Anda di halaman 1dari 7

Budaya Organisasi Bank BTN dan Bank BCA

Budaya Organisasi dalam Bank BCA


Budaya merupakan sebuah bentuk dari pengetahuan, pengalaman, dan kepercayaan
yang dibentuk oleh nilai dan norma serta dilakukan secara konsisten. Budaya organisasi
adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai
bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam
organisasi. Keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai tersebut menjadi pegangan semua
sumber daya manusia dalam organisasi dalam melaksanakan kinerjanya.
Pada pembahasan kali ini budaya organisasi yang kami kaji adalah budaya organisasi
bank BCA (Bank Central Asia). Budaya organisasi yang terbentuk dari Bank BCA sendiri
adalah artefak, norma dan nilai, serta kebiasan yang diterapkan pada bank swasta ini. Berikut
adalah penjabaran bentuk budaya organisasi berdasarkan cara interaksi.
a. Nuansa kekeluargaan dan keterbukaan dalam pergaulan
Dipandang secara umum, pergaulan antarkaryawan di BCA tergolong cukup erat antara
satu karyawan dengan karyawan yang lain. Hal ini terlihat dari kedekatan yang terjalin di
dalam pola pergaulan maupun pola berkomunikasi yang cenderung humoris yang dilakukan
oleh para karyawan. Pandangan ini didukung dengan intensitas para karyawan mengadakan
acara-acara tertentu. Kesan kekeluargaan tersebut juga sering kali tampak pada kata
panggilan akrab seperti, bos, bro, mbak dll yang selalu digunakan dalam berinteraksi.
b. Rasa kebersamaan yang tinggi antar karyawan
Sistem pekerjaan di BCA berlaku satu sistem yang dikerjakan secara bersama-sama.
Dengan kata lain, beberapa proses pekerjaan yang ada di bagian divisi tertentu akan
dikerjakan secara bersama-sama dan saling membantu antarkaryawan dalam satu divisi
tersebut. Dilihat dari segi proses, tentu hal ini sangat mungkinkan bagi munculnya rasa
kebersamaan pada diri masing-masing karyawan.
1. Jika ditinjau berdasarkan prosesnya, dengan karyawan Bank BCA bekerja secara bersama-
sama, maka akan menimbulkan karakteristik-karakteristik tertentu dalam berbagai sistem,
baik secara personal atau sosial. Hal tersebut akan mempengaruhi cara bergaul dan cara
berkomunikasi antarkaryawan. Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat beberapa faktoryang
mempengaruhi pola positif di dalam pergaulan para karyawan BCA tersebut, seperti:
a. Rasa kebersamaan yang terjalin karena jenis pekerjaan.
b. Rasa saling menghargai antarkaryawan sebagai upaya untuk meminimalisir kondisi emosi
yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka.
2. Jika ditinjau berdasarkan sistem yang dianut oleh Bank BCA, maka dapat dijabarkan bahwa
aspek yang menjadi ukuran utama adalah pelayanan.Untuk mendukung keefektifan pelayanan
yang ada di dalam proses pekerjaan para karyawan tersebut, maka dibuatlah sebuah
slogan.Slogan tersebut diterapkan baik dalam tata pelaksanaan prosedur kerja maupun dalam
mendorong sikap-sikap para karyawan yang memungkinkan terjadinya internalisasi dan
pembentukan identitas (jati diri) di dalam kepribadian masing-masing karyawan. Slogan
