Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI BISNIS

"KOMUNIKASI DALAM BISNIS”

DISUSUN
OLEH:

KELOMPO
K2

LUH ADE YULI WIARSINI 11


NI MADE DWI JAYANTI 16
IDA AYU INTAN GHIRINA PUTRI 25
DEWA MADE MEGA PUTRA WIDIANA 29

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FALKUTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR TAHUN 2022

i
KOMUNIKASI DALAM BISNIS

1.1 PENGERTIAN ORGANISASI


Pengertian organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama
secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu
memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.
Sementara dalam dunia bisnis, organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan
kolaborasi untuk mencapai tujuan secara komersial dengan struktur yang jelas serta memiliki
budaya kerja khusus.

Berikut Beberapa Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli :


 W.J.S. Poerwadarminta
Pengertian organisasi menurut W.J.S Poerwadarminta yakni organisasi merupakan susunan
dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang
teratur dan tertata.
 Janu Murdiyamoko & Citra Handayani
Organisasi merupakan sebuah sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas,
progja yang jelas, prosedur dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.
 Max Weber
Organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung
jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
 Dahlan Al Barry
Organisasi merupakan pengaturan dan penyusunan bagian-bagian tertentu hingga menjadi
satu kesatuan, aturan dan susunan dari berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang
teratur dan gabungan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
 Chester I. Bernard
Organisasi merupakan sebuah sistem kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
ataupun lebih untuk melaksanakan suatu aktivitas yang didalamnya memerlukan komunikasi
dengan pencapaian tujuan bersama. Barnard menekankan peranan pada setiap orang
anggotanya yang harus diberikan informasi dan motivasi dan sebagian sebagian anggota
lainnya yang harus membuat keputusan.

1.2 CIRI - CIRI ORGANISASI


1. Memiliki anggota atau sekelompok orang di dalamnya yang berjumlah 2 orang atau lebih
untuk bisa menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Memiliki tujuan organisasi yang akan dicapai bersama. Sehingga kegiatan yang dilakukan di
dalamnya akan lebih jelas.

1
3. Saling bekerja sama menjadi ciri khas utama dalam organisasi karena bagaimanapun setiap
anggota yang ada di dalamnya harus bisa saling membantu untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Peraturan yang dibuat untuk kepentingan setiap anggota dalam organisasi tentu sangat penting
untuk membatasi sumber dayanya tetap bisa bekerja sama dengan baik dalam menjalankan
pekerjaannya.
5. Pembagian tugas yang sinergis akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam
organisasi tersebut, tentunya juga dengan pertimbangan bidang berdasarkan tujuan organisasi
yang ditentukan.

1.3 TIPE ORGANISASI


Secara garis besar organisasi sosial dapat dibedakan atas dua macam atau tipe, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal.

1. Organisasi formal
Organisasi formal adalah organisasi, di mana para anggotanya dalam usaha mencapai
tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi (formal). Organisasi-organisasi formal pada
umumnya ditandai oleh adanya pembatasan kewenangan dan tanggung jawab secara tegas
sesuai dengan peraturan- peraturan sebagai program kerjanya. Status tersebut dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu status fungsional dan status struktural. Yang dimaksud dengan status
fungsional, yaitu status yang diberikan dan dilaksanakan atas dasar keahlian (teknis) yang
dimiliki seseorang. Misalnya, seorang sarjana hukum akan diragukan keahliannya dibidang
medis; kita akan meragukan nasihat tentang astronomi yang diberikan oleh seorang juru
masak. Sedangkan yang dimaksud dengan status struktural adalah status yang berkaitan erat
dengan posisi seseorang dalam lapisan organisasi, dan atas dasar posisinya itu maka perintah-
perintah yang diberikan kepada para bawahannya harus dipatuhi. Lapisan dalam struktur
organisasi formal pada umumnya tergantung pada kompleksitas atau keragaman dari fungsi
dan tujuan yang hendak dicapai. Di dalam organisasi yang tergolong mempunyai keragaman
tujuan tinggi, biasanya diimbangi pula oleh adanya kekuasaan yang bersifat rasional; segala
kebijaksanaan dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan resmi.

