah beban. Hal ini bagi orang yang malas, pekerja yang berada dalam posisis
lemah
Kerja adalah Kewajiban. Karena terikat kontrak atau guna memenuhi perintah atau
membayar hutang.
Kerja adalah sumber penghasilan. Hal ini jelas kerja sebagai sumber nafkah merupakan
anggaran dasar masyarakat umumnya
5.
Kerja adalah kesenangan. Kerja sebagai kesenangan seakan hobi, karena suka kerja
(workaholic)
6.
Kerja adalah gengsi atau prestise. Kerja sebagai gengsi berkaitan dengan status social dan
jabatan, karena itu jabatan structural lebih diidamkan dari jabtan fungsional.
7.
Kerja adalah aktualisai diri. Kerja disini dikaitkan dengan peran, cita-cita atau ambisi.
(ibaratnya, lebih memilih jadi kepala ayam dari pada ekor sapi)
8.
Kerja adalah panggilan jiwa. Kerja disini berkaitan dengan bakat, disini tumbuh
profesionalisme dan pengabdian kepada kerja.
9.
Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih.
10.
Kerja adalah hidup. Hidup diabdikan dan diisi untuk dan dengan kerja
11.
Kerja adalah ibadah. Kerja sebagai pernyataan syukur atas kehidupan didunia ini,
dilakukan seakan-akan kepada dan bagi kemuliaan nama Tuhan bukan kepada manusia
12.
Kerja adalah suci. Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan dengan perbuatan dosa
pelanggaran dan kejahatan
3. Budaya Kerja
Adalah suatu falsafah yang didasari oleh suatu pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi yang tercermin dalam sikap perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat, pandangan dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja (Sumber : Drs.
Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM )
Sedang Budaya kerja organisasi, adalah manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan,
produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomi dan
memuaskan
Menurt hasil seminar KORPRI 1992, Budaya kerja adalah suatu komponen kualitas mansuia yang
sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan ;
Budaya kerja dapat ikut menentukan intergritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam
menjamin kesinambungan kehidupan bangsa ; Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilainilai yang dimilikinya yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.
C. TUJUAN DAN MANFAAT BUDAYA KERJA
1. Tujuannya :
Untuk merubah sikap dan perilaku SDM yang ada dapat meningkatkan produktivitas kerja yang
lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.
2. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :
a. meningkatkan jiwa gotong royong
b. meningkatkan kebersamaan
c. saling terbuka satu sama lain
d. meningkatkan jiwa kekeluargaan
e. meningkatkan rasa kekeluargaan
f. membangun komunikasi yang lebih baik
g. meningkatkan produktivitas kerja
h. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
D. PRINSIP BUDAYA KERJA
Dalam suatu oragniassi bekerja melalui serangkaian proses yang saling berkaitan yang terjadi
melalui dan melewati batas-batas birokrasi. Kesalahan dalam suatu proses akan mempengaruhi
pada kualitas produk akhir ,oleh karena itu jaminan mutu terletak pada kekuatan setiap rangkaian
yang berjalan benar sejak pertama pada setiap tahap pekerjaan.
Tujuan fundamental dari budaya kerja adalah untuk membangun SDM seutuhnya agar setiap orang
sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan sifat peran, berkomunikasi secara efektif dan
efisien yang menggembirakan.
E. NILAI-NILAI BUDAYA KERJA:
a. Unsur-Unsur Falsafah Budaya Kerja
Falsafah Negara, bangsa dan rakyat Indonesia adalah Pancasila seperti yang dimuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam organisasi pemerintah
mutlak harus diwujudkan dalam semua tingkatan kepemimpinan. Pola komunikasi yang
partisipatif, gaya kepemimpinan yang lebih pada mengajak dari pada memerintah, memberi
keteladanan yang baik, mendorong dan memberikan kepercayaan kepada bawahan, serta
pengambilan keputusan dengan cara musyawarah merupakan konsekuensi dari keharusan
melaksanakan nilai-nilai dari falsafah pancasila tersebut.
