Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

PERILAKU ORGANISASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANNISA AULIARAHMA

NIM : 2017310131

KELAS : XB

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UMJ

SEMESTER GENAP 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan
makalah tentang konsep “Memahami Kerja Tim”. Terima kasih penulis sampaikan kepada
pihak-pihak terkait terutama kepada dosen pengampu mata perkuliahan Perilaku Organinasi
yaitu bapak M. Yusuf, SE., MM. yang telah memberikan bimbingan kepada kami.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perilaku Keorganisasian. Saya juga menyadari sepenuhnya di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan di buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya dan pembacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Atas segala
perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 30 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 5

1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6

2.1 PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN TIM .............................................. 6

2.2 TIPE TIM ................................................................................................................ 7

2.3 MENCIPTAKAN TIM-TIM YANG EFEKTIF ..................................................... 8

2.4 MENGUBAH INDIVIDU MENJADI PEMAIN TIM ........................................... 9

BAB III .............................................................................................................................. 11

PENUTUP .......................................................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.
Teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim.
Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara
kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat
sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu
ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk
saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik,memberikan
dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap
kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah
team work akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu
sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung
jawab dalam keorganisasian.

Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta keterampilan,


sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif. Tim boleh jadi
merupakan kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat
temporer yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Bentuk tim yang
dianggap paling maju adalah “self-directed”, karenanya tim semacam ini kurang
memerlukan pengawasan, dan memiliki otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-
tugasnya. Agar tim bisa bekerja secara efektif dalam mengembangkan
motivasi, kedekatan, dan produktivitas, banyak organisasi yang memandang
pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah perbedaan kelompok dengan tim?


2. Apakah lima tipe dari tim?
3. Apakah faktor yang menentukan tim efektif atau tidak?
4. Bagaimana organisasi dapat menciptakan tim?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami perbedaan kelompok dan tim
2. Untuk mengetahui tipe dari tim
3. Untuk memahami faktor dari tim efektif
4. Untuk mengetahui organisasi dalama menciptakan tim

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN TIM


Kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi
informasi dan mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota yang bekerja di
dalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan atau peluang untuk terlibat dalam kerja
kolektif yang memerlukan usaha gabungan. Tidak terdapat sinergi yang positif yang dapat
menciptakan keseluruhan level kinerja yang lebih besar daripada jumlah inputnya.

Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individu akan menghasilkan level kinerja yang lebih besar daripada jumlah input individu
tersebut. Dalam kelompok atau tim kerja akan diminta untuk menghasilkan gagasan,
mengumpulkan sumber daya, atau mengoordinasikan logistic seperti misalnya jadwal
kerja; namun bagi kelompok kerja, upaya ini akan terbatas pada pengumpulan informasi
bagi para pengambil keputusan di luar kelompok (bukan ditindaklanjuti oleh tim.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tim kerja merupakan bagian dari
kelompok kerja, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiosis) pada interaksi antar
anggota. Perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja harus dipertahankan bahkan
ketika istilah yang disebutkan dipertukarkan dalam konteks yang berbeda.

Kelompok Kerja Tim Kerja

Berbagi informasi Tujuan Kinerja kolektif


Netral (terkadang negative) Sinergi Positif
Individual Akuntabilitas Individual & mutual
Acak dan bervariasi Keterampilan Saling melengkapi

6
2.2 TIPE TIM

1. Tim Pemecahan Permasalahan


Biasanya terdiri atas 5 hingga 12 karyawan per jam dari departemen yang sama
yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas cara meningkatkan
kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Jarang memiliki otoritas untuk
mengimplementasikan secara sepihak beberapa dari saran. Tim pemecahan
permasalahan ini untuk menemukan cara-cara agar dapat mengurangi jumlah hari yang
diperlukan untuk membuka akun pengelolaan dana yang baru. Dengan menyarankan
untuk memangkas jumlah, maka tim dapat menurunkan rata-rata jumlah hari dari 15
menjadi 8.