Secara sederhana dapat disebutkan beberapa ciri pokok dari organisasi formal, yaitu:
a) Pola komunitas relatif mapan.
b) Disiplin kerja diatur secara formal.
c) Pengorganisasian jelas.
d) Ada kekhususan keahlian.
e) Tujuan terencana dengan jelas.

Kendatipun demikian, masih ada kelemahan dari tipe organisasi ini, antara lain sedikitnya
kesempatan bagi bawahan untuk memberikan jawaban atas pesan dan instruksi dari atasan,
lantaran kompleksnya jaringan hubungan sosial. Kecuali itu, kecenderungan keterlibatan
bawahan sedikit untuk turut campur dalam proses musyawarah dan pembuatan keputusan.

2. Organisasi informal
Organisasi informal adalah organisasi, di mana para anggotanya dalam usaha
mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan
tidak ditentukan menurut ketentuan resmi (formal). Organisasi-organisasi informal pada
umumnya ditandai oleh adanya pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab tidak
tergantung dan tidak terpengaruh oleh jabatan struktural. Rapat atau musyawarah dalam
pemecahan masalah tidak harus dilakukan di kantor, melainkan sedang istirahat pun dapat
dilakukan dengan bebas, akrab, dan terbuka tanpa ada aturan yang tegas. Dasar nilai
kedisiplinan dari anggota organisasi ini diukur dari kesadaran pribadi terhadap usaha

2
pencapaian tujuan organisasi. Adapun ciri-ciri umum dari organisasi informal, adalah sebagai
berikut :
a) Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama.
b) Hubungan informal.
c) Jumlah anggota relatif kecil.
d) Adanya kegemaran yang relatif sama di luar organisasi.
e) Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran pribadi.

Kelemahan dari tipe organisasi ini, antara lain adalah, banyak kesulitan untuk mengambil
keputusan karena keterlibatan bawahan tidak terbatas; kapasitas hasil kerja relatif rendah
karena anggotanya terbatas; dan banyak waktu luang yang dipergunakan di luar lingkup
organisasinya.

1.4 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Berikut ini, 4 fungsi komunikasi yang umum terjadi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan,
yaitu:
1. Menyampaikan Informasi.
Komunikasi mempunyai fungsi utama yaitu untuk menyampaikan informasi kepada seluruh
anggota organisasi. Anda dapat menyampaikan informasi penting seputar pekerjaan beserta
deskripsinya kepada seluruh anggota agar mereka dapat memperoleh informasi yang tepat dan
bekerja sesuai dengan instruksi. Khususnya di masa pandemi seperti saat ini, di mana hampir
sebagian besar organisasi harus bekerja dari rumah, komunikasi menjadi salah satu hal yang
penting untuk dilakukan demi mencegah miskomunikasi antar anggota organisasi.
2. Membuat kinerja organisasi menjadi lebih baik.
Komunikasi juga dapat membuat kinerja masing-masing anggota menjadi lebih baik. Anda
bisa membina komunikasi yang membangun seperti memberikan kata-kata motivasional
untuk para anggota atau bahkan sekadar berbincang seputar kehidupan sehari-hari dan berita
yang baru saja muncul di televisi untuk mencairkan suasana. Dengan demikian, anggota yang
ada di dalam organisasi dapat bekerja dengan nyaman dan tidak sungkan untuk bertanya
apabila ada kesulitan yang dihadapi.
3. Melakukan brainstorming ide.
Dalam melakukan brainstorming ide, tentu saja dibutuhkan komunikasi agar dapat mencapai
sebuah hasil yang terbaik. Dengan berkomunikasi, masing-masing anggota dapat saling
menjual gagasan ide, serta memberikan pendapat.
4. Membagi pekerjaan.
Agar dapat menentukan pekerjaan bagi masing-masing anggota di dalam organisasi, maka
tentu saja membutuhkan komunikasi di dalamnya. Dalam membagi pekerjaan, tentu saja ada
penjelasan deskripsi dan instruksi yang harus diberikan agar pembagian kerja dalam anggota
organisasi menjadi lebih jelas.
5. Menangani Konflik.
Di dalam organisasi apapun, pastinya akan ada konflik yang terjadi baik konflik antar sesama
anggota, maupun anggota dengan pemimpin organisasi. Dengan komunikasi, konflik di dalam
organisasi dapat teratasi karena adanya keterbukaan dan penyelesaian. Selain itu, dengan
komunikasi dapat tercipta sebuah solusi untuk menghindari konflik yang sedemikian rupa
terjadi kembali di waktu mendatang.

