Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR PERILAKU KELOMPOK


DAN TIM KERJA
Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasional

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS SEKOLAH PASCASARJANA
1 UNIVERSITAS GADJAH MADA
Kelompok V 2020
MMPT UGM 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tentang Perilaku Kelompok dan Tim Kerja sesuai dengan waktu yang
kami rencanakan.
Shalawat dan salam semoga tetap dan selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang
benderang yakni Addiinul islam.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku
Organisasional. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh
tentang Perilaku Kelompok dan Tim Kerja.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi baiknya penulisan dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 08 Oktober 2020

Penyusun

i
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3.Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 3
A. Pengertian Kelompok .................................................................................... 3
A.1. Definisi Kelompok ................................................................................. 2
A.2. Klasifikasi Kelompok ............................................................................ 3
B. Tahap – Tahap dalam Pengembangan Kelompok ........................................ 4
B.1. Model Lima Tahap ................................................................................ 4
B.2. Model Kesetimbangan - Berselang ....................................................... 5
C. Properti Kelompok ........................................................................................ 6
C.1. Peran ...................................................................................................... 6
C.2. Norma .................................................................................................... 6
C.3. Status ..................................................................................................... 7
C.4. Besaran ................................................................................................... 7
C.5. Kekompakan .......................................................................................... 7
C.6. Keragaman ............................................................................................. 8
D. Pengambilan Keputusan Kelompok ............................................................. 8
D.1. Kelompok Versus Individu ................................................................... 8
D.2. Pemikiran dan Pergeseran Kelompok .................................................... 9
D.3. Teknik-Teknik dalam Pengambilan Keputusan Kelompok ................... 9
E. Konflik Kelompok ......................................................................................... 10
F. Perbedaan Antara Kelompok dan Tim .......................................................... 10
G. Tipe – Tipe Tim Kerja ................................................................................... 11
H. Tim Efektif .................................................................................................... 11
ii
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 14
3.2. Saran .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

iii
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial tidak bisa meninggalkan interaksi yang dilakukan
antar individu dalam berbagai aktivitas. Interaksi tersebut nantinya dapat menjadi sebuah
sikap dimana individu memerlukan sebuah kebersamaan untuk berkumpul. Perkumpulan
tersebut bisa menjadi berkesinambungan jika ada perasaan senasib atau memiliki kesamaan
tertentu diantara individu. Dari situ kelompok secara tidak resmi terbentuk dan berkembang
sesuai dengan kebutuhan manusia untuk bersosialisasi dalam kehidupannya.

Setiap individu di dalam kehidupannya memiliki kepentingan masing-masing dan


tujuan tertentu yang berbeda antar individu satu dengan individu yang lain, dan dari itu
tercipta juga perbedaan pandangan yang merupakan alasan setiap individu melakukan
tindakan -tindakan yang secara alamiah mempengaruhi kondisi di dalam kelompok.
Sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda, tentunya akan
memiliki potensi yang besar pula jika diwujudkan ke dalam suatu kepentingan dan tujuan
bersama atau kelompok. Kelompok-kelompok kecil telah ada sejak adanya keluarga
manusia pertama. Tetapi baru belakangan ini orang-orang mulai menelaah proses
kelompok kecil secara ilmiah untuk diterjemahkan ke dalam sistem kerja modern.
Berbagai macam bentuk kelompok yang ada pada saat ini dengan kepentingan dan tujuan
yang bermacam-macam. Eksistensi suatu kelompok sebenarnya bersifat informal
sedangkan organisasi bersifat formal. Kelompok informal ini terbentuk secara alamiah
dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak
sosial sedangkan kelompok formal dibentuk sesuai rencana dan memiliki tujuan yang jelas.

Perilaku kelompok dalam sebuah kelompok kerja adalah hal yang sangat penting
untuk dicermati, tentunya perilaku kelompok ini akan sangat berpengaruh terhadap
jalannya sebuah Organisasi. Karena dengan beranekaragamnya karakter dan tujuan setiap
individu didalam kelompok kerja tersimpan suatu kekuatan besar ketika terakumulasi ke
dalam dinamika kelompok yang baik dan terarah. Dinamika kelompok merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi
yang dialami. Setelah setiap individu masuk ke dalam kepentingan dan tujuan kelompok
maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan. Tetapi jika

1
Kelompok V
MMPT UGM 2020
perilaku kelompok tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka akan menghambat kinerja
organisasi secara keseluruhan.