Nilai-nilai budaya kerja yang dipengaruhi unsur-unsur falsafah negara tersebut dapat membentuk
system kerja dan lingkungan kerja yang : disiplin, efektif, efisien, cepat, pasti, sopan, ramah,
penolong, indah, nyaman, dan memiliki produktivitas yang tinggi.
b. Arti dan Makna Nilai Budaya Kerja.
Nilai adalah dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang untuk menentukan sikap dan
perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian.
Nilai budaya kerja adalah pilihan nilai-nilai moral dan etika yang dianggap baik dan positif. Nilai
tersebut dipedomani secara individu maupun kelompok yang dapat meningkatkan produktivitas
dan kinerja dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat.
F. WAWASAN TUGAS ORGANISASI PEMERINTAH
a. Wawasan Tugas.
Wawasan tugas pemerintah merupakan pemahaman terhadap kondisi yang mempengaruhi
organisai baik internal maupun eksternal ,untuk memahami wawasan tersebut harus memahami
Visi dan Misi organisasi .
Visi adalah gambaran masa depan suatu organisasi yangb realistic, kridibel dan atraktif. Visi bagi
oraganisasi mempunyai makna yaitu:
Memberi nilai tambah bagi kehidupan oraganisasi baik secara individu maupun
keseluruhan organisasi
Membangun komitmen diantara angkatan kerja organisasi untuk bergerak maju menuju
masa depan yang lebih baik
Mengatasi ketakutan akan kegagalan usaha yang mengarah pada kemajuan dan perbaikan
masa depan
Menantang setiap kemamapan dan status quo yang merugikan kelangsungan hidup
organisasi
Misi : adalah Suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai yang
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Ciri-ciri misi yang baik:
Memiliki integritas suatu sense of purpose sejati yang mendorong organisasi berbuat
serta menyatakan hal yang terbaik
Harus bermakna dan relevan membuat perbedaan yang jelas bagi person atau kehidupan
sehari-hari
Bertahan lama dan dapat dipertahanlan diperpanjang serta mampu melanggengkan
hubungan-hubungan
Mudah dikomunikasikan dan dapat diingat yang memadukan tujuan organisasi dan
janjinya pada pelanggan
Sederhana
Didasari oleh nilai-nilai
Mudah diterjemahkan menjadi spesifik
Berbeda dapan dapat diingat dan baru tdk hanya mengarah kepada anggota melainkan
juga menyegarkan dan member
Tidak menguasai kompetensi yang diperlukan organisasi
Menarik bersama asama sumber daya dan berbagai bagian oragnisasi
Misi yang menciptakan pasar harus mengkaitkan kemanusiaan dan fungsi analitas.
b. Organisasi Pemerintah.
Pengertian organisasi dalam arti statis adalah wadah yang berupa bagan atau struktur, tempat
berkumpulnya orang yang melaksanakan tugas. Dalam arti dinamis adalah suatu proses
penetapan dan pembagian pekerjaan atau tugas.
Pembatasan tugas dan tanggung jawab serta wewenang hubungan kerja,sehingga memungkinkan
orang-orang dapat berinteraksi dalam pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi
Aspek struktur organisasi yang meliputi pengelompokan secara formal dan bagan
organisasi
Aspek proses perilaku yang meliptuti komunikasi pembuatan keputusan,motivasi dan
kepemimpinan
Dalam operasionalnya organisasi pemerintah dapat dibedakan dalam Departemen dan lembaga
Non Departemen(LPND) Bentuk organisasi pemerintah merupakan gabungan dari unsur lini,
unsure staf dan fungsional.
c. Perubahan.
Setiap manusia harus mau menghadapi perubahan, terutama dalam program Budaya Kerja ,
masalah perubahan dalam program budaya kerja musuh terberat adalah diri kita sendiri, oleh
karena itu kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan perubahan .
Perubahan merupakan hal yang penting dalam program budaya kerja, karena masalah budaya
kerja adalah masalah perilaku kita sendiri. Karena itu dalam membangun budaya kerja kita harus
berkomitmen untuk melakukan perubahan pada diri kita berdasar pada empat potensi dasar
manusia yang telah dianugerahkan Allah SWT, yaitu :
1). Kesadaran diri : mampu mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran kita
sendiri, tindakan, kebiasaan, memungkinkan kita mennjadi sadar akan nilai-nilai social psikhis dari
program yang ada dalam diri kita untuk mencari peluang antara rangsangan dan tanggapan.
