Segala puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tentang Perilaku Kelompok dan Tim Kerja sesuai dengan waktu yang
kami rencanakan.
Shalawat dan salam semoga tetap dan selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang
benderang yakni Addiinul islam.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku
Organisasional. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh
tentang Perilaku Kelompok dan Tim Kerja.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi baiknya penulisan dimasa yang akan datang.
Penyusun
i
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR ISI
iii
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial tidak bisa meninggalkan interaksi yang dilakukan
antar individu dalam berbagai aktivitas. Interaksi tersebut nantinya dapat menjadi sebuah
sikap dimana individu memerlukan sebuah kebersamaan untuk berkumpul. Perkumpulan
tersebut bisa menjadi berkesinambungan jika ada perasaan senasib atau memiliki kesamaan
tertentu diantara individu. Dari situ kelompok secara tidak resmi terbentuk dan berkembang
sesuai dengan kebutuhan manusia untuk bersosialisasi dalam kehidupannya.
Perilaku kelompok dalam sebuah kelompok kerja adalah hal yang sangat penting
untuk dicermati, tentunya perilaku kelompok ini akan sangat berpengaruh terhadap
jalannya sebuah Organisasi. Karena dengan beranekaragamnya karakter dan tujuan setiap
individu didalam kelompok kerja tersimpan suatu kekuatan besar ketika terakumulasi ke
dalam dinamika kelompok yang baik dan terarah. Dinamika kelompok merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi
yang dialami. Setelah setiap individu masuk ke dalam kepentingan dan tujuan kelompok
maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan. Tetapi jika
1
Kelompok V
MMPT UGM 2020
perilaku kelompok tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka akan menghambat kinerja
organisasi secara keseluruhan.
Organisasi tentu sangat bergantung dengan sistem kerja yang dijalankan dan
bagaimana sistem tersebut dapat mengarahkan setiap kelompok kerja agar berjalan sesuai
dengan tujuan organisasi. Tentu sistem tersebut dibuat dengan mempelajari karateristik
perilaku kelompok dan kelompok kerja pada setiap bagian atau unit. Untuk itu penelaahan
berbagai perilaku kelompok dan kelompok kerja perlu dilakukan sehingga langkah-langkah
untuk membuat dan mengaplikasikan sistem yang mengakomodir kepentingan kelompok
kerja demi tercapainya tujuan organisasi dapat dilakukan secara maksimal. Dalam hal ini
Implikasi kelompok kerja menjadi sebuah Tim Kerja yang efektif untuk mencapai tujuan
Organisasi.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
makalah ini adalah untuk mendefinisikan dan mengimplikasikan perilaku kelompok dan
kelompok kerja menjadi Tim Kerja yang Efektif dalam sebuah organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
2
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kelompok V
MMPT UGM 2020
Tahap ini akan selesai ketika para anggota mulai berpikir bahwa dirinya
sendiri sebagai bagian dari sebuah kelompok.
2. Tahap mempeributkan (storming stage) adalah salah satu konflik
intrakelompok. Para anggota menerima keberadaan kelompok tetapi
menentang hambatan yang memaksakan pada individualitas. Ketika
tahap ini selesai, akan terdapat suatu hierarki kepemimpinan yang relatif
jelas di dalam kelompok.
3. Tahap menyusun norma (norming stage) ini selesai ketika struktur
kelompok mengeras dan kelompok telah berasimilasi serangkaian
ekspektasi umum mengenai apa yang mendefinisikan perilaku anggota
yang benar.
4. Tahap keempat adalah mengerjakan (performing). Struktur pada poin ini
sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah
dari mengenal dan memahami satu sama lain hingga mengerjakan tugas
yang ada.
5. Tahap membubarkan (adjourning stage). Adalah tahap untuk
mengakhiri kegiatan dan mempersiapkan diri untuk pembubaran
(Robbins dan Judge, 2019:180).
5
Kelompok V
MMPT UGM 2020
yang nampaknya tidak mengikuti model lima tahap yang biasanya. Kajian-
kajian mengindikasikan bahwa mereka memiliki urutan tindakan (atau
kelambanan) yang unik sendiri, yang menggunakan model kesetimbangan
berselang (Punctuated Equilibirium Model) Pertemuan pertama mereka
menetapkan arah kelompok, fase pertama aktivitas kelompok adalah salah
satu dan inersia, suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai
setengah dan waktu yang telah ditetapkan, transisi ini memprakarsai
perubahan besar, fase kedua dari inersia mengikutj transisi, dan pertemuan
terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan (Robbins dan
Judge, 2019:181).