Organisasi tentu sangat bergantung dengan sistem kerja yang dijalankan dan
bagaimana sistem tersebut dapat mengarahkan setiap kelompok kerja agar berjalan sesuai
dengan tujuan organisasi. Tentu sistem tersebut dibuat dengan mempelajari karateristik
perilaku kelompok dan kelompok kerja pada setiap bagian atau unit. Untuk itu penelaahan
berbagai perilaku kelompok dan kelompok kerja perlu dilakukan sehingga langkah-langkah
untuk membuat dan mengaplikasikan sistem yang mengakomodir kepentingan kelompok
kerja demi tercapainya tujuan organisasi dapat dilakukan secara maksimal. Dalam hal ini
Implikasi kelompok kerja menjadi sebuah Tim Kerja yang efektif untuk mencapai tujuan
Organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana mendefinisikan dan mengimplikasikan
perilaku kelompok dan kelompok kerja menjadi Tim Kerja yang Efektif dalam sebuah
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai ?”.

1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
makalah ini adalah untuk mendefinisikan dan mengimplikasikan perilaku kelompok dan
kelompok kerja menjadi Tim Kerja yang Efektif dalam sebuah organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.

2
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Landasan Teori


A. Pengertian Kelompok
A.1. Definisi Kelompok
Kelompok didefinisikan sebagai dua individul atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat bersifat formal atau
informal. Sebuah kelompok formal, didefinisikan melalui keberadaan
struktur organisasi, dengan penugasan kerja yang ditetapkan untuk
menentukan tugas-tugas. Dalam kelompok formal, perilaku anggota tim
yang terlibat akan ditetapkan oleh dan diarahkan menuju tujuan-tujuan
organisasi. (Robbins dan Judge, 2019:177). Kelompok adalah sekumpulan
individu yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan bersama dan
adanya organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok
dikembangkan norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku
anggotanya (Joseph De Vito , 1997).

A.2. Klasifikasi Kelompok


Menurut Robbins dan Judge Kelompok dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kelompok yang bersifat formal, merupakan suatu kelompok kerja yang
ditetapkan dan didefinisikan oleh struktur organisasi. perilaku anggota tim
yang terlibat akan ditetapkan oleh dan diarahkan menuju tujuan-tujuan
organisasi.
b. Kelompok bersifat informal, merupakan suatu kelompok yang tidak
ditetapkan strukturnya secara formal ataupun organisasional. kelompok
informal adalah susunan yang terbentuk secara alamiah dalam lingkungan
kerja yang nampak sebagai tanggapan atas kebutuhan kontak sosial.
Teori identitas sosial menerangkan bahwa orang-orang memiliki
reaksi emosional pada kegagalan atau keberhasilan dari kelompok
mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam kinerja kelompok.
Ketika kelompok kita melakukan dengan baik. Sikap kita akan
mencerminkan kegembiraan kemenangan, dan harga diri akan meningkat.
3
Kelompok V
MMPT UGM 2020
Ketika kelompok kita melakukan dengan buruk, kita akan merasa kesal
dengan diri sendiri, atau bahkan mungkin kita akan menolak bagian
tersebut dari identitas kita. Identitas sosial bahkan dapat mengarahkan
orang-orang untuk mengalami kesenangan setelah melihat kelompok
lainnya menderita.
Beberapa karateristik yang membuat identitas sosial menjadi
penting bagi seseorang :
a. Kesamaan. orang-orang yang memiliki nilai atau karateristik yang
sama sebagaimana para anggota lainnya dari organisasi mereka
memiliki level Identifikasi kelompok yang lebih tinggi. Misalnya
kesamaan demografi, kesamaan nasib, kesamaan profesi dll.
b. Keunikan. Orang-orang yang lebih cenderung memperhatikan
identitas yang memperlihatkan bagaimana mereka berbeda dari
kelompok lainnya. Misalnya dokter hewan akan memiliki karateristik
yang lebih unik daripada dokter umum.
c. Status. Oleh karena orang-orang menggunakan identitas untuk
mendefinisikan diri mereka sendiri dan meningkatkan penghargaan
diri.
d. Penurunan yang tidak pasti. Keanggotaan dalam sebuah kelompok
juga membantu beberapa orang memahami siapa mereka dan
bagaimana menyesuaikan diri ke dalam dunia (Robbins dan Judge,
2019:179).