1.5 SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Komunikasi memiliki asal kata dari bahasa Latin communicatio yang maknanya adalah membuat
kesamaan, dimana hal ini diartikan sebagai kesamaan makna atau pemahaman dari proses
penyampaian pesan yang dilakukan. Selain sebagai suatu proses penyampaian pesan, komunikasi
juga diartikan sebagai suatu proses pembuatan dan penggunaan informasi oleh individu maupun
kelompok untuk dapat terhubung satu sama lain atau dengan lingkungan sosial masyarakat. Ada
tiga komponen yang menjadi kunci dalam proses komunikasi, yaitu pesan atau informasi, sumber
atau pemberi pesan, dan penerima pesan.

3
Sedangkan organisasi adalah suatu sistem atau sekumpulan dari individu yang memiliki tingkatan
atau susunan peran dan saling bekerjasama untuk meraih tujuan bersama, yang kemudian disebut
sebagai tujuan organisasi. Syarat terbentuknya suatu organisasi secara sederhana ada dua, yaitu
adanya jenjang jabatan yang menunjukkan kedudukan dan status masing-masing posisinya serta
ada pembagian tugas, kerja, atau peran yang harus dilakukan oleh masing-masing individu atau
anggota dalam organisasi. Setiap anggota memiliki tugas dan peranannya masing-masing,
tergantung pada kedudukan dan posisinya dalam organisasi tersebut.

Peranan Saluran Komunikasi


Saluran komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk satu komunikasi yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian terkait, terdapat beberapa prinsip yang dimiliki saluran komunikasi,
diantaranya adalah sebagai berikut :
 Saluran komunikasi massa relatif memainkan peran penting pada tahap pengetahuan dan
ketika melakukan komunikasi antar pribadi.
 Saluran jenis kosmopolot lebih penting digunakan saat berada di tahap pengetahuan.
 Saluran jenis lokal penting digunakan saat berada di tahap persuasif.

Berdasarkan pengertian dari kedua konsep tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses penyampaian dan pertukaran pesan yang terjadi dan dilakukan oleh pihak
yang ada dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi juga menunjukkan bagaimana interaksi
yang terjadi dalam organisasi, bagaimana pihak atau anggota dalam organsiasi itu saling
berhubungan satu sama lain. 

1.6 SALURAN KOMUNIKASI FORMAL


Saluran komunikasi formal yang ada dalam organisasi, yaitu komunikasi yang terjadi dengan
persetujuan resmi organisasi atau peraturan organisasi tersebut dan berisi hal-hal yang
berhubngan dengan kinerja dan produktivitas organisasi. Saluran formal memiliki tujuan atau
fokus pada kepentingan dalam organsiasi dan untuk mencapai tujuan organisasi, serta biasanya
dilakukan dnegan cukup resmi. Misalnya saja dengan proses komunikasi tertulis melalui memo,
surat, atau pernyataan melalui jumpa pers yang mana prosesnya sudah diatur dalam prosedur
tertentu. 

