PEMBAHASAN
Efisiensi adalah asas perbandingan terbaik antara usaha dan hasil. Yang dimaksud
dengan usaha adalah pelaksanaan pekerjaan yang menerapkan / menggunakan
pikiran, tenaga, uang, waktu , barang dan ruang. Efisiensi menceritakan bagaimana
suatu usaha dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan eksploitasi yang semakin
meningkat karena penggunaan biaya/dana yang sudah melebihi target yang
direncanakan. Di satu sisi, maksud dari efektivitas adalah meminta dan berusaha
agar segala usaha atau aktivitas organisasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dengan tetap melakukan efesiensi secara benar sesuai porsinya.
2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi :
1. Succint, Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.
2. Appealing, Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang
akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai.
3. Feasible, Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi
haruslah menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai.
4. Meaningful, Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun
tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.
5. Measurable, Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk
melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah
bisa dicapai atau belum.
Misi Adalah cara bagaimana kita mewujudkan visi tersebut. Kriteria misi yang dapat
menunjang terwujudnya efektifitas dan efisiensi adalah sebagai berikut,
1. Simple and Clear , Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja.
Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan
jargon-jargon organisasi.
2. Broad and long-term in future. Pernyataan misi organisasi harus cukup luas
mengakomodasikan perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus
bisa menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan misi
organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang.
3. Focus on the present. Pernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu berorientasi
pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang.
4. Easy to understand. Misi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah
dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota
organisasi, stakeholder.
Struktur organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Beberapa hal dalam strutur organisasi yang dapat menunjang terjadinya efektifitas
dan efisiensi adalah :
2. Berwawasan wirausaha
Organisasi belajar, bukan masalah tentang ukurannya, seperti struktur dan
menjalankan dengan sebuah kedinamisan dan semangat enterpreneurial yang
serupa dengan perusahaan kecil yang baru. Mengapa? Karena ketika ukuran unit
pekerjaan menjadi begitu besar, pengetahuan dan kekuasaan telah hilang,
komunikasi dan komitmen telah dikurangi. Asea Brown Broveri (ABB) adalah contoh
yang bagus untuk organisasi belajar yang luas yang tetap kecil. Dengan penjualan
lebih dari $30 milyar pertahun dan lebih dari 2000 pekerja diseluruh dunia, ABB
diperkecil menjadi 5000 pusat profit tersendiri, masing-masing terdiri tidak lebih dari
50 orang.
Strategi organisasi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Jadi suatu organisasi harus memikirkan
secara matang bagaimana visi yang efektif agar dalam melaksanakan misinya
dapat berjalan secara efisien
SDM
Dalam organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) juga mempengaruhi efektivitas
organisasi. Sumber Daya Manusia yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi
antara lain adalah pimpinan dan anggotanya. Dalam hal ini pemimpin memegang
peranan penting dalam perekrutan anggota. Sebagai pimpinan tentu saja ia tahu
kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam organisasi yang ia pimpin. Peran utama
seorang pemimpin adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi team-nya untuk
bekerja dengan tenang dan harmonis. Peran lain pemimpin juga sebagai motivator
yaitu sebagai penggerak para anggotanya dengan maksud agar mereka mau
bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi dan meingkatkan kepuasan kerja
mereka. Jika dalam sebuah organisasi setiap anggota merasa bahwa organisasi
tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut
di atas maka akan tercipta motivasi dan komitmen yang tinggi.
Selain itu sangat penting membangun kerja sama tim. Sinergi team work dapat
dicapai ketika setiap individu tim merubah diri dari sifatnya yang individualis kedalam
sebuah tim yang sifatnya kolektif. Membuka diri dan mau menerima peran serta
orang lain merupakan permulaan dan membuka jalan bagi kita untuk mempercepat
sinergi team work.
Budaya Perusahaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa”
itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
“individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan
“kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
1. tingkat universal, yaitu program mental yang dimiliki oleh seluruh manusia.
Pada tingkatan ini program mental seluruhnya melekat pada diri manusia,
2. tingkat collective, yaitu program mental yang dimiliki oleh beberapa, tidak
seluruh manusia. Pada tingkatan ini program mental khusus pada kelompok atau
kategori dan dapat dipelajari.
3. tingkat individual, yaitu program mental yang unik yang dimiliki oleh hanya
seorang, dua orang tidak akan memiliki program mental yang persis sama. Pada
tingkatan ini program mental sebagian kecil melekat pada diri manusia, dan lainnya
dapat dipelajari dari masyarakat, organisasi atau kelompok lain.