B. Tahap – Tahap dalam Pengembangan Kelompok


B.1. Model Lima Tahap

Gambar 1 : Model 5 Tahap Pengembangan Kelompok


1. Tahap Membentuk (forming stage), digolongkan sebagai sejumlah besar
ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok.

4
Kelompok V
MMPT UGM 2020
Tahap ini akan selesai ketika para anggota mulai berpikir bahwa dirinya
sendiri sebagai bagian dari sebuah kelompok.
2. Tahap mempeributkan (storming stage) adalah salah satu konflik
intrakelompok. Para anggota menerima keberadaan kelompok tetapi
menentang hambatan yang memaksakan pada individualitas. Ketika
tahap ini selesai, akan terdapat suatu hierarki kepemimpinan yang relatif
jelas di dalam kelompok.
3. Tahap menyusun norma (norming stage) ini selesai ketika struktur
kelompok mengeras dan kelompok telah berasimilasi serangkaian
ekspektasi umum mengenai apa yang mendefinisikan perilaku anggota
yang benar.
4. Tahap keempat adalah mengerjakan (performing). Struktur pada poin ini
sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah
dari mengenal dan memahami satu sama lain hingga mengerjakan tugas
yang ada.
5. Tahap membubarkan (adjourning stage). Adalah tahap untuk
mengakhiri kegiatan dan mempersiapkan diri untuk pembubaran
(Robbins dan Judge, 2019:180).

B.2. Model Kesetimbangan - Berselang

Gambar 2 : Pengembangan Kelompok Model Kesetimbangan-Berselang

Suatu Model Alternatif bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan


Tenggat Waktu Kelompok yang bersifat sementara dengan tenggat waktu

5
Kelompok V
MMPT UGM 2020
yang nampaknya tidak mengikuti model lima tahap yang biasanya. Kajian-
kajian mengindikasikan bahwa mereka memiliki urutan tindakan (atau
kelambanan) yang unik sendiri, yang menggunakan model kesetimbangan
berselang (Punctuated Equilibirium Model) Pertemuan pertama mereka
menetapkan arah kelompok, fase pertama aktivitas kelompok adalah salah
satu dan inersia, suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai
setengah dan waktu yang telah ditetapkan, transisi ini memprakarsai
perubahan besar, fase kedua dari inersia mengikutj transisi, dan pertemuan
terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan (Robbins dan
Judge, 2019:181).

C. Properti Kelompok
Kelompok kerja memiliki properti yang membentuk perilaku para anggota dan
membantu menjelaskan serta memprediksi perilaku individu didalam kelompok
seperti kinerja kelompok itu sendiri. Properti tersebut antara lain :

C.1. Peran
Peran adalah suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan yang
dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.
Ada berbagai macam instrumen peran dalam kelompok, antara lain :
1. Persepsi Peran (role perception) adalah suatu sudut pandang individu
mengenal bagaimana dia seharusnya bertindak dalam suatu situasi tertentu.
2. Ekspektasi Peran (role expectation) adalah bagaimana yang lainnya
meyakini seseorang akan bertindak dalam suatu situasi tertentu.
3. Konflik Peran (role conflict) adalah suatu situasi yang mana individu
diharapkan oleh ekspektasi peran yang berbeda-beda.

C.2. Norma
Norma adalah standar perilaku yang diterima didalam kelompok dari
berlaku diantara para anggota kelompok, yang meliputi :
1. Kepatuhan (conformity) adalah penyesuaian perilaku seseorang agar sejalan
dengan norma kelompok. Kelompok dapat memberikan tekanan yang kuat
kepada individu untuk mengubah tingkah laku dan perilaku mereka
sehingga sesuai dengan standar kelompok.

6
Kelompok V
MMPT UGM 2020
2. Perilaku menyimpang ditempat kerja (deviant workplace behavior) adalah
perilaku bersifat sukarela yang melanggar norma organisasi secara
signifikan dan, dengan demikian, dapat mengancam kesejahteraan
organisasi atau para anggotanya. Juga dinamakan perilaku antisosiak atau
ketidaksopanan ditempat kerja.

C.3. Status
Status adalah suatu posisi didefiniskan secara sosial atau peringkat yang
diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain.
Teori karakteristik status (status characteristics theory) adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan dalam karakteristik status akan
menciptakan hierarki status didalam kelompok.
Hal-hal yang menentukan status antara lain :
1. Kekuasaan seseorang yang dimilki atas orang lain.
2. Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan
kelompok.
3. Karakteristik pribadi individu.