Saluran komunikasi organisasi formal terbagi lagi ke dalam tiga jenis arus komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki posisi dan
peranan yang berbeda dalam organisasi, dimana yang satunya memiliki posisi lebih tinggi
dibanding yang satunya lagi. Komunikasi vertikal bisa terjadi dari arah bawah ke atas
(upward), atau berarti dari pihak yang memiliki kedudukan lebih rendah kepada pihak yang
lebih tinggi. Atau komunikasi vertikal bisa juga terjadi dari arah atas ke bawah (downward),
yang berarti komunikasi dilakukan dari pihak yang berkedudukan lebih tinggi kepada pihak
yang memiliki kedudukan lebih rendah darinya; dan komunikasi vertikal ini yang lebih
banyak terjadi. Namun bukan berarti komunikasi dari bawah ke atas (upward) ini sama sekali
tidak pernah terjadi dalam organisasi, karena ada kalanya komunikasi dari tingkat yang lebih
bawah harus dilakukan kepada tingkat yang lebih tinggi. Hanya saja dalam prakteknya,
komunikasi vertikal upward ini tidak dapat dilakukan se-leluasa komunikasi
vertikal downward; dimana terdapat berbagai prosedur dan aturan yang membatasi pihak
yang kedudukan lebih rendah untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi. Selain itu,
pihak yang berkedudukan lebih rendah biasanya memiliki keengganan dan kesungkanan
untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi jika tidak begitu diperlukan.

2. Komunikasi Horizontal
Selanjutnya adalah komunikasi organisasi horizontal atau komunikasi lurus, dimana
komunikasi ini terjadi antara pihak yang memiliki posisi, kedudukan, atau peran yang sama
dalam organisasi. Komunikasi horizontal bisa dilakukan oleh pihak yang berstatus sesama

4
anggota dalam sebuah tim, atau bahkan sesama pimpinan tim. Misalnya saja komunikasi
organisasi yang dilakukan oleh anggota divisi keuangan dengan divisi produksi, atau
komunikasi yang dilakukan oleh manajer HRD dengan manajer keuangan. Komunikasi
organisasi horizontal adalah jenis komunikasi yang cukup penting dilakukan dalam sebuah
organisasi, terlebih lagi jika dalam organisasi tersebut terdapat ketergantungan yang besar
antar divisi atau bagian di organisasi itu. Komunikasi horizontal cenderung bersifat
koordinatif, dan memiliki beberapa tujuan seperti melakukan tindakan persuasi,
mempengaruhi pihak tertentu, atau memberikan informasi kepada pihak yang terkait. 

3. Komunikasi Diagonal
Jenis yang terakhir adalah komunikasi diagonal, yang merupakan komunikasi yang terjadi
secara menyilang baik dari segi posisi, stuktur organisasi, maupun tingkatan yang ada dalam
organisasi itu sendiri. Komunikasi diagonal ini terkadang dibilang sebagai bentuk komunikasi
yang menyimpang karena berbeda dengan bentuk sebelumnya yaitu vertikal dan horizontal,
komunikasi ini mendobrak sistem tradisional dan memutus alur yang seharusnya ditetapkan
dalam organisasi tersebut. Misalnya saja, komunikasi dengan pimpinan divisi lain perlu
melalui prosedur tertentu, namun karena adanya situasi mendadak sehingga komunikasi itu
dilakukan tanpa melalui prosedur yang berlaku. Komunikasi diagonal memang tidak
mengikuti aturan baku yang ada dalam organisasi, namun tidak bisa juga dibilang sebagai
bentuk komunikasi yang buruk. Karena dalam organisasi itu sering sekali terjadi perubahan
yang sangat dinamis, dan terkadang jenis komunikasi diagonal ini perlu untuk dilakukan pada
saat-saat tertentu.