2. Tim Kerja yang Dikelola Sendiri


Kelompok para karyawan mengerjakan yang sangat terkait dengan pekerjaan
yang saling tergantung dan mengambil banyak tanggung jawab supervisor. Tugas-tugas
ini adalah merencanakan dan menjadwalkan kerja, memberi tugas kepada para anggota,
mengambil keputusan operasional, mengambil tindakan atas permasalahan, serta
bekerja dengan para pemasok dan konsumen. Sepenuhnya tim ini memilih para
anggotanya untuk saling mengevaluasi kinerja satu sama lain.
Riset mengenai kefektivitas tim kerja yang dikelola sendiri tidak merata positif.
Ketika perselisihan timbul, para anggota berhenti bekerja sama dan perebutan
kekuasaan terjadi, mengarah pada kinerja kelompok yang lebih rendah. Naum, ketika
para anggota merasa yakin bahwa mereka dapat berbicara tanpa merasa dipermalukan,
ditolak, atau dihukum oleh para anggota tim lainnya, mereka merasa aman secara
psikologis, maka konflik akan mendatangkan manfaat dan mendorong kinerja.
Dengan demikian bahwa bagi tim yang dikelola sendiri akan menguntungkan,
jika jumlah faktor situasional berada pada tempatnya.

3. Tim Fungsional Silang


Tim fungsional silang merupakan suatu sarana efektif yang memungkinkan
orang-orang dari area yang beragam di dalam atau bahkan di antara organisasi untuk
saling bertukar informasi, mengembangkan gagasan-gagasan baru, memecahkan
permasalahan, dan mengoordinasikan proyek-proyek yang rumit. Para karyawan dari
level hierarki yang kira-kira sama, tetapi dari area kerja yang berbeda, yang datang

7
Bersama-sama untuk menyelesaikan tugas. Tahap awal perkembangannya sering kali
lama, sebagaimana para anggota akan mempelajari keragaman dan kerumitan.
Memerlukan waktu untuk membangun kepercayaan dan kerja tim, terutama di antara
orang-orang dari latar belakang yang bervariasi dengan pengalaman dan sudut pandang
berbeda.

4. Tim Virtual
Tim virtual menggunakan teknologi computer untuk mempersatukan secara
fisik anggota yang tersebar dan mencapai tujuan umum. Berkolaborasi secara online
dengan menggunakan link komunikasi seperti jaringan area luas, videoconference,
atau e-mail yang mengindentifikasikan bahwa berbeda ruangan atau terpisah
antarbenua. Tim virtual sangat luas dan teknologi telah mengalami kemajuan sejauh
ini, hampir seluruh tim saat ini yang melakukan setidaknya beberapa dari pekerjaan
dengan jarak jauh. Agar tim virtual menjadi efektif, manajemen harus memperhatikan
bahwa;
1) Kpercayaan tercipta di antara para anggota
2) Perkembangan tim dimonitor dengan teliti
3) Upaya dan produk tim dipublikasikan di seluruh organisasi

5. Sistem Multitim
Sistem multitim ini suatu pengumpulan dua atau lebih tim yang saling
bergantung dan berbagi tujuan dari atasan. Semakin tugas menjadi lebih rumit, maka
tim sering kali menjadi lebih besar. Kenaikan dalam besaran tim disertai dengan
tuntutan koordinasi yang lebih tinggi, menciptakan titik jungkit yang mana tambahan
dari anggota lainnya lebih berbahaya daripada kebaikan. Untuk memecahkan
permasalahan ini maka dibutuhkan sistem multitim. Salah satu kajian memperlihatkan
bahwa sistem multitim bekerja dengan lebih baik ketika memiliki “penjaga kunci
perbatasan” yang bertugas mengkoordinasi dengan para anggota dari subtim lainnya.

2.3 MENCIPTAKAN TIM-TIM YANG EFEKTIF


Dalam mempertimbangkan model efektivitas tim. Pertama, tim-tim berbeda dalam
bentuk dan struktur. Model berupaya untuk menggeneralisasikan seluruh varietas tim.
Kedua, model mengasumsikan kerja tim lebih disukai daripada kerja secara individu.

8
Menciptakan tim yang “efektif” ketika para individu dapat melakukan pekerjaan dengan
lebih baik seperti memecahkan permasalahan yang salah dengan sempurna.
Mengatur komponen utama dati tim yang efektif ke dalam tiga kategori umum. Pertama
adalah sumber daya dan pengaruh Kontekstual lainnya yang membuat tim menjadi efektif.
Kedua terkait dengan komposisi tim, Ketiga variable proses adalah peristiwa di dalam tim
yang memengaruhi efektivitas. Hal inoi telahtermasuk dalam ukuran objektif dari
produktivitas tim, peringkat dari para manajer atas kinerja tim, dan ukuran kepuasan
anggota secara menyeluruh.