C.4. Besaran
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok
dengan memperhatikan kemalasan sosial. Kemalasan sosial (social loafing)
adalah kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya
ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individu.

C.5. Kekompakan
Kekompakkan (cohesiveness) adalah keadaan yang mana para anggota
kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan dalam
kelompok. Kekompakan juga mempengaruhi produktivitas kelompok. Berbagai
riset menunjukkan bahwa hubungan antara kekompakan dan produktivitas
kelompok bergantung pada norma yang terkait kinerja kelompok.

7
Kelompok V
MMPT UGM 2020
C.6. Keragaman
Keragaman (diversity) adalah sejauh mana para anggota dari suatu
kelompok memiliki kesamaan, atau berbeda dari, satu sama lain. Lini kesalahan
(faultlines) adalah divisi yang dipandang yang membagi kelompok menjadi dua
atau lebih subkelompok yang didasarkan pada perbedaan indvidu, misalnya
jenis kelamin, ras, umur, pengalaman kerja, dan pendidikan.

D. Pengambilan Keputusan Kelompok


D.1. Kelompok Versus Individu
Kelompok merupakan kendaraan yang sempurna untuk
mengerjakan beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan dan
menawarkan keduanya baik luas dan mendalamnya input bagi
pengumpulan informasi. Jika para anggota kelompok memiliki
keragaman latar belakang, maka alternatif yang diihasilkan menjadi lebih
ekstensif dan analisis menjadi sangat penting. Ketika solusi final telah
disetujui, terdapat lebih banyak orang dalam suatu keputusan kelompok
mendukung dan mengimplementasikannya. Keunggulan ini mampu
mengurangi dampak dari waktu yang telah dihabiskan oleh keputusan
kelompok, konflik internal yang mereka ciptakan, serta tekanan yang
mereka hasilkan atas kepatuhan. Namun, dalam beberapa kasus, kita
dapat mengharapkan para individu untuk mengambil keputusan dengan
lebih baik daripada kelompok.

D.2. Pemikiran dan Pergeseran Kelompok


Pemikiran kelompok (groupthink) adalah suatu fenomena yang
mana norma bagi konsensus mengabaikan penilaian realistis atas
serangkaian alternatif tindakan. pergeseran kelompok (groupshift) Suatu
perubahan antara keputusan kelompok dengan keputusan individu yang
diambil seorang anggota di dalam kelompok, pergeseran dapat mengarah
pada penyelamatan atau risiko yang lebih besar tetapi umumnya
mengarah pada versi yang lebih ekstrem atas posisi awal kelompok.

Pergeseran Kelompok atau Polarisasi Kelompok terdapat


perbedaan antara keputusan kelompok dengan keputusan individu dari

8
Kelompok V
MMPT UGM 2020
para anggota kelompok. Keputusan kelompok mencerminkkan norma
pengambilan keputusan dominan yang berkembang selama pembahasan.
Apakah pergeseran dalam keputusan kelompok mengarah pada
kewaspadaan yang lebih tinggi atau lebih berisiko bergantung pada
norma sebelum pembahasan dominan. Keputusan kelompok
membebaskan tiap anggota dari akuntabilitas bagi pilihan terakhir
kelompok, sehingga posisi yang lebih ekstrem dapat diambil. Juga
cenderung bahwa orang-orang mengambil posisi yang ekstrem karena
mereka ingin mendemonstrasikan bagaimana berbedanya mereka dari
luar kelompok.

D.3. Teknik-Teknik dalam Pengambilan Keputusan Kelompok


Kelompok yang berinteraksi (interacting groups) adalah kelompok
yang para anggotanya saling berinteraksi berhadapan muka satu sama lain.
Sumbang pendapat (brainstorming) adalah suatu proses menghasilkan
gagasan yang secara spesifik mendorong beberapa seluruh alternatif
sementara itu menahan beberapa kritikan atas alternatif-alternatif tersebut.
Teknik kelompok nominal (nominal group technique) adalah suatu metode
pengambilan keputusan kelompok yang mana para anggota individual akan
bertemu berhadapan muka untuk menyatukan pertimbangan-pertimbangan
mereka dalam suatu cara yang sistematis tetapi independen. Secara spesifik,
permasalahan dihadirkan dan kemudian kelompokan akan mengambil
langkah - langkah berikut :