C. Properti Kelompok
Kelompok kerja memiliki properti yang membentuk perilaku para anggota dan
membantu menjelaskan serta memprediksi perilaku individu didalam kelompok
seperti kinerja kelompok itu sendiri. Properti tersebut antara lain :
C.1. Peran
Peran adalah suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan yang
dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.
Ada berbagai macam instrumen peran dalam kelompok, antara lain :
1. Persepsi Peran (role perception) adalah suatu sudut pandang individu
mengenal bagaimana dia seharusnya bertindak dalam suatu situasi tertentu.
2. Ekspektasi Peran (role expectation) adalah bagaimana yang lainnya
meyakini seseorang akan bertindak dalam suatu situasi tertentu.
3. Konflik Peran (role conflict) adalah suatu situasi yang mana individu
diharapkan oleh ekspektasi peran yang berbeda-beda.
C.2. Norma
Norma adalah standar perilaku yang diterima didalam kelompok dari
berlaku diantara para anggota kelompok, yang meliputi :
1. Kepatuhan (conformity) adalah penyesuaian perilaku seseorang agar sejalan
dengan norma kelompok. Kelompok dapat memberikan tekanan yang kuat
kepada individu untuk mengubah tingkah laku dan perilaku mereka
sehingga sesuai dengan standar kelompok.
6
Kelompok V
MMPT UGM 2020
2. Perilaku menyimpang ditempat kerja (deviant workplace behavior) adalah
perilaku bersifat sukarela yang melanggar norma organisasi secara
signifikan dan, dengan demikian, dapat mengancam kesejahteraan
organisasi atau para anggotanya. Juga dinamakan perilaku antisosiak atau
ketidaksopanan ditempat kerja.
C.3. Status
Status adalah suatu posisi didefiniskan secara sosial atau peringkat yang
diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain.
Teori karakteristik status (status characteristics theory) adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan dalam karakteristik status akan
menciptakan hierarki status didalam kelompok.
Hal-hal yang menentukan status antara lain :
1. Kekuasaan seseorang yang dimilki atas orang lain.
2. Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan
kelompok.
3. Karakteristik pribadi individu.
C.4. Besaran
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok
dengan memperhatikan kemalasan sosial. Kemalasan sosial (social loafing)
adalah kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya
ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individu.
C.5. Kekompakan
Kekompakkan (cohesiveness) adalah keadaan yang mana para anggota
kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan dalam
kelompok. Kekompakan juga mempengaruhi produktivitas kelompok. Berbagai
riset menunjukkan bahwa hubungan antara kekompakan dan produktivitas
kelompok bergantung pada norma yang terkait kinerja kelompok.
7
Kelompok V
MMPT UGM 2020
C.6. Keragaman
Keragaman (diversity) adalah sejauh mana para anggota dari suatu
kelompok memiliki kesamaan, atau berbeda dari, satu sama lain. Lini kesalahan
(faultlines) adalah divisi yang dipandang yang membagi kelompok menjadi dua
atau lebih subkelompok yang didasarkan pada perbedaan indvidu, misalnya
jenis kelamin, ras, umur, pengalaman kerja, dan pendidikan.
8
Kelompok V
MMPT UGM 2020
para anggota kelompok. Keputusan kelompok mencerminkkan norma
pengambilan keputusan dominan yang berkembang selama pembahasan.
Apakah pergeseran dalam keputusan kelompok mengarah pada
kewaspadaan yang lebih tinggi atau lebih berisiko bergantung pada
norma sebelum pembahasan dominan. Keputusan kelompok
membebaskan tiap anggota dari akuntabilitas bagi pilihan terakhir
kelompok, sehingga posisi yang lebih ekstrem dapat diambil. Juga
cenderung bahwa orang-orang mengambil posisi yang ekstrem karena
mereka ingin mendemonstrasikan bagaimana berbedanya mereka dari
luar kelompok.
9
Kelompok V
MMPT UGM 2020
E. Konflik Kelompok
Konflik timbul dari ketidaksepakatan atas tujuan yang perlu dicapai atau
metode yang digunakan untuk mencapainya (Davis dan Newstrom,1985:200).
Tidak seluruh konflik menyebabkan kerugian, ada juga konflik yang merangsang
kemaslahatan. Salah satu maslahat yang dapat diambil adalah orang – orang akan
terangsang untuk mencari pendekatan demi memperoleh hasil yang lebih baik.
Manfaat lainnya dari konflik adalah masalah yang tadinya tersembunyi dapat
diangkat ke permukaan untuk ditanggulangi.