Konteks:
• Sumber daya yang memadai
• Kepemimpinan dan struktur
• Iklim kepercayaan
• Evaluasi kinerja dan sistem
pemberian imbalan

Komposisi:
• Kemampuan dari para anggota
• Kepribadian
• Mengalokasikan aturan Efektivitas Tim
• Keragaman
• Besaran tim
• Fleksibilitas anggota
• Pilihan anggota

Proses:
• Tujuan umum
• Tujuan spesifik
• Keberhasilan tim
• Level konflik
• Kemalasan sosial

2.4 MENGUBAH INDIVIDU MENJADI PEMAIN TIM


➢ Pemilihan: Merekrut Para Pemain Tim
Beberapa orang telah memiliki keahlian interpersonal untuk menjadi para
pemain tim yang efektif. Ketika ingin merekrut, pastikan para kandidat dapat
memenuhi peranan tim mereka sejalan dengan persyaratan teknis.
Ketika berhadapan dengan para kandidat yang pekerjaan kurang terampil dalam tim,
para manajer biasanya memiliki opsi. Yaitu, jika ingin merekrut, tugaskan pada tugas
atau posisi yang tidak memerlukan kerja tim. Jika tidak dapat dikerjakan dengan

9
mudah maka para kandidat akan mengikuti pelatihan untuk menjadikan ke dalam
pemain tim.
➢ Pelatihan: Menciptakan Para Pemain Tim
Seminar membantu para pekerja untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
permasalahan, komunikasi, negoisasi, manajemen, konflik, dan pelatihan. Contoh,
bahwa untuk mencapaikeberhasilan tim penjualan diperlukan jauh lebih banyak
daripada mengoperasionalkan tenaga penjualan yang memiliki kemampuan yang
tinggi. Manajemen harus menitikberatkan upaya kerasnya untuk membangun tim.
Mengembangkan tim yang efektif tidak bisa dilakukan seketika, memerlukan waktu
dan proses.

➢ Pemberian Imbalan: Menyediakan Insentif agar Menjadi Seorang Pemain Tim


yang Baik
Whole Foods mengarahkan sebagian besar sistem imbalannya yang didasarkan
pada kinerja mengarah pada kinerja tim. Sebagai hasilnya, tim-tim memilih para
anggota baru dengan hati-hati sehingga mereka akan memberikan kontribusi bagi
efektivitas tim. Hal yang terbaik untuk menetapkan suatu isyarat untuk bekerja sama
sesegera mungkin selama kelangsungan hidup tim. Tim yang beralih dari sistem yang
kompetitif menjadi sistem bekerja sama tidak dengan segera berbagi informasi, dan
mereka masih cenderung untuk terburu-buru, mengambil keputusan yang berkualitas
buruk.
Promosi, kenaikangaji, dan bentuk penghargaan lainnya harus diberikan kepada
para individu yang telah bekerja dengan efektif sebagai para anggota tim dengan
melatih para kolega yang baru, berbagi informasi, membantu menyelesaikan konflik
dalam tim, dan menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan.
Dan, jangan melupakan imbalan secara intrinsic, seperti persahabatan, yang
mana para karyawan dapat memperolehnya dari kerja tim. Sangat menarik menjadi
bagian dari tim yang berhasil. Peluang bagi pengembangan pribadi diri sendiri
maupun rekan satu tim dapat menjadi pengalaman yang sangat memuaskan dan sangat
berharga.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Memahami Tim Kerja” maka pada
bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian
pustaka dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam makalah ini. Dari hasil
pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.
Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim
memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan
kinerja yang sama.

2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk
mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota
berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya.

3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim pemecah masalah, Tim kerja pengelola diri, Tim
lintas fungsional dan Tim Virtual.

4. Ciri –ciri tim yang efektif apabila : memiliki tujuan yang sama, antusiasme yang
tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, Resolusi konflik,
Shared power, keahlian, dan Evaluasi.

5. Dan komponen-komponen keefektivitas dalam tim

11
DAFTAR PUSAKA

Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi (Organizational Behavior),


Edisi 16, Penerbit : Salemba Empat, 2017

12

Anda mungkin juga menyukai