tersebut terangkum dalam istilah SMART, yaitu:
a. Sigap, sebagai simbol efisiensi kinerja karyawan bank
b. Menarik, sebagai simbol loyalitas para costumer yang merupakan hasil dari kualifikasi
pelayanan bank
c. Antusias, sebagai simbol kesungguhan kinerja para karyawan terhadap pekerjaannya.
d. Ramah, sebagai simbol hubungan dan komunikasi yang baik antara pihak bank dengan
costumer.
e. Teliti, sebagai simbol kualifikasi kinerja bank tersebut.
3. Sedangkan secara khusus, dalam hal pelayanan, BCA juga mempunyai visi tersendiri yang
terdiri atas beberapa poin, yaitu:
a. Utamakan pelayanan dengan komitmen
b. Proses cepat
c. All out
d. Responsif
e. Tepat waktu
Selain beberapa slogan dan visi dari Bank BCA, terdapat beberapa ritual sebagai
pembentuk budaya organisasi tersebut. Terdapat satu ritual yang secara konsisten
dilaksanakan di BCA sebagai salah upaya pembentukan mental/budaya organisasi yang baik,
yaitu setiap hari Jum’at selalu dilaksanakan penyampaian nasehat-nasehat yang berisi kata-
kata bijak yang disampaikan oleh Kepala Operasional.
Dampak hasil kinerjanya
Peran budaya organisasi adalah untuk menjaga dan memelihara komitmen sehingga
kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh organisasi dapat
merealisasikan tujuan-tujuannya. Budaya organisasi yang kuat akan mempengaruhi setiap
perilaku. Hal itu tidak hanya membawa dampak pada keuntungan organisasi secara umum,
namun juga akan berdampak pada perkembangan kemampuan dan efektivitas kerja organisasi
itu sendiri. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan pimpinan akan mampu meningkatkan
kemauan, kesetiaan, dan kebanggaan serta lebih jauh menciptkaan efektivitas kerja. Seperti
nilai-nilai yang diterapkan oleh Bank BCA.
a. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, juga akan menjadi penentu kesuksesan perusahaan. Sehingga
budaya organisasi memiliki dampak yang berarti terhadap kinerja karyawan untuk
menentukan keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Sedangkan kinerja merupakan peranan
yang sangat penting, karena tanpanya organisasi hanya merupakan sekumpulan aktivitas
tanpa tujuan atau kontrol tertentu.
b. Budaya organisasi akan menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa bagi karyawan
untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan
oleh organisasinya.
c. Budaya organisasi dipahami sebagai seperangkat nilai, kepercayaan, dan pemahaman yang
penting dimiliki oleh para anggota yang berpengaruh terhadap pola kerja serta pola
manajemen organisasi. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, kinerja
dalam hal ini diartikan sebagai suatu tingkat proses yang dirancang untuk menghubungkan
tujuan organisasi dan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun
tujuan organisasi dapat bertemu.
d. Nilai-nilai yang dianut bersama membuat karyawan merasa nyaman bekerja, memiliki
komitmen dan kesetiaan serta membuat karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja
dan kepuasaaan kerja karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepuasan
kerja karyawan serta mempertahankan keunggulan kompetitif.