10
Kelompok V
MMPT UGM 2020
G. Tipe – Tipe Tim Kerja
Menurut Robbins dan Judge terdapat 4 Tim Kerja yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan secara luas kinerja, antara lain :
1. Tim Kerja Penyelesai Masalah. Merupakan kelompok–kelompok yang terdiri
dari 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama
beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan
kualitas, efesiensi, dan lingkungan kerja.
2. Tim Kerja Yang Mengelola Diri Sendiri. Merupakan sebuah tim yang benar
benar otonom yang tidak hanya bisa menyelesaikan berbagai masalah, tetapi
juga mengimplementasikan berbagai solusi–solusi dan bertanggung jawab
penuh atas hasil–hasilnya.
3. Tim Kerja Lintas Fungsional. Merupakan karyawan yang berasal dari tingkat
hirarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagi bidang pekerjaan yang
berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas.
4. Tim Kerja Virtual. Merupakan yang menggunakan teknologi komputer untuk
menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisk guna mencapai tujuan
bersama.
H. Tim Efektif
Tim efektif kerap juga diistilahkan sebagai keefektifan grup (group
effectiveness). Tim efektif adalah kapasitas sebuah tim untuk menyelesaikan atau
11
Kelompok V
MMPT UGM 2020
meraih sasaran 9 yang diatur oleh seorang personil yang ditunjuk dalam suatu
organisasi. Evaluasi bagaimana sebuah tim itu efektif diperoleh dengan bantuan
berbagai komponen dan diturunkan dari teori dan penelitian yang melahirkan
deskripsi tentang sifat multifaset dari keefektifan sebuah tim (Pusbindiklat LIPI,
2019). Menurut Hackman (2005 :269), keefektifan tim atau grup dapat
didefinisikan berdasarkan tiga kriteria:
1. Luaran atau Output Luaran akhir dari yang dihasilkan oleh sebuah tim harus
memenuhi atau melampaui standar kunci dalam organisasi.
2. Proses sosial yang terjadi di dalam tim saat para anggota saling berinteraksi
harus dapat meningkatkan atau paling tidak mempertahankan kemampuan
grup atau tim untuk bekerja sama ke depannya.
3. Pembelajaran atau Learning Pengalaman bekerja dalam lingkungan tim harus
dapat memuaskan, dan bukannya memperburuk, kebutuhan personal individu
di dalam tim. Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektvitasnya dengan
dengan fokus pada 5 kunci utama yakni: Goals (tujuan), Procedures
(Prosedur), Relationships (Hubungan), dan Leadership (kepemimpinan). Tim
yang efektif selalu sadar (awareness) dan responsif (rensponsive) terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal mereka.
Menurut Robbins dan Judge (2019:211) Ada 3 hal yang mempengaruhi
efektifitasan sebuah tim, yakni secara konteks, komposisi dan proses.
1. Komposisi Dari Tim. Adalah kemampuan dari anggota tim, kepribadian dari
masing-masing anggota tim, keberagaman karakter dari anggota tim, ukuran
dari tim (jumlah anggota yang ada dalam tim), fleksibilitas dari anggota tim,
dan kerangka referensi dari anggota tim. Semakin baiknya kemampuan dari
masing-masing anggota tim, tentu secara teori akan semakin meningkatkan
keberhasilan dari sebuah tim. Hal ini tentu juga tergantung dari chemistry
yang dimiliki oleh sesama anggota tim dengan memperhatikan kepribadian
dan keberagaman anggota tim. Tingkat keberagaman anggota tim dapat
dijaga pada tingkat maksimal yang memungkinkan terciptanya efektivitas
dari sebuah tim. Ukuran tim juga demikian, harus disesuaikan dengan tujuan
dari tim. Fleksibilitas dan kerangka referensi dapat mempengaruhi pola
interaksi dan chemistry yang ada di dalam tim.
2. Konteks Dari Tim. Adalah seberapa memadainya sumber daya yang
dimiliki oleh tim tersebut, gaya kepemimpinan dan struktur organisasi dalam
12
Kelompok V
MMPT UGM 2020
tim, iklim kepercayaan yang ada dalam satu tim, evaluasi kinerja dan sistem
penghargaan. Semakin lengkap atau memadainya sumber daya tim akan
mempengaruhi tingkat efektivitas dari tim, dengan catatan sumber daya
tersebut dimaksimalisasi secara optimal. Gaya kepemimpinan dan struktur
organisasi juga akan mempengaruhi pola interaksi dan cara-cara pekerjaan
dilakukan oleh tim. Evaluasi kinerja dan sistem penghargaan juga
mempengaruhi motivasi dalam bekerja pada masing-masing anggota tim.
