Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI

ORGANIZATIONAL PLAN, NEGOSIASI

Kelompok 7 :
Nafla Nadila 17010116
Noval Gaga Syaputra 17010063

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DIII AKUNTANSI
PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
“sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Pengertian bisnis dalam
arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang
memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bisnis dalam arti sempit
merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan (Griffin & Ebert). Setiap organisasi bisnis baik yang bergerak dibidang
produksi, jasa maupun industri, pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Agar dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan
menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja
karyawan juga perlu diperhatikan. Sistem manajemen efektif ini didukung dengan keberadaan
struktur organisasi yang baik dalam organisasi bisnis, dan juga manajemen sumber daya manusia
yang handal
Struktur organisasi disadari sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas
kerja, karena dalam struktur organisasi tersebut terdapat fungsi ataupun pembagian tugas,
departementalisasi,dan koordinasi. Pembagian tugas yang tepat lebih berpeluang dalam
menghasilkan keefektifitasan kerja karena pembagian tugas itu lebih mengoptimalkan
penggunaan sumber daya perusahaan, selain itu pembagian tugas juga mengurangi tingkat
kesalahan dan penumpukan beberapa pekerjaan.

1.2   Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan organizational plan dan negosiasi ?
1.2.2 Bagaimanakah cara membangun organisasi yang sukses ?
1.2.3 Bagimanakah bentuk legal dalam sebuah bisnis
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian organizational plan(perencanaan organisasi) dan Negosiasi


Perencanaan organisasi adalah proses berkesinambungan untuk membuat rencana
secara sistematis dengan pengetahuan terbesar di masa depan, mengatur kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana, dan memantau hasil rencana melalui umpan
balik.
Negosiasi adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua
belah pihak. Negosiasi juga bisa disebut sebagai perundingan. Seseorang yang melakukan
negosiasi disebut negosiator. Dalam melakukan negosiasi seorang negosiator harus
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan intuitif dalam melakukan negosiasi. Hal
tersebut dikarenakan negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang berdasarkan
data riil, akurat, dan faktual.

2. Cara Membangun Organisasi yang Sukses


a. Membuat Visi dan Misi
Membuat sebuah visi merupakan hal yang paling utama dalam membangun suatu
organisasi. Visi tersebut berupa suatu tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
organisasi. Untuk mewujudkan visi tersebut, kita juga harus menentukan adanya misi
yang jelas.

b. Membuat Aturan
Aturan sendiri meliputi batasan-batasan yang harus dimiliki suatu organisasi.
Tanpa adanya aturan yang jelas dapat mengakibatkan para anggota melakukan
penyimpangan yang bisa jadi merugikan organisasi tersebut di masa datang. Jadi,
buatlah suatu aturan yang dapat dipatuhi dan disegani setiap anggota organisasi.

c. Membuat Struktur Organisasi yang Terarah


Selain membuat aturan yang jelas, cara membangun organisasi yang sukses
selanjutnya adalah dengan membuat struktur organisasi yang terarah. Dengan ini,
kamu bisa melihat pembagian kerja dengan jelas serta bagaimana fungsi dari masing-
masing anggota.

d. Tegaskan Masing-masing Peran dan Tanggung Jawab


Banyak organisasi yang akhirnya tidak sukses karena mereka yang ada di
dalamnya tidak memahami peran serta tanggung jawabnya. Oleh karena itu, perlu
ditekankan terkait hal tersebut sejak dari awal pembentukan organisasi.

e. Membuat Rencana Kerja


Dan yang tak kalah penting adalah untuk membuat rencana kerja. Dengan adanya
rencana kerja yang baik, semua kegiatan dalam organisasi tentu akan berjalan dengan
baik juga. Jadi, jangan lupa untuk melakukan pertemuan untuk membuat sebuah
rencana kerja selama periode tertentu.

f. Membangun Profesionalisme
Dalam organisasi, penting juga untuk membangun profesionalisme. Cara
membangun organisasi yang sukses ini penting untuk membentuk bagaimana
organisasi tersebut bertindak. Kamu bisa membuat beberapa agenda untuk pelatihan
atau kegiatan lain yang bisa meningkatkan profesionalisme sumber daya organisasi.

