Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : RINI MARLINA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041745991

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4441/Pengembangan Organisasi

Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Teknologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam mempelajari sifat-


sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap
struktur organisasi, tetapi dalam penerapannya harus didasarkan
karakteristik dari organisasi tersebut. Organisasi adalah sebuah sistem
terbuka, dan teknologi organisasi merupakan jenis kegiatan internal yang
terjadi dalam organisasi tersebut, dalam hal ini jelas sangat keterkaitan satu
sama lain.

Penerapan teknologi dalam organisasi dapat memberikan dampak yang


siginifikan pada efektifitas dan efisiensi serta meningkatkan daya saing karena
teknologi informasi memberikan sejumlah data mengenai jalannya organisasi
tersebut sehingga organisasi dapat memperoleh data-data yang diperlukan
sebagai dasar mereka dalam mengambil keputusan startegis.

kerja fleksibel atau flexible working dapat membangun komitmen, yaitu pekerja
yang fleksibel memiliki tingkat komitmen organisasi yang lebih tinggi,
ditunjukkan oleh kebanggaan mereka sebagai bagian dari organisasi dan
kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi. Karyawan merasa lebih
berkomitmen dan loyal kepada atasan mereka karena pekerjaan yang fleksibel
memungkinkan kebutuhan mereka dapat diakomodasi. Karyawan yang
melakukan flexible working akan bekerja lebih keras daripada biasanya. Dalam
hal ini, flexible working menuntut karyawan untuk menghabiskan waktu lebih
lama saat bekerja di rumah. Organisasi yang menerapkan flexible working
dipandang sebagai bagian penting dari strategi yang digunakan oleh departemen
SDM untuk menarik kandidat terbaik dan mempertahankan karyawan yang
dihargai. Konsep Flexible Working Space (FWS) ini merupakan sebuah konsep
yang baru bagi masyarakat kita dan seperti apa tantangan dalam penerapan
FWS ini untuk kementerian atau lembaga negara lainnya. Paper ini akan
membahas konsep FWS dan penerapannya untuk organisasi pemerintah.

2. Keberlangsungan sebuah organisasi tidak terlepas dari peran manajemen untuk


mengatur seluruh kegiatan yang telah direncanakan dengan tepat. Organisasi
apapun namanya dan jenisnya senantiasa membutuhkan manajemen. Suatu
organisasi akan berjalan dengan baik apabila di kelola (manage) dengan baik
pula, ini disebabkan karena manajemen dan organisasi adalah satu kesatuan
yang saling melengkapi. Seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan bahwa dalam
suatu organisasi atau perusahaan, organisasi merupakan alat atau wadah
tempat untuk mengatur 6 M (men, money, methodes, materials, machines, and
market) dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya.
Tegasnya pengaturan hanya dapat dilakukan dalam suatu organisasi
(wadah/tempat). Sebab dalam wadah inilah tempat kerja sama, proses
manajemen, pembagian kerja, koordinasi, dan integrasi dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam prakteknya manajemen berperan
langsung untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dengan kata lain bahwa
manajemen ada untuk mengatur sesuatu yang dilakukan ataupun yang akan
dilakukan dengan baik, tepat, rapi, dan terarah. Sebagaimana yang telah
diungkapkan oleh Andrew F.Skila dalam Hasibuan bahwa manajement in general
refers to planning, organizing, controlling, staffing, leadering, motivating,
communicating, and decision making activities performed by any organization in
order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an
efficient creation of some product or service. 3 Artinya bahwa manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan
pengambilan keputusan yang dilakukan organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Begitupun
dengan keberhasilan pene rapan manajemen dalam organisasi akan tergantung
dari peran-peran yang ada di dalamnya, seperti manajer, karyawan, dan variabel
lain yang menunjang. Namun dengan adanya perbedaan peran tersebut akan
mempengaruhi penerapan manajemen yang berbeda pula, terutama peran
seorang manajer atau pimpinan yang berperan lang sung terhadap proses
manajemen. Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda oleh manajer-
manajer yang berbeda pula, dalam hal ini tergantung pada variabel-variabel
seperti tipe organisasi, kebudayaan dan tipe karyawan. Disinilah peran manajer
dibutuh kan dalam keberlangsungan penerapan manajemen, khususnya
manajemen sumber daya manusia karena sumber daya yang paling penting dari
suatu organisasi adalah sumber daya manusia.