Budaya Organisasi Bank BTN


Budaya organisasi berfungsi sebagai batas-batas berperilaku, menumbuhkan kesadaran
tentang identitas sebagai organisasi, penumbuhan komitmen, pemeliharaan stabilitas
organisasional, dan mekanisme pengawasan pada sebuah organisasi.OBSERVASI BUDAYA
DARI PERUSAHAAN BANK TABUNGAN NEGARA DALAM PROSES KINERJA DAN
DAMPAK UNTUK HASIL KINERJANYA
Visi Bank BTN: “Menjadi Bank yang terkemuka
dalam pembiayaan perumahan dan
mengutamakan kepuasan nasabah”. Visi ini
kemudian dijabarkan kedalam misi perusahaan
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan unggul dalam
pembiayaan perumahan dan industri yang
terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional
serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan
Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder Values.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

Gambar 1. Pembentukan Budaya Organisasi

Setiap organisasi tentu mempunyai budaya, karena hal tersebut sebagai ciri khas atau
pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lain. Budaya diturunkan dari
filsafat pendirinya. Filsafat tersebut memiliki asumsi, persepsi atau artefak, dan nilai-nilai
yang harus diseleksi terlebih dahulu. Seleksi ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang
sesuai. Hasil seleksi akan menjadi karakteristik budaya organisasi. Setelah adanya
karakteristik tersebut manajemen puncak akan menentukan mana yang sesuai untuk
dilaksanakan dan mana yang harus dihilangkan. Selanjutnya proses internalisasi kepada
karyawan melalui tahapan proses sosialisasi.
Keberhasilan proses sosialisasi tergantung pada tingkat keberhasilan mendapatkan
kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan baru terhadap organisasi dan metode
sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam mengimplementasikannya. Selain itu juga
tergantung pada relevansi kepercayaan filosofi para pendiri terhadap kesempatan saat ini dan
hambatan-hambatan yang menghalangi organisasi.
Oleh karena itu, perilaku top level leader menjadi simbol budaya baru suatu
organisasi. Nilai-nilai organisasi yang telah dipahami dan diyakini oleh para karyawan, akan
menjadi suatu kepribadian organisasi. Nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan keseharian
karyawan dalam bekerja, berperilaku dan bertindak sehingga akan menjadi kinerja individu.
Dengan didukung oleh SDM, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-
masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula.

Gambar 2. Hubungan antara Budaya Kerja dan Kinerja Pegawai

Jika seorang individu dalam bekerja didukung budaya organisasi yang baik, maka
kinerjanya pun akan baik. Begitu pula sebaliknya. Hal tersebut karena budaya organisasi
merupakan sebuah mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku individu (karyawan). Selain itu, juga karena budaya organisasi sangat
berdampak pada sukses atau tidaknya suatu organisasi atau bisnis. Berkaitan dengan budaya
organisasi dan dampaknya terhadap kinerja individu (karyawan), berikut terdapat dua contoh
organisasi profit (negeri dan swasta) yang mempunyai budaya organisasi yang berdampak
pada kinerja karyawannya.

a. Bank BTN (Bank Tabungan Negara)