Budaya Organisasi adalah suatu sistem pemahaman dalam bertindak yang
dimengerti dan menjadi pegangan seluruh karyawan yang membedakan suatu
organisasi dengan organisasi lainnya.
Budaya organisasi yang baik adalah budaya yang memiliki sistem nilai yang
mendukung terjadinya pembelajaran melalui :
Iklim perusahaan di mana belajar sangat bernilai dan dihargai. Budaya organisasi
berkaitan erat dengan pemeberdayaan karyawan (employee empowerement) di suatu
perusahaan. Semakin kuat budaya organisasi, semakin besar dorongan para karyawan
untuk maju bersama dengan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan,
dan pengembangan budaya organisasi dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan dalam
rangka membangun perusahaan yang efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang
hendak dicapai. Dengan demikian antara budaya organisasi dan budaya perusahaan saling
terkait kareana kedua-keduanya ada kesamaan, meskipun dalam budaya perusahaan
terdapat hal-hal khusus seperi gaya manajemen dan system manajemen dan sebagainya,
namun semuanya masih tetap dalam rangkaian budaya organisasi.
Tanggung jawab untuk belajar ditanggung oleh semua lapisan dalam organisasi,
maksudnya adalah bahwa setiap karyawan harus memiliki kesadaran bertanggung jawab
pada dirinya untuk terus belajar dan berinovasi demi tercpainya tujuan organisasi tersebut.
Dalam budaya kerja, seluruh kegiatan diarahkan untuk terjadinya belajar dalam organisasi
tersebut.
Kepercayaan dan otonomi, dalam suatu organisasi harus membudayakan rasa percaya
kepada sesama anggota organisasi. Mereka harus bisa peduli satu sama lain termasuk juga
saling melengkapi kekurangan diantara mereka, misalnya dengan cara saling terbuka dan
memberikan umpan balik (respon) antara anggota dengan anggota dan anggota dengan
atasan.
Inovasi, eksperimen dan pengambilan resiko, dalam berorganisasi anggota harus
dibudayakan untuk berani mengambil langkah-langkah ekstrim walaupun penuh resiko .
Resiko disini maksudnya suatu kegagalan yang nantinya bisa dijadikan sebagai pelajaran
untuk menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu sehingga dapat meningkatkan
pembelajaran dan cara-cara baru untuk memenuhi dan mencapai harapan yang diinginkan.
Komitmen keuangan untuk pelatihan dan pengembangan staf. Suatu organisasi harus
membudayakan kecermatnya dalam mengatur keuangan untuk pelatihan dan
pengembangan staf agar terjadi peningktan kualitas belajar dalam organisasi.
Komitmen untuk terus meningkatkan produk dan jasa. Organisasi harus
membudayakan untuk berkomitmen dalam melakukan perbaikan terus-menerus secara
serius demi tercapainya peningkatan kualitas produk dan jasa. Dengan cara meningkatkan
menejemen mutu secara berkesinambungan dan berusaha melakukan sesuatu yang lebih
baik dengan tujuan dapat mensejajarkan kualitasnya dengan kualitas dunia dalam
pelayanan, produk dan operasi.
Tanggap terhadap perubahan dan kekacauan. Dalam budaya belajar, perubahan dan
kekacauan bukan untuk ditakuti, tetapi disitu terdapat semangat, tekat dan kreatif untuk
menciptakan suatu perubahan baru. Kekacauan disini memberikan kesempatan untuk
meningkatkan pembelajaran, untuk berinovasi dan trobosan baru dalam berteknologi.
“kekacauan menciptakan perbedaan yang membuat kita bisa belajar”(catatanHarrison)
Kualitas kehidupan kerja. Organisasi belajar berkomitmen untuk mengembangkan
potensi manusia di lingkungan organisasi dengan potensi yang menarik dan menantang
karena bakat yang dimilikinya. Selain dapat mengembangkan potensi manusia tersebut
lingkungan juga dapat mendorong seseorang untuk peduli dan saling berbagi terhadap
orang lain dengan membagi potensi yang ia punya. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
kehiupan kerja di organisasi.
Budaya berpengaruh pada efektivitas organisasi karena :
Selain itu budaya organisasi yang baik hendaknya diterapkan sistem pengendalian
yang biasa disebut social control system karena efisiensi dan efektivitas organisasi
sangat bergantung pada berfungsi tidaknya system pengendalian tersebut.