3. Manajemen strategik diawali dari pembuatan visi dan misi organisasi. Bagi
perusahaan besar, pembuatan visi dan misi adalah suatu hal yang harus dan
umum dilakukan. Sedangkan bagi usaha mikro dan kecil terkadang belum
membuat visi dan misi dengan alasan visi misi dipandang hal yang tidak penting
untuk dilakukan. Padahal untuk dapat mempertahankan keberlangsungan
usaha, organisasi perlu memiliki suatu cita-cita, keinginan untuk menjadi apakah
di masa depan dan angan-angan ini harus diaktualisasikan dalam bentuk visi dan
misi organisasi.

Sebagai contoh, PT. Tiga Pilar Sentosa, Tbk. memiliki Visi ?Menjadi sebuah
perusahaan berwawasan nasional yang membangun Indonesia, hebat, dan
sukses di ?food and related businesses? yang bereputasi dan berkontribusi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat?. Dari visi yang ada, dapat diketahui
keinginan yang kuat dari seluruh elemen yang ada di organisasi dan melalui visi
organisasi dapat menyusun strategi baik jangka panjang maupun jangka pendek
untuk mencapai visi yang ditetapkan.

4. Perkembangan jaman menuntut adanya perubahan. Menuntut adanya banyak


perbaikan untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan para
stakeholder terkait. Kepuasan stakeholder menjadi salah satu kunci indikator
dalam banyak keberhasilan sebuah organisasi tersebut dikelola dengan baik atau
tidak.
Parameter keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh banyak faktor, mulai
dari faktor sumber daya manusia, sumber daya organisasi, sampai ketersediaan
sumber daya lain yang berasal dari dalam maupun luar organisasi. Organisasi
tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Pengaruh internal
maupun pengaruh eksternal. Mulai dari pengaruh positif maupun pengaruh
negatif dari dalam dan luar lingkungan. Singkat kata organisasi tumbuh dan
berkembang layaknya seorang manusia. Tumbuh membutuhkan pikiran, waktu,
tenaga, dan sumber kebutuhan organisasi lainnya. Seiring dengan
berkembangnya organisasi menuju arah pertumbuhan, tentu memerlukan
banyak kebutuhan untuk memajukan organisasi. Semakin besar sebuah
organisasi, semakin banyak pula tantangan dan masalah yang akan dihadapi.
Peribahasa mengatakan semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang
meniupnya.
Sesungguhnya, berbagai permasalahan organisasi itu bukanlah sesuatu yang
merugikan, sebaliknya masalah-masalah itu adalah hal yang baik yang
menunjukkan betapa dinamis dan adaptifnya suatu organisasi ini. Namun, semua
berpulang pada penghuni rumah dari sebuah organisasi itu sendiri bagaimana
dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang datang itu, apakah
akan disikapi secara positif atau negatif. Sebagai pengelola organisasi, sudah
pasti beban terbesar untuk menyelesaikan berbagai problem organisasi ada di
pundak para pemegang keputusan (decision maker).
Hal ini tidak berarti komponen organisasi yang lain terlepas dari tugas itu, karena
membenahi sebuah organisasi adalah kewajiban seluruh anggota-anggotanya
yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Dan untuk itu, pemegang
keputusan (decision maker) tampaknya perlu dan telah berupaya keras untuk
menyelesaikan carut-marut persoalan yang ada dalam organisasinya. Banyak ide,
gagasan dan wacana yang sudah dikumandangkan. Banyak program-program
perubahan yang sudah disosialisasikan dan diterapkan. Banyak program yang
telah berhasil direalisasikan tapi tidak sedikit pula program yang mengalami
hambatan ataupun sebuah kegagalan. Namun, tampaknya adakalanya semua