1.7 SALURAN KOMUNIKASI INFORMAL


Saluran yang kedua adalah saluran informal, dimana praktek komunikasi ini terjadi karena dasar
interaksi sosial yang biasa terjadi dalam masyarakat. Jika dalam saluran formal orientasinya
adalah keapda organsiasi, saluran informal ini lebih berorientasi kepada hubungan antar pribadi.
Karenanya, hal-hal yang dibahas pun bukan yang terkait kepada pekerjaan secara formal namun
lebih kepada hal yang bersifat pribadi sebagai individu dalam organisasi. Saluran komunikasi
informal memang cenderung lebih santai dan tidak sebaku saluran formal, dimana tidak perlu ada
prosedur atau peraturan resmi yang dibuat oleh organisasi untuk mengaturnya. Komunikasi
informal ini biasanya dilakukan pada jam-jam santai seperti jam istirahat kantor atau saat dimana
tidak perlu serius dalam membahas pekerjaan. Biasanya pihak yang melakukan komunikasi
informal ini membahas hal yang umum terjadi dalam masyarakat seperti berita terkini atau
keadaan keluarga individu yang sedang berkomunikasi.

Terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh penting terhadap kefektifan penerapan saluran
komunikasi, diantaranya:
a) Media Lisan
Media atau pesan yang disampaikan secara verbal dapat dilaksanakan dengan menyampaikan
sendiri atau interpersonal, via media komunikasi, seperti media komunikasi modern telepon,
smartphone, dan lain-lain. Kemudian, penerima dari pesan tersebut bisa saja oleh diri sendiri,
sebuah kelompok kecil, komunitas, kelompok besar, publik, dan lain-lain. Berikut adalah
keuntungan dari media lisan, diantaranya:
 Pesan disampaikan dengan nada atau dengan warna suara dari sang pengirim, berikut
dengan gerak-gerik tubuh, serta raut wajah atau ekspresi.
 Pesan ditanggapi langsung berupa pertanyaan, penjelasan, jawaban, dan lain sebagainya.
 Pesan yang diterima bisa direspon dengan cepat.

b) Media Tertulis
Media satu ini adalah bagaimana pesan disampaikan dengan surat, laporan, memo, poster,
selebaran, dan pesan tertulis lainnya. kemudian, berikut ini keuntungan dari media tertulis,
diantaranya:

5
 Pesan tertulis memudahkan kita untuk mengingat pesan tersebut karena disampaikan
dalam bentuk tertulis.
 Pesan yang diterima dapat diserap dan dipelajari lebih lama dibandingkan dengan media
lisan yang sifatnya spontan dan mudah hilang.

c) Media Elektronik
Media terakhir adalah media elektronik, dimana penyampaian pesan menggunakan media
digital seperti faximili, email, dan lain sebagainya. beberapa keuntungan yang dapat diambil
dari menggunakan media elektronik untuk menyampaikan pesan, diantaranya :
 Data pesan lebih cepat sampai.
 Data pesan bisa menjangkau orang banyak.
 Data pesan mampu disimpan dan dilihat lagi untuk kemudian hari

1.8 KOMUNIKASI DALAM BISNIS


Komunikasi bisnis adalah proses berbagi informasi antara orang di dalam dan di luar bisnis.
Komunikasi bisnis yang efektif adalah cara karyawan dan manajemen berinteraksi untuk
mencapai tujuan bisnis. Komunikasi bisnis termasuk ke dalam kategori ilmu terapan. Pentingnya
komunikasi bisnis juga terletak pada penyajian opsi atau ide bisnis baru, perencanaan dan
proposal bisnis, membuat keputusan, pencapaian kesepakatan, pengiriman dan pemenuhan
pesanan dalam berbisnis hingga kesuksesan penjualan. Semua aktivitas yang terorganisir dalam
suatu perusahaan bergantung pada proses komunikasi bisnis. Ini dapat berupa apa saja mulai dari
komunikasi manajerial hingga komunikasi dengan vendor bisnis Anda.
 Menurut Floyd (2006), yaitu komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis dan didalamnya
mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
 Purwanto (2003), mendefinisikan komunikasi bisnis sebagai kegiatan yang meliputi
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang, kelompok kecil, atau dalam satu
lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku di dalam suatu organisasi.