1. Sebelum pembahasan dilakukan, setiap anggota secara independen


menulis gagasan-gagasan atas permasalahan.
2. Setelah periode hening, masing-masing anggota akan menghadirkan
salah satu gagasan kepada kelompok. Tidak ada pembahasan yang
dilakukan hingga seluruh gagasan telah dihadirkan dan dicatat.
3. Kelompok membahas gagasan-gagasan untuk menjernihkan dana
mengevaluasinya.
4. Masing-masing anggotra kelompok dengan diam dan independen
memeringkatkan sesuai urutan gagasan. Gagasan dengan peringkat
keseluruhan yang tertinggi akan menentukan keputusan final.

9
Kelompok V
MMPT UGM 2020
E. Konflik Kelompok
Konflik timbul dari ketidaksepakatan atas tujuan yang perlu dicapai atau
metode yang digunakan untuk mencapainya (Davis dan Newstrom,1985:200).
Tidak seluruh konflik menyebabkan kerugian, ada juga konflik yang merangsang
kemaslahatan. Salah satu maslahat yang dapat diambil adalah orang – orang akan
terangsang untuk mencari pendekatan demi memperoleh hasil yang lebih baik.
Manfaat lainnya dari konflik adalah masalah yang tadinya tersembunyi dapat
diangkat ke permukaan untuk ditanggulangi.

F. Perbedaan Antara Kelompok dan Tim


Kelompok Kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi
informasi dan mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota yang
bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Sedangkan Tim Kerja adalah
kelompok yang memiliki upaya individu yang menghasilkan kinerja yang lebih
besar daripada jumlah input individu. Dengan demikian kita dapat menyatakan
bahwa tim kerja merupakan bagia dari kelompok kerja, tim dibangun untuk
kebermanfaatan (simbiolis) pada interaksi antar anggota (Robbins dan Judge,
2019:206).

Gambar 3 Perbedaan Kelompok Kerja dan Tim Kerja

10
Kelompok V
MMPT UGM 2020
G. Tipe – Tipe Tim Kerja
Menurut Robbins dan Judge terdapat 4 Tim Kerja yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan secara luas kinerja, antara lain :
1. Tim Kerja Penyelesai Masalah. Merupakan kelompok–kelompok yang terdiri
dari 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama
beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan
kualitas, efesiensi, dan lingkungan kerja.
2. Tim Kerja Yang Mengelola Diri Sendiri. Merupakan sebuah tim yang benar
benar otonom yang tidak hanya bisa menyelesaikan berbagai masalah, tetapi
juga mengimplementasikan berbagai solusi–solusi dan bertanggung jawab
penuh atas hasil–hasilnya.
3. Tim Kerja Lintas Fungsional. Merupakan karyawan yang berasal dari tingkat
hirarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagi bidang pekerjaan yang
berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas.
4. Tim Kerja Virtual. Merupakan yang menggunakan teknologi komputer untuk
menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisk guna mencapai tujuan
bersama.

Gambar 4 : Tipe – Tipe Tim Kerja

H. Tim Efektif
Tim efektif kerap juga diistilahkan sebagai keefektifan grup (group
effectiveness). Tim efektif adalah kapasitas sebuah tim untuk menyelesaikan atau