2). Hati Nurani : mampu menghubungkan kita dengan perkembangan jaman,merupakan alat
pemberi arah dalam hati kita untuk memehami bila bertindak atau merenungkan sesuatu yang
tidak sejalan.
3). Kehendak bebas memberikan kemampuan untuk memberikan kekeuatan mengatasi
paradigm-paradigma kita utk melawan arus ,memiliki kekuatan utk bertindak berdasarkan hati
nurani dan visi.
4). Imajinasi kreatif merupakaan kemampuan untuk melihat kemasa yang akan dating untuk
menciptakan sesuatu sesuai dengan prinsip organisasi .
Kempat potensi diatas tersebut tidak akan muncul apabila tidak mendapatkan pembinaan dari
lingkungannya, kecuali pada pada potensi diri pribadi, sedangkan pada kelompok akan lebih sulit
aktualisasi potensi diri, perlu kondisi tertentu agar potensi bisa menjadi kenyataan perilaku antara
lain :
2). Tindakan bermutu tsb dikembangkan ,dipertahankan dan dibina terus menerus sehingga
menjadi budaya
3). Tindakan manajemen /administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan menyelesaikan
pekerjan,kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan [elatihan
Potensi kekuatan Budaya dalam manajemen dapat dilihat dari beberapa aspek :
Kekuatan, Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi
Peran , Ketrampilan yang berinteraksi melalui uraian jabatan, prosedur, peraturan dan
system (professional)
Tugas : Mendorong dinamika untuk melakukan penelitain dan pengembangan (semangat
dinamik)
Pribadi : Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan gotong royong
Ketapatan : Bilamana kita mampu mempertemukan Budaya dengan tuntutan eksternal
dan hambatan internal(selaras serasi dan seimbang)
Budaya kerja merupakan suatu komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun SDM,proses
kerja dan hasil kerja yang lebih baik,hal ini bersumber dari pribadi masing amsing individu yang
terkait dalam organisasi kerja itu sendiri.
Seperti nilai apa yang sepatutnya setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka,kemudian
falsafah yang dianutnya seperti BUDAYA KERJA merupakan suatu proses tanpa akhir atau terus
menerus
Upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam manajemen / administrasi dapat dilakukan melalui :
a. kekuatan motivasi
b. memiliki ketrampilan
c. memiliki kepribadian
d. mampu berperan
Memiliki keempat unsure diatas tidak bisa optimal bilamaana tidak memperhatikan factor
manusiawi berupa kejenuhan. Yang dimaksud dengan produktivitas budaya kerja adalah sikap
mental yang selalau mencari perubahan atau perbaikan yang telah dicapai dengan menerapkan
teori dan metode .
Perilaku manajemen yang mengjasilkan produk bermutu anatara lain :
a. kepemimpinana
b. perencanaan
c. pengorganisasian
d. penentuan prioritas
e. pendelegasian
f. pengendalian
g. pemecahan masalah
h. pengambilan keputusan
i. komunikasi lisan
j. komunikasi tertulis
k. ketrampilan adminsitrasi
l. hubungan antar pribadi
m. pemeiharaan keselamatan
n. kerumahtanggaan
o. ketepatan waktu dan kehadiran
G. PENERAPAN BUDAYA KERJA
1. Organisasi Budaya Kerja.
nunda tugas dan kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya
Karena organisasi itu adalah masalah orang,maka harus dpelajari secar sungguh-sungguh agar
dalam penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki sehingga
dimungkinkan displin organisasi dapat ditegakan dalam upaya mencapai tujuan
Menurut Keiz Davis & Jhon.W.Newstrom menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 macam sifat
yaitu :
a. Disiplin preventif adalah tindakan sdm agar terdorong untuk mentaati standard an
peraturan. Tujuannya untuk mendorong sdm agar memiliki displin pribadi yang tinggi.
b. Displin korektif, adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau
peraturan, tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbul pelanggaran lebih lanjut.
c. Disiplin progresif, adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang
makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat
dijatuhkan.