g. Membangun Budaya Kerja


Sebuah organisasi bisa solid dan tangguh karena adanya budaya kerja yang baik
dalam organisasi tersebut. Salah satu budaya tersebut adalah adanya toleransi yang
tinggi dan rasa saling menghormati. Selain itu, budaya kerjasama juga sangat penting
untuk dibangun dalam sebuah organisasi.

h. Berikan Contoh Nyata


Bukannya memberi perintah saja, memberikan contoh nyata juga menjadi suatu
hal yang penting dalam sebuah organisasi, terutama bagi seorang pemimpin
organisasi. Hal ini akan membantu mengembangkan rasa hormat dalam organisasi
tersebut.
i. Membangun Komunikasi Timbal Balik
Bukan rahasia lagi jika komunikasi merupakan suatu hal mutlak dalam organisasi
apapun. Tanpa adanya komunikasi timbal balik, hubungan antar individu dalam
organisasi saat mengeksekusi suatu rencana kerja tidak akan berjalan baik.
Sebaliknya, komunikasi yang baik bisa memajukan organisasi.

3. Bentuk-Bentuk Organisasi
a. Organisasi Lini (Line Organization)
Bentuk organisasi lini disebut juga bentuk organisasi garis atau bentuk organisasi
komando.  Bentuk organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pucuk
pimpinan (top manager atau chief executive) dipandang sebagai kekuasaan tunggal. 
Segala ketentuan, keputusan atau segala kebijakan ada di tangan satu orang yaitu
pucuk pimpinan.Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi dibawahnya untuk semua jenis atau bidang pekerjaan, menurut garis
komando.  Dari pucuk pimpinan sampai kepada bawahan (satuan-satuan organisasi
lini) berlangsung menurut garis komando.  Oleh karena itu dalam bentuk organisasi
lini / garis hanya dikenal unsur pimpinan dari pelaksana yang merupakan pejabat
lini.Yang dimaksud dengan pimpinan adalah pimpinan tunggal atau pucuk pimpinan
organisasi.  Pelaksana adalah orang-orang atau unit-unit di dalam organisasi yang
secara langsung berhubungan dengan tercapainya suatu tujuan organisasi.

organisasi lini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

 Bentuknya sederhana, dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang relatif masih


kecil
 Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis
wewenang terpendek.
 ucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber
kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
 Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
 Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan
kebijaksanaan dari organisasi.
 Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.
` Keunggulannya :
Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga kesatuan perintah / komando (unity
of command) dapat dijamin
Perintah (instruction) dapat disampaikan dengan cepat karena dapat disampaikan
secara langsung kepada bawahan
Pengambilan keputusan cepat (quick decision making) karena pimpinan tidak
perlu membicarakannya dengan orang lain. 
Rasa solidaritas dan semangat korps (esprit decorps) dikalangan para anggota
organisasi pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.
Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
Kelemahannya :
o Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat
dibedakan.
o Kurangnya tenaga ahli (lack of specialized skill)
o Kepercayaan bawahan tehadap pimpinan demikian besar sehingga
memungkinkan pimpinan bertindak ororiter
o Para bawahan kurang mendapat kesempatan untuk berkembang dan untuk
berekreasi karena segala sesuatunya sudah diatur dari atas / pimpinan
o Karena segala sesuatunya sudah diatur dari atas pimpinan, apabila pimpinan
sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya maka organisasi terancam
kelangsungan hidupnya
b. Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan
dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada
pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan
keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu
kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya
memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada
pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan
kebijaksanaannya.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah :
Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan
tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
Keunggulannya :
Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf
dan pelaksana.
Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai
seorang atasan tertentu saja.
Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan
data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai dengan
keahliannya.
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang
jelas.
Kelemahannya :
 Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan
nasihat.
 Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
 Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap
tugas-tugasnyalah yang terpenting.
c. Organisasi Fungsional
Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah pembagian
kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada
“spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu
tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.
Ciri-ciri organisasi fungsional yaitu :
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan
Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas
Keunggulannya :
Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang
sama tinggi.
Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis
dibidangnya masing-masing.
Kelemahannya :
 Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
 Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
 Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area), akibat
spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
 Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi
secara menyeluruh sulit dilakukan.
 Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan
pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.
d. Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional, biasanya
diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris
(board of director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat
middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional. Organisasi ini dilakukan
dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe
organisasi tersebut.
e. Bentuk Organisasi Komite
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama
dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees organization)
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif
presidium/plural executive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga
bersifat formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian
dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara
khusus. Ciri-ciri organisasi komite :
Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
Wewenang semua anggota sama besarnya.
Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara
kolektif.
Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus
dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas (task force).
Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya :
Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa
orang.
Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan
keputusan bersama.
Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting
suara.