11
Kelompok V
MMPT UGM 2020
meraih sasaran 9 yang diatur oleh seorang personil yang ditunjuk dalam suatu
organisasi. Evaluasi bagaimana sebuah tim itu efektif diperoleh dengan bantuan
berbagai komponen dan diturunkan dari teori dan penelitian yang melahirkan
deskripsi tentang sifat multifaset dari keefektifan sebuah tim (Pusbindiklat LIPI,
2019). Menurut Hackman (2005 :269), keefektifan tim atau grup dapat
didefinisikan berdasarkan tiga kriteria:
1. Luaran atau Output Luaran akhir dari yang dihasilkan oleh sebuah tim harus
memenuhi atau melampaui standar kunci dalam organisasi.
2. Proses sosial yang terjadi di dalam tim saat para anggota saling berinteraksi
harus dapat meningkatkan atau paling tidak mempertahankan kemampuan
grup atau tim untuk bekerja sama ke depannya.
3. Pembelajaran atau Learning Pengalaman bekerja dalam lingkungan tim harus
dapat memuaskan, dan bukannya memperburuk, kebutuhan personal individu
di dalam tim. Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektvitasnya dengan
dengan fokus pada 5 kunci utama yakni: Goals (tujuan), Procedures
(Prosedur), Relationships (Hubungan), dan Leadership (kepemimpinan). Tim
yang efektif selalu sadar (awareness) dan responsif (rensponsive) terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal mereka.
Menurut Robbins dan Judge (2019:211) Ada 3 hal yang mempengaruhi
efektifitasan sebuah tim, yakni secara konteks, komposisi dan proses.
1. Komposisi Dari Tim. Adalah kemampuan dari anggota tim, kepribadian dari
masing-masing anggota tim, keberagaman karakter dari anggota tim, ukuran
dari tim (jumlah anggota yang ada dalam tim), fleksibilitas dari anggota tim,
dan kerangka referensi dari anggota tim. Semakin baiknya kemampuan dari
masing-masing anggota tim, tentu secara teori akan semakin meningkatkan
keberhasilan dari sebuah tim. Hal ini tentu juga tergantung dari chemistry
yang dimiliki oleh sesama anggota tim dengan memperhatikan kepribadian
dan keberagaman anggota tim. Tingkat keberagaman anggota tim dapat
dijaga pada tingkat maksimal yang memungkinkan terciptanya efektivitas
dari sebuah tim. Ukuran tim juga demikian, harus disesuaikan dengan tujuan
dari tim. Fleksibilitas dan kerangka referensi dapat mempengaruhi pola
interaksi dan chemistry yang ada di dalam tim.
2. Konteks Dari Tim. Adalah seberapa memadainya sumber daya yang
dimiliki oleh tim tersebut, gaya kepemimpinan dan struktur organisasi dalam
12
Kelompok V
MMPT UGM 2020
tim, iklim kepercayaan yang ada dalam satu tim, evaluasi kinerja dan sistem
penghargaan. Semakin lengkap atau memadainya sumber daya tim akan
mempengaruhi tingkat efektivitas dari tim, dengan catatan sumber daya
tersebut dimaksimalisasi secara optimal. Gaya kepemimpinan dan struktur
organisasi juga akan mempengaruhi pola interaksi dan cara-cara pekerjaan
dilakukan oleh tim. Evaluasi kinerja dan sistem penghargaan juga
mempengaruhi motivasi dalam bekerja pada masing-masing anggota tim.
Sedangkan iklim kepercayaan juga akan mempengaruhi interaksi dalam
bekerja.
3. Proses Kerja Tim. Adalah adanya tujuan bersama yang spesifik, tingkat
efficacy dari sebuah tim, konflik yang terjadi didalam tim yang terjadi antara
anggota serta tingkat motivasi dan usaha bekerja secara tim dengan tujuan
memaksimalkan tujuan dari sebuah tim.

Dari 2 pendapat ahli diatas dapat kita telaah bahwa Tim Efektif terbentuk
karena faktor – faktor yang dapat kita intervensi terutama pada level pimpinan
manajerial. Dimana kewenangan dan kekuatan untuk mengatur sebuah tim
didasari pada tujuan tim tersebut terbentuk. Salah satu faktor yang paling
penting adalah proses kerja yang sebagaimana disampaikan oleh para ahli sangat
berpengaruh terhadap keefektifitasan sebuah tim bekerja didalam organisasi.

13
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah
Kelompok didefinisikan sebagai dua individul atau lebih, yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok sendiri dibagi menjadi 2, yaitu kelompok formal yang
merupakan suatu kelompok kerja yang ditetapkan dan didefinisikan oleh struktur
organisasi dan kelompok informal dan kelompok informal yang merupakan suatu
kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal ataupun organisasional.
Dalam perilaku kelompok terdapat teori identitas sosial yang
menerangkan bahwa orang-orang memiliki reaksi emosional pada kegagalan atau
keberhasilan dari kelompok mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam
kinerja kelompok. Beberapa karateristik yang membuat identitas sosial menjadi
penting antara lain, kesamaan, keunikan, status dan penurunan tidak pasti.
Kelompok tersebut melewati tahapan untuk berkembang dan berevolusi, 2 macam
model pengembangan kelompok yaitu model 5 tahap yang secara sederhana
kelompok dibentuk melalui proses pembelajaran dan reunifikasi. Sedangkan model
kedua adalah model kesetimbangan berselang yang didasari pada suatu rangkaian
fase yang mana kelompok bersifat sementara bergerak melaluinya yang melibatkan
transisi antara kelambanan dengan aktivitas.
Kelompok Kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota yang
bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Sedangkan Tim Kerja adalah kelompok yang
memiliki upaya individu yang menghasilkan kinerja yang lebih besar daripada jumlah
input individu. Dengan demikian kita dapat menyatakan bahwa tim kerja merupakan
bagian dari kelompok kerja, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiolis) pada
interaksi antar anggota. Sehingga untuk membentuk tim kerja yang efektif perlu
dilakukan langkah – langkah penelaahan sebuah kelompok yang akan menjadi embrio
sebuah tim kerja yang efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