Unsur Komunikasi Bisnis


Komunikasi bisnis akan berjalan dengan baik jika terdapat unsur-unsur  sebagai berikut :
 Tujuan komunikasi, dalam melakukan komunikasi tentu saja harus ada tujuan yang
disampaikan.
 Pertukaran pikiran.
 Informasi, gagasan, opini, atau instruksi yang merupakan isi pesan.
 Saluran personal atau impersonal.
 Sinyal atau simbol, sebagai alat dan metode yang dapat dipahami dan dimengerti oleh
penerima untuk menyampaikan pesan.
 Pencapaian tujuan, sebagai hasil akhir.

Jenis-Jenis Komunikasi Bisnis:


a) Komunikasi Internal ke Atas.
Komunikasi bisnis internal ke atas adalah komunikasi yang berasal dari bawahan ke
manajer atau individu dengan adanya hierarki perusahaan. Setiap pemimpin harus
memungkinkan informasi mengalir ke atas agar memiliki pemahaman yang benar tentang
operasi bisnis. Komunikasi ke atas internal biasanya mencakup survei, umpan balik,
formulir, dan laporan yang disampaikan karyawan kepada manajer atau pemimpin tim
mereka. Misalnya, laporan pemasaran dapat menyertakan statistik seperti total
pengunjung situs web, keterlibatan media sosial, atau total prospek yang dihasilkan.
b) Komunikasi Internal ke Bawah.
Komunikasi internal ke bawah mengalir dari atasan ke satu atau lebih bawahan. Jenis
komunikasi ini bisa dalam bentuk surat, memo atau arahan verbal. Saat berkomunikasi
dengan karyawan, pemimpin harus menjaga komunikasi tetap profesional dan jelas.

6
Contoh dari jenis komunikasi ini dapat mencakup memo tentang prosedur operasi
perusahaan baru seperti persyaratan keselamatan dan peraturan baru.
c) Komunikasi Bisnis Internal Lateral.
Komunikasi internal lateral terjadi di antara karyawan di tempat kerja. Saat ini, ada
banyak cara karyawan dapat berkomunikasi: chatting, pesan, email. Jenis komunikasi ini
dapat berada di dalam atau di antara departemen dan itu terjadi lebih teratur daripada jenis
komunikasi lainnya. Selain itu, seringnya komunikasi di antara karyawan memainkan
peran penting untuk keterlibatan dan produktivitas karyawan.
d) Komunikasi Eksternal.
Komunikasi bisnis eksternal adalah setiap komunikasi yang terjadi dengan pihak luar
seperti pelanggan, prospek, vendor, atau mitra. Tidak seperti semua jenis komunikasi
internal, komunikasi eksternal terjadi secara kurang teratur.

1.9 ETIKA KOMUNIKASI BISNIS


Pengertian Etika di dalam Komunikasi Bisnis.
Etika telah menjadi sebuah kata yang sangat penting dalam dunia perusahaan karena semakin
berkembangnya globalisasi dan komunikasi. Terminologi etika berasal dari bahasa Yunani yang
mengacu pada karakter atau kebiasaan atau perilaku yang dapat diterima.
 Menurut Oxford Dictionary, yang dimaksud dengan etika adalah sebuah prinsip moral yang
mengarahkan perilaku seseorang atau bagaimana sebuah kegiatan diterima. Dengan kata lain,
etika merupakan salah satu cabang dari pengetahuan yang menitikberatkan pada prinsip-
prinsip moral.
 Etika merupakan sekumpulan prinsip-prinsip atau standar etik yang mengarahkan perilaku
individu atau organisasi. Dengan menggunakan standar etika, seorang individu atau sebuah
organisasi mengatur perilaku mereka untuk membedakan antara apa yang benar atau apa yang
salah yang dirasakan oleh orang lain.
 Menurut K.D. Parzhigar dan R. Parzhigar (2006) yang dimaksud dengan etika adalah analisis
kritis nilai-nilai budaya untuk menentukan validitas kebenaran dan kesalahan dalam
terminologi dua kriteria utama yaitu kebenaran dan keadilan. Etika menentukan hubungan
seorang individu terhadap masyarakat, alam, dan Tuhan. Bagaimana orang membuat
keputusan yang etis? Mereka dipengaruhi oleh bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri
dalam hubungannya dengan kebaikan dan/atau kesempurnaan.