H. NILAI-NILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA
Ada 17 butir nilai-nilai dasar budaya kerja Aparatur Negara yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam bersikap dan berperilaku, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
A. LATAR BELAKANG
Suatu keberhasilan keja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang
menjadi kebiasaan. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan disebut dengan budaya,
dikaitkan dengan mutu/kualitas kerja maka dinamakan budaya kerja ........
Budaya kerja pertama kalai dikenalkan oleh Negara Jepang dalam melakukan
manajemen kualitas yang berakar dan bersumber dari budaya yang dimiliki
bangsa Jepang dikombinasikan dengan tehnik-tehnik manajemen modern pada
tahun 1970an. Keberhasilan Jepang membangun perekonomiannya mendorong
bangsa lain ingin meniru dan mengembangkan sesuai dengan budaya yang
dimiliki Negara masing-masing.
Bangsa Indonesia sendiri mengembangkan pola Program Pengendalian Mutu
Terpadu dan telah berkembang disektor swasta namun kurang
mengakar,sehingga kurang mantap keberadaannya ,hal ini dikarenakan
manajemen yang kurang menggali nilai-nilai budaya untuk diolah menjadi
perilaku manajemen pada saatnya nanti menjadi kebiasaan dan keyakinan untuk
bekerja yang lebih baik dan mendapatkan mutu yang diharapkan dan sekaligus
dapat membangun SDM yang berkualitas.
B. PENGERTIAN
1. Budaya dan Kebudayaan:
Secara harfiah, pengertian budaya (culture) berasal dari kata Latin colere yang
artinya mengerjakan tanah atau mengolah ladang, yang merupakan kebiasaan
hidup yang dilakukan orang saat itu. Selanjutnya budaya diartikan sebagai cara
hidup tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa
(Ashley Montagu & Cristoper Dawson, 1993). Menurut The American Herritage
Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola
perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan,
dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.
Koentjoroningrat mengartikan budaya sebagai keseluruhan system gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
Kebudayaan memiliki tiga wujud, namun dalam kenyataan kehidupan sehari-hari
tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, yaitu :
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-
nilai dan norma-norma, peraturan-peraturan dsb. ( wujud ini sebagai wujud idiil,
sifatnya bastrak tidak dapat diraba/difoto, lokasinya ada dialam fikiran
masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup )
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari
mansuia dalam masyarakat. (wujud ini sebagai system social, lebih konkrit
karena terjadi disekeliling kita sehari-hari bisa diamati, difoto dan
didokumentasikan )
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (sebagai
kebudayaan fisik, wujudnya lebih konkrit lagi misalnya candi, kantor, pabrik, para
ahli dll)
2. Kerja :
Dalam memberikan definisi istilah kerja ini dalam budaya organisasi dilakukan
dengan mengidentifikasi sebagai berikut :
Kerja adalah hukuman. manusia hidup bahagia tanpa kerja,tetapi Karen berbuat
salah maka dihukum harus bekerja bentuk hukuman adalah kerja paksa.
Kerja adalah beban. Hal ini bagi orang yang malas, pekerja yang berada dalam
posisis lemah
Kerja adalah Kewajiban. Karena terikat kontrak atau guna memenuhi perintah
atau membayar hutang.
Kerja adalah sumber penghasilan. Hal ini jelas kerja sebagai sumber nafkah
merupakan anggaran dasar masyarakat umumnya
Kerja adalah kesenangan. Kerja sebagai kesenangan seakan hobi, karena suka
kerja (workaholic)
Kerja adalah gengsi atau prestise. Kerja sebagai gengsi berkaitan dengan status
social dan jabatan, karena itu jabatan structural lebih diidamkan dari jabtan
fungsional.
Kerja adalah aktualisai diri. Kerja disini dikaitkan dengan peran, cita-cita atau
ambisi. (ibaratnya, lebih memilih jadi kepala ayam dari pada ekor sapi)
Kerja adalah panggilan jiwa. Kerja disini berkaitan dengan bakat, disini tumbuh
profesionalisme dan pengabdian kepada kerja.
Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dilakukan dengan tulus dan
tanpa pamrih.
Kerja adalah hidup. Hidup diabdikan dan diisi untuk dan dengan kerja
Kerja adalah ibadah. Kerja sebagai pernyataan syukur atas kehidupan didunia ini,
dilakukan seakan-akan kepada dan bagi kemuliaan nama Tuhan bukan kepada
manusia
Kerja adalah suci. Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan dengan
perbuatan dosa pelanggaran dan kejahatan
3. Budaya Kerja
Adalah suatu falsafah yang didasari oleh suatu pandangan hidup sebagai nilainilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam
kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang tercermin dalam
sikap perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, pandangan dan tindakan yang
terwujud sebagai kerja atau bekerja (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM
dan Drs. Tri Guno, LLM )
Sedang Budaya kerja organisasi, adalah manajemen yang meliputi
pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang
berkualitas dalam arti optimal, ekonomi dan memuaskan
Menurt hasil seminar KORPRI 1992, Budaya kerja adalah suatu komponen
kualitas mansuia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi
tolok ukur dasar dalam pembangunan ; Budaya kerja dapat ikut menentukan
intergritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin
kesinambungan kehidupan bangsa ; Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan
nilai-nilai yang dimilikinya yang mampu mendorong prestasi kerja setinggitingginya.
C. TUJUAN DAN MANFAAT BUDAYA KERJA
1. Tujuannya :
Untuk merubah sikap dan perilaku SDM yang ada dapat meningkatkan
produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.
2. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :
a. meningkatkan jiwa gotong royong
b. meningkatkan kebersamaan
c. saling terbuka satu sama lain
d. meningkatkan jiwa kekeluargaan
e. meningkatkan rasa kekeluargaan
f. membangun komunikasi yang lebih baik
g. meningkatkan produktivitas kerja
h. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
D. PRINSIP BUDAYA KERJA
Dalam suatu oragniassi bekerja melalui serangkaian proses yang saling berkaitan
yang terjadi melalui dan melewati batas-batas birokrasi. Kesalahan dalam suatu
proses akan mempengaruhi pada kualitas produk akhir ,oleh karena itu jaminan
mutu terletak pada kekuatan setiap rangkaian yang berjalan benar sejak
pertama pada setiap tahap pekerjaan.
Tujuan fundamental dari budaya kerja adalah untuk membangun SDM seutuhnya
agar setiap orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan sifat
peran, berkomunikasi secara efektif dan efisien yang menggembirakan.
Pelajari dan terapkan metode perbaiakan dan hindari quota Numerik dalam
memecau produksi
Janagan meremehkan ketrampilan pegawai tetapi berikan ,tanamkan kebanggan
akan ketrampilan kerja yang dimilikinya
Laksanakan program diklat secara rutin pada setiap pegawai
Libatkan setiap orang yng berada diorganisasi dalam perubahan dan
penyempurnaan.
d. Cara kerja Birokrasi.
1). Cara Kerja Tradisonal :
a) masih bersifat feodalistik
b) ketat pada peraturan
c) tertutup
d) mempersulit pelayan terhdp orang lain
e) menghadapi orang lain penuh curiga
f) Suka main hakim sendiri
g) membuat peraturan untuk memperkuat diri
2). Cara kerja baru :
a) Lebih efektif dan efisien
b) Demokratis dan terbuka
c) Lebih rasional dan fleksibel
d) Lebih desentralisasi
Hal ini untuk menghadapi dan mengantisipasi pada perubahan manajemen
dalam pengaruh globalisasi yang menerpa semua Negara termasuk Indonesia.
Bila cara kerja baru ini dilakukan dengan benar maka untuk manajemen harus
berorinteantasi pada tujuan organisasi lebih efektif dan efisien dengan cara
seperti:
a) Merumuskan tujuan dan sasaran organisasi secara jelas dan rinci
b) Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam bentuk kebijaksanaan dan
startegi yang operasional
c) Dilaksanakan dengan penuh peran serta semua pihak baik yang berupa kerja
sama maupun koordinasi
d) Pelaksanaan tsb terus dikendalikan,temuannya dianaliss,kemudian ditindak
lanjuti berupa perbaikan atau penyempurnaan secaar terus menerus
Perubahan akan terlihat hasilnya apabila didahului oleh perubahan sikap dan
perilaku SDM yang akan menjadi pendukung utama perubahan manajemen.hal
ini diperlukan langkah kegiatan yang terus menerus sehingga menjadi kebiasaan
dan akhirnya menjadi budaya baru yang dimiliki .