Sedangkan iklim kepercayaan juga akan mempengaruhi interaksi dalam
bekerja.
3. Proses Kerja Tim. Adalah adanya tujuan bersama yang spesifik, tingkat
efficacy dari sebuah tim, konflik yang terjadi didalam tim yang terjadi antara
anggota serta tingkat motivasi dan usaha bekerja secara tim dengan tujuan
memaksimalkan tujuan dari sebuah tim.
Dari 2 pendapat ahli diatas dapat kita telaah bahwa Tim Efektif terbentuk
karena faktor – faktor yang dapat kita intervensi terutama pada level pimpinan
manajerial. Dimana kewenangan dan kekuatan untuk mengatur sebuah tim
didasari pada tujuan tim tersebut terbentuk. Salah satu faktor yang paling
penting adalah proses kerja yang sebagaimana disampaikan oleh para ahli sangat
berpengaruh terhadap keefektifitasan sebuah tim bekerja didalam organisasi.
13
Kelompok V
MMPT UGM 2020
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah
Kelompok didefinisikan sebagai dua individul atau lebih, yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok sendiri dibagi menjadi 2, yaitu kelompok formal yang
merupakan suatu kelompok kerja yang ditetapkan dan didefinisikan oleh struktur
organisasi dan kelompok informal dan kelompok informal yang merupakan suatu
kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal ataupun organisasional.
Dalam perilaku kelompok terdapat teori identitas sosial yang
menerangkan bahwa orang-orang memiliki reaksi emosional pada kegagalan atau
keberhasilan dari kelompok mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam
kinerja kelompok. Beberapa karateristik yang membuat identitas sosial menjadi
penting antara lain, kesamaan, keunikan, status dan penurunan tidak pasti.
Kelompok tersebut melewati tahapan untuk berkembang dan berevolusi, 2 macam
model pengembangan kelompok yaitu model 5 tahap yang secara sederhana
kelompok dibentuk melalui proses pembelajaran dan reunifikasi. Sedangkan model
kedua adalah model kesetimbangan berselang yang didasari pada suatu rangkaian
fase yang mana kelompok bersifat sementara bergerak melaluinya yang melibatkan
transisi antara kelambanan dengan aktivitas.
Kelompok Kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota yang
bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Sedangkan Tim Kerja adalah kelompok yang
memiliki upaya individu yang menghasilkan kinerja yang lebih besar daripada jumlah
input individu. Dengan demikian kita dapat menyatakan bahwa tim kerja merupakan
bagian dari kelompok kerja, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiolis) pada
interaksi antar anggota. Sehingga untuk membentuk tim kerja yang efektif perlu
dilakukan langkah – langkah penelaahan sebuah kelompok yang akan menjadi embrio
sebuah tim kerja yang efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
14
Kelompok V
MMPT UGM 2020
3.2. Saran
1. Perlu adanya analisa kelompok dan perilaku kelompok dengan penelitian yang
lebih up to date sesuai dengan perkembangan zaman terutama dalam era revolusi
industry 4.0 dimana berjalannya organisasi sangat bergantung pada teknologi.
Mengingat setiap individu dituntut untuk mengikuti pembangunan digital sehingga
berpengaruh terhadap perilaku individu yang tentu saja berdampak pada perubahan
perilaku kelompok.
2. Mengacu pada saran poin 1, penelaahan mengenai terbentuknya tim yang efektif
seyogyanya mempertimbangkan faktor perkembangan teknologi, termasuk
berbagai teori terbentuknya kelompok dan terbentuknya tim kerja yang efektif.
Sehingga dimungkinkan muncul teori – teori baru sebagai antithesis teori yang
sudah ada, atau mungkin menguatkan sintesis teori yang sudah ada.
15
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR PUSTAKA
Keith Davis dan John W. Newstrom.1985. Perilaku dalam Organisasi :Human Behaviour at
Work Edisi ke 7. Jakarta : Erlangga.
Robbins, S. P dan Timothy.A. J. 2012. Organizational Bahavior. 15th ed. Global ed. New
Jarsey: Mc Graw.Hill
“3 Hal Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja Tim” Fakhrurroji Hasan.15 April 2016.
https://Thebusinessperspectiveblog.Wordpress.Com/2016/04/15/3-Hal-Yang-Mempengaruhi-
Efektivitas-Kerja-Tim/
16
Kelompok V
MMPT UGM 2020
DAFTAR PERTANYAAN
KELOMPOK V
17
Kelompok V
MMPT UGM 2020