1. Etika Bisnis di dalam Komunikasi.


Etika bisnis dapat didefiniskan sebagai prinsip-prinsip kode tertulis maupun tidak tertulis dan
nilai-nilai yang membuat keputusan serta tindakan dalam sebuah perusahaan. Etika bisnis
telah menjadi topik hangat diskusi sejak dimulainya abad 21. Beberapa diskusi etika bisnis
merujuk pada perilaku etika bisnis dan prakteknya dalam pasar. Namun diskusi tentang etika
dan bukan etika perilaku bisnis adalah setua pasar itu sendiri.
Setiap organisasi bisnis harus menekankan pentingnya etika komunikasi bisnis di setiap
tingkatan organisasi termasuk didalamnya adalah komunikasi antara karyawan atau antara
organisasi dengan entitas luar. Terdapat beberapa hal terkait dengan isu-isu etika utama yang
harus dipertimbangkan oleh organisasi bisnis, yaitu kejujuran, keadilan, kepekaan, dan rasa
hormat.
Sebagian besar organisasi menghadapi berbagai isu etika sebagai berikut:
 Mengambil hal-hal yang bukan milik sendiri atau mencuri.
 Mengatakan hal-hal yang tidak sesuai kenyataan atau berbohong.
 Kesan yang salah.
 Konflik kepentingan dan pengaruh membeli.
 Menyembunyikan informasi.
 Bertindak tidak adil.
 Dekadensi pribadi.
 Pelecehan interpersonal.

7
 Pelecehan organisasi.
 Aturan kekerasan.
 Asesori bagi tindakan tidak etis.
 Keseimbangan moral.

Karakteristik.
Beberapa karakteristik penting dari etika komunikasi yang juga dipakai saat bisnis adalah
sebagai berikut :
 Memahami apa yang dimaksud tanpa menyerang orang lain.
 Mengelola hubungan dengan khalayak.
 Menyajikan informasi kepada khalayak tanpa menguranginya atau menahan informasi
penting.
 Memahami bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai dan mungkin dapat berbeda bagi
khlayak.
 Memastikan bahwa seluruh informasi adalah akurat dan dapat dijangkau.

Fungsi Etika Komunikasi Bisnis.


Fungsi utama etika komunikasi bisnis adalah untuk memastikan bahwa pesan-pesan bisnis
yang dikirimkan dan diterima adalah pesan-pesan bisnis yang bersifat netral dan tidak
menyerang berbagai pihak. Menurut J. Jaska (1996), etika komunikasi bisnis yang efektif
memainkan sebuah peran penting dalam menguatkan atau memperkuat budaya organisasi
atau perusahaan. Jika sebuah organisasi atau perusahaan tidak mempertimbangkan berbagai
standar etika dalam pengirman dan penerimaan pesan-pesan bisnis, maka akan berdampak
pada organisasi atau perusahaan yang bersangkutan misalnya timbulnya budaya perusahaan
atau organisasi yang tidak baik yang menghambat produktivitas karyawan, karyawan yang
tidak bahagia dan tidak puas, serta citra perusahaan yang buruk di mata publik.

Tujuan Etika Komunikasi Bisnis.


Etika komunikasi bisnis memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan penerima tanggap
dan emosional dari penerima pesan bisnis seperti pelanggan dan karyawan.  Selain itu, etika
komunikasi bisnis memiliki peran penting dalam melindungi, menghargai, dan memelihara
citra bisnis yang baik bagi organisasi. Bagi organisasi manapun, komunikasi memiliki tujuan
utama untuk memastikan bahwa ada tatanan organisasi dan memastikan bahwa hubungan
antara organisasi dan karyawannya harmonis.

8
9

Anda mungkin juga menyukai