Bank Tabungan Negara atau yang biasa disebut BTN merupakan Badan Usaha Milik
Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan
perbankan. Dalam operasionalnya, BTN mempunyai nilai-nilai dasar yang harus dimiliki
semua karyawannya, yaitu: (1) Taat dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran
agamanya. (2) Selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya demi kemajuan perusahaan. (3) Mengutamakan kerjasama dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan perusahaan dengan kinerja baik. (4) Selalu
memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi perusahaan dan semua stakeholders. Dan, (5)
Selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya.
Nilai-nilai dasar tersebut yang akhirnya menciptakan buadaya organisasi, karena nilai-
nilai dasar tersebut diterapkan secara terus-menerus dan telah ada sejak BTN berdiri. BTN
sendiri telah merumuskan dan membuat budaya organisasi yang mereka sebut “POLA
PRIMA”. Jika diuraikan, “POLA PRIMA” merupakan singkatan dari beberapa kata, yaitu
sebagai berikut.
 Pelayanan Prima (Service Excellent)
 InOvasi (Innovation)
 KeteLAdanan (Role Model)
 PRofesionalisme (Profesionalism)
 Integritas (Integrity)
 KerjasaMA (Teamwork)
Masing-masing kata tersebut mempunyai makna. Pertama, pelayanan prima, berarti
seluruh bagian karyawan dari BTN, baik yang berpangkat rendah hingga tinggi, harus
melakukan pelayanan terbaik untuk nasabahnya. Dari hal yang sederhana seperti bersikap
ramah dan murah senyum. Lalu, karyawan BTN juga dituntut untuk selalu peduli dan
tanggap pada apa yang diinginkan nasabahnya. Kedua, inovasi, yang berarti bahwa BTN
harus selalu melakukan penyempurnaan jika pelayanan atau produk yang ditawarkan masih
kurang memuaskan nasabahnya. Dalam inovasi tersebut, peran karyawan BTN amat sangat
berpengaruh. Ketiga, keteladanan, yang berarti seluruh karyawan BTN harus bersikap yang
baik, dari sikap tersebut akan mencerminkan budaya yang baik pula. Sikap yang baik tersebut
dapat menjadi contoh yang baik, untuk sesama karyawan maupun nasabah. Keempat,
profesionalisme. Profesionalisme disini berarti bahwa seluruh karyawan BTN berkompeten
dan bertanggungjawab terhadap tugasnya. Seperti misalnya, mendahulukan kepentingan
bersama daripada kepentingan pribadi. Kelima, integritas, yang berarti bahwa seluruh
karyawan BTN harus jujur dan disiplin dalam bekerja, tidak melakukan kecurangan-
kecurangan, setiap karyawan fokus berdedikasi hanya untuk BTN. Dan poin yang terakhir,
yaitu kerjasama. Kerjasama amat sangat menentukan bagaimana budaya organisasi terbentuk.
Dalam kerjasama, dibutuhkan saling percaya dan menghargai antar sesama karyawan BTN.
Keenam Pola Prima tersebut merupakan representasi dari budaya organisasi BTN.
Budaya tersebut dirumuskan dan dibuat menjadi sebutan nama yang unik tidak berdasarkan
alasan yang sederhana, tetapi berdasarkan pertimbangan yang matang dan lama, karena pada
dasarnya budaya terbentuk dalam waktu yang lama. Keenam pola tersebut tidak hanya
menjadi teori semata, namun juga diterapkan dalam operasional BTN, dari yang pusat hingga
cabang-cabangnya, sehingga secara tidak langsung menjadi nilai-nilai dasar yang harus
diterapkan.
Budaya tersebut secara tidak langsung merupakan nilai-nilai dasar yang harus
diterapkan seluruh karyawan Bank BTN dalam setiap kinerjanya. Maka tidak heran bahwa
budaya organisasi berpengaruh pada kinerja individu di dalamnya. Jika dalam suatu
organisasi mempunyai budaya yang baik dan positif, maka individu yang ada di dalam
organisasi tersebut pun juga terpengaruh menjadi positif, dari sisi sikap dan perilakunya,
kinerjanya, hingga kehidupannya. Hal tersebut dikarenakan budaya organisasi berfungsi
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku individu. Jadi, budaya organisasi tidak dapat diremehkan keberadaannya, karena
budaya organisasi dapat berpengaruh pada sukses atau tidaknya sebuah organisasi.
Budaya yang diterapkan pada perusahaan BTN Cabang Semarang memiliki dampak
atau hasil kinerja sebagai berikut.
1. Indikator profesionalisme karyawan merupakan indikator budaya organisasi yang paling
berpengaruh dalam meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Sehingga
manajemen BTN perlu mempertahankan sikap profesional dan tingkat disiplin yang tinggi
dari karyawan, berangkat kerja tepat waktu, tampil rapi serta mempersiapkan peralatan kerja
dengan baik, menghadiri rapat dan sebagainya.
2. Kebanggaan karyawan merupakan indikator yang paling rendah memengaruhi komitmen
organisasi, sehingga BTN harus berupaya mencari solusi agar tumbuh kebanggan dalam diri
karyawannya. Misalkan diberikan seragam yang baik yang menunjukkan identitas
perusahaan, ruang kerja yang rapi.
3. Indikator keterlibatan karyawan dengan pelanggan juga berpengaruh dalam meningkatkan
komitmen organisasi dan kinerja karwayan. Karyawan BTN mempunyai orientasi dan
apresiasi yang tinggi untuk selalu membantu nasabah, hal ini dikarenakan karyawan BTN
sadar bahwa keberadaan nasabah merupakan pilar penting bagi eksistensi BTN.
4. Indikator keterlibatan karyawan dengan rekan kerjanya menunjukkan keterlibatan yang
rendah, sehingga manajemen BTN perlu meningkatkan solidaritas antar rekan kerja, karena
masih terkesan adanya sikap individualisme dalam bekerja.
5. Indikator kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi yang terdapat pada karyawan
BTN menunjukkan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Visi dan Misi BTN
sejalan dengan harapan karyawan, oleh karena itu karyawan bersedia untuk bekerja ekstra
melampaui apa yang diharapkan agar BTN berhasil dan sukses

Anda mungkin juga menyukai