4. Bentuk-bentuk legal dari sebuah bisnis

a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah bentuk usaha yang paling sederhana. Pemilik
Perusahaan Perseorangan hanya satu orang dan pembentukannya tanpa izin serta
tata cara yang rumit, misalnya membuka toko kelontong atau kedai makan.

b. Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata). Menurut pasal 1618 KUH Perdata, Persekutuan Perdata merupakan
“suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya.” Menurut pasal tersebut syarat Persekutuan
Perdata adalah adanya pemasukan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng), dan
ada pula pembagian keuntungan dari hasil pemasukan tersebut. Suatu Persekutuan
Perdata dibuat berdasarkan perjanjian oleh para pihak yang mendirikannya.
Dalam perjanjian itu para pihak berjanji memasukan sesuatu (modal) kedalam
persekutuan, dan hasil dari usaha yang dijalankan (keuntungan) kemudian dibagi
diantara para pihak sesuai perjanjian. Perjanjian Persekutuan Perdata dapat dibuat
secara sederhana, tidak memerlukan proses dan tata cara yang rumit serta dapat
dibuat berdasarkan akta dibawah tangan perjanjian Persekutuan Perdata bahkan
dapat dibuat secara lisan.

c. Persekutuan Firma
Persekutuan dengan Firma merupakan Persekutuan Perdata dalam bentuk yang
lebih khusus, yaitu didirikan untuk menjalankan perusahaan, menggunakan nama
bersama, dan tanggung jawab para pemilik Firma –yang biasa disebut “sekutu”
dan bersifat tanggung renteng. Dalam Firma masing-masing sekutu berperan
secara aktif menjalankan perusahaan, dan dalam rangka menjalankan perusahaan
tersebut mereka bertanggung jawab secara tanggung rentang, yaitu hutang yang
dibuat oleh salah satu sekutu akan mengikat sekutu yang lain dan demikian
sebaliknya pelunasan hutang Firma yang dilakukan oleh salah satu sekutu
membebaskan hutang yang dibuat oleh sekutu yang lain.

d. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap/CV)


Pada prinsipnya Persekutuan Komanditer adalah Persekutuan Firma
perkembangan lebih lanjut  dari Persekutuan Firma. Jika Firma hanya terdiri dari
para sekutu yang secara aktif menjalankan perusahaan, maka dalam Komanditer
terdapat sekutu pasif yang hanya memasukan modal. Jika sebuah Firma
membutuhkan tambahan modal, misalnya, Firma tersebut dapat memasukan pihak
lain sebagai sekutu baru yang hanya memasukan modalnya tapi tidak terlibat
secara aktif dalam menjalankan perusahaan. Dalam hal ini, sekutu yang baru
masuk tersebut merupakan sekutu pasif, sedangkan sekutu yang menjalankan
perusahaan adalah sekutu aktif.

e. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham. Sebagai badan hukum, sebuah
PT dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang dapat melakukan
perbuatan hukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri dan dapat menuntut
serta dituntut di muka pengadilan. Untuk menjadikannya sebagai badan hukum
PT, sebuah perusahaan harus mengikuti tata cara pembuatan, pendaftaran dan
pengumuman sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT).

Anda mungkin juga menyukai