Unsur yang terkandung dalam upaya perubahan meliputi :
a. kekuatan motivasi
b. memiliki ketrampilan
c. memiliki kepribadian
d. mampu berperan
Memiliki keempat unsure diatas tidak bisa optimal bilamaana tidak
memperhatikan factor manusiawi berupa kejenuhan. Yang dimaksud dengan
produktivitas budaya kerja adalah sikap mental yang selalau mencari perubahan
atau perbaikan yang telah dicapai dengan menerapkan teori dan metode .
Perilaku manajemen yang mengjasilkan produk bermutu anatara lain :
a. kepemimpinana
b. perencanaan
c. pengorganisasian
d. penentuan prioritas
e. pendelegasian
f. pengendalian
g. pemecahan masalah
h. pengambilan keputusan
i. komunikasi lisan
j. komunikasi tertulis
k. ketrampilan adminsitrasi
yang baik dan luhur, namun tidak semudah itu setiap orang mempunyai
dorongan yang positif ,mereka perlu dibantu orang lain yang berperan sebagai
pemimpin atau atasan
5. Lingkungan Kerja:
Untuk Melakukan Program Budaya Kerja Diperlukan Persiapan Yang Berupa
Penciptaan Lingkungan Kerja Dengan Paradigm Yang Disepakati Untuk Mencapai
Tujuan Organisasi Dengan Cara Yang Lebih Efektif Dan Efisien, Oleh Karena Itu
Kita Sedikit Melihat Pada Diri Kita Sendiri Sebagai Sdm ,(Prof Dr.Kusanadi
Harasumantri) Bahwa Kekuatan Sdm Bukan Pada Jasmani Atau Jiwa Yang
Dimilkiki Namun Kekuatan Tersebut Terletak Pada Semangat Dan Kemampuan
Kerja, Karena Kerja Sama Akan Mampu Meningkatkan Mutu Dan Mautu Yang
Harus Dicapai Terus Menerus ,Dipertahankan Dan Dikembangkan Akan Menjadi
Budaya Kerja Yang Dimiliki Oleh Kelompok Yang Bersangkutan
6. Kerjasama Melalui Kelompok :
Kerjasama merupakan suatu nilai-niali yang sangat penting dalam manjemen
khususnya manajemen serba sasaran ataupun manajemen partisispasi. Kata lain
kerjasama adalah partisipasi atau gotong royong , konsekwensinya dan nilai-nilai
tersebut mendasari karakteristik suatu manajemen dimana partisiapsi itu
dimungkinkan berperan dalam setiap pengambilan keputusan manajemen.
7. Disiplin :
Adalah suatu aspek keuatan sdm itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku
disiplin,karena disiplin dapat mempunyai dampak kuat terhadap suatu organisasi
untuk mencapai keberhasilan dan menegajar tujuan yang direncanakan.
Disiplin dimulai dari diri pribadi anatara alain harus jujur pada dirinya
sendiri,tidak boleh menunda-nunda tugas dan kewajibannya dan memberikan
yang terbaik bagi organisasinya
Karena organisasi itu adalah masalah orang,maka harus dpelajari secar sungguhsungguh agar dalam penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan
ketrampilan yang dimiliki sehingga dimungkinkan displin organisasi dapat
ditegakan dalam upaya mencapai tujuan
Menurut Keiz Davis & Jhon.W.Newstrom menyatakan bahwa disiplin mempunyai
3 macam sifat yaitu :
a. Disiplin preventif adalah tindakan sdm agar terdorong untuk mentaati
standard an peraturan. Tujuannya untuk mendorong sdm agar memiliki displin
pribadi yang tinggi.
b. Displin korektif, adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar
atau peraturan, tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbul
pelanggaran lebih lanjut.