upaya itu sebagian masih belum memenuhi harapan para stakeholder terkait,
sebagian pencapaian kurang dari kata cukup apalagi ideal. Publik masih belum
puas, masih menuntut untuk perubahan yang lebih baik ke depannya.
Perubahan ke arah yang bisa membawa mereka pada tingkat kepuasan optimal
bagi masing-masing individu dalam organisasi misal terpenuhinya kesejahteraan
hidup anggota, terpenuhinya harapan-harapan anggota organisasi. Perubahan
pada organisasi yang membawa dampak positif. Perubahan yang dapat
memberikan motivasi dan inspirasi bagi anggota-anggota organisasi untuk
bergerak memajukan organisasi. Perubahan yang membawa efek positif bagi
perkembangan organisasi. Membantu jalannya aktivitas dan memberikan
kemudahan dalam pencapaian target organisasi.
Berbagai program pemegang keputusan adakalanya seringkali disikapi anggota
organisasi dengan skeptis. Rasa memiliki dan tanggungjawab anggota terhadap
organisasi ini terus menurun. Tidak salah apabila ada seorang petinggi organisasi
menyebutkan jika kepercayaan publik (public trust) adalah hal yang mahal di
sebuah organisasi. Komplain dan keluhan terus datang susul-menyusul. Dari
masalah kesejahteraan anggota, pengembangan pegawai, pola mutasi yang
belum terjadwal dan terpola, promosi jabatan yang fair, pembagian tugas yang
adil dan jelas, kualitas pelayanan yang optimal, hingga rendahnya kualitas
sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.
Di lain pihak, diharapkan para pemegang keputusan dalam sebuah organisasi
untuk bisa bersikap adil, professional dan menjauhi adanya konflik kepentingan
(conflict of interest). Meninggalkan tradisi lama dalam mengurus sebuah
organisasi yang sudah terbukti gagal dalam memenuhi harapan anggota-anggota
organisasi. Perubahan pola pikir dan pola kepengurusan organisasi sangat
diperlukan untuk bisa mengatasi dan menjawab berbagai tantangan ke depan.
Agar organisasi mampu bertahan dari berbagai macam masalah yang menimpa
organisasi dan bisa terus tumbuh menuju perbaikan ke arah yang ideal dan lebih
baik.
Meskipun demikian tiap anggota organisasi hendaklah juga memberikan
kepercayaan dan dukungan yang besar bagi pengambil kebijakan untuk
menuntaskan berbagai program perbaikan yang tertunda. Membantu dengan
memberikan dukungan dan partisipasi yang cukup. Beberapa ketidakberhasilam
pemegang keputusan jangan lalu dijadikan justifikasi bagi menurunnya
kepercayaan dan pastisipasi anggota dalam suatu organisasi. Di lain pihak
pengambil kebijakan pun tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan dan
dukungan yang diberikan oleh anggota-anggota organisasi. Pengambil kebijakan
harus sadar dan maklum bahwa mereka adalah tempat bagi tiap anggota
organisasi menitipkan harapan dan masa depannya.
Pengelola organisasi perlu melakukan berbagai terobosan baru di tengah
kompleksitas permasalahan organisasi dengan mengurai satu demi satu akar
masalahnya berikut solusi untuk menanggulanginya. Ibarat menggunakan
dongkrak mobil, jika dongkrak itu belum ditempatkan pada titik yang pas,
mustahil mobil akan bisa terangkat. Sama halnya dengan problem organisasi ini,
jika program itu belum menyentuh titik pengungkitnya (leverage point), sulit
rasanya kita akan mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit
organisasi ini. Diharapkan pengelola organisasi menemukan solusi aplikatif untuk
bisa menjawab tuntutan yang ada. Solusi yang bisa membawa tiap anggota
organisasi terpenuhi dengan optimal segala harapan dan impiannya. Solusi yang
membawa organisasi tumbuh dan berkembang memenuhi harapan bersama.

Anda mungkin juga menyukai