14
Kelompok V
MMPT UGM 2020
3.2. Saran
1. Perlu adanya analisa kelompok dan perilaku kelompok dengan penelitian yang
lebih up to date sesuai dengan perkembangan zaman terutama dalam era revolusi
industry 4.0 dimana berjalannya organisasi sangat bergantung pada teknologi.
Mengingat setiap individu dituntut untuk mengikuti pembangunan digital sehingga
berpengaruh terhadap perilaku individu yang tentu saja berdampak pada perubahan
perilaku kelompok.
2. Mengacu pada saran poin 1, penelaahan mengenai terbentuknya tim yang efektif
seyogyanya mempertimbangkan faktor perkembangan teknologi, termasuk
berbagai teori terbentuknya kelompok dan terbentuknya tim kerja yang efektif.
Sehingga dimungkinkan muncul teori – teori baru sebagai antithesis teori yang
sudah ada, atau mungkin menguatkan sintesis teori yang sudah ada.

15
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR PUSTAKA

Keith Davis dan John W. Newstrom.1985. Perilaku dalam Organisasi :Human Behaviour at
Work Edisi ke 7. Jakarta : Erlangga.

Robbins, S. P dan Timothy.A. J. 2012. Organizational Bahavior. 15th ed. Global ed. New
Jarsey: Mc Graw.Hill

Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi : Organizational


Behavior Edisi ke 16. Jakarta: Salemba Empat.

Tim Pusdiklat LIPI. 2019. Tim Efektif. Bogor : LIPI.

“3 Hal Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja Tim” Fakhrurroji Hasan.15 April 2016.
https://Thebusinessperspectiveblog.Wordpress.Com/2016/04/15/3-Hal-Yang-Mempengaruhi-
Efektivitas-Kerja-Tim/

16
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR PERTANYAAN
KELOMPOK V

1. Pertanyaan Affri Dian Pratama :


Tidak seluruh konflik menyebabkan kerugian, ada juga konflik yang merangsang
kemaslahatan. Bagaimana cara manajer mengarahkan agar jika terjadi konflik dapat
diminimalisir kerugiannya dan dimaksimalkan kemaslahatannya ?

2. Pertanyaan Dian Maya Noviyanti :


Ada beberapa faktor yang menentukan suatu tim yang efektif, yaitu sumber daya yang
memadai, kepemimpinan yang efektif, iklim kepercayaan, evaluasi kinerja, serta sistem
pemberian imbalan yang mencerminkan kontribusi tim. Menurut Anda, apakah bila
suatu tim tidak memenuhi semua faktor itu, masih bisa memberikan suatu kontribusi
yang efektif? Dan bagaimana cara suatu tim untuk bisa tetap efektif bila dihadapkan
pada suatu keadaan dimana salah satu faktor tidak terpenuhi?

3. Pertanyaan Inu Widyapaty :


Dalam tahapan pengembangan kelompok (forming, storeming, norming, performing,
adjourming). Menurut anda, bisakah proses tahapan ini dilewati sehingga untuk mencapai
target pekerjaan yang lebih singkat proses pengembangan langsung menuju kepada tahapan
performing?

4. Pertanyaan Sylvia nailuvary


Sering terjadi suatu kelompok yg bersifat heterogen, hal ini menyebabkan hierarki yg
berbeda, sehingga terjadi suatu ketidakadilan sosial dan bisa menimbulkan konflik.
Bagaimana cara yang dilakukan oleh suatu kelompok tersebut agar tidak terjadi konflik
yg menyebabkan ketidakadilan status yg dimiliki oleh setiap tim para karyawan kerja?

17
Kelompok V
MMPT UGM 2020

Anda mungkin juga menyukai